You are on page 1of 9

Penilaian Sistematis Sebelum dan Saat Setelah Bencana pada

Suverior

OLEH:
1. WA ODE HARIDA
2. WA ODE NURUL FITRI
3. SANTRYATI
4. SAFRIANTI ZULMA
5. NURSALAM
6. MALSIA

UNIVERSITAS KARYA PERSADA


MUNA PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN 2023
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, badai, atau pandemi, seringkali memiliki
dampak yang signifikan pada sistem perawatan kesehatan. Ketika bencana terjadi, organisasi
perawatan kesehatan harus tetap beroperasi untuk merespons kebutuhan pasien yang mungkin
terluka atau sakit akibat bencana tersebut. Supervisi dalam keperawatan adalah aspek yang
sangat penting dalam memastikan perawatan yang aman dan efektif. Oleh karena itu, penilaian
sistematis sebelum dan saat setelah bencana pada supervisi dalam keperawatan menjadi suatu
keharusan.
Bencana alam, insiden tak terduga, dan situasi krisis dapat menciptakan tantangan
besar dalam bidang keperawatan. Dalam situasi seperti ini, sistem perawatan kesehatan,
termasuk supervisi, dihadapkan pada tekanan yang tak terduga dan berpotensi mengancam
nyawa pasien. Dalam konteks keperawatan, supervisi adalah pilar utama yang memastikan
pasien mendapatkan perawatan yang aman, berkualitas, dan tepat waktu. Oleh karena itu,
penting untuk melakukan penilaian sistematis sebelum dan setelah bencana pada supervisi
dalam keperawatan untuk memastikan kelangsungan operasional, keselamatan pasien, dan
pemulihan yang efektif.

Keperawatan adalah profesi yang terus berkembang, dan supervisi memainkan peran
kunci dalam memastikan standar etika dan kualitas perawatan yang tinggi. Ketika bencana
terjadi, baik dalam bentuk bencana alam, wabah penyakit, atau insiden lainnya, peran
supervisi dalam mengkoordinasikan, mengelola, dan memberikan perawatan menjadi semakin
penting. Oleh karena itu, penilaian sistematis sebelum bencana untuk memastikan kesiapan
dan kemampuan supervisi serta penilaian setelah bencana untuk mengevaluasi dampak dan
efektivitas supervisi menjadi langkah krusial dalam memitigasi risiko dan memaksimalkan
pelayanan perawatan.

Dalam penilaian sistematis sebelum bencana, aspek-aspek kunci yang harus


dipertimbangkan mencakup perencanaan kesiapan bencana, pelatihan staf, sumber daya yang
tersedia, dan infrastruktur yang dapat menunjang supervisi yang efektif. Sementara itu,
penilaian setelah bencana memungkinkan organisasi perawatan kesehatan untuk mengevaluasi
kerentanannya dan mengidentifikasi pelajaran yang dapat dipelajari dari pengalaman tersebut.

i
Makalah ini akan membahas secara mendalam tentang pentingnya penilaian sistematis
sebelum dan saat setelah bencana pada supervisi dalam keperawatan. Kami akan menjelaskan
landasan teori yang melatarbelakangi konsep penilaian ini, serta menguraikan metode
penilaian yang dapat digunakan dalam dua konteks tersebut. Melalui pemahaman yang lebih
baik tentang bagaimana supervisi dalam keperawatan dapat dipersiapkan dan ditingkatkan
sebelum dan setelah bencana, kita dapat lebih efektif dalam melindungi pasien dan menjaga
kontinuitas perawatan yang berkualitas.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pentingnya penilaian
sistematis sebelum dan setelah bencana pada supervisi dalam keperawatan. Penelitian ini akan
menggambarkan metode penilaian yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko,
sumber daya yang tersedia, dan kemampuan organisasi perawatan kesehatan dalam mengatasi
bencana. Selain itu, penelitian ini juga akan membahas metode penilaian yang diperlukan
untuk mengukur dampak bencana pada supervisi dan menentukan langkah-langkah pemulihan
yang diperlukan.
C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
pentingnya penilaian sistematis sebelum dan setelah bencana pada supervisi dalam
keperawatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan bagi organisasi
perawatan kesehatan dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana dan dalam melakukan
pemulihan pasca-bencana. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi pada
peningkatan keselamatan pasien dan kinerja staf perawatan kesehatan selama situasi bencana.

ii
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahap ini, kita akan mendalami pentingnya penilaian sistematis sebelum dan
setelah bencana pada supervisi dalam keperawatan serta membahas aspek-aspek yang perlu
diperhatikan.
1. Pentingnya Penilaian Sebelum Bencana
Penilaian sistematis sebelum bencana memiliki peran yang sangat krusial dalam
memitigasi dampak bencana pada supervisi dalam keperawatan. Berikut beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
 Identifikasi Risiko: Penilaian sebelum bencana membantu organisasi perawatan
kesehatan mengidentifikasi potensi risiko yang dapat terjadi selama bencana. Ini
melibatkan pemetaan risiko seperti gangguan pasokan listrik, peningkatan pasien
datang akibat bencana, atau kerusakan fisik pada fasilitas kesehatan. Identifikasi risiko
memungkinkan organisasi untuk merencanakan dan mempersiapkan diri untuk
menghadapi tantangan yang mungkin timbul.
 Perencanaan Strategi Supervisi: Berdasarkan penilaian risiko, organisasi dapat
mengembangkan strategi supervisi yang efektif selama bencana. Ini termasuk merinci
bagaimana pemantauan pasien akan dilakukan, cara komunikasi antarstaf, dan
perencanaan evakuasi jika diperlukan. Dengan strategi supervisi yang matang,
organisasi dapat merespons bencana dengan lebih terstruktur dan efisien.
 Pengembangan Rencana Darurat: Penilaian sebelum bencana adalah dasar bagi
pengembangan rencana darurat yang komprehensif. Rencana darurat mencakup
tindakan khusus yang harus diambil oleh staf supervisi dalam berbagai skenario
bencana. Rencana ini mencakup peran dan tanggung jawab masing-masing staf,
prosedur evakuasi, penggunaan sumber daya, dan cara mengatasi gangguan yang
mungkin terjadi.
2. Pentingnya Penilaian Setelah Bencana
Penilaian sistematis setelah bencana sama pentingnya dengan penilaian sebelum
bencana. Fase ini memungkinkan organisasi perawatan kesehatan untuk mengukur dampak
yang terjadi pada supervisi dan mengidentifikasi area perbaikan. Beberapa aspek yang perlu
diperhatikan adalah:
 Evaluasi Kerusakan: Dalam fase pasca-bencana, penting untuk mengevaluasi
kerusakan yang terjadi pada sistem supervisi. Ini termasuk memeriksa infrastruktur,

ii
i
perangkat pendukung, dan teknologi yang digunakan dalam supervisi. Perangkat lunak
dan perangkat keras yang rusak harus diperbaiki atau diganti, dan perlu
dipertimbangkan bagaimana memperkuat ketahanan terhadap kerusakan serupa di
masa depan.
 Identifikasi Keberhasilan dan Kegagalan: Evaluasi pasca-bencana juga melibatkan
analisis kinerja supervisi selama bencana. Organisasi harus mengidentifikasi
keberhasilan dan kegagalan dalam menjalankan rencana darurat, termasuk faktor-
faktor yang berkontribusi pada keberhasilan dan area di mana perbaikan diperlukan.
 Pengukuran Kinerja Staf: Selama penilaian setelah bencana, evaluasi kinerja staf
supervisi merupakan aspek penting. Ini mencakup sejauh mana staf mampu
menjalankan tugas supervisi, keterampilan komunikasi, dan respon terhadap situasi
darurat. Pengukuran ini dapat membantu dalam pengembangan pelatihan dan
peningkatan kinerja staf.
3. Integrasi Pelajaran dan Peningkatan Berkelanjutan
Penilaian sistematis, baik sebelum maupun setelah bencana, seharusnya bukanlah
sekadar tugas rutin. Hasil penilaian harus diintegrasikan ke dalam rencana strategis organisasi
perawatan kesehatan untuk meningkatkan ketahanan terhadap bencana di masa depan. Ini
termasuk pengembangan rencana perbaikan dan pelatihan berkelanjutan. Dengan
mengintegrasikan pelajaran dari penilaian ini, organisasi dapat memastikan bahwa mereka
semakin siap menghadapi berbagai ancaman bencana yang mungkin datang.
Dalam bab-bab selanjutnya, kita akan melihat beberapa studi kasus konkret yang
mengilustrasikan implementasi penilaian sistematis sebelum dan setelah bencana pada
supervisi dalam keperawatan serta menyajikan rekomendasi praktis untuk meningkatkan
kesiapan dan respons organisasi dalam menghadapi bencana.
4. Supervisi dalam Keperawatan
Supervisi dalam konteks perawatan kesehatan adalah aspek kunci dari manajemen
perawatan pasien yang memastikan penyediaan pelayanan yang aman, berkualitas, dan
berkesinambungan. Supervisi mencakup pemantauan, pengawasan, dan koordinasi tindakan
perawatan yang dilakukan oleh staf medis dan perawat. Ini melibatkan aspek seperti penilaian
pasien, pengembangan rencana perawatan, administrasi obat, pemantauan gejala, dan
dokumentasi yang akurat. Supervisi yang efektif membantu mencegah kesalahan medis,
memaksimalkan efisiensi perawatan, dan menjaga kepuasan pasien.
5. Bencana dalam Konteks Perawatan Kesehatan
Bencana dalam konteks perawatan kesehatan mencakup berbagai situasi darurat yang

iv
dapat mengganggu penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Ini dapat mencakup bencana alam
seperti gempa bumi, banjir, topan, kebakaran hutan, atau bencana yang disebabkan oleh
manusia seperti wabah penyakit, insiden kimia, atau serangan teroris. Bencana seringkali
mengancam infrastruktur kesehatan, sumber daya, dan staf medis. Dalam situasi seperti ini,
supervisi menjadi lebih penting, karena harus memastikan bahwa perawatan pasien tetap
terkoordinasi dan aman.
6. Pentingnya Penilaian Sistematis
Penilaian sistematis sebelum bencana menjadi kunci dalam mengidentifikasi risiko
yang mungkin dihadapi organisasi perawatan kesehatan. Dengan memahami risiko potensial,
organisasi dapat mengembangkan rencana darurat yang efektif untuk mengatasi bencana. Ini
mencakup identifikasi sumber daya yang diperlukan, pemetaan peran dan tanggung jawab staf,
serta pengembangan strategi untuk menjaga kelangsungan perawatan pasien.
Penilaian sistematis setelah bencana adalah langkah penting dalam mengukur dampak
yang terjadi pada supervisi dan organisasi perawatan kesehatan secara keseluruhan. Dalam
fase ini, evaluasi kerusakan pada sistem supervisi, identifikasi keberhasilan dan kegagalan
selama bencana, serta penentuan langkah-langkah pemulihan yang diperlukan menjadi fokus
utama. Penilaian pasca-bencana juga memungkinkan organisasi untuk memperbaiki sistem
supervisi mereka dan mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi bencana di masa
depan.
7. Metode Penilaian Sistematis
Penilaian sistematis dapat melibatkan berbagai metode dan alat. Ini mencakup
wawancara dengan personel supervisi dan personel perawatan kesehatan, survei dan kuesioner
untuk mengumpulkan data tentang pengalaman selama bencana, analisis data historis dan
dokumentasi supervisi, serta pemantauan dan evaluasi kinerja supervisi selama periode pasca-
bencana. Metode ini membantu dalam mengumpulkan informasi yang mendalam dan beragam
untuk membuat keputusan yang informasi pada saat-saat yang kritis. Dalam bab-bab
berikutnya, kita akan lebih mendalam dalam menjelajahi aspek-aspek penilaian sistematis
sebelum dan setelah bencana pada supervisi dalam keperawatan, termasuk studi kasus dan
rekomendasi praktis. Keselamatan pasien dan kualitas perawatan tetap menjadi fokus utama
dalam upaya ini.

v
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian sistematis sebelum dan setelah bencana pada supervisi dalam keperawatan
adalah langkah kunci dalam memitigasi risiko dan memastikan kesiapan organisasi perawatan
kesehatan dalam menghadapi berbagai bencana. Dalam penilaian sebelum bencana,
identifikasi risiko, perencanaan strategi supervisi, pelatihan staf, dan pengembangan rencana
darurat menjadi esensial. Setelah bencana, penilaian kerusakan, evaluasi kinerja supervisi, dan
pengukuran kinerja staf membantu organisasi memahami dampak bencana dan melanjutkan
perbaikan.
B. Saran
1. Pembaruan dan Latihan Berkala:
Organisasi perawatan kesehatan harus secara berkala memperbarui rencana darurat dan
melibatkan staf dalam latihan simulasi untuk meningkatkan kesiapan mereka dalam
menghadapi bencana.
2. Keterlibatan Komprehensif:
Melibatkan staf supervisi, staf perawatan, dan manajemen organisasi dalam proses
penilaian sebelum dan setelah bencana untuk memastikan pendekatan yang holistik
dan pemahaman yang lebih baik.
3. Investasi dalam Infrastruktur:
Organisasi harus berinvestasi dalam infrastruktur supervisi yang tahan bencana,
termasuk perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat berfungsi dalam situasi
bencana.
4. Kolaborasi dengan Pihak Eksternal:
Mengembangkan kerjasama dengan pihak eksternal seperti badan penanggulangan
bencana, instansi pemerintah, dan organisasi kesehatan lainnya untuk berbagi sumber
daya dan pengetahuan.
5. Pemahaman dan Penyesuaian Berkelanjutan:
Organisasi perawatan kesehatan harus terus memantau, mengevaluasi, dan
memperbarui proses penilaian mereka sesuai dengan perubahan lingkungan dan risiko
bencana yang mungkin muncul.
Dengan mengimplementasikan saran-saran ini, organisasi perawatan kesehatan dapat
meningkatkan kesiapannya dalam menghadapi bencana, memastikan keselamatan pasien, dan
menjaga kualitas perawatan selama dan setelah situasi darurat. Penilaian sistematis sebelum

vi
dan setelah bencana adalah alat penting untuk mencapai tujuan tersebut dan meminimalkan
dampak yang mungkin timbul akibat bencana pada supervisi dalam keperawatan.

vi
i
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru. AirlanggaUniversity
Press. Surabaya.
Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru.
AirlanggaUniversity Press. Surabaya.
Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman & Sorensen’s Medical surgical Nursing A Phsycopsicologyc
Approach. W.B. Saunders Company. Philapidelpia.
Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1.Penerbit
EGC. Jakarta.
https://chat.openai.com/c/c702a15b-713e-4427-8831-04f71ac73355Carpenito, L.J., (1999).
Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. EGC. Jakarta.
Diana C. Baughman. ( 2000 ), Patofisiologi, EGC, Jakarta.
Hudak & Gallo, ( 1997 ). Keperawatan kritis : suatu pendekatan holistic, EGC,Jakarta
Keliat, Budi Anna. (1991). Proses Keperawatan. Arcan. Jakarta.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI :Media
Aescullapius Jakarta.
Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untukPerencnaan
/pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta.
Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai PenerbitFKUI.
Jakarta.
Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson. (1995). Patofisiologi KonsepKlinis Proses -
Proses Penyakit. EGC. Jakarta.
Yunus Faisal. (1992). Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta.

vi
ii

You might also like