You are on page 1of 10

JURNAL GOVERNANCE

Vol.2, No. 1, 2022


ISSN: 2088-2815

Peranan Dinas Tenaga Kerja Dalam Mewujudkan Sustainable


Development Goals (SDGS) Pekerjaan Layak Di Kabupaten Minahasa
Utara

Rizky Alfino Nialda1


Johannis E. Kaawoan2
Stefanus Sampe3

ABSTRAK

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, tujuan ke-8 yaitu Pekerjaan Layak


dan Pertumbuhan Ekonomi , tujuan ke-8 dalam SDGs menjawab salah satu
masalah atau tantangan yang dihadapi pemerintah Indonesia terkait dengan
pekerjaan layak yang sangat penting bagi pekerja yang ada. Pekerjaan
merupakan hal yang amat penting dalam rangka kesejahteraan manusia.
Disamping memberikan penghasilan, pekerjaan juga membuka jalan menuju
perbaikan ekonomi dan sosial yang lebih luas. Pekerjaan sendiri merupakan
hal yang sangat penting guna memperkuat individu, keluarga dan masyarakat
agar dapat terhindar dari kemiskinan. Namun kemajuan ini bergantung pada
pekerjaan yang bersifat layak. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui
Bagaimana Peranan Dinas Tenaga Kerja dalam Mewujudkan Sustainable
Dvelopment Goals (SDGs) Pekerjaan Layak di Kabupaten Minahasa Utara.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan diketahui bahwa peranan Dinas Tenaga Kerja
dalam mewujudkan sustainable devopment goals pekerjaan layak belum dapat
dikatakan optimal karena peran dari Dinas Tenaga Kerja terlihat masih kurang
responsif dalam mewujudkan hak pekerja terkait dengan Hak Pekerja terkait
dengan upah dan jam kerja dan Perlindungan Sosial terkait dengan jaminan
sosial. Masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang di lakukan serta, proses
pengawasan secara internal yang tidak cukup karena hanya dengan
memberikan himbauan yang pada dasarnya tidak dapat memberikan efek jera
bagi perusahaan-perusahaan yang melanggar dan tidak memberikan hak-hak
dari pekerja
Kata Kunci: Peranan, Dinas Tenaga Kerja. SDGS, Pekerjaan Layak

1Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat


2 Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat
3 Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISPOL-Unsrat

1
Rizky Alfino Nialda, Johannis E. Kaawoan, Stefanus Sampe

Peranan Dinas Tenaga Kerja Dalam Mewujudkan Sustainable


Development Goals (SDGS) Pekerjaan Layak Di Kabupaten
Minahasa Utara

Pendahuluan pelanggaran yang terjadi di lingkungan


Pemerintah Minahasa Utara ketenagakerjaan mengindikasikan
adalah pihak yang mengatur jalannya peranan dari dinas ketenagakerjaan
pemerintahan di Daerah dan yang belum optimal.
melaksanakan atau menerapkan Berdasarkan Pasal 27 ayat 2
berbagai program untuk mengatasi Undang-Undang Dasar Tahun 1945:
berbagai permasalahan yang ada di Tiap-tiap warga negara berhak atas
Kabupaten Minahasa Utara. pekerjaan dan penghidupan yang
Pemerintah Minahasa utara melalui layak bagi kemanusiaan.
Dinas Tenaga Kerja adalah yang Namun kenyataan yang terjadi
membidangi penerapan SDGs yang didalam kehidupan masyarakat tidak
menyangkut dengan Pekerjaan Layak, sesuai dengan apa yang di amanatkan
Dinas Tenaga Kerja berperan penting oleh undang-undang, mendapatkan
dalam mengatasi setiap permasalahan pekerjaan yang layak masih cukup sulit
yang ada di Daerah yang menyangkut bagi sebagian orang. Sehingga demi
berbagai permasalah mengenai berusaha mencukupi kebutuhan hidup
ketenagakerjaan. individu maupun keluarga maka orang-
Berdasarkan Peraturan Bupati orang tetap bertahan pada pekerjaan
Minahasa Utara Nomor 86 Tahun 2016 yang tidak sesuai dengan standar yang
tentang Kedudukan, Susunan dikeluarkan oleh pemerintah yang
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta sesuai dengan apa yang di maksud
Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja Tipe B dengan pekerjaan layak itu sendiri..
sebagai berikut : Permasalahan mengenai ketidak
Tugas : Menyusun rencana kerja sesuaian imbalan dan permasalahan
serta melaksanakan urusan jam kerja seringkali terjadi didalam
pemerintah daerah berdasarkan asas dunia ketenagakerjaan, di minahasa
otonomi dan tugas pembantuan utara sendiri masa ada saja
dibidang tenaga Kerja. masyarakat yang tidak mendapatakan
Fungsi: apa yang menjadi hak mereka sebagai
1. Menyusun dan Merumuskan pekerja dan masih ada saja perusahan
Kebijakan teknis dibidang tenaga yang tidak mengikuti apa yang menjadi
kerja aturan dari pemerintah yang telah di
2. Menyusun rancangan peraturan amanatkan oleh undang-undang.
daerah bidang tenaga kerja Dalam Undang-undang Nomor
3. Melaksanakan pembinaan bidang 13 Tahun 2003, Pasal 90 ayat (1)
tenaga kerja. Undang-Undang Ketenagakerjaan, di
4. Pengawasan dan Pengendalian mana “Pengusaha dilarang membayar
bidang tenaga kerja. upah lebih rendah dari upah minimum”.
Berdasarkan apa yang menjadi Namun pada kenyataannya masih ada
tugas dan fungsi dari dinas Tenaga saja tenaga kerja yang menerima upah
Kerja belum dapat dikatakan peranan tidak sesuai dengan ketentuan yang
dari Dinas Ketenagakerjaan sesuai diberikan pemerintah. Penetapan
dengan apa yang menjadi tugas dan waktu kerja dan perlindungan
tanggung jawab dari dinas tersebut Kesehatan pulah menjadi hal pokok
karena masih adanya pelanggaran- yang dibutuhkan oleh tenaga kerja
2
Sekretariat:
Jurusan Ilmu Pemerintahan FISPOL Unsrat
Gedung C lt. 2, Jl. Kampus Unsrat, Bahu Manado
Jurnal Governance (2), 1, 2022

yang masih belum dirasakan oleh belum sepenuhnya dirasakan oleh


sebagian tenaga kerja. pekerja yang ada, yang seharusnya
Masalah mengenai jam kerja sesuai aturan dalam Undang-Undang
yang melebihi ketentuan tanpa ada No. 40 Tahun 2004 tentang sistem
upah tambahan juga merupakan jaminan sosial pada pasal 19 ayat 2
permasalahan yang harus di benahi dimana “Jaminan sosial
karena hal tersebut tidak sejalan diselenggarakan agar peserta
dengan apa yang dimaksud dengan memperoleh manfaat pemeliharaan
pekerjaan layak, padahal hal tersebut Kesehatan dan perlindungan dalam
sudah tertuang dalam Pasal 77 ayat 1, memenuhi kebutuhan dasar
UU No 13 Tahun 2003 yang mana Kesehatan”.
mewajibkan setiap pengusaha untuk Beberapa permasalah yang telah
melaksanakan ketentuan jam kerja. dijabarkan diatas merupakan masalah
Ketentuan jam kerja ini mengatur 2 yang sering kali terjadi yang
sistem, yaitu 7 jam kerja dalam 1 hari bertentangan dengan denga napa
atau 40 jam kerja dalam 1 minggu yang di maksud oleh pekerjaan layak
untuk 6 hari kerja dalam satu minggu sendiri, sehingga pekerja sulit untuk
atau 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 mencapai apa yang menjadi hak dari
jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari pekerja itu sendiri jika hal-hal tersebut
kerja. Kenyataan yang terjadi masih tidak di atasi maka akan sulit
banyak tenaga kerja yang tidak mewujudkan tujuan dari SDGs tentang
merasakan demikian, karena masih pekerjaan layak, karena pekerja tidak
banyak perusahaan yang tidak dapat bekerja dengan produktif jika
membayarkan yang menajdi hak dari tidak mendapatkan hak-hak mereka.
tenaga kerja. Kurang tahunya tenaga kerja dan
Selanjutnya mengenai kurangnnya dialog sosial bipartit
permasalahan tentang cuti tahunan menyebabkan tenaga kerja pasrah
yang tidak dirasakan oleh tenaga kerja dengan keadaan yang terjadi, bagi
padahal hal tersebut telah di atur sebagian orang mereka lebih memilih
dalam Undang-Undang nomor 11 untuk menganggur dan enggan
tahun 2020 tentang Cipta Kerja Kluster bekerja di tempat yang dirasanya tidak
Ketenagakerjaan pada pasal 79 ayat 3 sesuai ataupun mengambil resiko
“ Seorang pekerja berhak atas cuti dengan melakukan pekerjaan yang
tahunan paling sedikit 12 hari kerja tidak layak, namun bagi sebagian
setelah pekerja/buruh yang orang bertahan merupakan jalan satu-
bersangkutan bekerja selama 12 (dua satunya untuk tetap mendapatkan
belas) bulan secara terus menerus”. penghasilan meskipun penghasilan
Permasalahan mengenai tersebut rendah namun hal tersebut
pekerjaan layak tidak sampai disitu tetap dilakukan guna keberlangsungan
saja, yang di dapati oleh peneliti di hidup.
lapangan selama proses observasi. Hal inilah adalah salah satu faktor
Adapun permasalahan mengenai sulitnya mewujudkan SDGs Pekerjaan
jaminan sosial yang tidak dirasakan layak di kabupaten Minahasa utara.
oleh pekerja diamana yang Sehingga program pekerjaan layak
seharusnya jaminan sosial yang (decent work) untuk semua ini sulit
meliputi: jaminan kesehatan, jaminan untuk diwujudkan karena kurangnya
kecelakaan kerja, jaminan hari tua, peranan Dinas Tenaga Kerja sebagai
jaminan pensiun dan jaminan kematian institusi dalam mewujudkan apa yang

3
Jurnal Governance (2), 1, 2022

menjadi hak-hak dari para tenaga teater harus bermain sebagai tokoh
kerja. tertentu dan dalam posisinya sebagai
Berdasarkan pengamatan atau tokoh itu ia diharapkan unutk
observasi dari peneliti bahwa PT. V berperilaku secara tertentu. Posisi
Putri Mandiri menjadi perusahaan seorang aktir dalam teater
dimana masalah-masalah tersebut di dianalogikan dengan posisi seseorang
temukan yang mana perusahaan dalam masyarakat, dan keduanya
tersebut berada di daerah kabupaten memeiliki kesamaan posisi.
minahasa utara dan menjadi Menurut Kamus Besar Bahasa
kewenangan dari dinas yang berada di Indonesia (2008:1173), “Peranan
minahasa utara dalam mengatasi adalah Tindakan yang dilakukan
permasalahan-permasalahan yang seseorang atau sekelompok orang
terjadi dalam suatu peristiwa atau bagian
yang dimainkan seseorang dalam
Tinjauan Pustaka suatu peristiwa”.
Konsep Peran Menurut Sondang P. Siagian
Peran adalah pola perilaku (2003:54) mengatakan bahwa peran
normative yang diharpkan pada adalah tempat yang ditentukan untuk
kedudukan (status) tertentu. Goss, menduduki oleh seseorang dalam
Mason dan McEachern dalam proses pencapaian tujuan. Adapun
Wirutomo (1981:99) mendefinisikan peran menurut merton mendefinisikan
peran sebagai harapan-harapan yang peran sebagai “Pola tingkah laku yang
dikenakan pada individu yang diharapkan masyarakat dari orang
menempati kedudukan sosial tertentu. yang menduduki status tertentu.
Sedangkan menerut Laurence Ross Sejumlah peran tersebut sebagai
dalam Susanto (1979:94) peran adalah perangkat peran (role-set). Dengan
status dan dinamisasi dari status demikian, perangkat peran adalah
ataupun penggunaan dari hak dan kelengkapan dari hubungan-hubungan
kewajiban ataupun bisa juga disebut berdasarkan peran yang dimiki oleh
sebagai subyektif. orang karena menduduki status-status
Peran merupakan proses sosial khusus”.
dinamis dari kedudukan, dimana jika Menurut Suhardono (1994:14)
seseorang melaksanakan hak Menjaelaskan, “Peran merupakan
kewajibannya sesuai dengan status seperangkat patokan yang membatasi
dan kedudukannya, berarti ia telah apa perilaku yang mesti dilakukan
menjalani suatu peran. Kedudukan dan seseorang yang menduduki suatau
peranan hanya dibedakan untuk posisi apabila bertentangan dapat
kepentingan ilmu penegtahuan, menimbulkan suatu konflik peran, yang
keduanya saling berhubungan satu terjadi bila harapan-harapan yang
sama lain. diarahkan pada posisi yang diduduki
Teori peran adalah sebuah teori tidak sesuai dengan semestinnya”.
yang digunakan dalam dunia sosialogi, Menurut Soerjono Soekanto
psikologi dan antropologi yang (2007:213) Peran merupakan aspek
merupakan perpaduan berbagai teori, dinamis kedudukan (status), apabila
orientasi maupun disiplin ilmu. Teori seseorang melaksanakan hak dan
peran berbicara tentang istilah “peran” kewajibannya sesuai dengan
yang biasa digunakan dalam dunia kedudukannya, maka ia menjalankan
teater, dimana seorang aktir dalam suatu peranan.

4
Jurnal Governance (2), 1, 2022

Konsep Sustainable Development Pekerjaan Layak


Goals (SDGs) Menurut ILO pekerjaan layak
Konsep Sustainable development merupakan hal penting untuk
goals (SDGs) itu sendiri lahir pada kesejahteraan manusia. Disamping
kegiatan konfrensi mengenai memberikan penghasilan, pekerjaan
Pembangunan Berkelanjutan yang juga membuka jalan menuju perbaikan
dilaksanakan oleh Perserikatan ekonomi dan sosial yang lebih luas,
Bangsa-Bangsa di Rio deJainero tahun yang pada gilirannya memperkuat
2012. Tujuan yang ingin di hasilkan individu, keluarga dan masyarakat.
dalam pertemuan tersebut adalah Pekerjaan layak merupakan
memperoleh tujuan bersama yang rangkuman dari berbagai aspirasi
universal yang mampu memelihara masyarakat dalam kehidupan mereka.
keseimbangan tiga dimensi Ia melibatkan peluang untuk
pembangunan berkelanjutan: memperoleh pekerjaan yang produktif
Lingkungan, Sosial dan ekonomi. dan memperoleh penghasilan yang
Dalam menjaga keseimbangan adil, keamanan di tempat kerja dan
tiga dimensi pembangunan tersebut, perlindungan sosial untuk keluarga
maka SDGs memiliki 5 pondasi utama mereka.
yaitu manusia, planet, kesejahteraan,
perdamaian, dan kemitraan yang ingin Metode Penelitian
mencapai tiga tujuan mulia di tahun Metode penelitian yang
2030 berupa mengakhiri kemiskinan, digunakan oleh peneliti dalam
mencapai kesetaraan dan mengatasi penelitian ini adalah metode kualitatif.
perubahan iklim. Masalah Pekerjaan Mengingat pentingnya fokus
yang layak masih menjadi isu penting penelitian, maka penelitian ini
di dalam tujuan Sustainable difokuskan pada Peran Dinas Tenaga
Develoment Goals (SDGS). Untuk Kerja dalam Mewujudkan Sustainable
mencapai tujuan tujuan tersebut, maka Development Goasl (SDGs) Pekerjaan
disusunlah 17 Tujuan Global. Layak di Kabupaten Minahasa Utara.
Tujuan ke-Delapan merupakan Dalam mencapai pekerjaan layak
tujuan yang paling penting untuk ILO meunjukan empat kategori yang
serikat pekerja. Tujuan ini berupaya digunakan untuk memonitor dan
unutk mendorong terciptanya mengevaluasi pencapaian pekerjaan
pertumbuhan ekonomi yang layak:
berkelanjutan, inklusif yang diikuti 1. Hak pekerja (Right at work)
dengan ketenagakerjaan yang - Upah Minimun
produktif dan kerja layak bagi semua. - Jam Kerja Maksimum
Di satu sisi, tujuan ini juga memasukan 2. Perlindungan Sosial (Social
agenda International Labour Protection) Jaminan Sosial.
Organization (ILO) dan empat tujuan Informan yang menjadi sasaran
strategisnya yaitu hak, penelitian ini yaitu :
ketenagakerjaan,Perlindungan sosial, 1. Kepala Dinas Tenaga Kerja
dan dialog sosial. Di sisi lain, tujuan ini 2. Kepala Bidang Pelatihan Kerja
juga menjadikan keterkaitan antara dan Penempatan Kerja
upaya mencapai pertumbuhan 3. Kepala Seksi Pengupahan dan
ekonomi dan pekerjaan layak untuk Jaminan Sosial tenaga Kerja
semua. 4. Manager PT. V P Mandiri
5. Tenaga Kerja

5
Jurnal Governance (2), 1, 2022

dapat dilaksankanya perundingan


Pembahasan tripartit. Tidak adanya dewan
Merujuk pada teori yang pengupahan berdampak pada
dikemukakan oleh Soerjono kabupaten minahasa utara belum bisa
Soekanto (2013:210) Peran (role) menetapkan Upah Minimum
merupakan aspek dinamis Kabupaten (UMK) yang harusnya
kedudukan (status), apabila didapatkan dari hasil perumusan di
seseorang melaksanakan hak dan kabupaten minahasa utara. Sosialisasi
kewajibannya sesuai dengan terkait dengan bidang pengupahan
kedudukanya, maka ia menjalankan terus di sampaikan oleh dinas tenaga
suatu peranan. kerja kabupaten minahasa utara
Dalam mencapai pekerjaan kepada perusahaan-perusahaan di
layak ILO meunjukan empat kategori kabupaten minahasa utara, namun
yang digunakan untuk memonitor dan dikarenakan proses pengawasan
mengevaluasi pencapaian pekerjaan dilaksanakan harus berkoordinasi
layak: dengan bidang pengawasan
A. Hak pekerja (Right at work) provinsi/polisi ketenagakerjaan
1. Upah Minimun sehingga dinas tenaga kerja hanya
2. Jam Kerja Maksimum dapat melaksanakan penghimbauan
B Perlindungan Sosial (Social sehingga fungsi dari dinas tenaga kerja
Protection) dalam hal ini pengawasan tidak dapat
3. Jaminan Sosial berjalan dengan maksimal, sehingga
1. Upah Minimum masih ada perusahaan yang
Upah ialah imbalan yang diberikan melakukan pelanggaran terkait dengan
perusahaan kepada seseorang atas pengupahan.
jasa kerja yang dilakukannya Berdasarkan apa yang ditemukan
melaksanakan pekerjaan tertentu peneliti di lapangan melalui wawancara
diperusahaan yang dimaksud. yang dilakukan terhadap salah satu
Berdasarkan hasil wawamcara perusahaan yang dapat dibilang
dengan informan-informan yang ada melakukan beberapa pelanggaran
dinas tenaga kerja yang memiliki terkait dengan pengupahan
kedudukan sebagai institusi bawasannya perusahaan masih saja
pemerintah yang memiliki kewenangan tidak menerapkan apa yang
di bidang ketenagakerjaan daerah dinamakan Right at work. perusahaan
sejauh ini belum memiliki kebijakan telah menyampaikan terkait dengan
dalam melindungi hak pekerja dalam pemberian upah namun apa yang di
hal ini terkait dengan pengupahan di sampaikan tidak sesuai dengan apa
kabupaten minahasa utara. Salah satu yang di harapkan para pekerja, karena
faktor yang mengahambat adalah perusahaan masih saja memberikan
karena tidak adanya dewan upah dibawah apa yang di tetapkan
pengupahan yang sebagai lembaga oleh pemerintah atau upah di bawah
nonstruktural yang memiliki tugas UMP padahal sudah di atur dalam
untuk memberikan saran dan pasal 90 ayat 1 UU No 13 tahun 2003
pertimbangan dalam penyusunan tentang ketenagakerjaan yang pada
kebijakan terkait dengan pengupahan prinsipnya dilarang membayarkan
tidak adanya dewan pengupahan upah dibawah upah minimum.
dikarenakan belum terbentuknya Dalam menindak pelanggaran
asosiasi pengusaha sehingga tidak terkait dengan pengupahan ketika

6
Jurnal Governance (2), 1, 2022

dinas tenaga kerja mendapatkan maksimum untuk bekerja di setiap


pengaduan terkait perselisihan minggunya dalam seminggu jika
hubungan industrial dari perkerja maka mengacu pada undang-undang
akan di proses dengan pembuatan ketenagakerjaan maka setiap pekerja
laporan yang akan di layangkan batas maksimum untuk bekerja 40 jam
kepada bidang pengawasn provinsi perminggu dan dibagi untuk lima hari
untuk di proses dengan pemberian kerja maka perhari batas maksimum
nota pengawasan, nota pengawasan di adalah 8 jam dan untuk 6 hari bekerja
berikan sebanyak tiga kali jika batas maksimumnya adalah 7 jam dan
pelanggaran terus dilakukan kemudian apabila bekerja telah melebihi batas
ketika sampai pada nota pengawasan maka perusahaan wajib membayar
tiga maka akan langsung disertakan upah kelebihan jam bekerja tersebut
dengan sanksi bagi perusahaan sesuai dengan kesepakatan yang
terkait. Pemberian sanksi akan dibuat antara pekerja dan pengusaha.
didasarkan sesuai pelanggaran yang Namun kenyataan yang terjadi di
terjadi. Proses evaluasi biasanya lapangan masih ada saja perusahaan
dilakukan Dinas Tenaga Kerja pada yang melampaui jam kerja maksimum
bulan november dan desember di yang telah di atur oleh pemerintah di
setiap tahunnya untuk melihat apakah PT. V Putri Mandiri sendiri dalam
terjadi pelanggaran-pelanggaran yang sepekan pekerja bekerja selama 6 hari
terjadi. dengan durasi jam kerja dari jam
Namun fakta yang ditemukan delapan pagi hingga jam lima sore
peneliti di lapangan bahwa artinya jika dalam waktu bekerja ada
pelanggaran masih saja dilakukan istirahat selama satu jam maka pekerja
salah satu perusahaan terkait dengan bekerja selama delapan jam selama
pemberian upah minimum yang satu hari artinya sudah melewati
ditetapkan oleh provinsi dan diterapkan jumlah maksimum jam kerja dengan
di Kabupaten Minahasa Utara, artinya demikian seharusnya ada pembayaran
apa yang sampaikan oleh dinas tenaga upah lembur tapi kenyataannya tidak
kerja masih belum di terapkan. ada pembayaran upah lembur yang
Pelanggaran tersebut harusnya bisa di dilakukan oleh pihak perusahaan.
tangani oleh dinas tenaga kerja selaku Kelebihan jam kerja tidak
institusi yang dalam bidang tenaga mendapatkan upah, hal tersebut dapat
kerja harusnya menunjukan perannya dikatakan bahwa tidak mewujudkan
dalam perlindungan hak tenaga kerja. hak dari pekerja itu sendiri. Dinas
karena pada misi Dinas Tenaga Kerja tenaga kerja dalam hal ini masih
di tuliskan pada poin yang ke-empat kurang jelih dalam melihat
yaitu meningkatkan perlindungan dan permasalahan terkait dengan jam kerja
pengawasan ketenagakerjaan, maksimum, proses perlindungan bagi
sehingga sejauh ini peran dari Dinas tenaga kerja masih kurang optimal dan
Tenaga Kerja terkait dengan masalah dalam melaksanakan pengawasan
pengupahan belum dapat dikatakan untuk memenuhi hak pekerja masih
berjalan dengan baik. belum maksimal. Hal ini membuat akan
2. Jam Kerja Maksimum sulit terwujudnya apa yang di namakan
Jam kerja adalah waktu untuk pekerjaan layak karena pekerja
pekerja bekerja guna mewujudkan bekerja Sudah tidak produktif lagi,
kewajiban dari pekerja, jam kerja bagi ketika pekerjaan layak tidak tercapai di
tenaga kerja telah di atur batas minahasa utara maka minahasa utara

7
Jurnal Governance (2), 1, 2022

sendiri akan sulit dalam mewujudkan ada di Kabupaten Minahasa Utara.


SDGs seperti yang selama ini di Namun yang di dapati dilapangan
gaung-gaungkan oleh pemerintah adalah masih banyak tenaga kerja
guna mewujudkan kesejahteraan yang tidak mendapatkan jaminan
masyarakat. sosial saat bekerja atau harus
3. Jaminan Sosial menunggu cukup lama hingga bisa
Jaminan sosial adalah hal yang mendapatkan atau didaftarkan ke
wajib diberikan oleh pemberi kerja BPJS Ketenagakerjaan. Disini dapat
terhadap pekerjanya. Jaminan sosial dikatakan bahwa peran dari Dinas
adalah suatu perlindungan bagi tenaga Tenaga Kerja sendiri belum cukup
kerja atas risiko-risiko kecelakaan yang optimal dalam melakukan pembinaan
terjadi dalam hubungan kerja, dan juga perlindungan terkait jaminan
termasuk kecelakaan kerja yang terjadi sosial bagi tenaga kerja. karena
dalam perjalanan atau penyakit yang berdasarkan hasil wawancara bahwa
disebabkan oleh lingkungan kerja. masih didapati perusahaan yang tidak
Setiap perusahaan wajib mendaftarkan tenaga kerjanya. Artinya
mendaftarkan pekerjanya dalam dinas tenaga kerja belum cukup
program jaminan sosial dalam hal ini responsif terkain dengan masalah
yaitu BPJS Ketenagakerjaan, iuran jaminan sosial yang dihadapi pekerja,
dibayarkan oleh perusahaan Sehingga pelanggaran terus saja
tergantung pada tingkat risiko dilakukan oleh salah satu perusahaan
lingkungan kerja dan dihitung yang ada artinya perusahaan belum
bedasarkan hasil dari upah yang di mendapatkan sanksi sehingga tidak
dapatkan. manfaat dari jaminan sosial menimbulkan efek jera bagi
sendiri menyangkut pelayanan perusahaan yang melanggar.
kesehatan, jaminan kecelakaan kerja,
santunan kecacatan hingga santunan Penutup
kematian. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan hasil penelitian
bahwa pihak PT. V Putri Mandiri sendiri dan pembahasan diketahui bahwa
dalam pemberian jaminan sosial bagi peranan Dinas Tenaga Kerja dalam
pekerja masih butuh waktu yang cukup mewujudkan sustainable devopment
lama, karena pihak perusahaan goals pekerjaan layak belum dapat
memberikan jaminan sosial paling dikatakan optimal karena peran dari
cepat ketika pekerja sudah bekerja Dinas Tenaga Kerja terlihat masih
selama kurang lebih enam bulan ketika kurang responsif dalam mewujudkan
mulai bekerja, waktu yang cukup lama hak pekerja terkait dengan Hak
dalam memenuhi perlindingan sosial Pekerja terkait dengan upah dan jam
bagi pegawai agar terhindar dari kerja dan Perlindungan Sosial terkait
berbagai resiko kecelakaan kerja. dengan jaminan sosial. Masih banyak
Untuk jaminan sosial sendiri dinas pelanggaran-pelanggaran yang di
tenaga kerja sebagai bagian yang lakukan serta, proses pengawasan
melakukan proses pembinaan terkait secara internal yang tidak cukup
jaminan sosial. Dinas tenaga kerja juga karena hanya dengan memberikan
telah mengadakan kegiatan-kegiatan himbauan yang pada dasarnya tidak
terkait dengan pentingnya jaminan dapat memberikan efek jera bagi
sosial bagi pekerja karena untuk perusahaan-perusahaan yang
perlindungan bagi tenaga kerja yang melanggar dan tidak memberikan hak-

8
Jurnal Governance (2), 1, 2022

hak dari pekerja. Untuk pelatihan hak dari pekerja agar terciptanya
dalam rangka mewujudkan tenaga hubungan kerja yang baik dan
kerja yang produktif dan berdaya saing saling menguntungkan antara pihak
masih sangat minim serta pemberian perusahaan dan tenaga kerja,
informasi bagi tenaga kerjapun masih sehingga para pekerja dapat hidup
sangat kurang sehingga dalam sejahtera.
menjalankan tanggung jawab sesuai 4. Diharapkan kepada tenaga kerja
dengan kedudukan belum optimal. meningkatkan kualitas diri dan
Tidak adanya kebijakan dan produktifitas saat bekerja melalui
kurangannya pengawasan, berbagai pelatihan yang disediakan
perlindungan serta evaluasi dari dinas oleh pemerintah merupakan hal
tenaga kerja sesuai dengan yang perlu dilakukan agar ada
kedudukannya yang membidangi saling menguntungkan anatara
bidang ketenagakerjaan menyebabkan pengusaha dan pekerja. Berani
terjadinya pelanggaran-pelanggaran melaporkan segala Tindakan
serta tidak tercapainya hak-hak pelanggaran di perusahaan tempat
pekerja terkait dengan pengupahan bekerja juga hal yang sangat
serta perlindungan sosial dan sulitnya dibutuhkan apabila terjadi
mencapai Sustainable Develepment pelanggaran yang dilakukan pihak
Goals poin yang kedelapan yaitu perusahaan karena
pekerjaan layak. memperjuangkan hak memeproleh
Saran kehidupan dan pekerjaan yang
1. Peranan dinas tenaga kerja layak merupakan amanat undang-
haruslah ditingkatkan sesuai denga Undang Dasar
tugas pokok dan fungsinya
sehingga apa yang menjadi Daftar Pustaka
kewenangan serta kewajiban dari Adit Agus Prayetno, Analisi faktor-
dinas tenaga kerja berjalan dengan faktor yang mempengaruhi
optimal dan difungsikan dengan pengangguran tingkat
baik serta dapat dirasakan oleh kemiskinan studi kasusu 35
tenaga kerja oleh tenaga kerja kabupaten kota di jawa tengah.
bahwa negara hadir untuk 2003-2017. Universitas di
memperjuangkan hak-hak tenaga Ponegoro
kerja serta adanya perlindungan Akbar, Aminoel. 2019. Peranan Dinas
bagi tenaga kerja. Ketenagakerjaan provinsi riau
2. Pemerintah harus tetap mejalankan dalam pemenuhan hak pekerja
program-program pelatihan yang terhadap jaminan sosial bagi
ada serta meningkatkan pelatahan- tenaga kerja. Jurnal Pahlawan 2
pelatihan bagi tenaga kerja agar (1)
terciptanya tenaga kerja yang Depdiknas. 2008. Kamus Besar
produktif, mandiri dan berdaya Bahasa Indonesia Pusat
saing. Meningkatkan kualitas dari Bahasa. Jakarta: PT Gramedia
tugas pokok dan fungsi adalah hal Pustaka.
yang harus dilakukan sehingga Nurdin A, Abrori Ahmad, 2006.
terwujud pekerjaan layak di Mengerti Sosiologi: Pengantar
kabupaten minahasa utara. untuk Memahami Konsep-
3. Bagi perusahaan diharpakan agar Konsep Dasar. Jakarta: UIN
dapat melaksanakan seluruh hak-

9
Jurnal Governance (2), 1, 2022

Organisasi Perburuan Internasional, Kebijakan Publik Indonesia,


2018. Tujuan Pembangunan Volume 1 nomor 2
Millenium: referensi Manual Wirutomo Paulus, 1981. Pokok-Pokok
Serikat Pekerja pada Agenda Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta:
untuk Pembangunan Rajawali
Berkelanjutan 2030. Jakarta: Sumber – Sumber Lain
ILO Pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar
Purba, Budiman. 2017. Peranan Dinas Tahun 1945
Ketenagakerjaan dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun
Pengawasan Pelaksanaan 2020 tentang Cipta Kerja
Upah Minimum di Kota Medan. Kluster Ketenagakerjaan
Jurnal Publik UNDHAR Medan Undang-undang Nomor 13 Tahun
3 (2) 2003 tentang ketenagakerjaan.
Sadi, M., Soebandi. 2020. Hukum Undang-undang Nomor 40 Tahun
Ketenagakerjaan di Indonesia. 2004 tentang Sistem Jaminan
Jakarta: Prenadamedia Group Sosial Nasional
Sarwono, Sarlito. 2008. Teori – teori Peraturan Presiden (Perpres)
Psikologi sosial. Jakarta. Sustainable Development
Rajawali Pers Goals (SDGs) Nomor 59 Tahun
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi 2017 tentang Pelaksanaan
Suatu Pengantar. Jakarta. Raja Tujuan Pembangunan
Grafindo Persada Berkelanjutan (TPB)
Siagian, Sondang P. 2003. Kiat Decent work country profile :
Meningkatkan Produktivitas Indonesia/ International Labour
Kerja. Jakarta. PT. Rineka Cipta Office. - Geneva: ILO, 2011 – di
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian akses pada 26 maret 2021
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Website International Labour
Bandung: Alfabet. Organization Indonesia
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian www.ilo.org/jakarta - di akses 20
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. mei 2021
Bandung: Alfabet. Website Kementerian PPN/ Bappenas
Suhardono Edy, 1994. Teori peran : sdgs.bappenas.go.id – di akses
Konsep, Derivasi dan Implikasi. 18 Mei 2021
Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Susanto S, Phill Astrid, 1979.
Pengantar Sosiologi dan
Perubahan Sosial. Bandung:
Binacipta
Sutarto . 2009, Dasar-Dasar
Organisasi. Yogyakarta: UGM
press.
Syahril, 2014. Analisis pengaruh
pertumbuhan ekonomi dan
Kesempatan Kerja terhadap
pengangguran di kabupaten
aceh, Jurnal Ekonomi dan

10

You might also like