You are on page 1of 27

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN

TINGKAH LAKU REPRODUKSI IKAN GUPPY


(Poecilia reticulata)

OLEH :
DESTIKA NATANINA BR GINTING (2204112835)
EKA PRANATA (2204111619)
FERICA RATNA DEWANTI (2204112942)
NETTY IMELDA HABEAHAN (2204112844)
RISKI ADITIA (2204111616)
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
SENIN / SESI 2 / 12.30 WIB
KELOMPOK 3
ASISTEN RIZKY AKBAR PUTRAYUDHA

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat karunia-Nya saya masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan
laporan praktikum tepat pada waktunya. Adapun judul dari laporan praktikum ini
adalah “Tingkah Laku Reproduksi Ikan Guppy (Poecilia reticulata)”.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih banyak
kepada kak Rizky Akbar Putrayudha selaku asisten laboratorium serta kakak
asisten lainnya, juga kepada rekan kelompok dan pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan praktikum ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulia sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk membuat laporan praktikum ini menjadi
lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Semoga laporan ini dapat
berguna bagi rekan-rekan untuk menambah ilmu pengetahuan kita.

Pekanbaru, Oktober 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL.................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ v
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum...................................................................... 3
1.3. Manfaat Praktikum.................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Guppy (Poecilia reticulata).............................................. 4
2.2 Tingkah Laku Reproduksi Ikan Guppy (Poecilia reticulata)... 6
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................... 8
3.2. Alat dan Bahan.......................................................................... 8
3.3. Metode Praktikum..................................................................... 8
3.4. Prosedur Praktikum................................................................... 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum.......................................................................... 10
4.1.1. Klasifikasi Ikan Guppy (Poecilia reticulata).................. 10
4.1.2. Pengamatan terhadap Ikan Guppy (Poecilia reticulata) 11
4.2 Pembahasan Praktikum............................................................... 11
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan................................................................................. 13
5.2 Saran........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Alat dan Bahan Praktikum..................................................................... 7
2. Pengamatan Ikan Gupy (Poecilia reticulata)........................................ 7
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Ikan Guppy Jantan (Poecilia reticulata)................................................ 10
2. Ikan Guppy Betina (Poecilia reticulata)............................................... 10
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat dan Bahan Praktikum..................................................................... 16
8

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Biologi Perikanan adalah cabang ilmu pengetahuan yang fokus pada
kajian berbagai aspek kehidupan ikan, mulai dari tahap penetasan hingga
pertumbuhan, reproduksi, dan akhirnya kematian baik secara alami maupun akibat
faktor eksternal. Studi ini juga menjadi dasar penting dalam pemahaman tentang
Dinamika Populasi ikan, Pengembangan spesies ikan, dan usaha pelestarian
spesies ikan yang terancam punah di perairan lain (Diliana, 2015).
Keanekaragaman ikan mencakup variasi dalam bentuk, ukuran, habitat, dan
distribusi jenis, yang mengharuskan klasifikasi yang cermat. Morfologi ikan
secara umum berkaitan erat dengan lingkungan dan gaya hidupnya. Tidak semua
jenis ikan menampilkan bentuk yang serupa. Secara umum, tubuh ikan memiliki
simetri bilateral, artinya jika tubuh ikan dipotong di tengah, akan terbagi menjadi
dua bagian simetris. Namun, ada beberapa ikan yang menunjukkan simetri non-
bilateral, di mana pemotongan melintang akan menghasilkan perbedaan antara sisi
kanan dan kiri tubuh (Bhagawati et al., 2013).
Ikan merupakan vertebrata akuatik berdarah dingin yang bernapas melalui
insang. Mereka termasuk dalam filum chordata dan memiliki ciri khas berupa
insang untuk menyerap oksigen terlarut dari air serta sirip untuk berenang. Ikan
tersebar luas di berbagai tipe perairan di seluruh dunia dengan beragam bentuk
dan karakteristik. Secara umum, ciri-ciri ikan meliputi rangka bertulang sejati dan
bertulang rawan, sirip tunggal atau berpasangan, operculum, tubuh yang ditutupi
sisik dan lapisan lendir, serta bagian tubuh yang jelas terbagi antara kepala, badan,
dan ekor. Ukuran ikan dapat bervariasi mulai dari yang kecil hingga besar.
Banyak ikan memiliki bentuk tubuh berbentuk torpedo, pipih, atau bahkan tidak
teratur (Fitrah et al., 2016).
Pengenalan ikan melibatkan identifikasi berdasarkan bentuk tubuh, pola,
dan ciri khasnya. Sumber daya perikanan di perairan terdiri dari kelompok ikan
pelagis, ikan demersal, serta kelompok ikan lainnya, termasuk kelompok pelagis
non-ikan dan kelompok udang-udangan. Dalam upaya meningkatkan hasil
9

tangkapan perikanan, penting untuk menangkap hanya jenis ikan ekonomis tinggi
dalam ukuran yang sesuai (Kumaseh et al., 2013).
Ikan menunjukkan variasi dalam bentuk, ukuran, habitat, dan distribusi,
yang memerlukan pemahaman yang tepat tentang pengelompokan dan klasifikasi.
Bentuk tubuh ikan umumnya terkait erat dengan habitat dan gaya hidupnya.
Mayoritas ikan memiliki simetri bilateral, yang berarti jika dibelah di tengah, akan
terbagi menjadi dua bagian yang simetris. Namun, ada beberapa jenis ikan yang
menunjukkan simetri non-bilateral saat dibelah secara melintang (Bhagawati et
al., 2013).
Ikan memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup.
Makanan alami mereka terdiri dari berbagai tumbuhan dan hewan perairan, serta
berbagai biota darat. Kehidupan suatu spesies ikan sangat tergantung pada
ketersediaan makanan yang sesuai. Jenis makanan yang dikonsumsi biasanya
bergantung pada usia dan musim. Makanan memiliki peran penting dalam
kehidupan organisme (Ahzani, 2015).
Reproduksi merupakan aspek penting dalam keberlangsungan makhluk
hidup. Proses reproduksi pada makhluk hidup terjadi untuk mempertahankan
keturunan dan kelangsungan jenisnya di alam. Reproduksi dapat terjadi secara
seksual dan aseksual. Reproduksi seksual melibatkan pertemuan antara gamet
jantan dan betina melalui proses pembuahan, sementara reproduksi aseksual tidak
melibatkan proses pembuahan. Secara umum, ikan bereproduksi secara seksual,
dengan beragam perilaku mulai dari memikat dan kawin, memijah, hingga
merawat telur dan anak-anaknya (Fahmi, 2021).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara membedakan antara ikan
guppy jantan dan betina (Poecilia reticulata), Mampu menganalisis pola perilaku
reprduksi ikan guppy (Poecilia reticulata) sebelum dan setelah proses pemijahan,
serta mengetahui lamanya waktu yang diperlukan ikan guppy (Poecilia reticulata)
untuk melakukan pemijahan.

1.3. Manfaat Praktikum


Adapun manfaat yang dapat kita ambil dari kegiatan praktikum ini adalah
meluaskan pemahaman mahasiswa mengenai perilaku reproduksi ikan guppy
10

(Poecilia reticulata) serta sebagai persyaratan penting agar mahasiswa dapat


mengikuti praktikum lanjutan dalam bidang Biologi Perikanan pada minggu
berikutnya. Dengan praktikum ini, diharapkan mahasiswa akan mendapatkan
wawasan yang lebih mendalam tentang aspek reproduksi pada ikan guppy, yang
dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang biologi perikanan secara
keseluruhan.
11

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Guppy (Poecilia reticulata)


Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan salah satu varietas ikan hias air
tawar yang populer dalam budidaya karena perawatannya yang sederhana dan
ragam warna yang menarik, terutama pada ikan jantan. Penampilan fisik ikan
guppy jantan berbeda secara signifikan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki
tubuh yang cerah dengan pola warna yang bervariasi, sementara warna tubuh
betina cenderung seragam. Warna tubuh, bentuk sirip ekor, dan pola warna tubuh
ikan guppy terkait erat dengan jenis kelaminnya. Perbedaan ini menyebabkan ikan
guppy jantan memiliki nilai ekonomis lebih tinggi daripada betinanya, sehingga
pemuliaan ikan guppy dengan populasi jantan tunggal menjadi incaran para
pembudidaya (Saputra et al., 2017).
Guppy termasuk ikan herbivor yang memakan plankton dan bahan organik.
Beberapa jenis guppy juga memakan dedaunan. Di dalam akuarium, guppy diberi
pakan buatan berupa pellet, disesuaikan dengan ukuran mulut ikan guppy, dengan
frekuensi pemberian dua kali sehari, pagi dan sore. Ikan guppy jantan cenderung
memiliki ukuran tubuh lebih kecil dibanding betinanya, dengan ekor yang lebih
lebar dan warna yang lebih cerah. Perbedaan antara ikan guppy jantan dan betina
terlihat dari ciri morfologisnya. Pada ikan guppy jantan, sirip anal mengalami
modifikasi menjadi gonopodium. Di habitat aslinya, ikan guppy betina dapat
mencapai panjang maksimal 7 cm, lebih panjang daripada jantan yang hanya
sekitar 4 cm (Saputri, 2017).
Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat diamati dari penampilan fisik
luar. Jantan cenderung memiliki ukuran yang lebih kecil daripada betina, dengan
variasi warna yang menarik, sedangkan betina memiliki warna yang konsisten dan
kurang menarik. Guppy liar memiliki kebiasaan makan yang beragam, termasuk
mengonsumsi alga bentik dan serangga air, sehingga sering digunakan sebagai
sampel untuk penelitian ekologi dan perilaku (Panjaitan et al., 2016).
Ikan guppy diminati karena ragam warna menariknya, seperti merah, biru,
kuning, dan lainnya. Bentuk ekornya bervariasi, mulai dari kipas, bulat, hingga
12

melebar. Pada ikan jantan, sirip ekor terlihat menarik dengan lebar dan warna
yang kontras, ditambah dengan corak yang bervariasi (Pratama et al., 2017).
Ikan guppy (Poecilia reticulata) merupakan ikan kecil dengan masa
kehamilan singkat, berkisar antara 21-30 hari, tergantung suhu air. Suhu air
sekitar 27 °C dianggap paling cocok untuk perkembangbiakan. Di akuarium, ikan
guppy dapat tumbuh hingga panjang 6 cm, sementara di habitat aslinya,
kebanyakan hanya mencapai sekitar 3 cm. Ukuran ini terlalu kecil untuk
memangsa jentik nyamuk. Ikan guppy tersebar luas di Nusantara, khususnya di
Jawa dan Bali, dan menjadi salah satu jenis ikan yang paling melimpah (Lubis dan
Pujiyati, 2014).
Salah satu pakan alami yang penting bagi ikan guppy adalah cacing sutra
(Tubifex sp.), juga dikenal sebagai cacing rambut dan cacing darah. Menurut
Buwono (2000), cacing sutra memiliki kandungan protein sekitar 54,725%, lemak
sekitar 13,770%, dan karbohidrat sekitar 22,250%. Namun, kekurangan cacing
sutra sebagai pakan alami terletak pada kandungan karotenoid yang kurang
mendukung pembentukan warna pada ikan guppy (Kurniawan, 2017).
Umur ikan adalah lama hidup suatu ikan mulai dari menetasnya telur hingga
dia dewasa. Penentuan usia ikan dapat dilihatt pada bagian-bagian tubuh yang
keras. Bagian-bagian tubuh yang keras untuk pembacaan umur suatu individu
ikan tersebut yaitu sisik kunci, tulang vertebrae, tulang operculum, pangkal duri
sirip dada, dan tulang otholit.
Penentuan umur suatu individu ikan dapat dilakukan melalui beberapa cara
yaitu cara langsung, cara ini hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan
budidaya cara tidak langsung yaitu pada individu spesiesikan yang masih hidup
diperairan alami. Umur ikan adalah masa kehidupan yang dapat ditempuh oleh
suatu individu dari suatu spesies ikan sampai saatnya spesies ikan itu mengalami
kematian secara alami atau karena keperluan tertentu maupun disebabkan oleh
faktor lain nya. (Manda, 2022).
Otolith adalah sekumpulan calcium carbonate yang terletak di tulang dalam
dari telinga ikan. Otolith ini menyimpan semua histori kehidupan dan lingkungan
yang merekontruksi parameter lingkungan seperti temperatur dan salinitas (kadar
garam). Otolith merupakan organ yang sangat penting, karena melalui otolith ini
13

dapat diketahui jenis ikan, pertumbuhan dan lingkungan, serta sejarah


kehidupannya, misalnya umur, reproduksi, dan bahkan juga proses migrasinya
(Roumillat, 2014).
Metode penentuan umur dengan memperhatikan tanda-tanda tahunan pada
bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan pada daerah subtropics (4 musim).
Karena ikan-ikan yang hidup didaerah subteropis sangat terpengaruh oleh suhu
lingkungannya, dimana pada musim dingin pertumbuhan ikan hampir terhenti
ataupun lambat sana sekali. Sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan pada
sisik, Vertebrae, tulang overculum, duri sirip dan tulang otholit yang
menyebabkan terbentuk susunan sirkulasi yang sangat rapat dan akhirnya
membentuk Annulus. Cara lain penentuan umur pada daerah tropis yaitu dengan
metode Petersen yang menggunakan data frekkuensi panjang tubuh ikan dengan
anggapan bahwa satu umur ikan memiliki tendensi membentuk suatu distribusi
normal disekitar rata-rata.

2.2. Tingkah Laku Ikan Guppy (Poecilia reticulata)


Bentuk dan perilaku ikan hias memiliki daya tarik yang unik karena
penampilan fisiknya yang menarik. Berbeda dengan ikan konsumsi yang lebih
dinilai berdasarkan bobot dan rasa, ikan hias memiliki daya tarik berdasarkan
warna cerah, bentuk dan keindahan fisiknya, perilaku, serta kondisi kesehatan atau
stamina (Yunisari et al., 2017).
Derajat pembuahan merupakan tahap awal dalam reproduksi ikan, di mana
telur yang telah dibuahi diamati setelah satu hingga lima jam pencampuran
dengan sperma. Telur yang telah dibuahi memiliki warna transparan, sementara
telur yang tidak dibuahi berwarna putih dan keruh. Tingkat kematian telur yang
tinggi disebabkan oleh kualitas telur yang buruk, faktor usia induk ikan yang
masih muda, dan faktor genetik yang belum dikenal secara pasti. Penanganan
manusia yang kurang tepat saat pemeliharaan telur juga dapat memengaruhi
kelangsungan hidup telur (Amjad et al., 2017).
Perilaku ikan selama fase pemijahan meliputi sentuhan antarbagian tubuh,
gerakan eksotik, gerakan pembelitan tubuh ikan jantan atau betina, penyimpanan
telur dalam sarang, dan berbagai tempat lainnya. Ikan betina berenang lebih cepat
daripada jantan, menciptakan kesan berkejaran. Ikan betina melompat-lompat dan
14

kemudian mengeluarkan telur, diikuti oleh pelepasan sperma oleh jantan dekat
dengan sel telur yang dikeluarkan, memungkinkan proses pembuahan terjadi
dengan baik (Yuniar, 2017).
Ikan Guppy mudah berkembang biak pada usia 3 bulan, menggunakan
fertilisasi internal atau melalui proses beranak. Sebuah betina ikan Guppy bisa
melahirkan ratusan ekor anak dalam hidupnya. Jumlah anak ikan Guppy per induk
bervariasi tergantung pada ukuran induk, dengan larva ikan Guppy membutuhkan
waktu sekitar 3 hari untuk mulai membutuhkan pakan. Proses pemeliharaan ikan
Guppy dari larva hingga menjadi induk siap dipijahkan memerlukan waktu sekitar
90 hari (Pratama, 2017).
Ikan guppy berkembang biak melalui fertilisasi internal dan merupakan ikan
ovovivipar, di mana proses pembuahan terjadi di dalam tubuh induk dan embrio
berkembang di dalam tubuhnya hingga akhirnya dilahirkan. Pemijahan guppy
tidak memerlukan penanganan yang rumit, dengan perbandingan antara jantan dan
betina 1:3 hingga 1:10. Proses pemijahan melibatkan pergerakan gonopodium
jantan ke arah urogenital betina, di mana pembuahan terjadi secara internal. Jantan
dapat memiliki wilayah teritorial sebelum pemijahan, dan betina dapat
menyimpan sperma jantan selama beberapa bulan untuk fertilisasi (Budi, 2018).
Pada sebagian besar ikan, jantan dan betina adalah individu terpisah yang
kemudian harus bertemu pada saat reproduksi. Reproduksi ikan dapat terjadi
secara internal atau eksternal. Pada reproduksi internal, sperma jantan membuahi
sel telur di dalam tubuh betina, sementara pada reproduksi eksternal, sperma
dilepaskan ke perairan bersamaan dengan pelepasan atau penempatan telur oleh
betina. Pada beberapa kasus, organ reproduksi pada ikan betina dimodifikasi
untuk memberikan zat makanan pada embrio yang berkembang di dalam
tubuhnya (Fahmi, 2021).
Sistem pemijahan ikan memainkan peran penting dalam keberhasilan
reproduksi secara alami, baik melalui pemijahan massal (kelompok) maupun
individu. Rasio kelamin ikan juga memengaruhi interaksi dan sinkronisasi antara
jantan dan betina serta efisiensi penggunaan jumlah ikan jantan atau betina selama
pemijahan. Setiap spesies ikan memiliki rasio kelamin jantan-betina yang optimal
15

yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan induk yang tepat dalam budidaya
(Herjayanto et al., 2016).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Biologi Perikanan “Tingkah Laku Reproduksi Ikan Gupi
(Poecilia reticulata)” dilakukan pada September 2023 di Laboratorium Biologi
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum biologi
perikanan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Alat dan Bahan Praktikum
No Alat Bahan
1. Ember Ikan Gupi (Poecilia reticulata)
2. Toples Pelet
3. Lampu
4. Alat Tulis

3.3. Metode Praktikum


Metode praktikum ini akan melibatkan serangkaian observasi langsung
terhadap ikan gupi (Poecilia reticulata) di dalam Toples. Observasi akan
dilakukan dengan menggunakan peralatan yang telah disiapkan sebelumnya,
dengan fokus pada perilaku reproduksi dari ikan gupi. Metode ini dirancang untuk
memberikan pemahaman yang komprehensif tentang pola tingkah laku
reproduksi, termasuk proses pemijahan dan perilaku sebelum dan sesudah
pemijahan. Observasi akan dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk mencatat
semua detail yang relevan, sehingga dapat memberikan wawasan yang mendalam
tentang karakteristik khusus ikan gupi dalam konteks reproduksi.

3.4. Prosedur Praktikum


Pertama siapkan alat dan bahan terlebih dahulu, kemudian sisiapkan ikan
guppy (Poecilia reticulata) yang telah matang gonad akan diamati disediakan
16

sebanyak 4 jantan dan 12 betina siapkan akuarium diisi dengan air dan buat wadah
tempat pemeliharaan sepasang ikan yacatan molly dengan meletakkan eceng
gondok, kayu apu dan kiambang sebagai tempat ikan jantan membuat sarangnya
untuk memijah, lalu letakkan ikan gupi (Poecilia reticulata) kedalam wadah
sebelum di masukkan ke akuarium untuk melihat tingkah laku ikan sebelum
memijah, terakhir amati tingkah laku ikan gupi (Poecilia reticulata) stelah selesai
pemijahan dan dicatat hasil yang didapatkan.
17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil yang kami peroleh selama praktikum “Tingkah Laku Reproduksi Ikan
Guppy (Poecilia reticulata)” adalah sebagai berikut.

4.1.1. Klasifikasi Ikan Guppy (Poecilia reticulata)


Klasifikasi dari Ikan Guppy (Poecilia reticulata) menurut Pratama (2018)
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Cyprinodintoidei
Famili : Poecilidae
Genus : Poecilia
Spesies : Poecilia reticulate

Gambar 1. Ikan Guppy Jantan (Poecilia reticulata)


18

Gambar 2. Ikan Guppy Betina (Poecilia reticulata)


4.1.2. Pengamatan terhadap Ikan Guppy (Poecilia reticulata)
Adapun hasil penngamatan terhadap tingkah laku ikan guppy adalah sebagai
berikut
Tabel 2. Pengamatan Ikan Gupy (Poecilia reticulata)
No. Tanggal Pengamat Peristwa
Pada tanggal ini, ikan guppy yang
akan diamati pertama kali diambil
dan ditempatkan dalam toples .
Ferica
1. 19/09/2023 Toples ini telah diisi dengan air
dan Destika
bersih dan diberi kondisi yang sesuai
untuk memulai pengamatan. Semua
ikan tampak sehat.
Perut ikan guppy mulai membesar,
menunjukkan bahwa proses
perkembangan gonad (organ
Netty
2. 26/09/2023 reproduksi) sedang berlangsung.
dan Ferica
Suhu air tetap dalam kisaran yang
optimal dan pemberian makanan
rutin dilakukan.
Ada hari ini, perut ikan guppy
semakin membesar, menandakan
bahwa mereka berada pada tahap
Destika reproduksi yang lebih matang.
3. 02/10/2023
dan Netty Meskipun belum terjadi pemijahan,
ikan guppy dalam kondisi baik dan
siap untuk proses reproduksi. Suhu
air dan kualitas air tetap terjaga.
4. 09/10/2023 Adit dan Eka Pada tanggal ini, pengamatan
mencatat bahwa ikan guppy telah
memulai proses pemijahan. Terdapat
tanda-tanda aktivitas pemijahan
seperti tarian kawin. Sebanyak 15
anak ikan guppy baru lahir, Proses
19

pemijahan dan kelahiran anak ikan


berjalan dengan sukses.
Anak ikan guppy yang baru lahir
tumbuh dengan baik. Mereka telah
berkembang selama 5 hari dan saat
ini memiliki panjang tubuh yang
berkurang sekitar 0,8 cm
5. 14/10/2023 Adit dan Eka
dibandingkan dengan panjang tubuh
saat lahir. Mereka diberi makanan
yang sesuai dan lingkungan tetap
dijaga agar mendukung
pertumbuhan sehat mereka.
4.2. Pembahasan
Hasil praktikum menunjukkan bahwa ikan Guppy (Poecilia reticulata)
merupakan ikan dengan perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin jantan dan
betina. Ikan Guppy jantan memiliki penampilan yang lebih mencolok dengan
warna tubuh yang cemerlang dan pola warna yang beragam. Di sisi lain, ikan
Guppy betina umumnya memiliki warna yang monoton. Selain itu, terdapat
perbedaan morfologis lainnya seperti ukuran tubuh, bentuk sirip ekor, dan adanya
modifikasi pada ikan Guppy jantan, yaitu gonopodium yang berperan penting
dalam proses reproduksi. Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan perbedaan antara
penampilan ikan Guppy jantan dan betina. Hal ini memperlihatkan keunikan dari
masing-masing jenis kelamin ikan Guppy.
Pengamatan yang dilakukan selama praktikum, seperti yang tercantum dalam
Tabel 2, mengindikasikan bahwa ikan Guppy mengalami proses perkembangan
gonad dan pemijahan secara internal. Observasi dilakukan secara berkala dan
mendokumentasikan setiap fase perkembangan dengan detail. Proses pemijahan
dan kelahiran anak ikan terjadi dengan sukses dan menunjukkan bahwa
lingkungan pemeliharaan yang tepat dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat bagi ikan Guppy. Dengan demikian, praktikum ini
memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai perilaku reproduksi ikan
Guppy serta pentingnya pengelolaan lingkungan dalam budi daya ikan perairan.
20
21

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini yaitu Ikan Guppy jantan memiliki
penampilan yang lebih menarik dengan variasi warna yang mencolok, sedangkan
betina cenderung memiliki penampilan yang monoton. Selain itu, terdapat
perbedaan ukuran tubuh dan bentuk sirip ekor antara kedua jenis kelamin. Ikan
Guppy mengalami proses reproduksi secara internal melalui pembuahan dalam
tubuh betina. Pengamatan menunjukkan bahwa ikan betina dapat menyimpan
sperma jantan untuk jangka waktu tertentu dan menggunakan sperma tersebut
untuk proses pembuahan.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa lingkungan pemeliharaan yang sesuai
memegang peranan penting dalam keberhasilan proses reproduksi ikan Guppy.
Suhu air dan kualitas air yang tepat serta pemberian pakan yang teratur menjadi
faktor penting dalam mendukung kesehatan dan perkembangan ikan Guppy.
Dengan demikian, pemahaman mendalam mengenai morfologi, perilaku
reproduksi, dan lingkungan pemeliharaan yang tepat dapat menjadi dasar penting
dalam kegiatan budidaya dan pemeliharaan ikan Guppy maupun jenis ikan hias
lainnya. Kesimpulan ini dapat menjadi landasan bagi para pembudidaya ikan
dalam mengoptimalkan praktik budi daya perikanan.
5.2. Saran
Praktikum mengenai reproduksi ikan Guppy (Poecilia reticulata)
menekankan ciri morfologi dan perilaku reproduksi. Hasil praktikum
menunjukkan perbedaan antara ikan jantan dan betina serta proses reproduksi
internal yang unik. Pengamatan dilakukan secara terencana dalam empat tahapan,
mulai dari persiapan hingga kelahiran anak ikan. Praktikum ini memberi
pemahaman yang mendalam dan disarankan untuk diintegrasikan dengan topik
terkait lainnya, seperti ekologi perairan dan genetika ikan. Diharapkan praktikum
ini memperluas wawasan dan memberikan pengalaman praktis yang berharga
kepada mahasiswa studi biologi perikanan.
22

DAFTAR PUSTAKA

Amjad. J., A. Yustiati., A. A. H. Suryana., Rosidah dan I. Zidni. 2017. Tingkat


Keberhasilan Pemijahan Ikan Koridoras Albino (corydoras aeneus)
Dengan Substrat yang Berbeda Pada Kolam Semen. Jurnal Perikanan dan
Kelautan. 8(2)

Budi, D. S. 2018. Pemijahan Anabantid dan Ovovivipar. Fakultas Perikanan dan


Ilmu Kelautan. Universitas Pertanian Bogor, Bogor
Endah. S., Palupi dan G. E. Wijayanti. 2013. Domestikasi Ikan Guppy (Poecilia
reticulata) Yang Terpapar Limbah Cair Batik. Fakultas Biologi.
Universitas Jendral Sudirman, Purwokerto
Fahmi. 2021. Tingkah Laku Reproduksi Pada Ikan. Jurnal Oseana. 26(1)
Herjayanto. M., O. Carman dan D. T. Soelistyowati. Tingkah Laku Memijah,
Potensi Reproduksi Ikan Betina, dan Optimasi Teknik Pemijahan Ikan
Pelangi (Iriatheirina Wernei). Jurnal Ikhtiologi Indonesia. 16(2)
Kurniawan. I. H. 2017. Penigkatan Kualitas Pertumuhan dan Warna Ikan Guppy
(Poecilia reticulata) Dengan Penambahan Tepung Wortel (Doucus
carota). [SKRIPSI]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan.
Universtas Sebelas Maret, Surakarta
Lubis, M. Z dan S. Pujiyati. 2014. Pengaruh Aklimatisasi Kadar Garam Terhadap
Kematian dan Tingkah Laku Ikan Guppy (Poecilia reticulata) Sbagai
Pengganti Umpan Ika Cakalang (Katsuwonus pelamis). Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Universitas Pertanian Bgor, Bogor.
Panjaitan, Y. K., Sucahyo dan F. S. Rondonuwu. 2015. Struktur Populasi Ikan
Guppy (Poecilia reticulata) di Sungai Gajah Putih, Surakarta, Jawa
Tengah. Jurnal Bonorowo Wetlands. 6(2)
Saputri, A. R. 2017. Pengaruh Pemberian Pakan Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus) Terhadap Warna Pada Ikan Guppy (Poecilia reticulata).
[SKRIPSI]. Universitas Hasanuddin, Makasar.
Saputra. A., A. Wulandari., Ernawati., M. A. Yusuf., I. Eriswandi dan A. A
Hidayani. 2018. Penjantanan Ikan Guppy (Poecila reticulata) Peters, 1859
Dengan Pemberian. Ekstrak Jeroan Teripang Pasir (Holothura scabra).
Jurnal Ikhtiologi Indonesia. 18(2)
Yunisari., N. A. Pamungkas dan U. M. Tang. 2017. The Effect of Addition of
Carrot Flour (Daucus Carota L) in Feeding to Colour Brightness, Growth,
and Survival of Molly Fish (Poecilia sphenops) On Recirculation System.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau, Riau.
23

LAMPIRAN
24

Lampiran 1. Alat dan Bahan

Toples Air dan Daun

Pelet
Ikan Guppy
25

Lampiran 2. Pengamatan Selama Praktikum

Pengamatan oleh Dedes Pengamatan oleh Netty

Pengamatan Oleh Adit Pengamatan Oleh Eka

Pengamatan Oleh Ferica


26

Lampiran 3. Log Book


27

You might also like