You are on page 1of 23

ANALISIS SWOT DALAM MENINGKATKAN PROGRAM JAK

LINGKO

Kebijakan Publik
Dr. Mary Ismowaty, M.Si

Disusun oleh :
Habbi Firlana
Hamzah Arfah
Didi Arwadi
Hari Eko Hidayanto

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI


INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI
INDONESIA
JAKARTA
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Provinsi DKI Jakarta merupakan ibukota negara Republik Indonesia
dengan berbagai aktivitas. Mulai dari aktivitas politik, bisnis dan aktivitas
lainnya. Sebagai pusat kegiatan ekonomi, Provinsi DKI Jakarta selama ini
berperan penting dalam upaya menggerakkan perekonomian nasional.
Sementara dalam politik, predikat DKI Jakarta sebagai ibukota negara
menjadikan kota ini sebagai pusat pemerintahan, segala macam urusan
yang berkaitan dengan kenegaraan diatur di Jakarta. Pertumbuhan kota
Jakarta sebagai kota metropolitan sekaligus ibukota negara memiliki daya
tarik tersendiri yang menyebabkan terus bertambahnya populasi penduduk
yang tinggal maupun penduduk yang bekerja yang berasal dari kota lain.
Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta tersebut menunjukkan
bahwa pertumbuhan jumlah penduduk di DKI Jakarta dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan. Ketidakseimbangan antara infrastruktur
publik yang tersedia dengan jumlah penduduk yang membutuhkannya
menyebabkan terjadinya ketimpangan pelayanan kota, termasuk di sektor
transportasi.
Jumlah kendaraan di DKI Jakarta tidak seimbang dengan
ketersediaan ruas jalan. Beban jalan menjadi semakin meningkat dari tahun
ke tahun dan diprediksi pada tahun 2020 beban jalan tidak mampu lagi
menampung jumlah kendaraan bermotor di jalan. Selain itu, jumlah
kendaraan bermotor di DKI Jakarta yang didominasi oleh kendaraan pribadi
(sepeda motor dan mobil) sangat tinggi dibandingkan dengan kendaraan
umum (mobil penumpang). Kondisi transportasi di DKI Jakarta perlu
diperbaiki agar tidak menjadi kota dengan kemacetan lalu lintas yang tinggi
akibat kelebihan jumlah pengguna jalan yang didominasi oleh kendaraan
pribadi khususnya sepeda motor. Kurangnya pelayanan sarana
transportasi umum yang terjangkau, aman dan nyaman turut menyebabkan

2
masyarakat menjadi lebih senang membawa kendaraan pribadi daripada
naik transportasi umum.
Selain itu biaya dari satu tempat ke tempat lain memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi menjadi
penyebab warga DKI Jakarta malas untuk menggunakan kendaraan umum.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai organisasi publik memiliki
kewajiban untuk memberikan pelayanan pada masyarakat, memberikan
perlidungan rasa aman, mewujudkan kesejahteraan sosial dan keadilan,
dalam hal ini adalah menyediakan sarana transpotasi umum yang efektif,
efisien, nyaman, dan terjangkau. Salah satu bentuk program
pengembangan sistem transportasi adalah perbaikan pelayanan
transportasi umum Pemprov DKI bekerja sama dengan PT Transjakarta
dengan pengusaha kendaraan umum angkutan kota untuk memberikan
pelayanan 1 tarif ketika penumpang menggunakan kendaraan umum atau
di sebut dengan program Jak Lingko yang sebelumnya program ini
bernama OK-Otrip. Program ini bermula dari gagasan perbaikan sistem
angkutan umum di DKI Jakarta yang mengarah kepada kebijakan prioritas
angkutan umum. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyusun Pola
Transportasi Makro (PTM) sebagai perencanaan umum pengembangan
sistem transportasi di wilayah DKI Jakarta. Mengacu pada program
pemprov sebelumnya yang telah menyediakan Transjakarta untuk
meningkatkan minat warga DKI jakarta untuk menggunakan angkutan
umum, oleh karena itu inovasi ini diharapkan dapat memberikan dampak
yang besar untuk meningkatkan kefektivitasan warga DKI dalam
menggunakan angkutan umum
Melihat menurunnya minat warga DKI jakarta dalam menggunakan
angkutan umum karena berbagai alasan dan faktor maka penulis akan
Menentukan strategi yang tepat dengan melihat kondisi internal dan
eksternal menjadi kunci keberhasilan dalam meningkatkan pelayanan
Program Jak-Lingko. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik

3
untuk melakukan penelitian ini untuk mengetahui analisis SWOT dan USG
dalam meningkatkan pelayanan Program Jak Lingko.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Analisis SWOT Program Jak-Lingko?
2. Bagaimana Analisis USG dalam Program Jak-Lingko?
C. Tujuan
1. Untuk menganalisa SWOT Program Jak-lingko
2. Untuk Menganalisa USG program Jak-Lingko

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Agar dapat menganalisis dan membahas penelitian, Peneliti mengambil


beberapa teori dari berbagai pendapat para ahli. Teori-teori yang digunakan
adalah teori pelayanan publik, Jak-lingko
A. Pelayanan Publik
Pelayanan publik merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang atau
kelompok orang atau institusi tertentu untuk memberikan bantuan dan
kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan
tertentu (Thoha, 1991:39). Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk
barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung
jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, didaerah, dan di
lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah,
dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan (Ratminto,
2005:5). Pelayanan transportasi Transjakarta termasuk kedalam produk
penyediaan layanan yang disediakan oleh pemerintah, Lembaga
Adminisrasi Negara (2003:183) membedakan karakteristik penyediaan
pelayanan oleh pemerintah mencangkup hal-hal antara lain:
1) Memiliki dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraanya,
2) memiliki kelompok kepentingan yang luas termasuk kelompok sasaran
yang ingin dilayani (wide stakeholder),
3) memiliki tujuan sosial,
4) dituntut untuk akuntabel kepada publik,
5) memiliki konfigurasi indicator kinerja yang perlu kelugasan (complex
and debated performance indicators), serta

6) seringkali menjadi sasaran isu politik.

5
Menurut Rangkuti (2009:3), strategi adalah alat untuk mencapai
tujuan. Tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat melihat secara
obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Sesuai dengan penelitian
yang dilakukan, pembahasan strategi pelayanan lebih mengacu pada
strategi pelayanan sektor publik. Lembaga Administrasi Negara (2003:182),
menjelaskan dalam rangka mewujudkan strategi pelayanan yang mampu
memuaskan masyarakat pelanggan, harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Visi dan Misi Pelayanan
b. Pelanggan
c. Tujuan dan Sasaran Pelayanan
d. Standar Pelayanan dan Ukuran Keberhasilan Pelayanan
e. Peningkatan Kualitas Pelayanan
f. Rencana Tindak Pelayanan
g. Kepuasan Masyarakat Pelanggan
h. Penanganan Keluhan dan Pengaduan
B. Jak Lingko
Menurut Gubernur DKI Jakarta bapak Anies Baswedan Jak Lingko adalah
Anies menyampaikan, nama program integrasi transportasi antarmoda itu
diambil dari kata lingko. Menurut dia, lingko merupakan kosakata baru
dalam bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Manggarai, Nusa
Tenggara Timur. Lingko berarti sistem terintegrasi seperti jejaring yang dulu
digunakan untuk membangun distribusi air sawah di Manggarai.
Kata lingko disebut baru akan muncul dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia pada akhir Oktober. Pemprov DKI menggunakan kata lingko
untuk mencerminkan jejaring rute integrasi transportasi antarmoda di
Jakarta.
Walaupun namanya berubah tetapi untuk metode pembayaran Jak Lingko
masih menggunakan kartu OK Otrip yang telah berlaku, selain itu Angkutan
umum Jak Lingko akan dilengkapi AC. Menurut Ketua Organisasi Angkutan

6
Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan,
pemasangan AC merupakan bagian peremajaan angkot untuk memberikan
kenyamanan.
Pemasangan AC juga mengikuti ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan
(Permenhub) Nomor 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal
Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek. Jak
lingko tidak hanya terintergrasi dengan angkot dan transjakarta saja.
Nantinya Jak lingko akan terintegrasi juga dengan MRT & LRT.
Sesuai dengan tujuan awal adanya jak lingko ini untuk mengintegrasikan
angkutan umum masal dalam meningkatkan minat warga DKI jakarta untuk
menggunakan Angkutan umum. Hal ini pun selaras dengan tugas
Pemerintah daerah dalam upaya memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada masyarakat secara adil, merata, cepat dan tepat, telah menjalin
kerjasama dengan pihak swasta (Ismowati,2016)

7
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:15) metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakana
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowbal. Teknik pengumpulan dengan trianggulasi
(gabungan), analisi data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
B. Teknik analisis data
1. Forum Group Discussion (FGD)
a. Pengertian
menurut Irwanto (1998) mengemukakan pendapatnya mengenai
definisi diskusi kelompok terarah atau Fokus Grup Discussion
adalah sebuah proses pnegumpulan informasi suatu masalah
tertentu yang sanagt spesisifik melalui diskusi kelompok. Menurut
Hening dan Coloumbia (1990) menyebutkan bahwa diskusi
kelompok terarah atau Fokus Grup Discussion merupakan
wawancara dari sekelompok kecil orang yang dipimpin oleh
seorang narasumber atau moderator yang secara halus
mendorong peserta untuk berani berbicara terbuka dan spontan
tentang hal yang dianggap penting yang berhubungan dengan topik
diskusi yang sedang dibahas.
b. Tujuan
Tujuan dilakukannya diskusi kelompok terarah atau Fokus Grup
Discussion yaitu untuk memeproleh masukan atau informasi
tentang permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik. Sedangkan
penyelesaian tentang masalahnya ditentukan oleh pihak lain
setelah masukan diterima dan dianalisa.

8
c. Jenis FGD
1) Two-way focus group (FGD dua arah) – satu kelompok
disaksikan kelompok lain dan membahas diamati interaksi dan
kesimpulan
2) Dual moderator focus group (Dual moderator fokus grup) –
moderator memastikan satu sesi berlangsung lancar,
sementara yang lain memastikan bahwa semua topik yang
dibahas
3) Dueling moderator focus group – dua moderator berada pada
sisi yang berlawanan saat berdiskusi.
4) Respondent moderator focus group – satu atau lebih dari
responden diminta untuk bertindak sebagai moderator
sementara
5) Client participant focus groups – satu atau lebih perwakilan
klien berpartisipasi dalam diskusi, baik tertutup ataupun terbuka
6) Mini focus groups – kelompok yang terdiri dari empat atau lima
anggota bukan 8 sampai 12
7) Teleconference focus groups –FGD yang menggunakan
jaringan telepon
8) Online focus groups (FGD online) – menggunakan internet
2 . Urgency, Seriousness, Growth ( U S G )
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat
untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya
dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan
isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki
total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya,
pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Urgency

9
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.
b. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila
dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
c. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
makin memburuk kalau dibiarkan.
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas
masalah dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG
dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan
masalah yang dihadapi, serta kemungkinan bekembangnya masalah
tersebut semakin besar. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Urgensy atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan
melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja,
pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau
tidak.
3) Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Penggunaan metode USG dalam penentuan prioriotas masalah
dilaksanakan apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah

10
yang ada, serta hal yang sangat dipentingkan adalah aspek yang ada
dimasyarakat dan aspek dari masalah itu sendiri.
3. SWOT
a. Pengertian
Menurut Philip Kotler, pengertian analisis SWOT adalah evaluasi
terhadap semua kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, yang
terdapat pada individu atau organisasi. Menurut Pearce dan
Robinson, pengertian analisis SWOT adalah bagian dari
proses manajemen strategik perusahaan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan utama perusahaan.
Menurut Yusanto dan Wijdajakusuma, pengertian analisis SWOT
adalah instrumen internal dan eksternal perusahaan yang bertumpu
pada basis data tahunan dengan pola 3-1-5.
Penjelasan mengenai pola ini adalah data yang ada diupayakan
mencakup data perkembangan perusahaan pada tiga tahun sebelum
analisis, apa yang diinginkan pada tahun saat dilakukan analisis, dan
kecenderungan perusahaan pada lima tahun pasca analisis.
b. Unsur-Unsur Analisis SWOT
1) Kekuatan (Strenght)
Analisis terhadap unsur kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan.
Misalnya saja menganalisis tentang kelebihan apa saja yang dimiliki
perusahaan seperti dari segi teknologi, kualitas hasil produksi, lokasi
strategis, atau unsur kekuatan lainnya yang lebih menekankan pada
keunggulan perusahaan. Biasanya dalam analisis SWOT
perusahaan cenderung akan membuat sebanyak mungkin daftar
kekuatan sebagai upaya kompetisi.
2) Kelemahan (Weakness)
Selain melihat unsur kekuatan perusahaan, sangat penting untuk
mengetahui apa kelemahan yang dimiliki perusahaan. Untuk
mengetahui kelemahan perusahaan bisa dengan melakukan
perbandingan dengan pesaing seperti apa yang dimiliki perusahaan

11
lain namun tidak dimiliki perusahaan Anda. Jika ingin membuat daftar
kelemahan perusahaan secara lebih obyektif bisa dengan testimoni
konsumen yang umumnya lebih mengetahui apa yang kurang dari
sebuah perusahan.
3) Peluang (Opportunity)
Unsur peluang biasanya dibuat pada saat awal membangun bisnis.
Ini karena bisnis dibentuk berdasarkan peluang atau kesempatan
untuk menghasilkan keuntungan. Unsur peluang termasuk daftar
apa saja yang memungkinkan bisnis mampu bertahan dan diterima
di masyarakat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
4) Ancaman (Threats)
Analisis terhadap unsur ancaman sangat penting karena
menentukan apakah bisnis dapat bertahan atau tidak di masa depan.
Beberapa hal yang termasuk unsur ancaman misalnya banyaknya
pesaing, ketersediaan sumber daya, jangka waktu minat konsumen,
dan lain sebagainya.
c. Faktor yang Mempengaruhi Analisis SWOT
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam suatu
perusahaan, yaitu kekuatan dan kelemahan dari perusahaan itu
sendiri. Adapun beberapa hal yang merupakan bagian dari faktor
internal adalah;
 Sumber daya keuangan yang memadai
 Sumber daya manusia yang kompeten
 Properti teknologi terkini
 Kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
 Kemampuan pemasaran yang baik
 Kemampuan distribusi yang baik
 Dan lain-lain
2) Faktor Eksternal

12
Faktor eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar
perusahaan (ancamandan peluang) dan berpengaruh terhadap
performa perusahaan tersebut. Adapun beberapa hal yang
merupakan bagian faktor eksternal adalah;
 Tren bisnis
 Budaya masyarakat
 Sosial politik dan ideologi
 Kondisi perekonomian suatu negara
 Peraturan dan kebijakan pemerintah
 Perkembangan teknologi
 Dan lain-lain

13
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan pada berbagai permasalahan Kemacetan yang terjadi


di DKI Jakarta diperlukan program yang bisa mengurangi kemacetan, salah
satu program yang digagas pemprov DKI Jakarta untuk mengurangi
kemacetan yaitu dengan penggunaan transportasi umum bagi warga
jakarta yang berintegrasi atau program ini disebut juga Jak Lingko.
Berdasarkan analisis terhadap berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan kemacetan di DKI Jakarta dapat disimpulkan bahwa salah
satu penyebab utama adalah minimnya minat masyarakat untuk
menggunakan transportasi umum.
Berdasarkan analisis terhadap Program Jak Lingko dari Pemprov
DKI Jakarta, menunjukkan bahwa Pemprov DKI Jakarta memiliki posisi
sangat Strategis untuk melakukan peningkatan minat warga DKI Jakarta
untuk menggunakan Transportasi Umum melalui Program Jak Lingko.
Berikut ini akan disajikan analisis SWOT (Strength, Weakneses,
Opportunity dan Threat) dengan menggunakan Internal Analysis
Faktor Summary (IFAS) sebagai alat analisis.
I.Kekuatan (Faktor Internal)
1) Fasilitas Integrasi Antar Angkutan Umum (Angkot, Transjakarta, MRT
dan LRT)
2) Keamanan lebih baik karena sudah ada fit and proper test untuk
merekrut petugas armada
3) Banyaknya armada yang siap untuk menjangkau pelanggan
4) Tarif yang lebih murah karena subsidi pemerintah
5) Angkutan Umum sudah menggunakan AC
6) Pembayaran menggunakan Kartu yang memudahkan pendataan
pelanggan
II. Kelemahan (Faktor Internal)
1) Masih Sulit koordinasi dari pihak-pihak terkait program Jak Lingko

14
2) Trayek belum jelas
3) Penggunaan jak lingko belum tersebar seluruh DKI Jakarta
4) Sistem E-Ticketing belum maksimal
5) Armada belum bisa mengakomodir seluruh tempat
6) Masih bergantung pada subsidi pemerintah
III. Peluang (factor Ekternal di luar organisasi)
1) Adanya kerjasama dengan pihak swasta
2) Meningkatnya Jumlah Penduduk
3) Didukung pengembangan dari pemerintah daerah
4) Memudahkan pembayaran karena hanya sekali bayar
5) Semakin Macetnya kota jakarta
6) Pembayaran yang lebih hemat
Iv. Tantangan (Faktor Ekternal)
1) Perbedaan kebijakan transportasi antara pemerintah daerah dan
pemerintah pusat
2) Banyaknya angkutan umum yang masuk ke jalur busway
3) Ketidaksesuaian Jadwal
4) Memerlukan birokrasi yang panjang untuk pengadaan bus
5) Adanya Ojeg berbasis online yang lebih mudah
6) Tepat waktu
Berikut ini akan disajikan analisis Faktor Summary (IFAS) untuk
menentukan posisi Program Jak Lingko

Tabel 4.1
Internal Analysis Faktor Summary ( IFAS)
(catatan : ambil dari daftar Kekuatan dan Kelemahan di atas )

N Bobot x
Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating
o Rating

15
KEKUATAN
Fasilitas Integrasi Antar Angkutan Umum
1 0,10 5 0.5
(Angkot, Transjakarta, MRT dan LRT)
Keamanan lebih baik karena sudah ada fit and
2 0,09 4 0.36
proper test untuk merekrut petugas armada
Banyaknya armada yang siap untuk
3 0,09 4 0.36
menjangkau pelanggan
Tarif yang lebih murah karena subsidi
4 0,08 3 0.24
pemerintah
5 Angkutan Umum sudah menggunakan AC 0,08 3 0.24
Pembayaran menggunakan Kartu yang
6 0,06 2 0.12
memudahkan pendataan pelanggan
SUB TOTAL 0.5 1.82
KELEMAHAN
1 Armada masih ada yang belum layak 0,10 4 0.4
2 Trayek belum jelas 0,09 3 0.27
Penggunaan jak lingko belum tersebar seluruh
3 0,08 3 0.24
DKI Jakarta
4 Sistem E-Ticketing belum maksimal 0,08 2 0.16
Armada belum bisa mengakomodir seluruh
5 0,08 2 0.16
tempat
6 Masih bergantung pada subsidi pemerintah 0,07 2 0.14
SUB TOTAL 0,5 1.37
TOTAL 1,00

Tabel 4.2
Eksternal Analisis Faktor Summary ( EFAS)
(CATATAN : ambil dari list Peluang dan Tantangan di atas)

16
N Bobot x
Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating
O Rating

PELUANG
1 Adanya kerjasama dengan pihak swasta 0.09 4 0.36
2 Meningkatnya Jumlah Penduduk 0.09 4 0.36
Didukung pengembangan dari pemerintah
3 0.09 4 0.36
daerah
Memudahkan pembayaran karena hanya
4 0.08 3 0.24
sekali bayar
5 Semakin Macetnya kota jakarta 0.08 2 0.16
6 Pembayaran yang lebih hemat 0.07 2 0.14
SUB TOTAL 0,5 1.62
ANCAMAN
Perbedaan kebijakan transportasi antara
1 0,10 3 0,30
pemerintah daerah dan pemerintah pusat
Banyaknya angkutan umum yang masuk ke
2 0,10 3 0,30
jalur busway
3 Ketidaksesuaian Jadwal 0,09 4 0,36
Memerlukan birokrasi yang panjang untuk
4 0,08 3 0,24
pengadaan bus
Adanya Ojeg berbasis online yang lebih
5 0,07 2 0,14
mudah
6 Tepat waktu 0,06 2 0,12
SUB TOTAL 0,5 1.46
TOTAL 1,00

Table 4.3
Posisi Jak Lingko dilihat dari aspek Strenght, Weaknesses,
Opportunity dan Threat

17
IFAS 3,19 EFAS 3,08

Total Skor Kekuatan (S) 1,82 Total Skor 1,62


Peluang (O)

Total Skor 1,37 Total Skor 1,46


Kelemahan (W) Ancaman (T)

S-W 0,45 O-T 0,16

Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat menentukan posisi Jak


Lingko dalam diagram berikut :
Gambar 4.1
Diagram Posisi Jak Lingko

KW III KW I

(0,45
W ;
S
0,16)

KW IV KW II

T
Memperhatikan diagram diatas, bahwa posisi Jak Lingko diantara Kekuatan
(S), Kelemahan (W), Peluang (O) dan tantangan (T) berada pada Kuadran
I, yang bermakna bahwa Jak Lingko memiliki peluang yang sangat besar

18
untuk di jalankan dalam program Penigkatan kualitas transportasi umum
yang didukung oleh kekuatan yang cukup besar pula. Untuk itu diperlukan
strategi sebagai berikut :
a. Strategi S-O
1) Membentuk kebijakan pengembangan transportasi umum dengan
tetap memberikan subsidi serta bantuan sarana dan prasarana
kepada penyedia layanan
2) Kebijakan untuk menyediakan transportasi publik harus didukung
dengan kebijakan dari pemerintah pusat
3) Pemerintah pusat diharapkan mendukung kebijakan untuk
menggunakan transportasi umum, daripada mengeluarkan kebijakan
mobil murah lebih baik mengeluarkan kebijakan pengadaan bus atau
angkutan umum yang murah dan melengkapi dengan fasilitas yang
lengkap
b. Strategi W-O
1) Merencanakan kebijakan dan strategi bisnis yang mandiri dan
inovatif tanpa harus bergantung pada bantuan pemerintah
2) Melakukan perbaikan armada dan fasilitas penunjang pelayanan
dengan kerjasama dengan swasta.
3) membangun sistem informasi yang terintegrasi dengan sistem
transportasi lain dan lalu lintas di Provinsi DKI Jakarta
c. Strategi S- T
Memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi hambatan/ancaman untuk ..:
1) menjalankan standar pelayanan dengan baik dan didukung
keputusan politik yang memprioritaskan pengembangan transportasi
umum
2) Standar pelayanan yang harus dilakukan, karena banyak
stakeholder yang bertanggung jawab
3) Bekerjasama dengan PT. Transjakarta agar armada yang
mendukung program jaklingko dapat menggunakan jalur busway
untuk mempercepat waktu perjalanan

19
d. Strategi W- T
Mengevaluasi kelemahan untuk mengurangi hambatan/ ancaman
1) menetapkan dan melaksanakan SPM dan SOP yang sudah jelas dan
lengkap untuk menjamin kualitas pelayanan
2) memperhatikan kenyamanan dan keselamatan penumpang
3) Trayek diperjelas dan jadwal sesuai karena akan mempengaruhi
ketepatan waktu

20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Forum Group Discussion yang dilakukan didapatkan
kesimpulan dan saran analisis SWOT dalam meningkatkan pelayanan
Program Jak Lingko sebagai berikut :
1. Strategi Strength-Opportunity (SO) yaitu Membentuk kebijakan
pengembangan transportasi umum dengan tetap memberikan
subsidi serta bantuan sarana dan prasarana kepada penyedia
layanan, Kebijakan untuk menyediakan transportasi publik harus
didukung dengan kebijakan dari pemerintah pusat, Pemerintah pusat
diharapkan mendukung kebijakan untuk menggunakan transportasi
umum, daripada mengeluarkan kebijakan mobil murah lebih baik
mengeluarkan kebijakan pengadaan bus atau angkutan umum yang
murah dan melengkapi dengan fasilitas yang lengkap
2. Strategi Weakness-Opportunity (WO) yang dilakukan diantaranya
Merencanakan kebijakan dan strategi bisnis yang mandiri dan
inovatif tanpa harus bergantung pada bantuan pemerintah,
Melakukan perbaikan armada dan fasilitas penunjang pelayanan
dengan kerjasama dengan swasta, membangun sistem informasi
yang terintegrasi dengan sistem transportasi lain dan lalu lintas di
Provinsi DKI Jakarta
3. Strategi Strength-Threat (ST) yaitu menjalankan standar pelayanan
dengan baik dan didukung keputusan politik yang memprioritaskan
pengembangan transportasi umum, Standar pelayanan yang harus
dilakukan, karena banyak stakeholder yang bertanggung jawab,
Bekerjasama dengan PT. Transjakarta agar armada yang
mendukung program jaklingko dapat menggunakan jalur busway
untuk mempercepat waktu perjalanan

21
4. Strategi Weakness-Threat (WT) yaitu menetapkan dan
melaksanakan SPM dan SOP yang sudah jelas dan lengkap untuk
menjamin kualitas pelayanan, memperhatikan kenyamanan dan
keselamatan penumpang, Trayek diperjelas dan jadwal sesuai
karena akan mempengaruhi ketepatan waktu.
B. Saran
1. Diperlukan kerja keras dari pihak Unit Pengelola Program Jak Lingko
untuk terus mendesak pihak-pihak terkait untuk memberi perhatian
lebih terhadap peningkatan pelayanan Program Jak Lingko dalam
bentuk penyampaian usulan dan rencana pengembangan program.
2. Melakukan penyesuaian pelayanan yang disediakan dengan melihat
supply and demand yang ada. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu
melakukan evaluasi secara berkala agar dapat mengambil kebijakan
secara cepat dan tepat untuk memenuhi demand yang diperlukan
masyarakat, dan didukung dengan supply yang cukup, baik dari segi
anggaran dan sumber daya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Lembaga Administrasi Negara. (2003). Sistem Admnistrasi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI) Buku I. Perum Percetakan
Negara RI, Jakarta.
Ratminto dan Winarsih Atik Septi.(2005). Manajemen Pelayanan.
Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar
Thoha, Miftah.2008. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta :
Kencana

Jurnal/Artikel
Hidayat, Ferry T dan Hardjo, Rainingsih. 2014. ANALISIS SWOT DALAM
MENINGKATKAN PELAYANAN PROGRAM TRANSJAKARTA. Fisip
UI. Depok
Ismowati, Mary. 2016. KAJIAN URGENSI PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIPS DI KOTA BANDUNG. Jurnal Transparansi Volume
VIII, No 2, Jakarta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/09/08121251/5-fakta
perubahan-wajah-ok-otrip-jadi-jak-lingko.

23

You might also like