You are on page 1of 3

PENATALAKSANAAN SYOK

ANAFILATIK
No Dokumen : 440/316.1/25/2023

No. Revisi : 01
SOP
Tgl. Terbit : 06 Februari 2023

Halaman :1-2

UPTD PUSKESMAS
TALANG PADANG dr.Eka Priyanto
NIP.1980041020090210009

1. Pengertian Syok anafilaktik merupakan suatu resiko pemberian obat baik melalui
suntikan atau cara lainnya. Alergi terhadap gigitan serangga atau makanan.
Reaksi dapat berkembang menjadi suatu kegawatan berupa syok, gagal nafas,
henti jantung dan kematian mendadak.

2. Tujuan 1. Mengupayakan penanganan syok anafilaktik yang cepat dan tepat untuk
menyelamatkan jiwa pasien.
2. Mencegah komplikasi akibat perfusi jaringan yang kurang ( gagal organ,
distress nafas, dll).

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Talang Padang Nomor :


800/UKP/SK.45/I/2023 tentang Rujukan Yang Memuat Kriteria Rujukan
di UPTD Puskesmas Talang Padang.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/
MENKES/ 1936/ 2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.01.07/ MENKES/ 1186/ 2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat PertamaUU Anastesi
Peraturan PMK no 290/MENKES/PER/III/2008 Tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran.

5. Langkah- A. ALAT dan BAHAN


langkah/ 1. Alat pemasangan infuse ( infuset)
Prosedur 2. Oksigen
3. Obat penanganan syok
B. Langkah-langkah
1. Membaringkan penderita pada alas yang keras dan datar
2. Mengevaluasi jalan nafas, respirasi, dan, sirkulasi.
3. Memberikan suntikan adrenalin 1: 1000 sebanyak 0,3 – 0,5 cc s.c/i.m
pada lengan atas atau paha, dosis anak-anak 0,01 mg/kgBB/x (dosis
maksimal 0,3 cc). Diulang setelah 5-15 menit jika tidak didapatkan
perbaikan klinis, maksimal pemberian 3x.

4. Re-evaluasi jalan nafas, respirasi dan sirkulasi.

5. Oksigen bila sesak, mengi, sianosis 3 – 5 L/menit dengan kanul nasal.


6. Pasang akses vena, beri cairan kristaloid (RL) 20ml/kgBB/x
7. Awasi jalan nafas pasien, periksa tanda-tanda vital tiap 15 menit.
8. Apabila efek terhadap adrenalin kurang, berikan difenhidramin
hidroklorida, 1mg/kgbb/x sampai maksimal 50 mg im atau iv perlahan-
lahan.
9. Bila terjadi perbaikan klinis, observasi dan monitor 4-6 jam.
10. Bila reaksi berulang atau tidak berespon beri steroid, metilprednisolon
1-2 mg/kgBB/x, i.v maksimal125 mg, atau hdrokortison (100mg/ml),
i.m/i.v perlahan, atau deksametason 5-10 mg i.v.
11. Syok lama, beri resusitasi kardiopulmonal

12. Pertimbangkan pemberian adrenalin 1:10000 intravena perlahan (titrasi


mulai dengan 0,1-1 µg/kgBB/menit)
13. Kalau syok sudah teratasi, penderita jangan cepat-cepat dipulangkan,
tetapi harus diobservasi dahulu selama kurang lebih 4 jam. Sedangkan
penderita yang telah mendapat terapi adrenalin lebih dari 2 – 3 kali
suntikan harus dirawat di rumah sakit semalam untuk observasi.

6. Unit Terkait Layanan IGD


Tanggal Mulai Di
NO Yang Dirubah Perubahan
berlakukan

7. Rekam 1 Perubahan Format 1. Disesuaikan dengan 06 februari 2023


Histori tata naskah
Perubahan
2 Perubahan 2. Kebijakan Nomor :
Kebijakan 800/UKP/SK.45/I/20
19

You might also like