You are on page 1of 6

Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171

Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

Efektifitas Pemberian Teknik IASTM (Instrument Assisted Lymphatic Drainage) Untuk


Meningkatkan Kemampuan Fungsional Pada Penderita Osteoarthritis Knee:
Case Report

Fatima Ulin Nikmah1, Wahyuni2*, Ismadi3


1Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Profesi Fisioterapi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, Indonesia
2*Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Profesi Fisioterapi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, Indonesia
3Rumash Sakit Umum Daerah Wonosari, Gunungkidul, Indonesia

Email: 1j130215041@student.ums.ac.id, 2*wahyuni@ums.ac.id

Abstrak− Osteoarthritis (OA) adalah penyakit degeneratif yang menyerang sendi terutama paling banyak terjadi
pada knee joint. Penyebabnya adalah kartilago atau tulang rawan yang berfungsi untuk melindungi sendi mulai
rusak dan terjadi gesekan antara ujung-ujung tulang penyusun sendi. Efek terjadinya osteoarthritis yaitu adanya
nyeri, oedema, penurunan Range of Motion (ROM) sehingga terjadi penurunan aktivitas fungsional penderita.
Pada penelitian ini menggunakan metode case report dengan responden seorang ibu rumah tangga (Ny. E) berusia
64 tahun dengan osteoarthritis knee dextra. Responden mengeluhkan adanya krepitasi pada sendi lutut, kaku sendi
kurang dari 30 menit, nyeri tekan di tepi tulang, keterbatasan gerak, dan ada oedema di sekitar knee. Jadwal terapi
pasien di rumah sakit 2 kali seminggu. Pemberian intervensi fisioterapi berupa Lymphatic Breathing Exercise,
Instrument Assisted Lymphatic Drainage (IASTM), terapi latihan (Quadricpes isomestric contraction exercise
dan Hold Relax). Pengukuran yang dilakukan untuk mengukur oedema menggunakan metline, nyeri diukur
dengan Numeric Rating Scale (NRS), ROM pada knee diukur dengan goniometer, dan aktivitas fungsional
menggunakan Western Ontario and Mcmaster University (WOMAC). Pengukuran dilakukan pada setiap sesi
terapi. Setelah dilakukan intervensi fisioterapi sebanyak 7 kali, hasil yang didapatkan adalah adanya penurunan
rasa nyeri dan penurunan skor disabilitas pada Ny. E.

Kata Kunci: Osteoarthritis Knee, Instrument Assisted Lymphatic Drainage, Terapi Latihan, Kemampuan
Fungsional, Nyeri
Abstract− Osteoarthritis (OA) is a degenerative disease that attacks the joints, especially the knee joint. The cause
is the cartilage or cartilage that serves to protect the joints begins to break down and joints occur between the ends
of the constituent bones. The effects of osteoarthritis are pain, edema, decreased Range of Motion (ROM) resulting
in a decrease in the patient's functional activity. In this study using the case report method with the respondent a
housewife (Mrs. E) aged 64 years with knee osteoarthritis dextra. Respondents without crepitus in the knee joint,
joint stiffness for less than 30 minutes, tenderness at the edge of the bone, limited movement, and edema around
the knee. Patient therapy schedule at the hospital 2 times a week. Provide physiotherapy interventions in the form
of Lymphatic Breathing Exercise, Instrument Assisted Lymphatic Drainage (IASTM), exercise therapy
(Quadricpes isometric contraction exercise and Hold Relax). Measurements were made to measure edema using
a metline, measured by the Numeric Rating Scale (NRS), knee ROM as measured by a goniometer, and functional
activity using Western Ontario and Mcmaster University (WOMAC). Measurements were made at each therapy
session. After physiotherapy intervention was performed 7 times, the results obtained were a decrease in pain and
a decrease in disability scores in Ny. E.
Keywords: Knee Osteoarthritis, Instrument Assisted Lymphatic Drainage , Exercise, Functional Ability, Pain

1. PENDAHULUAN

Osteoarthritis (OA) adalah penyakit degeneratif paling umum di dunia yang menyerang sendi (Mandl,
2019).Penyakit ini adalah penyakit muskuloskeletal yang perlu diperhatikan dalam program pencegahan dan
pengobatannya (Pereira, et al., 2015). Penyebabnya karena kartilago atau tulang rawan yang berfungsi untuk
melindungi sendi mulai rusak dan terjadi gesekan antara ujung-ujung tulang penyusun sendi (Peter et al., 2011).
Penyakit ini bersifat kronis dan sering menyerang ektremitas bawah seperti sendi lutut (knee joint) (Teo et al.,
2019). Osteoarthritis terjadi secara progresif dalam waktu beberapa tahun dengan waktu yang cukup lama.
Diagnosis dari penyakit ini ditunjang oleh gambaran klinis dan radiologis untuk lebih memastikan (Bijlsma, et
al., 2011)

125
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

Menurut World Health Organization (WHO), ada sekitar 400 per 1000 populasi di dunia yang berusia
lebih dari 70 tahun menderita osteoarthritis. Prevalensi penyakit sendi di Indonesia berdasarkan RISKESDAS
tahun 2018 sebesar 7.8% dan yang paling umum terjadi adalah osteoarthritis (OA). Ada sekitar 10% pria dan 18%
wanita yang berusia lebih dari 60 tahun menderitai osteoarthritis (Palmer et al., 2015).

Efek terjadinya osteoarthritis yaitu adanya nyeri, oedema, penurunan Range of Motion (ROM) sehingga
terjadi penurunan aktivitas fungsional penderita. Biasanya penderita osteoarthritis knee juga terganggu pada
keseimbangannya saat berjalan maupun beraktivitas ringan (Sulaiman, 2020). Penderita osteoarthritis yang
mengalami oedema pada sekitar sendinya dapat disebabkan karena gangguan sistem sirkulasi dan sistem
limfatiknya. Pengobatan osteoarthritis dapat diberikan terapi farmakologis, non-farmakologis dan dapat
dilakukan pembedahan untuk tahap lebih lanjut (Holsgaard-Larsen et al., 2018). Salah satu intervensi fisioterapi
untuk kasus osteoarthritis yaitu dengan menggunakan teknik IASTM (Instrument Assisted Soft Tissue
Mobilization). Studi pendahuluan mengenai IASTM menyebutkan efektivitas IASTM dalam menangani beberapa
kasus osteoarthritis (Cheatham et al., 2016).
Penggunaan IASTM dengan cara memobilisasi soft tissue dan menggerakannya hanya di permukaan
jaringan dengan media pelumas. Tujuannya untuk mempengaruhi jaringan ikat, otot, dan saraf di bawahnya.
Tujuan utamanya dalam penggunaan IASTM ini untuk memobilisasi jaringan lunak dengan cara mengurangi atau
menghilangkan jaringan parut, sehingga setelah terjadi regenerasi jaringan lunak maka fungsional dapat kembali
normal di sekitar jaringan lunak (Black, 2010). Limfatik ialah aliran limfa diseluruh tubuh sebagai pembuangan
zat-zat sisa tubuh yang sudah tidak terpakai (cairan getah bening) . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh aplikasi teknik Instrument Assisted Soft Tissue Mobilization (IASTM) yang sesuai dengan perjalanan
limfatik pada osteoarthritis knee.

2. METODE PENELITIAN

Pada studi yang dilakukan ini menggunakan metode Case Report. Tujuan dari desain ini untuk
mengetahui efek teknik Instrument Assisted Soft Tissue Mobilization (IASTM) pada pasien dengan osteoarthritis
knee: Case Report. Lokasi penelitian ini dilakukan di ruang Fisioterapi Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari,
Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelaksanaan studi dilaksanakan
pada 6 Desember sampai dengan 31 Desember 2021. Studi dilakukan terhadap seorang ibu rumah tangga (Ny. E)
yang mempunyai osteoarthritis knee dextra berusia 64 tahun dengan tinggi badan 150cm dan berat badan (BB)
80kg. Responden mengeluhkan adanya krepitasi saat gerakan aktif pada sendi lutut, terdapat kaku sendi kurang
dari 30 menit, nyeri tekan di tepi tulang. Jadwal terapi pasien di rumah sakit 2 kali seminggu. Keluhan yang
muncul pada responden yaitu adanya oedema, nyeri, penurunan Range of Motion (ROM). Pemberian intervensi
fisioterapi berupa Lymphatic Breathing Exercise, Instrument Assisted Lymphatic Drainage (IASTM), terapi
latihan (Quadricpes isomestric contraction exercise dan Hold Relax). Pengukuran yang dilakukan untuk
mengukur oedema menggunakan pengukuran secara antropometri dengan metline. Pengukuran oedema dilakukan
dengan membandingkan sisi yang bengkak dengan sisi yang sehat. Nyeri diukur dengan Numeric Rating Scale
(NRS) yaitu diukur dari intensitas nyeri dari angka 0 sampai 10 yang berarti 0 tidak nyeri, 1 sampai 3 nyeri ringan,
4 sampai 6 nyeri sedang, dan 7 sampi 10 nyeri berat. ROM pada knee diukur dengan goniometer. Kemampuan
Aktivitas Fungsional menggunakan Western Ontario and Mcmaster University (WOMAC). Pengukuran
dilakukan pada setiap sesi terapi.

3. HASIL

Intervensi dilakukan dengan total sebanyak 7 kali pertemuan dengan intervensi fisioterapi, antara lain
Lymphatic Breathing Exercise, Instrument Assisted Lymphatic Drainage (IASTM), terapi latihan (Quadricpes
isomestric contraction exercise dan Hold Relax), kompres es. Pada kasus ini tujuan dari pemberian Lymphatic
Breathing Exercise adalah untuk mengurangi rasa nyeri serta perasaan rileks sebelum dilakukannya latihan.
Caranya dengan pasien supine lying di bed dengan rileks dan nyaman. Kedua telapak tangan terapis berada di
umbilicus responden. Kemudian instruksikan responden untuk tarik nafas lalu hembuskan sembari tangan terapis
menekan bawah umbilicus pasien. Ulangi sebanyak 4-5 kali. Pada pengulangan ke-5, instruksikan responden
untuk tarik nafas panjang lalu hembuskan dan tahan selama 8-10 detik. Instruksikan pasien tarik nafas lagi dan
hembuskan, kemudian tekan cekungan di bawah otot sternokleidomastoideus (SCM). Ulangi sebanyak 5 kali.

126
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

Intervensi kedua yaitu dengan diberikan teknik Instrument Assisted Lymphatic Drainage yang bertujuan
untuk mengurangi nyeri, oedema dan meningkatkan Range of Motion responden (Karmali, et al., 2019).
Instruksikan responden untuk tetap supine lying. Terapis berada di samping responden. Area di sekitar lutut
diberikan minyak/gel sebagai media, kemudian gerakan alat kearah inguinal. Lakukan intervensi dengan durasi
15-20 menit .
Setelah dilakukan kedua intervensi tersebut, responden di instruksikan untuk melakukan terapi latihan
(Quadricpes isomestric contraction exercise dan Hold Relax). Yang pertama yaitu Quadricps isomestric
contraction exercise untuk meningkatkan kekuatan otot quadriceps dan mengurangi nyeri, serta kekakuan sendi
(Huang, et al., 2018). Posisikan responden supine lying di bed. Siapkan handuk yang telah digulung. Letakkan
gulungan handuk tersebut di bagian bawah lutut, kemudian instruksikan pasien untuk ekstensi knee tahan 8x
hitungan dan ulangi sebanyak 10x, lakukan juga pada kaki satunya. Terapi latihan yang kedua yaitu Hold Relax
dengan cara responden prone lying, posisi terapis disamping responden. Satu tangan terapis memfiksasi
pergelangan kaki dan satu tangan yang lain memfiksasi di ujung distal femur atau tungkai atas dekat dengan
persendian, terapis menginstruksikan kepada responden untuk menekuk knee kearah paha atas dan terapis
memberi tahanan yang berlawanan dengan gerakan responden, dan responden menekuk knee sampai batas nyeri,
kemudian rileks, lalu terapis memberi stretch ke arah fleksi. Lakukan hold relax dengan pengulangan 10 kali.

Intervensi terakhir menggunakan kompres es (ice pack) yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dan juga
odema pada knee (Sari, et al., 2019) Caranya dengan meletakkan ice pack pada knee responden. Lalu balut dengan
handuk untuk membatasi penguapan dari es agar tidak cepat meleleh. Dimakan selama 10-15 menit.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh intervensi yang diberikan kepada responden. Dimana
evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir sesi terapi. Alat ukur yang digunakan yaitu Numeric Rating Scale (NRS),
goniometer, metline, dan Western Ontario and Mcmaster University (WOMAC).

3.1 Evaluasi Derajat Nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)


9

0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7

Nyeri Diam Nyeri Tekan Nyeri Gerak

Grafik 1. Evalasi nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS)

Setelah dilakukan intervensi sebanyak 7 kali, hasil pengukuran nyeri menggunakan NRS didapatkan
hasil seperti diagram di atas. Interpretasi nilai nyeri diam di awal terapi yaitu “nyeri ringan”, sedangkan di akhir
terapi menjadi “tidak nyeri”. Nilai nyeri tekan di awal terapi mendapatkan interpretasi “nyeri diam” dan di akhir
terapi menjadi “tidak nyeri”. Untuk interpretasi nilai nyeri gerak di awal terapi yaitu “nyeri berat”, sedangkan
hasil terapi akhirnya yaitu “nyeri sedang”.

127
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

3.2 Evaluasi Range of Motion (ROM) menggunakan Goniometer


ROM Knee Dextra Normal (ISOM)
T0 S 5O- 0O - 100O S 0O- 0O - 135O
O O O
T1 S 5 - 0 - 100 S 0O- 0O - 135O
O O O
T2 S 5 - 0 - 105 S 0O- 0O - 135O
O O O
T3 S 0 - 0 - 115 S 0O- 0O - 135O
O O O
T4 S 0 - 0 - 115 S 0O- 0O - 135O
O O O
T5 S 0 - 0 - 125 S 0O- 0O - 135O
O O O
T6 S 0 - 0 - 125 S 0O- 0O - 135O
O O O
T7 S 0 - 0 - 125 S 0O- 0O - 135O
Tabel 1. Hasil Evaluasi Range of Motion (ROM) menggunakan Goniometer

Teknik IASTM dan terapi latihan mampu meningkatkan Range of Motion (ROM) knee dan juga
meningkatkan kekuatan otot (Anggriani et al., 2018). Peningkatan kekuatan otot dapat membantu kemampuan
fungsional meningkat pula (Palo et al., 2015). Setelah dilakukan intervensi sebanyak 7 kali, didapatkan hasil
bahwa terjadi peningkatan ROM knee dextra. Pada gerakan ekstensi didapatkan hasil dari 5O menjadi 0O . Dimana
nilai 0O ini merupakan nilai normal dari ekstensi knee. Pada gerakan fleksi knee didapatkan hasil 100O menjadi
125O. Hasil dari fleksi knee mendekati nilai normal.

3.3 Evaluasi Lingkar Patela menggunakan Meterline

46

45

44

43

42

41

40

39

38

37
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7

Dextra Sinistra

Grafik 2. Hasil Evaluasi Lingkar Patela menggunakan Meterline

Intervensi dilakukan sebanyak 7 kali dengan hasil berdasarkan grafik di atas didapatkan adanya
penurunan oedema pada knee dextra. Pengukuran dilakukan terhadap knee dextra dan knee sinistra
untukperbandingan tingkat oedema-nya. Berdasarkan grafik di atas, didapatkan hasil akhir adanya penurunan
oedema dari terapi awal yaitu dengan selisih 3,3 cm dan terapi akhir dengan selisih 0,7 cm.

128
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

3.4 Evaluasi Kemampuan Aktivitas Fungsional menggunakan Western Ontario and Mcmaster University
(WOMAC)

60

50

40

30

20

10

0
T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7

Kemampuan Fungsional

Grafik 3. Hasil Evaluasi Kemampuan Aktivitas Fungsional menggunakan Western Ontario and Mcmaster
University (WOMAC)

Setelah dilakukan intervensi sebanyak 7 kali, didapatkan hasil peningkatan aktivitas fungsional dengan
pengukuran menggunakan Western Ontario and Mcmaster University (WOMAC). Terdapat penurunan skor
disabilitas berdasarkan grafik di atas. Pada terapi awal mendapatkan interpretasi disabilitas berat. Setelah
dilakukan terapi pada terapi ke-7 mendapatkan hasil interpretasi disablitas sedang.

Berdasarkan hasil semua evaluasi yang dilakukan di atas menunjukkan bahwa pemberian intervensi
fisioterapi berupa Lymphatic Breathing Exercise, Instrument Assisted Lymphatic Drainage (IASTM), terapi
latihan (Quadricpes isomestric contraction exercise dan Hold Relax), dan kompres es efektif dalam penanganan
fisioterapi untuk meningkatkan aktivitas fungsional pada responden dengan osteoarthritis knee.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitan ini yang telah dilakukan intervensi sebanyak 7 kali pertemuan dengan
menggunakan intervensi fisioterapi berupa Lymphatic Breathing Exercise, Instrument Assisted Lymphatic
Drainage (IASTM), terapi latihan (Quadricpes isomestric contraction exercise dan Hold Relax), dan kompres es
pada pasien Ny. E di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari dengan diagnosis Osteoarthritis Knee Dextra dengan
keluhan nyeri yang diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), keterbatasan Range of Motion (ROM)
pada knee yang diukur menggunakan Goniometer, Adanya oedema diukur dengan metline pada lingkar patela,
dan Western Ontario and Mcmaster University (WOMAC) untuk mengukur kemampuan aktivitas fungsionalnya.
Dapat disimpulkan bahwa intervensi yang telah diberkan efektif umtuk menurunkan tingkat nyeri dan
meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional pada responden dengan osteoarthritis knee.

Saran peneliti terhadap responden agar home program dapat dilakukan di rumah, sehingga hasilnya dapat
lebih maksmal lagi. Responden disarankan untuk mengurangi aktivitas berat, seperti naik turun tangga secara
berlebihan, mengangkat benda berat lebih dari setengah berat badan responden, dan selalu memperhatikan asupan
makanan yang bergizi untuk mendukung kesembuhan pasien.

129
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

DAFTAR PUSTAKA
Anggriani, A., Zulkarnain, Z., Sulaiman, S., & Gunawan, R. (2018). PENGARUH ROM (Range of Motion) Terhadap kekuatan
Otot Ekstremitas pada Pasien Stroke Non Hemoragic. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 3(2), 64.
Retrieved from https://doi.org/10.34008/jurhesti.v3i2.46
Bijlsma, J. W. J., Berenbaum, F., & Lafeber, F. P. J. G. (2011). Osteoarthritis: An update with relevance for clinical practice.
The Lancet, 377(9783), 2115–2126. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(11)60243-2
Black, D. W. (2010). Treatment of knee arthrofibrosis and quadriceps insufficiency after patellar tendon repair: A case report
including use of the Graston Technique. Nternational Journal of Therapeutic Massage and Bodywork: Research,
Education, and Practice, 3(2), 14–21.
Cheatham, S. W., Lee, M., Cain, M., & Baker, R. (2016). The efficacy of instrument assisted soft tissue mobilization: a
systematic review. Journal of the Canadian Chiropractic Association, 60(3), 200–211.
Holsgaard-Larsen, A., Christensen, R., Clausen, B., Søndergaard, J., Andriacchi, T. P., & Roos, E. M. (2018). One year
effectiveness of neuromuscular exercise compared with instruction in analgesic use on knee function in patients with
early knee osteoarthritis: the EXERPHARMA randomized trial. Osteoarthritis and Cartilage, 26(1), 28–33.
https://doi.org/10.1016/j.joca.2017.10.015
Huang, L., Guo, B., Xu, F., & Zhao, J. (2018). Effects of quadriceps functional exercise with isometric contraction in the
treatment of knee osteoarthritis. International Journal of Rheumatic Diseases, 21(5), 952–959.
https://doi.org/10.1111/1756-185X.13082
Karmali, A., Walizada, A., & Stuber, K. (2019). 51-Article Text-75-1-10-20190329. 2, 25–33.
Mandl, L. A. (2019). Osteoarthritis year in review 2018: clinical. Osteoarthritis and Cartilage, 27(3), 359–364.
https://doi.org/10.1016/j.joca.2018.11.001
Palmer, A. J. R., Agricola, R., Price, A. J., Vincent, T. L., Weinans, H., & Carr, A. J. (2015). Seminar Osteoarthritis. 386.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(14)60802-3
Palo, N., Chandel, S. S., Dash, S. K., Arora, G., Kumar, M., & Biswal, M. R. (2015). Effects of Osteoarthritis on Quality of
life in Elderly Population of Bhubaneswar, India. Geriatric Orthopaedic Surgery & Rehabilitation, 6(4), 269–275.
https://doi.org/10.1177/2151458515604357
Pereira, D., Ramos, E., & Branco, J. (2015). Osteoarthritis Osteoartrite. Osteoarthritis, 28(enero-febrero), 99–106. Retrieved
from www.actamedicaportuguesa.com
Sari, Z., Aydoǧdu, O., Demirbüken, I., Ufuk Yurdalan, S., & Gülden Polat, M. (2019). A Better Way to Decrease Knee Swelling
in Patients with Knee Osteoarthritis: A Single-Blind Randomised Controlled Trial. Pain Research and Management,
2019. https://doi.org/10.1155/2019/8514808
Sulaiman, S. (2020). Gangguan Keseimbangan Pada Lansia. (1st ed).
Teo, P. L., Hinman, R. S., Egerton, T., Dziedzic, K. S., & Bennell, K. L. (2019). Identifying and prioritizing clinical guideline
recommendations most relevant to physical therapy practice for hip and/or knee osteoarthritis. Journal of Orthopaedic
and Sports Physical Therapy, 49(7), 501–512. https://doi.org/10.2519/jospt.2019.8676
W.F.H. Peter et al. (2010). KNGF Guideline. Journal of Physical Therapy, 120(1).

130

You might also like