You are on page 1of 3

PENYIMPANGAN SEKSUAL SEKSUALITAS diekspresikan melalui interaksi (hubungan) dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda dan/atau

sama dan mencakup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi . PENYIMPANGAN SEKSUAL merupakan bentuk perbuatan menyimpang dan melanggar norma dalam kehidupan masyarakat. Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual yang tidak wajar. TINGKAT PENYIMPANGAN SEKSUAL yaitu sebagai berikut. a. Tingkat Ringan : misal godaan nakal, ajakan iseng, humor porno. b. Tingkat Sedang : misal memegang, menyentuh, meraba bagian tubuh tertentu, hingga ajakan untuk berkencan. c. Tingkat berat : misal perbuatan terang-terangan dan memaksa, penjamahan, pemaksaan kehendak, hingga percobaan pemerkosaan. Dalam pembahasan ini anak tidak hanya berperan sebagai pelaku penyimpangan seksual, tetapi juga dapat berperan sebagai korban dari penyimpangan seksual. FAKTOR PENYEBAB PENYIMPANGAN SEKSUAL yaitu sebagai berikut. 1. mendapat perlakuan kasar dari orang tua seperti hukuman pukul pantat (spanking), berisiko mengalami penyimpangan atau gangguan seksual ketika dewasa. 2. akibat kemajuan tekhnologi, semakin mudah untuk mengakses hal-hal yang berbau pornografi. Semakin sering melihat hal-hal berbau pornografi, kemungkinan terjadi penyimpangan seksual atau kecanduan seks semakin besar. 3. kurangnya perhatian orangtua pada anak. Perhatian khusus hanya sering diberikan pada anak perempuan, dengan anggapan, anak laki-laki akan lebih mandiri. Namun sesungguhnya, perhatian pada anak laki-laki juga harus diberikan. Seperti halnya, mengingatkan dia agar berhati-hati dan berusaha menghindari orang-orang yang baru dikenal. 4. di masa lalunya dia adalah korban kekerasan atau pelecahan seksual. 5. sering melihat orangtuanya yang sedang melakukan hubungan seksual. Hal ini disebabkan orangtua yang pada saat melakukan hubungan seksual lupa untuk mengunci pintu kamarnya. PENYIMPANGAN SEKSUAL YANG TERJADI yaitu sebagai berikut. a. korban dari para pengidap pedofilia (orang yang senang melakukan hubungan seks terhadap anak-anak kecil). Para pedofilia dapat menggunakan foto/gambar porno unuk menunjukkan pada korbannya bahwa suatu aktivitas seksual tertentu tidak mengapa. Mereka akan berkata, Orang ini menikmatinya, demikian juga kamu nanti. b. mendorong anak melakukan tindakan seksual terhadap anak yang lebih muda, kecil dan lemah. Anak-anak sering meniru apa yang dibaca, dilihat atau yang didengar. Banyak penelitian mengemukakan bahwa pornografi dapat mendorong mereka melakukan tindakan seksual terhadap anak yang lebih muda, kecil dan lemah.

c. korban dari para pengidap sodomi (pria yang suka berhubungan seks melalui dubur pasangan seks baik pasangan sesama jenis maupun dengan pasangan perempuan) pada anak-anak di bawah umur. d. dapat menjadi seorang anak pengidap voyeurism, yaitu seseorang yang memperoleh kepuasan seksual dengan mengintip atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi, bahkan berhubungan seksual. Namun setelah mengintip, ia tidak akan melakukan tindakan lebih lanjut dari apa yang ia intip. e. suka pada sesama jenis. Hal ini dapat terjadi jika pada masa lalunya, yaitu saat usia 3-5 tahun dorongan seksualnya tidak diarahkan kepada jenis kelamin yang berbeda sebab pada usia tersebut daerah pemuas anak yaitu alat kelaminnya. DAMPAK YANG TERJADI yaitu sebagai berikut. 1. korban pelecehan seksual akan mengalami pasca trauma yang pahit. Hal ini dapat mengubah kepribadian anak. Dari yang tadinya periang menjadi pemurung , yang tadinya energik menjadi lesu dan kehilangan semangat. 2. dapat mempengaruhi pembentukan sikap, nilai, dan perilaku, seperti: a) terbentuk sifat kasar secara seksual yang semakin meningkat terhadap wanita b) mulai menyepelekan perkosaan sebagai tindak kejahatan atau tak lagi menganggapnya sebagai kejahatan c) memandang seks bebas sebagai perilaku normal dan alami 3. dapat mengganggu jati diri dan perkembangan anak. Pada masa ini otak anak mudah untuk mengingat pengalaman yang terjadi. Jadi jika anak melihat penyimpangan seksual bisa tersimpan dalam otaknya dan menjadi bagian tetap dalam orientasi seksualnya. Pada masa ini juga perkembangan anak masih mudah terpengaruh oleh hal-hal luar. Jadi jika dalam diri anak tertanam informasi yang salah tentang seksualitas maka ini dapat mempengaruhi perkembangannya. PENCEGAHAN PENYIMPANGAN SEKSUAL yaitu sebagai berikut. a. jagalah anak mulai dari usia dini, tanamkan padanya bahwa dia berbeda dengan perempuan. Saat anak kecil dan hendak dimandikan jangan biarkan dia melihat ketelanjangan dirinya terlalu lama sehingga dia asyik mempermainkan kelaminnya sambil bermain dengan air. b. jangan pernah biarkan anak perempuan mandi bersama dengan adik laki-lakinya dalam satu bak, dalam keadaan sama-sama telanjang, sebab ini bisa memicu rasa ingin tahu yang diwujudkan dengan saling memegang alat kelamin tersebut, walaupun anak anda sama-sama laki-laki jangan biarkan mandi bertelanjang dalam satu bak, demikian pula jika sama-sama perempuan. c. usahakan selama mandi tutup bagian kemaluannya dengan kain tertentu agar ia tidak terfokus pada barang miliknya dan fokuskan ia pada acara mencuci rambut kepala atau bermain dengan mainan air lain d. pisahkan pula tempat tidur antara anak laki-laki dan anak perempuan, jangan biarkan anak yang cukup umur masih tidur sekamar dengan ayah dan ibunya. e. biasakan anak meminta ijin mengetuk pintu, baik ketika mengetuk pintu kamar ortunya maupun mengetuk pintu saudara laki atau perempuannya. Ini untuk

menjaga kemungkinan si anak melihat orangtuanya sedang bermain seks dan anda lupa mengunci pintunya. Jadi biasakan mengunci pintu juga. f. menjauhkan anak-anak dari segala hal yang berbau pornografi, sepeeti foto, video, majalah, game, dan situs internet yang berbau porno yang menggambarkan perkosaan dan tindakan tak berprikemanusiaan pada wanita dalam adegan seksual, menjadi alat perusak bagi pendidikan seks. g. memberi pendidikan tentang seksualitas baik di rumah maupun di sekolah h. memberi penyuluhan pada anak-anak untuk tidak merahasiakan sesuatu pada keluarga, bahwa orang dewasa tidak selalu benar, dan bahwa semua orang harus mempunyai kontrol terhadap tubuh mereka dan dapat memutuskan siapa yang boleh memeluk mereka.

You might also like