Professional Documents
Culture Documents
TTD - TB - Ryan Arnold Ethelbert - Oktober 2023 - Interna MOF
TTD - TB - Ryan Arnold Ethelbert - Oktober 2023 - Interna MOF
TUBERCULOSIS
Disusun oleh:
Pembimbing:
MAUMERE
2023
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
NIM : 2308020014
Pembimbing Klinik
Ditetapkan di : Maumere
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
yang berjudul “Tuberculosis”. Top Ten Diseases ini dibuat untuk memenuhi
(1) dr. Asep Purnama, Sp.PD selaku ketua SMF bagian Ilmu Saraf RSUD dr.
Diseases ini.
(2) dr. Angela Merici Bunga Boro, Sp.PD selaku pembimbing yang telah
(3) dr. Jessica, dr. Henry dan dr. Indry yang telah memberikan bimbingan dan
(4) Seluruh staf dan karyawan Instalasi Penyakit Dalam RSUD dr. T, C.
Hillers Maumere.
iii
(6) Seluruh pihak yang telah membantu terutama orang tua dan keluarga yang
telah memberikan dukungan baik dalam bentuk doa maupun materi dalam
Hillers.
Penulis menyadari bahwa Top Ten Diseases ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu semua saran dan kritik yang konstruktif sangat
diharapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga Top Ten Diseases ini dapat
memberikan manfaat kepada serta menjadi sumber motivasi dan inspirasi untuk
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). Sebagian
TB paru, namun bakteri ini juga memiliki kemampuan menginfeksi organ tubuh
lainnya (TB ekstra paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra
paru lainnya.
tahun 2021 adalah 300-499 kasus per 100.000 penduduk dan diperkirakan sekitar
infeksi. Gejala dapat berupa batuk kronis, malaise, penurunan berat badan,
klinis.
dengan minimal 4 jenis obat yang berbeda, dengan dibagi menjadi 2 tahap yaitu
tahap awal dan lanjut. Secara umum, prognosis dari infeksi TB adalah baik.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. ES
Ruang : Mawar
2.2 Anamnesis
d. Riwayat Penyakit : -
Keluarga
2
2.3 Pemeriksaan Fisik
TTV
TD : 120/70 mmHg
Suhu : 36 C
O
RR : 20 x/menit
SpO 2 : 97%
Status Generalisata
dicabut
cekung (-/-)
mastoid (-)
3
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thorax
Pulmo anterior
dinding dada
o Perkusi : sonor pada lapang paru atas kiri, paru atas kanan,
+¿ ¿ +¿ ¿ −¿ ¿
o Auskultasi: vesikuler ( +¿ ¿ ¿ / +¿ ¿ ¿ ), Wheezing ( −¿ ¿ ¿ /
+¿ +¿ −¿
−¿ ¿ +¿ ¿ +¿ ¿
−¿ ¿ ¿ ), Ronkhi ( +¿ ¿ ¿ / +¿ ¿ ¿ )
−¿ −¿ −¿
Pulmo posterior
+¿ ¿ +¿ ¿ −¿ ¿
o Auskultasi: vesikuler ( +¿ ¿ ¿ / +¿ ¿ ¿ ), Wheezing ( −¿ ¿ ¿ /
+¿ +¿ −¿
−¿ ¿ +¿ ¿ +¿ ¿
−¿ ¿ ¿ ), Ronkhi ( +¿ ¿ ¿ / +¿ ¿ ¿ )
−¿ −¿ −¿
Cor
4
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
thrill (-)
Perkusi :
Abdomen
Palpasi : distensi (-), Nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien
Ekstermitas
−¿ ¿ / −¿ ¿ ) pada kaki,
Akral teraba hangat, CRT < 2 detik, Edema ( −¿ ¿ −¿ ¿
5
MCH 22,4 L Pg 27-31
MCHC 30,8 L g/dL 32,0-36,0
HCT 29,9 L % 37-47,5
PLT 288 N 10^3/L 150-450
Neutrofil 65,8 ± N % 52,0-76,0
Eosinofil 7,8 ± H % 0,0-4,0
Basofil 0,1 ± N % 0,0-1,0
Limfosit 14,3 ± L % 20,0-44,0
Monosit 12,0 ± H % 2,0-9,0
2.4.5 Elektrolit
2.4.6 Mikrobiologi-Imunologi-Parasitologi
Ke
Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
t
SARS-CoV-2 Negatif - - Negatif
6
Antigen
MTB
DETECTED - - MTB NOT DETECTED
HIGH
TCM
RIF
GeneXpert
Resistance RIF Resistance NOT
- -
NOT DETECTED
DETECTED
Kesan:
2.5 Diagnosis
3. Dyspepsia
4. Anemia sedang
5. Geriatric syndrome
1. TB Paru on OAT
2. Hipokalemia
7
3. Hiponatremia
2.6 Planning
TCM TB
Rawat Inap
PO NaC 3x200 mg
PO Azitromisin 1x500 mg
PO KSR 1x1
TTV
Keluhan
2.7 Edukasi
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). Sebagian
TB paru, namun bakteri ini juga memiliki kemampuan menginfeksi organ tubuh
lainnya (TB ekstra paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, dan organ ekstra
1
paru lainnya.
3.2 Epidemiologi
tahun 2021 adalah 300-499 kasus per 100.000 penduduk dan diperkirakan sekitar
845.000 penduduk menderita tuberkulosis pada tahun 2018. Laporan WHO juga
9
100.000 penduduk atau terdapat sekitar 93.000 orang meninggal akibat
2–4
tuberkulosis pada tahun 2018.
kelompok usia muda dan produktif 25-34 tahun, dengan prevalensi 753 per
dengan pedesaan (674 per 100.000 populasi) dan di antara lansia yang berusia di
3
atas 65 tahun (1.582 per 100.000).
“notifikasi kasus tuberkulosis”) meningkat tajam sejak tahun 2017 sebagai hasil
tuberkulosis meningkat dari 443.670 kasus pada tahun 2017 menjadi 565.869
kasus pada tahun 2018. Walaupun notifikasi kasus tuberkulosis meningkat dari
10
2017 ke tahun 2018, namun penegakan diagnosis tuberkulosis secara bakteriologis
Di tingkat provinsi, ada lima provinsi yang berkontribusi lebih dari 50%
notifikasi kasus tuberkulosis tahun 2018, yaitu yakni Jawa Barat (105.794 kasus),
Jawa Timur (71.791 kasus), Jawa Tengah (65.014 kasus), DKI Indonesia (41.441
kasus), dan Sumatera Utara (35.035 kasus) (Gambar 9) dimana kelima provinsi ini
3
merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terpadat se-Indonesia.
11
Gambar 3.3 Notifikasi kasus TB (kasus baru dan sembuh) menurut provinsi 3
sebesar 2,6% (1,9-2,5%) dan kasus pengobatan ulang tuberkulosis sebesar 17,8%
tuberculosis (TB MDR) pada kasus baru tuberkulosis sebesar 1,4% (0,9-2,2%)
dan kasus pengobatan ulang tuberkulosis sebesar 12,4% (8-18,7%) di antara kasus
tingkat kejadian TB MDR tahun 2018 adalah 8,8 kasus per 100.000 penduduk
3
atau sebesar 24.000 kasus.
HIV) adalah 7,9 (95% CI: 3,3-14) per 100.000 penduduk atau sekitar 21.000 (95%
CI: 8.900- 38.000) kasus TB-HIV pada tahun 2018 (WHO, 2019a). Proporsi
pasien TB-MDR dengan infeksi HIV sebesar 3-5% pada tahun 2014-2016, dan
5% pada tahun 2018. Proporsi pasien tuberkulosis yang dites HIV meningkat dari
positif diantara pasien tuberkulosis yang dites HIV-nya menurun dari 23% di
3
tahun 2013 menjadi 5% di tahun 2018.
12
Gambar 3.4 Tren proporsi kasus TB yang dites HIV dan hasil tes HIV positif
tahun 2013-2018 3
untuk HIV atau dengan status HIV yang diketahui (76%), sedangkan Provinsi
3
Aceh merupakan provinsi dengan kasus TB-HIV terendah (13%).
Gambar 3.5 Distribusi proporsi kasus TB yang mengetahui status HIV menurut
kabupaten/kota tahun 2018 3
3.3 Etiologi
13
Mycobacterium microti and Mycobacterium cannettii. M.tuberculosis (M.TB),
hingga saat ini merupakan bakteri yang paling sering ditemukan, dan menular
humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm
dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid
inilah yang menyebabkan kuman tahan asam, sehingga basil ini digolongkan
menjadi Basil tahan Asam (BTA) maksudnya bila basil ini di warnai, maka warna
1,5
ini tidak akan luntur walaupun pada bahan kimia yang tahan asam.
panjang.
3. Perokok
infeksius.
8. Petugas kesehatan 1
14
3.5 Klasifikasi
langsung, TCM TB, atau biakan. Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah
BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena.
aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB. Termasuk
mendukung TB.
2. Pasien TB paru BTA negatif dengan tidak ada perbaikan klinis setelah
15
Pasien TB yang terdiagnosis secara klinis dan kemudian terkonfirmasi
16
i. Kasus kambuh adalah pasien yang sebelumnya pernah
pertama.
17
b. Poliresisten: resistensi terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
amikasin).
hasil negatif untuk tes HIV yang dilakukan pada saat ditegakkan
18
diagnosis TB. Bila pasien ini diketahui HIV positif di kemudian
memiliki hasil tes HIV dan tidak memiliki bukti dokumentasi telah
terdaftar dalam register HIV. Bila pasien ini diketahui HIV positif
1
dikemudian hari harus kembali disesuaikan klasifikasinya.
1. Batuk ≥ 2 minggu
2. Batuk berdahak
5. Sesak napas
1. Malaise
4. Menggigil
5. Demam
19
3.7 Patofisiologi
tidak memiliki endotoksin ataupun eksotoksin, sehingga tidak terjadi reaksi imun
segera dari host yang terinfeksi. Bakteri kemudian akan terus tumbuh dalam 2-12
minggu dan jumlahnya akan mencapai 103-104, yang merupakan jumlah yang
cukup untuk menimbulkan sebuah respon imun seluler yang dapat dideteksi dalam
1,6
reaksi pada uji tuberkulin skin test.
tuberculosis dan membentuk pembatas yang khas yang biasa disebut dengan
granuloma. Apabila sistem imun tidak dapat mengkontrol basili tuberculosis maka
bakteri akan merusak makrofag dan mengeluarkan produk berupa tuberkel basilus
dan kemokin yang kemudian akan menstimulasi respon imun. Sebelum imunitas
tuberculosis dapat mencapai berbagai bagian tubuh, dimana yang tersering adalah
1,6
otak, laring, nodus limfatik, tulang belakang, tulang dan ginjal.
20
Gambar 3.6 Patogenesis TB 7
3.8 Diagnosis
berdasarkan hasil pemeriksaan BTA positif, minimal dari satu spesimen. Pada
daerah dengan laboratorium yang tidak terpantau mutunya, maka definisi kasus
TB BTA positif bila paling sedikit terdapat dua spesimen dengan BTA positif.
21
1. Semua pasien dengan riwayat pengobatan OAT. Hal ini dikarenakan TB
4. Semua pasien baru di daerah dengan kasus TB resistan obat primer >3%.
5. Pasien baru atau riwayat OAT dengan sputum BTA tetap positif pada
macam medium padat (Lowenstein Jensen /LJ atau Ogawa) dan media
22
itu metode molekuler dapat mendeteksi mutasi pada gen yang berperan
pengkode resistan rifampisin (rpoB) pada sputum kurang lebih dalam waktu 2
TCM tidak dapat menyingkirkan metode biakan dan uji kepekaan konvensional
yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis definitif TB, terutama pada pasien
dengan pemeriksaan mikroskopis apusan BTA negatif, dan uji kepekaan OAT
1
untuk mengetahui resistensi OAT selain rifampisin.
spontan maka dapat dilakukan tindakan induksi sputum atau prosedur invasif
1
seperti bronkoskopi atau torakoskopi.
23
Pemeriksaan tambahan pada semua pasien TB yang terkonfirmasi
bakteriologis maupun terdiagnosis klinis adalah pemeriksaan HIV dan gula darah.
Pemeriksaan lain dilakukan sesuai indikasi misalnya fungsi hati, fungsi ginjal, dan
1
lain-lain.
3.9 Penatalaksanaan
pasien
24
c. Mencegah kekambuhan TB
2. Prinsip Pengobatan TB
pengobatan TB. Pengobatan TB merupakan salah satu upaya paling efisien untuk
mencegah penyebaran lebih lanjut dari bakteri penyebab TB. Pengobatan yang
resistensi
a. Tahap awal
yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian
25
harus diberikan selama 2 bulan. Pada umumnya dengan pengobatan secara
teratur dan tanpa adanya penyulit, daya penularan sudah sangat menurun
1
setelah pengobatan selama 2 minggu pertama.
b. Tahap lanjutan
yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman persisten sehingga pasien
ATAU
baru seperti ini cenderung memiliki pola resistensi obat yang sama
uji kepekaan obat maka paduan obat yang berdasarkan uji kepekaan
1
obat kasus sumber sebaiknya dimulai.
kepekaan OAT pada awal pengobatan. Uji kepekaan dapat dilakukan dengan
metode cepat atau rapid test (TCM, LPA lini 1 dan 2), dan metode konvensional
1
baik metode padat (LJ), atau metode cair (MGIT).
26
Bila terdapat laboratorium yang dapat melakukan uji kepekaan obat
berdasarkan uji molekular cepat dan mendapatkan hasil dalam 1-2 hari maka hasil
ini digunakan untuk menentukan paduan OAT pasien. Bila laboratorium hanya
dapat melakukan uji kepekaan obat konvensional dengan media cair atau padat
yang baru dapat menunjukkan hasil dalam beberapa minggu atau bulan maka
pengobatan untuk pasien yang diobati dengan OAT lini pertama baik kasus baru
maupun pengobatan ulang. Pemeriksaan sputum BTA dilakukan pada akhir bulan
a. Supervisi yang kurang baik pada fase inisial dan ketaatan pasien yang
buruk.
27
d. Resolusi lambat karena pasien memiliki kavitas besar dan jumlah
respons terapi.
Bila hasil sputum BTA positif pada bulan kelima atau pada akhir
sebagai tipe pasien “Pengobatan setelah gagal”. Bila seorang pasien didapatkan
Pada pasien dengan sputum BTA negatif di awal pengobatan dan tetap
negatif pada akhir bulan kedua pengobatan, maka tidak diperlukan lagi
pemantauan dahak lebih lanjut. Pemantauan klinis dan berat badan merupakan
1
indikator yang sangat berguna.
pengobatan sebelumnya
Pada pasien dengan OAT kategori 2, bila BTA masih positif padaakhir
fase intensif, maka dilakukan pemeriksaan TCM, biakan dan uji kepekaan. Bila
BTA sputum positif pada akhir bulan kelima dan akhir pengobatan (bulan
28
biakan dan uji kepekaan. Hasil pengobatan ditetapkan berdasarkan hasil
1
pemeriksaan yang dilakukan pada akhir pengobatan.
pada tangan atau kaki. Hal ini sering terjadi pada perempuan hamil, orang dengan
dan gagal ginjal. Pada pasien seperti ini sebaiknya diberikan pengobatan.
1
Pencegahan dengan piridoksin 25 mg/hari diberikan bersama dengan OAT.
pengobatan 85%. Kesembuhan pasien dapat dicapai hanya bila pasien dan petugas
pelayanan kesehatan bekerjasama dengan baik dan didukung oleh penyedia jasa
untuk minum OAT secara teratur dan lengkap. Directly Observed Treatment
oleh WHO dan merupakan paket pendukung yang dapat menjawab kebutuhan
1
pasien.
nasional TB, hal ini dilakukan agar bisa didapatkannya data yang kemudian dapat
29
diolah, dianalisis, diinterpretasi, disajikan serta kemudian disebarluaskan. Data
yang dikumpulkan harus merupakan data yang akurat, lengkap dan tepat waktu
dengan satu sistem baku yang sesuai dengan program TB, yang mencakup TB
1
sensitif dan TB RO.
3.10 Komplikasi
pada pasien dengan faktor resiko memiliki prognosis yang buruk dari infeksi TB.
8
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
2. ARDS
4. Empiema
5. Pneumothorax
6. Amyloidosis sistemik
3.11 Prognosis
ini dikarenakan adanya terapi yang efektif. Tanpa terapi yang adekuat, angka
8
mortalitas TB adalah lebih dari 50%.
30
2. Keterlambatan pengobatan
paru
4. Immunosupresi
5. TB MDR 8
31
BAB IV
PEMBAHASAN
tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). Sebagian
infeksinya. Batuk lama, berdahak, lemah tubuh, demam dan keringat malam
merupakan salah satu gejala penyakit TB. Hal ini sesuai dengan gejala klinis
pasien yaitu batuk lebih dari 1 minggu, demam, keringat malam dan lemah tubuh.
metode diagnostic cepat yang telah mendapatkan rekomendasi WHO yaitu Xpert
hasil foto RO thorax dan menggunakan TCM GeneXpert. Didapatkan hasil “MTB
tablet. Hal ini sesuai dengan teori penatalaksanaan TB Paru kasus baru, dimana
pemberian OAT harus minimal 4 jenis obat, sedangkan pengobatan lain merupkan
32
Prognosis yang didapatkan dari pasien adalah prognosis baik karena tidak
33
BAB V
KESIMPULAN
tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). Sebagian
TB paru. Gejala klinis dari TB adalah batuk lebih dari 2 minggu, batuk berdahak
dapat bercampur dengan darah, dapat disertai nyeri dada, sesak nafas, malaise,
penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, menggigil, demam dan keringat
malam. Pada pasien didapatkan keluhan batuk berdahak dan demam lebih dari 1
pada apex paru bilateral, TCM TB GeneXpert MTB DETECTED HIGH, RIF
sehingga diagnosis pasien dapat ditegakkan yaitu TB Paru kasus baru on OAT.
Pengobatan yang digunakan adalah OAT dengan minimal 4 jenis obat yang
berbeda, yaitu OAT lini 1. Secara umum, infeksi TB sangat jarang menyebabkan
komplikasi pada pasien, serta prognosis infeksi TB baik pada pasien dengan tanpa
faktor resiko.
34
DAFTAR PUSTAKA
35