Professional Documents
Culture Documents
Laporan Hasil Pengabdian
Laporan Hasil Pengabdian
TIM PENGABDIAN:
1
2
DAFTAR ISI
A. Simpulan ....................................................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................................................. 19
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 22
3
BIMBINGAN TEKNIS PEMBUATAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN
HIGH ORDER THINKING SKILL (HOTS) BERBASIS KURIKULUM 2013
BAGI GURU-GURU DI SDN PASAR LAMA 3 BANJARMASIN
I. IDENTITAS
a. Identitas Ketua Pengusul
1. NIP : 198911262018032001
2. Nama Pelaksana : Tika Puspita Widya Rini, M.Pd
3. Pangkat dan Jabatan : Penata Muda TK 1/ III B
4. Email pengusul : tikapuspita24@gmail.com
5. Isian ID Sinta :
6. Anggota Pelaksana
a) NIP : 199212132018032001
b) Nama Pelaksana : Dessy Dwitalia Sari, M.Pd
c) Pangkat dan Jabatan : Penata Muda TK 1/ III B
d) Email Pengusul : dwitalia13@gmail.com
b. Identitas Usulan
1. Judul Pengabdian kepada Masyarakat
“Bimbingan Teknis Pembuatan Instrumen Penilaian Pembelajaran High
Order Thinking Skill (HOTS) Berbasis Kurikulum 2013 Bagi Guru-Guru
di SDN Pasar Lama 3 Banjarmasin”
2. Tahun usulan dan lama pengabdian kepada masyarakat : 2019/ 3 bulan
3. Biaya yang diusulkan di tahun berjalan: Rp. 4.000.000
4. Target capaian luaran pengabdian kepada masyarakat
a) Instrumen Penilaian Berupa Soal Pembelajaran Berbasis HOTS
b) Jurnal PPM
c. Lembaga Pengusul
1. Nama unit lembaga pengusul :Universitas Lambung Mangkurat
2. Nama dan NIP pimpinan : Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc
NIP. 196603311991021001
4
RINGKASAN
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Seiring dengan dikeluarkannya Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan “Kompetensi guru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi”. Bahwa guru yang profesional itu memiliki empat kompetensi atau standar
kemampuan yang meliputi kompetensi Kepribadian, Pedagogik, Profesional, dan
Sosial. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru untuk meningkatkan kualitas
pendidikan adalah kompetensi paedagogik.
Kompetensi Pedagogik menurut Susilowati (2008: 84-85), adalah kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa Kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Menurut Sardiman
(2004:165) seorang pendidik harus mempunyai kemampuan pemahaman terhadap
peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan.
Mulai tahun 2013/2014 diberlakukan adanya perubahan kurikulum dari
kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi Kurikulum 2013
atau biasa disingkat dengan K-13. Menurut Kemendikbud (2015:1) Kurikulum 2013
merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang menekankan pembelajaran berbasis
aktivitas. Hal ini berimplikasi bahwa penilaian merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk memeroleh data dan informasi tentang proses
dan hasil belajar peserta didik. Penilaian juga digunakan untuk mengumpulkan data
dan informasi tentang kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga
dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses
pembelajaran .
6
Pengambilan keputusan dan perbaikan dalam proses pembelajaran menuntut
agar pendidik khususnya guru untuk memiliki dan menguasai berbagai kompetensi
yang ada. Kompetensi guru merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap
guru dalam menguasai berbagai hal dalam pembelajaran yang berdampak pada
perbaikan kualitas pendidikan. Adapun komptensi yang harus dimiliki oleh setiap
pendidik adalah kompetensi paedagogik, kompetensi sosial, kompetensi personal, dan
kompetensi profesional. Dengan demikian, kompetensi yang telah dimiliki oleh setiap
guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan
diwujudkan dalam bentuk penguasaan keterampilan, pengetahuan maupun sikap
profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai guru. Salah satu cara
meningkatkan kompetensi profesional guru dengan diadakannya suatu seminar atau
pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan baik dalam satu sekolah, satu gugus, maupun
dalam skala yang lebih besar.
7
Teknis Pembuatan Instrumen Penilaian Pembelajaran High Order Thinking Skill
(HOTS) Berbasis Kurikulum 2013 Bagi Guru-Guru di SDN Pasar Lama 3
Banjarmasin.
C. Batasan Masalah
8
b. Manfaat
9
BAB II
METODE KEGIATAN
B. Khalayak Sasaran
Khalayak yang dijadikan sasaran pada kegiatan pengabdian masyarakat ini
adalah guru-guru SD Negeri Pasar Lama 3 Banjarmasin. Pelatihan pembuatan
perangkat pembelajaran ini meliputi: “ Pembuatan Instrumen Penilaian Pembelajaran
yakni Pembuatan Kisi-kisi Soal, Soal HOTS (High Order Thinking Skill), dan Rubrik
Penskoran pada Ranah Kognitif pada Taksonomi Bloom Revisi Terbaru yang
mengacu C4 – C6 Berbasis Kurikulum 2013” Pada Guru SD Negeri Pasar Lama 3
Banjarmasin.
10
C. Model dan Metode Kegiatan
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang telah
dirumuskan yaitu metode ceramah, diskusi, dan pelatihan yang dilaksanakan dalam
bentuk pelatihan dan seminar. Gabungan dari berbagai metode ini diharapkan guru-
guru SD Mampu meningkatkan kemampuan paedagogik dalam: “Pembuatan
Instrumen Penilaian Pembelajaran yakni Pembuatan Kisi-kisi Soal, Butir Pertanyaan,
dan Butir Penskoran pada Ranah Kognitif pada Taksonomi Bloom Revisi Terbaru
yang mengacu C4 – C6 Berbasis Kurikulum 2013” Pada Guru SD Negeri Pasar Lama
3 Banjarmasin.
D. Target Luaran
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini antara lain untuk:
1. Guru-guru Sekolah Dasar memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang
Instrumen penilaian pembelajaran high order thinking skill Berbasis Kurikulum
2013 dalam melaksanakan evaluasi di kelas.
2. Guru-guru Sekolah Dasar memiliki keterampilan dalam pembuatan soal-soal
bersifat high order thinking skill (HOTS) sesuai dengan kurikulum 2013.
Diharapkan melalui luaran yang ada pada program ini mampu meningkatkan
mutu pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam kelas dan meningkatan
pengetahuan dan pemahaman kepala sekolah yang akan dilakukan oleh tim PKM.
11
E. Rancangan dan Evaluasi
Evaluasi kegiatan ini dilakukan terhadap proses dan produk. Evaluasi proses
berkaiatan dengan partisispasi guru-guru SD dalam diskusi, semangat, dan kerja sama.
Kegiatan proses ini dilakukan selama kegiatan berlangsung. Evaluasi produk
dilakukan terhadap kemampuan guru dalam menyusun instrument Penilaian
Pembelajaran Pembuatan Kisi-kisi Soal pada Ranah Kognitif HOTS (high order
thinking skill) pada Taksonomi Bloom Revisi Terbaru yang mengacu C4 – C6
Berbasis Kurikulum 2013. Untuk mengetahui tercapai tidaknya materi pelatihan yang
disajikan dilakukan juga evaluasi tertulis, jika peserta pelatihan telah menguasai 75%
dari materi yang disajikan, maka mereka dianggap berhasil. Jika ternyata hasilnya
kurang dari 75% maka akan diperjelas lagi pada sub-sub pokok bahasan yang
dianggap belum dipahami.
12
BAB III
PELAKSANAAN
A. Kegiatan Pelaksanaan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat berupa bimbingan teknis yang dilaksanakan
dengan acara tatap muka dan praktek penyusunan kisi-kisi soal, penulisan butir soal,
hingga pemberian keputusan terhadap rubrik penskoran soal HOTS (high order
thinking skill) sesuai dengan kurikulum 2013 berjalan dengan baik dan lancar.
Pertemuan tatap muka dengan metode ceramah dan demonstrasi, dilanjutkan
latihan/praktek dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal, penulisan butir soal, dan
pembuatan rubrik penskoran soal HOTS (high order thinking skill) sesuai dengan
kurikulum 2013. Kegiatan ini dilaksanakan sehari yaitu pada hari Rabu tanggal 27
November 2019 dari pukul 08.00-12.00 WITA. Peserta kegiatan berjumlah 24 orang
guru-guru SD Negeri Pasar Lama 3 Banjarmasin yang terdiri dari guru kelas, dan guru
bidang studi. Lokasi penyelenggaraan pelatihan di Ruang Guru SD Negeri Pasar
Lama 3 Banjarmasin.
B. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal
pada tabel dibawah ini:
Waktu Pengabdian : September – Desember 2019
Pelaksanaan : 27 November 2019
Tempat Pengabdian : Ruang Guru SD Negeri Pasar Lama 3 Banjarmasin
Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Waktu ( Bulan)
Oktober November Desember Pelaksana
1 Survey Pendahuluan Tim Pengabdi
2 Penjajagan lokasi sebelum Tim Pengabdi
kegiatan
3 Koordinasi dengan pihak Tim Pengabdi
sekolah
4 Penyusunan Materi Tim Pengabdi
5 Bimbingan Teknis dan Tim Pengabdi
Implementasi
6 Laporan Tim Pengabdi
13
C. Materi Kegiatan
Adapun materi kegiatan bimbingan teknis pembuatan instrumen penilaian
bersifat HOTS (high order thinking skill) sesuai dengan kurikulum 2013 adalah
sebagai berikut:
No Materi Pelatihan Pemateri
1 Pengertian Evaluasi, Penilaian, dan
Dessy Dwitalia Sari, M.Pd.
Pengukuran
2 Penilaian Autentik Kurikulum 2013 Dessy Dwitalia Sari, M.Pd.
3 Assasmen HOTS (High order thinking
Tika Puspita Widya Rini, M.Pd.
skill) pada Kurikulum 2013
4 Teknik Penyusunan Instrumen
Penilaian HOTS (High order thinking Tika Puspita Widya Rini, M.Pd.
skill) pada Kurikulum 2013
D. Anggaran
Anggaran dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah sebagai berikut:
Harga
No Jenis Pengeluaran Jumlah Satuan Total
Satuan
1 ATK
Kertas HVS 1 rims Rp 48,000 Rp 48,000
Materai 6000 4 eks Rp 8,500 Rp 34,000
Akses internet 22 giga Rp 3,000 Rp 66,000
Jumlah Rp 148,000
2 Publikasi jurnal PPM 1 keg Rp 800,000 Rp 800,000
3 Penggandaan Proposal
Pencetakan proposal
pengabdian (5 Eks x 50) 250 lembar Rp 500 Rp 125,000
Penjilidan Poposal 5 eks Rp 5,000 Rp 25,000
Jumlah Rp 150,000
4 Penggandaan laporan pengandaan
Pencetakan laporan
pengabdian (5 eks x 90
lembar) 450 lembar Rp 500 Rp 225,000
Penjilidan laporan
pengabdian 5 eks Rp 5,000 Rp 25,000
Jumlah Rp 250,000
5 Biaya perjalanan
Konsumsi narasumber
pengabdian 4 OH Rp 38,000 Rp 152,000
14
Transportasi pelaksanaan
pengabdian ( 2 hari x PP) 4 OH Rp 200,000 Rp 800,000
Jumlah Rp 952,000
6 Penunjang
Cetak Banner 1 set Rp 150,000 Rp 150,000
E. Manfaat
Manfaat dari kegiatan bimbingan teknis ini adalah : 1) para guru mendapatkan
pengetahuan mengenai tugas guru dalam hal mengevaluasi pembelajaran; 2) para
guru mendapatkan pengetahuan mengenai penilaian autentik dan assasment berbasis
HOTS (high order thinking skill) sesuai dengan kurikulum 2013; dan 3) para guru
mendapatkan keterampilan bagaimana cara menyusun kisi-kisi soal, membuat butir-
butir soal, dan membuat rubrik penskoran soal HOTS (high order thinking skill) c4-
c6 sesuai dengan kurikulum 2013.
15
BAB IV
A. Hasil Kegiatan
16
yang digunakan dalam HOTS (high order thinking skill), teknik penyusunan soal
berbasis HOTS (high order thinking skill) dimulai dari penyusunan kisi-kisi soal,
pembuatan butir soal, hingga penyusunan rubrik penskoran soal HOTS dari taksonomi
Bloom yang telah direvisi.
Tabel Hasil Pretest Pemahaman Soal HOTS (high order thinking skill)
Tes Awal Interpretasi
No Pemerolehan Nilai
(f) (%) Keberhasilan
2 66 – 75 3 12,5% Baik
3 55 – 65 15 62,5% Cukup
Jumlah 24 100%
17
Tabel Hasil Penilaian Sikap Keaktifan Peserta Kegiatan
Dari tabel diatas dapat dilihat bagaimana hasik sikap keaktifan peserta dalam
kegiatan bimbingan teknis yang terdiri dari tiga aspek yang diobservasi yaitu aspek
memperhatikan penjelasan narasumber, mencatat penjelasan narasumber, dan aktif
bertanya/menjawab. Untuk aspek yang pertama diperoleh semua peserta atau 26 orang
(100%) yang memperhatikan penjelasan narasumber. Aspek yang kedua diperoleh 24
orang (92%) yang mencatat penjelasan narasumber dan 2 orang (8%) yang tidak. Dan
untuk aspek yang ketiga diperoleh 14 orang (58) yang aktif bertanya/menjawab dan
10 orang (42%) yang tidak aktif bertanya/menjawab.
Tabel Hasil Penilaian Sikap Kerjasama Antaranggota Kelompok
Dari tabel diatas dapat dilihat bagaimana hasik sikap kerjasama peserta dalam
kelompok pada kegiatan bimbingan teknis yang terdiri dari tiga aspek yang
diobservasi yaitu aspek berusaha memberikan pendapat, terlibat aktif dalam diskusi,
dan menghargai pendapat sejawat. Untuk aspek yang pertama diperoleh 20 orang
(83%) terlihat berusaha memberikan pendapat, dan sebanyak 4 orang (17%) tidak
menunjukkan kriteria tersebut. Aspek yang kedua diperoleh seluruh anggota atau 26
18
orang (100%) terlibat aktif dalam kegiatan diskusi. Dan untuk aspek yang ketiga juga
diperoleh seluruh anggota atau 26 orang (100%) yang terlihat menghargai pendapat
sejawat.
Kegiatan selanjutnya adalah bimbingan teknis dengan tujuan untuk melihat
kemampuan para guru menyusun kisi-kisi soal, pembuatan butir soal, dan penulisan
bobot skor atau rubrik penskoran soal HOTS (high order thinking skill) dari C4-C6.
Kegiatan ini dilakukan secara mandiri dengan hasil laporan individu dengan hasil
penilaian yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Hasil penilaian Penyusunan Soal HOTS (high order thinking skill)
1 (C4) 24 - 100% -
Dari tabel diatas dapat dilihat bagaimana hasik hasil penilaian penyusunan soal
HOTS (high order thinking skill) pada kegiatan bimbingan teknis yang terdiri dari tiga
soal yaitu soal dalam kategori level kognitif 3 dari C4-C6. Untuk soal yang pertama
kategori C4 diperoleh 24 orang (100%) yang menyusun soal dengan benar. Soal yang
kedua kategori C5 diperoleh 16 orang (66,7%) yang menyusun soal dengan benar, dan
sebanyak 8 orang (13,3%) masih belum tepat dalam menyusun soal. Dan untuk soal
yang ketiga dengan kategori C6 diperoleh hanya 8 orang (13,3%%) yang menjawab
soal dengan benar dan sebanyak 16 orang (66,7%) belum dapat menyusun soal
dengan tepat.
Kemudian untuk melihat efektifitas keberhasilan dari kegiatan maka dilakukan
dengan pemberian posttest atau hasil akhir, hal ini dilakukan untuk mengetahui
pemhaman para guru terhadap materi yang telah disampaikan. Soal yang diberikan
kepada para guru berbentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 10 buah
soal yang disusun secra acak mengenai materi evaluasi, penilaian autentik, dan
assassment berbasis HOTS (high order thinking skill). Adapun hasil posttest pada
kegiatan bimbingan teknis sebagai berikut:
19
Tabel Hasil Posttest Pemahaman Soal HOTS (high order thinking skill)
Tabel diatas menunjukkan hasil akhir untuk melihat pemahman guru terhadap
evaluasi pembelajaran, penilaian autentik, dan assasment berbasis HOTS (high order
thinking skill) yang sudah dipaparkan oleh tim pemateri. Dari tabel diatas dapat dilihat
sebanyak 2 orang (8,3%) yang mendapatkan interpretasi keberhasilan baik sekali,
sebanyak 11 orang (45,8%) yang mendapatkan interpretasi keberhasilan baik,
sebanyak 8 orang (33,4%) yang mendapatkan interpretasi keberhasilan cukup, dan
sebanyak 3 orang (12,5%) yang mendapatkan interpretasi keberhasilan kurang
Tabel Hasil Pretest dan Posttest Pemahaman Soal HOTS (high order thinking skill)
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pada pretest terdapat 1 orang
(4,2%) yang memperoleh nilai dengan interpretasi baik sekali, sebanyak 3 orang
(12,5%) yang memperoleh nilai dengan interpretasi baik, sebanyak 15 orang (62,5%)
yang memperoleh nilai dengan interpretasi cukup, dan sebanyak 5 orang (20,8%)
yang memperoleh nilai dengan interpretasi kurang.
20
Sedangkan pada saat posttest terdapat 2 orang (8,3%) yang memperoleh nilai
dengan interpretasi baik sekali, sebanyak 11 orang (45,8%) yang memperoleh nilai
dengan interpretasi baik, sebanyak 8 orang (33,4%) yang memperoleh nilai dengan
interpretasi cukup, dan sebanyak 3 orang (12,5%) yang memperoleh nilai dengan
interpretasi kurang.
Melalui tabel diatas juga dapat dilihat peningkatan antara hasil pretest dan
posttest dalam hal memahami materi bimbingan teknis terkait assassment dan
penyusunan soal HOT (high order thinking), yaitu nilai dengan interpretasi baik sekali
terdapat peningkatan sebanyak 1 orang dengan persentase peningkatan hasil sebesar
4,1%. Nilai dengan interpretasi baik terdapat peningkatan sebanyak 8 orang dengan
persentase peningkatan hasil sebesar 32,3%. Nilai dengan interpretasi cukup terdapat
peningkatan sebanyak 7 orang dengan persentase peningkatan hasil sebesar 29,1%.
Dan nilai dengan interpretasi kurang terdapat peningkatan sebanyak 2 orang dengan
persentase peningkatan hasil sebesar 8,3%.
B. Pembahasan
Berdasarkan perolehan nilai pada tes awal , para peserta bimbingan teknis
yang dianggap memiliki pemahaman tentang evaluasi pembelajaran, penilaian
autentik, dan penyusunan instrumen penilaian berbasis HOTS (high order thinking
skill) dengan interpretasi sangat baik baru mencapai 1 orang atau 4,2%, sebanyak 3
orang (12,5%) yang mendapatkan interpretasi keberhasilan baik, sebanyak 15 orang
(62,5%) yang mendapatkan interpretasi keberhasilan cukup, dan sebanyak 5 orang
(20,8%) yang mendapatkan interpretasi keberhasilan kurang. Tentu saja data tes awal
(pretest) ini menjadi perhatian penting dan menjadi evaluasi kita bersama agar terjadi
perubahan menjadi lebih baik.
Hasil yang diperoleh pada saat tes akhir untuk melihat pemahman guru
terhadap evaluasi pembelajaran, penilaian autentik, dan assasment berbasis HOTS
(high order thinking skill) yang sudah dipaparkan oleh tim pemateri. Dari tabel diatas
dapat dilihat sebanyak 2 orang (8,3%) yang mendapatkan interpretasi keberhasilan
baik sekali, sebanyak 11 orang (45,8%) yang mendapatkan interpretasi keberhasilan
baik, sebanyak 8 orang (33,4%) yang mendapatkan interpretasi keberhasilan cukup,
dan sebanyak 3 orang (12,5%) yang mendapatkan interpretasi keberhasilan kurang.
Kecilnya persentase keberhasilan yang diperoleh para peserta pelatihan pada
saat tes awal disebabkan oleh sebahagian besar peserta belum pernah mengikuti
kegiatan pelatihan ataupun bimbingan teknis yang berkaitan dengan penyusunan
21
instrumen penilaian berbasis HOTS (high order thinking skill). Para guru yang hanya
pernah mengetahui secara eksplisit mengenai HOTS Assassment hanya sekitar 8
orang saja. Pengetahuan tersebut diperoleh guru dari pelaksanaan PKP yang
diselenggarakan oleh pemerintah Kab/Kota. Oleh sebab itu, para peserta sebagian
besar belum memahami esensi dari instrumen penilaian, teknik penyusunan kisi-kisi
soal, pembuatan butir soal, hingga pembuatan rubrik penskoran soal berbasis HOTS
(high order thinking skill) dari C4-C6.
Pada saat proses pelaksanaan bimbingan teknis, diperoleh pula data hasil
observasi tingkat keaktifan para peserta dan sikap kerjasama antaranggota kelompok
peserta bimbingan teknis. Tingkat keaktifan para peserta aspek yang mencapai rerata
paling tinggi adalah memperhatikan penjelasan narasumber yakni (100%) atau seluruh
peserta. Kemudian pada aspek mencatat penjelasan narasumber terdapat 24 orang
(92%) peserta yang diobservasi mencatat penjelasan selama kegiatan berlangsung.
Dan pada aspek bertanya hanya terdapat 10 orang (58%) yang melakukannya. Begitu
pula dari tingkat kerjasama antaranggota kelompok, terlihat aspek yang mendominasi
adalah aspek terlihat aktif dalam diskusi dan menghargai pendapat sejawat
memperoleh 100% atau semua anggota peserta kegiatan terlibat aktif. Pada aspek
memberikan pendapat diperoleh 83% atau sebanyak 20 orang yang terlihat
memberikan pendapat pada saat diskusi kelompok.
Dari hasil tersebut tampak jelas bahwa para peserta antusias akan pelaksanaan
bimbingan teknis terlihat dari dominasi peserta yang memperhatikan dan mencatat
penjelasan meskipun pada kegiatan ini panitia telah menyediakan handout berupa
printout slide powerpoint pemateri. Selain itu, pada saat diskusi dalam kelompok
tampak terlihat sangat semangat semua peserta untuk melaksanakan apa yang
diinstruksikan oleh pemateri meski sebahagian besar terdiri dari guru-guru yang
senior dan akan purnabakti tetapi semangat mereka terhadap keinginan memahami
materi sangat perlu diapresiasi. Para peserta yang sudah senior terlihat tidak canggung
bertanya kepada guru muda bagaimana agar soal-soal tersebut dapat dipecahkan
bersama. Hal lain yang kontras terhadap pelaksanaan kegiatan adalah pada saat sesi
tanya jawab terlihat tidak keseluruhan para peserta bertanya, hal ini dikarenakan yang
bertanya didominasi oleh guru-guru muda dan yang lainnya guru yang sudah akan
purnabakti.
Perbandingan hasil pretest dan posttest pada kegiatan ini, dapat diketahui
bahwa peserta yang memperoleh nilai lebih dari 55 pada tes awal ada 19 orang atau
22
79,2% sedangkan pada tes akhir ada 21 orang atau 87,5%. Dengan kata lain, kegiatan
pengabdian masyarakat dalam bentuk bimbingan teknis dapat dikatakan berhasil
karena nilai peserta pelatihan telah memenuhi target pelatihan, yaitu 80% peserta
memperoleh nilai lebih dari 55.
23
BAB V
A. Simpulan
Hasil pelatihan menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang berupa bimbingan teknis ini berhasil
memberikan pemahaman para guru mengenai evaluasi, penilaian autentik, dan
penilaian HOTS (high order thinking skill) sesuai dengan kurikulum 2013. Bukan
hanya itu saja, para guru juga telah berhasil memiliki keterampilan untuk menyusun
instrumen penilaian HOTS (high order thinking skill), mulai dari membuat kisi-kisi
soal, menyusun butir-butir pertanyaan, hingga membuat rubrik penskoran soal HOTS
(high order thinking skill) yang dimualai dari C4-C6.
2. Berdasarkan penilaian sikap keaktifan, kerjasama, dan tanggung jawab secara
berturut-turut pada Pelatihan Pengembangan Soal HOT (Higher Order Thinking)
sebagai Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru kategori baik dan sangat baik.
Penilaian terhadap penguasaan soal HOT melalui tugas mandiri mengubah soal biasa
menjadi soal HOT maupun pengembangan soal HOT secara berkelompok
menunjukkan hasil yang belum memuaskan, karena sebagian besar guru belum
menguasai dengan baik, sehingga guru perlu belajar lebih giat dan lebih banyak
latihan di rumah maupun dalam forum MGMP. Penilaian terhadap unjuk kerja
menunjukkan hasil sangat baik.
3. Hasil pretest dan posttest dalam pelaksanaan bimbingan teknis ini menunjukkan
bahwa pada saat pretest para guru mendapatkan rerata skor sebesar (60,5), begitu pula
hasil posttest para guru mendapatkan rerata skor sebesar (82) sehingga kenaikan hasil
kedua test tersebut menunjukkan peningkatan.
B. Saran
Berdasarkan hasil kegiatan bimbingan teknis dan memperhatikan masukan dari para
peserta, maka diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten, sebagai bahan pemikiran pentingnya
diadakan pelatihan pengembangan soal HOT secara menyeluruh kepada guru-guru
pada berbagai jenjang pendidikan dan semua mata pelajaran, sehingga guruguru
mengenal, memahami dan dapat mempraktikkannya ketika mengembangkan soal.
24
2. Pengetahuan dan keterampilan dalam penulisan soal HOTS ini penting untuk
dipelajari oleh guru. Oleh karenanya kegiatan seperti ini perlu ditingkatkan dan
difasilitasi, guna peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menullis
instrumen penilaian yang bersifat-HOTS berbasis kurikulum 2013.
3. Bagi guru, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran lainnya hendaknya secara
aktif mempelajari tentang seluk beluk soal HOTS dan cara pengembangannya
sehingga dapat diterapkan pada masing-masing mata pelajaran.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
27
Dokumentasi Pada Saat Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat
28
Dokumentasi Pada Saat Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat
29
Dokumentasi Pada Saat Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat
30