You are on page 1of 15

MAKALAH

HUKUM DAN PERUNDANGAN KESEHATAN


“ Jenis hak asasi manusia dan konsep dasar jenis hak kesehatan”
Dosen Pengampu : Nurhayati, S. SiT., M.Si.

Disusun Oleh :

Juliani (0801223247)
Rifa Safira (0801223155)

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya
kepada Penulis, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam selalu
tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan para sahabat dari dulu,
sekarang hingga ahir zaman.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu
Nurhayati,S.Si.T., M.Si. yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul "Hukum Kesehatan" karena
telah menyelesaikan makalah yang merupakan tugas dan kewajiban kami sebagai mahasiswa.
Dalam makalah ini Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati mohon kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT. penulis berserah diri. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan member manfaat bagi semua. Amin, Ya Rabal 'Alamiin.

Medan,01 September 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar isi ............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 2
A. Pengertian Konsep Hak Asasi Manusia ................................................................ 2
B. Jenis Hak Asasi Manusia...................................................................................... 2
C. Konsep Dasar Hak Kesehatan .............................................................................. 6
D. Jenis Hak Kesehatan ............................................................................................ 8

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hak atas kesehatan merupakan bagian dari hak asasi manusia. Kesehatan berkaitan
erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Ketersediaan layanan kesehatan dan obat-
obatan, lingkungan yang bersih dan sehat, serta hal-hal lain terkait dengan kesehatan
adalah faktor yang vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Tanpa hal tersebut,
manusia mungkin sulit untuk hidup secara bermartabat, bahkan kesehatan yang buruk
dapat memperpendek usia harapan hidup seseorang. Oleh karena itu, kesehatan harus
diperoleh oleh setiap orang.
Indonesia menjamin pemenuhan hak atas kesehatan melalui Undang- Undang No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Kehadiran Undang-Undang ini sendiri merupakan bagian
dari komitmen Indonesia dalam menjamin kesehatan masyarakatnya dengan menyediakan
layanan kesehatan yang kompeten dan berasaskan non-diskriminasi, walaupun dalam
praktiknya pemenuhan hak atas kesehatan tidak luput dari pelanggaran.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian konsep hak asasi manusian?
2. Bagaimana jenis hak asasi manusia?
3. Apa pengertian hak kesehatan?
4. Bagaimana jenis hak kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hak asasi manusia.
2. Untuk mengetahui jenis hak asasi manusia.
3. Untuk mengetahui pengertian hak kesehetan.
4. Untuk mengetahui jenis hak kesehatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Hak Asasi Manusia
Konsep Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk tuhan yang maha esa dan merupakan anugerah nya
yang wajib di hormati, di junjung, tinggi dan di lindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia .
Konsep HAM sangat terkait dengan pemikiran politis dan filosofis. “ Robert Alexy”,
menyatakan bahwa gagasan mengenai HAM terkait dengan lima hal, yaitu: universal,
fundamental, abstrak, hak moral, dan keutamaannya terhadap semua bentuk hak. Kelima
hal itu bersifat substansial dan menjadi justifikasi HAM. Teorisasi mengenai kebenaran
norma moral pada umumnya dapat diklasifikasi berdasarkan perbedaan paham yang
mengakar pada bentuk radikal yang bersifat emotif, decisionism, subjektivisme,
relativisme, naturalisme, dan dekonstruktivisme.
Mengingat eksistensi HAM sedemkian absolut kemelekatanya pada diri individu
manusia, dan bersifat universal, sehingga tidak dapat dipisahlepaskan dari hakikat dan
keberadaan manusia itu sendiri, maka menurut Paul Sieghart, "Sangat diharamkan
adanya diskriminasi dalam bentuk apa pun (race, colour, sex, language, religion, political
order opinion, national or social origin, property, birth, or other status). Namun
demikian, apabila negara dalam keadaan darurat, pembatasan terhadap HAM, menurut
ketentuan HAM di atas untuk sementara waktu diperkenankan, yaitu dalam keadaan
perang atau dalam keadaan darurat umum (public emergency) yang mengancam
keselamatan negara. Demikian pula mengenai tindakan yang akan diberlakukan untuk
membatasi HAM, harus dibatasi sejauh hal itu memang benar-benar diperlukan karena
gawatnya keadaan. Namun demikian, terdapat beberapa hak yang tidak dapat dibatasi dan
dikurangi, misalnya the rights of life, the freedom from torture and other illtreatment, the
freedom from slavery and servitude, and the imposition of retroactive penal laws. 1
B. Jenis Hak Asasi Manusia
1. Human Rights
HAM adalah hak-hak yang diakui secara universal sebagai hak-hak yang melekat
pada manusia karena hakikat dan kodrat kelahirannya sebagai manusia. Dinyatakan
'universal' karena hak-hak ini merupakan bagian dari eksistensi kemanusiaan setiap

1
Widiada Gunakaya, Hukum asasi manusia, (yogyakarta: CV Andi Offset, 2019), h. 34-38.
2
orang, tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin, usia, etnis dan budaya, agama atau
keyakinan spiritualitasnya. Hak tersebut 'melekat pada kodrat kelahirannya sebagai
manusia dan bukan berasal dari pemberian suatu organisasi kekuasaan manapun.
Selain unsur "universal" dan "melekat" pada manusia, dalam istilah hak asasi
manusia, terkandung pula lima prinsip dasar yang menjadi acuan dalam menegakkan
nilai-nilai hak asasi manusia, yaitu:
a. Equality (kesetaraan), adalah ekspresi dari konsep untuk menghormati manusia
sebagai umat yang merdeka dan sederajat dalam harkat dan martabatnya.
b. Non-discrimination (non diskriminasi) menunjukkan bahwa tidak seorangpun dapat
ditiadakan eksistensinya karena latar belakang ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa,
agama, keyakinan politik atau ideologi, dan kebangsaan atau kewarganegaraan.
c. Indivisibility (tak terbagi), hak asasi manusia adalah menyatu, tidak dapat dipisah-
pisahkan termasuk di dalamnya adalah hak sipil-politik, hak ekonomi, sosial budaya,
dan hak-hak kolektif.
d. Interdependence (saling bergantung). menunjukkan bahwa pemenuhan suatu hak
asasi manusia bergantung pada pemenuhan hak lainnya, baik sebahagian maupun
seluruhnya.
e. Responsibility (tanggungjawab), menegaskan setiap negara, individu, dan entitas lain
(korporasi, organisasi-organisasi nonpemerintah dan lainnya) wajib
bertanggungjawab dalam perlindungan dan pemenuhan hak asasi manusia."
2. Fundamental rights
Instrumen HAM internasional menggunakan terminologi HAM (human rights),
kebebasan (freedoms), HAM fundamental (fundamental human rights), dan kebebasan
fundamental (fundamental freedoms) secara bergantian. Dengan demikian, praktis
istilah-istilah tersebut memiliki makna yang sama, sekalipun dalam kajian akademis
beberapa istilah tersebut mempunyai arti yang spesifik. Hak-hak fundamental dipandang
sebagai kategori khusus dari HAM yang terdiri atas hak-hak paling mendasar yang di
jamin bagi setiap orang, pada waktu dan keadaan apapun. Selain istilah fundamental,
dipergunakan pula istilah 'elementary', 'essential', 'core'. Hak-hak fundamental dapat
diartikan sebagai setiap hak hidup yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun. Hak
ini bermakna elementer, esensial, inti dan mendasar.
Dalam kategori itu, hak fundamental tidak dapat dikurangi (diderogasi) dalam situasi
apapun, seperti perang, keadaan darurat, atau karena alasan kepentingan umum. Hak-hak
fundamental dalam pengertian ini terdiri atas hak hidup, hak untuk tidak disiksa,
3
diperbudak, atau ditahan semena-mena, hak untuk tidak didiskriminasi di hadapan
hukum, dan hak untuk tidak dihukum berdasarkan undang-undang yang akan berlaku
atau berlaku surut. seperti Piagam PBB. Theodoor van Boven menyatakan hak-hak
fundamental sebagai hak yang bersifat "supra-positif" atau "elementer". Dikatakannya
bahwa keabsahan hak-hak fundamental "tidak bergantung pada penerimaan hak-hak itu
dalam lapangan ilmu hukum, melainkan bahwa penerimaan hak-hak itu menjadi dasar
adanya komunitas masyarakat internasional. Dengan menyatakan hak fundamental
sebagai hak "supra- positif" maka van Boven mengklaim bahwa HAM mengandung
unsur yang berasal dari hukum kodrat. HAM merupakan manifestasi dari tatanan
masyarakat internasional dan dengan demikian menyiratkan bahwa eksistensi setiap hak
termasuk hak "supra-positif" memiliki basis sosial.
Dengan berpijak pada konsep hak-hak fundamental sebagai hak yang bersifat
elementer, esensial, inti, dan mendasar, maka Scott Davidson menyimpulkan bahwa hak-
hak fundamental adalah hak-hak tertentu yang tidak boleh dilanggar, dikecualikan, atau
dikurangi sekalipun dalam keadaan darurat. Misalnya, hak hidup, kebebasan dari
tindakan penyiksaan, perlakuan tidak manusiawi dan merendahkan martabat, kebebasan
dari perbudakan dan penghambaan, kebebasan dari berlakunya undang-undang yang
berlaku surut, serta kebebasan berpikir, berhati nurani, dan beragama.
Beberapa ahli menyetujui bahwa eksistensi beberapa hak dasar bersifat independen
dari hukum dan perjanjian internasional. Rougier pada awal abad ini sebagaimana
dikutip oleh Carmen Tiburcio, menyatakan bahwa pelanggaran terhadap HAM dalam
arti "fundamental rights" seperti hak atas hidup, hak atas kebebasan fisik dan moral,
dapat menjadi alasan pelaksanaan intervensi kemanusiaan.
Eksistensi beberapa substansi HAM selain dinyatakan dalam perjanjian internasional,
juga ditemukan dalam hukum kebiasaan internasional. US Restatement menyebut
substansi HAM berikut ini merupakan hukum kebiasaan internasional, yaitu:
1. Larangan genosida;
2. Penyiksaan atau perlakuan kejam yang merendahkan martabat manusia;
3. Penahanan sewenang- wenang; dan
4. Diskriminasi rasial secara sistematik.
Theodor Meron menyimpulkan bahwa hak hidup, larangan perbudakan, penyiksaan
dan hukuman yang berlaku surut (retroactive penal), adalah contoh HAM fundamental

4
yang diakui secara luas. Sementara itu, Goodwin-Gill menyebut prinsip "non-
refoulement" dan "non-discrimination" termasuk HAM fundamental."
Dalam berbagai perjanjian internasional mengenai HAM diatur tiga karakter HAM
berdasarkan bentuk pembatasannya:
a. Hak yang dapat dikurangi melalui klausul pembatasan tertentu dengan alasan
khusus, seperti kepentingan umum, keamanan nasional, kesehatan dan moral publik
baik dalam keadaan normal atau situasi damai. Klausul pembatasan ini hanya berlaku
terhadap hak-hak tertentu dan tidak mensyaratkan tindakan khusus bagi negara untuk
memberlakukannya;
b. Hak yang dapat dikurangi berdasarkan keadaan tertentu bilamana muncul situasi
darurat yang mengancam kelangsungan eksistensi negara. Kenyataannya, situasi
seperti ini mensyaratkan pernyataan khusus dari negara dan dapat diterapkan melalui
perjanjian dengan menyatakan hak-hak tertentu sebagai hak yang tidak dapat
dikurangi;
c. Hak-hak yang tidak dapat dikurangi dalam situasi apapun, sehingga tidak tunduk
pada keadaan atau situasi tertentu yang dapat mengecualikan eksistensinya.
HAM fundamental dengan demikian dicirikan oleh kriteria bahwa hak tersebut tidak
dapat dikurangi (nonderogable) berdasarkan instrumen hukum internasional. Kategori ini
dipandang penting dalam sistem perlindungan HAM untuk mencegah terjadinya
pelanggaran HAM yang dijustifikasi dengan alasan keadaan atau situasi darurat. Dengan
karakter seperti itu. Hersch Lauterpacht (1897- 1960), Seorang ahli hukum internasional
yang kemudian menjadi Hakim pada Mahkamah Internasional (International Court of
Justice, ICJ) di Den Haag, sebagaimana dikutip oleh Shiv R S Bedi, menyatakan bahwa
HAM fundamental adalah hak yang lebih tinggi dibandingkan hukum suatu negara
berdaulat."Kotaro Tanaka, Hakim ICJ dalam kasus South West Africa (Second Phase
Judgment), mengemukakan "pendapat berbeda" (dissenting opinion) yang monumental.
Tanaka sebagaimana dikutip oleh Bedi, menyatakan bahwa eksistensi HAM tidak
bergantung pada kehendak negara sebagaimana ternyata dalam hukum domestik atau
tindakan legislasinya, atau dinyatakan secara tegas atau diam-diam dalam perjanjian
maupun kebiasaan internasional. Lebih lanjut, Tanaka menyatakan bahwa HAM selalu
ada bersama manusia. Ia ada secara independen dari dan sebelum adanya negara. HAM
tidak boleh dirampas dari orang asing, bahkan orang yang tidak mempunyai

5
kewarganegaraan sekalipun. Oleh karena itu, tidak boleh ada kekosongan hukum dalam
perlindungan hak asasi manusia.
3. Basic Rights
"Basic rights" adalah penamaan HAM berdasarkan dua kriteria. Pertama adalah
kriteria mengenai apa yang paling penting bagi manusia (baik keinginan maupun
kebutuhannya), dan kriteria lain adalah mengenai HAM pokok mana yang secara
strategis diperlukan agar HAM yang lain juga dapat dilindungi. Henry Shue menyebut
keamanan, subsistensi, dan kebebasan merupakan hak dasar yang minimal, tetapi ini
belum lengkap.
Kebanyakan orang berpendapat bahwa keamanan (misalnya, hak untuk tidak disiksa)
dan bertahan hidup adalah dua nilai yang diinginkan setiap orang bagi dirinya.
Kebebasan di pihak lain sering diperdebatkan; sebagian kritikus berpendapat bahwa
kebebasan adalah gagasan khas budaya yang tidak mencerminkan kebutuhan mutlak
manusia. Tetapi orang bisa berpendapat bahwa secara strategis kebebasan diperlukan:
hanya orang bebas yang bisa mempertahankan haknya atas keamanan dan hak untuk
bertahan hidup yang berhadapan dengan potensi ancaman dari kekuatan atau kekuasaan
masyarakat dan negara. 2
C. Konsep Dasar Kesehatan
Secara konsep, hak atas kesehatan tidak bisa disamakan dengan hak untuk sehat.
Kesalahpahaman umum yang sering terjadi menganggap negara harus menjamin bahwa
setiap warga negaranya harus sehat, dan oleh karenanya mewajibkan mereka untuk hidup
sehat. Namun, kesehatan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang itu berada di luar
kendali negara, misalnya kondisi biologis dan sosial-ekonomi seseorang, Hak atas
kesehatan bukan hanya berbicara tentang sakit dan tidak sakit. Lebih jauh lagi, hak atas
kesehatan menyangkut dua aspek penting, aspek kebebasan (freedom) dan keberhakan
(entitlements). Kebebasan pada hak atas kesehatan yakni memberikan hak pada setiap
orang untuk mengontrol tubuh dan kondisi kesehatannya, termasuk kebebasan untuk
melakukan aktivitas seksual dan bereproduksi dan bebas dari gangguan/campur tangan
baik itu negara maupun orang ketiga. Sedangkan Keberhakan dalam hak atas kesehatan
sendiri yakni memberikan hak pada setiap orang untuk mendapatkan layanan kesehatan

2
Muhammad astri, hak asasi manusia, ( Makassar : CV Social Politik Genius, 2019). h. 18 - 20.
6
yang tidak diskriminatif dan menjunjung kesetaraan dan kesempatan yang sama, misalnya
hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. 3
Konsep Dasar negara sebagai pemegang kewajiban pemenuhan hak asasi manusia
memiliki tanggung jawab dalam mematuhi kedua aspek di atas ketika berbicara hak atas
kesehatan. Tanggung jawab ini bisa dilakukan dengan, misalnya, melakukan pengadaan
pelayanan, barang dan fasilitas yang baik, menyediakan layanan yang tidak diskriminatif,
mengembangkan kebijakan/ undang-undang dan rencana aksi khusus, atau langkah-
langkah serupa lainnya untuk realisasi penuh atas hak kesehatan, seperti halnya hak asasi
manusia, Berbicara kesehatan, terdapat beberapa faktor penentu dalam kesehatan seperti
lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan fisik serta karakteristik dan perilaku individu
orang tersebut. Di bawah ini adalah sebagian faktor yang mempengaruhi kesehatan
seseorang, yang disarikan dari World Health Organization.
1. Status Sosial dan Ekonomi
Pendapatan yang tinggi dan status sosial berpengaruh terhadap akses kesehatan
yang baik. Hal ini yang membuat gap besar antara si kaya dan miskin dalam hal
kesehatan.
2. Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan buruknya status
kesehatan, stress serta tingkat kepercayaan diri yang rendah.
3. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik seperti air bersih, udara bersih, tempat kerja yang sehat dan
lainnya dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sehat.
4. Jaringan Dukungan Sosial
Dukungan dari keluarga, teman dan komunitas sangat berpengaruh dalam
kesehatan. Budaya - adat dan tradisi, dan kepercayaan keluarga dan masyarakat
semuanya dapat memengaruhi kesehatan.
5. Genetik
Faktor genetik juga berperan menentukan umur, kesehatan dan penyakit tertentu.
Selain itu faktor eksternal seperti perilaku pribadi, merokok, minum dan
bagaimana menghadapi tekanan, itu semua bisa memengaruhi kesehatan.

3
Irwan, Etika kesehatan, (yogyakarta: CV. Absolute Media, 2020), h. 70.
7
6. Layanan Kesehatan
Akses dan penggunaan layanan kesehatan dapat mencegah dan mengobati
penyakit yang mempengaruhi kesehatan.
7. Gender
Setiap gender, baik perempuan dan laki-laki memiliki kerentanan yang bisa saja
berbeda terhadap penyakit tertentu di usia tertentu.
D. Jenis Hak Kesehatan
setiap orang berhak mendapatakan hak atas kesehatan yang tinggi, sudah merupakan
kewajiban pemerintah untuk menjamin hal tersebut. Untuk mengeimplementasikan
pemenuhan hak atas kesehatan diperlukannya dasar hukum yang menjadi pendoman
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap ha katas kesehatan yang
tinggi. Adapun dasar hukum yang terkait hak atas kesehatan sebagai berikut :4
1. International
a. Kovenan Internasional Ekonomi, Sosial, dan Budaya (ICESCR) 1966,
Article 12
"Negara yang menghadiri kovenan mengakui hak semua orang untuk
menikmati standar kesehatan fisik dan kesehatan mental yang paling baik".
b. General Comment No. 14 (2000)
"Setiap orang berhak menikmati standar kesehatan tertinggi yang dapat
dicapai, untuk menjalani kehidupan yang bermartabat. Realisasi hak atas
kesehatan dapat tercipta melalui rumusan kebijakan kesehatan. implementasi
program kesehatan yang sudah dikembangkan oleh Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) ataupun mengadopsi instrument hukum tertentu".
c. Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination againts
Women (CEDAW) 1979, Article 12
"Negara harus mengambil langkah yang tepat untuk menghapus diskriminasi
terhadap perempuan di Indonesia dalam bidang pelayanan kesehatan untuk
memastikan berbasis pada kesetaraan laki- lai dan perempuan, akses
pelayanan kesehatan, termasuk juga yang berhubungan dengan keluarga
berecana".
"Negara harus memastikan layanan perempuan yang sesuai dengan kehamilan,
Haid/Menstruasi, dan periode pasca-melahirkan dengan memberikan

4
Herniwati,Etika profesi dan hukum kesehatan, ( Bandung : widina Bhakti, 2020) , h.50.
8
pelayanan gratis sesuai keperluan, serta mendapatkan nutrisi yang memadai
selama kehamilan dan menyusui".
d. International Convention on the Elimination of All Forms of Racial
Discrimination (ICERD) 1965, Article 5
"Setiap orang berhak mendapat Hak atas kesehatan publik, perawatan medis,
jaminan sosial dan layanan sosial".
e. Convention on the Right of the Child (CRC) 1989, Article 24
"Negara mengakui hak atas anak untuk menikmati standar kesehatan terbaik
dalam kesehatan dan pelayanan dalam perawatan penyakit & rehabilitasi
kesehatan. Negara memastikan tidak ada hak yang dirampas khususnya atas
akses ke layanan kesehatan tersebut".
f. Convention on the Right of Person with Disabilities (CRPD) 2006, Article
25
"Negara mengakui hak atas orang dengan disabilitas untuk menikmati standar
kesehatan terbaik dalam kesehatan tanpa diskriminasi berbasis disabilitas.
Negara mengambil langkah yang tepat untuk memastikan akses bagi para
penyandang disabilitas dalam mengakses layanan kesehatan, termasuk juga
rehabilitasi yang berkaitan dengan kesehatan".
g. International Convention on the Rights of Migrant Workers and
Members of their Families (CMW), 1990 Article 28
"Pekerja Migran dan anggota keluarganya memiliki hak untuk menerima
pelayanan medis apapun baik untuk keberlangsungan hidup mereka atau
menghindari bahaya yang tidak dapat diperbaiki untuk kesehatan mereka atas
dasar persamaan perlakuan dengan warga negara yang bersangkutan".
Hampir semua Kovenan Internasional yang terkait dengan kesehatan sudah
diratifikasi oleh pemerintah Indonesia.
2. Nasional
Peraturan huku Indonesia yang mengatur tentang kesehatan telah tertuang dalam
konstitusi dasar negara UU 1945, UU dan peraturan pemerintah yakni :
a. Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 28H:
"Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh
layanan kesehatan".

9
b. Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 34 ayat 3:
"Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak".
c. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999, Pasal 42:
“ Setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan atau cacat mental
berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus
atas biaya negara, untuk menjamin kehidupan yang layak sesuai dengan
martabat kemanusiaannya, miningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan
berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara".
d. Undang-Undang (UU) No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Pasal 4
dan 5) :
"Setiap orang berhak atas kesehatan" & "Setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan, serta
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau dan
juga setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan
sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya".
e. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 21 Tahun 2013,
“ Tentang Penanggulangan HIV/AIDS Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) No. 52 Tahun 2017, tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan
Hepatitis dari Ibu ke Anak “
f. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 10
“ Tahun Pengawasan Bidang Kesehatan” .

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang
bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati,
dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Secara universal
pembagian hak asasi manusia adalah:
a. Hak-hak asasi pribadi b. Hak-hak asasi ekonomi
b. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum
c. Hak-hak asasi politik
d. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan
e. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
Setiap orang berhak mendapatakan hak atas kesehatan yang tinggi, sudah merupakan
kewajiban pemerintah untuk menjamin hal tersebut. Untuk mengeimplementasikan
pemenuhan hak atas kesehatan diperlukannya dasar hukum yang menjadi pendoman
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap ha katas kesehatan yang
tinggi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Astri, Muhammad. 2019. Hak Asasi Manusia. Makassar: CV Social Politik Genius.

Gunakaya, Widiada. 2019. Hukum Asasi Manusia. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Herniwati. 2020. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Bandung: Widina Bhakti.

Irwan. 2020. Etika Kesehatan. Yogyakarta: CV Absolute Media.

12

You might also like