You are on page 1of 67

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 Ekslamper
Hal : Persetujuan Naskah Skripsi
Kepada.
Yth. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IBN Tegal
Di Slawi

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Setelah membaca, mengadakan koreksi, dan perbaikan sebagaimana
mestinya, maka kami menyatakan bahwa Naskah Skripsi saudara :
Nama : Khorirotul Azmiyah
NIM : 141117048
Prodi/Fakultas : Pendidikan Agama Islam/Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
Judul Skripsi : IMPLEMENTASI PEMIKIRAN NASARUDIN UMAR
TENTANG GENDER TERHADAP PERILAKU
MAHASISWA DALAM BERORGANISASI
(Studi Kasus Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Komisariat Bakti Negara Tegal)

Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian
atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Slawi, Oktober 2021

Pembimbing I Pembimbing II

H. Ahmad.Hufron, Lc, MSI Arif Muntaqo, ST, MSI


NIDN. 2113067101 NIDN. 2115067902
SKRIPSI

IMPLEMENTASI PEMIKIRAN NASARUDIN UMAR TENTANG GENDER


TERHADAP PERILAKU MAHASISWA DALAM BERORGANISASI

(Studi Kasus Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat


Bakti Negara Tegal)

Disusun oleh:

Khorirotul Azmiyah

141117048

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 22 November 2021


dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Agama Islam (S.Pd)
Susunan Dewan Penguji

Ketua Sekretaris

H. Ahmad.Hufron, Lc, MSI H.Moh.Sobirin,M.Pd.I


NIDN. 2113067101 NIDN. 2126017901

Penguji I Penguji II

H.Moh.Sobirin,M.Pd.I
NIDN. 2126017901
Pembimbing I

H. Ahmad.Hufron, Lc, MSI


NIDN. 2113067101
SURAT PERNYATAAN

Bismillahirrahmannirrahim,

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan
didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kerjasamaan disuatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak
diterbitkan, sumbernya di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Dengan ini saya mengajukan judul IMPLEMENTASI PEMIKIRAN


NASARUDIN UMAR TENTANG GENDER TERHADAP PERILAKU
MAHASISWA DALAM BERORGANISASI STUDI KASUS ORGANISASI
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII) KOMISARIT
BAKTI NEGARA TEGAL ini serta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri dan tidak melakukan penjimplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang
tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi apapun yang dijatuhkan
kepada saya sesuai dengan peraturan yang berlaku apabila dikemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan, atau ada klaim terhadap
keaslian karya saya ini.

Tegal November 2021

Yang membuat pernyataan,

Khorirotul Azmiyah
NIM: 141117048

3
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan
karunia dan nikmat kepada hambanya. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga
dan para sahabat.

Skripsi berjudul “IMPLEMENTASI PEMIKIRAN NASARUDIN UMAR


TENTANG GENDER TERHADAP PERILAKU MAHASISWA DALAM
BERORGANISASI STUDI KASUS ORGANISASI PERGERAKAN
MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII) KOMISARIAT BAKTI NEGARA
TEGAL” yang telah tersusun ini tak lepas dari bantuan dan peran serta pihak-
pihak yang terlibat dalam penulis ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga atas partisipasi, dukungan, bimbingan, pengarahan, dan bantuan yang
sangat berharga, baik moril maupun materil. Oleh karena itu sepatutnya penulis
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs.H.Badrodin,MSI Selaku Rektor Institut Bakti Negara (Ibn)


Tegal.
2. Bapak Dr.Saepudin,MA Selaku Wakil Rektor 1 Institut Bakti Negara (Ibn)
Tegal.
3. Bapak Drs.H.Saidin,MSI Selaku Wakil Rektor 2 Institut Bakti Negara
Tegal (Ibn) Tegal.
4. Bapak Drs.Abdul Muslich,MSI Selaku Wakil Rektor 3 Institut Bakti
Negara (Ibn) Tegal.
5. Bapak H.Ahmad Hufron,Lc,MSI Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan Sekaligus Dosen Pembimbing I Dalam Penyusun Skripsi
Ini.
6. Bapak Drs.Moh.Sobirin,M.Pd.I, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam Institut Bakti Negara (Ibn) Tegal.
7. Bapak Arif Muntaqo ST.MSI, Selaku Dosen Pembimbing II Yang Telah
Memberikan Bimbingan, Arahan Dan Motivasi Dalam Penulisan Skripsi
Ini.

iv
8. Bapak Mokhamad Miftahul Ulum M.Pd.I. Selaku Dosen Wali Studi Yang
Senantiasa Mengarahkan Penulis Hingga Dapat Menyelesaikan Skripsi Ini.
9. Para Dosen Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal.
10. Para Senior PMII Tegal.

11. Semua Pihak Yang Telah Membantu Penulis, Baik Langsung Maupun
Tidak Langsung Sehingga Terselesaikannya Skripsi Ini.

Penulis Menyadari Bahwa Penulisan Ini Jauh Dari Kata Sempurna Oleh
Karena Itu Penulis Tetap Mengharapkan Bimbingan Dan Saran Dari Pembaca.
Akhirnya Penulis Berharap Semoga Skripsi Ini Bermanfaat Bagi Kemajuan
Ilmu Pengetahuan. Aamiin.

Slawi,02 November 2021

Penulis

Khorirotul Azmiyah

v
PERSEMBAHAN

Sebuah Karya Kecil yang teramat sederhana ini akan kupersembahkan kepada:

1. Tuhan yang Maha Esa.

2. Kedua Orang Tuaku Bapak. Saklani dan Ibu Marwati

3. Kepada Suamiku Muhammad Arwani S.H.

4. Adik-adik Dan Semua Keluargaku.

5. Senior PMII Tegal

6. Keluarga PMII Tegal

7. Seluruh Dosen-Dosen IBN Tegal ( Ketua Yayasan, Rektor, Wakil Rektor


I,II,III, Kaprodi dan Dekan semua Jurusan dan semua Prodi, serta seluruh
Jajaran Struktur IBN Tegal).

8. Sahabat-sahabat dan Keluarga Besar Tarbiyah Angkatan Tahun 2021.

Terimakasih kami ucapkan, semoga kita semua tetap dalam lindungan


Allah SWT.

vi
MOTTO

“HIDUP BUKANLAH PERSAINGAN ANTARA LAKI-LAKI DAN

PEREMPUAN,MELAINKAN ADALAH KOLABORASI”.

vii
ABSTRAK

Nama : Khorirotul Azmiyah


NIM : 141117048
Fakultas/Prodi : Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Implementasi Pemikiran Nasarudin Umar Tentang Gender
Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Berorganisasi.
(Studi Kasus Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) Komisariat Bakti Negara Tegal).

Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Apakah Isu Gender Di


Dalam Instansi Pergerakan PMII Komisariat Bakti Negara Tegal Ini Masih
Ada, Dan Bagaimana Isu Tersebut Mempengaruhi Posisi/Jabatan
Perempuan Yang Ada Di Instansi Organisasi PMII.

Dalam Metode Ini Penelitian Yang Di Gunakan Adalah Metode


Kualitatif Dengan Pendekatan Studi Kasus.

Teknik Pengumpulan Data Yang Digunakan Adalah Wawancara


Mendalam, Observasi, Dan Telaah Dokumen. Dalam Penelitian Ini Ada
Empat Partisipan Penelitian, Mereka Adalah Para Aktivis Perempuan Dan
Perempuan Yang Memiliki Jabatan Di Dalam Organisasi.

Hasil Penelitian Menunjukan Bahwa Isu Gender Di Dalam Organisasi


PMII Masih Ada Dan Masih Berpengaruh, Akan Tetapi Pengaruh Isu
Tersebut Sudah Semakin Kecil Dirasakan. Hal Ini Terlihat Dari Adanya
Partisipasi Dan Peran Serta Perempuan Yang Telah Menduduki Suatu
Jabatan Struktural Di Dalam Instansi Organisasi PMII Yang Sebelumnya
Lebih Di Dominasi Oleh Kaum Laki-Laki.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

NOTA PEMBIMBING...................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................ii

SURAT PERNYATAAN.............................................................................................iii

KATA PENGANTAR..................................................................................................iv

PERSEMBAHAN.........................................................................................................vi

MOTO..........................................................................................................................vii

ABSTRAK..................................................................................................................viii

DAFTAR ISI................................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................4
E. Tinjauan Pusataka..............................................................................................4
F. Metode Penelitian..............................................................................................7
G. Sistemmatika Penulisan Skripsi.......................................................................11

BAB II IMPLEMENTASI PEMIKIRAN NASARUDIN UMAR TENTANG


GENDER TERHADAP PERILAKU MAHASISWA DALAM
BERORGANISASI..................................................................................13
A. Nasarudin Umar...............................................................................................13
B. Gender Menurut Nasarudin Umar...................................................................19
C. Manfaat Gender Dalam Islam..........................................................................22

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN DAN PROSES


PERILAKU MAHASISAWA DALAM ORGANSASI PMII TEGAL
PERESPEKTIF GENDER.......................................................................33

A. Profil PMII Tegal.............................................................................................33


B. Asas Dan Sifat Tujuan PMII............................................................................36
C. Struktur Organisasi PMII.................................................................................37
D. Nilai Dasar PMII..............................................................................................40
E. Landasan Berfikir PMII...................................................................................42
F. Landasan Berpijak PMII..................................................................................43

ix
G. Sistem Kaderisasi.............................................................................................43
H. Skema Pengembangan Kaderisasi PMII..........................................................43
I. Pengembangan PMII Puteri.............................................................................43
J. Kurikulum Pengkaderan KOPRI.....................................................................44
K. Perilaku Mahasiswa Dalam Berorganisasi.......................................................44
L. Gambaran Umum Perilaku Mahasiswa Dalam Organisasi..............................49
M. Hasil Penelitian Dari Implementasi Konsep Pemikiran Nasarudin Umar
Terhadap Mahasiswa Dalam Organisasi PMII Tegal Perspektif Gender.......60

BAB IV ANALISIS DATA.........................................................................................65

A. Analisis Pemikiran Nasarudin Umar...............................................................65


B. Analisis Tentang Perilaku Gender Pada Mahasiswa Dalam Organisasi
PMII Komisariat Bakti Negara Tegal..............................................................65
C. Implementasi Pemikiran Nasarudin Umar Tentang Gender Terhadap
Perilaku Mahasiswa Dalam Berorganisasi.......................................................67

BAB V PENUTUP......................................................................................................70

A. Kesimpulan.....................................................................................................70
B. Saran................................................................................................................71

C. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................72

x
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang

bertindak dan bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam

kehidupan organisasi orang dipekerjakan, di didik dan dilatih, di beri

informasi, di lindungi dan di kembangkan. Dengan kata lain maka

perilaku organisasi adalah bagaimana orang berprilaku di dalam

suatu organisasi.

Beberapa penulis memberikan pengertian tentang organisasi

secara berbeda, namun bersifat saling melengkapi. Organisasi

adalah unit sosial yang secara sadar di koordinasikan terdiri dari dua

orang atau lebih yang berfungsi secara relative berkelanjutan untuk

mencapai tujuan bersama atau serangkaian tujuan (Robbins dan

Judge,2011:39). Dikatakan pula bahwa organisasi adalah suatu

sistem yang di koordinasikan secara sadar dari aktifitas dua orang

atau lebih (Kreitner dan Kinicki,2010:5). Sedangkan Greenberg dan

Baron (2003:3).1 Berpendapat bahwa organisasi adalah sistem sosial

yang terstruktur terdiri dari kelompok dan individu bekerja bersama

untuk mencapai beberapa sasaran yang disepakati.

1
Sedangkan Greenberg dan Baron (2003:3). organisasi adalah sistem sosial yang
terstruktur terdiri dari kelompok dan individu bekerja bersama untuk mencapai beberapa
sasaran yang disepakati.
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa perilaku organisasi

pada hakikatnya adalah merupakan bidang studi lintas disiplin

yang mempelajari tentang bagaimana cara memperbaiki sikap dan

perilaku individu dan kelompok dalam organisasi sehingga dapat

memberikan kontribusi secara efektif dalam mencapai tujuan

organisasi. Terdapat sejumlah alasan di antara para pakar, mengapa

perlu perilaku organisasi. Namun dari semua pendapat yang ada

menunjukan bahwa terdapat peningkatan perhatian pada kepentingan

sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam organisasi.

Apabila sumber daya manusia diperhatikan pada gilirannya akan

memberikan kontribusi lebih tinggi bagi organisasi.

Antara lain dikemukakan adanya tiga alasan mengapa perlu

mempelajari perilaku organisasi (Vecchio, 1995 : 4), yaitu :

1. Practical applications

Dalam kenyataan rill organisasi ada beberapa manfaat

memahami perilaku organisasi antara lain berkenaan dengan

pengembangan gaya kepemimpinan, pemilihan strategi dalam

mengatasi persoalan,seleksi pekerja yang tepat,peningkatan

kinerja, dan sebagainya.

2. Personal growth

Dengan memahami perilaku organisasi dapat lebih memahami

orang lain. Memahami orang lain akan memberikan

pengetahuan diri dan wawasan diri lebih besar.

3. Increased knowledge

2
Dengan perilaku organisasi dapat menggabungkan pengetahuan

tentang manusia dalam pekerjaan. Studi perilaku organisasi

dapat membantu orang untuk berfikir tentang masalah yang

berhubungan dengan pengalaman kerja. Kemampuan berfikir

kritis dapat bermanfaat dalam menganalisis baik masalah

pekerja maupun personal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pengamatan peneliti

sementara, maka dapat di susun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep pemikiran Nasarudin Umar tentang Gender?

2. Bagaimana perilaku mahasiswa dalam berorganisasi?

3. Bagaimana tindakan - tindakan pemikiran nasarudin umar tentang

gender terhadap perilaku mahasiswa dalam berorganisasi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk bisa memahami bagaimana konsep gender dalam berorganisasi

dengan menggunakan pemikiran nasarudin umar

2. Untuk mengetahui gambaran secara komperhensif tentang perilaku

Gender dalam pandangan barat dan Ilmu Al-qur’an menurut Nasarudin

Umar

3. Untuk mengetahui bagaimana mahasiswa atau aktifis itu

mengimplementasikan perilaku atau sikap dalam berorganisasi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, adapun

penjabaran man faat penelitian sebagai berikut yakni :

3
1. Manfaat Umum : dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan perilaku, keilmuan

dan gagasan ide yang sensitive gender dalam usaha mensosialisasikan

nilai-nilai keadilan dan kesetaraan gender.

2. Manfaat bagi Peneliti : penelitian ini diharapkan dapat memberikan

bahan informasi dan gambaran awal bagi organisasi kemahasiswaan

dalam perilaku terkait peningkatan kebermanfaatan keorganisasian dan

mendekonstruksi pemahaman gender dalam membangun kesadaran

sosial dikalangan mahasiswa untuk mewujudkan kehidupan kampus

yang peka perilaku gender dan sensitivitas gender.

3. Manfaat bagi penelitilain : penelitian ini diharapkan menjadi referensi

bagi yang memilih topic sama dan dapat mengembangkannya demi

kemajuan dalam pengembangan kebebasan dalam berorganisasi

E. Tinjauan Pustaka

1. M. Quraish Shihab, MA yang berjudul “Argumen Kesetaraan

Gender”. Jurnal ini mengkaji status gender dalam islam menguraikan

persoalan kemitraan laki-laki dan perempuan dengan merujuk sumber

ajaran dapat menimbulkan beda pendapat apalagi memahami teks-

teks keagamaan bahkan teks apapun. Dipengaruhi oleh banyak fakor,

bukan saja tingkat pengetahuan tetapi juga latar belakang pendidikan,

serta pendidikan dalam organisasi budaya dan kondisi sosial

masyarakat. Ini belum lagi yang di akibatkan oleh kesalah fahaman

memahami latar belakang teks dan sifat dari bahasanya.

2. Nasaruddin Umar yang membahas tentang pemikiran gender ini

dapat ditemui pada tulisan yang berjudul “prinsip-prinsip kesetaraan

4
gender dalam Al-qur’an dan Implementasi terhadap kepemimpinan

perempuan dalam berorganisasi. Tulisan ini membahas tentang

kesetaraan gender dalam berorganisasi menurut pemikiran

3. Nasarudin Umar ini mempunyai beberapa kekhususan yang

jarang dan bahkan belum pernah ditemukan dalam buku-buku lain.

Kekhususan itu antara lain berusaha memahami ayat-ayat gender

dengan menggunakan metode komperhensif yakni memadukan

antara metode tafsir kontemporer dan metode ilmu-ilmu sosial. Analisis

semantik, semiotik, dan hermeneutik ikut juga mempertajam analisis

pembahasan buku ini, seperti membahas terkait kesetaraan gender

dalam pendidikan dan perilaku dalam berorganisasi.

Dalam kendali organisasi posisi perempuan lebih mengkhawatirkan

dari pada laki-laki sehingga dalm pola relasi gender masih sering terjadi

ketimpangan. Akan tetapi Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa

perbedaan disini hanyalah pada biologis dan kodratnya saja akan tetapi

tidak pada peranannya Al-Qur’an mempersilahkan kepada kecerdasan-

kecerdasan manusia di dalam menata pembagian peran laki-laki dan

perempuan. Manusia mempunyai kewenangan untuk menggunakan

hak-hak kebebasannya dalam memilih pola pembagian peran gender

yang lebih adil.

4. Wibowo, Penulis lahir di Surabaya 3 Maret 1940, setelah

tamat Sekolah Rakyat di Bangil (Jawa Timur) selanjutnya melanjutkan

Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas bagian C di

Kota Solo. Sementara itu pendidikan tinggi diperoleh di Fakultas

Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan mendapatkan gelar

5
Bachelor Of Science (B.Sc) tahun 1963 dan Doktorandus (Drs.) pada

1965. Pendidikan di Luar Negri dengan gelar Master Of Philoshopy

(M.Phil.) diperoleh dari University of Bradford, Inggris pada tahun

1999, sedangkan gelar Doktor (Dr.) diperoleh dari Universitas Negeri

Jakarta pada 1999. Pada tahun 2004 dikukuhkan menjadi guru besar

dibidang manajemen. Beliau memiliki karya dengan membukukan buku

yang berjudul Perilaku Dalam Organisasi pada era sekarang menjadi

sangat penting bagi setiap Organisasi bahkan suatu Negara oleh karena

telah terbukti bahwa perilaku dalam organisasi sangat berpengaruh

terhadap kinerja suatu organisasi. Cukup banyak contoh akibat perilaku

menyimpang dari para tokoh yang seharusnya menjadi panutan tetapi

berprilaku sebaliknya. Akibat lebih jauh dari perilaku yang tidak baik

adalah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pejabat publik menjadi

menurun.

Menyadari pentingnya perilaku dalam organisasi baik di sektor

bisnis maupun pemerintah maka harus terus dikembangkan bahkan

terkait dengan pentingnya masalah perilaku birokrasi. Mengingat

pentingnya perilaku dalam berorganisasi para pakar telah melakukan

kajian yang cukup komprehensif dan menghasilkan berbagai teori-teori

yang dapat dimanfaatkan oleh para akademisi. Mahasiswa para peneliti

dan praktisi dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

khususnya terkait dengan perilaku individu, kelompok, dan perilaku

organisasi.

Buku yang ditulis Wibowo Dengan judul “perilaku dalam

organisasi” dapat dikatakan merupkan salah satu sumbangan

6
pemikiran penulis terhadap peran dan pentingnya perilaku dalam

berorganisasi.

5. Sejauh pengamatan saya sendiri sebagai Penulis tentang gender

memang telah banyak ditulis di berbagai pakar baik berupa penelitian,

buku, berbentuk skripsi, akan tetapi yang secara khusus membahas

tentang pemikiran Nasarudin Umar tentang konsep implementasi

kesetaraan gender ini dalam organisasi PMII Tegal yg dikomprasikan

dengan pemikiran saya belum ada di dalam organisasi PMII Tegal,

maka dari titik inilah menurut saya sangat tepat untuk melakukan

pengkajian dan penelaahan lebih mendalam tentang masalah ini.

F. Metode Penelitian

a. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, karena data yang terkumpul dan disajikan dalam

bentuk kata verbal, bukan dalam bentuk angka. Adapun jenis penelitian

ini termasuk penelitian kepustakaan (library research), yakni penelitian

yang dilaksanakan dengan menggunakan literature (kepustakaan) baik

berupa buku, catatan maupun laporan hasil penelitian dari peneliti

terdahulu.

Untuk metode penelitian yang digunakan adalah metode analisisisi

(content analysis). Analisis isi adalah sebuah alat penelitian yang

difokuskan pada konten actual dan fitur internal media. Hal ini

digunakan untuk menentukan keberadaan kata-kata tertentu, konsep,

tema, frase, karakter, atau kalimat dalam teks-teks atau serangkaian

teks. Teks dapat di definisikan secara luas sebagai buku, bab buku, esai,

7
wawancara, diskusi, tajuk berita dan artikel surat kabar, dokumen

sejarah, pidato, percakapan, iklan, atau dalam bentuk dokumen.

b. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan konsepsi peneliti atas variabel-

variabel aspek utama tema penelitian, yang disusun berdasarkan teori

yang telah ditetapkan. Tujuannya agar konsep yang digunakan peneliti

dalam memahami variabel/aspek utama dari tema menjadi lebih jelas

dan fokus.

c. Sumber dan Jenis Data

Sumber dan jenis data yang diperlukan untuk dihimpun dan diolah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung dan segera

diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.

Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah :

a. Buku “Argumen Kesetaraan Gender” karya Dr. Nasarudin

Umar,MA.

b. Buku “Pemberdayaan Perempuan Dari Masa ke Masa”

karya Vitalaya Aida S.Hubeis.

c. Buku “Bias Gender Dalam Birokrasi” Karya Partini

d. Buku “Perilaku Dalam Berorganisasi” karya Prof. Dr.

Wibowo, S. E. M. Phil.

2. Data sekunder

8
Sumber data skunder adalah sumber data yang lebih dahulu

dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang luar penyelidik itu sendiri

walau yang dikumpulkan itu sebenarnya adalah data asli.

Data skunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang

mempunyai relevansi untuk memperkuat argumentasi dan melengkapi

hasil penelitian ini, yaitu buku-buku yang bersangkutan dan mendukung

pembahasan tentang gender terhadap perilaku mahasiswa dalam

berorganisasi.

d. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini terdapat teknik-teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data, adapun teknik yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu metode dokumentasi.

Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan

mencatat data penelitian yang terdapat dalam buku-buku catatan, arsip

dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini ada banyak data yang

terhimpun baik berbentuk arsip atau dokumen.

Dalam hal ini peneliti akan melakukan identifikasi wacana dari

buku-buku, jurnal, makalah atau artikel, web, ataupun informasi lainnya

yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan

sebagainya yang berkaitan dengan tinjauan pustaka.

Adapun tahapan-tahapan pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

9
1. Mengumpulkan bahan pustaka yang dipilih sebagai sumber

data primer yang memuat tentang gender terhadap perilaku

mahasiswa dalam berorganisasi.

2. Memilih bahan pustaka data sumber data sekunder yang

dapat dijadikan pendukung dalam penelitian tentang gender

terhadap perilaku mahasiswa dalam berorganisasi.

e. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah metode atau cara untuk mendapatkan

sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut

menjadi mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan

solusi permasalahan, yang terutama adalah masalah yang tentang

sebuah penelitian.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi

(content analisys). Analisis isi adalah sebuah teknik yang digunakan

untuk menganalisis dan memahami teks.2

Selanjutnya metode komparasi, Metode komparasi adalah suatu

metode yang digunakan untuk membandingkan data-data yang ditarik

ke dalam konklusi baru. Komparasi sendiri dari bahasa inggris, yaitu

compare, yang artinya membandingkan untuk menemukan persamaan

dari kedua konsep atau lebih.

Dengan menggunakan metode komparasi ini peneliti bermaksud

untuk menarik sebuah konklusi dengan cara membandingkan ide-ide,

pendapat-pendapat dan pengertian agar mengatahui persamaan dan

perbedaan dari sebuh pemikiran.

2
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta;Raja Grafindo Persada, 2007)
hlm. 25

10
G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan skripsi terdiri dari tiga bagian,yaitu: Bagian

awal, bagian inti dan bagian akhir.

1. Bagian Awal

Bagian awal skripsi mencangkup halaman judul, halaman

persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyatan,

kata pengantar, persembahan, motto, abstrak, daftar isi, daftar tabel,

daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Bagian inti skripsi mencangkup bab I berisi pendahuluan termasuk

metodologi penelitian, bab II menjelaskan kerangka teori, bab III

menjelaskan gambaran umum objek peneltian dan hasil penelitian, bab

IV memuat pembahasan dan analisis dan bab V adalah penutup

(kesimpulan dan saran).

3. Bagian Akhir

Bagian akhir skripsi mencangkup daftar pustaka dan lampiran.

11
12
1

BAB II

PEMIKIRAN NASARUDIN UMAR TENTANG GENDER

A. Nasarudin Umar

a. Riwayat Hidup Nasarudin Umar

Prof. Dr. Nasaruddin Umar, lahir di Ujung - Bone, Sulawesi

Selatan, 23 Juni 1959. Ia adalah seorang putra dari Andi Muhammad

Umar dan Andi Bunga Tungke. Ayahnya merupakan penggagas dan

perintis pondok pesantren modern Al-Ikhlas Ujung Bone. Nasaruddin

Umar juga merupakan alumnus pondok pesantren As’adiyah sengkang

pada tahun 1976. Beliau juga merupakan pendiri organisasi lintas

agama untuk Masyarakat Dialog antar Umat Beragama3 dan pengasuh

kajian Tasawuf di Masjid Agung Sunda Kelapa yang juga guru besar

Ilmu Tafsir UIN Syarif Hidayatullah, dan Rektor Institut Perguruan

Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) jakarta. Beliau pernah menjabat sebagai

Dirjen pada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di

Departemen Agama/ Kementrian Agama Republik Indonesia. Ia juga

merupakan anggota dari Tim Penasehat Inggris-Indonesia yang

didirikan oleh mantan perdana Inggris, Tony Blair. Saat ini beliau

merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta. Sebelumnya beliau

menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia.4

3
Biografi Prof.Dr.KH.Nasaruddin Umar, MA,” Sulawesi Selatan, 28 Januari 2016,
http://asadiyahpusat.org/2016/01/biografi-prof-dr-kh-nasaruddin-umar-ma/. (diakses pada
6 September 2018
4
Wikipedia, “Nasaruddin Umar,” https://id.wikipedia.org/wiki/Nasaruddin_Umar.
(diakses pada 6 September 2018)
b. Riwayat Pendidikan Nasarudin Umar

Nasaruddin Umar memiliki segudang pengalaman akademis dan

non-akademis. Ia mendapatkan gelar sarjana di IAIN Alaudin Ujung

Pandang pada tahun 1984, kemudian menyelesaikan S2 pada tahun

1992 dan mendapatkan gelar Doktor nya pada tahun 1999 di IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.5 Berikut pengalam pendidikan Nasaruddin

Umar :

 Madrasah Ibtida‟iyah 6 Tahun, di Pesantren As‟adiyah Sengkang,

1970

 SMP PGA 4 Tahun, di Pesantren As’adiyah Sengkang, 1974

 SLTA PGA 6 Tahun, di Pesantren As’adiyah Sengkang, 1976

 Sarjana Muda, Fakultas Syariah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984

 Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin

Ujung Pandang, 1984

 Program S2 (tanpa tesis) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1990

1992.

 Program S3 (alumni terbaik) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

dengan Disertasi tentang “Perspektif Jender dalam Al-Qur‟an, 1993-

1998.

 Visiting Student di Mc Gill University Canada, 1993-1994

 Visiting Student di Leiden University Belanda, 1994-1995

 Sandwich Program di Paris University Perancis, 1995

 Penelitian Kepustakaan Perguruan Tinggi di Kanada, Amerika

Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia, Italia, Ankara, Istanbul,

5
Nasaruddin Umar, Ketika Fikih Membela...,p.225.

2
Srilanka, Korea Selatan, Saudi Arabia, Mesir, Abu Dhabi, Yordania,

Palestina, Singapura, Kuala Lumpur, dan Manila sepanjang Tahun

1993-1996.

 Visiting Scholar di SOAS, University of London Tahun 2003-2004

 Dan Visiting Scholar di Georgetown Univesity, Washington DC

Tahun 2004-2005.6

c. Riwayat Pekerjaan Nasarudin Umar

 Sekretaris Umum Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan

(LSIK), Jakarta, 1992.

 Dewan Pendiri dan Pengurus Masyarakat Dialog Antar Umat

Beragama (MADIA) Jakarta, 1983.

 Wakil Ketua Wakaf Yayasan Paramadina, Jakarta, 1999.

 Ketua Yayasan Panca Dian Kasih, Jakarta, 2001.

 Wakil Ketua Pengurus Pusat KMA-PBS, Jakarta, 2001-2004.

 Ketua Departemen Pemberdayaan Sosial dan Perempuan ICMI

Pusat, Jakarta 2000.

 Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, 2000.

 Anggota KOMNAS Perempuan, 1999.

 Wakil Ketua (Bidang Pendidikan) Masjid At-Tin, Jakarta, 1998.

 Pembantu Rektor III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2000.

 Staf Pengajar bidang Kajian Wanita program Pasca Sarjana, UI,

Jakarta, 1997

 Ketua Program studi Agama dan Perempuan, bidang kajian wanita

program Pasca Sarjana UI Jakarta, 2001

6
Nasaruddin Umar, Ketika Fikih..., p.225-22

3
 Staf Pengajar Pasca Sarjana Universitas Paramadina Mulia, Jakarta,

1998-2000.

 Staf pengajar Yayasan wakaf Paramadina, Jakarta, 1993.

 Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBI Jakarta, 1997.

 Wakil Sekretaris PP.Himpunan Peminat Ilmu-Ilmu Ushuluddin

(HIPIUS), Jakarta, 1994.

 Yayasan Setara Indonesia (YASIN), Jakarta, 2001.

 Staf ahli PSW IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2001.

 Dewan Redaksi Jurnal Islam FUTURA, IAIN Ar-raniri, Nanggroe

Aceh Darussalam, 2001.

 Anggota penyunting ahli Jurnal Kajian Agama Islam dan

Masyarakat INTIZAR, Pusat Penelitian IAIN Raden Fatah,

Palembang, 2001.

 Penanggung jawab tabloid Swara Damai Yayasan Padi Kasih,

Jakarta, 2002.

 Pengasuh Rubrik Mas’il al-Shufiyah di majalah SUFI, Jakarta, 2002.

 Ketua Dewan Syuro Ikhwanul Muballighin Indonesia.

 Seketaris Dewan Pembina PB As’adiyah

 Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul, Ulama (PBNU) 2015-2020.

 Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an.

 Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah

 Direktur Jenderal Direktor Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Kementrian Agama Republik Indonesia.

 Wakil Menteri Agama Republik Indonesia.

 Wakil Menteri Agama Republik Indonesia.

4
 Imam Besar Masjid Negara Istiqlal sejak tahun 2016.7

d. Beberapa Karya Nasarudin Umar

 Khutbah-Khutbah Imam Besar, (Pustaka Iman, 2018).

 Argumen Kesetaraan Jender : Perspektif Al-Qur‟an (Paramadina,

1999), (Dian Rakyat, 2010).

 Fikih Wanita Untuk Semua, (Serambi, 2010).

 Islam Fungsional, (Elex Media Komputindo, 2014).

 Ketika Fikih Membela Perempuan, (Elex Media Komputindo,2014).

 Mendekati Tuhan dengan Kualitas Feminim, (Elex Media

Komputindo, 2014).

 Menuai Fadhilah Dunia, Menuai Berkah Akhirat, (Elex Media

Komputindo, 2014).

 Rethinking Pesantren, (Elex Media Komputindo, 2014).

 Tasawuf Modern: Jalan Mengenal dan Mendekatkan Diri Kepada

Allah SWT. (Republika, 2014).

 Deradikalisasi Pemahaman Al-Qur‟an dan Hadis, (Elex Media

Komputindo, 2014).

 Teologi Jender-Antara Mitos dan Teks Kitab Suci, (Pustaka Cicero,

2003).

 Pintu-Pintu Menuju Kebahagiaan, (Al-Ghazali Center, 2008).

 100+ Kesalahan dalam Haji dan Umrah, (Qultum Media, 2008).

 The Spirituality of Name - Merajut Kebahagiaan Hidup dengan

Nama-Nama Allah, (Al-Ghazali Center, 2006).

7
Wikipedia, “Nasaruddin Umar”..., (diakses pada 6 september 2018).

5
 Ulumul Qur‟an Mengungkap Makna Tersembunyi Al-Qur‟an,

(AlGhazali Center, 2008).8

 Rekonstruksi Metodologis Wacana Kesetaraan Gender dalam

Islam, dalam buku Siti Ruhaini Dzuhayatin, dkk., (Pustaka

Pelajar,2002)

 Kodrat Perempuan dalam Islam / Nasaruddin Umar Editor Djohan

Effendi, Marzani Anwar, (Diterbitkan atas kerjasama Lembaga

Kajian Agama dan Jender, Asia Foundation dan Solidaritas

Perempuan, 1999).

 Bias Jender dalam Penafsiran Kitab Suci, (Fikahati Aneska, 2000).

B. Gender Menurut Nasarudin Umar

a. Gender

Gender merupakan perbedaan antara laki-laki dan perempuan apabila

di lihat dari nilai dan tingkah laku. Gender itu berasal dari bahasa latin

“GENUS” yang berarti jenis atau tipe. Gender adalah sifat dan perilaku

yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang di bentuk secara

sosial maupun budaya. Ketidakadillan terhadap perempuan sudah sejak

lama terjadi, mungkin sejalan dengan usia manusia itu sendiri.

Memandang rendah perempuan menjadikan sebagai pelangkap kehidupan

bagi laki-laki hal yang sudah membiasakan dalam kehidupan

8
Nasaruddin Umar, “Karya-Buku”, http://nasaruddinumar.org/buku/. ( diakses pada 7
September 2018).

6
perempuan, bahkan dari waktu kewaktu ketidakadilan tersebut semakin

menunjukan eksistensinya dalam kehidupan masyarakat, menunggu

sentuhan perempuan untuk memperbaiki pandangan yang kurang

memanusiakan perempuan.

Hingga pada zaman filsafatpun, perempuan masih diragukan

eksisteninya dikalangan filsuf sendiri terjadi perdebatan apakah

perempuan mempunyai roh tau tidak?. Di Yunani, posisi perempuan

kurang menguntungkan. Mereka menjadi barang komoditi yang bisa

diperjual belikan. Di Romawi, demikian pula kenyataannya, mereka

dianggap sebagai makhluk tak berjiwa, dan keberadaannya adalah

perwujudan setan yang dating unuk merusak hati manusia. Di India hidup

seorang perempuan tergantung pada suaminya, jika suaminya mati tidak

ada alasan bagi perempuan untuk tetap hidup.9

Adat masyarakat Arab pra Islam juga tidak menghargai kehadiran

Wanita mereka memandang bahwa anak perempuan adalah suatu

kehinaan bagi keluarganya sehingga mereka tidak sudi melihat kelahiran

anak perempuan yang lebih ekstrim lagi mereka tega mengubur bayi

perempuan mereka dalam keadaan hidup-hidup.

Secara umum sejarah gerakan Feminisme terlahir pertama kali pada

abad 18 M di Eropa.10 Tetapi pada dasarnya jauh sebelum itu sudah terjadi

revolusi gender di kawasan Arab yaitu pada abad 7 M Seiring dengan


9
Achmad Satori Ismail, Fiqih Perempuan dan Feminisme dalam Antologi Membincang
Feminisme : Diskursus Gender Perspektif Islam (Surabaya: Risalah
Gusti,2000),hlm.132-133.
10
Feminis sebagai filsfat dan gerakan dapat di lacak dalam sejarah kelahirannya dengan
kelahiran pencerahan di Eropa yang di pelopori oleh Lady Mary Wortley dan Marquis de
Condorcet. Perkumpulan Masyarakat ilmiah pertama kali didirikan di Middelburg sebuah
kota di selatan Belanda pada tahun 1785. Menjelang abad 19 feminisme lahir menjadi
gerakan yang cukup mendapatkan perhatian dari para kulit putih di Eropa. Perempuan di
Negara-negara penjajah Eropa memperjuangkan apa yang mereka sebut sebagai universal
sisterhood. Akses tanggal 11 September 2008 www.wikipedia.com.

7
datangnya Islam yang menyertainya pada waktu itu perempuan bukan

lagi sebagai pelengkap kehidupan laki-laki, tetapi dia eksis layaknya

seorang laki-laki perempuan sepenuhnya dianggap sama dihadapan Tuhan.

Perempuan berhak mendapatkan pendidikan seperti layaknya laki-

laki.11

Kini perjuangan feminisme sudah mendunia bahkan perjuangan

mereka (para feminis) merambah ke segala bidang pendidikan, ekonomi,

sosial, budaya, hukum dan politik. Mereka memperjuangkan agar

perempuan setara sepenuhnya (50:50) sama rata dengan laki-laki di

wilayah domistik maupun publik.

Namun ternyata di lapangan terjadi kontradiksi-kontradiksi yang

menyebabkan gangguan secara psikologis terhadap kehidupan perempuan.

Di satu sisi ia harus memperjuangkan posisinya vis a vis laki-laki di tengah

masyarakat disisi lain ia merasa tersaing dengan kehidupan yang

diperjuangkannya sendiri.

Kegelisahan seperti inilah yang salah satu dialami Oleh Nasaruddin

Umar sebagai pejuang kesetaraan gender, mereka merasa bertanggung

jawab menanggapi persoalan yang melanda dunia perempuan.Dengan

kritiknya mereka berusaha memperbaiki sisa-sisa perjuangan feminisme

yang berkembang selama ini.

Gender menurut Nasaruddin Umar bahwa sesungguhnya antara laki-

laki dan perempuan tidaklah bisa di persamaratakan secara kodrati,

genetika, psikis, dan fisik keduanya berbeda karenanya perbedaan itu

haruslah dipelihara menjadi sebuah perbedaan yang harmoni. Perbedaan

11
Sachico Murata,The Tao of Islam: Kitab Rujukan Tentang Relasi Gender Dalam
Kosmologi dan Teologi (Bandung:Mizan,1998),hlm 37.

8
yang bisa diperhatikan dalam pembawaan peran masing - masing yang

saling melengkapi.

Nasarudin Umar dalam bukunya menawarkan sudut pandang baru

tentang Gender itu sendiri. Buku yang mula ditulis tahun 1997 dan selesai

persis seminggu setelah tragedi Nasional 14 Mei 1998 kemudian

diterbitkan tahun 1999 oleh penerbit Mizan Bandung itu memuat berbagai

postulat dasar, ideologi, paradigma dan contoh-contoh tentang kegagalan

ide kesamarataan lelaki dan perempuan diberbagai Negara terutama di

Negara Komunis. Perbedaan ini tidak kemudian disamaratakan secara

kualitatif fifty-fifty secara umum.

Disisi yang lain Nasauddin Umar melalui pendekatan hermeneutika

berupaya menafsirkan ulang nas’h Al-qur’an untukmenemui konsepsi

ideal relasi kesetaraan gender. Nasar beranggapan sesungguhnya nash’-

nash al-qur’an mengandung nilai-nilai kesetaraan yang sangat mendalam

namun demikian, dalam upaya menangkap makna terdalam dari nash

tersebut membutuhkan sebuah proses penafsiran yang tentunya berkaitan

erat dengan bahasa dan budaya masyarakat arab tempat nash-nash tersebut

hadir.

Sumber konsep kesataraan gender dalam islma dalah hasil tafsir

peninggalan Rasul Muhammad yaitu al-Quran dan Hadis. Penafsiran

klasik mengindikasikan adanya penafsiran adanya penafsiran yang bias

gender. ini terbukti dari kazanah tafsir klasik yang ada lebih memihak pada

kaum laiki-laki karna proses penafsiran itu sendiri dipengaruhi oleh

konstruk budaya yang patriarkhi. Maka persfektif keadilan gender harus

9
dipakai dalam menafsirkan al-Quran dan Hadis untuk mengetahui seperti

apa kah konsep Islam mengenai kesetaraan gender.

C. Manfaat Gender Dalam Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan sebagaimana diketahui merupakan transfer of knowledge

(transfer ilmu pengetahuan) disamping itu pendidikan juga berfungsi

sebagai transfer of value (transfer nilai). Nilai disini juga dimaksudkan

bahwa pendidikan sebagai transfer untuk perubahan sosial lebih sempit

pendidikan formal berfungsi sebagai proses pembaharuan sosial.

Pendidikan merupakan salah satu sarana yang strategis di dalam

mentransformasikan budaya yang berkembang di dalam masyarakat.

Muhammad Aduh sebagaimana dikutip Tibawi menyatakan bahwa:

”pendidikan adalah alat yang paling ampuh untuk melakukan perubahan”.

Sebegitu pentingnya peran pendidikan dalam merubah suatu keadilan

Kursyid Ahmad, dan Fazlur Rahman berpendapat : ”bahwa pembaharuan

dalam bentuk apapun harus melalui pendidikan.

Secara terminologi para pakar telah mendefinisikan pengertian

pendidikan John Dewey mengartikan pendidikan adalah proses

pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional,

kearah alam dan sesama manusia.

Undang-undang sistem pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, pasal

1 merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

10
mulia, serta keterampilan yang dimiliki dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.

Pendidikan merupakan sarana paling strategis dalam

mentransformasikan nilai - nilai sosial dan budaya yang berkembang di

dalam masyarakat. Proses pendidikan yang sedemikian strategis dalam

mentranformasikan nilai-nilai sosial dan budaya tersebut di sadari ataupun

tidak telah turut serta mengembangkan ketidakadilan gender. Budaya yang

biasa gender dapat berkembang dan tetap ada tidak lepas dari proses

pendidkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Munculnya

ketimpangan gender di Masyarakat merupakan estafet dari generasi satu ke

generasi berikutnya melalui proses pendidikan yang tidak berbasis pada

keadilan dan kesetaraan gender.12 Oleh karena itu perlu adanya suatu usaha

untuk membuka wawasan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya

kesetaraan dan keadilan gender sebagai salah satu elemen penting untuk

membentuk tatanan masyarakat yang adil dan manusiawi.

Pendidikan Islam yang secara sederhana dapat diartikan sebagai

pendidikan yang di dasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagai mana

tercantum dalam Al-qur’an dan Sunnah Nabi SAW, seharusnya terbebas

dari prinsip-prinsip ketidakadilan dalam segala hal termasuk ketidakadilan

gender atau perlakuan diskriminatif terhadap perempuan. Ciri otentisitas

ajaran Islam adalah bersifat menyeluruh (holistik), adil dan seimbang.

Masa Rasulallah SAW merupakan masa yang paling ideal bagi kehidupan

perempuan, dimana mereka dapat berpartisipasi secara bebas dalam

kehidupan publik tanpa dibedakan dengan kaum laki-laki. Konsep


12
Tobroni,dkk,Pendidikan Kewarganegaraan,Demokrasi,HAM,Civil Society,dan
Multikulturalisme,Malang:Pusat Studi Agama,Politik,dan
Masyarakat(puSAPOM),2007,h.241.

11
pendidikan Islam yang sebenarnya mengandung makna konsep nilai yang

bersifat universal seperti adil, manusiawi, terbuka, dinamis, dan seterusnya

sesuai dengan sifat dan tujuan ajaran Islam yang ontentik sebagaimana

yang di contohkan Rasulallah SAW. Dalam pandangan Islam semua orang

baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama

serta seimbang termasuk hak dan kesempatan dalam memperoleh urusan

pendidikan.

Cukup banyak kajian tentang gender yang telah dilakukan oleh para

ahli, ilmuan, peneliti, ataupun para feminis terhadap pemikiran Islam.

Salah satu tema kajian tentang gender yang menarik dan banyak diteliti

adalah kajian kritis tentang kesetaraan gender dalam Al-qur’an. Bersamaan

dengan itu muncullah gugatan-gugatan para feminis yang dialamatkan

kepada Islam. Sudah barang tentu pendidikan Islam termasuk didalamnya,

karena pendidikan Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

sistem Islam.Pada umumnya gugatan-gugatan itu tidak ditujukan langsung

pada teks-teks Al-qur’an sendiri, melainkan dialamatkan kepada

penafsiran para musaffir terhadap teks-teks Al-qur’an yang mereka anggap

telah banyak diwarnai bias gender sebagai akibat dari dominasi budaya

laki-laki terhadap perempun.

Latar belakang sosial budaya dan pemikiran para mufassir yang

patriarkis dinila banyak pihak juga sangat berpengaruh terhadap sikap

para mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-qur’an. Demikian pula

halnya dengan para mufassir Indonesia salah satu karya tafsir Indonesia

yang dinila bias gender (tentu saja tidak pada semua tema) adalah tafsir al-

12
Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang lebih populer dengan

panggilan HAMKA.13

Sebagai peneliti menyatakan bahwa penafsiran Hamka terhadap ayat-

ayat hukum dalam Al-qur’an dinila bias gender,maka bagaimana dengan

penafsirannya terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan pendidikan? Hal

demikian membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti pemikiran

Pendidikan Hamka dalam Tafsir Al-Azhar dalam perspektif kesetaraan

gender. Pertimbangan lain peneliti memilih Tafsir Al-Azhar karena kitab

tafsir tersebut lebih mudah dan tentu lebih banyak di askes pembaca

Indonesia yang karena faktor bahasa tidak dapat mengakses langsung

kepada kitab-kitab tafsir berbahasa Arab. Lebih dari itu Hamka sebagai

penulis tafsir tersebut selain dikenal sebagai mufassir juga dikenal sebagai

seorang tokoh pendidikan Islam.

2. Gender dalam pandangan Pendidikan Agama Islam

Islam merupakan Agama Rahmatanlil’alamin (rahmat bagi semua

alam). Pendidikn islam yang juga membawa misi utama untuk

terwujudnya kemaslahatan, keadilan, dan kebebasan. Seiring dengan

kerosulan Nabi Muhammad SAW yang membawa al-Qur’an sebagai

risalah dan pedoman hidup bagi manusia, kebenaran tentang ajaran yang

dibawa oleh agama Islam tidak diragukan lagi hal ini seperti yang terdapat

dalam Q,S Ali-Imran ayat 19:

‫ِاَّن الِّدْيَن ِع ْنَد ِهّٰللا اِاْل ْس اَل ُم ۗ َو َم ا اْخ َتَلَف اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِكٰت َب ِااَّل ِم ْۢن َبْع ِد َم ا َج ۤا َء ُهُم اْلِع ْلُم َبْغ ًي ۢا َبْيَنُهْم ۗ َو َم ْن‬

‫َّيْكُفْر ِبٰا ٰي ِت ِهّٰللا َفِاَّن َهّٰللا َس ِر ْيُع اْلِحَس اِب‬

13
Subhan,Zaitunah,Tafsir Kebencian-Studi Bias Gender dalam Tafsir Al-
qur’an,Yogyakarta:LkiS,1999,h.182.

13
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang di ridoi) disisi Allah adalah

Islam”14

Kesetaraan perempuan dan laki-laki di dalam ajaran Islam bisa

dilihat dari segi penciptaan manusia itu sendiri, tugas dan kedudukannya di

dunia. Allah menciptakan manusia, baik laki-laki dan perempuan

berangkat dari berbagai hal yang sama, hal ini diterangkan Allah dalam

Q,S Al Mukminin ayat 12-14:

‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا ٱِإْل نَٰس َن ِم ن ُس َٰل َلٍة ِّم ن ِط ين ُثَّم َجَع ْلَٰن ُه ُنْطَفًة ِفى َقَر اٍر َّمِكين‬

‫ُثَّم َخ َلْقَنا ٱلُّنْطَفَة َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا ٱْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا ٱْلُم ْض َغ َة ِع َٰظ ًم ا َفَك َس ْو َنا ٱْلِع َٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم َأنَش ْأَٰن ُه َخ ْلًقا‬

‫َء اَخ َر ۚ َفَتَباَر َك ٱُهَّلل َأْح َس ُن ٱْلَٰخ ِلِقين‬

Artinya: Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu

saripati (berasal) dari tanah. Dan kemudian kami jadikan

saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh

(rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal daging,

dan segumpal darah, lalu segumpal daging itu kami jadikan

tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan

daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang berbentuk

lain, maka maha suci Allah, pencipta yang oaling balik.15

Dalam ayat pertama Al insan memiliki arti manusia secara umum, dari

ayat ini kita bisa melihat manusia secara keseluruan, baik laki-laki dan

perempuan dalam segi awal penciptaannya berasal dari hal yang sama,

maka sesungguhnya dalam kehidupan dan kedudukannya mereka memiliki

14
Q,S Ali-Imran ayat :19
15
Q,S Al Mukminin ayat : 12-14

14
setatus yang sama, karna berasal dari hal yang sama pula. Dalam surah lain

dijelaskan juga.

‫ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّو ُاْنٰث ى َو َجَع ْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤا ِٕىَل ِلَتَع اَر ُفْو اۚ ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهّٰللا َاْتٰق ىُك ْم ۗ ِاَّن‬

‫َهّٰللا َع ِلْيٌم َخ ِبْيٌر‬

Artinya: Hai Manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenl-

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling diantara kamu

disisi Allah iallah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal

(Q.S Al-Hujarat ayat 13).16

Ditinjau dari segi tugas dan kedudukan, al-Qur’an menjelaskan Q.S

Al-Baqarah ayat 30.

‫َو ِاْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم ٰۤل ِٕىَك ِةِ اِّنْي َج اِع ٌل ِفى اَاْلْر ِض َخ ِلْيَفًةۗ َقاُلْٓو ا َاَتْج َع ُل ِفْيَها َم ْن ُّيْفِس ُد ِفْيَها َو َيْس ِفُك الِّد َم ۤا َۚء‬

‫َو َنْح ُن ُنَس ِّبُح ِبَحْمِد َك َو ُنَقِّدُس َلَك ۗ َقاَل ِاِّنْٓي َاْعَلُم َم ا اَل َتْع َلُم ْو َن‬

Artinya: “Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para

malaikat” .Sesungguhnya aku hendak menjdikan seorang

khalifah dimuka bumi. Mereka berkata: mengapa engkau

hendak enjadikan (khalifah) dibumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,

padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan

mensucikan engkau? Tuhan berfirman sesungguhnya aku

mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.

16
(Q.S Al-Hujarat ayat 13).

15
Didalam ayat ini Allah menjelaskan tentang kedudukan manusia

sebagai khalifah di muka bumi. Manusia yang ditunjuk oleh Allah

sebagai khalifah tidak memiliki indikasi kepada penunjukan satu jenis

manusia saja (laki-laki ataupun perempuan). Artinya: secara tugas baik

laki-laki maupun perempuan langsung mendapatkan setatus yang sama

dari allah, yaitu sebagai khalifah di bumi.

Al-Qur’an menegaskan bahwa perempuan adalah sama dengan laki-

laki makhluk ciptaan allah yang juga mempunyai kewajiban beribadah

kepada Allah (Q.S Adz-Dzariat:56)

‫َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِاْل ْنَس ِااَّل ِلَيْعُبُد ْو ن‬

Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melaikan supaya

mereka beribadah kepada-ku.17

Dari segi kemanusiaan sebelum islam dating sebagian bangsa arab

mengubur hidup-hidup bayi perempuan karena alas an takut miskin atau

tercemar namanya. Hal ini disebutkan didalam Al-Quran surat An-Nahl:

58-59:

‫َو ِاَذ ا ُبِّش َر َاَح ُد ُهۡم ِباُاۡلۡن ٰث ى َظَّل َو ۡج ُهٗه ُم ۡس َو ًّد ا َّو ُهَو َك ِظ ۡي ۚ‌ٌم َيَتٰو ٰر ى ِم َن اْلَقْو ِم ِم ْن ُس ْۤو ِء َم ا ُبِّش َر ِبٖۗه‬

‫َاُيْمِس ُك ٗه َع ٰل ى ُهْو ٍن َاْم َيُدُّسٗه ِفى الُّتَر اِۗب َااَل َس ۤا َء َم ا َيْح ُك ُم ْو َن‬

Artinya: dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan

kelahiran anak perempuan (hitam) merah padamlah wajahnya

dan ia sangat bersedih (marah) ia menyembunyikan dirinya dari

orang banyak disebabkan buruknya berita disampaikan

kepadanya itu (ia berfikir) apakah ia memeliharanya dengan

17
Q.S Adz-Dzariat:56 Artinya: dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melaikan
supaya mereka beribadah kepada-ku

16
menanggung kehinaan, atau menguburnya didalam tanah

(hidup hidup). Ketahuilah alangkah buruk apa yang mereka

tetapkan itu.

Ayat ini dan semacamnya menolak pandangan yang membedakan

laki-laki dan perempuan, khususnya dalam bidang kemanusiaan. Dimana

Allah menegaskan dalam ayat tersebut “alangkah buruknya apa yang

mereka tetapkan itu” dalam kitab Ma’a ar-Roasul fi Hajjati al-Wada

(bersama Rasulullah SAW pada haji perpisahan) syeikh Athya Muhammad

Salim, guru besar di Masjid Nabawi menyatat bahwa diantara materi

khutbah yang disampaikan oleh Rasulullah pada saat beliau melakukan

haji wada pesan beliau: “aku wasiatkan kepada kalian agar bersikap baik

terhadap perempuan”.

Islam diyakini sebagai agama rahmatanlilalamin yaitu agama yang

menebarkan rahmat bagi alam semesta. Salah satu bentuk dari rahmat itu

adalah pengakuan islam terhadap keutuhan kemanusiaan perempuan yang

setara dengan laki-laki. Islam tidak memberikan keutamaan kepada jenis

kelamin tertentu.

Konsep kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam islam bias dilihat

atau diukur dari kata gori yang melingkupi hal hal yang berkaitan erat dari

islam, hal hal dikategorikan pada tiga zona yang secara keseluruan bias

mewakili Islam, yaitu akidah, ibadah yang muamalah dari sana kita dapat

melihat bahwa baik laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kedudukan

yang sama, yang membedakan mereka adalah ketaqwaan dimata allah.

Dengan nilai kesetaran yang diusung oleh Al-Qur’an hal itu sejalan

dengan makna pendidikan yang merupakan kunci terwujudnya keadilan

17
gender dalam masyarakat, karna disamping merupakan alat untuk

mentransfer norma-norma masyarakat, pengetehuan dan kemampuan

manusia juga sebagai alat untuk menkaji dan menyampaikan ide ide dan

nile-nile baru, salah satu usaha untuk mewujudkan pendidikan yang

berkualitas dengan responsif gender adalah penguatan pada guru,

kurikulum, dan pembelajaran.

Peran pendidikan sebagai mana dinyatakan Azyumardi Azra

pendidikan adalah salah satu agen perubahan sosial mengacu pada tiga

alasan pertama, lembaga pendidikan adalah wadah institusional dimana

semua pegawai (laki-laki dan perempuan) mengekspresikan segala

potensinya mengaktualisasikan dan mendefinisikan identitas dirinya,

kedua, lembaga pendidikaan merupakan institusi dinamis yang

menyiapkan, memproduksi dan mengembangkan potensi sumber daya.

Ketiga, lembaga pendidikan memproduksi idiologi atau doktrin tertentu

baik melalui proses pendidikan, nilai-nilai diperkenalkan, ditransmisi, dan

ditansformasikan. Akibatnya proses pendidikan pengajaran dan lembaga

pendidikan memainkan peranan penting dalam menggariskan dan

merealisasikan arah pembangunan yang melahirkan keadilan gender. 18

Dengan pendidikan islam yang membawa misi kesetaraan harapannya

dapat mewujudkan pendidikan yang berkeadilan gender.

18
Azyumardi Azra,Realita dan Cita Kesetaraan Gender:McGill,2004,h.5

18
19
1

BAB III

A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dan Proses Perilaku Mahasiswa

Dalam Organisasi Pmii Tegal Perspektif Gender

Organisasi kemahasiswaan Eksternal yakni PMII Tegal yang berdiri

pada tahun 2000 yang dilatar belakangi dengan pertemuan seluruh

mahasiswa Islam Indonesia di Hotel Taman Sari Bandung pada saat itu,

organisasi yang muncul dan mengenal dua jalur yang pertama adalah

organisasi intra seperti BEM, DPM, LPM, HMJ dan adapun organisasi

Eksternal seperti PMII, HMI, IMM dan GMNI dari dua unsur inilah yang

menjadikan mahasiswa Tegal mendirikan Organisasi PMII, dengan

tujuan terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada

Allah SWT, serta untuk bisa berfikir secara kritis dalam berbagai hal.

Setelah selesai agenda di bandung tersebut lalu dari sinilah

kemudian beliau (Mas Tamrin) mencari mata air wacana yang dapat

menghilangkan kehausan akan wacana dari satu kota ke kota lain. Dan

dari sini mulailah membangun komunkasi ke beberapa mahasiswa

alumni Tegal yang pendidikan di luar kota seperti pak Asrori, pak Abdul

Fattah, pak Muzammil, dan pak Khairul Amin dari sinilah beliau mulai

membangun komunikasi kecil untuk mendiskusikan tentang organisasi

kemahasiswaan yang cocok untuk di STAIBN dan akhirnya komunikasi

itu memberikan respon yang baik akan tetapi itu belum selesai tidak

langsung masih banyak beberapa proses salah satunya komunikasi


dengan PKC yang saat itu Korcabnya pak Hendri Wijaksono, setelah

berkomunikasi dengan PKC dari PKC mendukung penuh akan berdirinya

PMII di Tegal, lalu dari sinilah mulai tahun 2000 sahabat-sahabat

memasifkan PMII ditegal tercatat disini ada 20 Mahasiswa dari Empat

Kampus STAIBN, AMIK, YMI, UPS, dari 20 mahasiswa ini kemudian

memberikan mandat kepada tiga orang untuk mempersipkan persuratan

yang dikirim kepada PKC (Sahabat Hendri) kemudian diteruskan kepada

PB PMII di Jakarta, pada saat itu ketum PB PMII Nusron Wahid ketum

PB periode 2000-2003.

a. Ketua PMII Tegal Dari Masa Ke Masa

 Tamrin ( Periode 2000 – 2002)

 Saeful Mujab ( Periode 2002 - 2003)

 Abdul Wahid ( Periode 2003 - 2004)

 Irfannudin ( Periode 2004 - 2005)

 Slamet Fauzi ( Periode 2005 – 2006)

 Farurrakhman ( Periode 2007 – 2008)

 Ma’addah ( Periode 2008 – 2009)

 Bambang Irawan ( Periode 2010 – 2011)

 Syamsul fallah ( Periode 2012 – 2013)

 Kusnanto ( Periode 2013 – 2015)

 Arif Hidayat ( Periode 2015 – 2016)

 Iqbal Fadhil ( Periode 2016 – 2017)

 Fajar Siddik ( Periode 2017 – 2018)

 Aji Fadhil Hidayat ( Periode 2018 – 2019)

 Ade Prasetyo ( Periode 2019 – Sekarang)

2
b. Makna PMII

Nama PMII disusun dari empat kata yaitu“pergerakan,

“mahasiswa”, “Islam”, dan“Indonesia”. Makna “pergerakan” yang

dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang

senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi

positif pada alam sekitarnya. Pergerakan dalam hubungannya dengan

organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan

mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak

dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kuatilas

kekhalifahannya (Suprihatiningsih, 2014 : 104). Pengertian “mahasiswa”

adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi

yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh

citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan

mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab

keagamaan, intelektual, sosial

kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba

tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara. “Islam” yang

terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami

dengan paradigma Ahlussunah wal jama’ah yaitu konsep pendekatan

terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara Iman, Islam, dan

Ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya

tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. Islam terbuka,

progresif dan transformatif demikian pedoman PMII, yaitu Islam yang

terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan.

Keberbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita

3
dapat saling berdialog antara satu dengan lainnya demi mewujudkan

tatanan yang demokratis dan beradab (Suprihatiningsih, 2014 : 105).

Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa dan

negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi bangsa

(pancasila) serta UUD 1945.

c. Asas Dan Sifat Tujuan PMII

Dalam Anggaran Dasar (AD) Bab II Pasal 2 dijelaskan bahwa PMII

berasaskan pancasila. Sedangkan Bab III Pasal 3 menerangkan PMII

bersifat keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan,

independence dan profesional (PKC PMII Jawa Tengah, 2010: 80).

Adapun tujuan PMII (Visi) ada dalam Bab IV pasal 4 yaitu:

“Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT,

berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab, dalam mengamalkan

ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita Kemerdekaan Indonesia”.

Sedangkan untuk mewujudkan tujuan tersebut, PMII mengusakan

(Misi) sebagaimana dalam Bab IV pasal 5, sebagai berikut (PKC PMII Jawa

Tengah, 2010: 80) :

1. Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan sifat dan

tujuan PMII serta peraturan perundang-undangan dan paradigma

PMII yang berlaku.

2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai

dengan asas dan tujuan PMII serta mewujudkan pribadi insan ulul

albab.

d. Struktur Organisasi PMII

PENGURUS

4
PERGERAKAN MAHASISWA I SLAM INDONESIA

KOMISARIAT BAKTI NEGARA T E G A L 2021 – 2022

MAJELIS PEMBINA KOMISARIAT BAKTI NEGARA TEGAL

Ketua : Bpk.Drs.H.BADRODIN, MSI

Sekretaris : Bpk ABDULLAH SUBKHI MHI

Anggota : 1. Bpk ABDUL FATAH, M.Pd.I

2. Bpk ZAKI MUBAROK, M.S.I

3. Bpk ALIM KHAVI M.Pd

4. Bpk BANGUN RIZKI DARMAWAN S.H.I

5. Bpk AHMAD SEKHU S.PdI

6. Bpk MASHARI S.PdI

7. Ibu NURUL AFIANI S.Pd

8. Ibu NELI S.Pd

PENGURUS HARIAN

Ketua Umum : Muhamad. Bagus Khasani

Ketua Bidang I : Akhmaad Tezar

Ketua Bidang II : Nicky Media Sasgia P

Ketua Bidang III : Akhmaad Ali Khumani

Sekretaris Umum : Hidayat Adi Hikmawan

Sekretaris I : Fajar Khotami

Bendahara Umum : Khadliroh Nur Amalia

Bendahara I : Roozika Pratama

a. Biro Kaderisasi dan Kajian Pengembangan Wacana

5
Koord. : Akhmad Basyari Mubarok

Sekretaris : Evi khofifah

Anggota : 1. Fikih Faturozi

2. Inka LaelatulMubarokah

3. Indah Nurhidayati

b. Biro Pengembangan Intelektual

Koord : Indah Murtiyaningsih

Sekretaris : Imam Thabrani

Anggota : 1. Mutoharoh

2. M. Abdul Rozaq

3. Siti Aisyah

c. Biro Gerakan Dan Advokasi

Koord. : Alvi Hafidzotul ilma

Sekretaris : Nurdiana sari

Anggota : 1.Yiska Tri Aspiana

: 2. Annisa Nur Fadilah

: 3. Fikri yahya Muzayyin

d. Biro Sosial Dan Media

Koord. : Izzie Vahana

Sekretaris : Iffan Sya’bbani

Anggota : 1. Reni Febri Triani

2. Honan Maulana Rosyada

3. Sokhifatun Nufus

e. Biro Keagamaan

Koord. : Abdul wahid kavabih

6
Sekretaris : Agus Ainul Yaqin

Anggota : 1. Lutfi Agnes Mutiara

2. M. Jufri

f. Badan Semi Otonom (KOPRI) Korp.PMII Putri

Ketua : Ani Khofifah

Sekretaris : Aenul Fahmiyah

Bendahara : Nur Fitriyah

g. Biro Kaderisasi Dan Intelektual:

1. Ainun Tri Inayah

2. Lailatuzzhro

h. Biro Kewirausahaan Dan Media:

1. Fatikhatul Alpianisa

2. Lutfatul Latifa

e. Nilai Dasar PMII

NDP adalah nilai-nilai yang secara mendasar merupakan sublimasi

nilai-nilai ke-Islaman (kemerdekaan/tawasut/ alhurriyah persamaan/tawazun/

almusawwa, keadilan/ ta’adul, toleran/ tasamuh) dan ke-Indonesiaan

(keberagaman suku, agama, ras, beribu pulau, persilangan budaya) dengan

kerangka pemahaman Ahlussunnah Wal Jamaah yang menjiwai berbagai

aturan, memberi arah, mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII.

Sebagai pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari,

memberi spirit dan elanvital penggerakan yang meliputi cakupan Iman,

Islam, Ihsan dalam upaya memperoleh kesejahteraan hidup didunia dan

akhirat (Suprihatiningsih, 2014: 106).

7
Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam

tersebut, PMII menjadikan Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai Manhaj al-Fikr

sekaligus Manhaj al-Taghayyur al-Ijtimai’i (perubahan sosial) untuk

mendekontruksi sekaligus merekontruksi bentuk-bentuk pemahaman dan

aktualisasi ajara-ajaran agama toleran, humanis, anti kekerasan dan kritis

transformatif. Nilai-nilai Dasar Pergerakan (NDP) Pergerakan Mahasiswa

Islam Indonesia (PMII) yang dipergunakan sebagai landasan teologis,

normative dan etis dalam pola pikir dan perilaku warga PMII, baik secara

perorangan maupun bersama-sama. Dengan ini dasar-dasar tersebut ditujukan

untuk mewujudkan pribadi muslim Indonesia yang bertakwa kepada Allah,

berbudi luhur, berilmu cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan

ilmu pengetahuannya secara komitmen atas cita-cita kemerdekaan rakyat

Indonesia, sosok yang dituju adalah sosok insan kamil Indonesia yang kritis,

inovatif dan transformative yang sadar akan posisi dan perannya sebagai

khalifah dimuka bumi (Suprihatiningsih, 2014: 107).

Lebih praksisnya, PMII memiliki versi sendiri mengenai poin-poin

prinsip Aswaja sebagai acuan nilai ke-Islaman dalam setiap sikap dan main-

stream gerakannya poin-poin tersebut adalah (Suprihatiningsih, 2014: 108) :

1. Ta’adul/Equal (bersikap adil) : Dengan nilai ini, PMII mendorong setiap

kadernya untuk selalu bertindak dan bersikap adil dalam setiap aspek

hidup dan masalah apapun.

2. Tasamuh/Tolerance (bersikap toleran) : toleransi adalah hal yang paling

kunci dalam setiap interaksi dan komunikasi dengan siapapun, karena

dengan toleransi berarti kita membuka diri untuk selalu menghargai

8
eksistensi orang lain yang mungkin berbeda dengan kita dalam banyak

hal.

3. Tawasuth/Moderat (bersikap moderat) : Prinsip moderat merupakan nilai

yang tidak bisa ditawar dalam versi PMII, karena PMII lahir untuk bisa

berdiri dan bermanfaat bagi semua pihak, dalam hal ini manusia secara

umum.

4. Tawaazun/Balance (bersikap dan berfikir seimbang : Keseimbangan

berfikir dan bertindak dalam segala hal adalah pintu gerbang menuju

harmoni kehidupan yang tidak hegemonik dan diskriminatif, tapi lebih

mengedepankan sikap terbuka bagi seluruh kemungkinan adanya kritik

dan perbedaan-perbedaan lainnya.

5. Satu prinsip lagi yang sangat vital untuk membuktikan adanya komitmen

idealisme PMII sebagai salah satu elemen Gerakan Mahasiswa di

Republik Indonesia tercinta ini adalah prinsip at-Taghayyur AlIjtima’i

(transformasi sosial), yakni komitmen untuk terus mendorong terciptanya

perubahan positif bagi setiap entitas individu dan sosial masyarakat

Indonesia. Baik dalam aspek sosial-budaya, ekonomi, politik dan agama,

yang pada akhirnya diharapkan mampu mendorong laju peradaban

bangsa ini ke taraf yang lebih baik, dan terus membaik.

f. Landasan Berfikir PMII

Sebagai landasan berfikir, NDP bergerak dalam bidang pertarungan

ide-ide, paradigma, nilai-nilai yang akan memperkuat tingkat kebenaran-

kebenaran ideal. Ideal-ideal itu menjadi sesuatu yang mengikat absolut, total,

universal berlaku menembus keberbagian ruang dan waktu

(muhkamat,qoth’i). Karenanya, landasan berfikir ini menjadi moralitas

9
sekaligus tujuan absolut dalam mendulang capaian-capaian nilai seperti

kebenaran, keadilan, kemerdekaan, kemanusiaan, dll (Suprihatiningsih, 2014:

109).

g. Landasan Berpijak PMII

Sebagai landasan berpijak, NDP bergerak dalam bidang pertarungan

aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi diri, pembelajaran sosial yang akan

memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran faktual. Kebenaran faktual itu

senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu yang

berbeda-beda dan berubah-ubah, kerangka ini memungkinkan warga

pergerakan menguji, memperkuat atau bahkan memperbaharui rumusan-

rumusan kebenaran dengan historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa

berubah (Suprihatiningsih, 2014: 109).

h. Sistem Kaderisasi

Kaderisasi PMII Terdiri dari Tiga macam, yaitu :

 Kaderisasi Formal

 Kaderisasi Non Formal

 Kaderisasi Informal

i. Skema Pengembangan Kaderisasi PMII

Skema pengembangan kaderisasi di sesuaikan dengan kebutuhan,

tuntutan, dan perkembangan zaman.

j. Pengembangan PMII Puteri

 Pengembangan PMII Puteri diwujudkan dengan pembentukan wadah

perempuan yaitu Korps PMII Putri yang selanjutnya disingkat KOPRI.

 Kopri adalah wadah perempuan yang didirikan oleh kader puteri PMII

melalui kelompok kerja sebagai keputusan Kongres PMII.

10
 KOPRI didirikan pada tanggal 25 November 1967.

 KOPRI berstatus badan semi otonom pada setiap level kepengurusan PMII

 KOPRI wajib mengikuti kaderisasi formal yang ada di PMII khususnya

kegiatan yang ada di KOPRI.

 Kopri wajib mengikuti forum kemusyawaratan yang ada di PMII

 Pengaturan lebih lanjut tentang KOPRI diatur dalam panduan

penyelenggaraan dan pelaksanaan KOPRI.

k. Kurikulum Pengkaderan KOPRI

Tanpa menghilangkan pola kaderisasi yang sudah ada di PMII perlu

adanya penguatan institusi Korps PMII Putri (KOPRI) sebagai organisasi

yang berbadan Semi Otonom. Sama halnya dengan PMII, adanya

kaderisasi formal, informal, dan non formal. Dalam hal ini KOPRI berusaha

mengkolaborasikan pola kaderisasi yang ada di PMII dengan kebutuhan

kader – kader perempuan PMII yang ada di KOPRI.

Adapun jenjang pendidikan di KOPRI antara lain :

 SIG (Sekolah Islam Gender)

 SKK (Sekolah Kaer Kopri)

 SKKN (Sekolah Kader Kopri Nasional)

l. Perilaku Mahasiswa Dalam Berorganisasi

Meski praktik yang dibahas sudah terjadi sejak dahulu kala missal-nya

kepemimpinan pada masa yunani kuno, atau ketika dalam kerajaan china

kuno begitu pula saat Adam Smith mengembangkan teorinya di abad ke-

17,beliau sudah membicarakan tentang spesialis pekerjaan. Di abad ke-18

Max Weber ilmuwan Jerman sudah membahas tentang perlunya sebuah

organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan bersama. Waktu konsep

11
menejemen berkembang terutama didorong bapak manajemen modern

Frederick Winslow Taylor (1856 – 1915) yang mempelajari bagaimana

proses dalam bekerja. Salah satu konsep yang diusulkannya “time and motion

study”memfasilitasi bagaimana organisasi mengelola proses kerja dan

mendorong karyawan mencapai tujuannya. Disekitar era 1920-1940-an

perkembangan madzab manajemen yang disebut mazhab (pandangan)

perilaku.

B. Hasil Penelitian Dari Implementasi Konsep Pemikiran Nasarudin Umar

Terhadap Mahasiswa Dalam Organisasi Pmii Tegal Perspektif Gender

Menurut Nasarudin umar dalam bukunya yang berjudul Argument

Kesetaraan Gender Bahwa relasi jender adalah sebuah konsep dan realitas

sosial yang berbeda dimana pembagian kerja seksual antara laki-laki dan

perempuan tidak didasarkan pada pemahaman yang bersifat normatif serta

kategori biologis melainkan pada kualitas, skill, dan peran bedasarkan

konvensi-konfensi sosial.19 Dengan demikian konsep dan manifestasi dari

relasi jender lebih dinamis serta memiliki kelenturan dengan

mempertimbangkan variable psiko-sosial yang berkembang. Berdasarkan

pemahaman ini maka bisa saja seseorang yang secara biologis dikategorikan

sebagai perempuan, tetapi dari sudut jender bisa saja berperan sebagai laki-

laki ataupun sebaliknya. Sekedar contoh, seorang suami yang karna satu dan

lain hal memilih bekerja dirumah mengasuh anak dan mengurui seluk beluk

rumah tangga, maka dari segi jender dia telah mengambil peran sebagai

perempuan meskipun dari segi seksual adalah laki-laki. Sebaliknya sang istri

yang karna ketrampilannya dan atas kesepakatan bersama lebih memilih

19
Hasil penelitian menurut nasarudin umar

12
bekerja mencari nafkah diluar rumah ataupun mengembangkan karir

politiknya diparlemen, maka dia telah berperan sebagai laki-laki menurut

hasil kajian Dr Nasarudin Umar, sesungguhnya didalam Al-Qur’an terdapat

istilah istilah yang harus kita bedakan yang satu menunjuk kategori seksual-

biologis sedangkan istilah yang lain menunjuk pada konsep jender namun

sering dikaburkan.

Disayangkan kata Nasarudin Umar dalam menafsirkan ayat ayat Al-

Qur’an kita sering mencampur adukan dua kategori yang jelas berbeda ini,

bahkan cenderung mengindentikan yang satu dengan yang lain dalam soal

kepemimpinan dan tugas mencari nafkah misalnya, jika Al-Qur’an

diperhadapkan dengan realitas kehidupan moderen maka sangat

dimungkinkan munculnya berbagai penafsiran dan implementasinya.

Maka dari itu bab ini membahas tentang metodologi penelitian yang

digunakan peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian dan untuk

menganalisis hasil temuan di lapangan. Proses pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah melalui wawancara mendalam. Wawancara ini

dilakukan pada 4 mahasiswa perempuan yang memiliki peran, posisi atau

jabatan dalam organisasi dan perempuan yang tidak memiliki peran dalam

organisasi. Berikut proses wawancara20 :

1. Hasil penelitian kepada Nurul Putri pada Hari kamis 28 Oktober,

tempat di Aula Kampus IBN, terkait gender dalam organisasi bahwa

perlunya memahami gander adalah untuk mengetahui perbedaan antara

laki-laki dan perempuan untuk memahami batasan-batasan dll.

Menurutnya mempelajari gender itu sangatlah penting khususnya untuk

20
Hasil penelitian wawancara dengan aktifis mahasiswa

13
diri sendiri akan tetapi banyak sekali seseorang mengerti bahkan

memahami tentang gender akan tetapi kurang dalam penerapannya atau

pengimplementasiannya khususnya didalam kehidupan kampus.

Bahwa menurut saya tujuan mempelajari jender tidak lepas dari yang

namanya keadilan sosial antara laki-laki dan perempuan. Bahwa menurut

saya target mempelajari jender untuk menghapus diskriminasi terhadap

perempuan.

2. Hasil penelitian kepada Annisa Hari Kamis tanggal 28 Oktober Tempat

Aula Kampus IBN terkait gender dalam organisasi kampus bahwa

sangatlah penting dalam mempelajari gender tersebut fungsinya untuk

memberikan pemahaman peran antara laki-laki dan perempuan dalam

segi hal bersosial khususnya dalam organisasi kampus walaupun saya

sendiri tidak mempelajari gender lebih dalam. Akan tetapi sangatlah

penting khususnya dalam penerapan di organisasi. Dengan tujuan

membedakan Mahasiswa pasif ataupun aktif.

3. Hasil penelitian kepada Lely .M. Hari Jum’at tanggal 29 Oktober

Tempat Kediaman Sendiri (JatiBogor Kramat Tegal) Bahwa terkait

penerapan gender dalam organisasi kampus sangat perlu bahkan sangat

penting untuk kita pelajari sebab ketika kita tidak mempelajarinya maka

kita sebagai perempuan tidak mengerti apa itu jender dalam segi sosial

walaupun saya sendiri tidak mempelajari lebih dalam tentang gender

tetapi menurut saya sangat penting.

4. Hasil penelitian kepada Umi selaku ketua Kopri Rayon PMII Tegal

tentang Gender dalam implementasi di dalam organisasi PMII.

Berbicara masalah jender untuk penerapan kepada kader-kader PMII

14
yang ada pada perempuan maupun laki-laki, jender yang saya ketehui

kesetaraan sosial antara laki-laki dan perempuan. Kalau kita memahami

arti dari jender bahwa seorang perempuan membutuhkan keadilan

dalam bersosial tentu banyak bertentangan apa lagi kita berbicara

masalah kesetaraan atau pun keadilan. Dari sinilah kita mengetahui

pentingnya memahami jender, bahkan wajib bagi kader perempuan

untuk mempelajari jender tersebut. Kewajiban disini bukan semata mata

wajib bagi kader perempuan akan tetapi wajib juga bagi kader laki-laki

dengan tujuan kader laki-laki memahami bahwa keadilan bagi

perempuan harus diterapkan dalam perspektif sosial, apalagi kader

PMII yang notabenya di cleam oleh masyarakat umum, khususnya

kader-kader PMII seindonesia yang berintelektual tinggi harus

memahami keadilan bagi perempuan.

Manfaat jender itu sendiri agar mengetahui hak-hak perempuan dan

laki-laki itu saran. Karena seringkali terjadi bagi mereka yang tidak tau

pengetahuan jender, akan merendahkan perempuan yang ahirnya terjadi

sebuah ketidak adilan dalam segala ruang lingkup sosial.

Adapun tujuan mempelajari jender untuk memberantas pemikiran yang

menganggap rendah perempuan dan menghilangkan budaya patriarki yang

masih berjalan dam sebuah organisasi (patriarki adalah sebuah sistem sosial

yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan

mendominasi dalam peran kepemimpinan, hak sosial dan penguasaan sosial).

15
16
1

BAB IV

ANALISIS DATA IMPLEMENTASI PEMIKIRAN NASARUDIN

UMAR TENTANG GENDER TERHADAP PERILAKU

MAHASISWA DALAM BERORGANISASI

A. Analisis Pemikiran Nasarudin Umar Tentang Gender

Menurut Nasarudin umar dalam bukunya yang berjudul Argument

Kesetaraan Gender Bahwa relasi jender adalah sebuah konsep dan realitas

sosial yang berbeda dimana pembagian kerja seksual antara laki-laki dan

perempuan tidak didasarkan pada pemahaman yang bersifat normatif serta

kategori biologis melainkan pada kualitas, skill, dan peran bedasarkan

konvensi-konfensi sosial. Dengan demikian konsep dan manifestasi dari

relasi jender lebih dinamis serta memiliki kelenturan dengan

mempertimbangkan variable psiko-sosial yang berkembang. Berdasarkan

pemahaman ini maka bisa saja seseorang yang secara biologis dikategorikan

sebagai perempuan, tetapi dari sudut jender bisa saja berperan sebagai laki-

laki ataupun sebaliknya. Sekedar contoh, seorang suami yang karna satu dan

lain hal memilih bekerja dirumah mengasuh anak dan mengurui seluk beluk

rumah tangga, maka dari segi jender dia telah mengambil peran sebagai

perempuan meskipun dari segi seksual adalah laki-laki. Sebaliknya sang

istri yang Sarna ketrampilannya dan atas kesepakatan bersama lebih

memilih bekerja mencari nafkah diluar rumah ataupun mengembangkan

karir politiknya diparlemen, maka dia telah berperan sebagai laki-laki

menurut hasil kajian Dr Nasarudin Umar, sesungguhnya didalam Al-Qur’an


terdapat istilah - istilah yang harus kita bedakan yang satu menunjuk

kategori seksual-biologis sedangkan istilah yang lain menunjuk pada konsep

jender namun sering dikaburkan.

Disayangkan kata Nasarudin Umar dalam menafsirkan ayat - ayat

Al-Qur’an kita sering mencampur adukan dua kategori yang jelas berbeda

ini, bahkan cenderung mengindentikan yang satu dengan yang lain dalam

soal kepemimpinan dan tugas mencari nafkah misalnya, jika Al-Qur’an

diperhadapkan dengan realitas kehidupan moderen maka sangat

dimungkinkan munculnya berbagai penafsiran dan implementasinya.

A. Analisis Tentang Perilaku Gender Pada Mahasiswa Dalam

Organisasi PMII Komisariat Bakti Negara Tegal

Berbicara masalah jender untuk penerapan kepada kader-kader PMII

yang ada pada perempuan maupun laki-laki, jender yang saya ketehui

kesetaraan sosial antara laki-laki dan perempuan. Kalau kita memahami arti

dari jender bahwa seorang perempuan membutuhkan keadilan dalam

bersosial tentu banyak bertentangan apa lagi kita berbicara masalah

kesetaraan atau pun keadilan. Dari sinilah kita mengetahui pentingnya

memahami jender, bahkan wajib bagi kader perempuan untuk mempelajari

jender tersebut. Kewajiban disini bukan semata mata wajib bagi kader

perempuan akan tetapi wajib juga bagi kader laki-laki dengan tujuan kader

laki-laki memahami bahwa keadilan bagi perempuan harus diterapkan dalam

perspektif sosial, apalagi kader PMII yang notabenya di cleam oleh

masyarakat umum, khususnya kader-kader PMII seindonesia yang

berintelektual tinggi harus memahami keadilan bagi perempuan.

2
Manfaat jender itu sendiri agar mengetahui hak-hak perempuan

dan laki-laki itu saran. Karena seringkali terjadi bagi mereka yang tidak tau

pengetahuan jender, akan merendahkan perempuan yang ahirnya terjadi

sebuah ketidak adilan dalam segala ruang lingkup sosial.

Adapun tujuan mempelajari jender untuk memberantas pemikiran

yang menganggap rendah perempuan dan menghilngkan budaya patriarki

yang masih berjalan dam sebuah organisasi (patriarki adalah sebuah sistem

sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan

mendominasi dalam peran kepemimpinan, hak sosial dan penguasaan sosial).

B. Implementasi Pemikiran Nasarudin Umar Tentang Gender

Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Berorganisasi

Untuk Analisis data penelitian yang pewancara bisa ambil dari

wawancara diatas adalah ada beberapa analisi terhadap pengimplementasian

pemikiran Nasarudin Umar tentang jender terhadap perilaku Mahasiswa

dalam berorganisasi.

Seperti apa yang sudah dikatakan Nasarudin Umar dalam bukunya

Relevasi pemikiran Nasarudin Umar tentang jender dengan pendidikan

islam, dalam rangka melihat konsep jender dalam pendidikan Islam lebih

jauh lagi, perlu untuk menganalisis kembali beberapa unsur nilai keadilan

jender dalam Islam, sehingga dapat menemukan sebuah relevansi antar

konsep jender atas pemikiran Nasarudin Umar dalam pendidikan Islam.

Menurut Mansyur fakih dalam bukunya Analisis jender dantransformasi

sosial beliau dengan tegas menyatakan bahwa keadilan memiliki peran yang

sangat penting dalam menyelesaikan segala bentuk persoalan diskriminasi

mengenai hubungan laki-laki maupun perempuan, baik disektor public

3
maupun domestic. Keadilan yang diinginkan kaumperempuan adalah

sebuah kebebasan yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu dalam

kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam mengenyam pendidikan.

Hubungan dalam pendidikan islam, bagaimana memberikan pemahaman

yang professional untuk memahami kedudukan perempuan didalam Islam.

Sebagai mana telah di jelaskan di bab II pendidikan sebagai media

transformasi memiliki peran menumbuh kembangkan nilai-nilai isnaniah

dan ilahiyah pada subjek didik dan satuan sosial masyarakat tentunya

Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan Islam pendidikan yang

mencoba memberikan ruang kepada doktrin agama untuk menyelesaikan

problem matika zaman.

Perlu diketahui pengertian jender berbeda dengan pengertian jenis

kelamin. Bahwa yang saya ketahui tentang jender dapat didefinisikan

sebagai keadaan dimana individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki

dan perempuan yang kemudian memperoleh pencirian sosial sebagai laki-

laki dan perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas dan feminism yang

sering didukung oleh nilai-nilai atau sistem dan simbol simbol dimasyarakat

yang bersangkutan.

Bahwa peran jender sangat penting bagi mahasiswa yang

mengikuti organisasi PMII, dengan memahami jender secara utuh

mahasiswa bisa menerapkan perilaku kesetaraan jender dalam berorganisasi.

Sehingga dalam pergerakan berorganisasi bisa selaras dengan perilaku

perempuan atau laki-laki.

4
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis pada bab sebelumnya maka penulis

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Gender menurut Nasaruddin Umar bahwa sesungguhnya antara

laki - laki dan perempuan tidaklah bisa di persamaratakan secara kodrati,

genetika, psikis, dan fisik keduanya berbeda karenanya perbedaan itu

haruslah dipelihara menjadi sebuah perbedaan yang harmoni. Perbedaan

5
yang bisa diperhatikan dalam pembawaan peran masing - masing yang

saling melengkapi.

Nasarudin Umar dalam bukunya menawarkan sudut pandang baru

tentang Gender itu sendiri. Buku yang mula ditulis tahun 1997 dan selesai

persis seminggu setelah tragedi Nasional 14 Mei 1998 kemudian diterbitkan

tahun 1999 oleh penerbit Mizan Bandung itu memuat berbagai postulat

dasar, ideologi, paradigma dan contoh-contoh tentang kegagalan ide

kesamarataan lelaki dan perempuan diberbagai Negara terutama di Negara

Komunis. Perbedaan ini tidak kemudian disamaratakan secara kualitatif

fifty-fifty secara umum.

Disisi yang lain Nasauddin Umar melalui pendekatan hermeneutika

berupaya menafsirkan ulang nas’h Al-qur’an untukmenemui konsepsi ideal

relasi kesetaraan gender. Nasar beranggapan sesungguhnya nash’-nash

al-qur’an mengandung nilai-nilai kesetaraan yang sangat mendalam namun

demikian, dalam upaya menangkap makna terdalam dari nash tersebut

membutuhkan sebuah proses penafsiran yang tentunya berkaitan erat dengan

bahasa dan budaya masyarakat arab tempat nash-nash tersebut hadir.

Sumber konsep kesataraan gender dalam islma dalah hasil tafsir

peninggalan Rasul Muhammad yaitu al-Quran dan Hadis. Penafsiran klasik

mengindikasikan adanya penafsiran adanya penafsiran yang bias gender. ini

terbukti dari kazanah tafsir klasik yang ada lebih memihak pada kaum laiki-

laki karna proses penafsiran itu sendiri dipengaruhi oleh konstruk budaya

yang patriarkhi. Maka persfektif keadilan gender harus dipakai dalam

menafsirkan al-Quran dan Hadis untuk mengetahui seperti apakah konsep

Islam mengenai kesetaraan gender.

6
Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa perilaku organisasi pada

hakikatnya adalah merupakan bidang studi lintas disiplin yang mempelajari

tentang bagaimana memperbaiki sikap dan perilaku individu dan kelompok

dalam organisasi sehingga dapat memberikan kontribusi secra efektif dalam

mencapai tujuan organisasi.

B. Saran.

1. Pendidikan islam sebagai transfer of knowlage dan transfer of

value diharapkan mampu menjadi lokomotif yang aktif dalam

menerapkan keadilan jender dalam pendidikan, dengan

memberikan pendidikan kepada perempuan dengan seluas luasnya

serta memberikan kebebasan kepada perempuan untuk menentukan

jalan hidupnya diharapkan kajian jender tidak sebatas teorinamun

diperaktekan dalam dunia nyata terutama pendidikan. Agar

pendiskriminasikan terhadap perempuan berupa subordinasi,

marginalisasi pembagian kerja dan berbagai bentuk kekerasan

yang lainnya dapat diminimalisir.

2. Dalam penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah

pengetahuan yang berkaitan dengan masalah jender dalam

pendidikan Islam.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mutaqim,2014. Model Penelitian Tokoh ( Dalam Teori dan

Praktek, Jurnal StudiIlmu-Ilmu Al-Qur’an dan Hadis,Vol 15, No 2,

Juli.

Arimbi Heroe Poetri, Percakapan Feminisme vs Neoliberalisme,

Jakarta: debt Watch, 2004

Azra, Azyumardi. Esei-Esei Muslim & Pendidikan Islam, Ciputat:

LOGOS Wacana Ilmu, 1999.

Azra, Azyumardi. Realitadan Cita Kesetaraan Gender di UIN Jakarta,

Jakarta: Mc Gill IAIN,2004.

Badrich, 2013.Melacak akar Persoalan Bias Gender dalam Penafsiran

Al-Qur’an dan Hadis (Metode dan pendekataan pemikiran Fatima

Mernissi Tentang Feminis), Jurnal Muadah Jurnal Studi Gender dan

Anak, Vol 1, No 2, Juli.

8
Eni Purwati dan Halim “Bias Gender Dalam Pendidikan” Surabaya:

ALPHA, 2005.

Elya Munfarida, Perempuan Dalam Tafsir Fatima Mernissi,Jurnal

Mghdza vol1, No 02, Desember 2016.

Fadjrul, Hakam Chozin. Cara Mudah Menulis Karya Tulis Ilmiah,

Surabaya: Alpa.1997.

Faqih, Mansoer. Gender dan Perubahan Organisasi (Menjembatani

Kesenjangan dan Praktik), Amsterdam: Royal Tropical Institut, 1999.

Faqih, Mansur. Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2003.

Helin Puspita Wati, 2013. Konsep, Teori dan Analisis Gender,

Departemen Ilmu keluarga dan konsumen Fakultas Ekologi Manusia,

Institut Pertanian Bogor.

Hendri Shalahuddin, MIRKHA Dkk. Indahnya Keserasian Gender

dalam Islam, Jakarta: KMKI, 2012.

Kailen, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat, Yogyakarta:

Paramadina. 2005.

Kartini Karton, Pengantar metodelogi riset Sosial, Jakarta: Masdar

Maju,1997. Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan, Jakarta:

Pustaka Alhusna Baru 2004.

Limaanatus Sauda, 2014. Hadis Misoginis dalam Persfektif

Hereumanitika Pemikiran Fatima Mernissi ,Jurnal Mutawatir Jurnal

Keilmuan Tafsir Hadis.Vol 4, No 2, Desember.

Mansur Mulich. Bagaimana Menulis Skripsi, Jakarta: Bumi

Aksara,2010.

9
Mardliyah, Isu-Isu Gender Dalam Pendidikan Islam,Jurnal

Pendidikan Ilmu Sosial,Vol 25, Nomor 2, Desember 2015

10

You might also like