Professional Documents
Culture Documents
TUGAS AKHIR - Compressed - Rinto Alhadi
TUGAS AKHIR - Compressed - Rinto Alhadi
TUGAS AKHIR
Disusun oleh:
RINTO ALHADI
2016110023
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah
memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan
cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya tugas akhir yang
sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan Rasullah
Muhammad SAW.
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan
karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala
dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga dan tidak mungkin dapat kubalas hanya
dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini
menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karna kusadar, selama ini
belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku termotivasi
dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi
lebih baik,
Bapak Ir. Drs. Asfarizal,M.T.selaku dosen pembimbing tugas akhir saya, terima kasih
banyak pak... saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak
akan lupa atas bantuan dari bapak dan suatu kebanggaan buat saya bisa di bimbing oleh
dosen terbaik seperti bapak.
Terima kasih kepada rekan-rekan satu tim Tugas Akhir “Kampas Rem”. Bagi teman2 saya
yang tidak dapat wisuda periode ini tetap semangat dan untuk penerus tim Kampas rem
selalu kompak…..
By : Rinto Alhadi
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
”MODIFIKASI MATERIAL REM KENDARAAN BERMOTOR UNTUK
MENINGKATKAN KETAHANAN AUS
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik secara
moril maupun materil dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hendri Nofrianto, S. T., M.T, selaku Rektor Institut Teknologi Padang.
3. Hendriwan Fahmi, S.T., M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin S1 Institut
Teknologi Padang yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan
Tugas Akhir
4. Ir. Drs. Asfarizal. M.T, selaku Pembibing Tugas Akhir (TA) dari jurusan Teknik Mesin
Institut Teknologi Padang, yang telah membimbing kami dalam malaksanakan program
Tugas Akhir.
5. Dari keseluruhan ucapan terima kasih saya,saya kususkan kepada kedua orang tua yang
telah mendidik serta membesarkan saya sampai saat ini.
Penulis menyadari Bahwa dalam penyusunan laporan ini tak luput dari kesalahan dan
kekurangan .Oleh karena itu ,penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
penulis menjadi lebih baik kepadanya.Akhir kata,Assalamuaikum WR.WB,dan penulis
berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.
Rinto Alhadi
v
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian kampas rem ini adalah untuk mengetahui variasi komposisi kanvas
rem dengan bahan cangkang kelapa sawit,serbuk kaca dan serat tandan kelapa sawit. Bahan
ditumbuk sampai halus kemudian dilakukan pengayakan dengan ayakan lolos 30 dan
tertahan 100. Kemudian bahan dicetak dengan pengikatnya resin epoxy dan kemudian
bahan di tekan selama 12 jam.Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa pengaruh variasi dari ketiga komposisi mendapat nilai densitas komposisi A:1,81
gr/cm3, B:1,93 gr/cm3, C:1,85 gr/cm3, nilai kekrasan komposisi A:36,87 HRC, B:34,14
HRC, C:35,68 HRC dan nilai keausan komposisi A:0,003 gr/s, B:0,003 gr/s, dan C:0,002
gr/s.
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to determine the effect of variations in the composition of
brake pads with oil palm shells, glass powder and palm oil bunch fibers. The material is
ground until smooth, then sieves with a 30 pass sieve and is held 100. Then the material is
molded with an epoxy resin binder and then the material is pressed for 12 hours. From the
research that has been done, it can be concluded that the effect of variation from the three
compositions gets the density value of composition A:1,81 gr/cm 3, B:1,93 gr/cm3, C:1,85
gr/cm3, the hardness value of composition A:36,87 HRC, B:34,14 HRC, C:35,68 HRC and
the wear values of compositions A:0,003 gr/s, B:0,003 gr/s, dan C:0,002 gr/s.
Key words: Objectives, methods,testing and conclusions
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................................iii
PERSEMBAHAN...........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.....................................................................................................v
ABSTRAK.......................................................................................................................vi
ABSTRACT.....................................................................................................................vii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................4
viii
2.2.6 Rem(brake).............................................................................................................13
2.2.7 Kampas rem(Brakepad).........................................................................................14
2.2.8 Fungsi rem..............................................................................................................15
2.2.9 Bahan rem..............................................................................................................15
2.2.10 Konstruksi rem.....................................................................................................18
2.2.11 Parameter yang berperan dalam pengereman......................................................19
2.2.12 Pengujian Dyno test.............................................................................................24
2.2.13 Rockwell..............................................................................................................24
2.2.14 Ketahanan panas..................................................................................................25
2.2.15 Pengujian koefisien gesek....................................................................................26
2.2.16 Sifat mekanik kanvas rem....................................................................................27
BAB III...........................................................................................................................28
METODOLOGI PENELITIAN......................................................................................28
BAB IV............................................................................................................................38
ix
4.4.2 Rumus koefisien gesek yang digunakan................................................................43
4.5 Struktur makro kanvas rem sebelum diuji.................................................................44
4.6 BAB V.......................................................................................................................45
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................45
5.2 Saran.........................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................46
LAMPIRAN...................................................................................................................................48
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 2.20 Thermogun.................................................................................................26
Gambar 4.1 Grafik pengaruh komposisi terhadap massa jenis kanvas rem....................38
Gambar 4.3 Grafik pengaruh komposisi kanvas rem terhadap laju keausan...................41
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Limbah kelapa sawit adalah sisa hasil tanaman kelapa sawit yang tidak termasuk ke
dalam produksi utama yang merupakan hasil ikatan pada proses pengolahan kelapa
sawit (Departemen pertanian 2006).Limbah kelapa sawit dapat digolongkan menjadi
dua jenis, yaitu limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah industri kelapa sawit. Salah
satu limbah dari perkebunan kelapa sawit adalah limbah pada batang kelapa sawit
sedangkan dari industri kelapa sawit adalah limbah cangkang kelapa sawit dan tandan
kosong kelapa sawit.
Cangkang kelapa sawit(palm kernel shell) sering juga disebut tempurung sawit adalah
bagian keras yang terdapat pada buah kelapa sawit yang berfungsi melindungi isi atau
kernel dari buah sawit tersebut.
Menurut sironetal. (2002) limbah batang sawit biasanya memiliki volume rata-rata
sekitar 200 m3/ha, pada saat dilakukan replating.Hasil dari penelitian departemen
pertanian 2006 menyatakan bahwa limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
merupakan limbah padat yang jumlahnya cukup besar, yaitu sekitar 6 juta ton/ha yang
tercatat pada tahun 2004 dan untuk limbah cangkang kelapa sawit Sebanyak 1,73 juta
ton/ha, namun sampai saat ini pemanfaatan dari limbah sawit masih terbatas.
1
Melihat bayaknya limbah kelapa sawit maka perlu adanya pengolahan limbah kelapa
sawit secara kreatif dan inovatif, sehingga menjadi suatu produk yang memiliki kualitas
serta nilai jual yang tinggi.Salah satu cara pemanfaatan limbah tersebut adalah dengan
menjadikanya sebagai bahan pembuatan kampas rem sepeda motor.
Beberapa waktu lalu telah di lakukan sebuah penelitian di Institut Teknologi Padang
mengenai pengaruh variasi komposisi pada komposit berbasis serbuk cangkang kelapa
sawit dan karbon cangkang kelapa sawit itu sendiri terhadap kekerasan dan ketahanan
gesek dimana dari penelitian tersebut didapatkan nilai laju keausan pada komposit untuk
serbuk cangkang kelapa sawit dimana nilai laju keausan pada komposisi 70% : 30%
mendapat nilai rata-rata 0,75 gram/mm2.detik, komposisi 60% :40% mendapat nilai
rata-rata laju keausan sebesar 0,66 gram/mm2.detik, sedangkan laju keausan pada
kampas rem klx sebagai pembanding untuk komposisi 70% : 30% dan 60% ; 40%
memiliki tingkat laju keausan yang masih tinggi yaitu 1,8 gram/mm2.detik. (Yudi
Azis,2019)
Kita perlu memodifikasi bahan rem agar mendapatkan material yang sifat mekaniknya
lebih baik oleh karena itu kita perlu meneliti tentang bagaimana cara agar dapat
meningkatkan sifat mekaniknya tersebut sehingga salah satu acara yang ada adalah
dengan cara menyatukan dua atau lebih material agar dapat meningkatkan sifat mekanik
material tersebut dan salah satu caranya diantaranya adalah dengan bahan
komposit.Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih yang
tetap terpisah dan berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen
tunggal.
Disini penulis akan mencoba melakukan penelitian tentang kampas rem dengan bahan
menggunakan serbuk kaca, tandan kosong kelapa sawit, serbuk CKS, pengikatnya resin
epoxy dengan judul :“Modifikasi Material Rem Kendaraan Bermotor untuk
Meningkatkan Ketahanan Aus”
2
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi komposisi kampas rem
dengan bahan cangkang kelapa sawit, serat tandan kelapa sawit dan serbuk kaca.
1.4 Batasan Masalah
Untuk memudahkan pelaksanaan pengujian agar tujuan pengujian dapat tercapai, maka
di perlukan pembatasan masalah yaitu :
(1) Ukuran serbuk cangkang kelapa sawit dan karbon cangkang sawit yang di
gunakan adalah mesh 30 tertampung 100 mesh
(2) Komposisi kanvas rem berdasarkan fraksi berat yaitu:
Komposisi A ,serbuk kaca 36%,serat tkks 7%,serbuk cks 32%,resin 14% dan
hardener 11%
Komposisi B , serbuk kaca 36%,serat tkks 6%,serbuk cks 33%, resin 14% dan
hardener 11%
Komposisi C ,serbuk kaca 36%,serat tkks 5%,serbuk cks 34%, resin 14% dan
hardener 11%
(3) Pengujian kekerasan menggunakan Rockwell dengan pembebanan 100 kgf dan
benda tekan bola baja sebanyak tiga titik pengujian.
(4) Pengujian laju keausan dilakukan menggunakan alat Dyno test.
(5) Koefisien gesek dihitung dengan menganalisa rangkaian rem cakram sepeda motor.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
(1) Dapat mempengaruhi pembuatan kanvas rem jenis cakram dari komposit berbahan
serbuk kaca, serbuk tandan kosong kelapa sawit dan serbuk cangkang kelapa sawit itu
sendiri dengan resin dan mengetahui kualitas yang dihasilkan.
(2) Dapat dijadikan teknologi alternatif dalam pembuatan kanvas rem.
(3) Komposit ini dapat dijadikan sebagai pengganti bahan kanvas rem yang sudah ada
sebelumnya, seperti asbes.
(4) Dapat meningkatkan nilai guna dari cangkang kelapa sawit.
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu bahan teknik yang paling banyak digunakan dan diterapkan saat ini adalah
bahan komposit berserat alam. Komposit Alam bersifat ringan danrelatif kuat dan ramah
lingkungan, sehingga komposit berbasis sintetis serat dikurangi penggunaan. Penelitian
ini menggunakan bahan penyusun yang berasal dari cangkang dan tandan tanaman
kelapa sawit tanaman yang berfungsi sebagai penguat. Kerang dan serat dari tandan
kosong tanaman kelapa sawit dibuat dalam bentuk bubuk. Matriks yang digunakan
dalam penelitian ini adalah resin poliester dan resin epoksi. Fraksi massa antara
penguatan dan matriks adalah 50:50. Proses pembuatan komposit ramah lingkungan ini
adalah cetakan kompresi dengan beban tekanan 30 kg/cm2. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh jenis bahan komposit pada sifat fisik dan termal dari
komposit alami.Hasilnya menunjukkan itu komposit alami adalah komposit densitas
tinggi. Kepadatan komposit cangkang kelapa sawit/poliester tertinggi adalah 1.223
g/cm3 dan kepadatan terendah tandan kosong kelapa sawit/komposit epoksi
adalah1,021g/cm3. Konduktivitas termal tertinggi dari komposit cangkang kelapa
4
sawit/poliester adalah 0,28W/m.K. Nilai komposit konduktivitas termal lebih
dipengaruhi oleh pengikat/matriks komposit (Syafrul Hadi, Mastariyanto Perdana
2018).
Kampas rem adalah komponen rem yang langsung bergesekan dengan bagian yang
berputar pada sistem rem susuai dengan jenis dan tipe rem (disk/drum) yang digunakan.
Pada umumnya kampas rem dibuat dari material asbestos karena unggul pada ketahanan
Suhu hingga 800˚C. Disamping itu, dalam upaya mendapatkan bahan kampas rem yang
ramah lingkungan dan terbarukan serta ekonomis telah pula dilakukan. Namun, hasil
yang dicapai saat ini belum mampu untuk mempertahankan sifat mekanik khususnya
terhadap ketahanan aus, ketahanan Suhu, penyerapan terhadap getaran dan suara, dan
harga yang mahal. Penelitian ini menginvestigasi ketahanan aus gesek kampas rem
komposit dengan penguat material basalt dan pengikat epoxy. Kampas rem komposit
diproduksi dengan menggunakan tahapan penekanan dan sintering. Kecepatan putar
pada pengujian adalah .05Rpm dengan 200 putaran. Penelitian ini adalah menggunakan
standar ASTM G 99-95a 2000. Material basalt yang dipergunakan memiliki ukuran
butir sebesar 105+50 µm, dan komposisi komposit yang di produksi adalah 30:70%.wt;
60:40%.wt dan 80:20.%.wt Pada pembuatan material komposit digunakan akselerator
yaitu 02% dan 0.6%. Hasil pengujian didapatkan nilai rata - rata kehilangan masa dari
setiap variasi spesimen, dimana untuk spesimen dengan komposisi 60;40%wt memiliki
tingkat keausan akibat gesekan yang paling rendah dibandingkan dengan komposisi
30:70 %wt dan 80;20%wt. Tingkat laju ketahanan aus dari komposit tersebut adalah
sebesar 10.9% dan 11.38% masing – masing. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka
dapat disimpulkan bahwa basalt adalah salah satu bahan alam yang dapat dipergunakan
sebagai pengganti asbestos pada kampas rem kendaraan bermotor. (Atmika, I K
AdiSubagia, I D G Ary, 2015).
Pembuatan komposit dilakukan dengan metode cetak tekan hidrolis dengan kandungan
filler/ partikel 28, 37, 46 dan 55% (v/v).Pengujian yang dilakukan meliputi koefisien
gesek, keausan, impakcharpydan hasilnya diverifikasi dengan sifat kampas rem
komersial. Pengarangan suhu 200 dan 300ºC menghasilkan arang dengan kandungan
karbon tertinggi (91,98% dan 89,64%). Peningkatan kandungan partikel meningkatkan
koefisien gesek komposit.Komposit memiliki koefisien gesek yang lebih besar dari
kampas rem (0,34). Koefisien gesek terbesar (0,445)terjadi pada komposit dengan
5
kandungan partikel 55% (v/v). Komposit dengan kandungan partikel 46% memiliki laju
keausan spesifik terendah 4,13 mm2/kg (ketahanan aus terbaik), meskipun masih lebih
tinggi dari laju keausan spesifik kampas rem(2,04mm2/kg). Komposit dengan
kandungan partikel 37% memiliki tenaga patah 0,27 joule dan keuletan 2,87 kJ/mm 2.
Pengujian awal yang dilakukan adalah uji kekerasan bahan dan keausan pada kondisi
kering dan pembasahan air. Hasil yang didapat adalah kampas rem dengan komposisi
40% serat bambu, 10% fiber glass, 10% almunium dan 40% polyester adalah yang
paling keras dengan harga kekerasan sebesar 14,47 BHN yang lebih keras dibandingkan
dengan produk di pasaran dengan harga kekerasan 13,7 BHN. Pengujian keausan
Ogoshi pada kondisi kering maksimal mempunyai nilai keausan yang paling rendah
0,00041 mm2/kg.Untuk pengujian keausan Ogoshi kondisi basah dengan air, diperoleh
bahwa bahan kampas rem dengan komposisi 40% serat bambu, 10% fiber glass, 10%
almunium dan 40% polyester ialah yang paling rendah keausannya yaitu sebesar 0,0062
mm2/kg. Kondisi basah dengan oli, diperoleh bahwa bahan kampas rem dengan
komposisi 30% serat bambu, 15% fiber glass, 15% almunium dan 40% polyester ialah
yang paling rendah keausannya dengan nilai yaitu sebesar 0,0003 mm2/kg.
Kelapa sawit mulai dikenal pertama kali di Indonesia pada tahun 1848 oleh pemerintah
Belanda.Pada saat itu kelapa sawit dianggap sebagai tanaman hias. Kebun Raya Bogor
(botanicalgarden) yang dahulu bernama Buitenzorg menanam empat kelapa sawit, dua
berasal dari Bourdon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus Botanicus, Belanda.
Uji coba pertama penanaman kelapa sawit dilakukan di Banyumas, Jawa Tengah seluas
5,6 hektare dan di Karesidenan Palembang, Sumatera Selatan seluas 2,02 hektare.
Barulah pada tahun 1911 kelapa sawit mulai dibudidayakan secara komersial dengan
membuat perkebunan, khususnya di Sumatera Utara, Lampung dan Aceh.Perintis usaha
perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet, seorang berkebangsaan
Belgia.
Kelapa sawit termasuk kedalam tanaman berbiji satu (monokotil) yang memiliki akar
serabut.Tanaman kelapa sawit berbatang lurus dengan pertumbuhan tinggi batang
sekitar 45-100 cm/tahun.Pada saat 25 tahun, tinggi batang kelapa sawit bisa mencapai
13-18 meter. Kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun. Biji kelapa sawit
7
memiliki ukuran dan bobot yang berbeda untuk setiap jenisnya. Berdasarkan ketebalan
cangkang dan daging buah, kelapa sawit dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni
sebagai berikut:
(1) Dura
Jenis dura memiliki ciri-ciri yaitu: tebal cangkangnya sekitar 2-8 mm, kemudian tidak
terdapat lingkaran serabut pada bagian luar cangkang. Pada daging buah relatif tipis,
daging biji besar dengan kandungan minyak rendah, banyak digunakan sebagai induk
betina dalam program pemuliaan.
(2) Pisifera
Jenis pisifera memiliki ciri-ciri yaitu: tebal cangkangnya sangat tipis (bahkan hampir
tidak ada), kemudian daging buah lebih tebal dari pada daging buah jenis Dura, daging
biji sangat tipis, tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain, dengan
persilangan diperoleh jenis Tenera. Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan untuk
tanaman komersial, tetapi digunakan sebagai induk jantan.
(3) Tenera
Jenis tenera ciri-ciri antara lain: tebal cangkangnya tipis 0,5-4 mm, terdapat lingkaran
serabut disekeliling tempurung, daging buah ini sangat tebal, tandan buah lebih banyak
(tetapi ukurannya lebih kecil), merupakan hasil persilangan Dura dengan Pisifera. Jenis
tenera merupakan yang paling banyak ditanam dalam perkebunan dengan skala besar di
sekitar. Umumnya jenis ini menghasilkan lebih banyak tandan buah
8
memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda, namun ketika dicampurkan dengan
perbandingan serta teknik tertentu akan menghasilkan beton yang sangat kuat, keras,
dan tahan terhadap berbagai cuaca.
Material komposit tersusun atas dua tipe material penyusun yakni matriks dan fiber
(reinforcement).Keduanya memiliki fungsi yang berbeda, fiber berfungsi sebagai
material rangka yang menyusun komposit, sedangkan matriks berfungsi untuk
merekatkan fiber dan menjaganya agar tidak berubah posisi. Campuran keduanya akan
menghasilkan material yang keras, kuat, namun ringan. Komposit pada umumnya terdiri
dari dua fasa, yakni:
Memiliki sifat yang mudah untuk diubah bentuknya dengan cara dipotong atau juga
dicetak sesuai dengan kebutuhan desainnya. Selain itu, perbedaan pengaturan susunan
fiber akan merubah pula sifat-sifat komposit yang dihasilkan. Hal tersebut dapat
dimanfaatkan untuk mendapatkan sifat komposit sesuai dengan parameter yang
dibutuhkan.
(2) Matriks
Umumnya terbuat dari bahan resin.Ia berfungsi sebagai perekat material fiber sehingga
tumpukan fiber dapat merekat dengan kuat. Resin akan saling mengikat material fiber
sehingga beban yang dikenakan pada komposit akan menyebar secara merata. Selain itu
resin juga berfungsi untuk melindungi fiber dari serangan bahan kimia atau juga kondisi
cuaca ekstrim yang dapat merusaknya. Matrik sebagai fasa dalam komposit berfungsi
untuk:
9
Gambar 2.2Gabungan Matrix dan Fiber
Sebagaimana jenis plastic lainnya, Epoxy merupakan isolator listrik dan konduktor
panas yang buruk.Kecuali bila ditambahkan campuran, mis logam / karbonain.
Sebagaimana umumnya plastic, secara kimia epoksi termasuk inert.Dalam jangka lama,
sinar ultra violet mempengaruhi struktur kimianya.
Dalam bentuk asli resin epoksi keras dan getas. Tetapi dalam penggunaan, sifat
mekanik banyak dimodifikasi sifatnya, baik dari sisi kekuatan, kekenyalan, keuletan,
sampai kearah sobekan.
Alasan utama epoxy paling sering digunakan sebagai matriks polimer yaitu:
1
Tabel 2.1 Karakteristik resin epoxy
Hardener atau yang lebih dikenal dengan sebutan katalis merupakan bahan kimia yang
memiliki nama MetylEtylKeton Peroksida (MEKPO). Sebuah zat yang mempunyai
fungsi untuk mempercepat laju reaksi atau mempercepat terjadinya sebuah reaksi.
Namun hardener/katalis tidak mengalami perubahan kimia secara permanen. Sehingga
zat hardener bisa diperoleh kembali di akhir reaksi.
Dengan kata lain, pada akhir reaksi hardener akan dijumpai kembali dalam bentuk dan
jumlah yang sama seperti sebelum reaksi. hardener dapat bekerja dengan membentuk
senyawa antara atau mengabsorpsi zat yang direaksikan. tetapi akibat mencampurkan
hardener terlalu banyak adalah membuat komposit menjadi getas. Penggunaan hardener
sebaiknya diatur berdasarkan kebutuhannya.
1
2.2.6 Rem (brake)
Rem merupakan komponen yang sangat penting pada kendaraan. Rem berfungsi untuk
pengarah poros, pengatur putaran poros, dan menghentikan putaran poros untuk
keamanan kendaraan. Efek pengereman secara mekanis diperoleh dari gesekan dan
secara listrik dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa yang dibalik, arus searah yang
dibalik atau penukaran katup dan lain-lain. Rem dapat diklasifikasikan menjadi jenis
yakni sebagai berikut:
1
2.2.7 Kampas Rem (brakepad)
Secara umum rem adalah suatu komponen mesin yang bekerja untuk memperlambat
putaran poros. Kampas rem atau brakepads adalah sebuah komponen yang memiliki
gaya gesek besar untuk melakukan penggesekan pada permukaan rotor atau tromol agar
terjadi efek braking.
Fungsi kampas rem adalah untuk menekan permukaan tromol atau piringan rem agar
terjadi gesekan antara kedua komponen tersebut. Karena bahan penyusun kampas rem
terbuat dari bahan keramik yang memiliki gaya gesek yang tinggi maka disaat kampas
menyentuh piringan, akan terjadi gesekan yang mengubah energi putar menjadi energi
gerak, sehingga laju kendaraan bisa terhenti.
1
Gambar 2.4 Kampas Rem Asbestos dan non asbestos
Pada zaman dulu, asbes sangat populer sebagai bahan komponen ini. Bahkan, bahan
inilah yang pertama kali digunakan sebagai kampas rem. Karakteristik asbes memang
sangat cocok dengan sistem pengereman. Harganya juga cukup murah. Asbes memiliki
ketahanan, khususnya pada Suhu tinggi.
Akan tetapi, asbes saat ini tidak boleh lagi digunakan sebagai bahan untuk membuat
komponen otomotif. Pasalnya, pada 1980-an, Health Conscious Scandavians
menyatakan bahwa asbes membahayakan kesehatan manusia. Asbes berbahaya jika
masuk ke tubuh manusia karena memiliki sifat karsinogenik.
1
Ketika terjadi pembersihan dalam sistem pengereman, debu asbes pada motor akan
mencemari udara. Akibatnya, semua orang yang menghirup udara di area tersebut
1
berpotensi keracunan asbes. Itulah kenapa asbes tidak layak dijadikan sebagai bahan
komponen yang satu ini.
Bahan kampas rem yang menggantikan asbes tersebut adalah paduan serbuk kaca, serat,
karbon, dan kanvlar. Biasanya digunakan oleh mobil dari pabrik, daya geseknya baik
serta lebih ramah lingkungan.
Pakai kampas jenis ini pengereman jadi lebih lembut, tenang, dan mudah mencengkram
piringan rem. Untuk menghasilkan daya pengereman, tidak diperlukan pemanasan.
Kampas rem sangat cocok untuk aktivitas mengemudi secara normal. Namun, jika pedal
rem diinjak, akan terasa efek lembek karena kampas rem organik bersifat
highcompressed.
Kampas rem organik hanya bekerja pada range suhu tertentu. Akibatnya, jika overheat,
akan terjadi kehilangan daya gesekan. Selain itu, bahan ini juga lebih cepat aus
dibandingkan bahan lainnya.
1
rem jenis ini sangat cocok karena memiliki kemampuan pendinginan rotor yang cukup
baik.
Meskipun di suhu dingin, kampas rem tetap mampu mencengkram dengan baik. Itulah
sebabnya, bahan semi metalic cocok bagi kendaraan yang melakukan perjalanan off-
road.
Meskipun daya pengeremannya lebih besar, namun jauh lebih berisik daripada jenis
organik. Debu yang dihasilkan pun lebih pekat dan banyak. Bersifat lebih keras
sehingga dapat membuat ketebalan tromol rem berkurang. Dari segi harga, bahan semi
metalic lebih mahal daripada organik.
Bahan ini populer digunakan oleh para pengguna motor. Bahan dari bubuk besi yang
dipadukan dengan material karbon dan grafit. Menggunakan bahan ini, performa motor
pada kondisi ekstrem pun tetap terjaga, termasuk pada saat basah. Tak heran jika jenis
ini sering digunakan untuk jenis motor cross atau ATF.
Bahan sintered full metal pun memiliki daya pengereman yang lebih responsif. Umur
dan ketahanannya lebih awet. Namun, harganya terbilang mahal. Selain itu, pada
beberapa kasus, bahan jenis ini dapat mengikis tromol rem.
1
(5) Bahan Keramik
Ada juga yang berbahan bahan keramik. Selain keramik, ada pula material karbon, serat
tembaga, dan silikon, bahan jenis ini dianggap lebih baik daripada semi metalic yang
bersuara kasar. Ketahanannya menghadapi suhu panas pun lebih baik. Debu yang
dihasilkan dari aktivitas pengereman juga lebih sedikit.
Namun, soal harganya bahan jenis ini paling mahal di antara jenis lainnya. Selain itu,
kampas rem berbahan keramik juga biasanya tidak cocok digunakan digunakan pada
suhu dingin.
Nah, inilah sejumlah bahan yang bisa Anda pilih. Manakah yang lebih baik di
antaranya? Anda tentu perlu mempertimbangkan keunggulan dan kelemahannya. Selain
itu, menyesuaikan kampas rem dengan spesifikasi tromol rem sangat penting. Jangan
sampai bahan berkualitas terbaik, tetapi dapat membuat tromol rem lebih cepat aus.
(1)Rem Cakram
Cara kerja rem cakram: Saat pedal rem di injak maka tenaga akan diteruskan ke booster
rem. Booster rem bekerja melalui bantuan mesin, sehingga kerja rem lebih kuat tetapi
tenaga yang kita keluarkan tidak terlalu besar. Setelah melalui Booster, maka piston
Booster akan mendorong piston-piston dalam reservoir yang terdapat dalam master
cylinder rem. Setelah terdorong maka piston-piston dalam reservoir akan mendorong
minyak rem menuju rem setiap roda. Setelah minyak rem sampai dalam rem tiap roda
maka minyak akan mendorong piston yang akan diteruskan mendorong brakeshoe
(kampas rem) hingga terjadi gesekan antara brakeshoe dengan discbrake.
1
Gambar 2.10 Rem Cakram
2
Gambar 2.12 Prinsip Kerja Rem
Dalam hal ini, kami akan menjabarkan lebih jauh mengenai rem kaki dan rem parkir,
sesuai dengan praktek yang telah kami lakukan.
Sistem rem pneumatik termasuk kompresor dan sejenisnya yang menghasilkan udara
bertekanan yang digunakan untuk menambah daya pengereman. Tipe rem seperti ini
banyak digunakan pada kendaraan berat seperti truk dan bus.
Komponen – komponen utama pada rem hidraulis adalah sebagai berikut.
1. Booster rem
2. Master silinder rem
3. Katup pengimbang (proportioning valve)
2
(4) BOOSTER REM
Tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk
segera dapat menghentikan kendaraan. Booster rem melipat gandakan daya penekanan
pedal, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh.Booster rem
mempunyai membran yang bekerja dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan
atmosfir dan kevakuman yang dihasilkan dari dalam intakemanifold mesin. Master
silinder dihubungkan dengan pedal dan membran untuk memperoleh daya pengereman
yang besar dari langkah pedal yang minimum. Bila booster rem tidak dapat berfungsi
dikarenakan satu dan lain hal, booster dirancang sedemikian rupa sehingga hanya
tenaga boosternya saja yang hilang. Dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya
penekanan pedal yang lebih besar, tetapi kendaraan dapat direm dengan normal tanpa
bantuan booster.Booster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe
integral) atau dapat juga dipasangkan secara terpisah dari master silinder itu sendiri.
Tipe integral ini banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk kecil. Untuk
kendaraan yang digerakkan oleh mesin diesel booster remnya diganti dengan pompa
vakum karena kevakuman yang terjadi pada intakemanifold pada mesin diesel tidak
cukup kuat.
Booster rem terutama terdiri dari rumah booster (boosterbody), piston booster, membran
(diaphragm), reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrol (control valve
mechanism). Boosterbody dibagi menjadi bagian depan (ruang tekan tetap) dan bagian
belakang (ruang tekan variasi) dan masing-masing ruang dibatasi dengan membran dan
piston booster.Mekanisme katup pengontrol (control valve mechanism) mengatur
tekanan di dalam ruang tekan variasi (variable pressure chamber). Termasuk katup
udara, katup vakum, katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan dengan pedal
rem melalui batang penggerak katup (valve operating rod).
Berfungsi untuk mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis. Master
silinder terdiri dari reservoir tank, yang berisi minyak rem, demikian juga piston dan
silinder, yang membangkitkan tekanan hidraulis.Ada dua tipe silinder, yaitu tipe
tunggal dan tipe ganda. Master silinder tipe ganda (tandem type master cylinder)
banyak digunakan dibandingkan dengan tipe tunggal (single type).Master silinder
tandem, sistem hidraulisnya dipisahkan menjadi dua, masing-masing untuk roda depan
dan belakang. Dengan demikian bila salah satu sistem tidak bekerja, maka sistem
lainnya akan tetap berfungsi dengan baik.
Pada kendaraan penggerak roda belakang, salah satu sistem rem hidraulis pada roda
depan dan sistem yang satunya terletak pada roda belakang. Pada kendaraan penggerak
roda depan terdapat beban tambahan pada roda depan. Untuk mengatasi hal tersebut
maka digunakan sistem hidraulissplit silang (diagonal split hydraulic system) yang
terdiri dari satu set saluran rem untuk roda kanan depan dan kiri belakang, dan satu set
saluran rem untuk roda kiri depan dan kanan belakang, dengan demikian efisiensi
pengereman tetap sama pada kedua sisi (tetapi dengan setengah daya penekanan
normal) walaupun salah satu dari kedua sistem tersebut terjadi kerusakan.
2
Gambar 2.16 Diagonal Split Hydraulic System
Pada kendaraan penggerak roda belakang, salah satu sistem rem hidraulis pada roda
depan dan sistem yang satunya terletak pada roda belakang. Pada kendaraan penggerak
roda depan terdapat beban tambahan pada roda depan. Untuk mengatasi hal tersebut
maka digunakan sistem hidraulissplit silang (diagonal split hydraulic system) yang
terdiri dari satu set saluran rem untuk roda kanan depan dan kiri belakang, dan satu set
saluran rem untuk roda kiri depan dan kanan belakang, dengan demikian efisiensi
pengereman tetap sama pada kedua sisi (tetapi dengan setengah daya penekanan
normal) walaupun salah satu dari kedua sistem tersebut terjadi kerusakan.
2
2.2.12 Pengujian Dyno Test
Dinamometer atau "dyno"untuk singkatannya adalah alat untuk mengukur kekuatan,
torsi, atau daya.Misalnya, daya yang dihasilkan oleh mesin, motor atau penggerak
utama lainnya dapat dihitung secara bersamaan dengan mengukur torsi dan kecepatan
putaran (RPM).
Ada dua jenis pengujian didalam dynotest yakni engine dyno dengan cara mengukur
output dari gearbox langsung ke belt mesin dyno. Pegujian ini dilakukan sebelum body
kendaraan dipasang. Biasanya, alat uji ini digunakan oleh pabrik pembuatan kendaraan
bermotor. Kemudian ChassisDyno dengan cara motor diikat di roller, lalu dijalankan
selayaknya sedang berkendara dijalan raya. Pengujian ini dilakukan setelah body
kendaraan dipasang.
2.2.13 Rockwell
Rockwell adalah sebuah alat ukur yang menentukan nilai kekerasan suatu material
berdasarkan titik pengujian atau variasi titik pengujian yang telah di tentukan dalam
penelitian dengan pembebanan kgf yaitu pada penelitian peneliti mengunakan metode
Brinell dengan pembebanan 100 kgf sebanyak tiga titik pengujian dari masing-masing
komposisi spesimen.
2
Gambar 2.19 Rockwell
Pengujian kekerasan atau uji keras adalah keunggulan suatu material terhadap beban
dalam perubahan yang tetap. Dengan cara melakukan tekanan pada material yang diuji
makan dapat dianalisis seberapa besar tingkat kekerasan dari material tersebut melalui
besarnya beban yang diberikan terhadap luas bidang yang menerima pembebanan
tersebut.
Uji keras merupakan pengujian yang paling efektif karena dengan pengujian ini, kita
dapat dengan mudah mengetahui gambaaran sifat mekanis suatu material. Meskipun
pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah tertentu saja, nilai kekerasan
cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu material. Dengan dengan melakukan uji
keras, material dapat dengan mudah di golongkan sebagai material ulet atau getas.
2
2.2.14 Ketahanan Panas (Termogun)
Thermogunleser adalah sebuah alat ukur suhu yang dapat mengukur Suhue atau suhu
tanpa bersentuhan dengan objek yang akan di ukur suhunya,thermogun yang tersedia di
alat uji sangat bervariasi dari yang fleksibel hingga fungsi-fungsi khusus hingga sistim
pembaca yang lebih komplek dan kamera pencitraan panas.
2
Gambar 2.21 Koefisien Gesek
Untuk memulai penelitian dengan berbagai variasi data, pertama dilakukan adalah menentukan
beban yang di perlukan untuk penelitian, penentuan sliding speed. Lalu setelah itu pemasangan
pressure gauge pada katup pneumatic untuk mengetahui gaya yang di keluarkan oleh pneumatic.
Lalu pemasangan alat ukur pada lintasan tribometer. Hal ini digunakan untuk membantu dalam
proses penggolahan data. Selanjutnya pemasangan kamera pada alat tribometer untuk merekam
proses gesekan yang terjadi. Setelah instalasi alat terpasang maka pengujian dapat dilakukan.
2.2.16 Sifat Mekanik Kampas Rem
Sifat mekanik iyalah menyatakan suatu kemampuan bahan untuk menerima beban, gaya, dan
energy tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan komponen tersebut. Kebanyakan suatu bahan
mempunyai sifat mekanik yang baik, tetapi kurang baik pada sifat yang lainnya, maka diambil
langkah yang diperlukan untuk menanggulangi kekurangan tersebut dengan berbagai macam
cara yang diperlukan. Untuk hasil kampas rem yang baik, maka harus mengacu pada nilai
standar keamanannya. Untuk persyaratan teknik kampas rem komposit adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Persyaratan Teknik Kampas Rem
Sifat Nilai Satuan
Nilai kekerasan 68 – 105 Rockwell
Ketahanan panas 360 – 250 o
C
Nilai keausan 5 x 10-4 – 5 x 10-3 mm2/kg
Koefisien gesek 0,14 – 0,27 N
Massa jenis 1,5 – 2,4 gr/cm3
Konduktivitas termal 0,12 – 0,8 W.m.oK
Tekanan spesifik 0,17 – 0,98 joule.g.oC
Kekuatan geser 1300 – 3500 N/cm2
Kekuatan perpatahan 480 – 1500 N/cm2
Sumber (www.stopcobrake.com/en/file/en.pdf/SEAJ661)
2
BAB 3 METODOLIGI PENELITIAN
Mulai
Kajian Teori
Pembuatan spesimen
Pengujian massa
jenis,kekerasan keausan dan gesek
Kesimpulan
Selesai
2
3.2 ALAT DAN BAHAN
Alat untuk melakukan pengujian keausan yaitu menggunakan alat uji Dynotest
Laboratorium Teknik Mesin Institut Teknologi Padang.
Alat Untuk Melakukan Pengujian Kekerasan dengan jumlah tiga titik pengujian dari
masing-masing Komposisi Spesimen yaitu menggunakan alat Rocwell dengan metode
Brinell.
3
3. Alat Pengukuran Ketahanan Panas
4. Cetakan Spesimen
3
Gambar 3.5 Lesung Batu
6. Penyaring/ayakan
3
1. Serbuk Kaca
3
4. Resin Epoxy
3
4. Lakukan penumbukan berkali-kali sisa ayakan yang kasar tadi agar cangkang
tersebut tidak banyak terbuang.
5. Campurkan resin epoxy dengan sebuk cangkang sesuai komposisi yg telah
ditentukan lalu di aduk menggunakan mikser sekitar 10 menit.
6. Masukkan campuran kedalam cetakan lalu ditekan dengan mesin pres
kemudian biarkan mengeras selama sekitar 24 jam.
7. Setelah kering lepaskan spesimen dari cetakan, kemudian ukur spesimen yang akan
di potong sesuai yang digunakan untuk pengujian gesek.
3.3.2 Pengujian Kekerasan
1. Siapkan alat uji kekerasan (Rockwell)
2. Pasang indentor (mata penekan)
3. Kalibrasi alat uji kekerasan sesuai dengan metode apa akan digunakan
4. Letakan bahan yang akan diuji pada alat
5. Cari dimana posisi mata penekan akan ditekan
6. Putar bagian pada alat untuk memberi kuat tekan sampai jarum kecil merah pas
pada titik merah
7. Paskan jarum panjang merah ke posisi B
8. Tarik bagian pada alat untuk memberi pembebana tahan
9. Dorong tuas pada alat untuk menghasailkan pembebanan tekan yang akan dicari.
10. Catat hasil yang tampil pada indikator jarum berah pada garis B
11. Ulangi cara yang sama untuk posisi titik selanjutnya.
3.3.3 Pengujian Dyno Test
(1)Letakkan sepeda motor yang sudah terpasang spesimen kampas rem
diatasdynotest. (2)Kemudian pastikan roda belakang kendaraan berada diposisi yang
benar.
(3) Ikat sepeda motor untuk memastikan sepeda motor tidak jatuh pada saat
dilakukan pengujian.
(4) Hidupkan sepeda motor, lalu berikan kecepatan yang diinginkan.
(5)Setelah didapatkan putaran yang diinginkan maka dilalakukan
pengereman
Saat roda sepeda motor telah berhenti, lepaskan spesimen kampas rem tersebut untuk
diukur nilai keausan,dan ketahanan panasnya.
3
3.4 Fraksi Berat Material Modifikasi
Untuk mengetahui fraksi berat dari kampas rem dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
WBaja =A x ρ x T
=27cm2 x 7,8 g/cm3 x 0,3 cm
=63,18 gr
Jadi, WKanvas = WTotal - WBaja
= 100,53 gr – 63,18 gr
= 37,35 gr
Untuk mencari fraksi dari tiap komposisi,maka dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
40
Serbuk kaca × 37,35𝑔𝑟 = 14,94 𝑔𝑟
100
25
Serat tkks
100 × 37,35𝑔𝑟 = 9,337𝑔𝑟
25
Serat cks × 37,35𝑔𝑟 = 9,337𝑔𝑟
100
5
Resin × 37,35𝑔𝑟 = 1,8675 𝑔𝑟
100
5
Hardener × 37,35 = 1,8675𝑔𝑟
100
3
Dikarenakan hasil dari percobaan komposisi diatas tidak mendapatkan hasil sesuai yang
diharapkan, maka perlu dimodifikasi acuan berat kanvas dari 37,35 gr menjadi 30 gr
dan merubah persentase dari komposisi sebelumnya.
3
Tabel 3.3.3 Variasi komposisi
Komposisi
NO Material Massa (gr)
Spesimen
Serbuk Kaca 10,8gr
Serat Tkks 2.1gr
1 A Serbuk Cks 9,6gr
Resin 4,2gr
Hardener 3,3gr
Serbuk Kaca 10,8gr
Serat Tkks 1,8gr
2 B Serbuk Cks 9,9gr
Resin 4,2gr
Hardener 3,3gr
Serbuk Kaca 10,8gr
Serat Tkks 1,5gr
3 C Serbuk Cks 10,2gr
Resin 4,2gr
Hardener 3,3gr
3
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Semakin tinggi nilai kerapatan kanvas rem maka tingkat kekerasan akan semakin
tinggi.
2. Pada pengujian kekerasan nilai yang paling tinggi pada komposisi A yaitu sebesar
36,87 HRC hal ini diduga karena pengaruh jumlah material masing-masing
komposisi.
3. Laju keusan dari kanvas rem dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Kekerasan,
Perbandingan dari komposisi komposit kanvas rem.
5.2 Saran
Untuk meneliti kanvas rem berbahan resin epoxy dengan serbuk kaca,serat tandan
kelapa sawit,serbuk cangkang kelapa sawit selanjutnya,lebih baik melakukan penelitian
dengan menggunakan ukuran serbuk yang lebih halus karena pada penelitian ini dengan
komposisi dengan ukuran mesh 30 tertampung mesh 100 telah mendekati nilai laju
keausan kanvas rem standar.
4
DAFTAR PUSTAKA
Syafrul, H., dan Mastariyanto, P.(2018). Pengaruh Bahan Komposist
Ramah Lingkungan Terhadap Sifat Fisik dan Sifat Ternal Komposit Alam.
Padang: ITP.
Ahmad, T., Darmanto dan Imam, S.(2017) Analisa keausan kampas rem pada discbrake
dengan variasi kecepatan. Semarang: UWH.
Kurniawan, A. (2009). Kampas Rem Berbahan Serbuk Kayu dan Serabut Kelapa.
LabelsBussiness, 29 Mei 2009.
Sunardi., (2015). Variasi Campuran flyash Batu Bara untuk Campran Komposit.
Kalpakjian, S., Schamid, Steven R., (2003), Manufacturing Processes for Engineering
Materials, Fourth Edition, Illinois Institute of Technology, Chicago.
Agus, Sarwanto Y. (2010). Pengaruh Penekanan Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada
Bahan Kampas Rem Sepeda Motor dengan Serat Alam Serbuk Monggol (Jangel)
Jagung. Surakarta: UMS.
Matjoyo, (2017). Pemanfaatan serat ijuk ssebagai bahan gesek alternatif kamvas rem
pada sepeda motor.
4
Perwira, Dwi Hasta Y. (2011). Pengaruh Penggunaan Resin Polyester dan Resin
Phonelic Terhadap Komposisi Serat Bambu, Serbuk Tembaga, Fiber Glass pada
Pembuatan Bahan Kampas Rem. Surakarta: UMS
Azis, Rahmat Yudi,(2019). Modifikasi material rem sebagai fungsi pengereman
kendaraan bermotor
4
LAMPIRAN
4
Berat Berat
Nilai Laju
No Spesimen kecepatan(rpm) Beban(kg) Waktu(s) awal akhir t(⁰c)
keausan(gr) keausan(gr/s)
spesimen spesimen
4
PERTANYAAN PENGUJI