You are on page 1of 16

TEORI PROBABILITA

KONSEP PROBABILITA
Dalam kehidupan sehari-hari orang selalu dihadapkan
dengan masalah-masalah ketidakpastian.

Misalnya:
1. pengusaha dihadapkan pada masalah berhasil atau
tidaknya usaha yang dilakukan.
2. Mahasiswa dihadapkan pada masalah lulus tidaknya
dalam menempuh ujian

Masalah-masalah ketidakpastian tersebut dicoba


untuk dapat diukur/dikuantifisir dengan suatu konsep
probabilita (probability, kemungkinan, kebolehjadian)
KONSEP PROBABILITA
• Probabilita (P) dinyatakan dalam angka 0 ~ 1

• Probabilita (P) = 0
artinya suatu peristiwa atau kejadian mempunyai
kemungkinan terjadi 0% (peristiwa yang tidak mungkin
terjadi)

• Probabilita (P) = 1
artinya suatu peristiwa atau kejadian mempunyai
kemungkinan terjadi 100% (peristiwa yang pasti terjadi)
PENGERTIAN PROBABILITA
❑ Pengertian probabilita (pendekatan klasik
/matematik) probabilita suatu peristiwa misalnya
peristiwa A adalah hasil bagi antara jumlah
peristiwa A yang mungkin terjadi dengan jumlah
semua peristiwa yang mungkin terjadi.

❑ Rumus: n
P ( A) =
m
dimana
n = banyaknya peristiwa A
m = jumlah seluruh peristiwa
PENGERTIAN PROBABILITA
Contoh:
1. Sebuah mata uang logam
Probabilita terjadinya sisi gambar adalah
P(sisi gambar) atau P(H) = ½
probabilita terjadinya sisi tulisan adalah
P(sisi tulisan) atau P(T) = 1/2
2. Sebuah dadu yang mempunyai 6 sisi
Probabilita terjadinya sisi dadu yang mempunyai nilai 2
adalah
P (sisi 2) = 1/6

Probabilita terjadinya peristiwa sisi dadu yang nilainya


genap adalah
P (sisi genap) = 3/6 atau ½
PENGERTIAN PROBABILITA

3. Kartu Bridge
jumlah kartu bridge = 52.

Probabilita terjadinya peristiwa kartu As adalah


P (As) = 4/52

Probabilita terjadinya peristiwa kartu merah adalah


P (kartu merah) = 26/52 atau 1/2
Visualizing Events in
Sample Space

• Contingency Tables: Ace Not Total


Ace
Black 2 24 26
Red 2 24 26
Total 4 48 52

• Tree Diagrams:
2

24
Full Deck
of 52 Cards 2
Sample
Space
24
Statistics for Managers Using Microsoft Excel,
Chap 4-7
5e © 2008 Pearson Prentice-Hall, Inc.
RUANG SAMPEL DAN SUB RUANG SAMPEL
❑ Ruang sampel (pendekatan matematik) adalah suatu
himpunan yang mempunyai unsur seluruh peristiwa atau
kejadian

❑ Contoh:
▪ pada pelemparan sebuah mata uang logam ada 2 macam
peristiwa yaitu peristiwa sisi gambar dan peristiwa sisi
tulisan. Maka ruang sampel pada sebuah mata uang
logam ada 2 unsur.

▪ Pada pelemparan sebuah dadu ada 6 sisi, maka ruang


sampel pada sebuah dadu mengandung 6 unsur.

▪ Pada kartu bridge mempunyai 52 buah kartu, maka ruang


sampel pada kartu bridge mengandung 52 unsur.
RUANG SAMPEL DAN SUB RUANG SAMPEL

❑ Sub ruang sampel adalah bagian dari ruang sampel.


❑ Sub ruang sampel disusun dari ruang sampel.

❑ Contoh:
▪ Pada pelemparan 2 mata uang bersama-sama akan
dijumpai peristiwa:
(H,H), (H,T), (T,H) dan (T,T)

apabila peristiwa tsb dianggap sebagai sub-ruang sampel,


maka kita dapat membedakan 3 macam sub-ruang
sampel.
Contoh :
Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah probabilitas
bahwa paling sedikit muncul satu Muka?

Jawab :
Misal ➔ M = Muka , B = Belakang
Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S = {MM, MB,
BM, BB}

Kejadian A = muncul paling sedikit satu Muka adalah A =


{MM, MB, BM}

Jadi, Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka


adalah n( A) 3
P ( A) = =
n( S ) 4
ASAS-ASAS MENGHITUNG PROBABILITA
• Peritiwa yang saling meniadakan (saling asing = mutually
exclusive)

Dua peristiwa dikatakan saling asing apabila kedua peristiwa tersebut


tidak dapat terjadi bersama-sama.
Contoh:
Peristiwa A : Jam 07.00 saya di rumah
Peristiwa B : Jam 07.00 saya kuliah

Secara matematis dapat ditulis:

P (A atau B) = P(A) + P(B)

atau dapat ditulis:

P (A U B) = P(A) +P(B)
ASAS-ASAS MENGHITUNG PROBABILITA

Apabila peristiwanya lebih dari 2 maka berlaku


asas penjumlahan:

P (A atau B atau C) = P(A) + P(B) + P(C)

Dapat ditulis:

P (A U B UC) = P(A) + P(B) + P(C)


ASAS-ASAS MENGHITUNG PROBABILITA
• Peristiwa yang tidak saling meniadakan

Dua peristiwa dikatakan tidak saling meniadakan, apabila peristiwa yang satu
dapat terjadi bersama dengan peristiwa yang lain. Atau kedua peristiwa itu
tidak saling terpisah.

Contoh:
Peristiwa A: jam 19.00 saya berjalan-jalan
Peristiwa B: jam 19.00 saya merokok
Peristiwa A dan B: jam 19.00 saya berjalan-jalan sambil merokok

Rumus: P(A U B ) = P(A) + P(B) - P(A ∩ B)


atau
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(A dan B)
ASAS-ASAS MENGHITUNG PROBABILITA

Tiga peristiwa yang tidak saling meniadakan, secara matematis


dapat dirumuskan:

(AUBUC) = P(A)+P(B)+P(C)–P(A∩B)–P(A∩C)-P(B∩C)+P(A∩B∩C)
ASAS-ASAS MENGHITUNG PROBABILITA

Peristiwa yang komplementer

Apabila di dalam ruang sampel terdapat peristiwa A dan


bukan A (Ā), sedangkan Ā mengandung semua unsur-unsur
dalam ruang sampel kecuali A, maka dikatakan peristiwa Ā
merupakan peristiwa yang komplementer bagi A.

Rumus: P (Ā) = 1 – P (A)


LATIHAN

1. Seorang direktur bank mengatakan bahwa dari 1000 nasabahnya


terdapat 150 orang yang tidak puas dengan pelayanan bank. Pada suatu
hari kita bertemu dengan salah seorang nasabah. Berapa probabilitasnya
bahwa nasabah tersebut tidak puas?
2. Peluang seorang mhs lulus kalkulus 2/3 dan peluang lulus PTI 4/9. Bila
peluang lulus paling sedikit 1 MK 4/5. Berapakah peluangnya lulus dalam
kedua MK?
3. Pada penarikan satu kartu dari satu set kartu bridge, berapa peluang
akan terambil kartu as atau berlian?
4. Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4 coffee, dan 3 coklat. Bila
seseorang membuat suatu pemilihan acak dari salah satu kembang gula
ini, carilah probabilitas untuk mendapatkan : (a) mint, dan (b) coffee atau
coklat.

You might also like