You are on page 1of 22

RITUAL STUDIES

AN INTRODUCTION
APA ITU RITUAL?
Roy Rappaport (Ritual dan religion in the making of
humanity): Ritual adalah THE PERFORMANCE OF MORE
OR LESS INVARIANT SEQUENCES OF FORMAL ACTS AND
UTTERANCES NOT ENTIRELY ENCODED BY THE
PERFORMERS (“Penampilan rangkaian yang kurang
lebih tetap dari tindakan dan ujaran formal yang tidak
seluruhnya disandi oleh pelakunya”).
▪ Ritual: Performance (sebuah Tindakan)
▪ Sebuah kategori yang tetap atau tidak berubah
(invariant).
▪ Mencakup Tindakan non-verbal (formal acts) dan
verbal (utterances)
▪ Tidak dikodifikasi/maknanya tidak ditentukan oleh si
pelaku
Definisi di atas dapat menawarkan kepada kita
kemungkinan koneksi dengan liturgi.
▪ Menurut Rappaport ritual itu sesuatu
yang ditradisikan (diserahalihkan).
▪ Ritual itu jarang sekali bersifat baru: THE
NEW RITUALS ARE LIKELY TO BE LARGELY

COMPOSED OF ELEMENTS TAKEN FROM OLDER

RITUALS (Ritual-ritual baru sebagian besar


terdiri dari unsur-unsur yang diambil dari
ritual-ritual lama).
RITUAL STUDIES DAN
LITURGI: SEBUAH
PERSPEKTIF BARU
RITUAL STUDIES (ATAU STUDI RITUAL)
bisa memberikan perspektif atau cara
pandang baru bagi liturgi.
Perspektif baru: Sebuah masukan/cara
pandang baru untuk memperkaya dan
memperdalam liturgi, agar liturgi
terhindar dari sekedar “ritualisme” atau
“seremoni”.
SC 16: “Mata Kuliah Liturgi hendaknya
diajarkan dari segi teologi dan Sejarah
maupun dari segi hidup Rohani, pastoral dan
hukum”.
▪ Inilah kurikulum biasa dalam hal studi
liturgi: Sejarah Liturgi, Teologi Liturgi
(Liturgi Sistematik), Pastoral Liturgi,
Spiritualitas Liturgi.
RITUAL STUDIES:
▪ “Ritual Studies”: Muncul sekitar tahun 70-an.
▪ Antara tahun 1977 sampai `982, Ritual Studies mendapatkan status
resmi di lingkungan American Academy of Religion (AAR).
▪ Nama “Ritual Studies” muncul pertama kali dalam AAR pada tahun
1977.
▪ Pada tahun 80-an ritual studies berkembang di USA menjadi
sebuah bidang ilmu pengetahuan yang terbuka. Ritual Studies
berkonsentrasi pada aspek Ritualitas (“Ritual”).
▪ Ritual Studies menjadi “multidisipliner”, mencakup sebuah skala
yang lebih luas: Ilmu-Ilmu Sosial/Humaniora dan Juga Ilmu
Keagamaan (Religion Studies).
▪ Yang terlibat dalam Ritual Studies: Teolog/Sosiolog Agama,
Antropolog, Ahli Liturgi, juga pribadi-pribadi yang berhubungan
dengan performance ritual, seperti Seniman, Sutradara Teater.
▪ Tahun 90-an, teologi dan terutama Ilmu Liturgi mulai
mengarahkan perhatian pada Ritual Studies, sebagai sebuah
perspektif baru untuk mempelajari liturgi.
Tahun 2007: Terbit sebuah buku
“Foundations in Ritual Studies. A
Reader for Studens of Christian
Worship”, edited by Paul
Bradshaw / John Melloh.
P REFACE (P ENGANTAR ) :
▪ Secara tradisional, studi liturgi pernah dimengerti
sebagai studi Sejarah liturgi: Untuk mengerti apa
yang kita rayakan saat ini, kita harus mengetahui
asal usul dan perkembangan unit dan praktek
liturgi.
▪ Paruh ke-2 abad ke-20, horizon studi liturgi
dikembangkan, mencakup dimensi-dimensi lain,
yakni TEOLOGI LITURGIS dan RITUAL STUDIES.
▪ Ritual Studies menggunakan metode atau
perspektif yang telah lama dikembangkan oleh
ilmu-ilmu humaniora, secara khusus antropologi
budaya, psikologi, sosiologi, lingustik,
fenomenologi.
P REFACE (P ENGANTAR ) :
▪ Titik berangkat Ritual Studies: Observasi
empiris dan perekaman (recording)
keseluruhan Tindakan liturgis/ibadat.
▪ Sebab, seringkali ada gap (kesenjangan) antara
apa yang dicetak dalam buku-buku liturgis dan
apa yang terjadi dalam tindakan liturgis actual.
▪ Dalam proses ini, perhatian khusus diberikan
pada dimensi yang sering dilupakan dalam
Tindakan ibadat/liturgis: umat yang terlibat
dalam aktivitas.
▪ Yang perlu diperhatikan: Sikap mereka,
pandangan/harapan mereka, gaya hidup dan
perilaku, pengertian mereka tentang apa itu
liturgi/untuk apa berliturgi, motif/alasan
berpartisipasi dalam liturgi, tempat dari liturgi
dalam hidup mereka.
P REFACE (P ENGANTAR ) :

▪ Semua informasi ini terbuka terhadap riset


empiris (penelitian empiris) dan merupakan
data-data yang relevan.
▪ Secara khusus, pendekatan ini menfasilitasi
kemungkinan perbandingan antara klaim
teologis tentang liturgi dan pengalaman actual
atau persepsi dari partisipan.
▪ Data-data yang dikumpulkan harus dianalisis.
PERTANYAAN untuk ANALISIS:
▪ Bagaimana symbol dan tanda-tanda berfungsi dalam
Tindakan liturgis?” Apa yang dikomunikaskan oleh
symbol dan tanda tersebut, sejauh mana efektif untuk
mencampai tujuannya?
▪ Bagaimana umat masuk dalam sebua ritus dan
terlibat di dalamnya?

▪ Dalam hal apa umat yang berkumpul untuk


berdoa membentuk sebuah komunitas?
Bagaimana hal itu berfungsi?
▪ Bagaimana perayaan liturgis berelasi atau
berinteraksi dengan dunia nyata di mana umat
beriman hadir?
▪ Bagaimana liturgi memberikan efek bagi identitas
sosial dan kultural mereka?
TINDAKAN LITURGIS
R OMANO G UARDINI (1885-1968)
▪ Teolog Jerman, mengajar di Universitas Bonn,
Berlin, Tübingen, dan München.
Dua tulisan Guardini tentang Formasio Liturgis:
▪ Der Kultakt und die gegenwärtige Aufgabe der

Liturgischen Bildung (Tindakan Kultis dan


Tugas saat ini dari Pembinaan Liturgis).
Sebuah tulisan pendek dalam bentuk “surat”,
yang ditulis pada tahun 1963.
▪ Liturgie und liturgische Bildung (Liturgi dan

Pembinaan Liturgi), ditulis pada tahun 1966.


▪ YANG PALING ESENSIAL DALAM PEMBAHARUAN
LITURGI ADALAH KOMPETENSI ATAU
KEMAMPUAN UMAT BERIMAN UNTUK TINDAKAN
LITURGIS; ATAU LITURGIEFÄHIGKEIT.
▪ Tugas penting pembaharuan liturgi:
bukan pengaturan teks dan struktur
liturgi, bukan pengajaran tentang makna
liturgi, tetapi Latihan, atau penemukan
kembali TINDAKAN LITURGIS (Tindakan
kultis).
KARAKTERISTIK TINDAKAN LITURGIS
MENURUT GUARDINI:
BERSIFAT KOMUNITER, MERIAH DAN RESMI (FORMALITAS)
▪ Tindakan liturgis dilakukan oleh individu-individu. Namun, mereka
bukanlah entitas yang terpisah satu sama lain, melainkan satu kesatuan
tubuh (corpus), yakni jemaat atau Gereja.
▪ Umat berbicara KAMI/KITA dalam teks-teks doa.
▪ Dalam tindakan liturgis, masing-masing umat masuk dalam kesatuan
Gerejani, dan umat yang lain (circumstantes) merupakan bagian dari
pengungkapan diri dari masing-masing.
TINDAKAN MANUSIA SECARA UTUH: JIWA DAN RAGA
▪ Subjek dari tindakan liturgis adalah manusia secara utuh, bukan hanya
manusia dalam dimensi batiniah/rohani.
▪ Tindakan-tindakan lahiriah adalah juga sebuah doa, mengungkapkan apa
yang hidup di dalam batin.
▪ “Pengunjukkan Bahan Persembahan”: Bukan hanya sebuah gerakan
berjalan menuju ke tujuan tertentu, tetapi sebuah doa, kesiapaan dan
kerinduan hati menuju kepada Tuhan.
KARAKTERISTIK TINDAKAN LITURGIS
MENURUT GUARDINI:
TINDAKAN LITURGIS MENYERTAKAN/MELIBATKAN BENDA
▪ Ruang, waktu dan benda-benda yang terkandung dalam tindakan
tersebut bukanlah semata-mata hiasan lahiriah, melainkan elemen-
elemen dari keseluruhan tindakan religius atau liturgis.
▪ Persembahan disertai dengan uang sebagai pemberian yang konkrit;
persembahan “roti” dan “anggur”.
TINDAKAN LITURGIS SUDAH TERWUJUD dengan “MELIHAT”,
(bahkan PANCA INDERA)
▪ Bukan sekedar bahwa mata melihat apa yang terjadi di atas altar, atau
membaca apa yang tertulis dalam buku.
▪ “Melihat “ pada dirinya merupakan sebuah tindakan perayaan/tindakan
liturgis, partisipasi aktif dalam liturgi.
▪ Umat merayakan liturgi bukan hanya dengan membaca dan mengikuti
teks, tetapi dengan “melihat” secara aktif.
KARAKTERISTIK TINDAKAN LITURGIS
MENURUT GUARDINI:
TINDAKAN LITURGIS: TINDAKAN SIMBOLIS
▪ Tindakan liturgis-simbolis: Selebran mencuci tangan, Mengulurkan atas
atas piala, dan lain-lain.
▪ Bagaimana kita mengerti makna “tindakan-tindakan simbolis tersebut”?
▪ Bukan dengan menjelaskan secara kognitif apa artinya ini dan itu,
melainkan
= TINDAKAN SIMBOLIS ITU “DILAKUKAN” OLEH SELEBRAN
SEBAGAI TINDAKAN LITURGIS,
= “DIBACA” OLEH UMAT DALAM SEBUAH TINDAKAN YANG
ANALOG,
= MAKNA INTRINSIK DARI TINDAKAN TERSEBUT “DILIHAT”
DALAM TINDAKAN LAHIRIAH.
RITUAL STUDIES:
TINDAKAN RITUAL (RITUAL
ACTS)
▪ GUARDINI (1963/1966):
“tindakan liturgis” atau
“tindakan kultis” (Kultakt)
▪ RITUAL STUDIES
(ANTROPOLOGI MODERN):
“Tindakan Ritual” (ritual act).
▪ Apa ciri khas “tindakan ritual”
dan apa implikasinya untuk
“tindakan liturgis”?
R ITUAL STUDIES ( STUDI ANTROPOLOGI TENTANG RITUAL) :
TINDAKAN RITUAL
DILAKUKAN DI LUAR
RUANG LINGKUP HIDUP
HARIAN

TINDAKAN
TUBUH

SERANGKAIAN TINDAKAN YANG


DIBEDAKAN DARI TINDAKAN BUKAN DIBUAT (DIKODIFIKASI)
HARIAN OLEH SI SUBJEK
CIRI KHAS “TINDAKAN RITUAL”:
▪ TINDAKAN FORMAL
(FORMALITAS)
▪ BINGKAI RITUAL

▪ TERIKAT PADA
ATURAN

▪ KONSISTENSI (RELATIF) ▪ PENGULANGAN DAN MULTIMEDIA


▪ TINDAKAN TUBUH ▪ SEBUAH SENI (ARS CELEBRANDI)

You might also like