You are on page 1of 12

MAKALAH KEPRAMUKAAN

Dosen Pengampu
Antok Kurniawan, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Nadia Helvina
Setyo Fajar T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
TAHUN 2023
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Filsafat Metode Pendidikan Kepanduan


1. Prinsip kesukarelaan
Prinsip kesukarelaan merupakan sikap atau perbuatan yang bukan
karena paksaan atau tekanan, melainkan karena kesenangan yang kemudian
menumbuhkan kerelaan dalam hati mereka. Sikap laku itu dilandaskan
pada sifat-sifat ketulusan hati, tanpa pamrih, mengutamakan kewajiban dari
pada hak, pengabdian dan tanggung jawab.
2. Prinsip kode kehormatan
Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran kesadaran
mengenai akhlak (perbuatan baik) yang tersimpan di dalam hati orang
sebagai akibat karena orang tersebut tahu akan harga dirinya, Kode
kehormatan Gerakan Pramuka merupakan suatu norma dalam kehidupan
dan penghidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran,
norma atau standar tingkah laku kepramukaan Indonesia.
Kode Kehormatan Pramuka merupakan serangkaian ketentuan dasar
(janji, nilai, dan norma) yang harus dilaksanakan oleh seorang pramuka
dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi ukuran atau standar tingkah laku
pramuka. Sehingga bisa dikatakan bahwa kode kehormatan merupakan
kode etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun
di dalam Masyarakat (Bahtiar. 22:2018)
Gerakan Pramuka sebagai oraganisasi pendidikan nonformal,
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan yang sasaran utamanya
adalah pembinaan watak. Dalam melaksanakan pendidikan kepada peserta
didik hanya digunakan suatu norma yang diperlukan dan praktis berguna
untuk kehidupan dan penghidupannya. Kode kehormatan sebagai cara
untuk pendidikan dan pembinaan budi yang luhur. Setiap anggota Gerakan
Pramuka adalah anggota masyarakat, oleh karena itu, sebagai anggota
masyarakat maka seorang pramuka harus merupakan anggota masyarakat
yang berharga dan dihargai masyarakat. Pandangan masyarakat itu negatif
atau positif tergantung pada sikap, perbuatan dan tingkah laku pramuka itu.

1
Dengan adanya kode kehormatan, maka diharapkan seorang pramuka
memiliki pegangan yang baik dalam kehidupannya di tengah masyarakat,
sehingga memperoleh pandangan yang positif dari masyarakat.
Kode Kehormatan Tri Satya dan Dasa Darma:
a. Tri Satya:
1) Demi Kehormatanku aku berjanji akan bersungguh sungguh
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila
2) Menolong sesama hidup dan mempesiapkan diri
membangun Masyarakat
3) Menepati Dasa Darma.
b. Dasa Darma Pramuka itu :
1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3) Patriot yang sopan dan ksatria
4) Patuh dan suka bermusyawarah
5) Rela Menolong dan Tabah
6) Rajin, Trampil dan Gembira
7) Hemat, cermat dan bersahaja
8) Disiplin, berani dan setia
9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10) Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.
3. Prinsip sistem penyesuaian dengan perkembangan Rohani/jasmani
Kegiatan yang dilaksanakan dalam Gerakan Pramuka disesuaikan
dengan usia dan perkembangan jasmani peserta didik, karena tiap orang
tentu berbeda-beda dengan yang lain. Perbedaan itu dapat dalam hal
berpikir, tingkah laku, bentuk tubuh dan sebagainya. Dalam usaha
pendidikannya, Gerakan Pramuka menggunakan prinsip penyesuaian
dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik. Hal ini
dimaksudkan agar pendidikan kepramukaan dapat diterima dengan mudah
dan pasti oleh peserta didik. Penyesuaian ini dilakukan dengan
menyesuaikan umur peserta didik. Dalam Gerakan Pramuka peserta didik

2
digolongkan ke dalam empat golongan, yaitu: golongan siaga, golongan
penggalang, golongan penegak dan golongan pandega.
a. Siaga adalah sebutan bagi Anggota Pramuka yang berumur antara 7-10
tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan (kiasan
dasar) masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia
meyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya
Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan
bangsa Indonesia.
b. Penggalang adalah sebuah golongan setelah pramuka Siaga . Anggota
pramuka penggalang berusia dari 11-15 tahun. Disebut Pramuka
Penggalang karena sesuai dengan kiasan pada masa penggalangan
perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia menggalang
dan mempersatukan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan
adanya peristiwa bersejarah yaitu konggres para pemuda Indonesia yang
dikenal dengan ” Soempah Pemoeda” pada tahun 1928.
c. Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16 – 20
tahun. Secara umum usia tersebut disebut masa sosial (Konstan) atau
disebut juga masa remaja awal yaitu masa pencarian jati diri, memiliki
semangat yang kuat, suka berdebat, ke mauannya kuat, agak sulit
dicegah ke mauannya apabila tidak melalui kesadaran rasionalnya, ada
kecenderungan agresif, sudah mengenal cinta dengan lain jenis kelamin.
Pergerakan golongan Penegak disebut pergerakan bakti. Bagi seorang
Penggalang yang masuk Ambalan Penegak, berarti melanjutkan latihan
yang telah diterima di golongan Siaga dan Penggalang dan Ambalan.
d. Pandega adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 21-25
tahun, yang juga disebut Senior Rover. Secara umum remaja usia
Pandega disebut sebagai remaja madya yang berproses ke arah
kematangan jiwa dan kesadaran diri untuk memperjuangkan dan meraih
cita-cita. Pada usia Pandega, sifat agresif sudah mulai mengendap,
sosialitas nya semakin tinggi, dan pertimbangan rasionalnya semakin
tajam. Sikap mandiri, tegas, idealis, dan santun tercitra dalam
kesehariannya. Kreatif dan suka berkarya, kepatuhan yang tinggi

3
terhadap aturan, merupakan ciri seorang Pandega. Pergerakan Pramuka
Pandega adalah pergerakan pelopor bakti yang secara filosofis sebagai
penggerak pembangunan dan perubahan (Agent of change) ke arah
pembaharuan dalam menegakkan dan mengisi kemerdekaan bangsa.
Pada masa inilah inovasi-inovasi dapat dikembangkan melalui berbagai
kegiatan bakti, baik bakti dalam lingkungan Pramuka (gugus depan atau
kwartir), maupun bakti dalam kehidupan bermasyarakat.
4. AD dan ART
AD/ART merupakan ketentuan dasar dan ketentuan operasional
bagi suatu organisasi yg mencerminkan aspirasi, visi dan misi Gerakan
Pramuka Indonesia. Pengikat persatuan dan kesatuan Gerakan Pramuka
dalam prinsip, idealisme, tindaklaku, baik organisatoris, sosial, maupun
budaya. Suluh & landasan gerak organisasi Gerakan Pramuka dalam
mencapai tujuannya. Landasan manajemen & pemberdayaan sumberdaya
Gerakan Pramuka.
a. Faktor-faktor yang melatar belakangi penyusunan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ialah:
1. Jiwa ksatria yang patriotik dan semangat persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia yang adil dan makmur material maupun
spiritual, dan beradab.
2. Kesadaran bertanggungjawab atas kelestarian Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3. Upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan
dengan sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda dalam
mewujudkan masyarakat madani dan melestarikan keutuhan:
1) Negara Kesatuan Republik Indonesia
2) Ideologi Pancasila
3) Kehidupan rakyat yang rukun dan damai
4) Lingkungan hidup di bumi Nusantara.
b. Gerakan Pramuka merupakan organisasi pendidikan sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan berstatus badan hukum.

4
Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yaitu Gerakan Kepanduan
Praja Muda Karana, Gerakan Pramuka merupakan organisasi pendidikan
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dan berstatus badan hukum.
Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan
ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238
tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961, sebagai kelanjutan dan pembaharuan
Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia. Gerakan Pramuka bertujuan
untuk membentuk setiap Pramuka: a) Memiliki kepribadian yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin,
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat
jasmani, dan rohani; b) Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia
dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi
masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri
secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan
bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam
lingkungan. Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas
bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab, mampu
membina dan mengisi kemerdekaan serta membangun dunia yang lebih
baik.
Sifat Gerakan Pramuka:
a. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang
keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras,
golongan, dan agama.
b. Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik,
bukan bagian dari salah satu organisasi kuatan sosial politik dan
tidak menjalankan kegiatan politik praktis.
c. Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya
untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan
beribadat menurut agama dan kepercayaannya.
Gerakan Pramuka dalam mencapai tujuan melakukan usaha:

5
a. Menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara
memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman.
b. Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada tanah air
dan bangsa.
c. Memupuk dan mengembangkan persatuan dan kebangsaan.
d. Memupuk dan mengembangkan persaudaran dan persahabatan baik
nasional maupun internasional.
e. Menumbuhkan pada para anggota rasa percaya diri, sikap dan perilaku
yang kreatif dan inovatif, rasa bertanggungjawab dan disiplin.
f. Menumbuh kembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan.
g. Memupuk dan mengembangkan kepemimpinan.
h. Membina, kemandirian dan sikap otonom, keterampilan, dan hasta
karya (Pasal 8 AD Gerakan Pramuka)
B. Sejarah Kepanduan
1. Perintis Kepanduan Dunia
Dalam Bahtiar (3-4:2018) Sejarah pramuka dunia tidak dapat
dipisahkan dengan terbitnya buku Scouting For Boys, karena buku itulah
yang menyebabkan anak-anak dan remaja beramai-ramai bergabung dalam
kegiatan alam terbuka yang dinamakan gerakan Kepanduan (Boy Scouts).
Buku Scouting For Boys tersebut ditulis oleh Sir Robert Baden Powell di
tahun 1908.
Boy Scouts, gerakan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan
karakter anak-anak dan remaja dan melatih mereka untuk dapat
bertanggung jawab di masa dewasa nanti. Gerakan ini bermula di Inggris
di tahun 1907 oleh Sir Robert Baden-Powell, yang program-program dasar
gerakannya diilhami oleh dua organisasi remaja yang terlebih dahulu
terbentuk: Sons Of Daniel boone yang didirikan oleh Daniel Carter Beard
seorang naturalis ilustrator, dan Woodcarft Indian yang dipelopori oleh
Ernest Thompson seorang penulis Inggris kelahiran Kanada.
Kepanduan berkembang pesat lebih dari 140 negara di dunia.
Organisasi-organisasi kepanduan internasional adalah organisasi yang

6
independen tetapi biasa bertemu setiap dua tahun sekali dalam Boy Scouts
World Conference. Biro kepanduan sedunia (The Boy Scouts World
Bureau) berada di Jenewa, Swizerland, berfungsi sebagai sekretariat
organisasi. Kegiatan pertemuan besar internasional, yang disebut Jambore,
dilaksanakan setian 4 tahun sekali. Sejak dibentuk oleh Sir Baden Powell
di Inggris, maka berdiri organisasi-organisasi kepanduan dibanyak negara,
seperti Amerika Serikat pada tahun 1910. Organisasi kepanduan adalah
kegiatan yang paling banyak menghabiskan waktu di alam terbuka.
Berkemah merupakan program tetap organisasi yang terkandung dalam
program konservasi alam, ketuhanan, pertanian, aksi sosial dan bhakti pada
masyarakat. Sebagai contoh, selama Perang Dunia II (1939-1945), The Boy
Scouts berpartisipasi dalam banyak kegiatan sipil. Program-program
lainnya antara lain meningkatkan keterampilan dalam pengetahuan tentang
hewan dan tumbuhan, berenang, penolongan pertama, bersemboyan, dan
aktivitas lainnya.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan
organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang
kemudian diteruskan oleh istri beliau. Tahun 1916 berdiri kelompok
pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The
Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya.
Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan
oleh induk serigala.
Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah
berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To
Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan
seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai
bahagia. Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di
Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan
pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief
Scout of The World).
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina
Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang

7
bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di
Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina
Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Deewan
Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London,
Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari
London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan
Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia
dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson
(Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh
R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa
Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan
Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa,
Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
2. Gagasan pendidikan kepramukaan
a. Pendiri pramuka
Tahun 1908, Mayor Jenderal Robert Baden Powell melancarkan
suatu gagasan tentang pendidikan luar sekolah untuk anak-anak Inggris,
dengan tujuan agar menjadi manusia Inggris, warga Inggris dan anggota
masyarakat Inggris yang baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
kerajaaan Inggris Raya ketika itu. Beliau menulis “Scouting for Boys”
sebuah buku yang berisi pengalaman di alam terbuka bersama pramuka
dan latihan-latihan yang diperlukan Pramuka.Gagasan Boden Powell
dinilai cemerlang dan sangat menarik sehingga banyak negara-negara
lain mendirikan kepanduan. Diantaranya di negeri Belanda dengan
nama Padvinder atau Padvinderij.
Gagasan kepanduan dibawa oleh orang Belanda ke Indonesia
yang pada masa itu merupakan daerah jajahan Hindia Belanda
(Nederlands Oost Indie), dengan mendirikan Nederland Indischie
Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-pandu Hindia-
Belanda.Gagasan organisasi Boden Powell tersebut dalam waktu
singkat menyebar ke berbagai negara termasuk Belanda.Di belanda

8
gerakan pramuka dinamai Padvinder.Pada masa itu Belanda yang
menguasai Indonesia membawa gagasan itu ke Indonesia. Akhirnya
mereka mendirikan organisasi tersebut di Indonesia dengan nama NIPV
(Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu
Hindia Belanda).
Sistem Pendidikan kepramukaan memiliki system Pendidikan
terorganisasi lengkap dengan lima komponen utama yaitu: tujuan
Pendidikan, peserta didik, yang mendidik, metode pendidkan, dan
materi Pendidikan atau kurikulum kepramukaan. Sistem Pendidikan
bagi peserta didik untuk pesert didik ini diatur memalui syarat
kecakapan umum (SKU) dan syarat kecakapan khusus (SKK).
1) untuk pramuka siaga (usia 7-10 tahun)
2) untuk pramuka penggalang (11-15 tahun)
3) untuk pramuka penegak (16-20 tahun)
4) untuk pramuka pandega (usia 21-25 tahun) Pendidikan
kepramukaan
Sistem Pendidikan bagi orang dewasa Pendidikan bagi orang
dewasa dalam Gerakan pramuka ditunjukan kepada pemberian bekal
kemampuan, agar orang itu dapat mengabadikan dirinya secara
sukarela dan ektif menjalankan kewajibannya sebagai pembantu
Pembina pramuka, Pembina pramuka, pelatihan pramuka, pembantu
pramuka, pembantu andalan, andalan, anggota majelis pembimbing dan
staf kwartir.

C. Hizbul wathan (HW)


Dalam listiowaty (2019) Hizbul Wathan (HW) adalah nama kepanduan
di Muhammadiyah Hizbul Wathan berarti "Pembela Tanah Air". HW didirikan
pada 1336 H (1918 M) di Yogyakarta. oleh H.K. Ahmad Dahlan, ketika dia
selesai memberikan ceramah di Solo, dia melihat pelatihan Pandu di alunalun
Mangkunegaran. Gerakan ini (digabung menjadi Kepanduan pada tahun 1961,
dan dihidupkan kembali oleh pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Surat
Keputusan Nomor 92 / SK-PP / VI-B / 1999 tanggal 10 Shaytan 1420 H (18

9
November 1999 M), dan dikonfirmasikan dengan Nomor SK 10.//kep/1.O/ B /
2003 tanggal 1 Dzullhijjah 1423 H (2 Februari 2003) Sebelumnya, Indisce
Padvinders Vereniging (NIPV) Belanda didirikan pada tahun 1914.
Hizbul Wathan adalah salah satu organisasi otonom di
Muhammadiyah. Organisasi ini adalah organisasi yang bergerak di bidang
kepanduan baik laki-laki maupun perempuan. Organisasi ini juga merupakan
forum bagi Muhammadiyah dalam menyebarkan dakwahnya dengan tujuan
amr ma'ruf nahi munkar. Organisasi HW digunakan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah-sekolah Muhamadiyah mulai dari tingkat sekolah
dasar hingga tingkat universitas. Kegiatan organisasi ini memiliki banyak
manfaat. Selain fasilitas dakwah Muhammadiyah, organisasi ini juga
merupakan salah satu metode pendidikan di sekolah-sekolah Muhammadiyah.
Organisasi ini juga merupakan salah satu tindakan strategis Muhammadiyah
untuk mewujudkan masa depan Islam yang cerah, pembaruan masyarakat dan
bangsa, dan mampu mempercepat penyebaran gagasan pembaruan dan metode
dakwah Islam.
Organisasi Hizbul Wathan adalah salah satu organisasi yang memiliki
tugas membentuk kaum muda dengan sistem kepanduan yang bernafas Islam.
Pada dasarnya, gerakan ini memiliki banyak kesamaan dengan gerakan
Pramuka. Perbedaannya adalah bahwa nafas gerakan ini adalah Islam
berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan dasar gerakan
Muhammadiyah.

10
DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja, J.T & DKK.(2014). Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar
(KMD). Penerbit. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Bahtiar, R. S. (2018). Buku Ajar Pengembangan Kepramukaan.
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. (2014). Kepramukaan.
Gumati.W.R. (2020). Pendidikan Kepramukaan Di Perguruan Tinggi. Penerbit
Widina Bhakti Persada Bandung.
Listiowaty. E & Margono. M. (2019). Strategi Pengembangan Karakter Dalam
Kegiatan Kepaduan Hizbul Wathan (HW). 4(2), 104-105.

11

You might also like