Professional Documents
Culture Documents
KLP 1. Ayat Tentang Risalah
KLP 1. Ayat Tentang Risalah
MAKALAH
Disusun sebagai bahan presentasi serta untuk
memenuhiTugas mata kuliah “Tafsir Sosial”
Semester III Tahun akademik 2022
Oleh :
Kelompok 1
MUSFIRAH
NIM : 30300121002
ZATAR AULIA YARJI
NIM : 30300121009
AWALUDDIN
NIM : 30300121014
FADHIL WAHYUDI S
NIM : 30300121021
MIFTAHUL JANNAH
NIM : 30300121023
RAHMAT HIDAYAT
NIM : 30300121026
Dosen Pengampu :
Yusran, S.Th.I., M.Hum.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Ayat Tentang
Risalah (QS. al-Ma>idah ayat 48, QS. al-Nahl ayat 36, Al-Ra‘d Ayat 15). Shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad saw. Beserta
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah “Tafsir
Sosial”. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ustadz Yusran, S.Th.I.,
M.Hum. selaku Dosen mata kuliah Tafsir Sosial. Berkat tugas yang diberikan ini,
dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf kepada para pembaca
atas kesalahan dan ketidak sempurnaan yang terdapat dalam makalah ini. Penulis
juga berharap para pembaca dapat memberikan saran dan masukan yang
membangun apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Manfaat dan tujuan ...................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Pengertian Risa>lah ....................................................................................... 3
B. Tafsir QS. al-Ma>idah ayat 48 ...................................................................... 5
C. Tafsir QS. al-Nahl ayat 36 ......................................................................... 10
D. Tafsir QS Al-Ra‘d Ayat 15........................................................................ 14
BAB III.................................................................................................................. 20
PENUTUP............................................................................................................. 20
A. Kesimpulan ................................................................................................ 20
B. Saran .......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
baik dan benar. Baik dan benar bagi dirinya, keluarganya maupun masyarakat
manusia terpampang berbagai macam cobaan hidup yang harus dijalaninya. Semua
cobaan tersebut pada akhirnya sampai pada suatu nilai yaitu, baik dan buruk.
Oleh karena itu, dalam menghadapi berbagai cobaan hidup tersebut, maka
dengan sifat Maha Pengasih Nya, Allah swt mengutus para rasul, mewahyukan
kitab-kitab Nya dan menunjukkan jalan kepada manusia. Semua perbuatan Tuhan
tersebut pada dasarnya sebagai wujud rah}man dan rah}im Nya kepada hamba Nya
Pada dasarnya hidayah Allah swt telah ditanamkan pada diri manusia sejak
awal, yaitu berupa ikrar (pengakuan) bahwaw Allah swt adalah Tuhannya (QS al-
A‘ra>f ayat 172). Hanya saja, dalam perjalanan hidup manusia, ikrar persaksian
tersebut jarang dipedulikan. Itulah sebabnya, Allah swt menurunkan risalah Nya
yang di emban oleh para rasul sehingga manusia dituntun ke jalan yang lurus lagi
tidak menyesatkan. Disinilah pentingnya risalah Allah swt bagi para hamba Nya.
Dengan melihat dari uraian tadi, maka dalam makalah ini akan diuraikan materi
Allah swt.
B. Rumusan Masalah
1
2
2. Memahami :
PEMBAHASAN
A. Pengertian Risa>lah
Secara etimilogis, risālah berasal dari kata َ َر َس َلterdiri dari َ ل,َ س,ََر .
Menurut para languist, seperti ibn Faris dan al-Raghib al-Asfahani struktur ini
menunjukkan makna االنبعاث dan االمتداد yang berarti bangkit, hidup, dan
Kata الرسالةmerupakan bentuk mashdar dari kata yang tersusun dari tiga
huruf, yakni َ ل,َ س,ر. Dalam kamus istilah fikih disebutkan bahwa risālah
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat pula berarti surat yang dikirim atau
karya tulis.3 Kata risālah sering pula diartikan dalam kehidupan sehari-hari dengan
Secara istilah, risālah adalah perintah yang dibawa oleh Nabi Muhammad
saw sebagai bukti kerasulannya.4 Hal itu dapat saja diartikan demikian, karena
wahyu sebagai risālah yang datang dari Allah yang berisi keterangan dan pesan-
pesan tertulis yang dikirim oleh Allah swt kepada manusia melalui malaikat Jibril
kepada Rasul Nya. Orang yang diutus atau diberi amanat untuk menyampaikan
1
Abu al-Ḥusain Aḥmad ibn Faris ibn Zakariya, Mu‘jam Maqayis al-Lughah Juz II (ttp :
Dār al-Fikr, 1979), hlm. 392; Lihat pula al-Raghib al-Asfahani, Mu‘jam Mufradat al-Fazh al- Qur’ān
(Bairut : Dār al-Fikr, tth.), h. 200-201.
2
Abd. Mujieb, dkk. Kamus Istilah Fiqhi (Cet. I; Jakarta : Pustaka Firdaus, 1994), h. 297.
3
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, edisi II (Cet. IV; Jakarta : Balai Pustaka, 1995), h. 843.
4
Ahsin W. al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur’ān, (Jakarta : Amzah, 2006), Cetakan Ke II,
hlm. 253.
3
4
untuk disampaikan atau mengajak manusia pada apa yang telah diwahyukan Allah
swt kepadanya (Rasul). Dapat pula dikatakan bahwa risālah adalah ajaran-ajaran
Allah swt yang disampaikan melalui perantaraan seorang atau beberapa orang
Rasul untuk mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Allah swt,
penutup segala Nabi, seorang Nabi yang bertugas menyampaikan firman Allah
keseluruh umat manusia. Muhammad adalah Nabi untuk sekalian umat dan segala
Kenabian adalah pemberian Allah yang tidak dapat diperoleh dengan usaha
apapun juga. Ilmu dan hikmat Allah swt telah menetapkan, bahwa kenabian itu
menyampaikan risālah Allah kepada seluruh dunia, kepada yang berwarna merah
dan hitam, kepada jenis manusia dan jin, untuk melahirkan agama yang lebih
sempurna kepada seluruh dunia ini untuk menutup dan mengakhiri segala Nabi dan
5
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid 4 (Cet. III; Jakarta : Ichtiar
Baru Van Hoeve, 1994), hlm. 172-173.
6
Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama, (Jakarta : Raja Grafindo, 1994), hlm.
104
7
Arifin Pulungan dkk, Peri Hidup Muhammad Rasulullah saw, (Medan : Yayasan
Persatuan Amal Bakti, 1963), hlm. 13.
5
kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang
➢ Makna Mufradat.
a. َمصدقا
Musa as, Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud as, dan Injil yang
diturunkan kepada Nabi Isa as, sebelum ketiga kitab itu diubah oleh manusia.
6
Al-Qur’an merupakan kitab yang benar dan tidak ada keraguan di dalamnya.
b. ت
َ فاستبقَاۡلري
Kata ت
َ فاستبقَاۡلري memiliki makna berlomba-lomba dalam kebaikan, Ibnu
ini, dengan memegang pokok pertama yaitu ketaatan kepada Allah dan percaya
c. َمنهاج
Kata منهاجmemiliki arti jalan yang terang, makna yang dimaksud ialah jalan
dan tuntunan. Tuntunan itu berbeda-beda, pada kitab Taurat merupakan suatu
syariat, di dalam kitab Injil merupakan suatu syariat dan di dalam al-Qur’an
dikehendaki-Nya, yaitu untuk menyatakan siapa yang taat kepada-Nya dan siapa
yang durhaka. Agama yang tidak diterima oleh Allah ialah yang selainnya yakni
selain agama Tauhid dan ikhlas kepada Allah semata. Agama ini yang
Menurut suatu pendapat, orang yang diajak bicara oleh ayat ini adalah umat
Nabi Muhammad saw. makna yang dimaksud ialah “untuk tiap-tiap orang dari
kaitan yanh termasuk dalam umat ini, kami jadikan al-Qur’an sebagai jalan dan
tuntutannya. Dengan kata lain, al-Qur’an adalah panutan kalian. Dhami>r yang
7
ۡ ۡ ۡ
mansub dalam firman-Nya ك َۡم ِ َ لِ ُكلَجعلنyaitu جعلنَاyang artinya “kami jadikan
ُ اَمن ََ ََ
al-Qur’an sebagai syariat dan tuntunannya untuk menuju ke tujuan yang benar
➢ Asbab Nuzul
asbabun nuzul suart al-Maidah ayat 48. Disebutkan bahwa asbabun nuzul surat al-
Maidah ayat 48 adalah bahwa seorang laki-laki Yahudi melakukan zina dengan
perempuan Yahudi. Lalu kerabatnya minta keputusan dari Rasulullah, karena tahu
jika Rasulullah biasanya menghukum dengan ringan. Sebab hukuman zina Muhsan
dalam Kitab Taurat harus dirajam. Namun ternyata Rasulullah juga menghukumi
menurut mereka hukuman dalam Kitab Taurat terlalu berat. Kemudian turunlah
ayat 45-48 surat al-Maidah yang menjelaskan bahwa al-Qur’an yang datang kepada
Rasulullah tidak mengubah hukum apapun yang ada dalam kitab Taurat mereka.
Jadi, surat al-Maidah ini turun karena kaum Yahudi ingin menyembunyikan
kebenaran yang ada dalam kitab Taurat demi kepentingan pribadi mereka. Dalam
syariat sendiri. Namun syariat itu tidak bertentangan dengan ajaran al-Qur’an.
➢ Penafsiran ayat
a. Tafsir al-Misbah
Ayat ini berbicara tentang kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Dan kami telah turunkan kepadamu wahai Muhammad al-Kitab yakni al-
Qur’an dengan haq, yakni haq dalam kandungannya, cara turunnya, maupun yang
8
kandungan dari kitab-kitab yang diturunkan kepada para nabi sebelumnya dan juga
menjadi batu ujian yakni tolak ukur kebenaran terhadapnya, yakni kitab-kitab yang
apa yang telah Allah turunkan baik melalui wahyu yang terhimpun dalam al-Qur’an
dan wahyu lain yang engkau terima seperti hadits qudsi, maupun yang diturunka-
Nya kepada para nabi yang lain sebelum ada pembatalannya dan janganlah engkau
mengikuti hawa nafsu mereka, yakni orang-orang Yahudi dan semua pihak yang
dibawahkannya.9
Allah SWT menceritakan Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa
untuk mengikuti isi Kitab Taurat itu karena ia merupakan kitab yang pantas diikuti.
dijelaskan. Selain itu, Allah mulai menceritakan al-Qur’anul adzim yang diturunkan
8
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an). Jilid 3
(2002, Jakarta: Lentera Hati), H. 110-116.
9
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Dzilalil Qur’an (di Bawah Naungan al-Qur’an). Jilid 3, (2002,
Jakarta: Gema Insani Press), h. 241-244.
9
Terjemahnya:
“Dan kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’an kepadamu (Muhammaad)
dengan membawa kebenaran” Yaitu, dengan kebenaran yang tidak
diragukan lagi bahwa ia benar-benar berasal dari sisi Allah Swt.”
ۡ ۡ ِ ِ م
ِ ۡيَيَ َد ۡي ِه َِمنَالكِت
َٰب َ َصدقًاَل ََماَب
َُ
َ
Terjemahnya:
“Yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya”.
Yaitu, kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya yang memuat penyebutan dan
pemujian terhadap kitab al-Qur’an; Kitab itu akan diturunkan dari sisi Allah SWT
sesuai denga napa yang diberitakan di dalam kitab-kitab tersebut. Hal itu akan
yang tunduk kepada perintah Allah SWT, dan mengikuti syari’at-syari’atNya, serta
➢ Kandungan ayat
Dalam surat Al Maidah ayat 48 juga disebutkan bahwa setiap kaum sudah
diberikan syariat dan aturannya sendiri-sendiri. Hal inilah yang membuat Allah swt
mengutus para nabi untuk memberi petunjuk kepada manusia agar menempuh jalan
yang benar.
Surat ini juga menegaskan, bahwa al-Qur’an mempunyai kedudukan yang
ini juga dijelaskan bahwa perbedaan syariat seperti layaknya perbedaan manusia
10
Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdullah bin Ishaq Alu Syaikh, Tasfir Ibnu Katsir, Jilid
3, (2006, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i), h. 100-105.
10
zaman dan kondisi hidup mereka saat itu. Meski begitu, secara aqidah dan
b. Seluruh manusia akan kembali kepada Allah SWT dan akan mendapatkan
c. Alquran diturunkan sebagai kitab yang benar dan tidak ada keraguan di
hakim atas kitab-kitab tersebut. Hal ini karena kitab-kitab sebelum Alquran
sudah tidak otentik lagi karena banyak yang sudah berubah dengan campur
tangan manusia.
➢ Makna Mufradat.
a. َطغوت
Kata ( )طغوتthaghut terambil dari kata ( ) طغىthagha yang pada mulanya
berarti melampaui batas. Ia biasa juga dipahami dalam arti berhalaberhala, karena
11
penyembahan berhala adalah sesuatu yang sangat buruk dan melampaui batas.
Dalam arti yang lebih umum, kata tersebut mencakup segala sikap dan perbuatan
b. ََه َدى
Hidayah (petunjuk) yang dimaksud ayat di atas adalah hidayah khusus
dalam bidang agama yang dianugerahkan Allah kepada mereka yang hatinya
cenderung untuk beriman dan berupaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Ar-
secara bahasa, kata َ اهلدىdan اهلدايةmemiliki makna yang sama. Akan tetapi pada
penggunaannya Allah SWT mengkhususkan kata اهلدىuntuk menunjukan hidayah
c. َُالض ٰللَة
َّ
Kata الضالل artinya adalah menyimpang dari jalan yang lurus. Lawan
katanya adalah اهلدايةyaitu petunjuk. Adapun kata الضاللyang berarti sesat, ia juga
dapat digunakan untuk semua penyimpangan dari manhaj, baik dengan sengaja
ataupun tidak, baik itu sedikit ataupun banyak, karena sesungguhnya jalan lurus
yang diridhai oleh Allah itu sangatlah susah sekali. Dan juga pada kata الضاللyang
berarti sesat, jika dilihat dari sisi lain, ia mempunyai dua jenis; pertama adalah sesat
dalam ilmu nadzari, seperti tersesat dalam mengetahui Allah, keesaan-Nya, dan
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Jilid 7
11
d. انْظُُرْوَا
Kata النظرartinya adalah melihat, yaitu membolak-balikan mata dan mata
hati guna mengetahui sesuatu dan melihatnya. Namun terkadang kata النظرjuga
dapat digunakan untuk mengartikan perhatian dan penelitian. Terkadang ia juga
digunakan untuk mengartikan ilmu yang dihasilkan dari sebuah perhatian dan
penelitian atau yang disebut dengan pemikiran. Dalam Firman Allah SWT :
ِ َالس ٰم ٰو
ِ ت ََو ْاالَْر ِ َاَماَذ
َض َّ اَف َ قُ ِلَانْظُُرْو
Terjemahnya:
“Katakanlah,“Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di Bumi!” (QS.
Yunus 10: Ayat 101)
Makna kata انظرdalam ayat tersebut adalah perhatikanlah. Kata النظرjuga secara
umum lebih banyak digunakan untuk mengartikan makna melihat dengan
menggunakan mata, namun secara khusus memiliki makna ilmu yaitu melihat
adalah dalam keyakinannya, bukan dalam ucapan mereka, dan perkataan mereka
kepada mereka adalah pembohong, sehingga mereka pun mendustakan para Rasul-
Nya. Kata كذبواyang berarti mereka didustakan, sama bentuknya dengan kata فيقوَا
13
yang berarti mereka difasiqkan ,seperti Bentuk kata وزنواartinya mereka dihiaskan,
a. Tafsir Al-Qurtubi
Firman Allah Ta’ala,: “Dan sungguh Kami telah mengutus Rasul pada tiap-
kalian mmyembah Allah saja. “Dan jauhilah Thaghut itu.” Maksudnya, tinggalkan
oleh kalian semua sesembahan selain Allah, seperti: Syetan, dukun, patung dan
semua yang menyeru kepada kesesatan. “Maka di antara umat itu ada orang-orang
Yang diberi petunjuk oleh Allah.” Maksudnya diberi petunjuk kepada agama-Nya
dan beribadah kepada-Nya. “Dan ada pula di antaranya Orang-orang yang telah
dirinya sehingga dia mati dalam Kekufurannya. Hal ini menolak pandangan
petunjuk. “Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petuniuk oleh Allah
dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.” Hal ini
telah ddielaskan bukan hanya dalam satu tempat saja. “Maka berjalanlah kamu
rasul).” Maksudnya, bagaimana akhir mereka menuju kepada kebinasaan adzab dan
kehancuran.
b. Tafsir Al-Azhar
14
Ar-Raghib Al-Ashfahani, Al-Mufradat fi gharib Al-Qur’an:kamus al-Qur’an, Jilid 3
(Cet.1; Depok: Pustaka Khazanah Fawa’ id, 2017), h. 548-549
14
antara Orang yang mendapat petunjuk Tuhan dan orang-orang yang sesat. Manusia
tersebut. Kita disuruh berjalan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat
dari orang yang mendustakan Tuhan, orang yang tidak sudi menerima kebenaran.
Di sini Tuhan telah menjelaskan bahwa akibat dari orang yang mendustakan ajaran
Tuhan itu, tidaklah ada yang selamat. Memang, kadang-kadang mereka diberi
kemudian segala kesempatan itu dicabut dengan Tiba-tiba dengan kesudahan yang
menyedihkan.
c. Tafsir Ath-Thabari
Dalam tafsir Ath-Thabari maksud dari ayat ini ialah Allah berfirman kepada
rasul Kami tentang apa yang dikabarkannya mengenai umat-umat yang tertimpa
adzab lantaran kufur kepada Allah dan mendustakan para rasul, maka berjalanlah
di muka bumi yang mereka tinggali dan negeri-negeri yang mereka makmurkan,
yang menimpa mereka. Kalian akan melihat kebenaran hal itu dan mengetahui
“Hanya kepada Allahlah siapa saja yang ada di langit dan di bumi bersujud,
baik dengan kemauan sendiri maupun terpaksa. (Bersujud pula kepada-Nya)
bayang-bayang mereka pada waktu pagi dan petang hari.”
➢ Makna mufradat
a. َيَ ْس ُج ُد
Kata ( د َُ ) يَ ْس ُجasal maknanya adalah merendahkan dan merendahkan diri,
lalu makna tersebut dijadikan untuk merendahkan diri kepada Allah dan beribadah
kepada-Nya. Dan itu bersifat umum, baik bagi manusia, hewan, dan benda mati.
Dan sujud ada dua jenis; Pertama sujud ikhtiar (pilihan.) sujud ienis ini hanya
berlaku bagi manusia, dan dengan sujud tersebut manusia akan mendapatkan
pahala, contohnya seperri yarng difirmankan oleh Allah dalam ayat berikut ;
sujud takbir (ketundukan.) sujud jenis ini berlaku bagi manusia, hewan dan benda
mati.
merupakan bukti yang mengingatkan bahwa mereka adalah makhluk Allah Yang
diperintahkan untuk patuh kepada Adam dan supaya tunduk melaksanakan segala
perintah dan kemaslahatan Adam beserta anak cucunya kelak. Semua mengikuti
b. َطَْو ًعا
Kata طَ ْو ًعاartinya adalah ketundukan (kepatuhan), kebalikannya adalah Al-
kurhu yaitu keterpaksaan. Kata طَ ْو ًعاjuga artinya sama, yaitu kepatuhan atau tunduk,
hanya saja kata طَْو ًعا banyak digunakan dalam bentuk perintah, dalam arti lain
َاعة
َ ََويـَ ُق ْولُْو َنَط
Terjemahnya :
”Mereka (orang-orang munafik) berkata, “(Kewajiban kami hanyalah)
taat.”
Maksudnya adalah taatilah. Kata mentaatinya terkadang dapat menggunakan َاعة
َ َط
,begitu juga dengan fi il mudhari'nya. Ia bisa menjadi yatu’u atau bisa juga dengan
yuthi’uhu
para peneliti, kata al-istito‘ah adalah sesuatu yang dengan hal itu seorang manusia
perbuatan, (ke-tiga) adanya materi yang dapat menerima efeknya, dan (ke-empat)
adalah alat, jika perbuatan itu membutuhkan kepada alat. Contohnya seperti
menulis, seorang penulis ia akan membutuhkan kepada empat jenis diatas atau lebih
(supaya dapat disebut mampu menulis), dan dikatakan seorang tidak mampu
menulis jika hilang darinya salah satu dari keempat jenis diatas atau lebih, dan
kebalikan dari kata al-istito‘ah adalah al-‘ajzu (lemah) yaitu tidak terdapat pada diri
seorang salah satu empat hal diatas atau lebih. Ketika seseorang mempunyai empat
hal di atas, maka ia disebut orang yang mampu, dan jika semua hal di atas tidak ada
17
maka ia disebut lemah. Namun jika salah satu atau sebagian dari empat hal di atas
itu ada sementara sebagiannya lagi tidak ada, maka ia disebut mampu dari satu sisi,
namun ia juga lemah dari sisi yang lainnya, tetapi yang demikian itu lebih tepat
disebut lemah.
c. ََك ْرًها
Kata َك ْرًها artinya adalah kesulitan yang didapatkan oleh seorang manusia
dari luar dengan cara terpaksa dan tidak diinginkan. Sedangkan kata kurhu
bermakna kesulitan yang didapat dari dzatnya dan ia pun menerimanya. Dan bentuk
penerimaannya ini ada dua jenis; (pertama) ia menerima secara tabiat, (ke-dua) ia
menerima secara logika dan syariat. Oleh karena itu dibenarkan bagi seseorang
untuk mengatakan dalam satu waktu inni> uri>duhu wa ukrihuhu artinya aku
menginginkannya aku tidak menyukainya, maksud dari ucapan ini adalah saya
menginginkan sesuatu itu secara tabiat, tapi saya membencinya secara akal dan
syariat, atau sebaliknya saya menyukainya secara akal dan syariat, tapi tidak
manusia, kemudian Allah menjelaskan setelah itu melalui firman Nya yang
berbunyi :
Terjemahnya :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu”.(QS.Al-
Baqarah[2]: 216)
18
Ayat ini menunjukkan bahwa setiap manusia wajib mencari tahu sebab
kebenciannya pada sesuatu atau sebab kecintaannya pada sesuatu sehingga dia
➢ Penafsiran ayat
a. Tafsir Al-Muyassar
Dan kepada Allah semata bersujudnya dalam keadaan tunduk dan patuh
setiap yang ada di langit dan dibumi. Maka orang-orang mukmin itu tunduk kepada
Nya dengan suka rela, sedang orang-orang kafir tunduk dengan dipaksa, sebab
keadaan dan fitrah mereka justru mendustakan mereka terkait hal tersebut. Begitu
b. Tafsir as-Sa’di
Segala sesuatu yang berada di dalam langit dan bumi tunduk patuh kepada
Rabbnya, sujud kepada Nya “Baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa,”
maka sikap sukarela adalah bagi orang yang melakukan sujud dan tunduk patuh
keterpaksaan adalah bagi orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada
Rabbnya. Padahal kondisi dan fitrahnya mendustakannya dalam hal tersebut. “Dan
bayang-bayangnya di waktu pagi dan waktu petang sujud pula,” dan bayang-bayang
para makhluk di permulaan hari dan penghujungnya bersujud pula. Cara bersujud
Allah swt. : "Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi
kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha
sukarela atau terpaksa, maka Dia-lah sesembahan yang benar, Z|at yang disembah
lagi terpuji dengan sebenarnya. Maka, label ketuhanan bagi selainnya adalah batil.
c. Tafsir Al-Mukhtashar
Hanya kepada Allah semata seluruh apa yang ada di langit dan di bumi
tunduk dengan bersujud, orang Mukmin dan orang kafir dalam hal ini adalah sama,
hanya saja orang Mukmin tunduk dan sujud kepada Allah dengan suka rela,
sementara orang kafir tunduk karena terpaksa. Fitrah orang mukmin membisikinya
untuk tunduk kepada Nya secara suka rela. Hanya kepada-Nya semua bayangan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Risālah adalah perintah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw sebagai
bukti kerasulannya. Kata رسولberkaitan erat dengan makna الرسالةkarena kata َرسول
dan الرسالةterbentuk dari konstruksi kata yang sama, yakni : َل,َس,ر. Muhammad
pembawa risālah Allah adalah Nabi dan Rasul terakhir penutup segala Nabi,
seorang Nabi yang bertugas menyampaikan firman Allah keseluruh umat manusia.
Muhammad adalah Nabi untuk sekalian umat dan segala zaman untuk melengkapi
Kenabian adalah pemberian Allah yang tidak dapat diperoleh dengan usaha
apapun juga. Ilmu dan hikmat Allah swt telah menetapkan, bahwa kenabian itu
B. Saran
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Selain itu, dikarenakan
keterbatasan ilmu dan juga refrensi yang kami miliki maka kami menyadari bahwa
makalah kami jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami juga mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar makalah ini dapat disusun
20
DAFTAR PUSTAKA
Abu al-Ḥusain Aḥmad ibn Faris ibn Zakariya, Mu‘jam Maqayis al-Lughah Juz II
(ttp : Dār al-Fikr, 1979), hlm. 392; Lihat pula al-Raghib al-Asfahani,
Mu‘jam Mufradat al-Fazh al- Qur’ān (Bairut : Dār al-Fikr, tth.), h. 200-201.
Abd. Mujieb, dkk. Kamus Istilah Fiqhi (Cet. I; Jakarta : Pustaka Firdaus, 1994), h.
297.
Arifin Pulungan dkk, Peri Hidup Muhammad Rasulullah saw, (Medan : Yayasan
Persatuan Amal Bakti, 1963), hlm. 13.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jilid 4 (Cet. III; Jakarta :
hlm. 104
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
21