Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Hak pengelolaan semakin hari semakin besar peranannya dalam dinamika pembangunan.Dalam
hal ini, PT. Pelindo-I Cabang Belawan juga mengelola hak pengelolaan atas tanah pesisir pantai.
PT. Pelindo-I Cabang Belawan mengelola lahan HPL berdasarkan regulasi yang dimiliki dan
sertipikat yang ada sehingga potensinya sering menimbulkan persengketaan lahan dengan
masyarakat. Pengakuan lahan oleh kepemilikan masyarakat, karena tidak memperhatikan atau
melakukan tinjauan atas hak ulayat setempat atas kebenarannya. Rumusan masalah dalam
tulisan ini yaitu: 1. Bagaimana pengaturan hukum tentang Hak Pengelolaan atas tanah di
Pelabuhan Belawan. 2. Bagaimana pelaksanaan Hak Pengelolaan atas tanah yang dilakukan PT.
Pelindo-I Cabang Belawan. 3. Bagaimana hambatan yang dihadapi PT. Pelindo-I Cabang Belawan
terhadap Hak Pengelolaan atas tanah.Pengaturan hukum tentang hak pengelolaan atas tanah di
pelabuhan belawan diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.Pelaksanaan Hak
Pengelolaan atas tanah yang dilakukan PT. Pelindo-I Cabang Belawan belum mencapai
sasaran/tujuan sepenuhnya karena terdapat hambatan internal maupun eksternal.
ABSTRACT
Management rights has a big role in development of country. In this case, PT. Pelindo-I Branch
Belawan also manages management rights of land at the coast. PT. Pelindo-I Branch Belawan
manages management rights of land based on regulation which is had and certificate, so the
potential always leads to land disputes with another people. Another people claims the land,
because they don’t pay attention or do a review of customary rights for the truth. Problem of this
research such as: 1. How does the rule of law about management rights on the land of Belawan
port. 2. How does the application of management rights which has done by PT. Pelindo-I Branch
Belawan. 3. How does the obstacle which is faced by PT. Pelindo-I Branch Belawan against land
management rights. The role of law about about management rights regulated as a leader.
Implementation of PT. Pelindo-I Branch Belawan which is done by PT. Pelindo-I Branch Belawan
doesn’t reach the aim/purpose because there are many external and internal barriers.
96
Jurnal Mercatoria Vol.7 No.1/Juni 2014 ISSN No:1979-8652
97
Jurnal Mercatoria Vol.7 No.1/Juni 2014 ISSN No:1979-8652
99
Jurnal Mercatoria Vol.7 No.1/Juni 2014 ISSN No:1979-8652
100
Jurnal Mercatoria Vol.7 No.1/Juni 2014 ISSN No:1979-8652
101
Jurnal Mercatoria Vol.7 No.1/Juni 2014 ISSN No:1979-8652
102
Jurnal Mercatoria Vol.7 No.1/Juni 2014 ISSN No:1979-8652
103
Jurnal Mercatoria Vol.7 No.1/Juni 2014 ISSN No:1979-8652
merumuskan visi yang merupakan gambaran k. Jasa persewaan fasilitas dan peralatan di
organisasi yang ingin diwujudkan di masa bidang kepelabuhanan.
depan yaitu: “Mewujudkan pelayanan l. Jasa perbaikan fasilitas dan peralatan di
kepelabuhan berkualitas dan berada di dalam bidang kepelabuhanan.
jaringan transportasi laut global serta mampu m. Properti di daerah lingkungan pelabuhan
memenuhi harapan stakeholder”. n. Kawasan industri di daerah lingkungan
Dalam upaya mewujudkan visi pelabuhan
tersebut perusahaan berupaya untuk : o. Kawasan wisata di daerah lingkungan
a. Mewujudkan keuntungan yang memadai pelabuhan
dalam menjalankan bisnis Perusahaan p. Depo peti kemas
(profit); q. Jasa konsultasi di bidang kepelabuhanan.
b. Memproduksi jasa yang menghasilkan nilai r. Jasa komunikasi dan informasi di bidang
bagi pelanggan (product); kepelabuhanan.
c. Menyempurnakan proses yang s. Jasa konstruksi di bidang kepelabuhanan.
menghasilkan nilai bagi pelanggan secara
berkelanjutan (process); IV. Hambatan yang Dihadapi PT. Pelindo-I
d. Menciptakan SDM yang produktif dan Cabang Belawan Terhadap Hak
berkomitmen (people); Pengelolaan Atas Tanah
105
Jurnal Mercatoria Vol.7 No.1/Juni 2014 ISSN No:1979-8652
masyarakat sekitar yang belum diikat karena pertimbangan konflik sosial yang
kontrak persewaan, hal ini sangat sulit besar.19
dikarenakan akan menimbulkan konflik Bila dihubungkan dengan teori sistem
sosial yang cukup panas.17 hukum (legal system) maka dapat
Bila uraian diatas dihubungkan dengan dihubungkan dengan Budaya hukum
teori sistem hukum (legal system) oleh (legal culture) merupakan sikap manusia
Friedman yang salah satunya adalah terhadap hukum dan sistem hukum.Sikap
substansi hukum yaitu merupakan aturan, masyarakat ini meliputi kepercayaan,
norma di dalam sistem hukum maka nilai-nilai, ide-ide serta harapan
substansi hukum (legal substance) berarti masyarakat terhadap hukum dan sistem
produk yang dihasilkan oleh orang yang hukum. Budaya hukum merupakan faktor
berada di dalam sistem hukum itu, baik kekuatan sosial yang utama dan
berupa keputusan yang telah dikeluarkan menentukan bagaimana hukum dapat
maupun aturan-aturan baru yang akan bermanfaat atau disalah gunakan. Maka
disusun. Berkaitan hal di atas, produk dapat disimpulkan bahwa penegakan
regulasi yang dijalankan belumlah hukum yang dapat menimbulkan konflik
maksimal sehingga substansi hukum sosial dalam kehidupan masyarakat
belum terpenuhi karena kebijakan yang khususnya di pesisir pantai Belawan dan
dibuat oleh PT. Pelindo-I Cabang Belawan sekitarnya akan sulit ditegakkan. Sikap
belum dapat dijalankan sepenuhnya masyarakat sekitar terhadap kebijakan
kepada seluruh masyarakat sekitar yang persewaan tanah atas HPL yang dimiliki
belum memperoleh hak atas tanah dan PT. Pelindo-I Cabang Belawan
telah menempati lahan HPL Pelindo I menimbulkan sikap resistensi karena
Cabang Belawan. hanya 40 kepala keluarga saja yang
3. Sistem IT yang belum baku. bersedia diikat kontrak sewa dari ratusan
Manajemen PT. Pelindo-I Cabang Belawan kepala keluarga yang ada di atas lahan
belum memiki sistem IT yang baku, dan saat ini ke 40 kepala keluarga
artinya belum menggunakan database tersebut enggan memperpanjang kembali
yang lebih baik.18 kontrak persewaan yang telah berakhir.
2. Proses yang lama dalam pengurusan
2. Hambatan Eksternal penyewaan HPL.
Hambatan yang dihadapi PT. Pelindo-I Pihak ketiga yang hendak memanfaatkan
Cabang Belawan secara eksternal terhadap HPL mengalami kesulitan terhadap
Hak Pengelolaan atas tanah adalah sebagai lamanya waktu dalam proses penyewaan
berikut: HPL tersebut.20
1. Sulit membebaskan lahan yang dikuasai Hal tersebut juga dibenarkan oleh Andre
oleh masyarakat. dari pihak PT. Musimas, yang mengatakan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa proses perpanjangan lahan
bahwa lahan PT. Pelindo-I Cabang memakan waktu yang lama.21
Belawan banyak dikuasai oleh masyarakat 3. Tarif penyewaan lahan HPL
yang tidak memiliki hak, tetapi untuk
pembebasan lahan tersebut cukup sulit,
19Hasil Wawancara dengan Budi, selaku
Tarif penyewaan lahan menjadi kendala nilai-nilai kearifan pada masyarakat adat
bagi pihak ketiga karena tarif terus (Beschikking Recht) yang lebih dahulu
meningkat setiap tahunnya, seperti yang hadir dan berdomisili serta berkembang
dikatakan pihak dari PT. Belawan Tangki memanfaatkan lahan sebelum lahan PT
Indonesia, yang mengatakan bahwa Pelindo I Cabang Belawan ditetapkan oleh
tingginya biaya yang dikenakan sebesar Pemerintah melalui Badan Pertanahan
tarif Rp. 90.000,- M2/tahun pada tahun Nasional berupa sertifikat HPL
ini, sedangkan pada tahun yang lalu 3. Hambatan yang ditemui oleh PT Pelindo I
tarifnya sebesar Rp 60.000,- M2/tahun (Persero) Cabang Belawan berupa
(naik sebesar 66,7%).22 hambatan internal antara lain, pertama,
terdapat beberapa lahan kosong yang
V. Penutup belum dapat dimaksimalkan
Berdasarkan uraian dan pembahasan, penggunaannya. Kedua, implementasi
maka kesimpulan dari tulisan ini adalah: konsesi HPL dengan Otoritas Pelabuhan
1. Pengaturan hukum tentang hak Bealwan yang masih tertunda. Ketiga,
pengelolaan atas tanah di pelabuhan Sistem IT yang belum terkelola dengan
belawan diatur berdasarkan Peraturan baik. Selain itu, terdapat hambatan secara
Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965 eksternal antara lain, pertama,
tentang Pelaksanaan Konversi Hak penguasaan sebahagian lahan HPL oleh
Penguasaan Atas Tanah Negara dan masyarakat sekitar tanpa ada perikatan.
Ketentuan-Ketentuan Tentang Kedua, birokrasi dan proses yang panjang
Kebijaksanaan Selanjutnya dan Peraturan dalam menggunakan atau menyewa tanah
Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 HPL. Ketiga, tarif penyewaan bahagian
tentang Kepelabuhanan. Selain itu, lahan HPL yang terus meningkat di setiap
Manajemen PT Pelindo I Cabang Belawan periode perpanjangan kepada pihak ke
menjadikan suatu produk regulasi tiga.
tersendiri berupa Surat Keputusan Direksi Berdasarkan uraian dan pembahasan,
Nomor US.11/2/21/P.I-08 tanggal 09 maka saran dari tulisan ini adalah:
September 2008 tentang Perubahan 1. Sebaiknya Undang-Undang dan peraturan
ketentuan dan besaran tariff Penggunaan pelaksana yang mengatur tentang agraria
bagian-bagian tanah di Cabang Pelabuhan di Indonesia secara umum dan Hak
Belawan dan Dumai di Lingkungan PT Pengelolaan pada khususnya tetap
Pelindo I. berpedoman kepada jiwa dan semangat
2. Pelaksanaan Hak Pengelolaan atas tanah yang tersirat pada Nilai-Nilai Pancasila,
yang dilakukan PT. Pelindo-I Cabang Undang-Undang Dasar Tahun 1945 serta
Belawan belum mencapai sasaran/tujuan Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5
sepenuhnya karena tujuan hukum berupa Tahun 1960 untuk menghindari konflik
kepastian, keadilan dan kemanfaatan bagi horizontal dan tetap menjalankan konsep
masyarakat atau pihak ke tiga belum pembaharuan hukum agrarian.
terimplementasi dengan sempurna dan 2. mengatasi dan menekan potensi
belum memperhatikan norma dan kaidah hambatan kedepannya agar PT. Pelindo I
atau tatanan hukum pada masyarakat Cabang Belawan melakukan sosialisasi
secara utuh yang telah berkembang berkesinambungan kepada Pihak ke -3
sebelumnya di tengah masyarakat pesisir yang menggunakan alas hak tanah HPL
pantai berupa keberadaan hukum atau terutama kepada masyarakat sekitar,
berupaya menyelesaikan potensi konflik
22Hasil
Wawancara dengan pimpinan PT. pertanahan melalui jalur non litigasi dan
Belawan Tangki Indonesia, pada tanggal 21 mengedepankan fungsi tata kelola
Februari 2014
107
Jurnal Mercatoria Vol.7 No.1/Juni 2014 ISSN No:1979-8652
perusahaan Negara yang baik di mata Pelzer, Karl J., 1991, Sengketa Agraria:
sosial masyarakat sebagai salah satu Pengusaha Perkebunan Melawan
Badan Usaha Milik Negara agar Petani, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
masyarakat dan pihak ke-3 mengetahui
prospek pengembangan Pelabuhan Sudiyat, Imam, 1978, Hukum Adat, Sketsa Asas,
Belawan kedepannya dengan harapan Penerbit Liberty, Yogyakarta
lahan dapat bermanfaat dan memberikan Suranta, F.A., 2013, Pembentukan UUPA dan
nilai tambah bagi semua pihak. Perkembangan Hukum Tanah di
3. Melaksanakan pengelolaan tanah HPL Indonesia, Makalah, Pascasarjana Ilmu
hendaknya PT Pelindo I Cabang Belawan Hukum, Universitas Medan Area,
melakukan beberapa upaya seperti Medan
menyampaikan usulan pengembalian atau Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang
pengurangan sebahagian luas HPL tanah Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
yang dikuasai kepada Pemerintah Daerah Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun
atau Pemeritah Pusat untuk kategori 1965 tentang Pelaksanaan Konversi
tanah yang dipergunakan oleh Masyarakat Hak Penguasaan Atas Tanah Negara
sekitar, bersinergi dengan Instansi dan Ketentuan-Ketentuan Tentang
Pemerintah, dan melakukan pendekatan Kebijaksanaan Selanjutnya
persuasif dengan mengoptimalkan dana Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009
bantuan perusahaan berupa tanggung tentang Kepelabuhanan
jawab sosial (Corporate Social
Responsibility) sebagaimana diamanatkan
pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Belawanport Information, PT. (Persero)
Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan
Belawanport Information, 2008, PT. Pelabuhan
Indonesia I Cabang Belawan, Pro Fajar
Harsono, B., 1977, Hukum Agraria Indonesia:
Sejarah Pembentukan UUPA, Isi, dan
Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta
Hutagalung, A.S. dan Markus G., 2008,
Kewenangan Pemerintah di Bidang
Pertanahan, RajaGrafindo Persada,
Jakarta
108