You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH

TAKSONOMI VERTERBRATA
“AMPHIBI”

Disusun Oleh :
Ramizard Rafsanjani
(22001061047)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2021
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kata amfibi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu "Amphi" dan
"Bios" (hidup atau dapat diartikan sebagai hewan bertulang belakang (Verterbrata)
dengan kelembaban kulit yang tinggi,tidak ditutupi oleh rambut, hidup di dua alam yaitu
di air dan di daratan karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua
bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya amphibi mempunyai siklus
hidup awal di perairan dan siklus keduanya adalah di daratan (Kurniati,2011)
Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang pada fase ini
berudu bergerak menggunakan ekor pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan
paru-paru pada fase remaja amfibi bergerak dengan kaki perubahan cara bernafas seiring
dengan peralihan kehidupan dari perairan daratan menyebabkan hilangnya insan dan
rangka insan lama-kelamaan yang menghilang. Pada anura tidak ditemukan leher sebagai
mekanisme adat adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara
melompat (Kurniati,2011)
Amphibi memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik pada
mata terdapat membran nichitant yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu
kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem saraf
mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup (Jasin,2010)
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal ciri-ciri umum dari kelompok hewan pada kelas
amfibi yang penting untuk diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan praktikum ini
diharapkan praktikum mampu untuk membuat deskripsi tentang suatu jenis amphibi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori

Amphibia berasal dari kata ampha, antinya rangkap dan bios artinya kehidupan Jadi, dapat
dikatakan bahwa amphibia adalah hewan yang hidup melalui dua faze kehidupan, yaitu fase
kehidupan di dalam air, keadaan ini pada umumnya disebut fare larva atau dalam istilah yang
lebih populer disebut beradu Kemudian, setelali fase di air selesai dilanjutkan fase kehidupan di
darat Hewan yang stilah dewasa mempunyai columna vertebrales dan juga dilengkapi pula adanya
extremitas (anggota badan) dengan jari-jari atau disebut digiti yang bentuknya berbeda-beda,
sedangkan kulit bentuknya lembut dan tidak mempunyai sisik ataupun rambut Tetaps kriteria
semacam ini sering tidak dapat digunakan untuk speck species tertentu Ada beberapa species
yang mengalamis modifikasi, bahkan ada pula yang tidak mengalami fase larva di dalam air dan
sebaliknya ada beberapa jems hewan dewasa yang tetap bertahan di dalam kehidupan air
contohnya adalah Xyaphus sp Untuk membahas materi ini dunhil contoh jenis katak atau Rana sp
yang mewakili kelas amphibia Tubuh hewan Amphibia dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) Bagian
A Bagian-Bagian Kepala (Ca Caput)
 Rima oris (rongga malut) dibangun oleh maxilla dan mandibular Rima unist
✓ Naves externa sepasang menembus sampai cavum ons
✓ Organum visus (mata) yang mempunyai palpebra superior (kelopak mata atas)palpebra
inferior (kelopak mata bawah), membrana nictitans dekat pulpebra inferiorI yang berbentuk
belah ketupat, ins, membrane tympani, dan plica dermal pupil
B Bagian-Bagian Badan (Truncus) Facies dorsalis trunci facie ventralis trunci, dan anus
C Bagian-Bagian anggota gerak (Extremitas)
✓ Extremitas anterior (bagian kaki depan) meliputi brachium lengan alasi. antebrachium
(lengan bawah) dan anus
✓ postenor (anggota kaki belakang), meliputi Membrana natatoria femur, Crus. Pes dan

Kelompok hewan yang termasuk ke dalam kelas Amfibs mencakup tiga ordo sebagai berikut
1) Ordo Anura (berbagai jenis hewan kodok dan katak) Hewan ini dibedakan dan Amphibia lain
karena ketiadaan ekor pada dewasa, tubuh pendek bertungkai tanpa ekor
2) Ordo Urodela (berhagai jenis hewan salamander) tubuh memanjang seperti kadal, bertungkai
dan berekor (mempertahankan ekor sepanjang hidupnya)
3) Ordo Gymnophiona (tubuh memanjang tanpa tungkai maupun ekor seperti cacing tidak
bersisik
Secara morfologi sepintas kodok dan katak mirip, namun akan kelihatan berbeda jika diamati
secara spesifik. Perbedaan antara katak (frog) dan kodok (Toad) adalah
1) Katak (frog) termasuk ke dalam familia Ranidae, sedangkan kodok (toad) termasuk ke dalam
famili Bufonidae
2) Katak hidup di lingkungan yang dekat dengan air, sementara kodok tidak membutuhkan
lingkungan hidup yang dekat dengan air
3) Katak memiliki mata yang menonjol, bulat dan berada pada posisi yang tinggi. Sedangkan
mata kodok berada pada posisi yang rendah, serta tidak menonjol layaknya Katak
4) Kaki belakang Katak lebih panjang dibandingkan kaki belakang Kodok, begitu juga dengan
kekuatannya, kaki belakang Katak lebih kuat ketimbang kaki belakang Kodok. Kaki belakang
Katak yang kuat membuatnya mampu untuk melompat jauh dan tinggi, sementara Kodok
melompat tidak terlalu jauh dan tidak tinggi.
5) Pada umumnya, kulit Katak relatif halus dan terasa lembab, sedangkan kulit Kodok terdapat
banyak benjolan/bintil-bintil dan terasa kering
6) Lidah Katak panjang dan lengket, sementara lidah Kodok pendek dan tidak lengket. Kodok
memangsa makanannya dengan cara menghampirinya dan langsung menjejalkannya ke dalam
mulut.
7) Jika diamati, telur Katak akan terlihat bergerombol, sedangkan telur Kodok akan tersusun
seperti rantai.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada pukul 10.00 hari Kamis 30 Desember 2021 di Batu Screet zoo
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1) Kamera
2) Parafin Blok
3) Pinset
4) ATK
5) Buku Identifikasi Amfibi
6) Kaca Pembesar
7) Jarum Pentul
3.2.2 Bahan

 Katak (Fejervarya sp)


3.3 Prosedur Kerja

1. Prosedur kerja praktikum untuk Kelas Amphibi adalah sebagai berikut Sampel ( Fejervarya sp)
diambil dan diletakkan diatas bak paraftin/papan preparat,selanjutnya gambar morfologinya
2 Amati bagian kepala, alat gerak, badan, kulit, mulut pada Rana sp. dan Bufo sp. dan gambarkan
3. Amati perbedaan-perbedaan yang terdapat pada specimen
4. Lakukan identifikasi berdasarkan kunci identifikasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

LEMBAR KERJA MORFOLOGI


AMPHIBI
Hari : Jumat Tanggal : 2 Januari 2022
Bentuk Tubuh Katak

Gambar Katak
Ikan : Katak (Nama Lokal)
: Fejervarya sp.. (Nama Latin)
Keterangan Gambar
1. Kepala
2. Mata
3. Mulut
4. Hidung
5. Kaki Depan
6. Jari
7. Kaki Belakang
8. Selaput Kaki
9. Perut
10. Punggung

4.2 Pembahasan

Hasil pembahasan anatomi katak sawah (Fejervarya sp.) didapatkan hasil bahwa bagian
tubuh katak sawah terdiri atas empat bagian, yaitu bagian kepala (caput), badan (truncus),
kaki depan (extrimitas anterior), kaki belakang (extrimitas posterior). Hal ini sesuai dengan
pernyataan Mahardono (1980) yang menyatakan bahwa bagian-bagian tubuh katak sawah
dapat dibagi menjadi caput, truncus, extrimitas anterior, dan extrimitas posterior. Kulit
katak sawah selalu basah karena adanya skresi kelenjar-kelenjar mucus yang banyak sekali
terdapat padanya, selain itu kulit katak sawah ini banyak sekali mengandung kapiler darah
dari cabang-cabang vena cutanea , dengan begitu mempunyai peranan penting dalam
pernapasan katak. Bentuk katak sawah bermacam-macam dan bervariasi, panjang tubuhnya
mulai dari 3,5 cm hingga ada yang mencapai 9,0 cm. Fejervarya sp. betina berukuran lebih
besar dari yang jantan (Satyawan. 2009).
Pada bagian extremitas terdiri dari anggota gerak depan (anterior) dan anggota gerak
belakang (posterior).Anggota gerak depan berjumlah sepasang, masing masing mempunyai
bagian, yakni lengan atas (brachium) disokong oleh os humerus, lengan bawah
(antebrachium) disokong oleh os radio-ulna, dan telapak (manus) disokong oleh os carpus
dan os metacarpus. Pada bagian extremitas anterior memiliki 4 buah jari-jari (digiti) tidak
ditemukan selaput renang (membrana digiti). Anggota gerak belakang juga berjumlah
sepasang, masing masing mempunyai bagian, yakni paha (femur) disokong oleh os femur,
kaki bawah-betis (crus) disokong oleh os tibia-fibula, dan telapak kaki (pes) disokong oleh os
tarsus dan os metatarsus. Pada bagian extremitas posterior memiliki 5 buah jari-jari (digiti)
dan memiliki selaput renang (membrana digiti) (Djuanda, 1982).
Katak ini memiliki lipatan-lipatan atau bintil-bintil memanjang parallel dengan sumbu
tubuh, hanya terdapat satu bintil metatarsal bagian dalam,selaput selalu melampaui bintil
subartikuler terakhir jari kaki ketiga dan kelima. Tekstur kulit kasar tertutup oleh bintil-bintil
atau lipatan-lipatan yang memanjangdan menipis. Warna seperti lumpur yang kotor dengan
bercak-bercak tidak simetris berwarna gelap, beberapa specimen dewasa berwarna hijau juga
mempunyai bentuk bercak yang sama, sering disertai garis dorsolateral yang lebar. Ukuran
tubuh mencapai 120 mm ( Iskandar, 2003 ).

(a) (b)

Gambar . (a) Organ Pernapasan pada Fejervarya sp. (b) Lieratur Paru-paru Hewan
Amphibi (Sumber : Mistar, 2013)
Keterangan : 1. Pulmo (paru-paru)

Alat pernapasan pada katak, berupa paru-paru, kulit dan insang. Pada stadium larva
(berudu) katak bernapas dengan insang luar. Pada fase berudu terdapat insang eksternal dan
insang internal. Katak saat masih berudu bernapas dengan insang sedangkan katak dewasa
bernapas dengan paru-paru. Menurut (Judha, Mohammad, dkk. 2012) paru-paru katak
berjumlah sepasang. Struktur paru-paru katak berupa kantong tipis yang elastic, dilengkapi
dengan lipatan-lipatan pada permukaan dinding didalamnya yang berguna untuk memperluas
permukaan. Lubang dari faring ke laring berupa celah longitudinal yang disebut glottis.
Lubang-lubang dari lorong nasal itu disebut nares internal (hidung dalam). Pertukaran gas
juga terjadi melalui kulit dan permukaan cavum oris. Pada permukaan dinding dalam terdapat
kapiler-kapiler darah yang berfungsi mengangkut O 2 dari paru-paru ke jaringan-jaringan lain
dan melepas CO2 ke paru-paru.

(a) (b)

Gambar . (a) Organ Jantung Pada Fejervarya sp. (b) Gambar Literatur Jantung Hewan
Amphibi (Sumber : Sumber Guyton & Hall, 2011)
Keterangan : 1. Cor Pada Fejervarya sp.

Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung dan pembuluh darah. System kerja jantung
bagian kiri dan kanan bekerja secara bersamaan memompa darah dengan suatu pola yang
bersambung secara terus menerus yang mebuat darah terus mengalir menujunjantung, paru-
pau dan sekuruh tubuh. Menurut (Guyton & Hall, 2011), bahwa system kerja jantung bagian
kanan yaitu : 1. Darah masuk ke jantung melalui pembuluh vena inferior dan superior yang
membawa darah kaya CO2 dari tubuh masuk ke bagian kanan atrium, 2. Atrium berkontraksi,
darah mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan melalui katup tricuspid, 3. Ketika
ventrikel penuh, katup tricuspid akan menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke
atrium sewaktu ventrikel berkontraksi, 4. Ventrikel berkontraksi, darah mengalir ke luar
melalui katup pulmonari menuju paru di mana darah akan mendapatkan oksigen. Sedangkan
sistem kerja jantung bagian kiri yaitu : 1. Pembuluh vena pulmonari membawa darah yang
mengandung oksigen dari paru menuju atrium kiri, 2. Atrium berkontraksi, darah mengalir
menuju ventrikel kiri melalui katup bikuspid.
1
2
3

6
(a) (b)

Gambar 4. (a) Anatomi Pencernaan pada Fejervarya sp. (b) Gambar Literatur Pencernaan
Hewan Amphibi (Sumber : Djuanda, 1982)
Keterangan : 1. Hepatopancreas, 2. Ventriculus, 3. Intestinum crassum, 4. Intestinum
tenue 5. Colaca 6. Lympa
Berdasarkan pengamatan anatomi pencernaan katak terdiri dari saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan yaitu : hepar, vesical fellea, pancreas, gastrum, pharynk, oesophagus,
pylorus, ductus choleodocus, duodenum, intestine, rectum, hepatopancreas dan cloaca.
Menurut (Radiopoetro, 1997) saluran pencernaan makanan pada katak berakhir melalui
rectum dan bermuara pada cloaca. Alat pencernaan katak yang tampak dari luar adalah
cavum oris, yang dibatasi oleh maxilla dan mandibular serta oysoid kemudian dilanjutkan
dengan pharynk, oesophagus, ventriculus, dan intestine yang terletak dalam rongga tubuh.
Organ yang berada di dalam cavum oris ialah dentis dan lingua. Cavum oris sebelah
anterior berpangkal lingua dengan ujung yang bebas di sebelah posterior. Ujungnya bertekuk
sehingga tampak bercabang dan oleh karena itu disebut bifida. Lingua dapat dijulurkan keluar
dengan cepat yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan mangsanya ke dalam mulut
(Zug, 1993).
1
6

2 5

3
4

(a) (b)

(c)

Gambar . (a) Anatomi Urogenital Pada Fejervarya sp. Jantan (b) Anatomi Urogenital
Pada Fejervarya sp. Betina (c) Gambar Literatur Urogenital Hewan Amphibi (Sumber :
Susanto, 1994)
Keterangan : 1. Ren mesonefros, 2. Testis, 3. Cloaca, 4. Cloaca, 5. Ren, 6. Ovarium.

Sistem reproduksi pada katak jantan terdiri atas testis, vas efferens, vesica seminalis,
corpus adiposum yang merupakan bahan cadangan makanan yang digunakan pada musim
perkelaminan. Menurut (Zug, 1993) katak jantan mempunyai sepasang testis (bentuknya
oval, warnanya keputih-putihan) terletak di sebelah atas ginjal. Testis terdapat saluran yang
disebut vas efferns yang beruara di cloaca. Bagian ureter yang dekat cloaca mengalami
pembesaran yang disebut veisca seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara
spermatozoa. Sistem reproduksi pada katak betina berawal dari ovarium yang mengalir
melalui oviduct. Oviduct merupakan suatu saluran yang menjulur dari bagian anterior rongga
tubuh menuju bagian posterior tepatnya pada cloaca. Oviduct mempunyai sel kelenjar yang
menyekresikan lapisan lunak disekitar telur, dan pada bagian posteriornya melebar untuk
penampungan telur sementara tetapi selain itu oviduct tidak mengalami pencirian khusus.
Katak melakukan proses reproduksi di dalam air, sedangkan fertilisasi terjadi diluar tubuh
katak betina (eksternal). Katak betina yang sedang hamil, namun tidak ada katak jantan yang
mengawininya maka telur akan disimpan di dalam tubuh (Zug, 1993).
Hasil pengamatan saat praktikum bahwa organ reproduksi katak betina terdiri atas
sepasang ovarium yang terdapat dibagian belakang rongga tubuh diikat oleh
penggantungannya yang disebut mesovarium. Menurut (Susanto, 1994) katak betina pada
musim kawin pada ovarium yang terpadat, ovum yang masak akan menuju saluran yang
disebut oviduct. Bagian posteor oviduct membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur
dikeluarkan melalui cloaca keluar dari tubuh. Katak sendiri terjadi fertilisasi eksternal
(pembuahan dari luar tubuh) dan pada musim kawin terjadi isyarat kawin oleh katak jantan
dan katak betina. Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas
punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan sel-sel gamet keluar tubuh.
Organ utama sekresi pada katak yaitu ginjal dan organ yang lainnya terdiri atas
kandung kemih, ureter. Ginjal pada katak berjumlah sepasang, terletak dikanan dan di kiri
tulang belakang. Pada katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Pada katak
betina, saluran ginjal terpisah dengan saluran kelamin. Ginjal katak berhubungan dengan
ureter dan urinaria, sedangkan keluar di kloaka. Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air
tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit katak permeabel
terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak air masuk ke tubuh katak secara
osmosis. Katak yang berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak
membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan
lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem
portal renal berfungsi untuk membuang bahan – bahan yang diserap kembali oleh tubuh
selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Kantong urin merupakan derivat
ektodermal dari cloaka. Ureter pada katak bermuara pada cloaka dan urin dari sini akan
diserap kembali ke dalam kantong urin (Villee et al.; 1988).
1

4
5
6
7

8
3
9
(a) (b)

Gambar . (a) Anatomi Otot Pada Fejervarya sp. (b) Gambar Literatur Otot Katak
(Sumber : www.wordpres.com)
Keterangan : 1.Terporalis, 2. Depresor mandibular, 3. Latissimus dorsi, 4. Longistimus
dorsi, 5. Oblingus internus, 6. Oblingus extermus, 7. Semimembranosus, 8. Kloaka, 9.
Gastrocnemius.

Pada pengamatan yang dilakukan saat praktikum bahwa sistem otot pada katak di
bagian kepala terdapat musculus submaxillaris dan muscullus subhyoideus. Menurut
(Halliday, 1994) Di daerah pectoral terdapat tiga jenis otot yaitu bagian muscullus deltoideus
terdiri dari pars episternalis dan pars scapularis. Di bagian muscullus pectoralis terdiri dari
pars epicoracoidea, pars sternalis, dan pars abdominalis. Di bagian muscullus
coracoradialis terdapat tulang coracoids yang letaknya sebelah dorso-anterior, pars
epicoracoidea dan dorso-poeterior dari pars episternalis. Otot yang terdapat di daerah
abdomen terdiri dari muscullus rectus abdominis dan muscullus obliqus extremus. Otot pada
extremitas posterior di bagian femur di bangun oleh muscullus trisep femoris, muscullus
Sartorius, muscullus adductor magnus, muscullus gracilis mayor, dan muscullus gracillis
minor. Sedangkan pada bagian crus di bangun oleh muscullus gastronimeus, muscullus
tibialis anticus longus, muscullus tibialis anticus brevis, dan muscullus tibialis posticus.
1
4
11 2 3
10

8
(a) (b)

Gambar . (a) Anatomi Rangka Pada Fejervarya sp. (b) Gambar Literatur Rangka Katak
(Sumber : Halliday, 1994)
Keterangan : 1. Premaxilla, 2. Radius, 3. Ulna, 4. Carpal, 5. Meta carpal, 6. Vertebret, 7.
Humerus, 8. Metatarsal, 9. Tibia, 10. Fibula, 11. Suprascapula.
Pada pengamatan ini yang kita amati adalah rangka pada katak (amphibi). Katak
memiliki system rangka yang terdiri atas : Premaxilla, Radius, Ulna, Carpal, Meta carpal,
Vertebret, Humerus, Metatarsal, Tibia, Fibula, Suprascapula. Menurut (Machmudin Dadang,
2001) rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian yang lunak.
Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot
daging yang berguna untuk gerak dan berjalan. Pada fase cebong (berudu) tulang-tulang
masih lunak. Kemudian pada fase dewasa menjadi keras. Tapi pada sambungan-sambungan
tulang masih tetap lunak dengan permukaan yang licin. Tempurung kepala, vertebrae dan
sternum merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare. Tulang-
tulang rahang, Os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skeleton visceral). Bagian atap
cranium sebagian beasr tersusun oleh Os fronto parietalis, Os nasalis yang menutupi capsula
nasalis, Os prooctic sebagai pelindung bagian dalam dari telinga, sedang di sebelah
posteriornya kita jumpai os exoocipital yang masing-masing mempunyai suatu tonjolan bulat.
Tempurung kepala yang besar pipih terdiri atas cranium yang sempit dan beberapa pasang
capsula sensoris dan hidung capsula, pendengar dan capsula yang besar untuk mata.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum amphibi ini adalah sebagai berikut.

1. Morfologi tubuh Fejervarya sp. dapat dipisahkan menjadi caput, truncus,extrimitas


anterior, dan extrimitas posterior. Bagian caput terdiri dari rima oris, organon visus,
nares anterior, dan membrane tympani. Bagian truncus terdiri dari dermal dan
cloaca. Serta bagian extremitas terdiri dari branchium, antebranchium, digiti, femur,
crus dan pes.

2. Anatomi Fejervarya sp. secara umum terdiri dari : cor (jantung), hepar (hati),
ventriculus, intestinum tenue, intestinum crassum, vesica urinaria, spleen, ren, vesica
fellea, pulmo, testis dan ovarium.

3. Sistem yang bekerja pada tubuh Fejervarya sp. terdiri dari system penapasan
menggunakan paru-paru (pulmo), sistem sirkulasi menggunakan organ jantung (cor),
sistem pencernaan terdiri atas organ pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar
pencernaan (glandula digestivus), sistem reproduksi menggunakan testis pada jantan
dan ovarium pada betina.
DAFTAR PUSTAKA
Ario, A. 2010. Panduan Lapangan Satwa Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Jakarta: Consevation International Indonesia.

Bartlett, P.P., Billy, G.D.V.M. dan Bartlett, R.D. 2010. Reptiles, Amphibians and
Invertebrates. China: Barron’s Education Series

Darmawan, B. 2008. Keanekaragaman Amfibi di Berbagai Tipe Habitat: Studi Kasus di Eks-
HPH PT Rimba Karya Indah Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Skripsi. Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas kehutanan. Institut pertanian
Bogor :Bogor.

Djuanda, T. 1984. Analisa Struktur Vertebratae Jilid I. Bandung : Americo

Duellman, W. E. and L. Trueb. 1986. Biology of Amphibians. McGraw – Hill Book


Company. New York

Guyton & Hall. 2011. Medical Physiology 12th e.d. Philadelphia : Saunders Elsevier, Inc.

Halliday TR, Adler K. 2000. The Encyclopedia of Reptiles and Amphibians. Facts on File,
New York.

Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali LIPI Seri Panduan Lapangan. Bogor: Puslitbang
LIPI.

Iqbalali. 2009. Sistem Reproduksi Amphibi. http://iqbalali.com. 29 oktober 2014

Kastowo. 1984. Anatomi Komparativa. Jakarta: Erlangga.

Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya:
Surabaya.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya

Judha, Mohamad, dkk.. 2012. Anatomy & Physiology e.d. rev.Yogyakarta : Goysen
Publishing.

Latuconsina, H., Zayadi, H. 202. Modul Praktikum Taksonomi Vertebrata. Laboratorium


Biologi. Universitas Islam Malang.

Mahardono, A. 1980. Anatomi Katak. PT Intermasa. Jakarta.


Machmudin Dadang. 2001. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Jurusan Biologi FMIPA
UPI.

Mistar. 2003. Panduan Lapangan Amfibi Kawasan Ekosistem Leuser. Bogor: The Gibbon
Foundation & PILI-NGO Movement

Radiopoetro. (1997). Zoology. Jakarta: Erlangga.

Satyawan. 2009. Keanekaragaman Jenis Amfibi (Ordo Anura) di Kawasan Taman Wisata
Alam Suranadi-Lombok Barat. Prosiding. Seminar Nasional Biologi XX dan
Kongres Perhimpunan Biologi Indonesia XIV di UIN Maulana Malik Ibrahim.
Malang.

Storer dan Usinger. 1975. General Zoologi. Mc Graw-Hill, New Dehli.

Stuarte, S., Michael, H., Janice, C., Neil, C., Richard, B., Pavithra, R. dan Bruce, Y. 2008.
Threatened Amphibians of The World. USA: Conservation International.

Susanto, H. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Jakarta: Penebar Swadaya.

Villee, C. A., W. F. Walker and R. D. Barries. 1988. General Zoology. W. B. Sauders


Company, Philadelphia.

Zug, G. R. 1993. Herpetology: an Introduction Biology of Ampibians and Reptiles. London :


Academic Press.

You might also like