You are on page 1of 29

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

PUSKESMAS GUNTUNG

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA


BAB I
DEFINISI

1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah


bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3
3. Registrasi B3 adalah pendaftaran dan pemberian nomor terhadap B3 yang
ada di wilayah Republik Indonesia
4. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga
kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap
lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya
5. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3
ke dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;
6. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;
7. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan
jenis B3
8. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan sarana angkutan
9. Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup
10. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain
yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3
11. Instansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang bertanggung jawab di
bidang pengendalian dampak lingkungan
12. Instansi yang berwenang adalah instansi yang berwenang dalam memberikan
izin, pengawasan dan hal lain yang sesuai dengan bidangnya masing-masing;
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup manajemen ini meliputi ruang lingkup Pengelolaan Bahan


Berbahaya dan Beracun (B3) serta ruang lingkup sarana kerja sebagai tempat
pelaksanaan pelaksanaan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Peraturan ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi Pengelolala B3 dari
fasilitas pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas Bayanan dalam mengelola B3
yang dihasilkan.
Pengaturan pengelolaan B3 bertujuan untuk mencegah dan atau mengurangi
risiko dampak B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia dan makhluk
hidup lainnya.
1. Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup
panduan tentang :
a. Identifikasi B3
b. Pengadaan B3
c. Penyimpanan B3
d. Penggunaan B3
e. Penanganan tumpahan B3 dan Penanggulangan terpapar B3
f. Pemasangan simbol dan label B3
g. Pembuangan limbah B3
h. Monitoring dan Evaluasi
i. Pelaporan B3

2. Ruang lingkup sarana kerja dan tempat pelaksanaan panduan pengelolaan


B3 yaitu :
a. Bagian PPI
b. Penanggung jawab Sanitasi
c. Ruangan terkait
BAB III
TATA LAKSANA

Pengaturan pengelolaan B3 bertujuan untuk mencegah dan atau


mengurangi risiko dampak B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Setiap orang yang melakukan kegiatan
pengelolaan B3 wajib mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan hidup. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) meliputi tatalaksana
kelola yang terdiri dari fungsi fungsi sebagai berikut :

A. IDENTIFIKASI B3
Tata laksana mengidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan
beracun dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah
termasuk dalam daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan
Pemerintah No 74 Tahun 2001 sebagai berikut:
1. Mudah meledak (explosive);
2. Pengoksidasi (oxidizing);
3. Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4. Sangat mudah menyala (highly flammable);
5. Mudah menyala (flammable);
6. Amat sangat beracun (extremely toxic);
7. Sangat beracun (highly toxic);
8. Beracun (moderately toxic);
9. Berbahaya (harmful);
10. Korosif (corrosive);
11. Bersifat iritasi (irritant);
12. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13. Karsinogenik (carcinogenic);
14. Teratogenik (teratogenic);
15. Mutagenik (mutagenic).

Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti
dalam lampiran Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2001 tentang
pengelolaan B3 maka cara identifikasi dilakukan melalui uji karakteristik :
1. Mudah meledak
2. Mudah terbakar
3. Bersifat reaktif
4. Beracun
5. Menyebabkan infeksi
6. Bersifat korosif
B. PENGADAAN B3
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan di setujui, melalui pembelian. Tujuan pengadaan B3
adalah untuk mendapatkan perbekalan B3 dengan harga yang efektif,
dengan mutu yang baik, pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses
berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan.
Pembelian dengan penawaran yang kompetitif merupakan suatu
metode penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara mutu dan
harga, apabila ada dua atau lebih pemasok, pelaksana pembelian harus
mendasarkan pada criteria berikut: mutu produk, reputasi produsen, harga,
berbagai syarat, ketepatan waktu pengiriman, mutu pelayanan pemasok,
dapat dipercaya, kebijakan tentang barang yang dikembalikan, dan
pengemasan.

C. PENYIMPANAN B3
1. Tempat Penyimpanan
Hal-hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
a. Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir tidak rawan bencana
dan di luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang
b. Persyaratan fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal-hal
berikut :
 Keamanan Fasilitas
 Pencegahan terhadap kebakaran
 Pencegahan tumpahan
 Penanggulangan keadaan darurat
 Pengujian peralatan/ dan Pelatihan Karyawan

2. Penyimpanan B3
a. Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar aman dari pengaruh
alam dan lingkungan
 Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi yang baik
 Suhu ruangan terjaga konstan dan aman
 Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll)
Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan :

 Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas


 Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar
tidak roboh dan rapi
 Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat
lewat
 Khusus bahan dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan
ditempatkan yang aman tidak lembab dan aman dari sumber panas
(listrik, api terbuka dll)
i. Program house keeping secara periodic (kebersihan, kerapihan,
keselamatan)
ii. Sarana K3 disiapkan dan digunakan
iii. Selain petugas gudang dilarang masuk dan harus menggunakan APD
iv. Inspeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan,
peralatan dan system, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kepada
atasan
v. Penyimpanan B3 dilengkapi dengan symbol dan atau label B3 (Label
isi, safety, risiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan
pertama.

3. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala


1. Pewadahan dan penandaan
 wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap
saluran dari luar
 wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya
kemas isinya
 wadah harus tertutup dengan kedap/disegel
2. Kondisi ruangan
Bahan dan konstruksi ruangan
 Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi)
 Mempunyai ventilasi secukupnya
 Udara harus terisolisir dari udara zat atau cairan mudah menyala
3. Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
 Wadah, tutup, kran, kemasan, harus berfungsi dengan baik
 Mencegah terjadinya gangguan mekanik
 Mencegah kontak langsung dengan B3
 Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan

4. Penyimpanan B3 Beracun
a. Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor/mengikuti pola pewadahan dan
penandaan pewadahan B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan
tingkat bahaya
b. Kondisi ruangan
 Bahan dan konstruksi bangunan
 Tahapan terhadap B3 yang disimpan
 Kedap air
 Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar
 Tertutup rapat dan dapat dikunsi

b. PENGGUNAAN B3
1. perencanaan dan penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
dalam penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
a. Alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan faktor resiko bahayanya,
alat pemadam api ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup
b. Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yg berwenang
c. Peralatan kerja harus layak pakai
d. Metode kerja cara pelaksanaan kerja protap sudah aman dan efekti
e. Kelengkapan administrasi sudah siap (perintah kerja, daftar B3 dll)
2. Selama penggunaan B3 hindari tidanakan tidak aman dan sesuai dengan
prosedur
3. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan
tanggungjawab dilakukan sebaik-baiknya, laporkan situasi kondisi kerja
lebih dari yang tidak aman
4. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja
wadah sisa B3 hingga aman
5. Lakukan P3K bila ada kecelakaan dan penanganan lebih lanjut

c. PENANGANAN B3
1. Penanganan kecelakaan kerja dan darurat B3
panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila
terjadi kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi
atau merasa aman dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk
sambil menunggu pertolongan dokter.
2. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum : pertolongan
pertama yang berhubungan dengan pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3). Dampak dan risiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan
gas dan kebakaran bahan kimia dan bahan kimia tumpahan terpapar
bahan kimia kepada petugas dan sarana dan lingkungan Puskesmas.
3. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini yaitu sebagai berikut :
a. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang
dapat menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda
yang disebabkan oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga.
b. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang
karyawan semenjak meninggalkan rumah kediaman sampai menuju
ketempat pekerjaannya. Selama jam kerja maupun sekembalinya dari
tempat kerja menuju rumah kediamannya melalui jalan yang biasa
ditempuh, sedemikian rupa sehingga karyawan tersebut dalam waktu
2x2 jam setelah kejadian kecelakaan itu tidak dapat melakukan
pekerjaan.
c. Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau
ketidaknormalan psikologik dan atau pisikologik dan atau struktur
anatomi dan atau fungsi.
d. Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau
berkurangnya kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk
melakukan aktivitas dengan cara atau dalam batas-batas yang
dianggap normal untuk manusia.
e. Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang
sebagai akibat dari perlemahan atau ketidakmampuan yang
membatasi atau mencegah orang itu untuk melakukan perannya yang
normal untuk ukuran orang itu

4. Hal umum penanggulangan kecelakaan dan keadaan darurat


a. Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat
B3.
b. Melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mengambil langkah-langkah
:
 Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan
 Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap
penanggulangan kecelakaan
 Melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat
pemerintah kabupaten/kota setempat/ dan
 Aparat pemerintah kabupaten kota setempat setelah menerima
laporan tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat
akibat B3 sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil
langkah-langkah penanggulangan yang diperlukan.
c. Kewajiban sebagaimana dimaksud tidak menghilangkan kewajiban
setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :
 Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat/
dan atau
 Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar/
yang diakibatkan oleh B3.

d. PENANGANAN TUMPAHAN B3
1. Ketentuan umum mengatasi tumpah
harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan
karena dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan
tumpahan. Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat
menghirup uap bahan tersebut korosif. Dan dapat menimbulkan
kebakaran dan ledakan jika bereaksi dengan bahan-bahan mudah
terbakar, serta menyebabkan kontaminasi oleh mikroba (untuk bahan
bahan mikrobiologi).
2. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah
a. Identifikasi kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah,
sifat kimia dan fisika tumpahan sifat bahaya dan risiko tumpahan dan
mengetahui teknik aman penanganannya.
b. Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
c. Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal
tersebut aman dilakukan.
d. Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS)
e. Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
f. Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan
yang bersifat asam dan
g. Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
h. Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila
terjadi tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur.
i. Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan
air, sabun detergen atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan
pengotornya.
j. Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam
“Material Safety Data Sheet” (MSDS)

3. Langkah selanjutnya setelah Pembersihan Tumpahan B3


a. Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup
untuk penanganan lebih lanjut
b. Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
c. Bersihkan area 6 meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat
bahan kimia.
d. Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup sangat berbahaya,
selain
e. dibersihkan dengan lap tangan harus dilindungi dengan sarung tangan
dan alat pelindung diri (APD) lainnya : masker dan sepatu pelindung)

4. Penanganan Terpapar B3 pada kulit


a. Penanganan bila terjadi kontaminasi bahan-bahan berbahaya pada
pekerja bila terkena kulit dan rambut
b. Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air
terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang
terkontaminasi
c. Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air
(bila mungkin air mengalir atau air pancuran atau shower)
d. Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada
e. Mempergunakan sarung tangan / baju pelindung untuk melindungi diri
dari kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapa bahan kimia
yang melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak
menghirupnya)
f. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi
Gawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh
g. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke panitia K3 Puskesmas
5. Penanganan terpapar B3 pada mata
Penanggulangan bila terjadi kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
pekerja bila terkena mata
a. Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi
dengan posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang
terkontaminasi
b. Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan
sejumlah air yang dingin dan bersih selama 15- 20 menit
c. Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak mengenai mata
sebelahnya
d. Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika menyiram di
sekitar kulit,
e. Memastikan pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok matanya
f. Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Instalasi Gawat Darurat bila
memerlukan pertolongan medis lebih jauh
g. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Tim K3 Puskesmas

e. PEMBERIAN SIMBOL DAN LABEL B3


Pemberian label dan tanda dengan memakai simbol atau tulisan peringatan
pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah
tindakan pencegahan yang esensial. Pegawai yang bekerja pada pengelolaan
B3 biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah
packingnya demikian pula para pengguna di ruangan dari barang tersebut
dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat
penting dalam perlindungan keselamatan kerja namun hal tersebut tidak
dapat dianggap sebagai perlindungan yang sudah lengkap usaha
perlindungan keselamatan lainnya masih tetap diperlukan
Pengelolaan B3 yang mencakup kegiatan menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan/atau membuang B3 harus
dilakukan secara baik dan benar, sehingga penggunaan dan penanganan B3
tersebut akan aman bagi pengguna dan tidak mencemari lingkungan dan
membahayakan makhluk hidup lainya.
Salah satu hal penting dalam pengelolaan B3 adalah pemberian simbol dan
label. Pemberian simbol dan label sangat penting untuk mengidentifikasi
sekaligus mengklasifikasikan B3, yang nantinya akan sangat berguna sebagai
informasi penting dalam pengelolaannya. Identifikasi yang digunakan untuk
penandaan B3 terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu simbol dan label
Pengertian yang berkaitan dengan simbol B3
1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3
adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
2. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
3. Label adalah uraian singkat yang menu njukkan antara lain klasifikasi dan
jenis B3.
4. Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3
dan dilengkapi penutup.
5. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk
lain yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.

SIMBOL
1. Bentuk dasar, ukuran dan bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga membentuk
belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal
berwarna merah (lihat gambar A).
Simbol yang dipasang pada kemasan disesuaikan dengan ukuran
kemasan. Sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat
penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

Gambar A : bentuk dasar symbol


Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan
bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di
kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus dengan cat
yang dapat berpendar (fluorenscence).

2. Jenis simbol B3
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang terdiri
dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan yaitu:
a. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive),
sebagaimana gambar 1.

Gambar 1 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak


(explosive).

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan
tekanan standar (25 oC, 760 mmHg) dapat meledak dan menimbulkan
kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan di sekitarnya.

b. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing),


sebagaimana gambar 2.

Gambar 2 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi


(oxidizing).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar
simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau
menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya,
terutama bahanbahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam
keadaan hampa udara.
c. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),
sebagaimana gambar 3.

Gambar 3 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala


(flammable)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala. Simbol
ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas
atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya,
terutama bahan bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam
keadaan hampa udara.
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Gambar
simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena
kontak dengan udara pada temperature ambien;
 Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala
api;
 Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
 Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang
berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara
lembab;
 Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 oC dan titik
didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;
 Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0 oC – 21 oC
 Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume
dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60 oC (140 oF)
akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau
sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya
dapat dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
 Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan 760
mmHg) dengan mudah menyebabkan
 terjadinya kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau
perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik.
Padatan yang hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash Point Test”-
nya menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC
 Aerosol yang mudah menyala;
 Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
 Peroksida organik.

d. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic), sebagaimana


gambar 4.

Gambar 4 : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan
atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini
didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun
dan beracun); dan/atau
 Sifat bahaya toksisitas akut.

untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya(harmful),sebagaimana gambar 5

Gambar 5 : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk menunjukkan
suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
e. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant),sebagaimana
gambar 6.

Gambar 6 : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan
suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung
dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atau peradangan;
 Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau
pusing;
 Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada
kulit; dan/atau
 Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi
serius pada mata.

f. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive),sebagaimana


gambar 7.

Gambar 7 : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
 Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian
55 oC dan/atau
 Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.

g. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan


(dangerous for environment), sebagaimana gambar 8

Gambar 8 : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan


(dangerous for the environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta
ikan berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang
dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini
dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme
aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti
merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent
di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).

h. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan


mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic), sebagaimana gambar
9.

Gambar 9 : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan


mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan
gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada.
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau
berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan
sebagai berikut:
 Karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
 Teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;
 Mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
 Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
 Toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
 Gangguan saluran pernafasan.

i. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan


(pressure gas), sebagaimana gambar 10.

Gambar 10 : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi
dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah
dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.

3. Ketentuan pemasangan simbol


a. Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama,
tahan terhadap air dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
 Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik
bahan yang dikemasnya atau diwadahinya;
 Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh
kemasan lain dan mudah dilihat;
 Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol
lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa
bahan berbahaya dan beracun; dan
 Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan
kembali untuk mengemas B3 harus diberi label “KOSONG”.

b. Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3. Tempat penyimpanan


kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
 Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel
dengan baik pada tempat penyimpanan kemasan B3, mudah
penggunaannya dan tahan lama.
 Simbol juga terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan
dan bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan
plastik, kertas, atau plat logam);
 Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpanan kemasan
B3 yang tidak terhalang;
 Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3 yang
disimpannya; dan
 Ukuran minimum simbol yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau
lebih besar, sehingga tulisan pada symbol dapat terlihat jelas dari
jarak 20 meter.

LABEL
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan dalam
kegiatan pengemasan B3. Label berfungsi untuk memberikan informasi
tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah
terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari
kemasannya.

a. Bentuk, warna dan ukuran.


Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan
dengan kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah
panjang : lebar Dagang
Nama B3/Barang = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis
tepi berwarna hitam, sebagaimana gambar dibawah ini

Informasi tindakan penanganan


Nama B3
Komposisi, No Cash/No.UN,
Identitas Pemasok
Produsen
Kata peringatan

Pernyataan Bahaya :
 Klasifikasi B3
 Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

b. Pengisian label B3
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah
terhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib
dicantumkan informasi minimal sebagai berikut :

No Jenis Informasi Penjelasan Pengisian


1 Nama B3; Komposisi, Nama dagang B3/Nama bahan
No.CAS/No UN; Produsen kimia.
Komposisi atau formulasi bahan
kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.

2 simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau


“awas” sesuai dengan tingkat risiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih
- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan, Misal: sangat mudah menyala,
lingkungan. sangat beracun, karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan: Prosedur penanganan kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai
pemasok

c. Pemasangan Label B3
Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang
akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar. Contoh
pemasangan simbol dan label pada kemasan/wadah.

Simbol

Label

f. PEMBUANGAN LIMBAH B3
Limbah B3 yang terdapat didalam TPS Limbah B3 Puskesmas Bayanan
dikirim ke pihak ketiga yang telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan
limbah B3 dari Kementerian Lingkungan Hidup
Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
1. Limbah B3 yang telah dilakukan Pengurangan dan Pemilahan Limbah B3
wajib dilakukan Penyimpanan Limbah B3
2. Penyimpanan Limbah B3 dilakukan dengan ketentuan
a. Limbah B3 disimpan di tempat Penyimpanan Limbah B3 sebelum
dilakukan Pengangkutan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3,
dan/atau Penimbunan Limbah B3 paling lama
1) 2 (dua) hari, pada temperatur lebih besar dari 0 oC (nol derajat
celsius);
2) 90 (sembilan puluh) hari, pada temperatur sama dengan atau
lebih kecil dari 0oC (nol derajat celsius),
b. Limbah B3 disimpan di tempat penyimpanan Limbah B3 paling lama
1) 90 (sembilan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang dihasilkan
sebesar 50 kg (lima puluh kilogram) per hari atau lebih
2) 180 (seratus delapan puluh) hari, untuk Limbah B3 yang
dihasilkan kurang dari 50 kg (lima puluh kilogram) per hari untuk
Limbah B3 kategori 1, sejak Limbah B3 dihasilkan

g. MONITORING DAN EVALUASI


Tata Cara Pemantauan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
1. Verifikasi Dokumen Perizinan Perusahaan
2. Pemantauan :
a. Fasilitas Tempat Penyimpanan B3 :
 Lokasi Tempat Penyimpanan
 Kondisi Bangunan
 Kelengkapan Gudang : papan nama dan simbol
 Kelengkapan Kemasan dengan simbol dan label
 Kesesuaian Penempatan B3 dengan karakteristiknya
 Pencatatan /Loog Book
 Fasilitas Peralatan Keselamatan Kerja
b. Sarana Pengangkutan B3 :
 Kepemilikan Izin
 Kelengkapan sesuai Izin (Simbol & Label, Peralatan Tanggap
Darurat, SPO Tanggap Darurat dan SPO loading-unloading)
3. Pencatatan Penggunaan dan Peredaran B3 (Laporan)

h. PELAPORAN B3
1. Pelaporan Insiden
Kontaminasi/paparan bahan berbahaya beracun (B3) serta limbahnya
dapat menimbulkan bahaya pada manusia maupun lingkungan. Kejadian
kontaminasi/tumpahan dikategorikan sebagai kecelakaan akibat kerja
sehingga perlu pelaporan (accident report).

Alur pelaporan insiden sama dengan kejadian pelaporan kecelakaan


akibat kerja (SPO pelaporan kecelakaan akibat kerja di Puskesmas
Bayanan. Laporan insiden dilaporkan dan dievaluasi setiap 3 (tiga) bulan
oleh tim K3. Arahan Kepala Puskesmas dijadikan petunjuk untuk
meningkatkan/memperbaiki agar tidak terjadi lagi insiden kecelakaan
akibat kerja akibat kontaminasi baik bahan maupun limbah berbahaya
beracun.

ALUR PELAPORAN INSIDEN


Pencatatan
Tumpahan/ Kecelakaan Pengobatan Accident
Kontaminasi Akibat Kerja di IGD Reeport &
B3 Evaluasi oleh
Tim K3
Pelaporan
Data Accident
Reeport ke
Kepala
Puskesmas

Evaluasi dan
tindak lanjut
BAB IV
DOKUMENTASI

Untuk menjamin keamanan dalam kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3


(bahan berbahaya dan beracun) di Puskesmas Bayanan, maka perlu dilakukan
pendokumentasian terhadap berbagai tahapan pengelolaannya, mulai dari
pengadaan hingga pemusnahan B3.

A. Pengadaan bahan berbahaya dan beracun.


Dokumentasi pengadaan akan kebutuhan bahan berbahaya dan beracun (B3)
dilaksanakan oleh petugas yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengadaan B3 harus dilengkapi dokumen ijin/sertifikat dari rekanan/suplier yang
mengadakan B3

B. Penyimpanan B3 dan Limbah B3


Dokumentasi penyimpanan B3 dan limbah B3 dilaksanakan oleh petugas
kesehatan lingkungan. Kegiatan pendokumentasian meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Pendokumentasian jumlah, jenis dan label/simbol B3 di seluruh tempat
penyimpanan B3.
2. Pendokumentasian Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet/MSDS) seluruh B3 di seluruh tempat penyimpanan B3.
3. Pencatatan jumlah limbah bahan berbahaya beracun yang disimpan dalam
TPS Limbah B3
4. Pencatatan jumlah limbah bahan berabahaya beracun yang akan
dimusnahkan oleh rekanan yang bersertifikasi.
5. Pendokumentasian perijinan terhadap penyimpanan sementara limbah B3
dari instansi yang berwenang.

C. Pemusnahan limbah B3
Dokumentasi pemusnahan limbah B3 dilaksanakan oleh petugas kesehatan
lingkungan dibawah pengawasan Kepala Puskesmas. Kegiatan yang dilakukan
meliputi:
1. Pendokumentasian perijinan terhadap rekanan yang bekerjasama dalam
pemusnahan limbah B3.
2. Pengarsipan manifest limbah B3 dari rekanan.
3. Pendokumentasian melalui sertifikasi bukti pemusnahan limbah B3 dari
rekanan.
Rencana Kegiatan Berdasarkan Data Pemakaian
Triwulan
No Program Kegiatan
I II III IV
1 Pelayanan a. Perencanaan bahan berbahaya dan √ √ √ √
beracun
b. Pengadaan bahan berbahaya dan √ √ √ √
beracun
c. Penerimaan bahan berbahaya dan √ √ √ √
beracun
d. Penyimpanan bahan berbahaya dan √ √ √ √
beracun
e. Penggunaan bahan berbahaya dan √ √ √ √
beracun
f. Pembuangan bahan berbahaya dan √ √ √ √
beracun
g. Pengolahan bahan berbahaya dan √ √ √ √
beracun kerja sama dengan pihak
ke 3 (tiga)

2 SDM a. Pelatihan pemahaman dan √


pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun
b. Pelatihan pertolongan pertama
apabila terpapar bahan berbahaya √
dan beracun

3 Peralatan a. Perencanaan dan pengadaan APD √ √ √ √


b. Lemari tempat penyimpan bahan √
berbahaya dan beracun
c. Label dan simbol bahan berbahaya √
dan beracun
d. Label dan simbol limbah bahan √
berbahaya dan beracun
PUSKESMAS BAYANAN

MONITORING PENYIMPANAN BAHAN KIMIA / B3

Bulan :
Lokasi ITEM Nama
No PIC Tgl Periksa
Penyimpanan 1 2 3 4 5 Pemeriksa

Catatan :
1. Apakah bahan kimia/B3 sudah ada label?
2. Apakah tersedia MSDS bahan kimia/B3 dilokasi penyimpanan?
3. Apakah terdapat tumpahan/bocoran/ceceran/ bahan kimia/B3?
4. Apakah terdapat bahan kimia/B3 yang rusak atau kadaluwarsa?
5. Apakah terdapat bahan kimia/B3 yang tidak pada tempatnya?
.

PUSKESMAS BAYANAN Ruang


Unit
Bulan
IDENTIFIKASI LIMBAH B3
Tahun

SIFAT JENIS BAHAN MSDS


NAMA B3 BAHAYA (padat/cair/gas) ADA TIDAK PENANGANAN
BAHAN

Beri tanda (√) pada kolom yang sesuai dan (–) jika tidak sesuai dengan kondisi
lapangan
PUSKESMAS BAYANAN Ruang
Unit
Bulan
LAPORAN
Tahun
CECERAN/TUMPAHAN B3

Tanggal :
Jam :

Telah terjadi tumpahan bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan rincian informasi
sebagai berikut:
Jenis Bahan
Bentuk a. Cair b. Padat
Lokasi Kejadian
Jumlah Liter/Kg
(Estimasi/Perkiraan)
Penanganan yang telah
dilakukan
Keterangan kondisi lokasi
setelah dilakukan
penanganan

PUSKESMAS BAYANAN Ruang


Unit
AUDIT CHEKLIST Bulan
PENANGANAN MATERIAL B3 Tahun

Hasil
No Daftar Periksa Pemeriksaan Keterangan
(Ya/Tidak)
1 Managemen pengelolaan limbah berbahaya
dan beracun
a. Apakah anda telah mengidentifikasi jenis-
jenis B3 yang tersedia di gudang, ruang
lain serta yang digunakan ?
b. Apakah B3 telah diberi symbol dan label
pada setiap kemasan ?
c. Apakah setiap jenis/item B3 telah tersedia
MSDS (Material Safety Data Sheet) dan
MSDS mudah terbaca, mudah dijangkau
dan personil yang terkait ?
d. Apakah ruang penyimpanan memadai
termasuk ventilasinya ?
e. Apakah status setiap B3 jelas
identifikasinya (isi kosong, tidak diketahui,
kadaluwarsa)
f. Apakah tabung-tabung gas diberi
pengaman rantai atau dalam rak ?
g. Apakah tersedia secondary
containment/bounding yang memadai ?
h. Apakah tersedia peralatan
penanggulangan ceceran/tumpahan ?
i. Apakah tersedia peralatan pelindung diri
yang memadai sesuai persyaratan dalam
MSDS ?
j. Apakah tersedia APAR untuk tanggap
darurat yang memadai dan eye wash serta
perangkat lainnya?
k. Adakah operation look sheet ?
l. Apakah pengemudi maupun pembantu
pengemudi telah dilengkapi dengan
peralatan pelindung diri yang sesuai ?
2 Penyimpanan B3
a. Apakah tempat penyimpanan B3 diberi
symbol dan label ?
b. Apakah syarat penyimpanan : lokasi dan
konstruksi bangunan telah sesuai ?
c. Apakah tempat penyimpanan merupakan
suatu tempat tersendiri yang dirancang
sesuai dengan karakteristik B3 yang
disimpan ?
d. Apakah kapasitas tempat sesuai dengan
kapasitas jumlah B3 yang akan disimpan ?

e. Apakah tempat penyimpanan memenuhi


persyaratan teknis kesehatan dan
perlindungan lingkungan ?
f. Apakah tata letak penyimpanan sesuai
dengan persyaratan compatibility, (Misal B3
yang reaktif (reduktor kuat) tidak dapat
dicampur atau berdekatan dengan asam
mineral pengoksidasi karena dapat
menimbulkan panbas, gas beracun dan
api ?
g. Apakah tempat penyimpanan dilengkapi
dengan system tanggap darurat dan
prosedur penanganan B3 ?
h. Apakah tempat penyimpanan rapi dan
bersih ?
i. Apakah lantai kedap, tidak terjadi
kontaminasi tanah/air/lingkungan ?
j. Adakah pelindung yang digunakan untuk
wadah ?

You might also like