Professional Documents
Culture Documents
Caring Les 1 DAN 3 19 Mar
Caring Les 1 DAN 3 19 Mar
DISUSUN OLEH;
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “Relationship-Centered
Caring And Realeted of caring”
Untuk mencapai hasil makalah saya ini saya semakin memahami tentang Caring yang
nantinya akan menjadi bekal bagi kami dan dapat berguna bagi pembaca dan juga untuk
menambah wawasan.
kami juga berterimakasih kepada dosen pembimbing kami yang telah membantu kami
dalam menyelesaiakan proses pembuatan makalah ini dengan selesai.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang diberikan kepada kami. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Akhir kata kami ucapkan terimasih.
⮚ Hubungan praktisi-ke-pasien
⮚ Hubungan praktisi-ke-komunitas
⮚ Hubungan praktisi-ke-praktisi.
Informasi ini dapat dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan dan pengalaman
belajar klinis untuk semua praktisi perawatan kesehatan.
Tabel 8.1 Hubungan Praktisi dengan Diri Sendiri (dimodifikasi dari PFR
1994: 30)
DAFTAR PUSTAKA
Caring Behaviors of Indonesian Nurses
DAFTAR ISI
DATAR ISI………………………………………………………………….
MATERI…………………………………………………………………….
KESIMPULAN……………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………....
Materi
Menurut Carruth, dalam Nurachmah (2001) asuhan keperawatan yang bermutu yang diberikan
oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap caring kepada pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang
lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping pasien, dan bersikap caring
sebagai media pemberi asuhan. Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun mereka tidak
dapat diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan perilaku caring. Perilaku
caring setidakanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati perawat yang
terdalam. Spirit caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat
tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya setiap perawat dapat
memperlihatkan cara yang berada ketika memberikan asuhan kepada pasien.Caring juga
didefenisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan perhatian emosi
sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan pasien. Sikap ini diberikan melalui kejujuran,
kepercayaan, dan niat baik. Perilaku caring menolong pasien meningkatkan perubahan positif
dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Diyakini bersifat caring untuk pasien dan
bekerja sama dengan pasien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan
(Nurachmah, 2001). Caring merupakan sentral praktik keperawatan. Potter & Perry (2006)
menjelaskan bahwa caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia
berfikir, merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Klien dan keluarga mengharapkan
kualitas hubungan individu yang baik dari perawat.Percakapan yang terjadi antara klien dan
perawat pada umumnya sangat singkat dan tidak menggambarkan adanya suatu hubungan.Teori
yang mendukung pernyataan caring merupakan sentral praktik keperawatan dan bukan sesuatu
yang unik dalam praktik keperawatan adalah teori yang dikemukakan oleh Swanson. Swanson,
dalam Potter & Perry, (2006) mendefenisikan bahwa caring adalah suatu cara pemeliharaan
hubungan denganmenghargai orang lain, disertai perasaan memiliki, dan tanggung jawab. Teori
Swanson berguna dalam memberikan petunjuk bagaimana membangun strategi caring yang
berguna dan efektif.
2.caring is being sensitive and responsive to the needs of the patient (caring adalah peka
dan tanggap terhadap kebutuhan pasien)
Caring merupakan bahasa inggris, dimana memiliki arti peduli. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) peduli adalah sikap mengindahkan, menghiraukan, memprihatikan sesuatu
yang terjadi kepada orang lain. Caring dianggap sebagai konsep dasar dari peran keperawatan
dan menyediakan kerangka kerja untuk menjadi panduan dalam praktik keperawatan (Calong &
Gil, 2018).Caring menurut Sapoontzi-Krepia et al., (2013) merupakan suatu konsep yang diakui
secara universal dalam lingkup keperawatan. Caring dalam keperawatan sangatlah penting
seperti yang dijelaskan oleh Potter and Perry (2009) menyebutkan bahwa caring merupakan inti
dari praktik keperawatan yang baik, karena caring bersifat khusus dan bergantung pada
hubungan perawat dengan klien. Caring memfasilitasi kemampuan perawat untuk mengenali
klien, mengetahui masalah klien, mencari dan melaksanakan solusinya. Caring sebagai inti
keperawatan juga disebutkan oleh Watson (2004) bahwa caring adalah esensi dari keperawatan
dan merupakan fokus serta sentral dari praktik keperawatan yang dilandaskan pada nilai–nilai
kebaikan, perhatian, kasih terhadap diri sendiri dan orang lain serta menghormati keyakinan
spiritual pasien. Caring menurut Pepin and Cara (2001) merupakan suatu konsep yang dibentuk
berdasarkan kombinasi tindakan dan intuisi yang memungkinkan perawat untuk secara terampil
membaca tanda-tanda yang menunjukkan kondisi kesehatan orang apakah membaik atau
memburuk. Caring dianggap suatu tindakan kepedulian yang mengarah pada bantuan atau
perbaikan gejala dan peningkatan kesejahteraan (Anderson et al., 2015).
Caring mengandung 3 hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu per-hatian, tanggung jawab, dan
dilakukan dengan ikhlas. Menurut Lavdaniti (2014) caring merupakan bentuk cinta yang
ditunjukkan ke pasien, menghormati hak asasi manusia dan martabat, dukungan dan kejujuran
terhadap pasien dan keluarga pasien. Memberikan asuhan (caring) secara sederhana tidak hanya
sebuah perasaan emosional atau tingkah laku sederhana, karena caring merupakan kepedulian
untuk mencapai perawatan yang lebih baik.
Tujuan caring adalah agar perilaku perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan terdiri
dari upaya untuk melindungi, meningkatkan dan menjaga atau mengabadikan rasa kemanusiaan
dengan mbantu orang lain dalam proses penyembuhan penyakit, penderitaan dan keberadaannya
membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri dengan sentuhan
kemanusiaan (Watson, 2004).
Caring merupakan suatu yang penting dalam hubungan perawat dengan pasien, dengan caring
dapat terjadinya interaksi antara perawat dan pasien mengenai suatu masalah kesehatan sampai
dengan pemecahan masalah dan opsi potensial yang dapat digunakan terkait masalah tersebut.
Caring merupakan dasar dalam melaksanakan praktik keperawatan profesional untuk
memberikan kepuasan kepada pasien.
3.caring is nurturing &being with the patient(peduli adalah mengasuh & berada bersama
pasien)
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang mempunyai suatu paradigma
atau model keperawatan yang meliputi empat komponen yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan
dan perawat itu sendiri. Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran
dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus
dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus dapat memahami
masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat berpenampilan menarik.
Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain,
keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau
kasih sayang (Dwidiyanti,2007)Perawat dalam meningkatkan asuhan keperawatan untuk
kebutuhan rasa kepuasan pasien hendaknya menerapkan penggunaan caring. Caring merupakan
inti atau fokus dalam keperawatan sebagai bentuk praktik keperawatan profesional. Caring
sangatlah penting untuk keperawatan. Caring adalah fokus pemersatu untuk praktek
keperawatan. Perilaku caring juga sangat penting untuk tumbuh kembang, memperbaiki dan
meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia (Blais, 2007). Pasien merupakan orang yang
kontak langsung dengan pelayanan keperawatan yang diberikan sekaligus menjadi pelanggan
tetap yang diharapkan dapat menambah nilai usaha dan secara terus-menerus memberikan
manfaat bagi rumah sakit dan loyalitas terhadap rumah sakit (Wijono, 2007). Meningkatkan
loyalitas pasien terhadap rumah sakit perlu peningkatan mutu jasa pelayanan kesehatan yang
merupakan suatu upaya untuk memberikan perlindungan kepada klien sebagai konsumen.Salah
satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan didefinisikan
sebagai penilaian pasca konsumsi, bahwa suatuproduk yang dipilih dapat memenuhi atau
melebihi harapan pasien, sehinggamempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk
pembelian ulang produkyang sama. Pengertian produk mencakup barang, jasa, atau campuran
antara barang dan jasa (Depkes RI, 2008)
4.caring is showing concern,compassion,and empathy to the patient(caring menunjukkan
perhatian, kasih sayang, dan empati kepada pasien)
Pelayanan keperawatan merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang unik dan berbeda dengan
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter ataupun profesi lain. Filosofi dari keperawatan
adalah humanisme, holismdancer ( Nursalam 2014) Keperawatan merupakan profesi yang
mengedepankan sikap “care”, atau kepedulian, dan kasih sayang terhadap klien. (Perry, 2012).
(Watson, 2009) menempatkan caring sebagai dasar dan sentral dalam praktek keperawatan
caring memberikan kemampuan pada perawat untuk memahami dan menolong klien. Seorang
perawat harus memiliki kesadaran tentang asuhan keperawatan, dalam memberikan bantuan bagi
klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan atau mencapai kematian dengan damai
Linberg, dalam (Nursalam, 2014).
Penelitian Aiken (2012) menunjukkan persentase perawat yang memiliki kualitas pelayanan
caring yang buruk terdapat pada Negara Irlandia 11%, dan Yunani 47%. International
Association of Human Caringmenjelaskan bahwa keperawatan selalu meliputi empat konsep
yaitu merawat adalah apa yang perawat lakukan, manusia adalah sasaran dari apa yang perawat
lakukan, kesehatan adalah tujuannya dan lingkungan adalah tempat dimana perawat merawat. Di
Indonesia sendiri caring menjadi salah satu penilaian bagi para pengguna pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil survei kepuasan klien pada beberapa Rumah Sakit di Jakarta menunjukan
bahwa 14% klien tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan, disebabkan oleh
perilaku caring kurang baik (Kemenkes RI, dalam Abdul, 2015).
Perilaku yang ditampilkan oleh perawat adalah dengan memberikan rasa nyaman, perhatian,
kasih sayang, peduli, pemeliharaan kesehatan, memberi dorongan, empati, minat, cinta, percaya,
melindungi, kehadiran, mendukung, memberi sentuhan dan siap membantu serta mengunjungi
klien (Watson, 2012). Perilaku seperti itu akan mendorong klien dalam perubahan aspek fisik,
psikologis, spiritual, dan sosial kearah yang lebih baik.
Watson (2012) dalam Theory of Human Care mengungkapkan bahwa ada sepuluh carative factor
yang dapat mencerminkan perilaku caring dari seorang perawat. Sepuluh faktor tersebut adalah
membentuk sistem nilai humanistik-altruistik, menanamkan keyakinan dan harapan,
mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain, membina hubungan saling pe r
caya dan saling membantu, meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan
negatif,menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambil
ankeputusan, meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal, menyediakan lingkungan
yang mendukung, melindungi, dan atau memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual,
membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia, mengembangkan faktor kekuatan
eksistensial fenomenologis.
5.caring is an action concerned with the well being of the patient showing acceptance and
acknowledging the patient(caring adalah tindakan yang memperhatikan kesejahteraan
pasien yang menunjukkan penerimaan dan pengakuan terhadap pasien)
Caring diartikan sebagai proses interaktif antara pasien dengan perawat dan sesama perawat yang
memberikan perlindungan, meningkatkan dan melindungi martabat manusia serta
dimanifestasikan melalui serangkaian tindakan yang bertujuan untuk memberikan perawatan
sesuai dengan harapan pasien (Chen, Yen, Lin, Lee,& Lu, 2012;Alexis, 2009). Teori caring Jean
Watson pertama kali dipublikasikan pada tahun 1979 dengan judul: the Philosophy and Science
of Caring. Jean Watson mendefinisikan caring sebagai ilmu. Perspektif ilmu caring didasarkan
pada ontologi hubungan dimana semua yang terlibat berada dalam suatu hubungan, bersatu dan
mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lain. Caring merupakan sebuah perkembangan
ilmu pengetahuan bidang baru yang didasarkan pada disiplin ilmu keperawatan dan
perkembangan ilmu keperawatan, tetapi baru-baru ini juga meliputi bidang-bidang ilmu dan
disiplin ilmu lainnya, misalnya Perempuan / Feminis studi, Pendidikan, Ekologi, kedamaian,
Filsafat / Etika , Arts and Humanities, Mindbodyspirit Kedokteran. Dengan demikian, perhatian
ilmu ini dengan cepat menjadi Transdisciplinary Interdisciplinary bidang studi (Watson, 2008).
Watson melihat caring sebagai ideal moral dan etika keperawatan yang berdasarkan pada
humanism dan hubungan interpersonal disamping menganggap caring sebagai suatu seni yang
hidup, diekpresikan dan dikembangkan dalam tindakan caring. Caring dapat diterapkan pada
semua bidang pelayanan manusia maupun pendidikan khususnya kesehatan.Konsep utama dari
teori caring menurut Watson terdiri dari teori human caring, transpersonal caringrelationship dan
caring moment (Watson, 2009). Transpersonal caring relationship (hubungan caring
transpersonal) merupakan panduan dalam menyusun Caritas Consciousness. Hal tersebut
menekankan pada perhatian terhadap kehidupan dan makna subjektif seseorang. Transpersonal
mencakup menyayangi, kebaikan dan ketenangan hati seseorang dalam caring moment (Watson,
2008).Caring moment merupakan bagian yang penting bagi seseorang. Hal ini dapat
mempengaruhi perawat dan pasien dan memancarkan hubungan dengan lingkungan dimana
manusia berada (Watson, 2008). Caring moment merupakan saat dimana perawat berhubungan
dengan orang lain mencakup kepribadian, penampilan fisik, penyakit, diagnosis bahkan perilaku.
Perawat tersebut mengenali seseorang melalui lingkungannya. Caritas nurse (perawat caritas)
dalam caring moment menggunakan seluruh keterampilan, pengetahuan dan sumber daya yang
dimiliki, membuat moment tersebut menjadi sangat penting (Watson, 2008).
Watson (2009) juga menyatakan bahwa caring profesional sebagai intisari dari keperawatan
profesional yang dapat dilihat pada praktek keperawatan, teori keperawatan, kurikulum
keperawatan, falsafah, dan perspektif etik terhadap kemanusiaan dan hubungan caring dengan
pasien. Hal ini meliputi keinginan untuk merawat klien dengan tulus yang meliputi komunikasi
terapeutik, tanggapan positif, dukungan atau intervensi fisik oleh perawat.
Kesimpulan
Menurut Carruth, dalam Nurachmah (2001) asuhan keperawatan yang bermutu
yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan
sikap caring kepada pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat
menggunakan keahlian, kata-kata yang lembut, sentuhan, memberikan harapan,
selalu berada disamping pasien, dan bersikap caring sebagai media pemberi
asuhan. Para perawat dapat diminta untuk merawat, namun mereka tidak dapat
diperintah untuk memberikan asuhan dengan menggunakan perilaku caring.
Perilaku caring setidakanya harus tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari
hati perawat yang terdalam.
Daftar pustaka
Miller, A. S. (2007). Students that Persist: Caring Relationships that Make a
Difference in Higher Education. Online Submission.
Weyant, R. A., Clukey, L., Roberts, M., & Henderson, A.(2017). Show your stuff
and watch your tone: Nurses’ caringbehaviors. American Journal of Critical Care,
26(2), 111-117.