Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) telah terjadi penurunan sekitar 25% menjadi
334/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 1997) dalam dekade 1986-1997. Sedangkan
angka kematian bayi (AKB) menurun cukup tajam melalui berbagai intervensi
namun hasilnya belum sesuai dengan harapan (dari 145/1000 kh pada 1967
menjadi 52/1000 kh pada 1997). Data tersebut menunjukan AKI dan AKB masih
tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi 2 : (1). Bayi Normal (sehat)
memerlukan perawatan biasa; (2). Bayi Gawat (high risk baby) memerlukan
penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia dan perdarahan. Pada umumnya,
kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh Bidan dengan tanggung jawab penuh
terhadap keselamatan Ibu dan bayi. Pada kelahiran abnormal, yang memerlukan
pertolongan spesialis, bayi baru lahir diurus oleh Bidan, dan bila dirumah sakit
yang dilengkapi dengan unit kesehatan bayi, hendaknya ditangani oleh dokter
anak.
1
bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan
asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan bagian esensial
asuhan bayi baru lahir.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswi mampu mengenali, dan mengetahui tentang BBLR
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data
b. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan
c. Mengantisipasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan
f. Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan
g. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2. Etiologi
Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor
penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain :
- Faktor genetik atau kromosom
- Infeksi
- Bahan toksik
- Radiasi
- Insufisiensi atau disfungsi plasenta
- Faktor nutrisi
- Faktor-faktor lain-lain merokok, peminum alkohol, bekerja berat masa
hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obato-obatan dan sebagainya.
4
3. Diagnosa dan Gejala Klinik
Sebelum bayi lahir
1) Pada anamnesa sering dijumpai adanya Riwayat abortus, partus
prematurus, dan lahir mati.
2) Pembesaran utrus tidak sesuai tuanya kehamilah
3) Pergerakan janin yang pertama (quikening) terjadi lebih lambat, gerakan
janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut.
4) Pertambahan BB Ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya.
5) Sering dijumpai kehamilan dengan oligohidromnion atau bisa pula dengan
hidromnion, hiperemesis gravidarum dan pada hamil lanjut dengan
toksemia gravidarum, atau perdarahan antepartum.
Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini
adalah tengkorak kepala, keras, kerakan bayi terbatas, cerniks kaseosa
sedikit atau tidak ada, kulit tipis, berlipat-lipat mudah diangkat, abdomen
cekung atau rata, jaringan lemak bawah kulit sedikit,
2) Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu.
Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak
lunak dan mudah bergerak, muka seperti boneka (doll-like), abdomen
buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, tonus otot hipotoni, dan
kulit tipis, merah dan transparan.
3) Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intrauterin.
4) Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya,
karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma
kelahiran, hipotermi dan sebagainya.
Pada bayi kecil untuk masa kehamilan (small for date) alat-alat dalam
tubuh lebih berkembang dibandingkan dengan bayi prematur BB sama,
karena itu akan lebih mudah hidup diluar rahim, namun tetap lebih peka
5
terhadap infeksi dan hipotermi dibandingkan bayi matur dengan BB
normal.
4. Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar
dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka
kematian yang tinggi etrutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial,
dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada
syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah dan gangguan lainnya.
5. Penanganan
Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat.
Mencegah infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatian prinsip-prinsip pencegahan
infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
Pengawasan nutrisi / ASI
Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi
harus di lakukan dengan cermat.
Penimbangan ketat
Perubahan BB mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya
dengan daya rahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan BB harus dilakukan
dengan ketat.
6
Kebutuhan cairan untuk BBL 120-150 ml/kf/hari atau 100-120 cal/kg/hari.
Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan bayi untuk sesegera
mungkin mencukupi kebutuan cairan/kalori.
7
Riwayat kesehatan.
pemeriksaan fisik pada kesehatan.
Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi.
Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan
mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen
kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
8
Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita
tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa
data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak
(misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir,
distosia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
9
untuk mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan
menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.
10
C. Teori Teknik Pendokumentasian Kebidanan.
SOAP yaitu Subjek, Objek, Assesment dan Planing. Subjek artinya
data yang kita ambil dari pasien melalui wawancara langsung dengan
pasien ataupun keluarga pasien. Data objektif adalah data yang diambil
dari hasil pemeriksaan yang dilakukan. Assessment yaitu diagnosa,
planning adalah gabungan dari perencanaa, pelaksanaan, dan evaluasi.
11
BAB III
STUDI KASUS
Laporan kasus ini dibuat dalam bentuk studi kasus.Dimana kegiatan studi
1. Lokasi
Lokasi kegiatan studi kasus ini dilakukan diruang Nicu, dirumah sakit
2. Waktu
09.00 Wib.
Subjek dalam kasus ini adalah pada By. G berusia hari, dengan diagnosa
12
D. Instrument Laporan Kasus
dokumentasi pasien dengan format SOAP sesuai dengan standar Bayi Baru
Lahir (BBL).
1. Data primer
Pengumpulan data primer yaitu data yang didapatkan dari pasein untuk
2. Data Sekunder
13
BAB IV
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian Data
Tanggal : 14 November 2016
Jam : 09.00 WIB
A. Data Subjektif
Nama Bayi : Bayi Ny “K”
Umur : 29 hari
Tgl/jam/lahir : 16 Oktober 2016 /08.00WIB/normal
Jenis kelamin : Laki-laki (♂)
B. Anamnesa
1. Keluhan utama
Ny. K mengatakan bahwa anaknya memiliki berat badan dibawah batas
normal yaitu 1090 gram.
2. Riwayat kehamilan
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dengan usia kehamilan 28
minggu dan Ibu memeriksakan kehamilannya di Bidan.
14
Riwayat pranatal
Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah biasa
Trimester II : Ibu mengatakan tidak mengalami keluhan
Trimester III : -
Riwayat natal
Bayi Ny “K” lahir tanggal : 16 Oktober 2016 Jam : 08.00 WIB
Panjang badan : 49 cm
Berat badan : 1090 gr
Lingkar kepala
SOB (Sub Occipito Bregmatica) : 30 cm
FO ( Fronto Occipito) : 32 cm
MO (Mento Occipito) : 33 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar abdomen : 24 cm
Apgar score : 4-6
15
6. Kebiasaan sehari-hari
Makan : 3 x/sehari dengan porsi nasi 1 piring, lauk, sayur, susu, buah.
Obat-obatan/jamu : -
Merokok : -
C. Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Stabil
Suhu : 368 0C
Pernapasan : 60 x/menit
HR : 160 x/menit
BB : 1090 gram
PB : 49 cm
Lingkar kepala
SOB : 30 cm
FO : 32 cm
MO : 33 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lila abdomen : 24 cm
Pemeriksaan fisik secara sistematis
- Kepala : Simetris, rambut lurus pendek, tidak ada lesi, tidak ada
caput.
- Ubun-ubun : Ubun-ubun besar dan kecil masih cekung
- Muka : Kemerahan
- Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan
- Kulit : Merah, akral hangat
- Mulut : Bibir Simetris, tidak sumbing, mukosa bibir lembab, tidak
ada stomatitis, lidah merah muda
16
- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis.
- Dada : Tidak tampak retraksi dinding dada
- Tali pusat : Tidak ada infeksi, basah, masih terbungkus kasa
- Punggung : Simetris, tidak ada benjolan dan lesi
- Ekstrimitas : Tangan : Simetris, jari lengkap
Kaki : Simetris, jari kaki lengkap
- Genetalia : Bersih, testis sudah turun diskrotum(odem), penis berlubang
- Anus : Berlubang.
Refleks
Refleks moro : +
Refleks rooting : +
Refleks sucking : +
Refleks graphs : +
Refleks tonik neck : +
Refleks walking : +
Eliminasi
Mekonium : Sudah keluar, warna hijau kehitaman
17
Lingkar kepala
SOB : 30 cm
FO : 32 cm
MO : 33 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lila abdomen : 24 cm
Kulit : Pucat
Akral : Dingin
Masalah : BBLR
Kebutuhan : Pembebasan jalan nafas
Kehangatan
18
- TTV dalam batas normal
Suhu : 36,5 0C – 37,5 0C
Nadi : 100-120 x/menit
RR : 40-60 x/menit
Intervensi
1. Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
Untuk pencegahan infeksi
2. Membungkus bayi/member kehangatan pada bayi
Untuk mencegah hipotermi
3. Memposisikan ekstensi
Melonggarkan jalan nafas.
4. Memberikan O2
Pola nafasnya efektif
5. Observas TTV/4jam
Mengetahui keadaaan umum bayi
6. Pemberian ASI eksklusif
Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
7. Perawatan bayi sehari-hari
Memenuhi kebutuhan personal hygine bayi
8. Menimbang berat badan setiap hari
Mengetahui bayi dehidrasi atau tidak.
VI. Implementasi
Hari/Tgl Kegiatan TTD
- Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
14-11-16 - Membungkus bayi dengan gedong dan meletakkannya dibawah
Jam sinar lampu
09.11 WIB - Memposisikan kepala bayi ekstensi dan menengadahkan kepala
bayi.
- Memberikan O2 dengan selang nasal kanul,2 ml
19
- Observasi TTV
HR : 138x/menit
RR : 40x/menit
S : 36 C
- Memberikan ASI melalui Oral 30cc/3 jam
- Perawatan bayi sehari-hari(mengganti popok BAK_BAB,
memandikan bayi, perawatan tali pusat)
- Menimbang berat badan bayi (1090 gram)
VII. Evaluasi
Tanggal : `14-11-2016 Jam : 13.00 WIB
S :-
O : KU : Stabil
Suhu : 369 0C
BB : 1090 gram
PB : 49 cm
Lingkar kepala
SOB : 30 cm
FO : 32 cm
MO : 33 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lila abdomen : 24 cm
20
CATATAN PERKEMBANGAN I
21
CATATAN PERKEMBANGAN II
O: - Gerakan aktif
- Menangis kuat
- Menghisap kuat
22
- Bayi diletakkan antara payudara ibu dalam posisi tegak dengan
dada bayi menempel pada dada ibu
- Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi
sedikit tengadah
- Kedua tungkai bayi ditekuk sedikit seperti posisi kodok
- Dalam posisi berdiri tubuh ibu dan bayi diikat dengan kain
selendang atau kemben berbahan elastic untuk menahan badan bayi
agar tidak jatuh.
- Pastikan bahwa kain melekat erat dibagian dada bukan dibagian
Perut,
- Selanjutnya, bayi hanya mengenakan popok, topi hangat, dan kaus
Kaki.
23
BAB V
PEMBAHASAN
Kasus yang kami temukan di Rumah sakit Ibu dan Anak, ruang Nicu
yaitu Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktek, Tindakan yang dilakukan sesuai dengan protab teori.
24
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi dua yaitu bayi normal (sehat) yang
memerlukan perawatan biasa dan bayi gawat (high risk baby) yaitu yang
memerlukan penanggulangan khusus.
Dinilai dari landasan teori dalam kasus ini telah diuraikan bahwa bayi
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500
gram. Dan disebutkan pula bahwa BBLR sangat rentan terhadap hipotermi dan
infeksi, dari kasus yang telah diikaji dan telah dilakukan penatalaksanaan yang
adekuat ternyata tidak jauh berbeda dengan teori yaitu Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram, tetapi dari kasus
bayi Ny. K, pemantauan ketat pada bayi dan juga telah dilakukan penanganan
pada BBLR dengan baik. Dan tenaga kesehatan juga telah menangani bayi sesuai
dengan yang telah dijelaskan pada teori yaitu mempertahankan suhu tubuh bayi,
mencegah infeksi, pengawasan nutrisi/ASI eksklusif dan penimbangan BB bayi
dengan ketat.
B. Saran
Petugas Kesehatan
Petuga kesehatan yang profesional harus mampu mengambil tindakan
cepat jika ada masalah yang muncul.
Mampu memberikan nasehat-nasehat apa yang harus dilakukan pasien
dalam menghadapi masalah kebidanan.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai acuan dalam memberikan materi/mata ajar untuk Mahasiswa.
Sebagai masukan terhadap kemungkinan adanya kekurangan dalam
pembelajaran kepada Mahasiswa.
25
Bagi Mahasiswa
Sebagai acuan atau perbandingan yang harus dipelajari dan diteliti
kembali.
Diharapkan dengan adanya Asuhan Kebidanan ini Mahasiswa mampu
merealisasikan dalam praktek dilapangan
26
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam, Prof. Dr. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta : EGC
Syaifuddin, Abdul Bari Prof Dr. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta:YBP-SP
27