You are on page 1of 15

KWASHIORKOR

Disusun Oleh :
Juliana Priskila
Mariana Komariah
Patricia Febriana P.S

3 Oktober 2023
Prodi Sarjana Terapan Gizi
& Dietetika

01
KEP (KEKURANNGAN
ENERGI PEROTEIN)

KEP merupakan kekurangan gizi yang disebabkan


oleh rendahnya konsumsi energi protein dalam
makan sehari-hari dan atau gangguan penyakit
tertentu sehingga tidak memenuhi angka kecukupan
gizi (AKG).

KEP juga merupakan penyakit gangguan gizi yang


banyak terjadi di Indonesia maupun pada negara
yang sedang berkembang lainnya.

01
PREVALENSI
PENDERITA KEP
Menurut WHO ada 54 %
kematian balita didunia
disebabkan oleh KEP.

Menurut UNICEF ada 27 %


atau sekitar 146 juta anak
dibawah usia 5 tahun
didunia. Berdasarkan
pengukuran BB/U
mengalami KEP.

Sedangkan pada Inonesia sendiri dari hasil dari


Riskesdas tahun 2010 melaporkan dari hasil
pengukuran BB/U didapatkan sebesar 17,9 %
anak. Dengan kategori :
13% (Gizi kurang)
4,9% (Gizi buruk)

02
GEJALA KEP
Gejala KEP dibagi menjadi dua, yaitu KEP ringan dan
KEP berat. KEP berat kemudian dibagi lagi menjadi
tiga tipe, yaitu :

Kwashiorkor

Marasmus

Marasmik-Kwashiorkor

03
PERBEDAAN KWASHIORKOR
& MARASMUS :
Secara spesifik, kwashiorkor diartikan sebagai
kondisi kekurangan atau bahkan ketiadaan
asupan protein. Padahal, protein merupakan jenis
nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, salah
satunya adalah untuk memperbaiki dan
membuat sel-sel baru.

Jika kwashiorkor adalah malnutrisi karena


kekurangan protein meski asupan energinya
cukup, maka marasmus adalah kekurangan
asupan energi atau kalori dari semua bentuk
makronutrien, yang mencakup karbohidrat,
lemak, dan protein.

04
APA ITU
KWASHIORKOR?

Kwashiorkor adalah suatu bentuk malnutrisi protein


yang berat, disebabkan oleh asupan karbohidrat
yang normal atau tinggi dan asupan protein yang
tidak adekuat (tidak mencukupi kebutuhan gizi).

Secara spesifik, kwashiorkor diartikan sebagai


kondisi kekurangan atau bahkan ketiadaan asupan
protein. Padahal, protein merupakan jenis nutrisi
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, salah satunya
adalah untuk memperbaiki dan membuat sel-sel
baru.

05
GEJALA UTAMA
KWASHIORKOR
Perut buncit
Badan bengkak

Kaki bengkok

Bintik merah kehitaman

Rambut kemerahan

06
GEJALA KLINIS
KWASHIORKOR
Penampilan sugar baby tetapi terdapat atrofi
(hilangnya otot) pada pantat.

Gangguan pertumbuhan, Nilai Z-score pada


indeks BB/U < -2SD

Perubahan mental ; Banyak menangis dan pada


stadium lanjut penderita sangat apatis

07
GEJALA KLINIS
KWASHIORKOR
Edema dan asites

Gangguan Gastrointestinal

Pembesaran hati

08
PENYEBAB
KWASHIORKOR
Penyakit infeksi. Seperti cacar air, batuk, diare,
TBC, malaria, dan cacing dalam tubuh 01

Konsumsi makanan yang kurang atau tidak


memenuhi kebutuhan akan menyebabkan
02 tubuh menggunakan cadangan zat gizi yang
ada didalam tubuhnya

Kebutuhan energi & protein kurang 03

Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu.


Pendidikan dan pengetahuan ibu yang baik
04 akan tahu tentang cara pengasuhan anak
yang baik.

09
PENCEGAHAN
KWASHIORKOR
1 Mengendalikan penyakit infeksi terutama pada
diare.

Deteksi dini dan manajemen KEP awal/ringan.


2
Seperti monitoring tumbuh kembang dan status

gizi balita dengan tolak ukur KMS.

3 Memelihara status gizi anak. Hal ini dapat


dilakukan dengan :

Dalam usia kandungan. Yaitu, ibu

memperhatikan pola asupan agar gizinya

tetap baik.

Pemberian ASI ekslusif mulai dari usia 0-6

bulan.

Memperpanjang masa menyusui hingga dua

tahun.

10
PENGOBATAN
KWASHIORKOR
Pengobatan kwashiorkor akan disesuaikan
dengan keparahan kondisi pasien. Jika
kwashiorkor terdeteksi lebih awal dan belum
parah, dokter akan memberikan formula
khusus atau ready-to-use therapeutic food
(RUTF). Formula khusus ini terbuat dari
campuran susu, gula, minyak, kacang,
vitamin, dan mineral.

Selain tindakan di atas, dokter juga dapat


memberikan RUTF secara perlahan dan
bertahap. Apabila pasien sulit makan, dokter
akan memberikan makanan khusus tersebut
menggunakan selang makan yang
dipasang di hidung atau mulut.

Pada pasien kwashiorkor yang parah atau


disertai infeksi, dokter akan menyarankan
rawat inap di rumah sakit.

11
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia KK. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Final
Date
RI. 2013. Decision
Ramos-E-Silva M, Tanus FH, Cestari TF. Cutaneous

manifestation of internal diseases in infants and

children. Clinics in dermatology. 2002 Jan

1;20(1):51-66.

Tierney EP, Sage RJ, Scwayder T. Kwashiorkor from

a severe dietary restriction in an 8-month infant in

suburban Detroit

Michigan: case report and review of the literature.

International

journal of dermatology. 2010 May 1;49(5):500-6.


Final
Date Decision

You might also like