Professional Documents
Culture Documents
Kel 2 BPRS
Kel 2 BPRS
Disusun Oleh
Kelompok 2
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Bismillahiirahmanirrahim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Ta’ala atas limpahan berkah, rahmat,
dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini dengan baik,
sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Baginda Muhammad Shalallahu A’laihi Wasallam. Yang telah menjadi suri
teladan bagi umat di seluruh alam.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah..............................................3
B. Konsep Bank Pembiayaan Rakyat Syariah...................................................5
C. Aqad Dan Sistem Pengembangan Produk Bank Syariah..............................7
1. Prinsip Bagi Hasil/Mudharabah..............................................................8
2. Prinsip Syarikah/Musyarakah............................................................... 11
3. Prinsip Jual Beli ( Murabahah)............................................................. 12
4. Prinsip al-Wadiah (Simpanan/Titipan)................................................. 16
5. Prinsip Sewa (ijarah).............................................................................17
6. Produk BPR Syariah: Al Hawalah........................................................18
BAB III KESIMPULAN........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Elsahada Zachray, “Potensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Dalam
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2010-2016”, Dalam Skripsi, (Jakarta:
FEBI UIN Syarif Hidayatullah, 2017)
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bertugas memberikan nasihat dan saran kepada serta mengawasi kegiatan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) agar selalu sesuai dengan prinsip
syariah.2
Menurut pasal 2 PBI No. 6/24/PBI/2004, Bentuk hukum suatu bank
dapat berupa perseroan terbatas, koperasi, atau perusahaan daerah. Pasal 3
menjelaskan, bahwa bank hanya dapat didirikan dengan izin Bank
Indonesia dalam dua tahap :
1. Persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan
pendirian bank.
2. Izin usaha, yaitu yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan
usaha bank setelah persiapan pendirian bankl selesai dilakukan.
3. Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip tersebut, pada
Bank Islam dan BPRS harus memenuhi berbagai persyaratan
administrasi yang yang cukup ketat, antara lain harus menyerahkan
dokumen-dokumen berikut ini :
a. Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk rancangan
anggaran dasar.
b. Data kepemilikan.
c. Daftar calon anggota direksi, dewan komisaris, dan Dewan
Pengawas Syariah.
d. Rencana susunan dan struktur organisasi, serta personalita.
e. Rencana kerja (business plan) untuk tahun pertama.
f. Rencana strategis jangka menengah dan panjang (corporate
plan).
g. Pedoman manajemen risiko, rencana sistem pengendalian intern,
rencana sistem teknologi informasi yang digunakan, dan skala
kewenangan.
h. Sistem dan prosedur kerja
2
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang: Empat Dua, 2016), h.
89.
4
i. Bukti setoran modal sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh
perseratus) dari modal disetor.
j. Surat pernyataan dari calon pemegang saham bagi bank yang
berbentuk hukum perseroan terbatas / perusahaan daerah atau
dari calon anggota bagi bank yang berbentuk hukum koperasi,
bahwa setoran modal tersebut :
1) Tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam
bentuk apapun dari bank atau pihak lain.
2) Tidak berasal dari sumber dana yang diharamkan menurut
prinsip syariah termasuk dari/dan/untuk tujuan pencucian
uang (money laundering).3
3
Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 66-67.
5
sosialisasi/penelitian kepada usaha-usaha berskala kecil yang perlu
dibantu tambahan modal, sehingga memiliki prospek bisnis yang baik.
b. BPRS memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uangnya jangka
pendek dengan mengutamakan usaha skala menengah dan kecil.
c. BPRS mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat
kompetitifnya produk yang akan diberi pembiayaan.4
2. Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah menurut Pasal 21
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat
1) Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
2) Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk :
1) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau
musyarakah.
2) Pembiayaan berdasarkan akad mudharabah, salam atau istishna.
3) Pembiayaan berdasarkan akad qardh.
4) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik.
5) Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah.
c. Menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk :
1) Titipan berdasarkan akad wadi’ah.
2) Investasi berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
4
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang: Empat Dua, 2016), h.
90
6
d. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional,
dan UUS.
e. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah
lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan
Bank Indonesia.
3. Pelarangan untuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, maka
BPR Syariah dilarang :
a. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah.
b. Menerima simpanan berupa Giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
c. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran
uang asing dengan izin Bank Indonesia.
d. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen
pemasaran produk asuransi syariah.
e. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk
untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah, dan
f. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha.5
5
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga ..., h. 92.
7
1. Prinsip Bagi Hasil/Mudharabah
6
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang: Empat Dua, 2016), h.
92-93
8
2) Membiayai nasabah yang telah diketahui kredibilitas dan
bonafiditasnya serta diharapkan usaha yang dikelolanya cukup
feasible dan profitable
c. Aspek Teknis
Dalam melaksanakan pembiayaan mudharabah, langkah-
langkah yang harus diperhatikan dapat dibedakan ke dalam
pembiayaan usaha dan pembiayaan proyek.
1) Pembiayaan Badan Usaha
a) Identifikasi proyek atau bisnis yang akan dibiayaai
b) Melakukan feasibility study dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana profitabilitas dan kelayakan usaha
c) Melakukan persiapan-persiapan dari segi legal
d) Menunjuk anggota-anggota direksi yang akan mengelola
jalannya perusahaan 7
2) Pembiayaan Proyek/Kontrak
a) Pembiayaan usaha atau kontrak yang timbul manakala
nasabah membutuhkan dana di muka untuk modal kerja
proyek yang telah didapatnya
b) Keberhasilan pembiayaan ini sangat tergantung kepada
kinerja nasabah dalam menjalankan usaha dengan kontrak
dan kemampuannya untuk membayar tepat pada waktunya
c) Melakukan analisa kredit dan evaluasi terhadap proposal
yang diajukan
d) Menerbitkan offering letter manakala proposal telah
disetujui dan diutarakan pula di dalam nya syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam rangka
mendapatkan kan mendapatkan fasilitas pembiayaan.
7
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga..., h. 93
9
d. Syarat-syarat Permohonan Pembiayaan
Syarat-syarat kelayakan:
1) Nasabah harus memiliki status kelayakan hukum untuk
melakukan kontrak
a) Berumur minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun
b) Berakal sehat
c) Tidak dalam keadaan bangkrut
d) Dalam hal nasabah adalah sebuah PT atau badan usaha
maka badan usaha tersebut haruslah sesuai dengan syariah
baik secara organisasi maupun segenap aktivitasnya.
2) Kemampuan membayar
a) Dari segi usaha, kemampuan untuk melakukan pembayaran
sangat tergantung kepada faktor-faktor yang memengaruhi
volume penjualan, harga jual, biaya, dan pengeluaran. Hal
ini semua tergantung kepada kualitas produk dan layanan,
efektifitas tenaga kerja, harga dan tersedianya bahan baku
serta kualitas manajemen.
b) Mengingat kemampuan membayar merupakan pendapatan
dari hasil usaha yang didapatkan dari nasabah, bank harus
sampai kepada suatu keyakinan bahwa berdasarkan usaha
tersebut nasabah dapat memenuhi kewajiban finansialnya.
c) Integritas nasabah yang baik.
d) Nasabah yang bersangkutan haruslah pemegang rekening di
BPR Syariah, baik tabungan, deposito minimal dalam waktu
enam bulan terakhir. Jumlah yang tersimpan hendaklah
memadai sesuai dengan besarnya pembiayaan yang di
nikmatinya. Unruk individu dan perusahaan yang
mempunyai reputasi yang baik dapat dikecualikan dari
syariat ini.8
8
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga..., h.94
10
e. Margin Pembiayaan
1) Nisbah bagi hasil antara nasabah dan BPR Syarih harus
ditetapkan sebelum penanatanganan pembiayaan, nisbah dapat
ditentukan seperti 70:30, 60:40 atau berapasaja sesuai dengan
kesepakatan bersama.
2) BPR Syariah dalam menentukan besarnya nisbah bagi hasil
yang akan diterimanya hedaklah memperhitungkan besar biaya
dana (keuntungan bagi hasil untuk deposan dan penabungan)
serta biaya operasional bank lainnya.
3) Dalam menentukan jumlah keuntungan yang akan dibagikan
seandainnya perjanjian merupakan kerja sama murni dalam
bentuk proyek , maka hendaklah mempergnakan perhitungan
keuntungan sebelum dikenakan pajak. Sandainya nasabah
merupakan suatu PT, maka kebiaksanaan perusahaan dalam
membagikan deviden hendaklah dijadikan sebagai salah satu
pertimbangan.
f. Agunan
1) Secara prinsip, dalm konsep mudharabah, tidak ada jaminan
yang diambil sebagai agunan
2) Jaminan dapat diambil untuk menjaga agar nasabah benar-benar
melaksanakan usaha dengan baik. Jaminan baru dapat dicairkan
setelah terbukti bahwa nasabah benar-benar menyalahi
persetujuan yang menjadi sebab utama kerugian.
2. Prinsip Syarikah/Musyarakah
a. pembiayaan proyek
11
nasabah mengembalikan dana tersebut bersam bagi hasil yang telah
disepakati untuk bank.
b. Modal Ventura
Pada lembaga keuangan khusus yang boleh melakukan investasi
dalam kepemilikan perusahaan, Musyarakah diterapkan dalam skema
modal venura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu
tertentu dan setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian
sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.
Sebagai contoh Syarikah diterapkan dalam:
1) Perseroan terbatas (PT) atau limited Company, dimana bank,
koperasi, leasing merupakan bentuk-bentuk dari padanya.
2) Usaha-usaha patungan /joint Venture/
3) penyertaan saham atau modal Equity Participation
4) pembiayaan proyek khusus special investement, hal ini dapat
dilakukan antara lembaga keuangan degan nasabah.
5) Pembiayaan proyek atau usaha secara kredit, dimana pihak-
pihak terkait secara berangsur mengembalikan kredit tersebut
dan sebagai konsekuensinya bankmundur secara teratur. Usaha
ini dinamakan decreasing participation atau Musyarakah
mutanaqisah.
9
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga..., h. 96
12
c. Nasabah dapat pula meminta BPR syariah untuk membiayai stok dan
persediaan mereka . Keperluan pembiayan mereka ditentukan
besarnya stok dan persediannya. Pembiayaan juga meliputi biaya
bahan mentah, Tenaga kerja dan overhead.
d. Nasabah yang telah mendapatkan kontrak, Baik kontrak kerja
maupun kontrak pemasukan barang dapat pula meminta pembayaran
dari bank. Bank dpat membiayai keperluan ini dengan prinsip
murabahah dan untuk itu bank dapat meminta surat perintah kerja
(SPK) dari nasabah yang bersangkutan.
a. Aspek Teknis
Dengan prinsip murabahah, BPR syariah akan membeli
barang/jasa lalu menjualnya kepada nasabahnya dengan mengambil
margin keuntungan. BPR syariah memberikan waktu tangguh bayar
kepada nsabahnya selama 30 hari,60 hari, 90 hari atau jangka waktu
lain yang disepakati bersama.
b. Outright Purchase
1) BPR syariah menunjuk nasabahnya sebagai agen pembelian
barang dimaksud atas nama bank dan bank membayar harga beli
hanya sah bila dilengkapi invoice, Draft/bill,Convirmed delivery
order atau dokumen-dokumen sejenis. BPR syariah harus
memastikan bahwa :
a) Daft/bill tidak boleh kadaluwarsa(biasanya tidak lebih dari
14 hari setelah tanggal tulis)
2) BPR syariah selanjutnya menjual barang ke nasabahnya pada
harga yang telah disepakati bersama, Yaitu harga pembelian
ditambah margin kenutungan, Dan menerbitkan suatu
murabahah note bernomilan sebesar harga jual untuk dilunasi
dengan tangguh tempo 30 hari, 60 hari, 90 hari, atau jangka
waktu lain yang disepakati bersama.
13
3) Pada saat murabahah note jatuh tempo, Nasabah membayar bank
dengan mendebit rekening di bank yang bersangkutan.10
10
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga..., h. 96-97
14
5) Hasil pembayaran kontrak dibayarkan kepada BPR syariah dan
digunakan untuk melunasi kepada BPR syariah. JIka ada
kelebihan, Bank mngembalikannya kepada nasabah.11
e. Tern Of Condition
Semua permohonan untuk murabahah harus memenuhi tern of
condition sebagai berikut :
Syarat pengajuan permohonan :
1) Indivudu
a) Minimal berusia 21 tahun
b) Berakal sehat
c) Tidak dalam keadaan pailit
d) Mempunyai intergeritas diri yang baik
2) Perusahaan
Badan hukum yang tidak bertentangan dengan syariah lebih
disukai bila pemohon mempunyai rekening bank di BPR syariah
atau bank syariah dari cabang-cabangnya.
3) Margin pembiayaan
BPR syariah dapat menyediakan pembiayaan sampai dengan
100% berdasarkan biaya barang yang akan di beli atau biaya
kontrak yang didapat nasabah.
4) Penetapan Harga
Harga jual kepada nasabah adalah harga beli ditambah margin
keuntungan BPR syariah. Margin keuntungan akan ditentukan BPR
syariah dari waktu kewaktu. Harga jual dapat ditentukan oleh BPR
syariah pada saat permohonan pembiayaan disetujui atau pada saat
setiap kali mencairkan dana pembiayaan (untuk modal kerja)
11
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga..., h. 97-98
15
5) Jangka waktu pengembalian
Waktu pengembalian setiap pembiayaan murabahah tidak
kurang dari 30 hari dan tidak lebih dari 1 tahun. Waktu kurang dari
1bulan dianggap 1 bulan.
6) Cara Pengembalian
Pada saat jatuh tempo, Nasabah memberikan wewenang
kepada BPR syariah untuk mendebit kewajibannya dari rekening
bank.
7) Agunan
Selai dari agunan barang yang mendapat pembiayaan, Bank
jika dirasa perlu untuk dapat meminta agunan atau garansi. Jenis
dan nilainya akan ditentukan oleh bank pada saat menyetujui
permohonan pembiayaan.12
12
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang: Empat Dua, 2016), h.
98-99
16
c. Penarikan tidak dibatasi, berapa saja dan kapan saja.
d. Tipe rekening; rekening perorangan, rekening pemilik tunggal,
rekening bersama organisasi atau perkumpulan yang tidak
berbadan hukum, rekening perwakilan, rekening jaminan (untuk
menjamin pembiayaan).
e. Pembayaran bonus (hibah) dilakukan dengan cara
mengkreditkan rekening tabungan.13
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna barang atau jasa, melalui
pembayaran upah, sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
atas barang itu sendiri. Adapun aplikasi produk dengan prinsip ijarah
pada BPR Syariah adalah ijarah Muntahiya Bit Tamlik (IMBT). IMBT
adalah produk pembiayaan BPR Syariah berdasarkan akad sewa-
menyewa terdiri dari sewa murni dan sewa yang diakhiri dengan
pemindahan hak kepemilikan atau dikenal dengan ijarah Muntahiya Bit
Tamlik.
13
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang: Empat Dua, 2016), h.
99
17
6) Barang diserahterimakan dari pemilik barang kepada BPR
Syariah;
10) Pada akhir periode, dilakukan jual beli antara BPR Syariah dan
nasabah.
2) Asuransi jiwa;
14
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang: Empat Dua, 2016), h.
99
18
produk. Produk-produk tersebut berkaitan dengan jasa yang diberikan
Bank Syari’ah pada nasabah ( fee based service) yaitu Al-Hawalah, Al-
Hawalah adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya. Misalnya : factoring15
15
Jeni susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang: Empat Dua, 2016), h.
101
19
BAB III
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Susyanti, Jeni. Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah. Malang: Empat Dua.
2016.
Wirdyaningsih. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana. 2005.
SKRIPSI
Zachray, Elsahada. “Potensi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Dalam
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2010-2016”.
Dalam Skripsi. Jakarta: FEBI UIN Syarif Hidayatullah. 2017.
21