Professional Documents
Culture Documents
APLIKASI ANALISIS
STILISTIKA DALAM KARYA
SATRA ARAB
Kelompok 10
Stilistika
Dr. H. Edi Komarudin, M.ag
5A
DISUSUN OLEH :
kami akan melakukan analisis pada salah satu puisi arab atau
syi’ir untuk mengkaji beberapa bait puisi arab karya Hafidz
Ibrahim yang mana beliau merupakan penyair asal mesir yang
kebanyakan karya puisinya bertemakan tentang nasionalisme
Disebut sya’ir nasionalisme yaitu karena isi yang terkandung
dalam setiap bait-bait puisi nya mengandung unsur-unsur
nasionalisme.
2. Biografi hafidz ibrahim
Hafiz Ibrahim memiliki nama lengkap Muhammad bin Stilistika
Hafiz Ibrahim bin Fahmi. Dia adalah seorang arsitek
sama seperti profesi ayahnya Ibrahim Fahmi. Dia lahir
di Dirut sekitar tahun 1870. Dua tahun setelah
kelahirannya ayahnya meninggal dunia dan diasuh oleh
sahabat ayahnya.
Sepanjang karirnya dia habiskan sebagai pegawai
kantoran. Namun demikian Hafiz Ibrahim memiliki
kecenderungan sastra sehingga dia banyak membuat
puisi-puisi yang syarat dengan situasi pada waktu itu.
kecenderungan tematik dari puisi hafiz Ibrahim adalah
nasionalisme. Itulah kemudian yang membuat dia
digelari lisanul mujtama’ karena dinilai sebagai
satrawan yang banyak menyambung aspirasi
masyarakat.
Haditsah Donsway
ال تقـــــــــــيدوا مـــــــــــــــن أمـــة بقتيل * صادت الشمس نفسه حينا صادا
b. Mengakhirkan posisi fail dari yang lainnya. Contoh untuk model ini ada pada bait ke empat
a. Perumpamaan (tasybih)
Kalimat di atas merupakan tasybih dimana penyair yang menggunakan bentuk mutakallim jama’
(mengatasnamakan masyarakat). penyair menyamakan diri dengan burung merpati karena dalam
hal ini pengarang melihat bahwa masyarakat diperlakukan oleh tentara penjajah seperti
memperlakukan binatang buruan.
b. Metafora (Istiaroh)
ال تقـــــــــــيدوا مـــــــــــــــن أمـــة بقتيل * صادت الشمس نفسه حينا صادا
Jangan mengancam masyarakat dengan pembunuhan. Matahari memburu dirinya (pemburu) ketika
mereka berdua (tentara) tengah berburu.
Bait ini mengandung unsur metafor dimana penyair menggunakan kata shoda ‘berburu’ untuk
subjek (pelaku) matahari.
C. Sindiran (Kinayah)
Dalam puisinya hafiz ibrahim banyak menggunakan bahasa sindiran (kinayah) seperti yang bisa kita
lihat pada bait berikut (bait ke-2):
Pertahankanlah perang, jika kalian tidak menginginkan maaf. Apakah qishoh atau tipu
daya yang kalian inginkan?
Pertahankanlah perang jika kalian tidak menginginkan maaf Apakah nyawa atau jasad
yang kalian inginkan?
Kedua bait puisi ini memiliki substansi menantang dengan bahasa yang cukup lugas,
keras dan terang.
Terimakasih
Apa ada pertanyaan?