You are on page 1of 82

1

Exploration Geochemistry

Teori and Concept;


Exploration target, strategy,
methods, results

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
2

Outline
Teori dan konsep
• Review on geothermal manifestation and the discharge fluid
• Fluida Geotermal
• Water Geochemistry
• Solute in thermal water
• Vapour and gas geochemistry
• Isotop in geothermal

Target, Concept and Method in Geothermal


Geochemistry Survey
Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
3
Meteorik-magmatik input →water-rock interaction →boiling →condensation-mixing/dilution

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Modifikasi
Emaildari Nicholson, 1993
: suryantini@gc.itb.ac.id
4

Meteorik-magmatik input →water-rock interaction →boiling →condensation-mixing/dilution


Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Modifikasi dari Nicholson, 1993
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
5

Fluida manifestasi panas bumi


• Fluida manifestasi panas bumi dapat berupa air, uap, gas, atau
campuran air dan uap atau uap dan gas.
• Air termal akan dianalisa bahan terlarutnya serta isotop
stabilnya. Sumber keluarannya adalah mata air, kolam, sungai,
sumur
• Uap (dan gas) akan dianalisa terutama untuk dilihat kandungan
gasnya. Sumber keluarannya dapat berupa steam vent, steaming
ground, bubble dalam mata air panas.
• Pada sistem hidrotermal, air adalah fluida yang paling dominan
dan paling banyak dipelajari
• Komposisi kimia air termal akan sangat jauh berbeda dengan air
meteorik.
Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
6

Geokimia Air

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
7

Sistem Panas Bumi dan Geokimia


• Sistem panas bumi hidrotermal sangat erat kaitannya
dengan geokimia
• Air pada sistem ini terutama berasal dari air meteorik (dapat
berasal dari air juvenil, air formasi/connate atau air metamorf)

• Sistem panas bumi hidrotermal merupakan sistem terbuka


dimana air meteorik masuk ke sistem, terpanaskan, dan
dikeluarkan dari reservoir ke permukaan atau ke lapisan
permeabel bawah tanah
• Pada saat tertentu fluida magmatik dapat tercampur dalam
fluida termal ini sehingga sistem dapat disebut volkanik
hidrotermal Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
8

Host Rock (Batuan Induk)


• Adalah batuan yang menjadi reservoir dalam panas bumi

• Batuan ini bereaksi dengan fluida panas bumi

• Hasil reaksinya menentukan komposisi akhir air dan gas-gas


panas bumi yang berbeda-beda

• Pengetahuan mengenai komposisi host rock penting bagi


tingkat kepercayaan dalam geotermometer dan prediksi
scaling.

• Secara umum dalam geokimia geotermal, host rock dapat


dibagi menjadi; volkanik atau klastik sedimen
Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
9

Air Sistem Panasbumi

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
10

• Darimana asalnya air


• &
• mineral terlarut ……??

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
11

Asal Mula Air pada Sistem Panasbumi

1. Air meteorik; yang telah masuk ke dalam bumi hingga


beberapa km melalui rekahan dan lapisan permeabel

2. Air formasi (air connate); yang telah lama terkubur


bersama-sama dengan batuan sedimen pembawanya

3. Air metamorf; hasil dari proses metamorfisme

4. Air dari magma (air juvenil); dilepaskan langsung dari


magma

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
12

Asal Mula Air pada Sistem Panasbumi

• Umumnya air berasal dari air permukaan (air meteorik)


• Bahan-bahan terlarut berasal dari hasil reaksi air tanah
meteorik dengan batuan yang dilewatinya
• Air panas bumi dapat terpengaruh pula oleh air laut
sehingga menjadi lebih saline
• Proses utama yang menghasilkan bahan terlarut adalah rock-
water interaction
• Proses tambahan berupa kontribsi air formasi, air laut dan
air magma

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
13

Asal mula bahan kimia (unsur) terlarut


pada fluida panasbumi
• Masih merupakan debat yang panjang
• Kehadiran Li, Rb, Cs, B, F, As, CO2 dan H2S pada air bertemperatur
tinggi biasanya berasal dari magmatik, tetapi eksperimen laboratorium
belum dapat menjelaskan.
• Komposisi isotop menunjukkan air berasal dari air meteorik, yang
terpanaskan dan dimuati oleh unsur kimia.
• Terdapat 2 teori tentang asal bahan terlarut (Ellis dan Mahon, 1977)
(A). Panas dan bahan kimia terlarut berasal dari larutan dalam magma
yang ditanbahkan kedalam sirkulasi air
(B). Air yang terpanaskan (tidak harus oleh magma) dan berinteraksi
dengan batuan sekitar

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
14

Model A; Panas dan bahan kimia terlarut


berasal seluruhnya dari magma

Aquifer

+
+ + Heat and chemical
Ellis dan Mahon, 1977 + + +
Digambar ulang oleh Suryantini transfer

• Panas dan bahan kimia terlarut berasal dari penambahan larutan magma
pada sirkulasi air yang dalam
• Air dapat terdifusi ke dalam atau melalui magma
• Karena pendinginan, larutan menghasilkan deposisi mineral didaerah
keluarannya
• Komponen uap (steam) dan volatil dapat mendidih dari air panasbumi
ketika mendekati permukaan
Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
15

Model B; Air yang terpanaskan (tidak harus oleh


magma) dan berinteraksi dengan batuan sekitar

Aquifer

Heat Chemical
Transfer Transfer

+
+ + Ellis dan Mahon, 1977
+ + + Digambar ulang oleh Suryantini

• Air mencapai komposisi kimia alamiahnya dalam perjalanan sirkulasinya


(terutama di daerah terpanas dari sistem)
• Kimia air termal terutama dikontrol oleh temperatur tinggi dan komposisi batuan
lokal
• Panas tidak perlu dari intrusi
• Bila temperatur sama, maka perbedaan komposisi kimia air lebih banyak
dikontrol oleh perbedaan komposisi batuan (bukan karena
Dr.Eng. Suryantini asal
(Ninik) ST.,mula panasnya)
Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
16

Percampuran Air Geotermal dan Magmatik

• Diduga air termal merupakan hasil proses percampuran air meteorik


dengan air magmatik
• Jumlah unsur magmatiknya sedikit tetapi cukup signifikan
• Jika benar hal ini terjadi akan maka akan sangat mempengaruhi
komposisi air termal, dimana bahan kimia terlarut akan sangat berbeda,
kaya akan Cl, SO2 dan CO2, dan suhu larutan magmatik akan mencapai
lebih dari 400C.
• Meskipun demikian belum diketahui seberapa besar proses
percampuran ini
• Metode yang dipakai untuk mengetahui adanya proses ini adalah Isotop,
Cl dan B.

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
17

Evolusi Air
Panasbumi

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
18

• Air meteorik masuk ke dalam kerak bumi melalui zona permeabel,


bersirkulasi di dalam bumi pada kedalaman sekitar 5-7 km
• Ketika turun/masuk, air ini terpanaskan, dan bereaksi dengan host
rock, kemudian naik karena konveksi
• Di kedalaman, T 350 C, kandungan Cl antara 1000 – 10 000 mg/kg
• Unsur-unsur mudah larut (soluble group) ; Cl, B, Br, As, Cs, akan
terlarutkan lebih dulu dari host rock oleh air
• Disusul oleh elemen yang proses kelarutannya dikontrol oleh
temperatur; SiO, Na, K, Ca, Mg, dsb
• Proses ini menghasilkan kumpulan alterasi batuan yang mencirikan
temperatur dan fluidanya.
• Fluida akan tertinggal dalam batuan permeabel yang menjadi
reservoir, terjadi kesetimbangan, terbentuk alterasi mineral sekunder
Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
19

• Ketika fluida klorida meninggalkan reservoir, tekanan


hidrostatik berkurang dan mungkin akan mengalami boiling

• Boiling dapat menghasilkan zona boiling 2 fasa ; uap dan air

• Fluida klorida sisanya dapat muncul di permukaan atau


mengalir jauh mengikuti topografi dan muncul sebagai mata
air panas/hangat yang jauh dari tempat upflow nya

• Uap dapat keluar ke permukaan menjadi fumarol atau

• Uap dapat terlarut kembali atau terkondensasi membentuk


air steam heated, acid sulphate dan/atau bicarbonate.

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
20

Model Evolusi Air Panasbumi

Convective
Conductive

• http://www.geothermal-energy.org/geo/ Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
21
Meteorik-magmatik input →water-rock interaction →boiling →condensation-mixing/dilution

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
22

Meteorik-magmatik input →water-rock interaction →boiling →condensation-mixing/dilution


Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
23

Evolusi Uap
Panasbumi

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
24

• Ketika fluida geotermal naik menuju permukaan, tekanan


hidrostatik turun (tekanan yang disebabkan oleh tinggi
kolom air dan tebal lapisan overburden).

• Akhirnya tekanan akan menurun hingga pada suatu tingkat


dimana gas terlarut dan uap air dapat terpisah dari larutan
utamanya

• Proses pemisahan ini dikenal dengan boiling.

• Boiling merupakan salah satu proses yang sangat penting


yang mengontrol kimia liquid (fasa cair) dan vapour (fasa
uap)

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
25

Kurva Boiling vs Depth


• Menunjukkan temperatur maksimum yang dapat dicapai oleh
fluida pada kedalaman tertentu (≈ tekanan tertentu) dimana
setelah temperatur ini energi (atau panas) yang diterima oleh
fluida akan digunakan untuk perubahan fasa pada proses boiling.
• Kurva ini juga menunjukkan berapa kedalaman pada saat fluida
reservoir mengalami proses Boiling.
• Kurva dibuat dengan asumsi tekanan hidrostatik
• Di daerah geotermal, terdapat setidaknya 10% tekanan
hidrodinamik karena buoyancy force dari fluida termal, hal ini
berarti pada daerah geotermal proses boiling dapat terjadi pada
kedalaman yang lebih dangkal daripada yang ditunjukkan oleh
kurva tersebut.
Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
26

Kurva
Boiling vs Depth

Pure water

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
27

Kurva Boiling vs Depth

• Meningkatnya salinitas menyebabkan boiling terjadi


pada kedalaman yang lebih dangkal (titik didih
meningkat terhadap kedalaman)

• Meningkatnya kandungan gas (misalnya CO2)


menyebabkan boiling terjadi pada kedalaman yang
lebih dalam (titik didih menrun terhadap kedalaman)

• Kandungan gas memiliki efek yang lebih signifikan


pada kedalaman boiling (meningkatnya tekanan uap,
karena gas-gas terlarut, pada fluida)

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
28

Apa akibat dari proses boiling ?

• Pemisahan gas-gas dari larutan (fluidanya)


• Fluida menjadi lebih alkaline → (deposisi mineral sulfida)
• Hilangnya gas dari larutan (misalnya pada produksi fluida
panas bumi lapangan uap) menyebabkan tekanan menurun
→ masuknya air dingin dari air tanah ke dalam sistem
• Fluida sisa temperaturnya menurun karena kehilangan massa
dan entalpi
• Dilution (pengenceran oleh air tanah) dan konduksi
menurunkan temperatur fluida termal, biasanya fluida ini tidak
pernah mengalami boiling sebelum mencapai permukaan

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
29

• Pada sistem dominasi liquid (water) apabila produksi air


melebihi jumlah air yang masuk (recharge), maka level
air di reservoir menjadi turun → menghasilkan ruang pori
pada zona diatas level air

• Ruang pori tersebut dapat diisi oleh lapisan uap (steam)


diatas reservoir liquid (mis. Wairakei-Tauhara)

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
30

Uap pada lapangan dominasi uap

• Lapangan uap dicirikan oleh permeabilitas reservoir yang


tinggi (>10 milidarcy , 1 millidarcy = 1 x 10-15 m2)

• Temperatur uap umumnya konstan, sekitar 236 C

• Tekanan dan entalpi umumnya konstan diseluruh reservoir

• Kandungan gas 0.5-2.0% (bandingkan lapangan dominasi


liquid ~0.01-0.5%)

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
31

Target, Concept and Method in


Geothermal Geochemistry Survey
during Exploration

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
32

Target
1. Sistem panas bumi temperatur tinggi (atau lainnya?),
berasosiasi dengan volkanik (atau tidak?), memiliki kondisi
geologi yang khusus (sebutkan apa saja!) dan karakteristik
lainnya…
2. Bagaimana model konseptual sistem panas bumi yang kita
cari?
3. Seberapa besar dimensi target kita?

Pendefinisian target yang jelas dapat membantu


memilih metode eksplorasi yang tepat
Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
33

Goal

1. Membuat model konseptual : lokasi upflow,


outflow, isotermal, menentukan luas area
prospek. dll
2. Karateristik fluida reservoir ; temperatur,
pH, asal fluida, potensi scaling, dll

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
34

Survey Geokimia

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
35

Pertanyaan yang ingin dijawab melalui


eksplorasi geokimia

1. Perkiraan suhu reservoir (dan jika gradien suhu


diketahui kedalamannya)
2. Tipe fluida (uap ± gas, air panas-NaCl brine atau
lainnya)
3. Kemungkinan zona upflow dan outflow
4. Apakah ada satu atau beberapa reservoir
5. Derajat interaksi air / batuan

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
36

Macam-macam survey geokimia

• Survey air
• Survey gas
• Survey tanah dan udara tanah

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
37

Survey Air

• Mengambil sampel air dari manifestasi air


termal dan air dingin
• Mengirimkan ke laboratorium kimia
• Menganalisa unsur terlarutnya

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
38

Survey Gas

• Mengambil sampel gas dari fumarol atau


steam vent atau bubble dalam mata air
atau kolam
• Mengirimkan ke laboratorium kimia
• Menganalisa gas-gasnya

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
39

Survey Tanah dan Udara Tanah

• Mengambil sampel tanah dari horizon A


dan uap (yang mengandung gas) dalam
tanah
• Mengirimkan ke laboratorium kimia
• Menganalisa gas Hg dan CO2

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
40

INTRODUCTION TO GEOTHERMAL SYSTEM & EXPLORATION

Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
41

Sub Topik

1. Tipe air manifestasi


2. Geotermometer
3. Isotop
4. Soil survey
5. Survey Lapangan (Video)
Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
42

Tipe Air
• Air termal memiliki komposisi kimia yang
berbeda-beda yang dikontrol oleh proses
pembentuknya
• Mengetahui tipe air akan membantu dalam
mempelajari proses pembentukannya, membuat
model konseptual sistem panas buminya, dan
menentukan zona upflow
• Sebelum dapat menghitung geotermometer, perlu
diketahui terlebih dahulu tipe air, agar
perhitungannya valid
Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
43

Cl-SO4-HCO3 Diagram

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Adalah diagram yang digunakanInstitut
untuk menentukan
Teknologi tipe 10,
Bandung (ITB), Jl. Ganesha airBandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
44

Cara menghitung dan menggambarkan pada


diagram Cl-SO4-HCO3

• Cara menghitung:
%Cl = Cl (g/l) /  (Cl-SO4-HCO3) (g/l) * 100
%SO4= SO4 (g/l) /  (Cl-SO4-HCO3) (g/l) * 100
%HCO3= HCO3 (g/l) /  (Cl-SO4-HCO3) (g/l) * 100

• Cara menggambarkan
100% Cl

100% SO4

100 % HCO3

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
45

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
46

Tipe apakah
air panas
berikut ini?

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
47

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
48

Bagaimana
dengan
air
berikut ini?

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
49

Unsur Kimia ppm


pH 6.8
Na 20
K 5
Li 0.2
Ca 9.6
Mg 0.5
Fe 2
NH3 0
As 0.01
Cl 6
SO4 0.5
HCO3 0.5
F -
B -
SiO 30
DHL 100
Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
50

Cl-Li-B Diagram
• Pada temperatur tinggi (>400 C) Cl hadir sebagai HCl dan B
sebagai H3BO3 yang keduanya adalah volatil dan mudah bergerak
dalam fasa uap.
• Keduanya mungkin sekali berasal dari magmatik brine
• Ketika fluida magmatik mendingin, HCl berubah menjadi NaCl
(melalui water rock interaction) sedangkan B tertinggal sebagai
unsur volatil dalam uap.
• Li adalah unsur konservatif, dan tetap berada dalam larutan dari
hasil larutan batuan dan brine dikedalaman
• Ploting ketiga unsur ini dalam diagram Cl-Li-B dapat menunjukkan
persamaan atau perbedaan asal reservoir

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
51

Cl-Li-B Diagram

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
52

Apakah
kesimpulan
anda tentang
unsur Cl-Li-B
di Tangkuban
Perahu?

Dapatkah anda plot nilai Cl-Li-B pada diagramnya?

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
53

Analisa Kimia Tangkuban Perahu


(Nasution et al., 2004)
LOCATION Kw.Domas Ciater Batugede Batukapur Maribaya Cimanggu

Elevation m 1700 1000 402 320 1016 695


pH 2.5 2.6 7.4 7.3 6.9 6.0
Temp oC 95.0 44.0 53.0 58.0 47.0 34.0
Na mg/l 24.0 58.8 1402.0 447.0 80.9 70.0
K mg/l 7.6 20.4 35.4 49.5 17.8 17.7
Li mg/l 0.67 2.18 4.0 5.0 1.73 0.31
Ca mg/l 36.0 56.7 208.6 51.9 125.9 32.4
Mg mg/l 8.3 19.91 2.91 7.27 58.92 19.4
T-Fe mg/l 40.7 13.7 0.1 0.3 0.4 0.5
Cl mg/l 94.8 402.8 1000.1 238.7 61.3 56.9
SO4 mg/l 878.5 70.0 1.0 85.2 2.2 0
HCO3 mg/l 0 0 1137.6 407.7 558.7 232.0
F mg/l 0.5 1.0 0.3 0.5 0.3 0.3
B mg/l 1.9 0.4 29.2 2.4 0.1 0.6
As mg/l 0.28 0.23 0 0.8 0.22 0.07
SiO2 mg/l 257.1 186.8 174.4 11.3 217.2 103.0
Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
NH4 mg/l 0.2 4.0 8.8 2.0 1.0 0
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
54

Ion Balance
• Untuk mengetahui seberapa baik analisa kimia yang kita miliki
• Ion balance 5% atau kurang menunjukkan analisa yang baik
• mi zi = 0 m=molality dan z=valensi charge
• Untuk menghitung, perlu dirubah unit hasil analisis (mis.mg/l)
kedalam meq (milimolequivalen) yaitu dengan membaginya dengan
berat formula masing-masing unsur
• Umumnya dominant ion adalah Na+, K+, Ca+2, Mg+2, Cl-, HCO3-, dan
SO4-2
•  charge % = cation + anion *100
| cation | + | anion |

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
55

Geotermometer
▪ Estimasi reservoir temperatur
▪ Geotermometer unsur terlarut didasarkan pada kesetimbangan
mineral-fluid yang bergantung pada suhu kesetimbangan.
Keberhasilan penerapannya bergantung pada lima asumsi dasar:

1) Konsentrasi unsur atau spesies yang akan digunakan di geothermometer


hanya dikontrol / bergantung pada suhu reaksi mineral-fluida
2) Terdapat mineral dan / atau spesies terlarut yang berlimpah di sistem fluida-
batuan agar reaksi mudah/segera terjadi.
3) Reaksi mencapai kesetimbangan di reservoir.
4) Ada aliran cepat ke permukaan tanpa keseimbangan ulang setelah fluida
meninggalkan reservoir, → artinya. tidak ada reaksi dekat permukaan.
5) Tidak ada mixing atau dilution pada fluida dalam (fluida reservoir) (asumsi ini
bisa dihindari jika tingkat dilution/mixing dapat dievaluasi).

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
56

Geotermometer
▪ Dengan kata lain, reaksi harus cukup cepat untuk membentuk
kesetimbangan di reservoir, tetapi, untuk memastikan komposisi
reservoir ‘tetap’ dipertahankan dalam fluida discharge, saat fluida
berpindah ke permukaan tidak boleh terlalu cepat sehingga akan
terjadi re-equilibrium

▪ Persamaan geotermometri terlalu sering diterapkan secara


otomatis ke semua mata air yang diambil sampelnya, tanpa
pertimbangan tentang mata air mana atau
geothermometer apa yang paling tepat.
▪ Sehingga sering diperoleh hasil yang tidak reliable atau hasil yang
sangat berbeda antara satu metode dengan metode lain.
▪ Seperti alat apapun, geothennometer harus digunakan dengan
benar,

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
57

Geotermometer
Beberapa hal yang perludiperhatikan untuk memperoleh hasil yang baik

Memilih Mata air :


sebaiknya mata air panas (idealnya mendidih)
konsentrasi klorida tinggi dan
laju aliran yang baik (> 1 Us)

Host rocks: cek mineralogi host rock untuk memilih geotermometer yang
sesuai. Mis Silika geotermometer tidak dapat digunakan pada reervoir
limestone. Mengapa?

Geotermometer : Pahami asumsi-asumsi, proses-proses dan


keterbatasan masing-masing geotermometer

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
58

Geotermometer unsur terlarut


• Silika
– Bereaksi cepat, tetapi dapat mengalami re-equilibrium seimbang
– Geotermomeer Silika menggunakan parameter tunggal →
dipengaruhi oleh pencampuran-pengenceran (mixing-dilution) dan
boiling (peningkatan konsentrasi), dan
– Asumsi : kesetimbangan dengan bentuk spesifik mineral SiO2
– pH

▪ Kation
o Mengasumsikan kesetimbangan dengan mineral yang tidak
diketahui,
o bereaksi lambat, dipengaruhi oleh presipitasi, memiliki batas
rentang suhu, metode empiris

▪ Gas
o Mengasumsikan kesetimbangan dengan reaksi gas / gas dan gas
mineral

• Multiple Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
59

Geotermometer Kwarsa

• Berdasarkan percobaan
laboratorium kelarutan
berbagai mineral silika.

Fournier and Truesdell, 1976


• A=Quartz (conductive)
• B= Quartz (boiling)
• C=amorphous silica

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
60

Geothermometer Equation Reference


Quartz-no steam loss T = 1309 / (5.19 – log C) - 273.15 Fournier (1977)
Quartz-maximum
T = 1522 / (5.75 - log C) - 273.15 Fournier (1977)
steam loss at 100 °C
T = 42.198 + 0.28831C - 3.6686 x 10-4 C2 Fournier and
Quartz Potter (1982)
+ 3.1665 x 10-7 C3 + 77.034 log C
Arnorsson (1985)
T = 53.500 + 0.11236C - 0.5559 x 10-4 C2
Quartz based on Fournier
+ 0.1772 x 10-7 C3 + 88.390 log C and Potter (1982)
Chalcedony T = 1032 / (4.69 - log C) - 273.15 Fournier (1977)
Arnorsson et al.
Chalcedony T = 1112 / (4.91 - log C) - 273.15 (1983)
Alpha-Cristobalite T = 1000 / (4.78 - log C) - 273.15 Fournier (1977)
Opal-CT
T = 781 / (4.51 - log C) - 273.15 Fournier (1977)
(Beta-Cristobalite)
Amorphous silica T = 731 / (4.52 - log C) - 273.15 Fournier (1977

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
61

Kation
Geotermometer

• Beberapa contoh
kation geotermometer

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
62

Kation Geotermometer

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
63

Geotermometer Na-K-Mg

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
64

Geotermometer Na-K-Mg

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
65

Geotermometer Na-K-Mg

Ploting diagram Giggenbach, 1988(Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Dr.Eng. Suryantini
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
66

Geotermometer
Gas

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
67

Pemilihan geotermometer yang tepat sangat


penting.

Hal ini memerlukan pengetahuan tentang


geologi dan sistem geotermal yang diselidiki
serta proses water rock interaction yang terjadi
pasa fluida sistem geotermal

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
68

Memilih Geotermometer
• Pastikan sample yang diambil sesuai dengan persyaratan
samplingnya
• Bandingkan masing-masing geotermometer dengan temperatur
terukur di manifestasi
• Applikasikan dengan mineralogi yang diharapkan akan dihasilkan dari
reaksinya
• Berhati-hati pada geotermometer yang nilainya tinggi tetapi diambil
dari manifestasi yang indikasi temperatur tingginya kurang atau tidak
ada, mis temperatur manifestasi sedang, nilai Mg tinggi sedangkan Cl
rendah.
• Cek “maturity” air dengan diagram Na-K-Mg Giggenbach
• Belajar dari pengalaman di prospek-prospek lain dengan kondisi
geologi dan sistem geotermal yang serupa
12/05/2016 Dr.Eng. Suryantini Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
69

Geotermometer vs Kedalaman Top Reservoir

• Berdasarkan statistik
• Dibuat hubungan empiris,
• Asumsi: gradient konduktif dan konstan geotermal
gradien dari kondisi permukaan dititik tertentu hingga top
reservoir, batuan uniform homogen dibagian ini
• Berlaku hanya di bagian konduktif (clay cap/cap rock)
hingga top reservoir
• Tidak berlaku dibagian konvektif (didalam reservoir)
• Harus divalidasi dengan data lain misalnya MT, sumur
landaian suhu dsb.

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
70
Kedalaman Top Reservoir

12/05/2016 Dr.Eng. Suryantini Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Modified after Hochstein and Sudarman, 1998 Email : suryantini@gc.itb.ac.id
71

Isotop

• Stable Isotope D-O18

• He3/He4

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
72

Stable Isotope D-18O

Geothermex in Haizlip, 2014


12/05/2016 Dr.Eng. Suryantini Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
73

Interpretasi Isotope D – 18O

• Asal mula air : meteorik, laut, metamorf,


water-rock interaction

• Boiling-fractionation diantara liquid dan


vapor

• Evaporation

12/05/2016 Dr.Eng. Suryantini Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc
Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
74

Helium Isotope
• 3He/4He untuk
mengetahui
mantle-derived
volcanic gases

• Sulit di sample
(Kennedy 2006)

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
75

Survei Tanah / Udara Tanah

• Dilakukan bila manifestasi dipermukaan sedikit/tidak ada.


• Mengidentifikasi anomali (konsentrasi tinggi) spesies volatil
yang hadir.
• Mengidentifikasi daerah permeabel dan kemungkinan zona
upflow atau boiling.
• Mendeliniasi batas suatu sistem panas bumi,bila survei
geofisika sulit dilakukan.

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
76

Survey Tanah

• Diambil pada
tanah di
horison “A”

• Unsur yang
dianalisa :
Hg, As, Sb

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
Contoh Hg anomali dari survei tanah

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
78

Survei udara tanah

• Unsur yang dianalisa : CO2, Hg, He, Rn

• Beberapa alat : Kimoto, CO2 flux, Rn detector


dll

• Tujuan mencari nilai anomali tinggi

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
79

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
From Chiodini et al (2008) Email : suryantini@gc.itb.ac.id
80

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
81

Video Sampling

• Video oleh Thermochem

• Video oleh Tobias Fischer

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id
82

…….Sekian dan
terimakasih…..

Dr.Eng. Suryantini (Ninik) ST., Dipl Geothermal Tech. MSc


Institut Teknologi Bandung (ITB), Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Email : suryantini@gc.itb.ac.id

You might also like