Professional Documents
Culture Documents
Standar Regulasi
Standar Regulasi
(IHAM)
Disusun Oleh:
Oleh:
Laporan Project-Based Learning ini digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk lulus pada
mata kuliah STANDAR, REGULASI, dan KESELAMATAN KERJA pada Semester 5 Tahun
Ajaran 2021/2022.
Disetujui oleh,
Mengetahui,
Kepala Departemen,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Project Based Learning, yang berjudul “INTEGRATED HOSPITAL ASSET
MANAGEMENT ”untuk mata kuliah STANDAR, REGULASI, dan KESELAMATAN KERJA
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan PIC yang telah
memberikan pengetahuan dan wawasan untuk melaksanakan project ini. Ucapan terima kasih
ditujukan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan semua, terima kasih atas bantuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena adanya keterbatasan
ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
3.7 Program Mini RFID Reader ............................................................................................... 26
BAB IV ....................................................................................................................................30
KORELASI DENGAN DUNIA KERJA / INDUSTRI ..........................................................................30
BAB V .....................................................................................................................................31
CAPAIAN KOMPETENSI ...........................................................................................................31
5.1. Hardskill ............................................................................................................................. 31
5.2. Softskill ................................................................................................................................ 31
BAB VII ...................................................................................................................................32
PENUTUP ...............................................................................................................................32
Website ............................................................................................................................ 32
Fitur Asset Tracking ........................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................33
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 RFID Reader ....................................................................................................... 27
Gambar 3. 2 Mini RFID Reader ............................................................................................... 28
Gambar 3. 3 PC ..................................................................................................................... 28
Gambar 3. 4 Router ............................................................................................................... 29
Gambar 3. 5 Kabel LAN .......................................................................................................... 29
Gambar 3. 6 RJ45 connector................................................................................................... 29
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum, aset merupakan barang yang memiliki nilai ekonomis, dan nilai konvensional
seperti badan usaha, individu dan organisasi. Menurut profil kesehatan tahun 2008 yang diterbitkan
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 tentang perbandingan dari nilai
investasi rumah sakit. Peralatan medis merupakan nilai investasi yang besar yaitu 37,73% dan
peralatan non medis sekitar 13,76% . Investasi ini dengan jumlah yang banyak dan beragam
jenisnya, pembelian akan terus bertambah setiap tahunnya seiring dengan dengan perkembangan
rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pasien, serta tuntutan persaingan yang
ketat antar rumah sakit. Pembelian aset yang cukup banyak dan harga yang mahal dibutuhkan suatu
sistem manajemen aset untuk melakukan pengelolaan aset yang ada. Manajemen aset yang lemah
seringkali menimbulkan berbagai masalah, sebagai contoh proses pemeriksaan aset dalam jumlah
besar seringkali membutuhkan durasi waktu yang cukup lama hingga penggunaan aset yang tidak
tepat sasaran. Selain itu, manajemen aset yang manual seringkali menyulitkan pihak rumah sakit
dalam melacak penggunaan suplai medis, sehingga keamanan aset seringkali terancam.
Perkembangan teknologi informasi yang saat ini semakin pesat sehingga penyajian dari
informasi secara efektif dan akurat juga semakin dibutuhkan. Pada sebuah sistem informasi rumah
sakit, peran dan fungsi pelayanan data informasi harus dilakukanan karena termausk dari salah satu
untuk kerja pengelola data dan informasi yang diharuskan untuk mampu melakukan berbagai
penyesuaian dan perubahan. Untuk melakukan sebuah perubahan dan penyesuaian harus dilakukan
penggantian dari sistem yang lama ke sistem yang baru. Dikarenakan menggunakan sistem yang
baru dan lebih modern sehingga dibutuhkan peralatan yang mendukung untuk pencatatan data aset
yang ada di rumah sakit. Pada sistem informasi data yang sudah tercatat kemudian akan ditampilkan
pada dashboard yang bisa digunakan untuk mempermudah dari user untuk mengakses, sehingga
dibutuhkan sebuah penyimpanan yang memiliki volume penyimpanan yang besar. Dengan data
yang besar biasanya akan memperlambat dalam mengakses dashboard, sehingga diperlukan cara
untuk mempercepat dalam melakukan akses.
1.3.2 Manfaat
Membantu rumah sakit dalam melakukan peningkatan kualitas pelayanan dengan menyediakan
platform yang dapat membantu dalam pengelolaan rumah sakit.
7
BAB II
2.1.1 Pengertian K3
Menurut International Labour Organization (ILO) Kesehatan keselamatan kerja atau
Occupational Safety and Health adalah meningkatkan dan memelihara derajat tertinggi semua
pekerja baik secara fisik, mental, dan kesejahteraan social di semua jenis pekerjaan, mencegah
terjadinya ganggguan Kesehatan yang diakibatkan oleh pekerjaan, melindungi pekerja pasa
setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu Kesehatan,
menempatkan dna memelihara pkerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi fisiologis
dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan
setiap orang dengan tugasnya.
2.1.2 Sasaran K3
Menurut UU No. 1 Tahun 1970, sasaran K3 adalah :
1. Melindungi pekerja dan orang lain di tempat kerja (formal maupun informal),
2. menjamin setiap sumber produksi digunakan secara aman dna efisien
3. menjamin proses produksi berjalan lancar.
1. mencegah terjadinya bencana kecelakaan sehingga baik pekerja maupun orang lain yang
berada di tempat kerja sellau dalam kondidi sehat dan selamat.
2. Menghindarkan kemungkinan terhambatnya produksi, agar proses produksi dapat
berjalan efektif dann efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan berkurangnya kecelakaan
yang terjadi.
2.1.9 Prinsip K3
Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman dan selamat. Suatu kecelakaan terjadi karena ada
penyebabnya. Antara lain manusia, peralatan, dan lainnya. Penyebab kecelakaan ini harus dicegah
untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Hal-hal yang harus diektahui agar pekerjaan daapt
dilakukan dengan aman, antara lain :
Dengan mengetahui keempat hal di atas akan tercipta lingkungan kerja yang aman dan tidak
akan terjadi kecelakaan, baik manusianya maupun peralatannya
2.1.10 Pentingnya K3
Meneyelamatkan karyawan dari sakit, kesedihan, kehilangan masa depan, kehilangan
9
gaji/nafkah. Menyelamatkan perusahaan dari kehilangan tenaga kerja, pengeluaran biaya akibat
kecelakaan, kehilangan waktu karena terhenti kegiatan, melatih atau mengganti karyawan yang
celaka, bahkan bisa sampai terhentinya produksi. Menyelamatkan keluarga dari kesedihan, masa
depan yang tak menentu, dan kehilangan pendapatan.
- Mesin
- Alat angkutan dan peralatan terkelompokkan
- Peralatan lain
- Material, bahan-bahan radiasi
- Lingkungan kerja
Berdasarkan sifat luka
- Patah tulang
- Dislokasi atau keseleo
- Regang otot atau urat
- Memar dan luka yang lain
- Amputasi
- Luka di permukaan
- Luka bakar
- Keracunan
10
- Piramida Kecelakaan
- Penyebab Kecelakaan
Menurut Teori Domino HW Heinrich mengenai penyebab kecelakaan adalah sebagai
berikut :
A. Tindakan tidak aman (88%), yaitu tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri),
tidak mengikuti prosedur, bekerja sambal bergurau.
B. Kondisi tidak aman(10%), yaitu lantau kerja licin/berceceran oli, tempat kerja
berserakan barang-barang, pencahayaan yang kurang, kondisi tempat kerja
berdebu.
C. Takdir, nasib, dan lain-lain (2%).
- Statistik Kecelakaan
Statistic adalah suatu alat dalam pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi
data sehingga data bisa diolah menjadi informasi yang berguna. Dalam K3, penggunaan statistic
bertujuan untuk menilai kinerja program K3 dalam uapaya penurunan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Bebrapa ukuran yang sering digunakan untuk menilai program K3 adalah
rerata kekerapan kecelakaan, rerata keparahan kecelakaan, presentase kejadian kecelakaan
kerja, rerata hilangnya waktu kerja, dan perbandingan kinerja K3 pada tahun berjalan dan tahun
sesungguhnya. Ada beberapa jenis statistik kecelakaan, diantaranya adalah :
16. berdasarkan FR (kekerapan Kecelakaan)
Maksudnya jumlah kecelakaan kumulatif dibagi jumlah jam kerja kali 1.000.000
11
17. Berdasarkan SR (keparahan kecelakaan)
maksudnya adalah jumlah kecelakaan kumulatif dibagi jumlah jam kerja kali
1.000.000
- Jenis Biaya pada Kecelakaan
Ada beberapa jenis biaya kecelakaan diantaranya adalah
- Pembinaan K3
Pembinaan K3 dapat dilakukan antara lain dengan
24. penyuluhan yang dapat berupa ceramah-ceramah K3, pemasangan poster-poster K3,
dan pemutaran film atau slide K3.
25. Safety talk (Toolbox meeting) yang dapat dilakukan setaiap awal gilir kerja/shift.
26. Safety training yang dapat berupa pelatihan penggunaan peralatan keselamatan
kerja, pelatihan pemadam kebakaran, pelatihan pengendalian keadaan darurat,
pelatihan P3K.
27. Safety Inspection yang berupa inspeksi rutin, inspeksi berkala, inspeksi K3 bersama.
28. Safety investigasi, yaitu investigasi terhadap kejadian berbahaya atau hampir
kecelakaan.
29. Safety meeting, yaitu suatu pertemuan yang membahas hal-hal yang berkaitan
dengan permasalahan K3
30. Safety audit
31. Pemantauan lingkungan kondisi kerja
32. Penyediaan alat-alat perlengkapan K3, yang terdiri dari alat pelindung diri dan alat
perlengkapan diri.
33. Organisasi K3
Program K3 tahunan yang berguna sebagai evaluasi pelaksanaan K3 yang telah diterapkan (dapat
sebagai monitoring).
12
- Peranan K3 Dalam Industri
- Sasaran K3
Melindungi para pekerja dan orang lainnya di tempat kerja, mencegah kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja, peledakan, kebakaran, dan pencemaran lingkungan, menjamin setiap
sumber produksi digunakan secara aman dan efisien, menjamin proses produksi berjalan lancar
1. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
2. Meningkatkan komitmen pimpinan perusahaan dalam melindungi tenaga kerja.
3. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi
kompetisi perdagangan global.
4. Melakukan proteksi terhadap industri dalam negeri.
5. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional.
2.2.1 Tujuan
Tujuan dari sistem manajemen K3 yaitu memberikan informasi mengenai prinsip pelaksaan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja sesuai Peraturan Kementerian Tenaga Kerja
05/MEN/96.
2.2.6 Program K3
Program Manajemen K3 meliputi perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang sedang
berlangsung. Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran, maka organisasi harus Menyusun dan
memlihara program kerja K3 untuk meningkatkan kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Disesuaikan dengan kondisi, sumber daya yang tersedia dan tingkat prioritasnya.
Program kerja memuat penanggung jawab dan otoritas pada fungsi-fungsi dan level dalam
organisasi, serta target waktu dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi tersebut. Program kerja
harus dievaluasi secara periodic dan terencana, bila diperlukan, bisa diamandemen sehubungan
dengan pergeseran aktifitas, hasil produksi, hasil jasa, atau kondisi operasi dalam organisasi.
15
2.2.8 Pelatihan dan Awareness K3
Pelatihan tidak hanya terbatas pada pelaksanaan target realisasi yang hasilnya dilaporkan
sebgai bentuk pertanggung jawaban, tetapi dapat tercapainya tujuan yang diharapkan.
2.2.13 Rapat K3
Safety Meeting atau rapat keselamatan merupakan suatu peretmuann berkala yang diadakan
oleh suatu kelompok untuk membicarakan masalah-masalah keselamatan K3LL (Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan) di lingkungan kerja.
2.2.16 Ergonomi
Ergonomi merupakan penggabungan dua kata dari Bahasa Yunani yang diperkenalkan oleh
Wojciech Jastrzebowski ilmuan Polandia pada pertengahan abad 19. Ergonomi merupakan ilmu yang
secara sistematis memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan, keterbatasan, dan
kaarkteristik manusia untuk mendesain alat, prosedur maupun lingkungan sehingga manusia daapt
belerja lebih aman, nyaman, dan produktif.
17
Tiap tenaga ekrja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, Kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama.
- Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang meliputi norma
keselamatan kerja, norma Kesehatan kerja, norma kerja, pemberian ganti rugi, perawatan
dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja.
3. Pasal 86
(1) Setap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. Keselamatan dan Kesehatan kerja;
b. Moral dan kesusilaan; dan
c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindugi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan Kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan.
4. Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
5. Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi administratif atas pelanggaran
ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur adalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25,
Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), Pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal
126, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang ini serta
peraturan pelaksanaannya.
(2) Sanksi administrative sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. Teguran;
b. Peringatan tertulis;
c. Pembatasan kegiatan usaha;
d. Pembatalan persetujuan;
e. Pembatalan pendaftaran;
f. Penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi;
g. Pencabutan ijin
(3) Ketentuan mengenai sanksi administrative sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat
(2) diatur lebih lanjut oleh menteri.
18
BAB III
1. Registrasi RFID tag (menginput identitas untuk masing-masing RFID Tag menggunakan fitur
Quick Add) kemudian identitas yang telah terdaftar masuk ke database.
19
2. Setelah data yang tersimpan ke database, data akan ditampilkan pada sub menu Daftar Tenaga
Kesehatan. Tenaga kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: dokter, perawat, dan karyawan.
Data yang telah dihapus ditampilkan pada sub menu log data dan dapat direstorasi.
3. Jadwal kerja seluruh tenaga kesehatan dapat ditemukan pada sub menu tenaga kesehatan, menu
Clinical Management.
1. Registrasi RFID tag (menginput identitas untuk masing-masing RFID tag menggunakan fitur
Quick Add). Identitas yang telah diinputkan tersimpan dalam database.
2. Setelah data tersimpan dalam basis data, data akan ditampilkan pada sub menu Daftar Pasien.
Pasien dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : bayi, anak-anak dan dewasa.
20
3. Hasil diagnosa dan detil medis lainnya ditampilkan pada sub menu Rekam Medis. Data yang telah
dihapus ditampilkan pada sub menu log data dan dapat direstorasi.
4. Jika Pasien termasuk dalam kelompok pasien rawat inap, maka wajib melakukan reservasi kamar
pada sub menu pasien Clinical Management.
5. Namun, jika pasien yang bersangkutan sudah melakukan reservasi kamar, dan harus dipindahkan
karena beberapa kondisi mendesak, maka admin dapat mendata pemindahan pasien pada sub mene
yang sama.
6. Seluruh pasien yang terdaftar akan terdeteksi oleh UHF Reader dan secara otomatis ditampilkan
pada fitur Asset Tracking.
Pendaftaran Aset
21
1. Untuk pendataan aset, admin dapat melakukan penambahan kategori barang terlebih dahulu
melalui menu Clinical Management, tepatnya pada submenu inventory.
2. Pada fitur kategori aset, admin dapat menambah kategori aset pada tabel.
3. Setelah itu, admin bisa mendaftarkan aset pada tabel “Daftar Aset” dengan melakukan scan RFID
tag. Kemudian, tekan tombol “Scan” dan mengisi detail data aset barang lalu barang akan terdaftar,
ditandai dengan munculnya data pada tabel.
Peminjaman Aset
1. Nakes dapat meminjam aset melalui fitur button “Peminjaman Aset” dan melakukan scan tag
nakes dan juga barang yang akan dipinjam.
2. Riwayat peminjaman dapat dilihat pada tabel “Aset Terpakai” di halaman yang sama.
1. Setelah tag RFID teregistrasi , perangkat reader 1 dan perangkat reader 2 akan mendeteksi tag.
2. Reader 1 membaca tag RFID maka objek akan berada pada area 1 dan jika reader 2 membaca tag
RFID akan berada pada area 3. Namun, jika reader 1 dan reader 2 membaca tag RFID yang sama
maka object akan ditampilkan pada area 2.
23
3.6 Program UHF RFID Reader
Program untuk komunikasi perangkat menggunakan bahasa pemrograman Python. Jenis antar
muka UHF RFID Reader bertipe socket. Antar muka jenis ini membutuhkan satu unit perangkat Router
untuk mengkoneksikan perangkat Reader dengan PC. Pada program komunikasi UHF RFID Reader
24
CT-I809, mewajibkan instalasi library eksternal terlebih dahulu. Library berfungsi sebagai shorthand
dalam melakukan perintah-perintah spesifik untuk perangkat Reader. Sebagai instruksi permulaan,
sintaks berisikan perintah untuk membangun koneksi dengan basis data local. Developer perlu
menyebutkan host, nama basis data, dan kata sandi (jika ada) agar perintah koneksi tertuju pada basis
data yang dikehendaki. Berikutnya, didefinisikan sebuah perintah untuk mengkonversi jenis data yang
dihimpun dari matriks menjadi string. Prosedur ini dilakukan agar data yang disuplai oleh Reader dapat
dikenali dan disimpan dalam basis data. Perintah konversi tipe data disebut dengan converttostr.
Pendefinisian terakhir yakni untuk menginformasikan pada Router terkait dengan perangkat yang
dibidik oleh PC. Masing-masing perangkat reader memiliki alamat IP yang telah dikonfigurasi oleh
pabrikan, untuk berkomunikasi dengan perangkat lain. Maka dari itu, router perlu diperkenalkan dengan
perangkat reader dengan cara menginisiasi alamat IP. Perangkat reader pertama memiliki IP
192.168.0.180, sedangkan untuk perangkat kedua beralamat 192.168.0.190. Adapun nilai lain yang
perlu diinisiasikan adalah port yang digunakan dan reader address. Untuk mengirimkan instruksi pada
reader agar mendeteksi tag yang sedang dalam jangkauan, diimpor sebuah perintah scantags untuk
melakukan deteksi lebih dari satu tag. Perintah tersebut berasal dari library yang telah terkoneksi
dengan program. Setiap pembacaan tag dilakukan penghitungan jumlah karakter. Dari hasil
penghitungan, dapat ditambahkan sebuah kondisi if (jika) untuk menginputkan data pada basis data.
Program hanya menginputkan data apabila nilai penghitungan karakter lebih dari nol. Sebelum
mengeksekusi perintah pengkondisian, seluruh data yang masuk dikonversi terlebih dahulu menjadi
string menggunakan definisi yang sebelumnya telah disebutkan.
25
3.7 Program Mini RFID Reader
. Program juga diawali dengan koneksi dengan basis data dengan parameter pengenalan yang
sama. Perbedaan utama terletak pada pengambilan data dari reader menuju PC. Jika pada UHF reader
data dapat langsung ditransfer menuju PC, dalam bentuk matriks, pada mini reader data yang masuk
telah berwujud string, namun belum dapat diamati oleh user. Maka, diperlukan sebuah instruksi untuk
menduplikat wujud string tersebut sehingga dapat diinput ke dalam basis data. Instruksi tersebut
dinamai dengan keylogger. Prinsipnya, keylogger akan mengetikkan kembali karakter apapun yang
diinput melalui keyboard atau port-port lain yang tersedia pada PC. Saat RFID tag di-scan dan kode
sudah terduplikat, kode kemudian ditampilkan pada user untuk selanjutnya disimpan pada basis data.
Perangkat RFID akan berkomunikasi jika bekerja pada frekuensi yang sama. Sejalan dengan
karakteristik frekuensi yang berbeda-beda dan kebutuhan atau kondisi lapangan yang juga sangat
bervariasi dalam penerapan RFID, maka saat ini telah berkembang solusi RFID untuk 4 macam
frequency-band :
Ultra-High Frequency (UHF) RFID Reader memiliki frekuensi 868-956 Mhz sehingga memiliki
jangkauan jarak komunikasi kurang lebih 6 meter.
27
Mini RFID Reader
Mini RFID Reader merupakan RFID Reader dengan frekuensi rendah 125-134 KHz. RFID Reader
ini biasana digunakan untuk tapping kartu karena jangkauan jarak komunikasinya yang rendah.
RFID transponder atau RFID tag terdiri dari chip rangkaian sirkuit yang terintegrasi dan sebuah
antena. Rangkaian elektonik dari RFID tag umumnya memiliki memori yang memungkinkan
RFID tag mempunyai kemampuan untuk menyimpan data.
Personal Computer
Gambar 3. 3 PC
PC adalah singkatan dari Personal Computer yang merupakan Bahasa inggris uang di artikan ke
dalam Bahasa Indonesia menjadi Komputer Pribadi. Sesuai dengan Namanya PC diciptakan
28
khusus untuk digunakan oleh perorangan untuk memenuhi kebutuhan seseorang pada sebuah
sistem yang mampu untuk mempermudah pekerjaan.
Gambar 3. 4 Router
Router adalah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau
internet menuju tujuannya, melalui sebuah yang dikenal sebagai routing. Pada project ini
digunakan Router TP-Link.
Kabel LAN
Kabel LAN (local area network) atau yang biasa kita sebut dengan kabel utp adalah kabel yang
berguna untuk menghubungkan beberapa komputer/perangkat dalam area yang terbatas
RJ45 Connector
RJ-45 adalah konektor yang dipasang pada ujung kabel UTP untuk mempermudah dalam
menghubungkan antara 2 peranti. Model sambungan pada kabel ini ada dua macam yaitu
straight throught dan cross over. Kabel straight throught digunakan pada saat ingin
menghubungkan antara computer dan hub ataupun sebaliknya. Kabel cross over
digunakan untuk menghubungkan 11 komputer ke computer.
29
BAB IV
Integrated Asset Management System for Hospital merupakan sistem yang dapat membantu
mempermudah manajemen rumah sakit, mulai dari manajemen pasien, tenaga kesehatan hingga
manajemen aset rumah sakit. Selain itu, sistem ini juga terintegrasi dengan fitur pelacakan aset (Asset
Tracking) yang berperan penting dalam pengelolaan aset rumah sakit, sehingga diharapkan dapat
menekan peluang terjadinya kerugian akibat hilangnya asset milik rumah sakit. Dengan adanya
platform ini, akan berdampak positif terhadap perindustrian rumah sakit, serta mendongkrak
kredibilitas rumah sakit dari sudut pandang publik.
30
BAB V
CAPAIAN KOMPETENSI
5.1. Hardskill
Capaian kompetensi hardskill yang kami peroleh dari pengerjaan PBL INTEGRATED HOSPITAL
ASSET MANAGEMENT Lift ini yaitu mengetahui berbagai jenis dari komponen, seperti hal nya
Ultra-High Frequency (UHF) RFID Reader CT-1809, Ultra-High Frequency (UHF) RFID Reader
CT-1805, Mini RFID Reader CT-109, UHF RFID Tag, Personal Computer, TP-Link WR840N
Router (TCP/IP), Kabel LAN 20m, RJ45 Connector, dan web application. Tidak hanya itu, disini
kami juga mendapatkan beberapa pengetahuan mengenai fungsi dan prinsip kerja dari komponen
yang digunakan dalam projek yang memang sebelumnya belum pernah mengenal atau mencoba
komponen tersebut.
5.2. Softskill
Capaian kompetensi softskill yang didapatkan dari pengerjaan PBL INTEGRATED HOSPITAL
ASSET MANAGEMENT yaitu memanage waktu, disini sangat penting dilakukan untuk membuat
timeline dari pekerjaan yang akan dikerjakan, dan dari sini bagaimanpun caranya kita harus bisa
memanage waktu kita untuk menepati timeline yang sudah dibuat. Dan kami juga berlatih dalam
menulis laporan harian dan juga cara menyampaikan laporan tersebut secara lisan.
31
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari kegiatan penelitian yang telah kami lakukan, dapat diperoleh konklusi bahwa penggunaan
platform Integrated Hospital Asset Management (IHAM) dapat mempermudah proses manajemen
aktivitas rumah sakit, dalam hal pengelolaan pasien, tenaga kesehatan, dan peralatan medis. Fitur utama
dalam menunjang keunggulan tersebut, antara lain: fitur registrasi, manajemen data pasien hingga
clinial management, untuk memangkas durasi pelaksanaan layanan bagi pasien. Di samping itu,
platform telah dilengkapi dengan fitur asset tracking dapat memberikan visi yang lebih baik bagi pihak
manajemen rumah sakit dalam memantau setiap asset yang dimiliki, sehingga mencegah timbulnya
kerugian materi akibat minimnya pengawasan terhadap asset terkait.
7.2 Saran
Website
Berdasarkan hasil pengerjaan dan hasil uji coba aplikasi IHAM terdapat beberapa fitur yang perlu
dikembangkan, salah satunya fitur log in multi user. Mulanya, user yang dapat melakukan log in
terbatas pada karyawan yang berposisi sebagai admin. Sedangkan dalam platform IHAM, fungsi yang
diproyeksikan beragam, dan melibatkan karyawan dengan kedudukan lain. Dengan ditambahkannya
fitur multi user log in, user yang masuk akan diarahkan menuju portal sesuai dengan kedudukan dan
hak akses masing-masing. Tujuan ditambahkannya portal untuk manager dan engineer adalah sebagai
berikut :
1. Manager: tujuan ditambahkannya user manager , yaitu sebagai platform bagi pegawai yang
berkedudukan sebagai manager untuk melakukan aktivitas monitoring terhadap beberapa
statistik data esensial dari pelaksanaan kegiatan dalam rumah sakit. Hasil monitoring dapat
digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan. Data yang disajikan dalam portal
manager yakni jumlah pasien, jumlah tenaga kesehatan, dan statistik penggunaan alat-alat
medis. Adapun fitur lain yang terdapat pada portal user manager adalah halaman untuk
memberikan persetujuan pengadaan barang. Manager dapat secara langsung
mempertimbangkan data rincian pengajuan untuk kemudian menentukan langkah yang akan
dieksekusi.
2. Engineer: tujuan ditambahkannya portal engineer, sebagai media untuk membenahi berbagai
macam kendala yang mungkin terjadi pada web application. Pegawai yang berkedudukan
sebagai engineer bertanggungjawab atas kepentingan tersebut. Pada portal engineer terdapat
fitur maintenance yang memuat halaman untuk beralih menuju basis data, antara lain: log in
server cPanel, Php My Admin, dan pengaturan akun.
32
DAFTAR PUSTAKA
[1] D. Niewolny, “How the Internet of Things Is Revolutionizing Healthcare,” White Pap., vol.
October, pp. 3–5, 2013, [Online]. Available:
http://cache.freescale.com/files/corporate/doc/white_paper/IOTREVHEALCARWP.pdf.
[2] D. Kritchanchai and W. Meesamut, “Developing inventory management in hospital,” Int. J.
Supply Chain Manag., vol. 4, no. 2, pp. 11–19, 2015.
[3] W. H. Y. Cdw, “REAL-TIME LOCATION SYSTEM FOR HEALTHCARE ASSETS.”
[4] Pan American Health Organization, Smart Hospitals Toolkit. 2017.
[5] “Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.pdf.” .
[6] M. Kofler, MySQL. 2001.
[7] A. G. Taylor, SQL For Dummies, vol. 53, no. 9. 2013.
[8] E. Hariana, G. Yoki Sanjaya, A. Ristya Rahmanti, B. Murtiningsih, and E. Nugroho,
“Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (Simrs) Di Diy,” Semin. Nas. Sist. Inf.
Indones., pp. 2–4, 2013.
[9] C. K. M. Lee and S. Palaniappan, “Effective asset management for hospitals with RFID,” 2014
IEEE Int. Technol. Manag. Conf. ITMC 2014, pp. 1–4, 2014, doi:
10.1109/ITMC.2014.6918596.
[10] C. K. M. Lee and S. Palaniappan, “Effective asset management for hospitals with RFID,” 2014
IEEE Int. Technol. Manag. Conf. ITMC 2014, pp. 7–10, 2014, doi:
10.1109/ITMC.2014.6918596.
[11] M. Saputra, I. Hermawan, W. Puspitasari, and A. Almaarif, “How to Integrate Enterprise Asset
Management System for Smart Hospital: A Case Study,” 7th Int. Conf. ICT Smart Soc. AIoT
Smart Soc. ICISS 2020 - Proceeding, 2020, doi: 10.1109/ICISS50791.2020.9307535.
33
LAMPIRAN
1. Desain Wireframe
34
35
36
37
38
39
2. Desain User Interface
40
41
42
43
44
45
46
3. Program Komunikasi UHF Reader
import mysql.connector
from rfid_reader import RFIDReader
#Library di https://github.com/pravodev/uhf-rfid-reader-
sdk/blob/master/rfid_reader/reader.py
#Inisialisasi
reader = RFIDReader('socket', host="192.168.0.180", port=6000,
addr="FF")
reader2 = RFIDReader('socket', host="192.168.0.190", port=6000,
addr="FF")
47
#Hasil konversi data
seperator = ' '
new_data = converttostr(tag, seperator)
new_data2 = converttostr(tag2, seperator)
cursor = db.cursor()
#Reader 1
if (jml > 1):
for i in range (0,jml) :
new_data = tag [i]
sql = "INSERT INTO tb_reader_scan (rfid_uid, reader_id) VALUES
(%s, %s)"
val = (new_data, "1")
cursor.execute(sql, val)
db.commit()
if (jml == 1) :
new_data = converttostr(tag, seperator)
sql = "INSERT INTO tb_reader_scan (rfid_uid, reader_id) VALUES
(%s, %s)"
val = (new_data, "1")
cursor.execute(sql, val)
db.commit()
#Reader 2
if (jml2 > 1):
for j in range (0,jml2) :
new_data2 = tag2 [j]
sql = "INSERT INTO tb_reader_scan2 (rfid_uid, reader_id)
VALUES (%s, %s)"
val2 = (new_data2, "2")
cursor.execute(sql, val2)
db.commit()
if (jml2 == 1) :
new_data2 = converttostr(tag2, seperator)
sql = "INSERT INTO tb_reader_scan2 (rfid_uid, reader_id) VALUES
(%s, %s)"
val2 = (new_data2, "2")
cursor.execute(sql, val2)
db.commit()
#window.close()
import pynput
from pynput.keyboard import Key, Listener
import mysql.connector
cursor = db.cursor()
count = 0
keys = []
def write_file(keys):
jml = len(keys) #untuk ambil data panjang
pada dimensi matriks
new_data2 = " "
for j in keys : #perulangan utnuk pemabacaan
elemen matriks keys
new_data = str(j).replace("'","")
#print (new_data)
#if new_data != "Key.shift" and new_data != "Key.enter" :
new_data2 += new_data
print (new_data2)
sql = "INSERT INTO tb_registrasi (rfid_uid, status) VALUES (%s, %s)"
val = (new_data2, "1")
cursor.execute(sql, val)
db.commit()
def on_key_release(key):
if key == Key.esc:
return False
49