Professional Documents
Culture Documents
Proposal Skripsi 1..
Proposal Skripsi 1..
Proposal Skripsi
Disusun Oleh:
RISKI PUSPITA SARI
NPM. 20310100
Proposal Skripsi
Sarjana Kedokteran
Oleh:
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
“Aktivitas Antibakteri Sabun Mandi Cair Yang Diformulasikan Dari Daun Eucalyptus
Pellita Dengan Pelarut Etanol “. Karya Tulis ini diajukan untuk memenuhi persyaratan
kelulusan pada program studi S1 Kedokteran Umum Universitas Malahayati. Proses
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, maka
dengan selesainya proposal ini penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada:
Bandar Lampung………………2023
PENDAHULUAN
Salah satu upaya di Indonesia untuk mencegah timbulnya penyakit terutama pada
kulit tubuh manusia adalah dengan membersihkan kulit tubuh dari bakteri, virus
atau radikal bebas lainnya yaitu dengan mandi. Mandi menggunakan sabun
Menggunakan air saja tidak akan efektif untuk membersihkan kulit, karena air tidak
dapat menghilangkan lemak dan protein yang merupakan komponen utama bakteri
(Nurrosyidah, Asri and FM, 2019). Oleh karena itu, menghilangkan bakteri dari
kulit memerlukan penggunaan sabun dengan bahan aktif tertentu yang mampu
membuat sabun sebagai antibakteri dalam membersihkan kulit. Bahan aktif yang
mempunyai peran sebagai antibakteri saat ini sangatlah banyak, namun umumnya
yang paling banyak digunakan pada pembutan sabun adalah bahan kimia sebagai
bahan utamanya. Bahan kimia ini dapat menimbulkan iritasi pada kulit sehingga
berbahaya untuk digunakan. Adanya bahan yang berbahaya ini maka perlu solusi
atau alternatif lain untuk menghindari terjadinya iritasi kulit dengan menggunakan
bahan yang lebih alami dan ramah lingkungan (Nurrosyidah, Asri and FM, 2019).
berposisi di urutan kedua sebagai negara yang memiliki kekayaan alam terbesar di
dunia setelah brazil. Jumlah tanaman yang berada di negara khatulistiwa ini
membentuk keanekaragaman hayati. Keanekaragaman tersebut banyak digunakan di
Eucalyptus termasuk ke dalam famili myrtaceae yang memiliki 140 genus dan lebih
dari 3800 speseis yang tumbuh di seluruh dunia, baik di daerah tropis maupun
tanin, total fenolik, saponin dan lainnya (Siregar, 2010). Senyawa tersebut mampu
genetik yang ada pada bakteri sebagai agen antibakteri, menyebabkan denaturasi
protein sel, yang mengubah permeabilitas dinding sel dan membran sitoplasma serta
mengenai aktivitas antibakteri sabun mandi cair yang diformulasikan dari daun
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang sudah diuraikan, maka masalah
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana aktivitas antibakteri pada
sabun mandi cair yang diformulasikan dari daun Eucalyptus pellita yang diekstrak
Untuk mengetahui aktivitas antibakteri sabun mandi yang berbahan aktif etanol
tenaga kesehatan mengenai aktivitas antibakteri dari sabun mandi cair yang
diformulasikan dari daun Eucalyptus pellita dengan pelarut etanol. Serta agar
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan bagi peneliti mengenai manfaat dari daun
cair.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi untuk pustaka
3. Manfaat Teoritis
Hasil Penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan secara medis dan
cair yang diformulasikan dari daun Eucalyptus pellita dengan pelarut etanol.
salah satu bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian
1.5.1 Judul
Judul pada penelitian ini adalah Aktivitas Antibakteri Sabun Mandi Cair Yang
Subjek yang dituju pada penelitian ini adalah ekstrak daun Eucalyptus pellita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Eucalyptus
Eucalyptus merupakan salah satu spesies eksotik yang banyak digunakan dalam
program Hutan Tanaman Industri (HTI), mengingatkan bahwa jenis ini adalah
fast growing, memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap iklim dan tempat
tumbuh, sifat kayu yang cukup baik dan memiliki daur hidup yang cepat/pendek
yaitu 5-6 tahun (Sugeng et al., 2023). Eucalyptus juga merupakan tanaman yang
Eucalyptus dapat tumbuh di tanah yang dangkal, berbatu, lembah, berawa, dan
bahkan di tanah yang kurang hara. Menurut Badan Pusat Statistik (2020)
Produksi eukaliptus Indonesia pada tahun 2018 sebesar 7,9 juta ton meningkat
sekitar 9,25% menjadi 8,7 juta ton pada tahun 2019 dan naik lagi sekitar 53%
menjadi 13,3 juta ton pada tahun 2020 (Sugeng et al., 2023).
Hampir semua jenis Eukalyptus beradaptasi dengan iklim basah, beberapa jenis
bahkan dapat bertahan hidup di musim yang sangat kering, pada ketinggian
hingga 1800 mdpl, dengan curah hujan tahunan 2500-5000 mm, suhu minimum
rata-rata 23° dan maksimum 31° di dataran rendah, dan suhu minimum rata-rata
Eucalyptus merupakan famili dari Myrtaceae yang memiliki 140 genus dan
sekitar 3800 spesies yang terdistribusi di belahan dunia daerah tropis dan sub-
pulau-pulau sekitarnya. Beberapa jenis tumbuh luas di Papua Nugini dan jenis-
(Pelawi, 2023).
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Eucalyptus
Eucalyptus merupakan famili dari Myrtaceae yang memiliki 140 genus dan
sekitar 3800 spesies yang terdistribusi di belahan dunia daerah tropis dan sub-
pulau-pulau sekitarnya. Beberapa jenis tumbuh luas di Papua Nugini dan jenis-
(Pelawi, 2023).
Daun Eucalyptus memiliki beberapa manfaat yang cukup signifikan antara lain
pada sektor olahan makanan yaitu sebagai produk olahan makanan, minuman
ringan, permen, makanan kaleng, dan tembakau. Pada sektor industri farmasi
bahan obat-obatan, balsem, sabun, obat kumur, obat batuk, emulsi antiseptik,
salep, dan pereda sakit gigi. Pemanfaatan daun Eucalyptus untuk membuat
minyak atsiri dilakukan dengan cara penyulingan pada bunga, daun, kulit dan
Eucaylptus pada umumnya berupa pohon kecil hingga besar, tingginya berkisar
60-70 m. batang utamanya berbentuk lurus dengan diameter hingga 200 cm.
permukaan pepagan licin, serat berbentuk papan catur, daun dewasa umumnya
berbentuk payung yang rapat, kadang-kadang berupa malai rata di ujung ranting.
Buah berbentuk kapsul, kering dan berdinding tipis, biji berwarna cokelat.
Pohon Eukaliptus pada umumnya bertajuk sedikit ramping, ringan dan banyak
atas, jarang-jarang dan daunnya tidak begitu lebat. Ciri khas lainnya adalah
macam mulai dari kasar dan berserabut halus bersisik, tebal bergaris- garis.
Warna kulit batang mulai dari putih kelabu, abu-abu muda, hijau kelabu sampai
cokelat, merah, sawo matang sampai coklat. Eukalyptus merupakan jenis yang
tumbuhnya. Jenis Eukaliptus dapat berupa semak atau perdu sampai mencapai
ketinggian 100 m umumnya berbatang bulat, lurus, tidak berbanir dan sedikit
lainnya yang terdapat pada tanaman ini. Kandungan tersebut membuat tanaman
1. 1,8-Sineol
1,8-Sineol merupakan eter siklik dengan rumus empiris C 10H18O dan nama
yang segar dan aroma menyengat dan rasa tajam sangat bermanfaat dan
menjadi ciri khas dari 1,8-Sineol (Rosmalina, Sri Endah and Susanto
Ridwan, 2020).
2. α-Terpineol
Nama lain dari senyawa (+) α -terpineol adalah (R) -p-menth-1-en-8-ol; (R)-
(+) α -terpineol berwujud cair, warna jernih, bau lilac, berat jenis 20oC 0,94
(g/cm3), indeks bias + 84 ± 10o dan larut dalam air. Terpineol adalah produk
bagian dinding sel dan membran sel bakteri sehingga terjadinya penurunan
ukuran sel yang menyebakan pecahnya membran sel (Wibowo et al., 2023).
3. -Pinene
molekul C10H16 adalah cairan yang tidak berwarna dengan bau karateristik
seperti terpentin. Rumus struktur ɑ-pinene terdiri atas dua cincin yaitu
untuk sintesis senyawa parfum, resin, obat atau lainnya. Senyawa α-Pinene
4. Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu golongan senyawa fenol alam yang terbesar
dalam tanaman. dan tersusun oleh 15 atom karbon sebagai inti dasarnya.
dihubungkan oleh tiga atom karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk
cincin ketiga (Parwata, 2016). Salah satu metabolit sekunder yang penting
Flavonoid pada tumbuhan berperan memberi warna, rasa pada biji, bunga,
dan buah serta aroma (Alfaridz and Amalia, 2019). Aktivitas farmakologi
molekul besar dengan berat molekul lebih besar. Struktur kimianya dapat
6. Total fenolik
7. Saponin