You are on page 1of 7

Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No 2, September 2016 ISSN 1978-3167

Dukungan Sosial Keluarga pada Pasien Hipertensi


Nuniek Nizmah Fajriyah, Abdullah, Annas Jaya Amrullah
Prodi DIII Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Email: nuniek_pkj@yahoo.co.id

Abstrak.Kasus hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian yang cukup tinggi.
Faktor-faktor penyebab hipertensi. Mereka yang menderita hipertensi dapat diselamatkan
bila lebih awal memeriksakan diri dan selanjutnya melakukan upaya untuk
mengendalikannya. Penderita hipertensi perlu melakukan pemeriksaan tekanan darah
rutin sedikitnya sebulan sekali, kemudian berusaha mengurangi asupan garam, lemak dan
melakukan olahraga secara teratur. Untuk mencegah dan mengontrol hipertensi diperlukan
dukungan sosial keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan
sosial keluarga pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni I
Kabupaten Pekalongan pada Juni 2014. Desain Penelitian deskriptif korelatif melalui
pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster
sampling dengan jumlah 30 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner
dengan analisa univariat. Hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh tingkat dukungan
sosial keluarga dalam kategori cukup yaitu 17 responden (56,7%), dalam kategori baik yaitu
10 responden (33,3%), dan dalam kategori kurang yaitu 3 responden (10%). Diperlukan
suatu system atau dukungan sosial keluarga yang memudahkan, memotivasi dan
mendukung gaya hidup sehat dan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan baik.
Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Hipertensi

Social Support Family In Hypertension Patients


Abstract.Kasus hypertension, including diseases with high incidence enough. Factors that cause
hypertension. Those who suffer from hypertension could be saved if an early check-up and
subsequently make efforts to control it. Patients with hypertension need to do regular blood
pressure checks at least once a month, and then try to reduce the intake of salt, fat and exercising
regularly. To prevent and control hypertension needed family support. This study aims to describe
social support for families in hypertensive patients in Puskesmas Kedungwuni I Pekalongan
district in 2014. Design correlative descriptive study through a cross-sectional approach. The
sampling technique in this research is cluster sampling with 30 respondents. Data collection tool
using a questionnaire with univariate analysis. The result showed more than half the level of
social support for families in the category enough that 17 respondents (56.7%), in either category,
namely 10 respondents (33.3%), and in the category of less that 3 respondents (10%). We need
a social support system or family who facilitate, motivate and support a healthy lifestyle and
activities that are promotive and preventive well.
Keywords: Social Support Family, Hypertension

95% tidak diketahui dengan pasti apa


Pendahuluan penyebabnya. Para pakar menemukan
Hipertensi adalah suatu hubungan antara riwayat keluarga
gangguan pada pembuluh darah yang penderita hipertensi (genetik) dengan
mengakibatkan suplai oksigen dan resiko untuk juga menderita penyakit
nutrisi yang dibawa oleh darah ini. Faktor-faktor lain yang dapat
terhambat sampai ke jaringan tubuh dimasukkan dalam daftar penyebab
yang membutuhkannya. Tubuh akan hipertensi adalah lingkungan, kelainan
bereaksi lapar yang mengakibatkan metabolisme intra seluler dan faktor-
jantung harus bekerja lebih keras untuk faktor yang meningkatkan risikonya
memenuhi kebutuhan tersebut seperti obesitas, konsumsi alkohol,
(Sustrani et al 2005, h. 12). Kasus merokok, dan kelainan darah. Pada 5-
hipertensi (essensial) yang terjadi 90- 10% kasus diatas, penyebab
School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No 2, September 2016 ISSN 1978-3167

spesifikasinya sudah diketahui yaitu perbandingan yang tidak jauh berbeda


gangguan hormonal, penyakit jantung, (Berita satu, 8 Januari 2014 h.1).
diabetes, ginjal, penyakit pembuluh Prevalensi hipertensi di Jawa Tengah
darah atau berhubungan dengan pada tahun 2007 mencapai 2,78% dari
kehamilan. Mereka yang mengidap 32.380.279 jiwa dan pada tahun 2008
hipertensi dapat diselamatkan bila lebih mengalami peningkatan yakni 4,28%
awal memeriksakan diri dan dari 32.626.390 jiwa (Dinas Kesehatan
selanjutnya melakukan upaya untuk Jawa Tengah, 2008). Data dari Dinas
mengendalikannya. Setelah Kesehatan Kabupaten Pekalongan
terdiagnosa, penderita hipertensi perlu pada tahun 2012, prevalensi hipertensi
melakukan pemeriksaan tekanan darah di Kabupaten Pekalongan sebesar 8.276
rutin sedikitnya sebulan sekali. jiwa dan prevalensi tertinggi di Wilayah
Kemudian berusaha mengurangi Kerja Puskesmas Kedungwuni I
asupan garam, lemak dan melakukan sebanyak 828 jiwa (Dinkes Kabupaten
olahraga secara teratur beberapa kali Pekalongan, 2012).
dalam seminggu, dan diperlukan Kasus hipertensi (essensial) yang
dukungan sosial keluarga untuk terjadi 90-95% tidak diketahui dengan
mencegah dan mengontrol hipertensi pasti apa penyebabnya. Para pakar
(Sustrani et al 2005, h.9). menemukan hubungan antara riwayat
Prevalensi hipertensi hampir 1 keluarga penderita hipertensi (genetik)
milyar jiwa di dunia. Hipertensi dengan resiko untuk juga menderita
termasuk penyakit dengan angka penyakit ini. Faktor-faktor lain yang
kejadian yang cukup tinggi dan dapat dimasukkan dalam daftar
dikaitkan dengan kematian dari hampir penyebab hipertensi adalah lingkungan,
14 ribu pria di Amerika setiap kelainan metabolisme intra seluler dan
tahunnya. Sedangkan angka kejadian faktor-faktor yang meningkatkan
hipertensi di Indonesia, dari hasil risikonya seperti obesitas, konsumsi
penelitian sporadis di 15 Kabupaten alkohol, merokok, dan kelainan darah.
atau Kota di Indonesia yang dilakukan Pada 5-10% kasus diatas, penyebab
oleh Felly PS, dkk (2011-2012) dari spesifikasinya sudah diketahui yaitu
Badan Litbangkes Kemkes, gangguan hormonal, penyakit jantung,
memberikan fenomena 17,7% kematian diabetes, ginjal, penyakit pembuluh
disebabkan oleh Stroke dan 10,0 % darah atau berhubungan dengan
kematian disebabkan oleh Ischaemic kehamilan. Mereka yang mengidap
Heart Disease. Faktor dari kedua hipertensi dapat diselamatkan bila lebih
penyakit ini adalah hipertensi awal memeriksakan diri dan
(Kompasiana, 22 Mei 2014 h.1). Dari selanjutnya melakukan upaya untuk
tahun 2007 sampai 2013 perbandingan mengendalikannya. Setelah
penderita hipertensi antara yang tinggal terdiagnosa, penderita hipertensi perlu
di daerah perkotaan dan pedesaan melakukan pemeriksaan tekanan darah
cukup tinggi. Warga desa atau kota rutin sedikitnya sebulan sekali.
kecil lebih banyak yang menderita Kemudian berusaha mengurangi
hipertensi dibandingkan yang tinggal di asupan garam, lemak dan melakukan
kota besar. Menurut Riskesdas 2007 olahraga secara teratur beberapa kali
penduduk desa secara umum yang dalam seminggu, dan diperlukan
menderita hipertensi sebesar 32,2%, dukungan sosial keluarga untuk
sedangkan yang di perkotaan 14,1%. mencegah dan mengontrol hipertensi
Untuk data tahun 2013 yang masih (Sustrani et al 2005, h.9).
belum bisa dipublikasikan, memiliki

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No 2, September 2016 ISSN 1978-3167

Dukungan sosial keluarga adalah dengan cara membagi populasi sebagai


sebagai suatu proses hubungan antara cluster-cluster kecil, kemudian
keluarga dengan lingkungan sosial. Efek pengamatan dilakukan pada sample
dari dukungan sosial terhadap cluster yang dipilih secara random
kesehatan dan kesejahteraan berfungsi (Supardi 2013 h. 70). Notoatmodjo
bersamaan. Secara lebih spesifik, (2005, h. 87) mengatakan bahwa cluster
keberadaan dukungan sosial yang sampling merupakan teknik
adekuat terbukti berhubungan dengan pengambilan sampel bukan terdiri dari
menurunnya mortalitas, lebih mudah unit individu, tetapi terdiri dari
sembuh dari sakit, fungsi kognitif,fisik kelompok atau gugusan.
dan kesehatan emosi. Selain itu, Untuk menentukan besarnya
pengaruh positif dari dukungan sosial sampel dengan cara Cluster random
keluarga adalah pada penyesuaian sampling menurut pendapat
terhadap kejadian dalam kehidupan Notoatmodjo (2005, h. 87) adalah
yang penuh dengan stress. Dalam sebagai berikut:
semua tahap, dukungan sosial keluarga
menjadikan keluarga mampu berfungsi Jumlah sampel 20 / 100 x 8 = 1,6
dengan berbagai kepandaian dan akal,
sehingga akan meningkatkan kesehatan Sehingga pengambilan sampel secara
dan adaptasi mereka dalam kehidupan gugus adalah dengan mengambil 2 (dua)
(Setiadi 2008, hh. 21-23). desa secara random yaitu dengan
Dari latar belakang diatas, mengundi dari 8 desa yang ada di
peneliti tertarik untuk meneliti Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni
Gambaran dukungan sosial keluarga I Kabupaten Pekalongan tersebut yang
pada pasien hipertensi di wilayah Kerja akan menjadi sampel dalam penelitian
Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten ini. Desa tersebut adalah Tosaran dan
Pekalongan. Kwayangan, dengan jumlah sebanyak
30 jiwa yang menjadi responden
Metode penelitian.
Desain penelitian ini
menggunakan descriptive cross-sectional Instrumen Penelitian
study yaitu penelitian yang dilakukan Alat ukur yang digunakan
secara cross-sectional (satu titik waktu dalam penelitian ini adalah dengan
tertentu) pada populasi atau penelitian menggunakan kuesioner, yaitu daftar
pada sampel yang merupakan bagian yang berisi rangkaian pertanyaan
dari populasi (Swarjana 2013, h. 51). mengenai sesuatu hal untuk
Untuk mengetahui gambaran dukungan mendapatkan informasi penting dari
sosial keluarga pada pasien hipertensi di responden dan merupakan alat bantu
Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni untuk pengumpulan data dengan
I Kabupaten Pekalongan. wawancara atau angket (Supardi 2013,
Populasi dalam penelitian ini h. 99). Pengumpulan data dalam
adalah semua pasien hipertensi yang penelitian ini berupa pertanyaan
berada di Wilayah Kerja Puskesmas mengenai dukungan sosial keluarga
Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan dengan skala ordinal yaitu dengan
periode tahun 2013 yang berjumlah 343 rincian skor 4 jika jawaban selalu (SL),
jiwa. Teknik pengambilan sampel yang skor 3 jika jawaban sering (SR), skor 2
digunakan dalam penelitian ini adalah jika jawaban pernah (PR) dan skor 1
cluster sampling (kelompok). Cluster untuk jawaban tidak pernah. Alat ukur
sampling adalah cara pengambilan ini sudah baku sehingga tidak

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No 2, September 2016 ISSN 1978-3167

memerlukan uji validitas dan Minimal Maksimal Mean


Jenis
realibilitas. Sehingga alat ukur yang No Umur Frekuensi
Kelamin
Dukungan
digunakan dapat dipertanggung sosial 45 88 64,43
jawabkan. 1 Laki-laki
keluarga 48-70 14

Analisis 2 Perempuan 45-65 16


Analisis data dalam penelitian Jumlah 30
ini dilakukan untuk mengetahui
gambaran dukungan sosial keluarga dan untuk perempuan sebanyak 16
pada pasien hipertensi dengan dengan umur 45-65.
menggunakan analisa univariat. Analisa
univariat atau analisis satu variabel 3. Gambaran dukungan sosial keluarga
dapat disajikan dalam bentuk distribusi pada pasien hipertensi di Wilayah
frekuensi, ukuran penyebaran dan nilai Kerja Puskesmas Kedungwuni I
rata-rata. Analisa univariat dalam Kabupaten Pekalongan.
penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran dukungan sosial keluarga
pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Hasil penelitian gambaran
Puskesmas Kedungwuni I Kabupaten dukungan sosial keluarga pada pasien
Pekalongan. hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Hasil Dukungan
1. Analisa dukungan sosial keluarga No sosial Frekuensi Persentase
pada pasien hipertensi di Wilayah keluarga
Kerja Puskesmas Kedungwuni I 1 Baik 10 33,3%
Kabupaten Pekalongan. 2 Cukup 17 56,7%
Table 1 Analisa Dukungan Sosial 3 Kurang 3 10%
Keluarga
Jumlah 30 100%
Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan
Tabel 1. menunjukkan skor tertinggi berdasarkan tabel 5.1 didapatkan
dukungan sosial keluarga pada pasien sebagian besar dukungan sosial
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas keluarga dalam kategori cukup yaitu
Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan sebesar 56,7% dan dalam kategori baik
adalah 88 dan skor terendah 45. sebesar 33,3%. Sedangkan sebagian
kecil dukungan sosial keluarga dalam
2. Demografi pasien hipertensi di kategori kurang sebesar 10%.
Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungwuni I Kabupaten Pembahasan
Pekalongan. Friedman (dikutip dalam Setiadi
Trabel 2. Demografi pasien 2008, h.21) mendefinisikan dukungan
hipertensi sosial keluarga adalah sebagai suatu
proses hubungan antara keluarga
Tabel 2.menunjukkan pasien hipertensi dengan lingkungan sosial. Menurut
di Wilayah Kerja Puskesmas Ritter (dikutip dalam Kurniawati &
Kedungwuni I Kabupaten Pekalongan Nursalam 2007, h.28) dukungan sosial
berdasarkan jenis kelamin laki-laki keluarga sebagai satu diantara fungsi
sebanyak 14 jiwa dengan umur 48-70, pertalian atau ikatan sosial yang segi
fungsionalnya mencakup dukungan

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No 2, September 2016 ISSN 1978-3167

emosional, mendorong adanya disimpulkan bahwa dukungan sosial


ungkapan perasaan, memberi nasihat yang didapatkan pasien hipertensi di
atau informasi dan pemberian bantuan wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni I
material. Gottlieb (dikutp dalam Kabupaten Pekalongan belum
Kurniawati & Nursalam 2007, h.28) maksimal.
juga mengatakan bahwa dukungan Dukungan sosial keluarga
sosial keluarga terdiri atas informasi dipengaruhi oleh beragam faktor,
atau nasihat verbal dan nonverbal, dengan demikian solusi untuk masalah
bantuan nyata atau tindakan yang kesehatan juga harus dari berbagai
diberikan oleh keakraban sosial atau aspek. Pengetahuan dan kesadaran
didapat karena kehadiran mereka dan tentang faktor-faktor kesehatan,
mempunyai manfaat emosional atau penyakit, kesejahteraan dan faktor-
efek perilaku bagi pihak penerima. faktor risiko dikalangan populasi target
Dukungan sosial keluarga sangat belum cukup untuk meningkatkan
diperlukan oleh setiap individu di dalam kesehatan komunitas secara signifikan.
setiap siklus kehidupannya. Dukungan Harus ada suatu sistem atau dukungan
sosial akan semakin dibutuhkan pada sosial keluarga yang memudahkan,
saat seseorang sedang menghadapi memotivasi dan mendukung gaya hidup
masalah atau sakit, peran anggota sehat dan kegiatan yang bersifat
keluarga sangat diperlukan untuk promotif dan preventif dengan baik.
menjalani masa-masa sulit dengan Pencegahan primer meliputi
cepat (Efendi & Makhfudli 2009, h. peningkatan kesehatan dan promosi
181). penyebab dari penyakit khususnya
Dukungan sosial keluarga dapat hipertensi sehingga seseorang
berlangsung secara alamiah didalam mempunyai pengetahuan, kesadaran
jejaring bantuan keluarga kawan dan kemampuan untuk mencegah
tetangga, teman sebaya atau didalam penyakit. Menurut Harnilawati (2013,
kelompok dan organisasi yang secara h. 40) mengatakan ada 2 tingkatan
spesifik diciptakan atau direncanakan pencegahan terhadap kesehatan yaitu :
untuk mencapai tujuan. Dukungan 1) Pencegahan primer, yang meliputi
sosial merujuk kepada tindakan yang peningkatan kesehatan dan tindakan
orang lain lakukan ketika mereka preventif khusus yang dirancang untuk
menyampaikan bantuan, orang yang mencegah orang bebas dari penyakit
memiliki akses kepada sumber dan cedera. 2)Pencegahan sekunder,
dukungan sosial berada dalam yang terdiri dari deteksi dini, diagnosis
kesehatan fisik dan mental yang lebih dan pengobatan. 3)Pencegahan tersier,
baik dan dapat lebih baik yang mencakup tahap penyembuhan
menyesuaikan diri dengan menghadapi dan rehabilitasi, dirancang untuk
perubahan kehidupan. (Robert & meminimalkan klien dan
Greene 2009, hh. 104-105). memaksimalkan tingkat fungsinya.
Hasil penelitian gambaran Dari hasil penelitian ini dapat
dukungan sosial keluarga pada pasien menambah pemahaman tentang
hipertensi didapatkan sebagian besar pentingnya dukungan sosial keluarga
dukungan sosial keluarga dalam pada pasien hipertensi sehingga pasien
kategori cukup yaitu sebesar 56,7%, hipertensi mempunyai kesadaran untuk
dalam kategori baik sebesar 33,3% dan mengontrol dan mengobati penyakit
sebagian kecil dukungan sosial keluarga hipertensi. Bagi keluarga dapat
dalam kategori kurang sebesar 10%. meningkatkan dukungan kepada pasien
Hasil penelitian tersebut dapat hipertensi secara maksimal sehingga

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No 2, September 2016 ISSN 1978-3167

kebutuhan pasien hipertensi dapat Perlunya penelitian dalam


terpenuhi. lingkup yang lebih luas sehingga
hasil penelitian dapat
Simpulan digeneralisasikan dengan
1. Hasil analisis dukungan sosial melibatkan faktor-faktor yang
keluarga pada pasien hipertensi di mungkin mempengaruhi dukungan
Wilayah Kerja Puskesmas sosial keluarga yang berguna untuk
Kedungwuni I Kabupaten peneliti selanjutnya.
Pekalongan untuk skor tertinggi
adalah 88 dan skor terendah 45. Daftar Pustaka
2. Demografi pasien hipertensi di Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur
Wilayah Kerja Puskesmas Penelitian Suatu Pendekatan
Kedungwuni I Kabupaten Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Pekalongan berdasarkan jenis Beritasatu.com, 2014, 25% Orang
kelamin laki-laki sebanyak 14 jiwa Dewasa di Indonesia menderita
dengan umur 48-70, dan untuk Hipertensi, Jakarta, diakses 16
perempuan sebanyak 16 dengan Januari 2015,
umur 45-65. <http://www.beritasatu.com/kesra
3. Hasil penelitian gambaran /159463-25-orang-dewasa-di-
dukungan sosial keluarga pada indonesia-menderita-
pasien hipertensi di Wilayah Kerja hipertensi.html>.
Puskesmas Kedungwuni I Efendi & Makhfudli, 2009,
Kabupaten Pekalongan lebih dari Keperawatan Kesehatan
separuh dukungan sosial keluarga Komunitas Teori dan Praktik
dalam kategori cukup yaitu sebesar dalam Keperawatan, Salemba
56,7% dan dalam kategori baik medika, Jakarta.
sebesar 33,3%. Sedangkan sebagian Harnilawati, 2013, Konsep dan Proses
kecil dukungan sosial keluarga Keperawatan Keluarga, Pustaka
dalam kategori kurang sebesar 10%. As Salam, Sulawesi Selatan.
Houn, HG, Keith, DD, John,
Saran MM&IainA, S 2005, Lecture Notes
1. Bagi Institusi Pendidikan : Kardiologi, Erlangga, Jakarta.
Keperawatan. Kurniawati & Nursalam 2007, Asuhan
Hasil penelitian ini keperawatan pada pasien terinfeksi
diharapkan dapat menambah HIV/AIDS Ed. Pertama, Salemba
wawasan dan pustaka mengenai Medika, Jakarta.
dukungan sosial keluarga pada Kompasiana, 2014, Hipertensi The silent
pasien hipertensi. Killer of Death, Jakarta, diakses
2. Bagi Komunitas 16
Diharapkan tenaga Januari2015,<http://kesehatan.kom
kesehatan lebih memberikan pasiana.com/medis/2014/05/22/hipe
promosi kesehatan yang salah rtensi-the-silent-killer-of-death-
satunya dengan kunjungan dan 654205.html>
penyuluhan ke masyarakat tentang Muttaqin, Arif 2009, Pengantar Asuhan
penyakit hipertensi dan pentingnya Keperawatan Klien dengan
dukungan sosial keluarga bagi Gangguan Sistem Kardiovaskuler,
pasien hipertensi. Salemba Medika, Jakarta Selatan.
3. Bagi Peneliti Lain

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX, No 2, September 2016 ISSN 1978-3167

Mary, Baradero, 2008, Klien gangguan


kardiovaskular Seri asuhan
keperawatan, EGC, Jakarta.
Nursalam 2008, Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu
keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.
Julianti, Elisa, Nurjanah, Nunung, &
Soetrisno, Uken, 2005, Bebas
hipertensi dengan terapi jus, Puspa
Swara, Jakarta
Robert & Greene, 2009, Buku pintar
pekerja sosial, Gunung Mulia, Jakarta.
Sustrani, Lanny, Alam, Syamsir, &
Hadibroto, Iwan 2005, Hipertensi,
Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Setiadi, 2008, Konsep dan Proses
Keperawatan Keluarga, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Setyani, Dwi, 2013, Hubungan
Dukungan Sosial Keluarga Dengan
Tingkat Kecemasan Pada Klien
Tuberculosis Paru Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kedungwuni I
Kabupaten Pekalongan, diakses 16
Januari 2014,
<http://www.eskripsi.stikesmuhpk
j.ac.id/eskripsi/index.php?p=show
_detail&id=479>.
Supardi, 2013, Aplikasi Statistika dalam
Penelitian, Smart, Jakarta.
Prabowo, Anis 2005, Hubungan Stres
dan Kejadian Hipertensi Pada
Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
DR. OEN Surakarta, diakses 10
Oktober 2013, <http://e-
journal.respati.ac.id/sites/default/fi
les/2012-VI-
18TeknologiInformasi/Jurnal
AmirRusdi Qohirin.docx>.
Wasis, 2008, Pedoman Riset Praktis
untuk Profesi Perawat,
EGC, Jakarta.

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan

You might also like