You are on page 1of 15

MAKALAH

CARA PENULISAN KARYA TULIS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tekhik Penulisan Karya Ilmiah
Dosen Pengampu : Fauziyah, M.Pd

Disusun Oleh:
Yogi (112022016)
Alfiyana (112022020)

STAI PANGERAN DHARMA KUSUMA


SEGERAN INDRAMAYU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Cara Penulisan Karya
Tulis" dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Tekhik Penulisan Karya Ilmiah. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Fauziyah M,p.d selaku Dosen Mata Kuliah Tekhik Penulisan
Karya Ilmiah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah............................................................ 2
B. Penyusunan Kalimat dan Paragraf dalam Karya Ilmiah .................... 2
C. Penggunaan EYD dalam Karya Tulis Ilmiah..................................... 3
D. Membuat kutipan langsung dan tidak langsung................................. 5
E. Membuat Daftar Pustaka.................................................................... 8
F. Membuat Gambar dan Tabel dalam Karya Tulis............................... 9
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menulis karya tulis merupakan sebuah proses yang kreatif dan
memerlukan pemahaman mendalam. Dalam makalah ini, kita akan membahas
mengenai tata cara dalam menyusun karya tulis mulai dari penyusunan kalimat,
penggunaan EYD, hingga cara membuat gambar dan tabel dalam menulis karya
tulis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Karya Tulis Ilmiah
2. Bagaimana cara penyusunan Kalimat dan Paragraf dalam Karya Ilmiah
3. Bagaimana penggunaan EYD dalam Karya Tulis Ilmiah
4. Bagaimana cara membuat kutipan langsung dan tidak langsung
5. Bagaimana cara membuat Daftar Pustaka
6. Bagaimana cara membuat Gambar dan Tabel dalam Karya Tulis
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Karya Tulis Ilmiah
2. Mengetahui cara penyusunan Kalimat dan Paragraf dalam Karya Ilmiah
3. Mengetahui cara penggunaan EYD dalam Kaya Tulis
4. Mengetahui bagaimana cara membuat kutipan langsung dan tidak langsung
5. Mengetahui bagaimana cara membuat Daftar Pustaka
6. Mengetahui bagaimana cara membuat Gambar dan Tabel dalam Karya Tulis

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah


Karya tulis adalah sebuah hasil pemikiran seseorang yang diekspresikan
dalam bentuk tulisan agar dapat dibaca dan bermanfaat bagi pembacanya. Sebuah
pemikiran atau gagasan seseorang yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Sebuah
karya tulis pada umumnya disajikan dalam bidang tertentu dan disusun
berdasarkan sistematika dan aturan tertentu yang digunakan sebagai bahan
informasi atau laporan kegiatan atau temuantemuan tertentu dalam sebuah
penelitian.
Karya tulis adalah sebagai curahan pemikiran atau gagasan seseorang yang
berdasarkan pada pengalaman yang berupa data primer ataupun data sekunder
yang ditulis untuk memenuhi tujuan dan sasaran tertentu.
Kamus Besar Bahasa Indonesia : ... menjelaskan bahwa ”Karya tulis merupakan
hasil karangan dalam bentuk kutipan atau karangan yang mengetengahkan hasil
penelitian, hasil pengamatan, tinjauan dalam bidang tertentu yang disusun secara
sistematis” (KBBI, 2012).
Sebagai salah satu media komunikasi, karya tulis ini akan melibatkan beberapa
unsur yang meliputi :
1. Penulis sebagai penyampai informasiI
2. Isi informasi atau berupa isi tulisan
3. Saluran atau media, berupa tulisan
4. Pembaca sebagai penerima informasi

B. Penyusunan Kalimat dan Paragraf dalam Karya Ilmiah


Telah diketahui bahwa penulisan karya ilmiah menyangkut segi bahasa.
Dalam menyusun laporan ilmiah harus memperhatikan penyusunan kalimat-
kalimat dalam suatu paragraf. Penulisan paragraf yang telah memenuhi persyaratan
paragraf meliputi kesatuan, pengembangan, kepaduan/koherensi,
kekompakan/kohesi, dan pengembangan paragraf serta pemahaman penggunaan

2
jenis paragraf seperti paragraf deduktif, induktif, kombinasi, dan deskriptif dengan
baik.
Penerapan penulisan paragraf dalam karya ilmiah tersebut perlu
dikembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, satuan paragraf, bab, atau subbab
sehingga menjadi suatu karya ilmiah yang utuh. Penulisan karya ilmiah tersebut
dituntut juga penginformasian secara utuh, artinya ketelitian dalam tulis-menulis
ilmu yang menyangkut data, nama orang, nama tempat, hingga ejaan dan tanda
baca.
C. Penggunaan EYD dalam Karya Tulis Ilmiah
EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan merupakan pedoman penulisan
untuk ejaan Bahasa Indonesia. Di dalam EYD membahas terkait penggunaan huruf
kapital, penggunaan tanda baca, penulisan pada unsur kata serapan, dan penulisan
pada kata maupun partikel. Penulisan ejaan ini sangat penting digunakan dalam
penulisan karya ilmiah. Sedangkan karya tulis ilmiah itu sendiri merupakan sebuah
karya yang ditulis dengan menggunakan kaidah kebahasaan yang sesuai dengan
syarat penulisan dan aturan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau
PUEBI serta EYD.
Dengan menggunakan EYD yang benar, seperti menggunakan tata bahasa
yang baik, tanda baca, huruf kapital, dan lain sebagainya, maksud dan tujuan dari
penulis dapat tersampaikan secara jelas kepada pembaca. Dengan menggunakan
EYD juga, penyusunan artikel ilmiah akan tertata dengan sistematis dan runtut
sesuai dengan urutannya.
Bahasa Indonesia telah mempunyai kaidah penulisan (ejaan) yang telah
dibakukan, yaitu Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau lebih dikenal
dengan istilah EYD. Kaidah ejaan tersebut tertuang dalam buku: Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dalam EYD dibahas secara lengkap
tentang (1) pemakaian huruf, (2) penulisan kata, (3) pemakaian tanda baca, dan (4)
penulisan unsur serapan. EYD tersebut telah mengalami beberapa kali
penyempurnaan, yang terakhir pada tahun 2009 (Surat Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 46 Tahun 2009).
Ada beberapa kesalahan penulisan ejaan yang sering dilakukan oleh penulis
karya ilmiah. Di antaranya: penulisan huruf kapital, penulisan kata dan partikel,

3
pemakaian tanda baca (titik, titik dua, dan koma). Oleh karena itu, ada beberapa
hal yang perlu mendapat perhatian agar terhindar dari kesalahan-kesalahan
tersebut.
Berikut adalah beberapa tata cara penggunaan EYD:
1. Bahasa dan Tanda Baca
Bahasa tulisan dapat dimengerti dengan baik bila kalimat-kalimat
yang telah ditulis sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa
tersebut. Tanda baca berperan penting dalam bahasa tulisan.
Penulisan tanda baca, kata, dan huruf mengikuti Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Pedoman Pembentukan Istilah,
dan Kamus (Keputusan Mendikbud, Nomor 0543a/U/487, tanggal 9
September 1987). Berikut ini beberapa kaidah penting yang perlu
diperhatikan.
a. titik (.)
b. koma (,)
c. titik dua(:)
d. tanda seru(!)
e. tanda tanya(?)
Semua yang di atas harus diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya.
2. Penggunaan huruf
Secara ortografi[1], kita kenal adanya empat macam huruf, yaitu (1)
huruf kapital, (2) huruf biasa atau huruf kecil, (3) huruf miring, dan (4) huruf
tebal (bold, fat).
a. Penggunaan Huruf Kapital
Huruf kapital atau sering juga disebut huruf besar digunakan pada huruf
pertama kata awal kalimat. Misalnya: Pada satu proses.
b. Penggunaan Huruf Kecil
Huruf kecil digunakan pada tempat yang tidak menggunakan huruf kapital.
c. Penggunaan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :

4
1) menuliskan nama buku, nama majalah, dan nama surat kabar yang
dikutip dalam tulisan. Contoh: Bukunya berjudul Habis Gelap
Terbitlah Terang
2) menuliskan istilah ilmiah, dan kata atau ungkapan asing yang ejaannya
belum disesuaikan. Contoh: Politik devide et empera pernah merajalela
di negara kita.
3) menuliskan kata-kata yang dianggap belum baku. Contoh: Beliau
memang nggak tahu
4) menuliskan kata atau huruf yang dianggap penting dalam sebuah teks.
Contoh:Dalam bab ini tidak dibicarakan penulisan huruf kapital
d. Penggunaan Huruf Tebal (bold, fat)
Penggunaan huruf tebal belum atau tidak diatur dalam pedoman EYD
(ejaan yang disempurnakan); tetapi tampaknya huruf tebal digunakan pada
kata-kata yang dianggap penting. Dalam tulisan tangan atau ketikan
manual kata-kata yang akan dicetak tebal diberi dua garis bawah.
D. Membuat kutipan langsung dan tidak langsung
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam
pendapat, atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi
pasal dalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus
memperhatikan prinsip-prinsip mengutip, yaitu:
a. Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu
mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan
bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf
tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat;
b. Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda
[sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahan
ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan
tersebut;
c. Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itii dinyatakan
dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik). Penghilangan
bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang
dikutip (lihat contoh pada lampiran 1, halaman 19).

5
Cara mengutip:

a) Kutipan langsung terdiri dari tiga baris atau kurang


Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan
tiga baris, adalah sebagai berikut:
1. kutipan diintegrasikan dengan naskah;
2. jarak antara baris dengan baris dua spasi;
3. kutipan diapit dengan tanda kutip;
4. akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi
ke atas.
b) Kutipan langsung terdiri lebih dari tiga baris
1. Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis
sebagai berikut:
2. kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi;
3. jarak antara baris dengan baris satu spasi;
4. kutipan bisa diapit tanda kutip, bisa juga tidak;
5. akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah
spasi ke atas;
6. seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 ketikan;

c) Kutipan tidak langsung


Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip naskah
sebagaimana adanya, melainkan mengambil sari dari tulisan yang dikutip.
Cara menulis kutipan seperti ini adalah sebagai berikut:
1. kutipan diintegrasikan dengan naskah;
2. jarak antara baris dua spasi;
3. kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;
4. akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah
spasi ke atas.
5. Penulisan sumber kutipan
Seorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus
mencantumkan sumber kutipan yang bersangkutan.

6
Ada tiga cara penulisan sumber kutipan, yaitu:
a. American Psycological Associations Manual (APA)
Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulis
dalam tanda kurung.
Contoh: (Soerjono Soekanto, 1983: 23), artinya:
Kutipan tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang
terbit tahun 1983 pada halaman 23.
Dalam penulisan sumber semacam ini, tidak mudah untuk langsung
menemukan dari sumber mana/apa kutipan tersebut diambil. Pembaca sulit
mengetahui judul buku yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab
dibuat daftar pustaka. Adapun cara menuliskan Daftar Pustaka dengan cara
ini ialah, 1) nama pengarang; 2) tahun terbit; 3) judul; 4)cetakan/edisi; 5)
nama kota; 6) nama penerbit.
b. Modern Language Associations Handbook (MLA):
Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber
kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut "Catatan" Cara
menuliskan sumber kutipan sama seperti menulis pada Catatan Kaki.
Contoh :
Catatan
1. Buchari Zainun, Manajemen dan Motivasi(Jakarta: Balai Aksara, 1979),
hal. 27.
2. A. Hamzah, Hukum Pidana Ekonomi,cet.II, (Jakarta: Erlanqga, 1977),
hal. 21.
c. Chicago Manual of Style (Kate L. Turabian):
Cara yang lazim adalah dengan memberikan nomor unit kutipan,
kemudian sumber kutipan ditulis pada kaki halaman diawali dengan nomor
urut kutipan. Sumbe:r kutipan dipisahkan dari naskah dengan garis lurus
sepanjang lima belas ketikan, diapit oleh ruang kosong masing-masing
empat kait (spasi).
Catatan kaki diketik menjorok ke dalam 5-7 ketikan dan dilanjutkan pada
baris berikutnya dimulai pada margin kiri dengan jarak satu spasi,
sedangkan jarak antara baris terakhir satu catatan dengan baris pertama

7
catatan kaki berikutnya, dua spasi. Keuntungan cara penulisan sumber
kutipan dengan catatan kaki ialah, jika pada suatu ketika penulis ingin
membandingkan dengan sumber lain, atau penulis ingin menerangkan
suatu tulisan yang bukan menjadi konteks penulisan. Apabila
menerangkan sesuatu langsung pada naskah dianggap akan mengganggu
kesinambungan tulisan, maka dengan catatan kaki keterangan tentang
sesuatu tersebut dapat dilakukan. Hal itu tidak akan mengganggu naskah
dimaksud.
E. Membuat Daftar Pustaka
Mengacu pada KBBI, yang dimaksud dengan daftar pustaka adalah daftar
yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang
ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku, dan disusun menurut
abjad.
Daftar pustaka terkadang disebut juga sebagai referensi, rujukan, pranala,
atau sumber pustaka.
Sumber rujukan yang tercantum dalam daftar pustaka harus koheren dan
relevan dengan karya ilmiah.
Daftar pustaka merupakan komponen yang tak terpisahkan dari karya ilmiah
karena merupakan bukti kredibilitas dari suatu tulisan.
Cara menulis daftar pustaka
Secara umum, daftar pustaka ditulis menggunakan urutan berikut ini:
1. Nama penulis
Nama penulis dicantumkan paling awal. Penulisannya dimulai dari
nama belakang/nama keluarga, lalu diikuti tanda koma (,). Setelah itu,
cantumkan nama tengah (jika ada) dan nama belakang penulis.
2. Tahun terbit
Setelah nama penulis, hal selanjutnya yang perlu dicantumkan adalah
tahun terbit tulisan.
Tahun terbit buku dapat dilihat di halaman awal setelah halaman
judul. Sementara itu, tahun terbit artikel jurnal dan makalah biasanya
tercantum pada header di bagian atas.
3. Judul buku atau artikel yang dirujuk

8
Unsur selanjutnya yaitu judul tulisan. Tuliskan judul secara lengkap
sesuai dengan yang tertera pada sumber, baik berupa buku, artikel jurnal,
makalah, atau sumber-sumber lainnya.
4. Nama penerbit
Setelah mencantumkan judul tulisan, cantumkan juga pihak yang
menerbitkan tulisan tersebut.
Nama penerbit buku biasanya tertulis di sampul depan, belakang, atau
di halaman yang sama dengan informasi tahun terbit.
Jika sumber yang digunakan adalah artikel jurnal, tuliskan nama
jurnal yang memuat artikel tersebut.
5. Tempat terbit/keterangan terbitan
Bagian terakhir dari penulisan daftar pustaka adalah keterangan
penerbitan. Keterangan ini dapat berupa tempat terbit maupun keterangan
lainnya.
Keterangan berupa tempat terbit biasanya digunakan untuk sumber
berupa buku. Informasinya dapat dilihat di halaman yang sama dengan tahun
terbit buku.
Sementara itu, keterangan penerbitan pada artikel jurnal atau makalah
biasanya berupa nomor dan volume tulisan terkait yang informasinya dapat
dilihat di bagian header.
F. Membuat Gambar dan Tabel dalam Karya Tulis
Sebuah karya tulis ilmiah tidak cukup hanya disajikan dalam bentuk teks.
Sajian tabel dangambar seringkali dibutuhkan untuk menjelaskan suatu fakta atau
informasi lebih jelas.Penomoran tabel dan gambar berbeda dengan penomoran
Judul BAB atau SUB BAB.
Penomorannya BAB dan SUB BAB urut mulai dari Angka Romawi pada
Judul BAB, hurufkapital pada Judul SUB BAB, kemudian angka pada anak judul
SUB BAB, dan seterusnya.Sedangkan penomoran daftar tabel dan daftar gambar
menggunakan angka arab.Penomoran terdiri dari dua bagian yang dipisahkan
dengan tanda titik. Bagian pertamamenunjukan bahwa tabel atau gambar berada
pada bab keberapa. Bagian keduamenunjukan urutan tabel atau gambar itu
ditampilkan. Penomoran tabel atau gambar diikuti judul tabel atau gambar yang

9
bersangkutan. Posisi judul tabel berada di atas tabel danposisi judul gambar
berada di bawah gambar.
Cara penulisan tabel dan gambar
1. Tabel
Tabel harus dimuat dalam satu halaman dan tidak boleh dipisah
dilanjutkan di halaman berikutnya. Oleh karena itu tabel yang disajikan
bersama dengan teks, jangan terlalu kompleks.Dalam keadaan tertentu, huruf
dapat diperkecil. Tabel yang disajikan harus tabel yang dibahas, bilamana
tidak dibahas dalam teks tetapi perlu, cantumkan di lampiran. Tabel dalam
teks yangdisertai dengan nomer tabel, harus diketik dengan huruf "t" kapital,
seperti contoh berikut:Tabel 1. Judul tabel, teks dalam lajur kolom harus
mudah dimengerti langsung dari keberadaan tabel, tanpa harus melihat
keterangan lain dalam teks diluar tabel. Untuk itu jangan menggunakan kode
atau simbol dalam lajur kolom tabel yang berisi jenis variabel atau perlakuan
yang dipakai dalam penelitian. Tabel harus dapat dimengerti isinya dengan
baik,tanpa perlu membutuhkan bantuan keterangan tambahan lain di luar
tabel. Bilamana terpaksa ada singkatan yang tidak lazim, sajikan keterangan
dari singkatan di bawah tabel.
Tabel yang dikutip dari pustaka, juga dicantumkan nama penulis dan
tahun publikasi dalam tanda kurung. Jarak antara baris dalam judul tabel
diketik satuspasi dan tidak diakhiri dengan titik.
2. Gambar
Gambar meliputi grafik, diagram, monogram, foto, peta. Pembuatan
grafik, monogramdisarankan menggunakan komputer, dengan memakai
simbol yang jelas maksudnya. Ikuticara membuat grafik dengan mencontoh
grafik dalam jurnal ilmiah terbaru. Diusahakan grafik yang ditampilkan sudah
mampu menjelaskan data atau informasi maksud dicantumkannya grafik
tersebut, tanpa harus melihat dalam teks lain. Gambar dalam teks harus
diketik denganhuruf "g" kapital. Jarak antara baris dalam judul gambar
diketik satu spasi.
Foto ditampilkan sedemikian rupa agar jelas maksudnya. Latar
belakang foto sebaiknya kontras dengan obyek foto. Sebelum obyek foto

10
dipotret, letakkan penggaris disamping obyek foto, bila diinginkan agar
pembaca mudah memahami panjang dari obyek foto, atau nyatakanskala dari
obyek foto tersebut. Misalnya: skala 1:100 kali. Letakkan koin uang logam
Rp.100,- atau penggaris disamping obyek foto, sebelum foto dipotret untuk
memudahkan pembaca dalam memahami diameter obyek foto.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan,
yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh
masyarakat akademik. Adapun yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah
penelitian, tujuan, metode, kajian teori, objek data variabel dan hasil penelitian.
Kemudian cara – cara penulisan karya ilmiah yang baik

12

You might also like