Professional Documents
Culture Documents
Nur M 2
Nur M 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi 2 : (1). Bayi Normal (sehat)
memerlukan perawatan biasa; (2). Bayi Gawat (high risk baby) memerlukan
penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia dan perdarahan. Pada umumnya,
kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh Bidan dengan tanggung jawab penuh
terhadap keselamatan Ibu dan bayi. Pada kelahiran abnormal, yang memerlukan
pertolongan spesialis, bayi baru lahir diurus oleh Bidan, dan bila dirumah sakit
yang dilengkapi dengan unit kesehatan bayi, hendaknya ditangani oleh dokter
anak.
Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan
masih tingginya angka kematian perinatal dan neonatal karena masih banyak bayi
yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. Kalaupun bayi menjadi dewasa
ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental.
Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada Ibu, tetapi
karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka
penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan berhasil apabila selain ibunya,
bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan
asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan bagian esensial
asuhan bayi baru lahir.
Maka pelayanan kebidanan selayaknya dilaksanakan berdasarkan teori
yang dapat dipertanggung jawabkan dan berdasarkan kenyataan.
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswi mampu mengenali, dan mengetahui tentang BBLR
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data
b. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
c. Mengantisipasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan
f. Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan
g. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. Etiologi
Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor
penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain :
- Faktor genetik atau kromosom
- Infeksi
- Bahan toksik
- Radiasi
- Insufisiensi atau disfungsi plasenta
- Faktor nutrisi
- Faktor-faktor lain-lain merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa
hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obato-obatan dan sebagainya.
5
1) Pada anamnesa sering dijumpai adanya Riwayat abortus, partus
prematurus, dan lahir mati.
2) Pembesaran utrus tidak sesuai tuanya kehamilah
3) Pergerakan janin yang pertama (quikening) terjadi lebih lambat, gerakan
janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
4) Pertambahan BB Ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya.
5) Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidromnion atau bisa pula dengan
hidromnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan
toksemia gravidarum, atau perdarahan antepartum.
Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini
adalah tengkorak kepala, keras, kerakan bayi terbatas, cerniks kaseosa
sedikit atau tidak ada, kulit tipis, berlipat-lipat mudah diangkat, abdomen
cekung atau rata, jaringan lemak bawah kulit sedikit,
2) Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu.
Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak
lunak dan mudah bergerak, muka seperti boneka (doll-like), abdomen
buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, tonus otot hipotoni, dan
kulit tipis, merah dan transparan.
3) Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intrauterin.
4) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya,
karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma
kelahiran, hipotermi dan sebagainya.
Pada bayi kecil untuk masa kehamilan (small for date) alat-alat dalam
tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur BB sama,
karena itu akan lebih mudah hidup diluar rahim, namun tetap lebih peka
terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan bayi matur dengan BB
normal.
6
4. Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar
dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka
kematian yang tinggi etrutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial,
dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada
syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya.
5. Penanganan
Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat.
Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatian prinsip-prinsip pencegahan
infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
Pengawasan nutrisi / ASI
Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi
harus di lakukan dengan cermat.
Penimbangan ketat
Perubahan BB mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya rahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan BB harus dilakukan
dengan ketat.
7
B. Teoritis Manajemen Asuhan kebidanan Menurut Verney.
Proses Manajemen Menurut Helen Varney (1997). Varney 1997
menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah
yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970-an. Proses ini
memperkenalkan sebuah metode dengan perorganisasian pemikiran dan
tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menguntungkan baik bagi
klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana
perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan
hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga perilaku pada
setiap langkah agar pelayanan komperhensif dan aman dapat tercapai.
Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis
dan memberi pengertian yang menyatukan pengetahuan,hasil temuan, dan
penelitian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada
manajemen klien.
Proses manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah yang berurutan dimana
setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah
tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang diaplikasikan dalam situasi
apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat diuraikan menjadi langkah-langkah
yang lebih rinci dan bisa berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
8
Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan
mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen
kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
9
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa
data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak
(misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir,
distosia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
10
Langkah VII(Terakhir) : Evaluasi.
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi
didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif
jika memang benar efektif dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa
sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.
Dalam memberikan asuhan lanjutan tujuh langkah varney, sebagai
catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam
pendokumentasian, yaitu sebagai berikut :
S (Subyektif): Menggambarkan dokumentasi hasil pengumpulan data
klien melalui anamneses.
O (Obyektif): Menggambarkan dokumentasi hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium, dan uji diagnotik lain yang
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
assessment.
A (Assessment):Menggambarkan dokumentasi hasil analis dan
interpretasi
data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
- Diagnosis/ masalah.
- Antisipasi diagnosis/ kemungkinan masalah.
- Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi/
kolaborasi, dan atau perujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4
varney
P (Planning): Menggambaran pendokumentasian tindakan, evaluasi
dan perencanaan berdasarkan assesmentP (Planning): Menggambaran
pendokumentasian tindakan, evaluasi dan perencanaan berdasarkan
assesment.
11
C. Teori Teknik Pendokumentasian Kebidanan.
SOAP yaitu Subjek, Objek, Assesment dan Planing. Subjek artinya
data yang kita ambil dari pasien melalui wawancara langsung dengan
pasien ataupun keluarga pasien. Data objektif adalah data yang diambil
dari hasil pemeriksaan yang dilakukan. Assessment yaitu diagnosa,
planning adalah gabungan dari perencanaa, pelaksanaan, dan evaluasi.
12
BAB III
STUDI KASUS
Laporan kasus ini dibuat dalam bentuk studi kasus.Dimana kegiatan studi
1. Lokasi
Lokasi kegiatan studi kasus ini dilakukan diruang Nicu, dirumah sakit
2. Waktu
09.00 Wib.
Subjek dalam kasus ini adalah pada By. G berusia hari, dengan diagnosa
13
dokumentasi pasien dengan format SOAP sesuai dengan standar Bayi Baru
Lahir (BBL).
1. Data primer
Pengumpulan data primer yaitu data yang didapatkan dari pasein untuk
2. Data Sekunder
14
BAB IV
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Data
Tanggal : 14 November 2016
Jam : 09.00 WIB
A. Data Obyektif
Nama Bayi : Bayi Ny “G”
Umur : 29 hari
Tgl/jam/lahir : 16 Oktober 2016 /08.00WIB/normal
Jenis kelamin : Laki-laki (♂)
B. Anamnesa
1. Keluhan utama
Ny. K mengatakan bahwa anaknya memiliki berat badan dibawah batas
normal yaitu 1090 gram.
2. Riwayat kehamilan
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dengan usia kehamilan 28
minggu dan Ibu memeriksakan kehamilannya di Bidan.
15
Riwayat pranatal
Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah biasa
Trimester II : Ibu mengatakan tidak mengalami keluhan
Trimester III : -
Riwayat natal
Bayi Ny “K” lahir tanggal : 16 Oktober 2016 Jam : 08.00 WIB
Panjang badan : 49 cm
Berat badan : 1090 gr
Lingkar kepala
SOB (Sub Occipito Bregmatica) : 30 cm
FO ( Fronto Occipito) : 32 cm
MO (Mento Occipito) : 33 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar abdomen : 24 cm
Apgar score : 4-6
16
6. Kebiasaan sehari-hari
Makan : 3 x/sehari dengan porsi nasi 1 piring, lauk, sayur, susu, buah.
Obat-obatan/jamu : -
Merokok : -
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Lemah
Suhu : 368 0C
Pernapasan : 60 x/menit
HR : 160 x/menit
BB : 1090 gram
PB : 49 cm
Lingka
r kepala
SOB : 30 cm
FO : 32 cm
MO : 33 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lila abdomen : 24 cm
Pemeriksaan fisik secara sistematis
- Kepala : Simetris, rambut lurus pendek, tidak ada lesi, tidak ada
caput.
- Ubun-ubun : Ubun-ubun besar dan kecil masih cekung
- Muka : Kemerahan
- Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan
- Kulit : Merah, akral hangat
- Mulut : Bibir Simetris, tidak sumbing, mukosa bibir lembab, tidak
ada stomatitis, lidah merah muda
- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis.
17
- Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada
- Tali pusat : Tidak ada infeksi, basah, masih terbungkus kasa
- Punggung : Simetris, tidak ada benjolan dan lesi
- Ekstrimitas : Tangan : Simetris, jari lengkap
Kaki : Simetris, jari kaki lengkap
- Genetalia : Bersih, testis sudah turun diskrotum(odem), penis berlubang
- Anus : Berlubang.
Refleks
Refleks moro : lemah
Refleks rooting : lemah
Refleks sucking : lemah
Refleks graphs : lemah
Refleks tonik neck : lemah
Refleks walking : lemah
Eliminasi
Mekonium : Sudah keluar, warna hijau kehitaman
18
Lingkar kepala
SOB : 30 cm
FO : 32 cm
MO : 33 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lila abdomen : 24 cm
Kulit : Putih pucat
Akral : Hangat
Masalah : BBLR
Kebutuhan : Pembebasan jalan nafas
- Kehangatan (Bouding attachmen/skin to skin)
- ASI eksklusif
19
Suhu : 36,5 0C – 37,5 0C
Nadi : 100-120 x/menit
RR : 40-60 x/menit
Intervensi
1. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
Untuk pencegahan infeksi
2. Membungkus bayi/member kehangatan pada bayi
Untuk mencegah hipotermi
3. Memposisikan ekstensi
Melonggarkan jalan nafas.
4. Memberikan O2
Pola nafasnya efektif
5. Observas TTV/4jam
Mengetahui keadaaan umum bayi
6. Pemberian ASI eksklusif
Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
7. Perawatan bayi sehari-hari
Memenuhi kebutuhan personal hygine bayi
8. Menimbang berat badan setiap hari
Mengetahui bayi dehidrasi atau tidak.
VI. Implementasi
Hari/Tgl Kegiatan TTD
- Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
14-11-16 - Membungkus bayi dengan gedong dan meletakkannya dibawah
Jam sinar lampu
09.11 WIB - Memposisikan kepala bayi ekstensi dan menengadahkan kepala
bayi.
- Memberikan O2 dengan selang nasal kanul,2 ml
- Observasi TTV
HR : 138x/menit
20
RR : 40x/menit
S : 36 C
- Memberikan ASI melalui Oral 30cc/3 jam
- Perawatan bayi sehari-hari(mengganti popok BAK_BAB,
memandikan bayi, perawatan tali pusat)
- Menimbang berat badan bayi (1090 gram)
VII. Evaluasi
Tanggal : `14-11-2016 Jam : 13.00 WIB
S :-
O : KU : Lemah
Suhu : 369 0C
BB : 1090 gram
PB : 49 cm
Lingkar kepala
SOB : 30 cm
FO : 32 cm
MO : 33 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lila abdomen : 24 cm
21
CATATAN PERKEMBANGAN I
22
CATATAN PERKEMBANGAN II
O: - Gerakan aktif
- Menangis kuat
- Menghisap kuat
A: Masalah Teratasi
23
BAB V
PEMBAHASAN
Kasus yang kami temukan di Rumah sakit Ibu dan Anak, ruang Nicu
yaitu Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktek, Tindakan yang dilakukan sesuai dengan protab teori.
24
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua yaitu bayi normal (sehat) yang
memerlukan perawatan biasa dan bayi gawat (high risk baby) yaitu yang
memerlukan penanggulangan khusus.
Dinilai dari landasan teori dalam kasus ini telah diuraikan bahwa bayi
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500
gram. Dan disebutkan pula bahwa BBLR sangat rentan terhadap hipotermi dan
infeksi, dari kasus yang telah diikaji dan telah dilakukan penatalaksanaan yang
adekuat ternyata tidak jauh berbeda dengan teori yaitu Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram, tetapi dari kasus
bayi Ny. K, pemantauan ketat pada bayi dan juga telah dilakukan penanganan
pada BBLR dengan baik. Dan tenaga kesehatan juga telah menangani bayi sesuai
dengan yang telah dijelaskan pada teori yaitu mempertahankan suhu tubuh bayi,
mencegah infeksi, pengawasan nutrisi/ASI eksklusif dan penimbangan BB bayi
dengan ketat.
B. Saran
Petugas Kesehatan
Petuga kesehatan yang profesional harus mampu mengambil tindakan
cepat jika ada masalah yang muncul.
Mampu memberikan nasehat-nasehat apa yang harus dilakukan pasien
dalam menghadapi masalah kebidanan.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai acuan dalam memberikan materi/mata ajar untuk Mahasiswa.
Sebagai masukan terhadap kemungkinan adanya kekurangan dalam
pembelajaran kepada Mahasiswa.
25
Bagi Mahasiswa
Sebagai acuan atau perbandingan yang harus dipelajari dan diteliti
kembali.
Diharapkan dengan adanya Asuhan Kebidanan ini Mahasiswa mampu
merealisasikan dalam praktek dilapangan
26
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam, Prof. Dr. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta : EGC
Syaifuddin, Abdul Bari Prof Dr. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta:YBP-SP
27