Professional Documents
Culture Documents
Penilaian Kinerja Keperawatan Rsud Waibakul
Penilaian Kinerja Keperawatan Rsud Waibakul
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, banyak terjadi
perubahan di berbagai bidang, khususnya di bidang
kesehatan. Perubahan ini ditandai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, yang terjadi
baik di negara maju maupun negara berkembang. Untuk
mengantisipasi perubahan tersebut, pemerintah menyediakan
sarana pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit sebagai
pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Untuk menghadapi perkembangan teknologi di rumah
sakit, dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki
ketrampilan dan pengetahuan yang luas. Dalam hal ini,
pegawai merupakan sumber daya manusia yang melakukan
tugasnya dalam kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit,
dengan tujuan dapat mengelola sebuah rumah sakit dan
melayani pasien. Rumah sakit menjadikan seorang pegawai
yang memiliki kinerja yang baik dengan suatu penilaian yang
dinamakan penilaian kinerja pegawai. Demikian pula dengan
Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul Kabupaten Sumba
Tengah.
Pelaksanaan penilaian kinerja pegawai merupakan salah
satu upaya manajemen rumah sakit yang bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan di rumah
sakit. Pelaksanaan penilaian kinerja pegawai perlu dilakukan
di rumah sakit dengan melibatkan pihak manajemen. Penilaian
1
kinerja merupakan bagian penting dari seluruh proses
kegiatan pegawai yang bersangkutan.
Prestasi kinerja pegawai sangat penting dalam mencapai
tujuan organisasi. Oleh karena itu, diperlukan sistem penilaian
kinerja yang dapat diandalkan dan dapat dijadikan dasar
untuk penilaian kinerja serta sebagai dasar pengembangan
prestasi pegawai sesuai tujuan organisasi. Dengan demikian,
setiap pegawai dapat menilai seberapa jauh kinerjanya telah
menghasilkan prestasi yang diharapkan sesuai tujuan.
B. Tujuan
1. Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan.
2. Sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja maupun
kompetensi karyawan untuk digunakan seoptimal mungkin
dalam mencapai tujuan individu maupun tujuan rumah
sakit.
3. Memberikan feedback kepada pegawai dalam upaya
memperbaiki kinerja.
4. Sebagai pertimbangan promosi dan rotasi pegawai.
5. Sebagai sumber informasi mengenai kebutuhan pelatihan
dan pengembangan pegawai.
C. Dasar Hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 tentang
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil jo.
Surat Edaran Kepala Badan Kepegawaian Negara RI Nomor
02 / SE / 1980, Tanggal 11 Februari 1980 tentang
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil.
2
2. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
3. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik.
4. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
Pasal 7 ayat 1 mensyaratkan sebuah rumah sakit harus
memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan, untuk
mencapai maksimalisasi dari pelayanan yang diberikan.
Pasal 12 ayat 1 mensyaratan sumber daya manusia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1 yaitu rumah
sakit harus memiliki tenaga tetap yang meliputi : tenaga
medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga
kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit, dan tenaga
non kesehatan.
5. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sumba Tengah Nomor 4
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Sumba Tengah
7. Keputusan Bupati Sumba Tengah Nomor:
KEP/HK/331/2022 tentang Pemberian Izin Operasional
Kabupaten Sumba Tengah;
8. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul
NOMOR: RSUD.W/01/SK/MNJ/53.17/I/2023 tentang
Pedoman Tata Naskah Dokumentasi Akreditasi Rumah
Sakit Umum Daerah Waibakul
3
BAB II
DEFINISI OPERASIONAL
5
BAB III
RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA
6
Adapun penilaian sikap kerja, meliputi :
a. Kehadiran
Kehadiran dinilai berdasarkan presensi atau kehadiran
staf atau tenaga keperawatan dalam waktu 1 (satu)
tahun.
b. Kedisiplinan
Menurut Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine, disiplin
merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di
tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat
mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang
telah ditentukan. Kedisiplinan dinilai berdasarkan
kepatuhan terhadap jam kerja (jam datang, jam pulang
dan keikutsertaan dalam apel pagi), kepatuhan terhadap
instruksi dari atasan serta peraturan dan tata tertib yang
berlaku, berpakaian yang baik dan sopan sesuai aturan
tempat kerja dan menggunakan tanda pengenal instansi.
c. Dedikasi
Dedikasi dinilai berdasarkan keikutsertaan staf atau
tenaga keperawatan dalam kegiatan peningkatan mutu
keperawatan.
d. Kerja sama
Kerja sama dinilai berdasarkan kemampuan kerja sama
dengan sejawat dan profesi lain serta tidak terlibat dalam
konflik dengan sejawat atau profesi lain.
e. Komunikasi
Komunikasi dinilai berdasarkan kemampuan dalam
implementasi komunikasi efektif.
7
f. Tanggung jawab
Tanggung jawab dinilai berdasarkan kemampuan dalam
melaksanakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
sesuai dengan target waktu.
2. Kinerja pelayanan
Penilaian kinerja pelayanan staf atau tenaga keperawatan
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi
kinerja tanaga keperawatan di Rumah Sakit berdasarkan
kompetensi sesuai kewenangan klinis, uraian tugas serta
level jenjang karir keperawatan.
3. Mutu pelayanan
Penilaian mutu pelayanan staf atau tenaga keperawatan
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi
kinerja tanaga keperawatan di Rumah Sakit berdasarkan
peran staf atau tenaga keperawatan dalam upaya program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit.
Penilaian mutu pelayanan staf atau tenaga keperawatan,
meliputi : kepatuhan terhadap Standar Operasional
Prosedur (SPO), kepuasan pelanggan baik internal maupun
eksternal, pemahaman pasien dan keluarga terhadap
sdukasi petugas, kelengkapan asesmen awal pasien dan
implementasi 5 benar pemberian obat.
B. Performance standar
Penilaian kinerja sangat membutuhkan standar yang jelas
yang dijadikan tolok ukur atau patokan terhadap kinerja yang
akan diukur. Standar yang dibuat tentu saja harus
berhubungan dengan jenis pekerjaan yang akan diukur dan
8
hasil yang diharapkan akan terlihat dengan adanya penilaian
kinerja ini.
Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam menyusun
standar penilaian kinerja yang baik dan benar yaitu validity,
agreement, realism, dan objectivity.
1. Validity adalah keabsahan standar tersebut sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dinilai. Keabsahan yang dimaksud
yaitu standar tersebut memang benar-benar sesuai atau
relevan dengan jenis pekerjaan yang akan dinilai tersebut.
2. Agreement berarti persetujuan, yaitu standar penilaian
tersebut disetujui dan diterima oleh semua pegawai yang
akan mendapat penilaian. Ini berkaitan dengan prinsip
validity di atas.
3. Realism berarti standar penilaian tersebut bersifat realistis,
dapat dicapai oleh para pegawai dan sesuai dengan
kemampuan pegawai.
4. Objectivity berarti standar tersebut bersifat obyektif, yaitu
adil, mampu mencerminkan keadaan yang sebenarnya
tanpa menambah atau mengurangi kenyataan dan sulit
untuk dipengaruhi oleh bias - bias penilai .
B. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan menggunakan formulir penilaian
kinerja sesuai dengan jenjang karir keperawatan meliputi Pra
Perawat Klinik ( Pra PK ), Perawat Klinik I ( PK I ), Perawat
Klinik II ( PK II ), dan seterusnya. Formulir penilaian kinerja
terlampir.
Penilaian kinerja tenaga atau staf keperawatan berdasarkan
logbook, observasi, studi dokumentasi.
10
C. Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan :
1. Pada saat pegawai dalam masa orientasi.
2. Pada saat pegawai telah diangkat menjadi pegawai tetap,
dilakukan penilaian kinerja setiap 1 (satu) tahun sekali
pada akhir tahun.
3. Penilaian kinerja dilakukan oleh atasan langsung :
a. Perawat Pelaksana dan Ketua Tim dinilai oleh Manajer
Ruang, mengetahui Kepala Seksi Keperawatan dan
Kepala Bidang Keperawatan.
b. Manajer Ruang dinilai oleh Kepala Seksi Keperawatan,
mengetahui Kepala Bidang Keperawatan.
4. Hasil penilaian kinerja ditembuskan kepada :
a. Pegawai yang bersangkutan.
b. Bidang keperawatan dan penunjang non medik.
c. Bagian kepegawaian.
11
BAB V
DOKUMENTASI DAN TINDAK LANJUT
A. DOKUMENTASI
Terdapat beberapa format penilaian yang digunakan
untuk mengevaluasi kinerja staf tenaga keperawatan. Format
penilaian kinerja staf atau tenaga keperawatan, terdiri dari :
1. Formulir penilaian kinerja staf tenaga keperawatan yang
sedang dalam masa orientasi.
2. Formulir penilaian staf atau tenaga keperawatan yang telah
diangkat menjadi pegawai, terdiri dari :
a. Penilaian formulir penilaian kinerja sesuai dengan jenjang
karir keperawatan meliputi Pra Perawat Klinik ( Pra PK ),
Perawat Klinik I ( PK I ), Perawat Klinik II ( PK II ), dan
seterusnya. Formulir penilaian kinerja terlampir.
b. Penilaian kinerja tenaga atau staf keperawatan
berdasarkan logbook, observasi, studi dokumentasi.
c. Status dokumen penilaian kinerja bersifat rahasia.
Dokumen penilaian kinerja disimpan di file pegawai
masing - masing.
B. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja ini dapat
dipergunakan sebagai bahan konseling bagi staf atau tenaga
keperawatan. Disampaikan atau diklarifikasi hasil penilaian
kinerja kepada yang bersangkutan sehingga pegawai
mengetahui hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam kinerja
nya.
12
BAB VI
PENUTUP
13
14
Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 44 tentang Rumah Sakit Pasal 36
tahun 2009 ditetapkan bahwa setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan Tata
Kelola Rumah Sakit dan Tata Klinis yang baik. Pelayanan keperawatan sebagai
bagian integral dari pelayanan kesehatan masyarakat berperan penting dalam
upaya pencapaian target pembangunan kesehatan.
Untuk menjaga Mutu Kesehatan dan Keselamatan Rumah Sakit salah satunya
adalah dengan menjaga kompetensi staff klinis yang memberikan asuhan kepada
pasien. Perawat harus memiliki surat Kewenangan Kerja Klinis yang
didapatkan dari proses Kredensial.
Secara sederhana dapat digambarkan alur skema yang berkelanjutan tentang mutu
tenaga staf klinis, yaitu;
15
Adapun tujuan dilakukan kredensial dan rekredensial adalah :
DAFTAR PUSTAKA:
PMK No. 49 Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit pada Bab I
Ketentuan Umum pasal 1.
Penulis:
Muhammad Isnaini.S.Kep
16