You are on page 1of 29

LABORATORIUM ELEKTRONIKA

DASAR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA


INDUSTRI D-3 METROLOGI DAN
INSTRUMENTASI

DRIVER RELAY DENGAN


SENSOR

NAMA : EDENIA APRILIANI


SINULINGGA NIM 212411039
KELOMPOK III
GELOMBANG :A
ASISTEN : FEBRI E. SAGALA

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR


DEPARTEMEN D-3 METROLOGI DAN
INSTRUMENTASI FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA 2023
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
DASAR

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sensor adalah komponen penting dalam semua sistem pengukuran dan
kontrol. Kebutuhan akan sensor yang menghasilkan sinyal elektronik
mengikuti kemunculan mikroprosesor dan komputer. Bersama dengan
kebutuhan sensor yang selalu ada dalam sains dan kedokteran, permintaan
akan sensor dalam manufaktur otomatis dan pemantauan lingkungan
berkembang pesat. Selain itu, sensor kecil dan murah menemukan jalannya ke
dalam semua jenis produk konsumen, mulai dari mainan anak-anak hingga
mesin pencuci piring hingga mobil. rekayasa sensor adalah multidisiplin dan
bidang usaha yang bersifat interdisipliner. Pada umumnya retai kontrol
digunakan sebagai alat pembantu untuk kost penghubungan rangkaian dan
beban. Misalnya, motor kecil, solenoida, dan lampu pilot. EMR dapat
digunakan untuk mengontrol rangkaian heban tegangan ringgi dengan
rangkaian tegangan-rendah. Persaingan teknologi dan harga menyebabkan
pabrik mulai untuk mengembangkan perangkat kendali logika yang lebih
terjangkau tetapi kapabilitasnya tidak kalah dengan PLC. Perangkat ini
kemudian dikenal sebagai smart relay. Smart relay didefinisikan sebagai
perangkat kendali yang dapat diprogram secara berulang-ulang untuk
menjalankan instruksi logika, timer, counter penjadwalan dengan internal rtc.
Sensor adalah suatu alat yang dapat merubah suatu gejala atau merubah gejala.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui jenis jenis dari sensor.
2. Untuk mengetahui kontak kontak relay.
3. Untuk memahami karakteristik dari relay.
4. Untuk mengetahui fungsi dari sensor.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
BAB II

LANDASAN TEORI

Relai pengendali elektromekanis (an electromechanical relay = EMR)


adalah saklar magnetis. Relai ini menghubungkan rangkaian beban ON atau OFF
dengan pemberian energi elektromagnetis, yang membuka atau menutup kontak
pada rangkaian EMR mempunyai variasi aplikasi yang luas baik pada rangkaian
ink maupun elektronis. Misalnya EMR dapat digunakan pada kontrol dari kran-
daya cairan dan di banyak kontrol Relai biasanya hanya mempunyai satu
kumparan. tetapi relay dapat mempunyai beberapa kontak Jenis EMR.

Gambar 2.1 Relay elektromekanis (EMR)


Rel elektromekanis berisi kontak diam dan kontak bergerak Kontak yang
berge dipasangkan pada plunger, Kontak ditunjuk sebagai normally open (NO)
dan normally close (NC) Apabila kumparan diberi tenaga, terjadi medan elekt
magnetis. Aksi dari medan pada gilirannya menyebabkan plunger bergerak pa
kumparan menutup kontak NO dan membuka kontak NC. Jarak gerak plunge
biasanya pendek sekitar 1/4 in atau kurang. Kontak normally open akan membuka
ketika tidak ada arus mengalir pada kumparan, tetapi tertutup secepatnya setelah
kumparan menghantarkan arus atau diberi tenaga. Kontak normally close akan
tertutup apabila kumparan tidak diben daya dan membuka ketika kumparan diberi
daya. Masing-masing kontak biasa nya digambarkan sebagai kontak yang tampak
dengan kumparan tidak diberi daya. Sebagian besar relai kontrol mesin
mempunyai beberapa ketentuan untuk pengubahan kontak normally open menjadi
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
normally closed, atau sebaliknya. Itu berkisar dari kontak sederhana "flip-over"
untuk melepaskan kontak dan menempatkan kembali dengan perubahan lokasi
pegas. Tipe relai kontrol yang digunakan untuk mengontrol dua lampu tanda
diperlihatkan. Dengan saklar membuka, kumparan ICR dihilangkan tenaganya.
Rangkaian pada lampu pilot hijau terhubung melalui kontak NC ICR 2, sehingga
lampu tersebut akan menyala. Pada saat yang sama rangkaian pada lampu pilot
merah terbuka melalui kontak NO ICR 1, sehingga lampu tersebut akan padam.
Kalau saklar tertutup, kumparan diberi tenaga. Kontak NO ICR 1 menutup pada
switch lampu pilot merah menyala. Pada waktu yang sama, kontak NC ICR 2
membuka untuk menghidupkan lampu pilot hijau. Pada umumnya retai kontrol
digunakan sebagai alat pembantu untuk penghubungan rangkaian dan beban. Dan
keamanan, rangkaian tersebut mempunyai perlindungan ekstra bagi pengoperasian
saklar. Pengoperasian saklar adala menghilangkan energi kumparan. Hal ini
gilirannya akan menutup atau membuka kontak pada saklar ON atau OFF lampu.
Aplikasi pokok relai yang lain adalah untuk mengontrol rangkaian beban arus
tinggi dengan rangkaian kontrol arus-rendah. Hal ini memungkinkan arus yang
dapat ditangani oleh kontak dapat jauh lebih besar dibandingkan dengan yang
diperlukan untuk mengoperasikan kumparan. Kumparan relay mampu dikontrol
dengan sinyal arus rendah dari rangkaian terpadu dan transistor. Sinyal kontrol
elektronis menghidupkan atau mematikan transistor yang pada gilirannya
menyebabkan kumparan relai diberi energi atau dihilangkan energinya Arus pada
rangkaian kontrol yang terdiri dari transistor dan kumparan relai sangat kecil.
Arus pada rangkaian daya, yang terdiri dari kontak-kontak dan motor kecil jauh
lebih besar dalam perbandingan. Level tegangan pada kumparan relai yang diberi
energi, menyebabkan penghubungan kontak yang disebut tegangan pick-up
(tegangan tarik). Setelah relai diberi energi, level tegangan pada kumparan relai di
mana kontak kembali pada kondisi tidak dioperasikan disebut tegangan "drop out"
(tegangan lepas). Kumparan relai dirancang untuk tidak lepas sampai penurunan
tegangan pada penurunan-tegangan minimum sekitar 85% dari tegangan kerja.
Kumparan relai juga tidak akan menarik (memberi energi) sampai tegangan
meningkat pada 85% tegangan kerja. Pada umumnya kumparan akan beroperasi
terus-menerus pada 110% dari tegangan kerja, tanpa merusakkan kumparan.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
Kumparan relai sekarang dibuat dari konstruksi cetakan. Hal ini membantu
mengurangi penyerapan kelembaban dan meningkatkan kekuatan mekanis.
Kumparan relai biasanya dirancang bekerja pada pengoperasian dengan arus dc
atau ac tegangan atau arus, tahanan dan daya pengoperasian normal. Kumparan
relay yang sangat peka yang dirancang untuk bekerja pada rentang milli ampere
rendah, sering dioperasikan dari transistor atau rangkaian terpadu. Apabila relai di
gunakan pada suatu aplikasi, maka langkah pertama adalah harus menentukan
tegangan kontrol (kumparan) pada relai yang akan bekerja. Kumparan mencakup
sebagian tegangan standard. (Petruzella, 2018)
Persaingan teknologi dan harga menyebabkan pabrik membuat PLC mulai untuk
mengembangkan perangkat kendali logika yang lebih terjangkau tetapi
kapabilitasnya tidak kalah dengan PLC. Perangkat ini kemudian dikenal sebagai
smart rele (SR). Seperti halnya PLC, smart relay juga termasuk jenis
programmable controller. Smart relay didefinisikan sebagai perangkat kendali
yang dapat diprogram secara berulang-ulang untuk menjalankan instruksi logika,
timer, counter penjadwalan dengan internal RTC, dan membaca data analog untuk
proses batch Smart relay adalah sebuah perangkat rele virtual yang didesain dari
mikrokontroler untuk menggantikan fungsi rele konvensional pada proses
sekuensial. Smart relay juga dikenal sebagai programmable relay, super relay,
inteligen relay atau micro ple. Apapun istilahnya, secara fungsional smart relay
sangat mirip dengan PLC. Fitur-fitur dalam smart relay lebih sederhana dibanding
PLC. Smart relay juga dapat digunakan sebagai pengendali otomatis pada
berbagai ranah aplikasi, baik industri, rumah tangga bangunan komersial (hotel,
mall), dan bangunan kantor. Misalnya, penggerak konveyor pada proses industri,
pengendali suhu dan kelembaban greenhouse, ATS pada sistem backup daya,
mesin pengisi air otomatis, pintu otomatis, dan lain sebagainya.
Smart relay terdiri atas dua elemen utama yakni: sistem I/O, dan CPU
(Central Processing Unit). Sistem I/O terdiri dari dua komponen, yaitu input
interface dan output interface. Input interface (biasa disebut input) merupakan
sejumlah terminal untuk menghubungkan perangkat input dengan smart relay.
Perangkat-perangkat input tersebut menyediakan data yang diperlukan oleh smart
relay. Tugas utama input adalah untuk menterjemahkan data yang dikirimkan dari
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
input agar dapat dimengerti oleh CPU SR. Smart relay memiliki dua jenis input.
Input diskrit digunakan untuk menerima informasi berupa kode biner. Input
analog digunakan untuk menerima sinyal analog berupa tegangan dalam kisaran 0
sampai dengan 10V. Output interface (biasa disebut output) adalah sejumlah
terminal untuk menghubungkan perangkat-perangkat output ke smart relay.
Perangkat perangkat output ini menerima data kendali dari smart relay. Tugas
utama output adalah untuk menterjemahkan data dari CPU smart relay agar dapat
dimengerti oleh perangkat-perangkat outputnya. Umumnya smart relay memiliki
dua tipikal. Output diskrit digunakan untuk mengirim sinyal kendali berupa kode
biner, sedangkan output transistor biasanya digunakan untuk mengirimkan sinyal
kendali berupa arus/tegangan. Selain sistem I/O internal, beberapa tipe smart relay
juga menyediakan modul ekspansi I/O, baik diskrit maupun analog CPU. CPU
tersusun dari tiga elemen yaitu: Memori berfungsi untuk menyimpan data
program kendali smart relay, data yang diterima dari input dan data yang akan
dikirim ke output. Memori smart relay juga berfungsi untuk memetakan alamat
I/O-nya. Selain memori internal smart relay juga dilengkapi dengan memori
eksternal. Untuk menekan biaya, smart relay menggunakan mikrokontroler
sebagai prosesorya.
Prosessor merupakan elemen yang cukup penting untuk komputasi dari
CPU yang berfungsi untuk mengolah program. Prosesor bertugas untuk
memanipulasi data yang tersimpan dalam memori, dan menentukan kondisi logika
outputnya berdasarkan kondisi logika inputnya. Catu daya berfungsi untuk
menyupai daya listrik ke memori dan prosesor. Smart relay biasanya bekerja pada
tegangan 12V, 24V, 220V. Berikut arsitektur elemen utama dari smart relay yang
terdiri dari beberapa komponen utama yang sering dijumpai dalam pembuatan
dari smart relay baik secara sederharan maupun smart relay dengan bentuk
kompleks industry. Prinsip kerja smart relay, smart relay bekerja untuk mengatur
proses atau mesin. Smart relay menerima sinyal input yang berasal dari mesin atau
proses Selanjutnya smart relay akan mengatur proses berdasarkan program yang
telah ditanamkan sebelumnya.SR beroperasi dalam 3 langkah yang disebut
dengan proses scan, yakni: Read, membaca data dari perangkat masukkan yang
terkoneksi dengan input SR. Program execute: mengeksekusi instruksi/program
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
yang tersimpan di memori. Write: memperbaharui (updating) dan menuliskan
instruksi/program ke sesuai kondisi keluaran yang diinginkan. Proses scan terbagi
menjadi dua, yakni I/O scan dan program

Gambar 2.2 Arsitektur smart relay


Selama melakukan I/O scan PLC membaca data input dan mengupdate
kondisi output, sedangkan selama program scan berlangsung proses eksekusi
terhadp instruksi yang telah ditulis. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proses scan disebut sebagai scan time. Smart relay diprogram dengan
menggunakan PC/Laptop melalui perangkat lunak khusus (bawaan dari pabrik
pembuatnya). relay merupakan perangkat kendali berbasis mikroontroler yang
digunakan untuk mengatur proses sekuensial. Arsitektur smart relay sangat mirip
dengan PLC. Smart relay dapat diprogram secara berulang-ulang menggunakan
PC/ laptop, bahkan dengan Pocket PC. Smart relay diprogram dengan
menggunakan bahasa ladder dan FBD. Smart relay digunakan pada berbagai
aplikasi mesin- mesin otomatis. (Aripriharta, 2014)
ZEN Programmable Relay merupakan produk PLC lain dari Omron, , merupakan
kontroler kecil yang menyediakan 10 saluran I/O yang dapat diprogram (terdiri
dari 6 masukan dan 4 keluaran, yang juga dapat diekspansi jumlahnya dengan
perangkat keras tambahan). Alatnya jauh lebih murah (saat ditulis buku ini
harganya sekitar 1 juta rupiah) dan lebih kompak atau kecil dibandingkan dengan
seri CPM1 maupun Selain itu, Omron mengeluarkan produk ZEN dengan 2
macam bentuk kemasan: Tipe LCD, yang dilengkapi dengan penampil LCD dan
tombol-tombol operasi serta Tipe LED, yang sama sekali tidak menggunakan
LCD maupun tombol-tombol operasi hanya indikator LED saja. Mudah
deprogram serta dioperasikan. Tipe LCD lebih memudahkan dalam pemrograman
diagram tangga, karena pemrograman dapat dilakukan secara langsung dengan
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
bantuan LCD tersebut (selain juga bisa diprogram dengan bantuan komputer
melalui saluran port serial). ZEN dapat digunakan secara efektif untuk aplikasi
kontrol pencahayaan (lighting control) maupun aplikasi lain yang membutuhkan
banyak saluran keluaran dan masukan. Ekspansi saluran I/O (keluaran dan
masukan) dapat dilakukan dengan mudah jika saluran I/O yang ada (tipe 10
maupun 20 1/0) tidak mencukupi, ditunjukkan unit ekspansi 8 1/ O (4 masukan
dan 4 keluaran) serta cara pemasangannya. Antisipasi kerusakan catu daya ZEN
memiliki bit-bit penyimpan dan penyimpan pewaktu untuk antisipasi kondisi
kerusakan catu daya (power failure). Bit-bit tersebut menyimpan status sebelum
terjadinya kerusakan catu daya, sehingga operasi bisa dilanjutkan mulai dari status
terakhir tersebut. (Putra, 2007)
Sensor adalah komponen penting dalam semua sistem pengukuran dan kontrol.
Kebutuhan akan sensor yang menghasilkan sinyal elektronik selalu mengikuti
kemunculan mikroprosesor dan komputer. Bersama dengan kebutuhan sensor
yang cukup tinggi selalu ada dalam sains dan kedokteran, permintaan akan sensor
dalam manufaktur otomatis dan pemantauan lingkungan berkembang pesat. Selain
itu, sensor kecil dan murah sedang menemukan jalannya ke dalam semua jenis
produk konsumen, mulai dari mainan anak-anak hingga mesin pencuci piring
hingga mobil. Karena luasnya fungsi yang berguna untuk diindera dan aplikasi
sensor, rekayasa sensor adalah multidisiplin dan bidang usaha yang bersifat
interdisipliner. Perangkat yang memberikan output yang dapat digunakan sebagai
respons terhadap pengukuran yang ditentukan. Secara umum, transduser lebih
umum didefinisikan sebagai perangkat yang mengubah energi dari satu bentuk ke
bentuk lainnya. Output yang dapat digunakan dapat berupa sinyal optik, listrik,
kimia, atau sinyal mekanis. Namun, dalam konteks teknik kelistrikan, keluaran
yang dapat digunakan biasanya berupa sinyal listrik. Alat ukur adalah properti
atau kondisi fisik, kimia, atau biologis yang akan diukur. Sebagian besar tetapi
tidak semua sensor adalah transduser, menggunakan satu atau lebih mekanisme
transduksi untuk menghasilkan sinyal keluaran listrik. Saat ini, sensor sering
diklasifikasikan berdasarkan jenis pengukuran, yaitu, fisik, kimia, atau biologis.
Ini adalah klasifikasi yang jauh lebih sederhana daripada berdasarkan mekanisme
transduksi atau sinyal keluaran (misalnya, digital atau analog), karena banyak
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
sensor menggunakan beberapa mekanisme transduksi dan sinyal keluaran selalu
dapat diproses, dikondisikan, atau dikonversi oleh sirkuit sehingga mengaburkan
definisi output. Ini faktor atau spesifikasi ini dapat dibagi menjadi tiga kategori
utama: faktor lingkungan, faktor ekonomi dan karakteristik sensor. Faktor yang
paling sering ditemui meskipun tidak semuanya mereka mungkin berkaitan
dengan aplikasi tertentu. Sebagian besar faktor lingkungan menentukan kemasan
sensor, yang berarti enkapsulasi dan isolasi yang diperlukan untuk melindungi
atau mengisolasi komponen dari lingkungan, kabel input / output, konektor, dan
kabel. Faktor ekonomi menentukan metode pembuatan dan jenis bahan yang
digunakan untuk membuat sensor dan sampai batas tertentu kualitasnya bahan.
Karakteristik sensor dari sensor adalah biasanya spesifikasi yang menjadi
perhatian utama. Parameter yang paling penting adalah sensitivitas, stabilitas, dan
pengulangan. Biasanya, sensor hanya berguna jika ketiga parameter ini ditentukan
secara ketat untuk diberikan rentang nilai pengukuran dan waktu operasi.
Misalnya, perangkat yang sangat sensitif tidak berguna jika sinyal keluaran sangat
melayang selama waktu pengukuran dan data yang diperoleh mungkin tidak dapat
diandalkan jika pengukuran tidak dapat diulang. Karakteristik sensor lainnya,
seperti selektivitas dan linearitas, sering kali dapat dikompensasi dengan
menggunakan sensor tambahan yang independen atau dengan sirkuit
pengkondisian sinyal. Sebagian besar sensor akan merespons atau akan memberi
reaksi atau balasan suhu selain pengukur utamanya, karena sebagian besar
transduksi mekanisme transduksi bergantung pada suhu. Terdapat banyak sensor
menggunakan beberapa mekanisme transduksi untuk menghasilkan keluaran
elektronik sebagai respons terhadap alat ukur. Mekanisme transduksi pasif
memerlukan daya input untuk menghasilkan diagram sinyal keluaran yang dapat
digunakan, yang menunjukkan alat ukur dan sinyal masukan terkait, transduksi
primer dan perantara mekanisme, dan sinyal keluaran elektronik. Beberapa
transduser adalah generator otomatis atau aktif, di mana dapat digunakan sinyal
output, sering kali elektronik, dibuat langsung sebagai respons terhadap pengukur.
Namun, banyak jenis lainnya transduser adalah modulator atau pasif, di mana
sumber energi tambahan digunakan untuk mengubah yang dihasilkan respons
terhadap sinyal keluaran elektronik. (Dorf, 2006)
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
DASAR

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Komponen dan Peralatan


1. Relay, 5 V; Tr, LED; LDR; NTC; PTC dan sebagainya
2. Osiloskop
Fungsi: untuk mengamati frekuensi output
3. Jumper
Fungsi: untuk menghubungkan rangkaian
4. PSA
Fungsi: sebagai sumber tegangan listrik
5. Signal Generator
Fungsi: untuk membangkitkan signal
6. Multimeter
Fungsi: Untukmengukur tegangan lstik, arys listrik, dan tahanan
(resistansi)
7. Phrotoboard.
Fungsi: Sebagai tempat merangkai sementara

3.2 Prosedur Percobaan


1. Rakitlah rangkaian seperti Gambar 1 pada protoboard.
2. Ukurlah tegangan pada titik tertentu dan catat hasil.
3. Tutup dan Buka sensor LDR dan lakukan perubahan pada
relai dart lampu LED,kemudian catat hasilnya.
4. Ganti sensor LDR dengan NTC, lakukan perubahan pada relai dan
LED lampu situasi,kemudian catat hasil. 5. Ganti NTC pada poin 3
menjadi PTC, lakukan perubahan pada relai dan keadaan iampu
LED, kemudian catat hasil (opsional).
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
DASAR

HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan

Intensitas R I Keadaan Lampu


Gelap < > Menyala

Terang > < Mati/Redup

Medan, 10 Mei 2023


Asisten Praktikan

(Febri E. Sagala) (Edenia A Sinulingga)


LABORATORIUM ELEKTRONIKA
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Jenis-jenis Sensor
Berdasarkan klasifiasinya terbagi atas:
 Sensor Pasif: adalah jenis sensor yang dapat menghasilkan sinyal
output tanpa memerlukan pasokan listrik dari eksternal.
 Sensor Aktif: adalah jenis sensor yang membutuhkan sumber daya
eskternal untuk dapat beroperasi.
Berdasarkan sifatnya terbagi atas:
 Sensor Analog adalah sensor yang menghasilkan sinyal output yang
kontinu atau berkelanjutan. Sinyal keluaran kontinu yang dihasilkan
oleh sensor analog ini sebanding dengan pengukuran.
 Sensor Digital adalah sensor yang menghasilkan sinyal keluaran
diskrit.Sinyal diskrit akan non-kontinu dengan waktu dan dapat
direpresentasikan dalam “bit”
Berdasarkan penggunaannya terbagi atas:
 Akselerometer (Accelerometer): adalah sensor yang mendeteksi
perubahan posisi, kecepatan, orientasi, goncangan, getaran, dan
kemiringan dengan gerakan indra. Akselerometer analog ini dapat
digolongkan lagi menjadi beberapa yang berbeda berdasarkan variasi
konfigurasi dan sensitivitas.
 Sensor Cahaya (Light Sensor): adalah Sensor analog yang digunakan
untuk mendeteksi jumlah cahaya yang mengenai Sensor tersebut. Light
dependent resistor atau LDR dapat digunakan sebagai sensor cahaya
analog yang dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan
beban secara otomatis berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya.
Resistansi LDR akan meningkat apabila intensitas cahaya menurun.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
Sebaliknya, Resistansi LDT akan menurun apabil intensitas cahaya
yang diterimanya bertambah.
 Sensor Suara (Sound Sensor): adalah Sensor analog yang digunakan
untuk merasakan tingkat suara. Sensor suara analog ini
menerjemahkan amplitudo volume akustik suara menjadi tegangan
listrik untuk merasakan tingkat suara. Proses ini memerlukan beberapa
sirkuit, dan menggunakan mikrokontroler bersama dengan Mikrofon
untuk menghasilkan sinyal output analog.
 Sensor Tekanan (Pressure Sensor): adalah Sensor yang digunakan
untuk mengukur jumlah tekanan yang diterapkan pada sebuah sensor.
Sensor tekanan akan menghasilkan sinyal keluaran analog yang
sebanding dengan jumlah tekanan yang diberikan.
 Sensor Suhu (Temperature Sensor): adalah Sensor tersedia secara luas
baik dalam bentuk sensor digital maupun analog. Ada berbagai jenis
sensor suhu yang digunakan untuk aplikasi yang berbeda. Salah satu
Sensor Suhu adalah Termistor, yaitu resistor peka termal yang
digunakan untuk mendeteksi perubahan suhu. Apabila Suhu
meningkat, resistansi listrik dari termistor akan meningkat juga.
Sebaliknya, jika suhu menurun, maka resistansi juga akan menurun.
2. Kontak-kontak Relay ada 3 jenis, yaitu:
 Normally Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat relay dicatu.
 Normally Close (NC), apabila kontak-kontak terbuka saat relay dicatu.
 Change Over (CO), relay mempunyai kontak tengah yang normal
tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan
membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain.
3. Karakteristik dari Relay
a) Relay Waktu Seketika (Instantaneous relay), Relay yang bekerja
seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai
settingnya, relay akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik (10 —
20 ms). Relay ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya
dikombinasikan dengan relay arus lebih dengan karakteristik yang lain.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
b) Relay arus lebih waktu tertentu (definite time relay), relay ini akan
memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung
singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan
jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay
diperpanjang dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus
yang mengerjakan relay.
c) Relay arus lebih waktu terbalik, relay ini akan bekerja dengan waktu
tunda yang tergantung dari besarnya arus secara terbalik (inverse
time),makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Karakteristik ini
bermacam-macam dan setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang
berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan dalam tiga kelompok:
Standar invers, very inverse dan Extreemely inverse.
4. Fungsi dari sensor secara umum adalah untuk mendeteksi adanya
perubahan lingkungan fisik atau kimia dan dapat digunakan untuk
mengkonversi suatu besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat
dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Fungsi dari relay adalah
mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan bantuan
signal tegangan rendah, menjalankan logic function atau fungsi logika,
memberikan time delay function atau fungsi penundaan waktu, dan
melindungi motor atau komponen lainnya dari korsleting atau kelebihan
tegangan.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan harus tepat waktu datang ke laboratorium untuk
praktikum agar waktu tidak terbuang sia-sia
2. Sebaiknya asisten laboratorium dapat lebih sabar dalam mengajar
3. Sebaiknya laboratorium dilengkapi fasilitas pendingin ruangan yang
memadai agar disaat melaksakan praktikum tidak kepanasan
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
DAFTAR PUSTAKA

Aripriharta. (2014). Smart Relay. Graha Ilmu Pages: 2-3,7.


Dorf, C. D. (2006). Sensors, Nanoscience, Biomedical Engineering, and Instruments. CRC Press.
Pages: 1.1-1.2
Petruzella, F.D. (2018). Elektronik Industri. ANDI Yogyakarta’ Halaman:371-372,375-377
Putra, E. A(2007). PLC Konsep pemrograman dan Aplikasi. Yogyakarta. Klitren Lor.
Halaman:33-36

Medan, 10 Mei 2023


Praktikan
Asisten

(Febri Elisabeth Sagala) ( Edenia Sinulingga)


LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

You might also like