You are on page 1of 5

4 TEKNIK DALAM PEMERIKSAAN FISIK

1. Inspeksi

 Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa
melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan
warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh
meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil
normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata
kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.

2. Palpasi

 Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah
instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang :
temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :

 Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.


 Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
 Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
 Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.

Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.

3. Perkusi

 Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu
untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan
menghasilkan suara.
 Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara.

Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :

 Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.


 Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada
pneumonia.
 Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi
daerah hepar.
 Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya
daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.

4. Auskultasi
 Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-
hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.

Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :

 Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan
mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia,
TBC.
 Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat
ekspirasi. Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema
paru.
 Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun
ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
 Pleura Friction Rub ; bunyi yang terdengar “kering” seperti suara gosokan amplas pada
kayu. Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.

Mengenal Alat Penolong Persalinan Normal

1. Forsep atau tang


Forsep berbentuk mirip tang. Alat ini menyerupai sepasang sendok dari logam yang saling dikaitkan di
bagian tengah (mirip gunting). Bagian depan sendok yang dinamakan daun biasanya berlubang dan
mempunyai lengkungan kepala (cephalic curve) yang sesuai dengan bentuk kepala janin serta
lengkungan panggul (pelvic curve) yang sesuai dengan bentuk rongga panggul ibu melahirkan.

Alat ini tidak saja berfungsi untuk menarik kepala janin, tetapi juga digunakan untuk memutar kepala
janin bila janin belum berada pada posisi yang tepat untuk dilahirkan. Pemakaian forsep, yang
ditemukan dr Peter Chamberlain, sudah sangat populer di seluruh dunia.

Sebelum dokter memutuskan menggunakan bantuan forsep, harus ada alasan kuat yang
mendukungnya, salah satunya adalah kontraksi yang datang tidak beraturan atau konstraksi yang terjadi
sangat lemah. Faktor lain adalah bila calon ibu merasa kelelahan atau posisi kepala bayi tidak berputar
dengan tepat.

2. Vakum
Kelebihan alat bantu ini adalah tidak menimbulkan tekanan pada kepala janin serta tidak menyita
banyak tempat di dalam rongga panggul. Sama halnya dengan penggunaan forsep, alat vakum hanya
digunakan pada waktu posisi janin sudah berada di dalam rongga panggul.

Alat bantu vakum berbentuk seperti corong dari metal yang akan ditempelkan di bagian belakang
kepala. Corong ini akan disambung dengan pipa karet yang fungsinya mengisap udara. Secara bertahap,
udara akan diisap sehingga corong menempel erat di kulit kepala bayi. Lalu, bayi akan ditarik perlahan-
lahan bersamaan dengan datangnya kontraksi.

Indikasi digunakannya vakum sebenarnya sama dengan penggunaan forsep, hanya saja vakum
digunakan bila pembukaan minimal 8 cm dan ibu masih kuat mengejan meski tidak dengan kekuatan
penuh. Tindakan vakum tidak disarankan untuk persalinan bayi prematur.
Bayi yang lahir dengan tindakan vakum akan mengalami sedikit benjolan atau kelainan bentuk kepala
yang disebut kaput atau sefalhematom. Bentuk ini tidak berbahaya dan akan hilang sendiri secara
spontan dalam dua minggu.

Pemeriksaan ibu hamil

Pemeriksaan rutin

1.pemeriksaan berat badan

Dilakukan dengan cara menimbang berat badan ibu hamil. Tujuannya adalah untuk menggetahui
keadaan gizi dcan kecukupan makanan yang dikonsumsi ibu hamil. Selain itu juga untuk
mendetedksi adanya penyakit yang berhubungan dengan berat badan.

2. pemeriksaan tekanan darah

Dilakukan dengan tensimeter untuk mengetahui tekanan darah ibu hamil. Tujuannya adalah
untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi pada ibu
hamil yang disertai dengan pembengkakan pada wajah dan kaki mangindikasikan bahwa ibu
hamil tersebut mengalami pre-eklampsia (gejala keracunan kehamilan).

3. pemeriksaan detak jantung janin

Dilakukan dengan menggunakan alat yang disedbut dengan Doppler. Alat ini berbentuk seperti
stetoskop. Alat ini dapat memperbesar gelombang suara detak jantung janin sehingga dapat
didengar dengan jelas.

Pemeriksaan ini dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 12 minggu. Pemeriksaan ini
bertujuan untuk mengetahui perkembangan jantung janin. Apabila ada kelainan suara detak
jantung (dikenal dengan istilah arrhythmia), maka gangguan pada fungsi jantung janin dapat
ditangani sejak dini.

4. pemeriksaan perut

Dilakukan dengan memegangperut ibu hamil. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat posisi
atas rahim, mengukur pertumbuhan perut, serta untuk mengetahui posisi janin apakah sudah
tepat atau belum.

Pemeriksaan khusus

1.Pemeriksaan lingkar lengan atas

Dilakukan dengan mengukur lengan atas ibu hamil. Normalnya, lingkar lengan atas ibu hamil di
atas 22 cm. pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kondisi kesehatan dan gizi ibu hamil.
2. pemeriksaan darah

Dilakukan dengan mengambil sampel darah ibu hamil untuk diperiksa di laboratorium.bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya anemia, diabetes mellitus, ffungsi ginjal, serta mengetahui
golongan darah dan rhesus darah ibu hamil.

3. usg (ultra sonografi)

Dilakukan dengan alt usg. Bertujuan untuk memantau tumbuh kembang janin. Pada trimester
pertama, pedmeriksaan usg dilakukan untuk memastikan kehamilan, mengetahui usia kehamilan
dan mengetahui letak janin.

Pada trimester kedua, pemeriksaan usg ditujukan untuk melihat ada tidaknya kelainan pada janin.
Seedangkan pada trimester ketiga, pemeriksaan usg dilakukan untuk mengetahui letak plasenta,
keadaan tali pusat, dan kelainan2 yang mungkin terjadi.

PENGUKURAN TINGGI FUNDUS UTERI

1.Pengukuran TFU metode Imenggunakan jari pemeriksa dengan berpedoman pada titik (imajiner):
simfisis pubis, prosesus xifoid dan umbilicus

2.Keuntungan metode I Digunakan jika tidak ada alat ukur Cukup akurat untuk indikasi perlunya
pemeriksaan lebihlanjut jika ditemukan ketidaksesuaian hasil pemeriksaan

3.Kerugian metode I Wanita bervariasi ukuran jarak simfisis pubis, prosesusxifoid dan umbilicus Jari

pemeriksa bervariasi ukurannya

1.keuntungan metode II Menggunakan alat ukur caliper, ujung 1 pada tepi atas simfisis pubisujung lain
pada puncak fundus sejajar garis tengah abdominal,pertemuan kedua ujung dibaca hasilnya dengan
ukuran skala cm

2.Keuntungan metode II :lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama untuk kehamilansetelah 22-
24 minggu

3.Kerugian metode II :

1. keuntungan metode III Pengukuran TFU metode III :Pita pengukur pada ujung batas nol diletakkan
pada tepi atas simfisispubis dan ditarik lurus melewati abdomen sampai puncak funduskemudian hasilnya
dibaca dalam ukuran skala cm
2.Keuntungan :cukup akurat, mudah, murah, praktis
3.Kerugian :kurang akurat dibandingkan caliper

You might also like