Professional Documents
Culture Documents
BBLR Unaaaa
BBLR Unaaaa
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
Prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia
dengan batasan 3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau social
Secara statistic menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di Negara berkembang dan
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi disbanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500
gram BBLR termasuk faktor dalam peningkatan mortilitas, morbiditas dan disabilitas neonates,
bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan.
(Zulfa, 2008)
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui secara umum tentang bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
1
b. Tujuan Khusus
2. Melakukan Pengkajian kepada klien yang meliputi data subyektif dan data obyektif
6. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kasus sesuai dengan
diagnosa kebidanan
2
C. Metode Penulisan
a. Wawancara, Wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada
b. Observai, Observasi yaitu dengan melakukan pemantauan dan melihat tindakan yang
c. Studi Kasus, Praktek langsung yaitu dengan melakukan tindakan yang dilakukan kepada
d. Study Rekam Medik, Studi Rekam Medik yaitu dengan cara melihat pada pencatatan data
e. Studi Kepustakaan, Studi kepustakaan yaitu dengan membaca dan meninjau kasus yang
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep BBLR
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai
dengan 2499 gram. (Abdul Bari Saifudin, 2002 ). BBLR adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gr. (Farrer, Hellen, 1999). BBLR adalah bayi baru lahir
Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram ( WHO, 1961 ). Berat badan pada kehamilan khusus apapun sangat berfariasi dan
harus digambarkan pada grafik presentil. Bayi yang berat badannya diatas presentil 90
dinamakan besar untuk umur kehamilan dan yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan untuk
umur kehamilan. Berdasarkan itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur kehamilan. Bayi
yang berat badannya kurang dari 2500 gr pada saat lahir dinamakan berat badan lahir rendah.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memndang usia gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
Ada 2 tipe BBLR yaitu premature dan bayi kecil masa kehamilan (KMK). (Manuaba, 2010)
4
B. Premature
Definisi
Premature adalah persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu gestasi ke
28 sampai akhir minggu gestasi ke 37 (bayi yang lahir lebih awal dari waktunya kurang dari 37
1. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature. Faktor Ibu yang lain
adalah umur, paritas, dll. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda, serta faktor
a. Faktor Ibu
- Komplikasi pada kehamilan, komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu seperti
- Usia Ibu dan paritas, angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang
- Faktor kebiasaan Ibu, faktor kebiasaan Ibu juga berpengaruh seperti pada Ibu perokok,
b. Faktor Janin
- Premature
- Hidramnion
5
c. Faktor Lingkungan
Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di dataran tinggi, radiasi, social ekonomi,
2. Komplikasi, Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara
lain :
a. Hipotermi
b. Hipoglikemia
d. Hiperbilirubinemia
f. Infeksi
g. Apnea of prematurity
h. Anemia, Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR)
6
3. Patofosiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka semakin tinggi resiko gizinya. Beberapa
a. Menurunnya simpanan zat gizi. Hampir semua lemak glikogen dan mineral seperti zat
besi, kalsium, fosfor, dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan
demikian bayi preterm mempunyai peningkatan potensi terhadap hipoglikemia, rikets dan
anemia.
c. Belum matangnya funsi mekanis dari saluran pencernaan koordinasi antara reflex isap
dan menelan. Dengan penutupan epiglottis untuk mencegah aspirasi pneumonia, belum
lambung dan buruknya motalitis usus sering terjadi pada bayi preterm.
d. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai lebih sedikit
garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorsi lemak dibandingkan
bayi aterm. Produksi amylase pancreas lipase yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan
lemak dan karbohidrat juga menurun. Kadar lactase juga rendah sampai sekitar
kehamilan 34 minggu,
e. Paru-paru yang belum matang dngan peningkatan kerja bernafas dan kebutuhan kalori
yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral.
f. Potensi untuk kehilangan panas akibat luasnya permukaan tubuh dibandingkan dengan
berat badan, dan sedikitnya lemak pada jaringan bawah kulit memberikan insulusi.
7
C. Konsep Manajemen Varney
Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam pelayanan
pada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan selama masa hamil,
1. Pengkajian
Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik data subyektif maupun data obyektif
disertai hari/tanggal dan jam pada saat dilakukan pengkajian, tanggal masuk rumah sakit, jam
a. Data Subyektif
Nama anak : Nama anak untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya
Jenis kelamin : Untuk mencocokkan identitas kelamin sesuai nama anak, serta menghindari
kekeliruan bila terjadi kesamaan nama anak dengan pasien yang lain.
8
- Keluhan Utama
Diisi sesuai dengan apa yang dikeluhkan ibu tentang keadaan bayinya pada kasus BBLR
yang sering menjadi keluhan adalah Ibu ingin mengetahui penambahan berat badan anaknya.
Untuk mengetahui kondisi Ibu selama hamil, adakah komplikasi/tidak, periksa kehamilan
dimana dan berapa kali, serta mandapatkan apa saja dari petugas kesehatan selama hamil.
1. Natal
Untuk mengetahui cara persalinan, ditolong oleh siapa, apakah ada penyulit/tidak selama
2. Post Natal
Untuk mengetahui berapa lama Ibu mengalami masa nifas serta adakah komplikasi atau
3. Neonatal
Untuk mengetahui apakah bayi minum ASI atau PASI, berapa berat badan lahir, panjang
badan lahir, apakah saat lahir bayi langsung menangis/tidak, serta adakah cacat/ tidak.
9
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum bayi lemah, tidak menangis atau tangisan lemah, tonus otot lemas.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada caput sucsedaneum maupun cephal
Hidung : Simetris, tidak ada polip, ada pernafasan cuping hidung, terpasang selang O2.
Mulut : Simetris, agak kebiruan, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis.
10
- Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil, pergerakan lemah, warna
agak kebiruan, terlihat keringat dingin tangan kiri terpasang infus dextrosa 10%.
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil, pergerakan lemah, warna
Integumen : Bersih, turgor cukup baik, pembuluh darah tampak dan kulit transparan.
Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b. Palpasi
Leher : Tidak terabapembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe,
- Ekstremitas :
- Integumen : Bersih, turgor cukup baik, pembuluh darah tampak dan kulit transparan.
11
c) Auskultasi
Dada : Terdengar detak jantung 140 x/menit, tidak ada wheezing, terdengar bunyi ronchi.
d) Perkusi
3. Pemeriksaan lain
- Reflek
Rooting : positif
Morro : positif
Untuk mengetahui masalah yang dapat terjadi pada pasien disaat yang akan datang dan
sebagai deteksi dini jika terjadi penyulit maupun komplikasi pada saat masa nifas.
Untuk memberikan tindakan yang harus segera dilakukan kepada pasien untuk mengurangi
12
5. Intervensi
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan berat badan lahir yang
Kesadaran : Composmentis
Apgar score : 8 - 10
13
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya bahwa belum ada penambahan berat badan
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif sehingga penanganan bayi baru lahir dengan imatur
4. Lakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril sesudah mandi dan apabila kotor
5. Jaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan
hipotermi
14
6. pelaksanaan asuhan kebidanan
7. Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1. Biodata Bayi
Usia : 2 hari
Anak ke : 2( dua )
16
2) Biodata Orang Tua
Penghasilan : - Penghasilan : -
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Apgar score : 7– 8
17
Tanda-tanda Vital :
Pernafasan : 55 x/ mnt
Suhu : 35,3 °C
Pemeriksaan Anthopometri
BBL : 1780 gm
PB : 32 cm
LIDA : 27 cm
Ukuran Kepala
SOB : 6 cm
SOF : 9 cm
MO : 10 cm
FO : 9 cm
Diameter biparietal : 7 cm
Diameter bitemporal : 6 cm
18
2. Pemeriksaan fisik
c. Inspeksi
Kepala : Simetris, tidak terdapat benjolan abnormal, tidak terdapat caput succedaneum
Hidung : Simetris, tidak terdapat kotoran, tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Mulut : Bibir lembab warna kebiruan, tidak tampak labioskizis, tidak tampak
Leher : Tidak terlihat pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe maupun
Abdomen : Tidak tampak benjolan abnormal, tali pusat belum kering masih terbungkus
kasa steril
Ekstermitas
pergerakan lemah
19
Bawah : Simetris, tidak terdapat sindikatil maupun polidaktil, pergerakan lemah
3. Palpasi
4. Auskultasi
5. Reflek
Babinski : ya
20
2. Identifikasi Masalah/ Diagnosa
Ds : Bayi lahir tanggal 22 November 2016 pukul 14.00 WIB pada usia kehamilan 7
bulan berjenis kelamin laki-laki, dengan berat badan 1780 gram dan panjang
Tanda-tanda Vital
Pernafasan : 55 x /mnt
Suhu : 36,8°C
Pemeriksaan Anthopometri
PB : 32 cm
LIDA : 20 cm
LILA : 7 cm
21
Ukuran Kepala
SOB : 6 cm
SOF : 9 cm
MO : 10 cm
FO : 9 cm
Diameter biparietal : 7 cm
Diameter bitemporal : 6 cm
Reflek
Babinski : ya
22
3. Antisipasi Masalah Potensial
CPAD (+)
OGT (+)
INF (+)
Gerkn (+)
Monitor (+)
5. Intervensi
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan berat badan lahir yang
23
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya bahwa belum ada penambahan berat badan
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif sehingga penanganan bayi baru lahir dengan imatur
4. Lakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril sesudah mandi dan apabila kotor
5. Jaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan
hipotermi
24
6. Implementasi
Implementasi:
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya bahwa belum ada
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi dengan 7 langkah
3. Mengobservasi tanda- tanda vital bayi : Nadi : 120 x / mnt, Pernafasan : 55 x /mnt
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril sesudah mandi dan apabila kotor
5. Menjaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan
memberikan selimut hangat dan letakkan bayi pada incubator Melakukan perawatan tali
pusat untuk mencegah infeksi dengan membungkusnya menggunakan kasa kering tanpa
diberi apapun
Intake : Memberikan nutrisi pada bayi per oral/ per sonde ASI dan susu formula 30- 40 cc/ 3
25
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana selanjutnya.
Mikasin 2 x 15 gram
7. Evaluasi
Suhu : 36,4 °C
26
B. PENDOKUMENTASIAN DALAM BENTUK SOAP
O :- CPAD (+)
- OGT (+)
- INF (+)
- Gerkn (+)
- Monitor (+)
P:
1. Mamantau KU/ PS
4. Melakukan injeksi
- aminoprilin 2m/12jam
27
BAB IV
PEMBAHASAN
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram
(sampai dengan 2499 gram), berkaitan dengan penanganannya dan harapan hidupnya berat badan
lahir rendah dibedakan 3 tingkatan yaitu: bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1780
gram- 2500 gram, bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir <1500 gram, bayi
berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir <1000 gram.
Pembahasan merupakan analisa dalam meninjau antara kesenjangan dengan teori yang ada
dengan tinjauan kasus, pada tanggal 22 November 2016 dilakukan pengkajian pada bayi Ny “N
“ dengan Berat badan lahir rendah (BBLR), ini sesuai prosedur tidak ada kesenjangan teori
dengan prakteknya, terbukti dengan anamnesa sudah terkaji dengan baik, pada pengamalan
diagnose dan identiikasi masalah tidak terjadi kesenjangan, pola pikir baik melalui teori dengan
melahirkan anak pertamanya dengan normal ditolong oleh bidan dengan jenis kelamin laki-laki,
Hal yang dialami bayi Ny “N “ bersifat patologis karena dapat memberikan efek yang
buruk bagi bayi, oleh karena itu bayi Ny “N “ membutuhkan perawatan dan pemantauan agar
yaitu terjadi hipotermi, potensial terjadi devisit nutrisi dan infeksi sesuai dengan masalah yang
ada, maka intervensi yang diberikan pada bayi Ny “N “ adalah Obsevasi TTV, dan jaga suhu
28
tubuh bayi, pada masalah potensial terjadinya devisit nutrisi yang dilakukan adalah observasi
TTV.
Pada langkah implementasi dan evaluasi juga tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan praktek. Implementasi yang dilakukan pada bayi Ny “N “ telah sesuai dengan intervensi,
dan pada langkah evaluasi dapat ditemukan bahwa masalah yang dialami oleh bayi Ny “N
“ teratasi, namun masih membutuhkan perawatan dan pengawasan karena bayi yang berat lahir
rendah rentan mengalami komplikasi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
29
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai
dengan 2499 gram), berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya berat badan lahir
rendah dibedakan dalam bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram, bayi berat
Dalam asuhan kebidanan pada bayi Ny “N “ mulai langkah I sampai III sesuai dengan
prinsip manajemen kebidanan varney, pada langkah pengkajian sudah didapatkan bahwa bayi Ny
“N “ memang mengalami masalah yaitu bayi dengan berat lahir rendah. Berdasarkan data yang
didapatkan maka diagnose yang ditegakan adalah bayi Ny “N “ dengan Berat badan lahir rendah
(BBLR). Intervensi yang diberikan pada kasus ini adalah sama dengan intervensi yang
ditentukan, pada terakhir evaluasi didapatkan ibu mulai mengerti dan mau melaksanakan apa
30
B. Saran
2. Bagi keluarga
a. Keluarga diharapkan selalu bekerja sama dengan petugas kesehatan dalam proses
b. Segera datang atau memeriksakan diri kepada petugas kesehatan atau jika mengalami
31
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Ruseono, dkk. 1985. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian
Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Jakarta: YBP-SP
Salemba Medika
32