You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500gram tanpa

memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.

Prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia

dengan batasan 3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau social

ekonomi rendah.(Varney, 2007)

Secara statistic menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di Negara berkembang dan

angka kematiannya 35 kali lebih tinggi disbanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500

gram BBLR termasuk faktor dalam peningkatan mortilitas, morbiditas dan disabilitas neonates,

bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan.

(Zulfa, 2008)

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui secara umum tentang bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

1
b. Tujuan Khusus

1. Memahami teori tentang BBL, BBLR, prematur

2. Melakukan Pengkajian kepada klien yang meliputi data subyektif dan data obyektif

pada By. Ny. “N “ dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

3. Menegakkan Diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah kebidanan berdasarkan

data obyektif dan subyektif

4. Mengantisipasi Masalah Potensial yang mungkin terjadi

5. Menentukan Kebutuhan Segera atas diagnosa yang diambil

6. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kasus sesuai dengan

diagnosa kebidanan

7. Melaksanakan dari Rencana yang telah dilakukan

8. Melaksanakan evaluasi atau tindakan yang telah diberikan

9. Mampu mendokumentasikan sesuai dengan asuhan manajemen kebidanan

2
C. Metode Penulisan

a. Wawancara, Wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada

klien maupun keluarga.

b. Observai, Observasi yaitu dengan melakukan pemantauan dan melihat tindakan yang

dilakukan pada pasien.

c. Studi Kasus, Praktek langsung yaitu dengan melakukan tindakan yang dilakukan kepada

klien secara langsung.

d. Study Rekam Medik, Studi Rekam Medik yaitu dengan cara melihat pada pencatatan data

pendokumentasian mengenai klien di rumah sakit.

e. Studi Kepustakaan, Studi kepustakaan yaitu dengan membaca dan meninjau kasus yang

diangkat pada buku atau literatur yang ada.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep BBLR

BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai

dengan 2499 gram. (Abdul Bari Saifudin, 2002 ). BBLR adalah bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari 2500 gr. (Farrer, Hellen, 1999). BBLR adalah bayi baru lahir

dengan berat antara 1500 – 2500 gram. (Sarwono Prawrohardjo, 2002)

Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari

2500 gram ( WHO, 1961 ). Berat badan pada kehamilan khusus apapun sangat berfariasi dan

harus digambarkan pada grafik presentil. Bayi yang berat badannya diatas presentil 90

dinamakan besar untuk umur kehamilan dan yang di bawa presentil 10 dinamakan ringan untuk

umur kehamilan. Berdasarkan itu bahwa 10 % semua bayi ringan untuk umur kehamilan. Bayi

yang berat badannya kurang dari 2500 gr pada saat lahir dinamakan berat badan lahir rendah.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa

memndang usia gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.

Ada 2 tipe BBLR yaitu premature dan bayi kecil masa kehamilan (KMK). (Manuaba, 2010)

4
B. Premature

Definisi

Premature adalah persalinan yang dimulai setiap saat setelah awal minggu gestasi ke

28 sampai akhir minggu gestasi ke 37 (bayi yang lahir lebih awal dari waktunya kurang dari 37

minggu). (Varney, 2007)

1. Etiologi

Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature. Faktor Ibu yang lain

adalah umur, paritas, dll. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan ganda, serta faktor

janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.

a. Faktor Ibu

- Penyakit seperti malaria, anemia, sipilis, infeksi TORCH

- Komplikasi pada kehamilan, komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu seperti

perdarahan antepartum, PEB, eklampsi dan kelahiran preterm

- Usia Ibu dan paritas, angka kejadian BBLR tertinggi ditemukan pada bayi yang

dilahirkan oleh Ibu-ibu dengan usia rawan.

- Faktor kebiasaan Ibu, faktor kebiasaan Ibu juga berpengaruh seperti pada Ibu perokok,

ibu pecandu alcohol dan Ibu pengguna narkotika.

b. Faktor Janin

- Premature

- Hidramnion

- Kehamilan ganda (gemelly)

5
c. Faktor Lingkungan

Yang dapat berpengaruh antara lain tempat tinggal di dataran tinggi, radiasi, social ekonomi,

dan paparan zat-zat racun. (Mochtar, 2005)

2. Komplikasi, Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara

lain :

a. Hipotermi

b. Hipoglikemia

c. Gangguan cairan dan elektrolit

d. Hiperbilirubinemia

e. Syndrome gawat nafas

f. Infeksi

g. Apnea of prematurity

h. Anemia, Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan berat lahir

rendah (BBLR)

6
3. Patofosiologi

Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka semakin tinggi resiko gizinya. Beberapa

faktor yang memberiakn efek pada masalah gizinya.

a. Menurunnya simpanan zat gizi. Hampir semua lemak glikogen dan mineral seperti zat

besi, kalsium, fosfor, dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan

demikian bayi preterm mempunyai peningkatan potensi terhadap hipoglikemia, rikets dan

anemia.

b. Meningkatnya kkal untuk pertumbuhan BBLR memerlukan sekitar 120 kkal/kg/hari

dibandingkan neonates aterm sekitar 108 kkal/kg/hari

c. Belum matangnya funsi mekanis dari saluran pencernaan koordinasi antara reflex isap

dan menelan. Dengan penutupan epiglottis untuk mencegah aspirasi pneumonia, belum

berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-42 minggu. Penundaan pengosongan

lambung dan buruknya motalitis usus sering terjadi pada bayi preterm.

d. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai lebih sedikit

garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorsi lemak dibandingkan

bayi aterm. Produksi amylase pancreas lipase yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan

lemak dan karbohidrat juga menurun. Kadar lactase juga rendah sampai sekitar

kehamilan 34 minggu,

e. Paru-paru yang belum matang dngan peningkatan kerja bernafas dan kebutuhan kalori

yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral.

f. Potensi untuk kehilangan panas akibat luasnya permukaan tubuh dibandingkan dengan

berat badan, dan sedikitnya lemak pada jaringan bawah kulit memberikan insulusi.

Kehilangan panas ini meningkatkan keperluan kalori. (Moore, 2004)

7
C. Konsep Manajemen Varney

Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam pelayanan

pada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan selama masa hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.

1. Pengkajian

Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik data subyektif maupun data obyektif

disertai hari/tanggal dan jam pada saat dilakukan pengkajian, tanggal masuk rumah sakit, jam

masuk rumah sakit, nomor register.

a. Data Subyektif

- Biodata, Data Anak

Nama anak : Nama anak untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya

kekeliruan., (Christina, 1993: 41)

Umur : Berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan tindakan

yang dilakukan seperti pemberian/ terapi obat.

(Modul Pelatihan Fungsional Bidan di Desa, Depkes RI: 10)

Jenis kelamin : Untuk mencocokkan identitas kelamin sesuai nama anak, serta menghindari

kekeliruan bila terjadi kesamaan nama anak dengan pasien yang lain.

Anak ke : Untuk mengetahui paritas dari orang tua.

8
- Keluhan Utama

Diisi sesuai dengan apa yang dikeluhkan ibu tentang keadaan bayinya pada kasus BBLR

yang sering menjadi keluhan adalah Ibu ingin mengetahui penambahan berat badan anaknya.

- Riwayat Prenatal, Natal, Postnatal dan Neonatal Prenatal

Untuk mengetahui kondisi Ibu selama hamil, adakah komplikasi/tidak, periksa kehamilan

dimana dan berapa kali, serta mandapatkan apa saja dari petugas kesehatan selama hamil.

1. Natal

Untuk mengetahui cara persalinan, ditolong oleh siapa, apakah ada penyulit/tidak selama

melahirkan seperti perdarahan

2. Post Natal

Untuk mengetahui berapa lama Ibu mengalami masa nifas serta adakah komplikasi atau

tidak. Baik berhubungan dengan ibu maupun bayi.

3. Neonatal

Untuk mengetahui apakah bayi minum ASI atau PASI, berapa berat badan lahir, panjang

badan lahir, apakah saat lahir bayi langsung menangis/tidak, serta adakah cacat/ tidak.

9
b. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

- Keadaan umum bayi lemah, tidak menangis atau tangisan lemah, tonus otot lemas.

- Kesadaran pada umumnya cukup.

- Denyut jantung 80-120x/ menit

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada caput sucsedaneum maupun cephal

hematum, rambut hitam menyebar merata.

Wajah : Simetris, kebiruan, tidak oedema.

Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva merah muda.

Hidung : Simetris, tidak ada polip, ada pernafasan cuping hidung, terpasang selang O2.

Mulut : Simetris, agak kebiruan, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis.

Telinga : Simetris, tidak ada serumen.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran limphe.

Dada : Simetris, terlihat refraksi dada, puting susu menonjol.

Perut : Tali pusat masih basah dan terbungkus kasa betadin.

Punggung : Simetris, tidak ada spina bifida.

10
- Ekstremitas

Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil, pergerakan lemah, warna

agak kebiruan, terlihat keringat dingin tangan kiri terpasang infus dextrosa 10%.

Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil, pergerakan lemah, warna

agak kebiruan, terlihat keringat.

Integumen : Bersih, turgor cukup baik, pembuluh darah tampak dan kulit transparan.

Genetalia : Bersih, testis belum turun ke skrotum, uretra berlubang.

Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.

b. Palpasi

Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.

Leher : Tidak terabapembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe,

dan tidak teraba pembesaran vena jugularis.

Perut : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terdapat pembesaran hepar.

- Ekstremitas :

Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).

Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).

- Integumen : Bersih, turgor cukup baik, pembuluh darah tampak dan kulit transparan.

11
c) Auskultasi

Dada : Terdengar detak jantung 140 x/menit, tidak ada wheezing, terdengar bunyi ronchi.

d) Perkusi

Abdomen : kembung/ tidak

3. Pemeriksaan lain

- Reflek

Rooting : positif

Morro : positif

2. Identifikasi Masalah/ Diagnosa

Dx : Bayi Ny.”.....” dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

Ds : Mencantumkan data subyektif yang mendukung adanya diagnosa

Do : Mencantumkan data obyektif yang mendukung adanya diagnosa

3. Antisipasi Masalah Potensial

Untuk mengetahui masalah yang dapat terjadi pada pasien disaat yang akan datang dan

sebagai deteksi dini jika terjadi penyulit maupun komplikasi pada saat masa nifas.

4. Identifikasi Kebutuhan Segera

Untuk memberikan tindakan yang harus segera dilakukan kepada pasien untuk mengurangi

angka kesakitan, kecacatan bahkan kematian pada klien.

12
5. Intervensi

Dx : Bayi Ny.”.....” dengan berat badan lahir rendah ( BBLR)

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan berat badan lahir yang

sangat rendah dapat teratasi

Kriteria hasil : Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Apgar score : 8 - 10

Tanda-tanda vital dalam batas normal

Pernafasan : Normal (40 - 60x/ menit)

Suhu : Normal (36,5oC - 37,5oC)

Nadi : Normal (100 – 160 x/ menit)

Berat badan : Normal ( 2500 – 4000 )

Panjang badan : Normal ( 48 – 52 cm )

13
Intervensi :

1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya bahwa belum ada penambahan berat badan

R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif sehingga penanganan bayi baru lahir dengan imatur

dan berat badan rendah dapat diatasi.

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi

R/ Menghindari infeksi nosokomial

3. Observasi tanda- tanda vital bayi

R/ sebagai parameter untuk mengetahui apakah ada infeksi

4. Lakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril sesudah mandi dan apabila kotor

R/ mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat

5. Jaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan

memberikan selimut hangat dan letakkan bayi pada incubator

R/Mengurangi terjadinya penguapan pada suhu tubuh untuk mengurangi terjadinya

hipotermi

6. Lakukan pemantauan Intake dan Output

R/ Mengetahui adanya keseimbangan antara intake dan output

7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana selanjutnya

R/Bayi mendapatkan terapi yang tepat.

14
6. pelaksanaan asuhan kebidanan

Dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.

7. Evaluasi

Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang

telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.

15
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

1. Pengkajian

Tanggal : kamis, 24 November 2016

Jam : 14.30 WIB

a. Data Subyektif

1. Biodata Bayi

Nama Bayi : Bayi Ny.”N “

Tanggal Lahir : 23 November 2016

Usia : 2 hari

Jenis kelamin : Laki-laki

Anak ke : 2( dua )

16
2) Biodata Orang Tua

Nama Ibu : Ny.”N” Nama Suami : Tn.” S ”

Usia : 32 tahun Usia : 35 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Aceh Suku : Aceh

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : - Penghasilan : -

Alamat : Darussalam Alamat : Darussalam

b. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik

Apgar score : 7– 8

Tangis bayi : Lemah

Tonus otot : Kurang

17
Tanda-tanda Vital :

Nadi : 120 x/ mnt

Pernafasan : 55 x/ mnt

Suhu : 35,3 °C

Pemeriksaan Anthopometri

BBL : 1780 gm

PB : 32 cm

LIDA : 27 cm

Ukuran Kepala

SOB : 6 cm

SOF : 9 cm

MO : 10 cm

FO : 9 cm

Diameter biparietal : 7 cm

Diameter bitemporal : 6 cm

18
2. Pemeriksaan fisik

c. Inspeksi

Kepala : Simetris, tidak terdapat benjolan abnormal, tidak terdapat caput succedaneum

dan cepal hematoma

Mata : Simetris, skelera tidak ikterus, kojungtiva tidak anemis

Hidung : Simetris, tidak terdapat kotoran, tidak terdapat pernafasan cuping hidung

Mulut : Bibir lembab warna kebiruan, tidak tampak labioskizis, tidak tampak

labiopalatoskizis, lidah bersih

Telinga : Simetris, tidak terlihat adanya serumen.

Leher : Tidak terlihat pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe maupun

pembesaran vena jugularis

Abdomen : Tidak tampak benjolan abnormal, tali pusat belum kering masih terbungkus

kasa steril

Punggung : Tidak ada spina bifida

Genetalia : Simetris, bersih, testis belum turun ke skrotum

Anus : Bersih, berlubang, tidak terdapat atresia ani dan rektum

Ekstermitas

Atas : Simetris, tidak terdapat polidaktil maupun sindikatil, warna kemerahan,

pergerakan lemah

19
Bawah : Simetris, tidak terdapat sindikatil maupun polidaktil, pergerakan lemah

Integumen : Tidak ikterik

3. Palpasi

Kepala : Tidak terdapat benjolan abnormal

Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe

Abdomen : Tidak teraba pembesaran hepar

4. Auskultasi

Dada : Pada perut tidak terdengar bunyi ronchi maupun wheezing

Abdomen : Bising usus positif

5. Reflek

Moro reflek : tidak

Rooting reflek : tidak

Swallowing reflek : tidak

Suckling reflek : tidak

Reflek menggenggam : ya ( lemah)

Babinski : ya

20
2. Identifikasi Masalah/ Diagnosa

Dx : By. Ny. ” N” dengan berat badan lahir rendah ( BBLR)

Ds : Bayi lahir tanggal 22 November 2016 pukul 14.00 WIB pada usia kehamilan 7

bulan berjenis kelamin laki-laki, dengan berat badan 1780 gram dan panjang

badan 32 cm. Bayi lahir menangis lemah

Do : Keadaan Umum : lemah

Tangis bayi : Lemah

Tonus otot : Kurang

Tanda-tanda Vital

Nadi : 120 x / mnt

Pernafasan : 55 x /mnt

Suhu : 36,8°C

Pemeriksaan Anthopometri

BBL : 1780 grm

PB : 32 cm

LIDA : 20 cm

LILA : 7 cm

21
Ukuran Kepala

SOB : 6 cm

SOF : 9 cm

MO : 10 cm

FO : 9 cm

Diameter biparietal : 7 cm

Diameter bitemporal : 6 cm

Reflek

Moro reflek : tidak

Rooting reflek : tidak

Swallowing reflek : tidak

Suckling reflek : tidak

Reflek menggenggam : ya ( lemah)

Babinski : ya

22
3. Antisipasi Masalah Potensial

Berat badan rendah

4. Identifikasi Kebutuhan Segera

CPAD (+)

OGT (+)

INF (+)

Gerkn (+)

Monitor (+)

5. Intervensi

Dx : By. Ny. ” J ” dengan Berat badan lahir rendah (BBLR)

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan berat badan lahir yang

sangat rendah dapat teratasi

Kriteria hasil : Keadaan umum : Baik

Tanda-tanda vital dalam batas normal

Pernafasan : Normal (40 - 60x/ menit)

Suhu : Normal (36,5oC - 37,5oC)

Nadi : Normal (100 – 160 x/ menit)

Berat badan : Normal ( 2500 – 4000 )

Panjang badan : Normal ( 48 – 52 cm )

23
Intervensi :

1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya bahwa belum ada penambahan berat badan

R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif sehingga penanganan bayi baru lahir dengan imatur

dan berat badan rendah dapat diatasi.

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi

R/ Menghindari infeksi nosokomial

3. Observasi tanda- tanda vital bayi

R/ sebagai parameter untuk mengetahui apakah ada infeksi

4. Lakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril sesudah mandi dan apabila kotor

R/ mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat

5. Jaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan

memberikan selimut hangat dan letakkan bayi pada incubator

R/Mengurangi terjadinya penguapan pada suhu tubuh untuk mengurangi terjadinya

hipotermi

6. Lakukan pemantauan Intake dan Output

R/ Mengetahui adanya keseimbangan antara intake dan output

7. Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana selanjutnya

R/Bayi mendapatkan terapi yang tepat.

24
6. Implementasi

Dx : By. Ny. ” N” dengan Berat badan lahir rendah (BBLR)

Tanggal : 22 November 2016

Jam : 14.30 WIB

Implementasi:

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya bahwa belum ada

penambahan berat badan

2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada bayi dengan 7 langkah

dengan sabun dan air mengalir

3. Mengobservasi tanda- tanda vital bayi : Nadi : 120 x / mnt, Pernafasan : 55 x /mnt

dan Suhu : 36,8°C

4. Melakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril sesudah mandi dan apabila kotor

5. Menjaga suhu tubuh bayi untuk mencegah kehilangan panas pada tubuh bayi dengan

memberikan selimut hangat dan letakkan bayi pada incubator Melakukan perawatan tali

pusat untuk mencegah infeksi dengan membungkusnya menggunakan kasa kering tanpa

diberi apapun

6. Melakukan pemantauan intake dan output

Intake : Memberikan nutrisi pada bayi per oral/ per sonde ASI dan susu formula 30- 40 cc/ 3

jam secara spin dan sonde

Output : BAB mekoneum dan BAK ± 8-9 kali/ hari

25
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk menentukan rencana selanjutnya.

Bayi mendapatkan infus D10% 5 tpm

Injeksi cefotaxime 2 x 90 gram

Mikasin 2 x 15 gram

7. Evaluasi

Tanggal : 22 November 2016

Jam : 14.00 WIB

a. Ibu mengetahui keadaan bayinya

b. Observasi TTV jam 11.30 WIB

Pernafasan : 55x/ menit

Suhu : 36,4 °C

Nadi : 120x/ menit

c. Bayi di dalam inkubator untuk menjaga kehangatan tubuh bayi

d. Bayi mendapatkan nutrisi 30 cc/ 3 jam

26
B. PENDOKUMENTASIAN DALAM BENTUK SOAP

S : ferus destensi (+) oedema, muntah, warna hitam.

O :- CPAD (+)

- OGT (+)

- INF (+)

- Gerkn (+)

- Monitor (+)

A : Masalah belum teratasi

P:

1. Mamantau KU/ PS

2. Mengontrol pemakaian CPAP

3. Memberikan ASI 3cc/3 jam

4. Melakukan injeksi

-ranitidin 2m/ 12jam

- aminoprilin 2m/12jam

27
BAB IV

PEMBAHASAN

BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram

(sampai dengan 2499 gram), berkaitan dengan penanganannya dan harapan hidupnya berat badan

lahir rendah dibedakan 3 tingkatan yaitu: bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1780

gram- 2500 gram, bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir <1500 gram, bayi

berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir <1000 gram.

Pembahasan merupakan analisa dalam meninjau antara kesenjangan dengan teori yang ada

dengan tinjauan kasus, pada tanggal 22 November 2016 dilakukan pengkajian pada bayi Ny “N

“ dengan Berat badan lahir rendah (BBLR), ini sesuai prosedur tidak ada kesenjangan teori

dengan prakteknya, terbukti dengan anamnesa sudah terkaji dengan baik, pada pengamalan

diagnose dan identiikasi masalah tidak terjadi kesenjangan, pola pikir baik melalui teori dengan

hasilnya karena pengangkatan diagnosa sesaui dengan kasus.

Dalam pengkajian bayi Ny “N “ didapatkan data subyektif yaitu ibu mengatakan

melahirkan anak pertamanya dengan normal ditolong oleh bidan dengan jenis kelamin laki-laki,

berat badan 1780 gram dan panjang badan 32 cm.

Hal yang dialami bayi Ny “N “ bersifat patologis karena dapat memberikan efek yang

buruk bagi bayi, oleh karena itu bayi Ny “N “ membutuhkan perawatan dan pemantauan agar

tidak terjadi kompliksi. Berdasarkan pengkajian bayi Ny “N “ mengalami masalah potensial

yaitu terjadi hipotermi, potensial terjadi devisit nutrisi dan infeksi sesuai dengan masalah yang

ada, maka intervensi yang diberikan pada bayi Ny “N “ adalah Obsevasi TTV, dan jaga suhu

28
tubuh bayi, pada masalah potensial terjadinya devisit nutrisi yang dilakukan adalah observasi

TTV.

Pada langkah implementasi dan evaluasi juga tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dan praktek. Implementasi yang dilakukan pada bayi Ny “N “ telah sesuai dengan intervensi,

dan pada langkah evaluasi dapat ditemukan bahwa masalah yang dialami oleh bayi Ny “N

“ teratasi, namun masih membutuhkan perawatan dan pengawasan karena bayi yang berat lahir

rendah rentan mengalami komplikasi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

29
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai

dengan 2499 gram), berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya berat badan lahir

rendah dibedakan dalam bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram, bayi berat

lahir sangat rendah (BBLER), berat lahir <100 gram.

Dalam asuhan kebidanan pada bayi Ny “N “ mulai langkah I sampai III sesuai dengan

prinsip manajemen kebidanan varney, pada langkah pengkajian sudah didapatkan bahwa bayi Ny

“N “ memang mengalami masalah yaitu bayi dengan berat lahir rendah. Berdasarkan data yang

didapatkan maka diagnose yang ditegakan adalah bayi Ny “N “ dengan Berat badan lahir rendah

(BBLR). Intervensi yang diberikan pada kasus ini adalah sama dengan intervensi yang

ditentukan, pada terakhir evaluasi didapatkan ibu mulai mengerti dan mau melaksanakan apa

yang telah dianjutkan oleh petugas.

30
B. Saran

1. Bagi petugas kesehatan

a. Diharapkan dalam memberikan asuhan atau pelayanan kesehatan secara menyeluruh

sesuai kebutuhan klien

b. Diharapkan petugas mempunyai pengetahuan dan kemampuan serta ketrampilan

dalam melakukan tindakan Asuhan kebidanan pada klien

c. Diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan selalu melibatkan keluarga

2. Bagi keluarga

a. Keluarga diharapkan selalu bekerja sama dengan petugas kesehatan dalam proses

pelayanan kesehatan sehingga askeb dapat berjalan dengan baik

b. Segera datang atau memeriksakan diri kepada petugas kesehatan atau jika mengalami

suatu kelainan atau ketidaknyamanan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Ruseono, dkk. 1985. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Ngastiah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan Edisi 2 Jilid 4. Jakarta: YBP-SP.

2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: YBP-SP

Sudarti. 2010. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika

Uliyah, Musrifatul. 2006. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta :

Salemba Medika

32

You might also like