Professional Documents
Culture Documents
A - Hujan Dan Debit Rencana
A - Hujan Dan Debit Rencana
1.1. UMUM
1
pencatat curah hujan yang lokasinya dekat dari lokasi bangunan
yang akan dibangun. Data hujan tersebut di analisis dengan analisa
hidrologi untuk menentukan besarnya curah hujan rencana dan debit
banjir rencana, yang akan digunakan untuk perhitungan detail
desain.
Dalam perhitungan hujan rencana dan debit banjir rencana
banyak digunakan beberapa notasi dan teori statistik misalnya, debit
dinyatakan dengan simbol (Q), curah hujan dengan simbol (R) dan
sebagainya. Simbol yang menyatakan sebuah fenomena hidrologi
disebut dengan variabel. Variabel hidrologi menerangkan ukuran dari
fenomena hidrologi, misalnya debit rata-rata harian, curah hujan rata-
rata jam-jaman dan sebagainya. Sebuah nilai numerik dari variabel
disebut dengan variat (variate). Dalam statistika, variabel dibedakan
menjadi dua, yaitu variabel kontinyu dan variabel diskrit atau
variabel terputus. Sebagai contoh, dari suatu pos duga air sungai
dilakukan pengukuran tinggi muka air menggunakan alat duga air
otomatik, maka grafik tinggi muka air yang dihasilkan dapat disebut
sebagai variabel kontinyu, sedangkan pengukuran debit yang
dilakukan sebulan sekali disebut dengan variabel diskrit atau variabel
terputus.
Dalam metode statistik, susunan data hidrologi dapat disebut
dengan distribusi (distribution) atau seri (series). Ada beberapa
pengertian yang berhubungan dengan susunan data dari suatu
variabel hidrologi, antara lain:
Distribusi (distribution) adalah data yang disusun menurut
besarnya, misalnya data curah hujan, yang dimulai dari data
2
hujan yang terbesar hingga yang terkecil, atau sebaliknya dari
yang terkecil hingga yang terbesar.
Distribusi probabilitas (probability distribution) adalah jumlah
kejadian dari sebuah variat diskrit dibagi dengan jumlah kejadian
data. Jumlah total probabilitas dari seluruh variat adalah satu.
Probabilitas komulatif adalah jumlah peluang dari variat acak
yang mempunyai sebuah nilai yang sama atau kurang (sama atau
lebih) dari suatu nilai tertentu
Frekuensi (frequency) adalah jumlah kejadiaan dari sebuah variat
dari variabel diskrit
Interval kelas (class intervals) adalah ukuran pembagian kelas
dari suatu variabel
Distribusi frekuensi (frequency distribution) adalah suatu
distribusi atau tabel frekuensi yang mengelompokkan data yang
belum terkelompok menjadi data kelompok.
Dalam analisis hidrologi untuk mendapatkan kesimpulan
yang baik, maka data hidrologi dapat dinyatakan sebagai variabel
statistik. Sembarang nilai yang dapat menunjukkan ciri dari suatu
susunan data disebut dengan parameter. Parameter yang digunakan
dalam analisis susunan data dari suatu variabel disebut dengan
parameter statistik, seperti nilai rata-rata, standar deviasi dan
koefisien kemencengan (skewness coefficient). Dalam perhitungan
hujan rencana parameter inilah yang banyak digunakan, untuk itu
akan diberikan perhitungan untuk mendapatkannya sebagai berikut:
3
1) Mengukur rata-rata
Salah satu ukuran yang paling banyak digunakan dalam
statistik adalah rataa-rata. Nilai rata-rata dapat digunakan untuk
pengukuran suatu distribusi dan mempunyai bentuk sebagai berikut:
n
1
x= ∑ xi
n i=n
dimana
x = rata-rata
xi = nilai dari data ke-i
n = jumlah data dari sampel
Catatan: dalam statistik, simbol-simbol untuk menunjukkan
perhitungan dari suatu sampel menggunakan huruf kecil romawi,
sedangkan jika perhitungan dari populasi simbol-simbolnya pada
umumnya menggunakan huruf besar romawi.
Perhitungan rata-rata ini dapat juga dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Excel, caranya pada menu pilih Formula
kemudian pilih menu More Functions, pilih fungsi Statistik
selanjutnya pilih AVERAGE atau juga fungsi Auto Sum, kemudian
pilih AVERAGE.
4
√
n
sd = ∑ (xi−xrata ²)²
i=1
n−1
dimana:
s = standar deviasi dari sampel
xi = nilai data ke-i dari sampel
x = rata-rata sampel
n = jumlah dari sampel
koefisien varian adalah nilai perbandingan antara deviasi standar dan
nilai rata-ratanya yang mempunyai bentuk :
sd
Cv =
x
Deviasi standar dan koefisien varian dapat digunakan untuk
mengetahui variabilitas dari distribusi. Semakin besar deviasi standar
dan koefisien varian, semakin besar penyebaran dari distribusi.
Perhitungan standar deviasi ini dapat juga dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Excel , caranya pada menu pilih Formula
kemudian filih menu More Functions, pilih fungsi Statistik
selanjutnya pilih STDEV.
5
pusat maksimum maka kurva tersebut tidak bebentuk simetri,
keadaan ini disebut menceng kekanan atau menceng ke kiri.
Kemencengan mempunyai bentuk:
n
cs = n . ∑
i =1
( xi−xrat a2 )³
¿¿
dimana:
cs = koefisien kemencengan
s = deviasi standar dari sampel
x = rata-rata sampel
xi = data ke-i
n = jumlah data
Perhitungan kemencengan (skewness) ini dapat juga
dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel, caranya pada menu
pilih Formula kemudian pilih menu More Functions, pilih fungsi
Statistik selanjutnya pilih SKEW. Dibawah ini diberikan contoh
perhitungan hujan rencana dan debit banjir rencana dari Daerah
Aliran Sungai Batang Naras di Kabupaten Padang Pariaman.
6
sungai utama (Asdak. C., 2002). Adapun luas DAS Batang Naras =
156,37 km2seperti gambar 1.1 dibawah ini.
1.2.2. Hujan Kawasan (Daerah Tangkapan Air = DTA)
Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan
hujan yang terjadi pada satu tempat atau titik saja. Mengingat hujan
sangat bervariasi terhadap tempat, maka untuk kawasan yang luas,
satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan wilayah
tersebut. Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang diperoleh dari
rata-rata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada di
dalam / atau disekitar kawasan tersebut.
7
Naras ini digunakan data hujan dari Stasiun Santok, Stasiun Paraman
Talang dan Stasiun Manggopoh. Untuk mendapatkan hujan
maksimum harian rata-rata DAS (Suripin,2004) adalah :Tentukan
hujan maksimum harian pada tahun tertentu di salah satu stasiun
hujan, umpamanya di Stasiun Hujan Santok. Cari besarnya curah
hujan pada tanggal-bulan-tahun yang sama denganStasiun Hujan
Santok untuk stasiun hujan yang lain. Hitung hujan DAS dengan
metode Poligon Thiessen, berdasarkan gambar Thiesen terlihat
stasiun hujan yang berpengaruh adalah Stasiun Santok dengan luas
pengaruhnya 44% terhadap DAS Batang Naras, dan Stasiun Paraman
Talang 56%mempengaruhi DAS Batang Naras. Sedangkan Stasiun
hujan Manggopoh tidak berpengaruh terhadap DAS Batang Naras.
Kegiatan ini diulang untuk stasiun yang lain. Sehingga akan
diperoleh 2 (dua) buah hujan maksimum harian rata-rata. Dari ke
dua harga tersebut dipilih yang terbesar sebagai hujan maksimum
harian rata-rata pada tahun tersebut. Hasil perhitungandiperlihatkan
pada Tabel 1.1. Data hujan yang terpilih setiap tahun merupakan
hujan maksimum harian DAS untuk tahun yang bersangkutan (Tabel
1.2).
8
Stasiun Hujan Manggopoh
Stasiun Hujan
Paraman Talang
.
Stasiun Hujan Santok
9
Tabel1.1: Perhitungan Hujan Maksimum Harian Rata-rata
Hujan harian
Kejadian maksimum (mm) Hujan Maksimum
Stasiun Stasiun Hujan Harian Harian Rata-rata
No Tahun Bu Tangg Santok Paraman Rata-rata (mm)
lan al (0,44) Talang (mm)
(0,56)
1 2004 01 18 158 0 69,52 -
10 05 0 165 92,40 92,40
2 2005 09 01 162 29 87,52 87,52
03 17 0 106 59,36 -
3 2006 06 23 171 0 75,24 -
02 20 0 114 63,84 63,84
4 2007 06 22 171 0 75,24 75,24
04 24 0 115 64,40 -
5 2008 07 07 205 56 121,56 121,56
04 16 77 108 94,36 -
6 2009 11 03 96 55 73,04 -
12 29 79 108 95,24 95,34
7 2010 12 26 103 32 63,24 63,24
05 30 0 101 56,56 -
8 2011 04 29 100 81 89,36 89,36
08 15 0 102 57,12 -
9 2012 03 08 69 0 30,36 -
12 29 25 98 65,88 65,88
10 2013 03 20 65 0 28,60 -
05 03 0 96 53,76 53,76
11 2014 05 11 75 0 33,00 -
05 08 0 96 53,76 53,76
12 2015 06 11 137 24 73,72 73,72
04 24 0 102 57,12 -
13 2016 08 24 97 0 42,68 -
05 22 0 108 60,48 60,48
14 2017 10 07 90 0 39,60 -
06 01 10 175 102,40 102,40
15 2018 02 14 95 9 46,84 -
11 29 23 111 72,28 72,28
10
Tabel 1.2: Hujan Maksimum Harian Rata-rata DAS Batang Naras
11
statistik penafsiran (statistical inference) hujan, biasanya dalam
perhitungan hidrologi dipakai untuk menentukan terjadinya periode
ulang hujan (PUH) pada periode tahun tertentu.
Untuk memperoleh hujan rencana ini biasanya digunakan
distribusi probabilitas Normal, Gumbel, Log Normal dan Log
Pearson Tipe III, untuk memilih distribusi yang sesuai dengan data
yang ada. Dan untuk mendapatkan hasil perhitungan yang
meyakinkan atau tidak ada yang memenuhi persyaratan menggunakan
suatu distribusi probabilitas, maka biasanya di uji dengan
menggunakan metode Chikuadrad dan metode Smirnov Kolmogorof.
(Hadisusanto, N., 2011).Disamping uji kecocokan juga dilakukan
pengujian terhadap batas kepercayaan data dengan tingkat
kepercayaan 95 %.
12
Tabel 1.3: Data Hujan Rata-rata DAS Batang Naras
No Tahun Hujan (mm)
1 2004 92,40
2 2005 87,52
3 2006 63,84
4 2007 75,24
5 2008 121,56
6 2009 95,34
7 2010 63,24
8 2011 89,36
9 2012 65,88
10 2013 53,76
11 2014 53,76
12 2015 73,72
13 2016 60,48
14 2017 102,40
15 2018 72,28
Jumlah 1170,78
Rata-rata 78,05
Sd 19,51
13
Perhitungan sebagai berikut:
X T = X + K T . SD
X 2 = 78,05 x 0*19,51 = 78,05 mm
X 2 = 78,05 x 0,84*19,51 = 94,44 mm
Perhitungan selanjutnya menggunakan Tabel
Tabel 1.4: Perkiraan Hujan Rencana DAS Batang Naras dengan
Distribusi Probabilitas Normal
Hujan
No Xrata-rata Sd KT (XT) P.Ulang
5=2+(3x4
1 2 3 4 ) 6
1 78,05 19,51 0 78,05 2
2 78,05 19,51 0,84 94,44 5
3 78,05 19,51 1,28 103,02 10
4 78,05 19,51 1,71 111,41 25
5 78,05 19,51 2,05 118,04 50
6 78,05 19,51 2,33 123,50 100
X T = X + SD x K
Dimana:
X T = Hujan rencana dengan periode ulang T tahun
X = Nilai rata-rata
SD = Standar deviasi
14
Y T −Y N
K = Faktor frekuensi Gumbel : K =
SN
T −1
Y T = Reduced variate = -Ln (-Ln ); nilai Y T bisa ditentukan
T
berdasarkan Lampiran 4
S N = Reduced Standar deviasi
Y N = Reduced Mean
Perhitungan:
Dengan jumlah data (n) = 15 didapat Yn = 0,5128dan Sn = 1,0205
Dengan Periode ulang (T) 2,5,10,25, 50 dan 100 tahun didapat Yt:
Yt untuk T 2 tahun = 0,3065
Yt untuk T 5 tahun = 1,499
Yt untuk T 10 tahun = 2,2504
Yt untuk T 25 tahun = 3,1255
Yt untuk T 50 tahun = 3,9019
Yt untuk T 100 tahun = 4,6001
15
Tabel 1.6: Perkiraan Hujan Rencana DAS Batang Naras dengan
Distribusi Probabilitas Gumbel
16
Perhitungan hujan rencana berdasarkan probabilitas Log
Normal, jika data yang digunakan adalah berupa sampel, dilakukan
dengan rumus-rumus sebagai berikut: :
log X T = Log X + K T xS Log X
Dimana:
Perhitungan:
Tabel 1.7: Perhitungan Parameter Statistik dari Distribusi Log
Normal
17
Hujan
No Tahun mm Log Xi Log X Log Xi - Log X (Log Xi - Log X)²
1 2 3 4 5 6 7
1 2004 92,4 1,966 1,8802 0,085 0,00731
2 2005 87,52 1,942 1,8802 0,062 0,00383
3 2006 63,84 1,805 1,8802 -0,075 0,00564
4 2007 75,24 1,876 1,8802 -0,004 0,00001
5 2008 121,56 2,085 1,8802 0,205 0,04186
6 2009 95,34 1,979 1,8802 0,099 0,00982
7 2010 63,24 1,801 1,8802 -0,079 0,00627
8 2011 89,36 1,951 1,8802 0,071 0,00503
9 2012 65,88 1,819 1,8802 -0,061 0,00378
10 2013 53,76 1,730 1,8802 -0,150 0,02242
11 2014 53,76 1,730 1,8802 -0,150 0,02242
12 2015 73,72 1,868 1,8802 -0,013 0,00016
13 2016 60,48 1,782 1,8802 -0,099 0,00972
14 2017 102,40 2,010 1,8802 0,130 0,01693
15 2018 72,28 1,859 1,8802 -0,021 0,00045
Jumlah 1170,78 28,204 0,15565
Rata-rata 78,05
SD 19,51
Log X 1,8802
Sd LogX 0,10544
18
Perhitungan hujan rencana berdasarkan probabilitas Log
Pearson Tipe III, jika data yang digunakan adalah berupa sampel,
dilakukan dengan rumus-rumus sebagai berikut: :
log X T = Log X + K T xSLog X
Dimana:
19
Hujan
No Tahun mm Log Xi Log X Log Xi - Log X (Log Xi - Log X)² (Log Xi - Log X)³
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2004 92,4 1,966 1,8802 0,085 0,00731 0,00062
2 2005 87,52 1,942 1,8802 0,062 0,00383 0,00024
3 2006 63,84 1,805 1,8802 -0,075 0,00564 -0,00042
4 2007 75,24 1,876 1,8802 -0,004 0,00001 0,00000
5 2008 121,56 2,085 1,8802 0,205 0,04186 0,00856
6 2009 95,34 1,979 1,8802 0,099 0,00982 0,00097
7 2010 63,24 1,801 1,8802 -0,079 0,00627 -0,00050
8 2011 89,36 1,951 1,8802 0,071 0,00503 0,00036
9 2012 65,88 1,819 1,8802 -0,061 0,00378 -0,00023
10 2013 53,76 1,730 1,8802 -0,150 0,02242 -0,00336
11 2014 53,76 1,730 1,8802 -0,150 0,02242 -0,00336
12 2015 73,72 1,868 1,8802 -0,013 0,00016 0,00000
13 2016 60,48 1,782 1,8802 -0,099 0,00972 -0,00096
14 2017 102,40 2,010 1,8802 0,130 0,01693 0,00220
15 2018 72,28 1,859 1,8802 -0,021 0,00045 -0,00001
Jumlah 1170,78 28,204 0,15565 0,00412
Rata-rata 78,05
SD 19,51
Log X 1,8802
Sd LogX 0,10544
Cs 0,290
1 2 3 5 6 7
1 2 -0,050 0,10544 1,874975 74,99
2 5 0,824 0,10544 1,967130 92,71
3 10 1,309 0,10544 2,018268 104,30
4 25 1,849 0,10544 2,075206 118,91
5 50 2,211 0,10544 2,113376 129,83
6 100 2,544 0,10544 2,148487 140,76
20
Uji Distribusi Probabilitas dimaksudkan untuk mengetahui
apakah persamaan distribusi probabilitas yang dipilih dapat
mewakili distribusi statistik sampel data yang dianalisis.
1.3.2.1 Metode Chi Kuadrat (χ²)
Rumus yang digunakan dalam perhitungan dengan metode uji chi
kuadrat adalah sebagai berikut:
n
(Of −Ef )
χ² = ∑
i=1 Ef
dimana:
χ² = Parameter chi kuadrat terhitung
Ef = Frekuensi yang diharapkan sesuai dengan pembagian kelasnya
Of = Frekuensi yang diamati pada kelas yang sama
n = Jumlah sub kelompok
21
χ² < χ² kritis
dimana:
χ² = parameter Chi kuadrat terhitung
χ²cr= parameter Chi kuadrat kritis (Tabel)
Prosedur perhitungan adalah sebagai berikut:
1) Menghitung parameter Statistik X rata-rata dan Standar deviasi
Tabel 1.12: Data Hujan Yang telah diurutkan dari besar ke kecil
No Urut dari
besar ke kecil
1 121,56
2 102,40
3 95,34
4 92,40
5 89,36
6 87,52
7 75,24
8 73,72
9 72,28
10 65,88
11 63,84
12 63,24
13 60,48
14 53,76
15 53,76
22
= 4,88 5 kelas
3) Menghitung derajat kebebasan (DK) dan X2cr
- Parameter (P) = 2
- Derajat kebebasan (Dk) = k – (P + 1)
= 5 – (2 + 1) = 2
- Nilai X2cr dengan jumlah data (n) = 15, = 5 % dan Dk = 2
adalah 5,991 (Lampiran 8)
23
- T = 1,25 tahun, K T = -0,84
Nilai X = 78,05
Nilai SD = 19,51
Interval kelas :
X T = X +K T *SD
X 5 = 78,05 +19,51*0,84= 94,44 mm
Sehingga :
24
Nilai K T berdasarkan T dari Lampiran 5, Tabel Nilai Variabel
reduksi Gaus
- T = 5 tahun, K T = 0,84
- T = 2,5 tahun, K T = 0,25
- T = 1,67 tahun, K T =-0,25
- T = 1,25 tahun, K T = -0,84
Nilai Log X = 1,8802
Nilai S Log X = 0,10544
Interval kelas : Log X T = Log X + K T . S Log X
Sehingga :
No XT KT Sd Log X Log XT Hujan (XT)
m³/dt
1 2 3 4 5 6
1 5 0,84 0,13005 1,9894 97,60
2 2,5 0,25 0,13005 1,9127 81,79
3 1,67 -0,25 0,13005 1,8477 70,42
4 1,25 -0,84 0,13005 1,7710 59,01
25
2 ,5−2
T = 5.( K T = 0,824; jadi T = 2,5 (-0,05)+ x 0,874 =
5−2
0,0957
Untuk T = 1,67 dilakukan interpolasi antara T = 1,25 ( K T = -
0,853)
1, 67−1 ,25
dan T =2.( K T = -0,05), jadi T = 1,67 (- 0,853)+ x
2−1 ,25
0,803 = - 0,4033.
Nilai Log X = 1,8802
Nilai S Log X = 0,10544
Interval kelas = Log XT = Log X + ( K T *S Log X)
Sehingga :
No XT KT Sd Log X Log XT Hujan
m³/dt
1 2 3 5 6 7
1 5 0,832 0,13005 1,9884 97,36
2 2,5 0,3262 0,13005 1,9226 83,68
3 1,67 -0,1842 0,13005 1,8562 71,82
4 1,25 -0,705 0,13005 1,7885 61,45
26
Interval Ef Oi Oi-Ef (Oi-Ef)²/Ef
> 94,44 3 3 0 0,000
82,93-94,44 3 3 0 0,000
73,17-82,93 3 2 -1 0,333
61,66-73,17 3 4 1 0,333
< 61,66 3 3 0 0,000
15 15 0 0,667
27
No Interval Ef Oi Oi-Ef (Oi-Ef)²/Ef
1 > 97,36 3 2 -1 0,333
2 83,68-97,36 3 4 1 0,333
3 71,82-83,68 3 3 0 0,000
4 61,45-71,82 3 3 0 0,000
5 < 61,45 3 3 0 0,000
15 15 0 0,667
28
Pengujian distibusi probabilitas dengan Metode SimirnovKolmogorof
dilakukan dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:
1) Urutkan data (Xi) dari besar ke kecil
2) Tentukan peluang empiris masing-masing data ysng dudsh diurut
n+1
tersebut P(Xi) dengan rumus Weibull misalnya. P(Xi) =
i
(n=jumlah data; i = nomor urut data setelah diurut dari besar ke
kecil)
3) Tentukan peluang teoritis masing-masing data yang sudah diurut
tersebut P’(Xi) berdasarkan distribusi probabilitas yang dipilih
(Normal, Gumbel, Log Normal, Log Pearson Tipe III)
4) Hitung selisih (∆ Pi) antara peluangempiris dan teoritis untuk
setiap data yang sudah diurut:
∆ Pi = P(Xi) – P’(Xi)
5) Tentukan apakah ∆ Pi <∆ P kritis, jika tidak lebih kecil, maka
distribusi probabilitas tersebut tidak dapat diterima dan
sebaliknya jika∆ Pi <∆ P kritis, maka distribusi probabilitas
tersebut diterima.
6) Nilai ∆ P kritis dapat dilihat pada Tabel 8.
a. Metode SimirnovKolmogorof Distribusi Probabilitas Normal
Penjelasan Tabel 1.19:
Kolom 1 = Nomor Urut Data
Kolom 2 = Data hujan diurut dari besar kekecil (mm)
Kolom 3 = Peluang Empiris (Dihitung dengan persamaan
Weibull)
29
Xi−X 121, 56−78 , 05
Kolom 4 = baris 1 ft = = = 2,23
SD 19 , 51
Kolom 5 = baris 1, diperoleh dari Lampiran 9 Tabel luas wilayah
dibawah kurva normal, dengan t = 2,23 diperoleh
luas = 0,9871
Kolom 6 = baris 1; 1 – kolom 5 = 1 – 0,9871 = 0,0129
Kolom 7 = baris 1; kolom 6 – kolom 3 = 0,0129 – 0,0625 =
-0,0496
X = 78,05 mm dan SD= 19,51 ∆ p untuk n = 15 = 0,338
30
Berdasarkan Tabel 1.19 didapat simpangan maksimum
(ΔP Maksimum) = 0,1142, dengan data sebanyak 15 dan α (derajat
kepercayaan) 5 % , maka dari Tabel nilai ∆ p kritis pada lampiran 8
diperoleh nilai ∆ p = 0,338. Jadi ΔP Maksimum < ΔP kritis. Maka
distribusi probabilitas Normal dapat diterima
Log X =1,8802
Slog X = 0,10544
Penjelasan Tabel 19:
Kolom 1 = Nomor Urut Data
Kolom 2 = Data hujan diurut dari besar ke kecil
Kolom 3 = Nilai Log Hujan diurut dari besar ke kecil (mm)
Kolom 4 = Peluang Empiris (Dihitung dengan persamaan
Weibull)
LogXi−LogX 2,0848−1,8802
Kolom 5 = baris 1 ft = = =
SLogX 0,130054
1,57
Kolom 6 = baris 1, diperoleh dari Lampiran 9 Tabel luas wilayah
dibawah kurva normal, dengan t = 1,57 diperoleh
luas = 0,9418
Kolom 7 = baris 1, P’(Xi); 1 – kolom 6 = 1 – 0,9418 = 0,0582
Kolom 8 = ∆ P = kolom 7 – kolom 4, baris 1 = 0,0582-0,063 =
-0,0043
Berdasarkan Tabel 1.20 didapat simpangan maksimum
31
(ΔP Maksimum) = 0,0745, dengan data sebanyak 15 dan α (derajat
kepercayaan) 5 % , maka dari Tabel nilai ∆ p kritis pada lampiran 8
diperoleh nilai ∆ p = 0,338. Jadi ΔP Maksimum < ΔP kritis. Maka
distribusi probabilitas Log Normal dapat diterima
Tabel 1.20 : Perhitungan Uji Distribusi Log Normal dengan
Metode Smirnov Kolmogorof
Log X =1,8802
Slog X = 0,10544
Penjelasan Tabel 20:
Kolom 1 = nomor urut
Kolom 2 = curah hujan yang diurut dari besar ke kecil (Xi)
32
Kolom 3 = log Xi
Kolom 4 = peluang empiris, dihitung dengan persaman Weibull (P =
m
¿ n = 15
n+1 ¿
2,0848−1,8802
Kolom 5 = baris kesatu ft =¿ ¿ = = 1,94
0,10544
Kolom 6 = P’(Xi) baris 1. Berdasarkan ft = 1,94 dengan
menggunakan lampiran 6a, Cs = 0,3 dan dengan
interpolasi diperoleh P’(Xi). ft = 1,94terletak antara
periode ulang 25 tahun (1,849) dan 50 tahun (2,211)
P’(Xi) =
(1 ,94−1,849)
25 + x 25 = 31,30931,309/100 =
(2,211−1,849)
0,3131
Kolom 7 = ∆ P = kolom 6 – kolom 4 = 0,3131- 0,063 = -0,3756
33
Urut dari
besar Log(Xi) P (Xi) f (t) P' (Xi) ΔP
kekecil
2 3 4 5 6 7= 6-4
121,56 2,0848 0,063 1,94 0,3131 0,25059
102,40 2,0103 0,125 1,23 0,0923 -0,03274
95,34 1,9793 0,188 0,94 0,0619 -0,12558
92,40 1,9657 0,250 0,81 0,0495 -0,20046
89,36 1,9511 0,313 0,67 0,0448 -0,26769
87,52 1,9421 0,375 0,59 0,0419 -0,33313
75,24 1,8764 0,438 -0,04 0,0205 -0,41700
73,72 1,8676 0,500 -0,12 0,0151 -0,48490
72,28 1,8590 0,563 -0,20 0,0148 -0,54769
65,88 1,8188 0,625 -0,58 0,0135 -0,61154
63,84 1,8051 0,688 -0,71 0,0130 -0,67450
63,24 1,8010 0,750 -0,75 0,0129 -0,73714
60,48 1,7816 0,813 -0,94 0,0122 -0,80029
53,76 1,7305 0,875 -1,42 0,0108 -0,86422
53,76 1,7305 0,938 -1,42 0,0108 -0,92672
34
CS = 0,3
ft T T Interpolasi P'X
1 2 3 4 5 6 =(1-3) 7= (5-3) 8 (=4-2) 9=2+(6/7*8)
1,94 25 1,849 50 2,211 0,09 0,362 25 31,309 0,3131
1,23 5 0,824 10 1,309 0,41 0,485 5 9,226 0,0923
0,94 5 0,824 10 1,309 0,12 0,485 5 6,192 0,0619
0,81 2 -0,050 5 0,824 0,86 0,874 3 4,954 0,0495
0,67 2 -0,050 5 0,824 0,72 0,874 3 4,481 0,0448
0,59 2 -0,050 5 0,824 0,64 0,874 3 4,187 0,0419
-0,04 2 -0,050 5 0,824 0,01 0,874 3 2,050 0,0205
-0,12 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 1,13 0,392 0,1389 1,510 0,0151
-0,20 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 1,04 0,392 0,1389 1,481 0,0148
-0,58 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 0,66 0,392 0,1389 1,346 0,0135
-0,71 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 0,53 0,392 0,1389 1,300 0,0130
-0,75 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 0,49 0,392 0,1389 1,286 0,0129
-0,94 1,1111 -1,245 1,25 -0,853 0,31 0,392 0,1389 1,221 0,0122
-1,42 1,0526 -1,555 1,1111 -1,245 0,13 0,31 0,0585 1,078 0,0108
-1,42 1,0526 -1,555 1,1111 -1,245 0,13 0,310 0,0585 1,078 0,0108
X = 78,05 mm ;
SD = 19,51
∆ P untuk n = 15 = 0,338
Penjelasan Tabel 1.22:
Kolom 1 = nomor urut
Kolom 2 = curah hujan yang diurut dari besar ke kecil (Xi)
Kolom 3 = peluang empiris, dihitung dengan persaman Weibull
m
(P = ¿ n = 15
n+1 ¿
Xi−X 121, 56−78 , 05
Kolom 4 = ft = , untuk baris kesatu: ft = =
SD 19 , 51
2,23
Kolom 5 = Yn = 0,5128 untuk n = 15 (lampiran 3)
Kolom 6 = Sn = 1,0205 untuk n = 15 (lampiran 3)
35
Yt−Yn
Kolom 7 = Yt diperoleh dari dari persamaan ft = 2,23 =
Sn
Yt−0,5128
Yt = 2,7887
1,0205
Kolom 8 = T diperoleh dari nilai Yt dengan menggunakan rumus
T −1
Yt = -Ln (Ln ). Dengan coba-coba berbagai harga T, sehingga
T
diperoleh Yt hitung sama dengan Yt hasil coba-coba T.
Kolom 9 : P’ (Xi) = 1/T; baris 1 = 1/16,76 = 0,05967
Kolom 10 = ∆ P = Kolom 9-kolom 3 = baris 1 = 0,05967- 0,063 = -
0,0028
Tabel 1.22: Perhitungan Uji Distribusi Gumbel dengan Metode
Smirnov Kolmogorof
Urut dari
No (Xi) besar P (Xi) f (t) Yn Sn Yt T P' (Xi) ΔP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10= 9-3
1 121,56 0,063 2,23 0,5128 1,0205 2,7887 16,76 0,0597 -0,0028
2 102,40 0,125 1,25 0,5128 1,0205 1,7865 6,48 0,1543 0,0293
3 95,34 0,188 0,89 0,5128 1,0205 1,4172 4,65 0,2151 0,0276
4 92,40 0,250 0,74 0,5128 1,0205 1,2634 4,06 0,2463 -0,0037
5 89,36 0,313 0,58 0,5128 1,0205 1,1044 3,55 0,2817 -0,0308
6 87,52 0,375 0,49 0,5128 1,0205 1,0081 3,271 0,3057 -0,0693
7 75,24 0,438 -0,14 0,5128 1,0205 0,3658 1,999 0,5003 0,0628
8 73,72 0,500 -0,22 0,5128 1,0205 0,2863 1,894 0,5280 0,0280
9 72,28 0,563 -0,30 0,5128 1,0205 0,2110 1,802 0,5549 -0,0076
10 65,88 0,625 -0,62 0,5128 1,0205 -0,1238 1,48 0,6775 0,0525
11 63,84 0,688 -0,73 0,5128 1,0205 -0,2305 1,396 0,7163 0,0288
12 63,24 0,750 -0,76 0,5128 1,0205 -0,2619 1,375 0,7273 -0,0227
13 60,48 0,813 -0,90 0,5128 1,0205 -0,4062 1,287 0,7770 -0,0355
14 53,76 0,875 -1,25 0,5128 1,0205 -0,7577 1,1343 0,8816 0,0066
15 53,76 0,938 -1,25 0,5128 1,0205 -0,7577 1,1343 0,8816 -0,0559
36
Rumus: Yt = -Ln{-Ln(T-1)/T}
Yt T T-1 (T-1)/T Ln (T-1)/T
1 2 3 4 5= -Ln 4 ,-LN 5
2,7887 16,76 15,76 0,940334 -0,06152 0,06152 -2,78839 2,7884
1,7865 6,48 5,48 0,845679 -0,16762 0,167615 -1,78608 1,7861
1,4172 4,65 3,65 0,784946 -0,24214 0,24214 -1,41824 1,4182
1,2634 4,06 3,06 0,753695 -0,28277 0,282768 -1,26313 1,2631
1,1044 3,55 2,55 0,71831 -0,33085 0,330854 -1,10608 1,1061
1,0081 3,271 2,271 0,694283 -0,36488 0,364875 -1,0082 1,0082
0,3658 1,999 0,999 0,49975 -0,69365 0,693648 -0,36579 0,3658
0,2863 1,894 0,894 0,472017 -0,75074 0,75074 -0,2867 0,2867
0,2110 1,802 0,802 0,445061 -0,80954 0,809544 -0,21128 0,2113
-0,1238 1,48 0,476 0,322493 -1,13167 1,131673 0,123697 -0,1237
-0,2305 1,396 0,396 0,283668 -1,25995 1,259952 0,231074 -0,2311
-0,2619 1,375 0,375 0,272727 -1,29928 1,299283 0,261813 -0,2618
-0,4062 1,287 0,287 0,222999 -1,50059 1,500587 0,405856 -0,4059
-0,7577 1,1343 0,1343 0,118399 -2,13369 2,133695 0,757855 -0,7579
-0,7577 1,1343 0,1343 0,118399 -2,13369 2,133695 0,757855 -0,7579
37
perhitungan tersebut diatas terpilih metode Distribusi Log Normal
seperti pada Tabel 1.23. Dan Tabel 1.24 menampilkan besarnya
Hujan rencana denga metode Distribusi Log Normal.
2.1. Umum
38
awalnya berasal dari curah hjan yang jatuh di suatu DAS, curah hujan
ini melebihi kapasitas infiltrasi, setelah laju infiltrasi terpenuhi air
akan mengisi cekungan-cekungan pada permukaan tanah, setelah
cekungan-cekungan tersebut penuh, selanjut air akan mengalir diatas
permukaan tanah sebagai limpasan permukaan (surface runoff).Air
sebagai limpasan permukaan ini akan masuk ke saluran pembuang
alam dan saluran-saluran drainase lainnya yang kemudian bergabung
menjadi anak sungai dan akhirnya menjadi aliran sungai.
Di DAS bagian hulu dimana kemiringan lahan besar sehingga
limpasan permukaan masuk ke sungai dengan cepat, yang dapat
menyebabkan debit sungai meningkat. Apabila debit sungai lebih
besar dari kapasitas tampungnya untuk mengalirkan debit, maka
sungai tersebut akan meluap dan terjadilah banjir. Dengan
mengetahui data hujan di Stasiun-stasiun curah hujan yang
berpengaruh pada DAS yang ditinjau, maka dapat dicari hubungan
antara hujan yang jatuh dan debit aliran yang terjadi. Dalam buku ini
diberikan beberapa metode untuk memperkirakan debit banjir
berdasarkan data hujan seperti dengan metode Rasional, Melchior,
Weduwen, Haspers dan Mononobeserta dengan metode hidrograf
satuan sintesis (Nakayasu, Snyder).
39
Aliran permukaan (surface flow) adalah bagian dari air hujan
yang mengalir di atas permukaan tanah. Aliran permukaan disebut
juga aliran langsung (direct run off). Aliran permukaan dapat
terkonsentrasi menuju sungai dalam waktu singkat, sehingga aliran
permukaan merupakan penyebab utama terjadinya banjir.
Aliran antara (interflow) adalah aliran dalam arah lateralyang
terjadi di bawah permukaan tanah. Aliran antara terdiri dari gerakan
air dan lengas tanah secara lateral menuju elevasi yang lebih rendah,
yang akhirnya masuk ke sungai. Proses aliran antara ini lebih lambat
dari aliran permukaan, dengan kelambatan dari beberapa jam sampai
hari.
Aliran air tanah adalah aliran yang terjadi di bawah
permukaan air tanah ke elevasi yang peling rendah yang pada
akhirnya menuju ke sungai atau langsung ke laut. Air hujan yang
terinfiltrasi melalui permukaan tanah sebagian menjadi aliran antara
dan sebagian lagi mengalir ke bawah (perkolasi) sehingga mencapai
muka air tanah. Muka air tanah mempunyai kemiringan yang sangat
kecil, dan aliran se arah dengan kemiringan tersebut menuju ke
sungai sebagai aliran dasar (base flow). Proses aliran air tanah ini
lebih lambat dari aliran antara, dengan tingkat kelambatan dalam
mingguan sampai tahunan.
Semua tipe aliran ini memberikan sumbangan pada aliran
sungai. Limpasan permukaan mulai terjadi segera setelah hujan,
aliran antara agak lambat dan aliran tanah yang paling lambat sampai
ke sungai. Apabila terjadi hujan pada suatu daerah, aliran permukaan
dan aliran antara yang dihasilkannya akan mencapai sungai dalam
40
hitungan jam sampai hari, sedangkan tanggapan dari aliran air tanah
baru terjadi dalam hitungan minggu, bulan bahkan tahun. oleh karena
itu dalam analisis hidrologi, aliran permukaan dan aliran antara dapat
dikelompokkan menjadi satu yang disebut aliran langsung.
Sedangkan aliran tanah disebut dengan aliran tidak langsung.
Apabila terjadi hujan di suatu daerah, aliran yang terjadi di
sungai merupakan sumbangan dari aliran langsung yang berasal dari
hujan yang baru saja terjadi, sedangkan sumbangan dari air tanah
merupakan tanggapan yang tertunda, atau bahkan mungkin tidak
mempunyai hubungan sama sekali dengan hujan yang baru sja terjadi.
Meskipun tidak terjadi hujan, beberapa sungai masih mengalirkan air.
aliran tersebut terjadi karena sumbangan dari air tanah yang
berlangsung secara kontinyu. Oleh karena itu aliran air tanah yang
mengisi sungai disebut juga sebagai aliran dasar.
1.1 2.3. Estimasi Koefisien Resapan (C)
Tidak semua air hujan mengalir langsung ke sungai, tetapi ada
yang meresap ke tanah atau tertahan di cekungan-cekungan. Untuk
mendapatkan besar curah hujan rencana maka hasil curah hujan
rancangan hasil analisis frekuensi harus dikalikan dengan angka
koefisien aliran permukaan (C) yang disesuaikan dengan kondisi tata
guna lahan DAS. .Koefisien aliran permukaan (C), adalah bilangan
yang menunjukkan perbandingan antara besarnya aliran permukaan
dan besarnya curah hujan. Misalnya koefisien C = 0,10, artinya 10%
dari total curah hujan akan menjadi aliran permukaan, sebagai contoh
koefisien atap bangunan mempunyai nilai C = 0,75-0,95 artinya 75
sampai 95% air hujan akan menjadi aliran permukaan, Jalan Aspal
41
mempunyai nilai C = 0,70-0,95artinya 75 sampai 95% air hujan akan
menjadi aliran permukaan dan hutan mempunyai nilai C = 0,10-0,40,
artinya 10 sampai 40% air hujan akan menjadi aliran permukaan.
Angka koefisien aliran permukaan ini merupakan salah satu
indikator untuk menentukan apakah suatu Daerah Aliran Sungai
(DAS) telah mengalami gangguan (fisik). Nilai C yang besar
menunjukkan bahwa lebih banyak air hujan yang menjadi aliran
permukaan. Hal ini kurang menguntungkan dari segi perlindungan
terhadap sumber daya air karena volume air yang akan menjadi air
tanah menjadi sangat berkurang. Kerugian lainnya adalah dengan
semakin besarnya jumlah air hujan yang menjadi aliran permukaan,
maka ancaman terjadinya banjir dan erosi menjdi lebih besar. Angka
C ini berkisar antara 0 hingga 1. Angka 0 menunjukkan bahwa semua
air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam tanah,sebaliknya
untuk nilai C = 1 menunjukkan bahwa semua air hujan mengalir
sebagai aliran permukaan. Pada DAS yang masih baik harga C
mendekati nol, semakin rusak suatu DAS, harga C mendekati satu.
42
Rumus ini berasal dari Ir Van Kooten
3). Haspers memberikan angka dengan rumus
1+ 0,0012 x A ⁰ʹ ⁷
C=
1+ 0,075 x A ⁰ ʹ ⁷
43
Tabel 2.2:Koefisien resapan (C). yang bersumber dari Imam
Subarkah,Hidrologi untuk Perencanaan Bangunan Air.)
2 Padang rumput
Kemiringan 0 – 5% 0,10 0,30 0,40
Kemiringan 5 – 10% 0,15 0,35 0,55
Kemiringan 10 – 30% 0,20 0,40 0,60
3 Tanah pertanian
Kemiringan 0 – 5% 0,30 0,50 0,60
Kemiringan 5 – 10% 0,40 0,60 0,70
Kemiringan 10 – 30% 0,50 0,70 0,80
4 Perumahan
Daerah single famili 0,30 – 0,50
multi units, terpisah 0,40 – 0,60
multi units, tertutup 0,60 – 0,75
44
jam.Untuk menaksir pola distribusi curah hujan ( Distribution of
Rainfall ) jam-jaman berdasarkan data hujan maksimum harian
pertahun didasarkan pada persaman berikut :
45
RII = 2.Rt – (2-1).R(2-1) = 0,1510 R24
RIII = 3.Rt – (3-1).R(3-1) = 0,1065 R24
RIV = 4Rt – (4-1).R(4-1) = 0,0851 R24
RV = 5.Rt – (5-1).R(5-1) = 0,0716 R24
Untuk R24 =100 % didapat hubungan waktu hujan dan rasio jam ke-
T
70
60
RASIO ( % )
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
JAM ( T )
46
(jam) T=2 T=5 T=10 T=25 T=50 T=100
tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 0,5858 32,76 38,16 42,47 47,14 51,20 54,80
2 0,151 8,45 9,84 10,95 12,15 13,20 14,13
3 0,1065 5,96 6,94 7,72 8,57 9,31 9,96
4 0,0851 4,76 5,54 6,17 6,85 7,44 7,96
5 0,0716 4,00 4,66 5,19 5,76 6,26 6,70
Hujan Netto 55,93 65,15 72,49 80,47 87,40 93,55
Koef pengaliran 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
Hujan rencana 79,9 93,07 103,56 114,96 124,85 133,64
47
Qb = 0,4751* 156,30,6444*1,870,9430
= 22,235 m3/dt
48
a. Luas daerah aliran sungai
b. Panjang sungai utama
c. Koefisien aliran
Dalam penelitiannya Nakayasu telah membuat rumus hidrograf
satuan sintetik Nakayasu sebagai berikut:
A . R0
Q p=
3 , 6(0 , 3 .T p +T 0 , 3 )
Dimana :
Q = debit puncak banjir (m3/dt)
Ro = curah hujan efektif (1mm)
Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir
(jam)
T0,30 = waktu penurunan yang diperlukan dari debit puncak hingga
0,30 debit puncak (jam)
Nilai tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir Tp,
dihitung dengan rumus :
Tp = tg + 0,80tr
dimana Tp = tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak
banjir (jam)
tg = waktu konsentrasi (jam)
untuk L < 15 km nilai tg = 0,21 L0,70
untuk L > 15 km nilai tg = 0,40 + 0,058 L
tr = waktu hujan efektif (jam)
tr = 0,50 tg sampai tg (jam)
waktu yang diperlukan untuk menurunkan debit menjadi 0,30 debit
puncak, dihitung dengan rumus:
49
T0,30 = α x tg
Nilai α merupakan faktor koefisien yang ditetapkan berdasarkan
bentuk hidrograf banjir yang terjadi pada daerah aliran sungai
50
4) Waktu Puncak
Tp = Tg + 0,8 . Tr
= 3,114 jam
5) Debit Puncak Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu
. A .. R0
Q p=
3 , 6(0 , 3 .T p +T 0 , 3 ) =
¿156,37∗1 156,37
=
3.6(0.3T p +T 0 .3 ) 3.6(0.3∗3,114+3,776)
= 9,22
6) Menentukan keadaan kurva sebagai berikut.
a) Keadaan Kurva Naik, dengan (0 < t < Tp)
( )
2.4
t
Q= Qp
Tp
( )
2. 4
t
Q= ∗9 ,22
3 ,114
Interval waktunya = Tp = 3,114 jam
b) Keadaan kurva turun dengan Tp< t < (Tp + T0,3)
Q=0. 3
( )Qp t−Tp
T0.3
Q=0. 3
( 3 , 776 )
t−3 ,114
∗9 , 22
Interval waktunya = Tp + T0,3 = 3,114 + 3,776 = 6,89 jam
c) Keadaan Kurva Turun. (Tp + T0,3) < t < (Tp + T0,3 +1,5 T0,3)
( )
t−Tp+0 . 5T 0 . 3
1. 5T 0 .3
Q=Qp . 0. 3
51
Q=0. 3
( t−3 ,114 +0. 5∗3, 776
1. 5∗3 , 776 )∗9 , 22
Interval waktunya = Tp + T0,3 + 1,5 T0,3 = 3,114 + 3,776 +1,5 * 3,776
=
= 12,514 jam
( )
t−Tp+1 .5 T 0 . 3
2T 0 . 3
Q=Qp . 0. 3
Q=0. 3
( t−3 ,114 +1. 5∗3 , 776
2∗3 ,776 )∗9 ,22
Interval waktunya = 12,514 jam
HSS Nakayasu
12
10
Debit (m3/dt)
8
HSS Nakayasu
6
4
2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27
Durasi (jam)
52
Tabel 2.5: Ordinat Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu
53
Jam (t/tp )²'⁴.Qp Koordinat
.0,3 xQp .0,3 x Qp .0,3 xQp
0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
1 0,604 0,000 0,000 0,000 0,604
1,5 1,597 0,000 0,000 0,000 1,597
2 3,186 0,000 0,000 0,000 3,186
2,4 4,935 0,000 0,000 0,000 4,935
3 0,000 9,561 0,000 0,000 9,561
4 0,000 6,951 0,000 0,000 6,951
5 0,000 5,053 0,000 0,000 5,053
6 0,000 0,000 3,342 0,000 3,342
7 0,000 0,000 2,702 0,000 2,702
8 0,000 0,000 2,185 0,000 2,185
9 0,000 0,000 1,766 0,000 1,766
10 0,000 0,000 1,428 0,000 1,428
11 0,000 0,000 1,155 0,000 1,155
12 0,000 0,000 0,000 0,906 0,906
13 0,000 0,000 0,000 0,773 0,773
14 0,000 0,000 0,000 0,659 0,659
15 0,000 0,000 0,000 0,562 0,562
16 0,000 0,000 0,000 0,479 0,479
17 0,000 0,000 0,000 0,408 0,408
18 0,000 0,000 0,000 0,348 0,348
19 0,000 0,000 0,000 0,297 0,297
20 0,000 0,000 0,000 0,253 0,253
21 0,000 0,000 0,000 0,216 0,216
22 0,000 0,000 0,000 0,184 0,184
23 0,000 0,000 0,000 0,157 0,157
24 0,000 0,000 0,000 0,134 0,134
Tabel 2.6: Hitungan Debit Rencana Untuk Priode Ulang 2 Tahun dengan
Metode Nakayasu
54
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
32,76 8,45 5,96 4,76 4,00 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 19,79 0,00 19,79
1,5 1,597 52,32 5,10 0,00 57,42
2 3,186 104,37 13,49 3,60 0,00 121,47
2,4 4,935 161,67 26,92 9,52 2,88 0,00 200,99
3 9,561 313,22 41,70 18,99 7,60 2,42 383,93
4 6,951 227,71 80,79 29,41 15,17 6,39 359,47
5 5,053 165,54 58,74 56,98 23,49 12,74 317,49
6 3,342 109,48 42,70 41,43 45,51 19,74 258,86
7 2,702 88,52 28,24 30,12 33,09 38,24 218,20
8 2,185 71,58 22,83 19,92 24,05 27,80 166,19
9 1,766 57,85 18,46 16,10 15,91 20,21 128,54
10 1,428 46,78 14,92 13,02 12,86 13,37 100,96
11 1,155 37,84 12,07 10,53 10,40 10,81 81,64
12 0,906 29,68 9,76 8,51 8,41 8,74 65,10
13 0,773 25,32 7,66 6,88 6,80 7,06 53,72
14 0,659 21,59 6,53 5,40 5,50 5,71 44,73
15 0,562 18,41 5,57 4,61 4,31 4,62 37,52
16 0,479 15,69 4,75 3,93 3,68 3,62 31,67
17 0,408 13,37 4,05 3,35 3,14 3,09 26,99
18 0,348 11,40 3,45 2,85 2,68 2,64 23,01
19 0,297 9,73 2,94 2,43 2,28 2,25 19,63
20 0,253 8,29 2,51 2,07 1,94 1,92 16,73
21 0,216 7,08 2,14 1,77 1,66 1,63 14,27
22 0,184 6,03 1,83 1,51 1,41 1,39 12,17
23 0,157 5,14 1,55 1,29 1,20 1,19 10,38
24 0,134 4,39 1,33 1,10 1,03 1,01 8,85
Tabel 2.7: Hitungan Debit Rencana Untuk Priode Ulang 5 Tahun dengan
Metode Nakayasu
55
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
38,16 9,84 6,94 5,54 4,66 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 23,05 0,00 23,05
1,5 1,597 60,94 5,94 0,00 66,88
121,5 141,4
2 3,186 8 15,71 4,19 0,00 8
188,3 234,1
2,4 4,935 2 31,35 11,08 3,35 0,00 0
364,8 447,1
3 9,561 5 48,56 22,11 8,85 2,81 8
265,2 418,6
4 6,951 5 94,08 34,25 17,65 7,44 7
192,8 369,7
5 5,053 2 68,40 66,35 27,34 14,85 6
127,5 301,4
6 3,342 3 49,72 48,24 52,97 23,00 6
103,1 254,1
7 2,702 1 32,89 35,07 38,51 44,55 2
193,5
8 2,185 83,38 26,59 23,19 27,99 32,39 5
149,7
9 1,766 67,39 21,50 18,75 18,51 23,55 0
117,5
10 1,428 54,49 17,38 15,16 14,97 15,57 8
11 1,155 44,07 14,05 12,26 12,10 12,59 95,08
12 0,906 34,57 11,37 9,91 9,78 10,18 75,81
13 0,773 29,50 8,92 8,02 7,91 8,23 62,57
14 0,659 25,15 7,61 6,29 6,40 6,65 52,09
15 0,562 21,45 6,48 5,36 5,02 5,38 43,70
16 0,479 18,28 5,53 4,57 4,28 4,22 36,89
17 0,408 15,57 4,71 3,90 3,65 3,60 31,44
18 0,348 13,28 4,01 3,32 3,11 3,07 26,80
19 0,297 11,33 3,42 2,83 2,65 2,62 22,86
20 0,253 9,65 2,92 2,42 2,26 2,23 19,48
21 0,216 8,24 2,49 2,06 1,93 1,90 16,62
22 0,184 7,02 2,13 1,76 1,65 1,62 14,17
23 0,157 5,99 1,81 1,50 1,40 1,38 12,09
56
24 0,134 5,11 1,54 1,28 1,20 1,18 10,31
Tabel 2.8: Hitungan Debit Rencana Untuk Priode Ulang 10 Tahun dengan
Metode Nakayasu
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
42,47 10,95 7,72 6,17 5,19 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 25,65 0,00 25,65
1,5 1,597 67,82 6,61 0,00 74,44
2 3,186 135,31 17,49 4,66 0,00 157,46
2,4 4,935 209,59 34,89 12,33 3,73 0,00 260,53
3 9,561 406,06 54,04 24,60 9,85 3,13 497,68
4 6,951 295,21 104,69 38,10 19,66 8,29 465,95
5 5,053 214,60 76,11 73,81 30,45 16,54 411,51
6 3,342 141,93 55,33 53,66 58,99 25,61 335,53
7 2,702 114,75 36,59 39,01 42,89 49,62 282,87
8 2,185 92,80 29,59 25,80 31,18 36,08 215,44
9 1,766 75,00 23,93 20,86 20,62 26,23 166,63
10 1,428 60,65 19,34 16,87 16,67 17,34 130,87
11 1,155 49,05 15,64 13,63 13,48 14,02 105,83
12 0,906 38,48 12,65 11,02 10,90 11,34 84,39
13 0,773 32,83 9,92 8,92 8,81 9,17 69,64
14 0,659 27,99 8,46 6,99 7,13 7,41 57,98
15 0,562 23,87 7,22 5,97 5,59 5,99 48,64
16 0,479 20,34 6,15 5,09 4,77 4,70 41,06
17 0,408 17,33 5,25 4,34 4,07 4,01 34,99
18 0,348 14,78 4,47 3,70 3,47 3,42 29,83
19 0,297 12,61 3,81 3,15 2,96 2,92 25,45
20 0,253 10,74 3,25 2,69 2,52 2,49 21,69
21 0,216 9,17 2,77 2,29 2,15 2,12 18,50
22 0,184 7,81 2,37 1,95 1,83 1,81 15,77
57
23 0,157 6,67 2,01 1,67 1,56 1,54 13,45
24 0,134 5,69 1,72 1,42 1,33 1,31 11,48
Tabel 2.9: Hitungan Debit Rencana Untuk Priode Ulang 25Tahun dengan
Metode Nakayasu
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
47,14 12,15 8,57 6,85 5,76 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 28,47 0,00 28,47
1,5 1,597 75,28 7,34 0,00 82,62
2 3,186 150,19 19,40 5,18 0,00 174,77
2,4 4,935 232,64 38,71 13,69 4,14 0,00 289,17
3 9,561 450,71 59,96 27,30 10,94 3,48 552,39
4 6,951 327,67 116,17 42,29 21,82 9,20 517,15
5 5,053 238,20 84,45 81,94 33,80 18,35 456,75
6 3,342 157,54 61,39 59,57 65,49 28,43 372,42
7 2,702 127,37 40,61 43,30 47,61 55,07 313,97
8 2,185 103,00 32,83 28,64 34,61 40,04 239,12
9 1,766 83,25 26,55 23,16 22,89 29,11 184,95
10 1,428 67,32 21,46 18,73 18,51 19,25 145,26
11 1,155 54,45 17,35 15,13 14,97 15,56 117,46
12 0,906 42,71 14,03 12,24 12,10 12,59 93,66
13 0,773 36,44 11,01 9,90 9,78 10,17 77,30
14 0,659 31,07 9,39 7,76 7,91 8,23 64,36
15 0,562 26,49 8,01 6,62 6,21 6,65 53,98
16 0,479 22,58 6,83 5,65 5,30 5,22 45,57
17 0,408 19,23 5,82 4,82 4,51 4,45 38,84
18 0,348 16,40 4,96 4,11 3,85 3,80 33,11
19 0,297 14,00 4,23 3,50 3,28 3,24 28,24
20 0,253 11,93 3,61 2,98 2,79 2,76 24,07
58
21 0,216 10,18 3,07 2,55 2,38 2,35 20,54
22 0,184 8,67 2,62 2,17 2,03 2,00 17,51
23 0,157 7,40 2,24 1,85 1,73 1,71 14,93
24 0,134 6,32 1,91 1,58 1,48 1,46 12,74
Tabel 2.10: Hitungan Debit Rencana Untuk Priode Ulang 50Tahun dengan
Metode Nakayasu
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
51,2 13,2 9,31 7,44 6,26 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 30,92 0,00 30,92
1,5 1,597 81,77 7,97 0,00 89,74
2 3,186 163,12 21,08 5,62 0,00 189,83
2,4 4,935 252,67 42,06 14,87 4,49 0,00 314,09
3 9,561 489,52 65,14 29,66 11,88 3,78 599,99
4 6,951 355,89 126,21 45,94 23,70 10,00 561,74
5 5,053 258,71 91,75 89,01 36,72 19,94 496,14
6 3,342 171,11 66,70 64,71 71,13 30,89 404,55
7 2,702 138,34 44,11 47,04 51,72 59,85 341,07
8 2,185 111,87 35,67 31,11 37,59 43,51 259,76
9 1,766 90,42 28,84 25,16 24,86 31,63 200,91
10 1,428 73,11 23,31 20,34 20,10 20,92 157,79
11 1,155 59,14 18,85 16,44 16,26 16,91 127,60
12 0,906 46,39 15,25 13,29 13,14 13,68 101,75
13 0,773 39,58 11,96 10,75 10,62 11,06 83,97
14 0,659 33,74 10,20 8,43 8,59 8,94 69,91
15 0,562 28,77 8,70 7,20 6,74 7,23 58,64
16 0,479 24,52 7,42 6,14 5,75 5,67 49,50
17 0,408 20,89 6,32 5,23 4,90 4,84 42,19
18 0,348 17,82 5,39 4,46 4,18 4,13 35,97
19 0,297 15,21 4,59 3,80 3,56 3,52 30,68
20 0,253 12,95 3,92 3,24 3,04 3,00 26,15
59
21 0,216 11,06 3,34 2,77 2,59 2,55 22,31
22 0,184 9,42 2,85 2,36 2,21 2,18 19,02
23 0,157 8,04 2,43 2,01 1,88 1,86 16,22
24 0,134 6,86 2,07 1,71 1,61 1,58 13,84
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
54,8 14,13 9,96 7,96 6,7 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,000 0,00 0,00
1 0,604 33,10 0,00 33,10
1,5 1,597 87,52 8,53 0,00 96,05
2 3,186 174,59 22,57 6,02 0,00 203,17
2,4 4,935 270,44 45,02 15,91 4,81 0,00 336,17
3 9,561 523,94 69,73 31,73 12,71 4,05 642,17
4 6,951 380,91 135,10 49,15 25,36 10,70 601,22
5 5,053 276,90 98,22 95,23 39,28 21,35 530,98
6 3,342 183,14 71,40 69,23 76,11 33,06 432,94
7 2,702 148,07 47,22 50,33 55,33 64,06 365,01
8 2,185 119,74 38,18 33,29 40,22 46,57 278,00
9 1,766 96,78 30,87 26,91 26,60 33,86 215,02
10 1,428 78,25 24,95 21,76 21,51 22,39 168,87
11 1,155 63,29 20,18 17,59 17,39 18,10 136,56
12 0,906 49,65 16,32 14,22 14,06 14,64 108,89
13 0,773 42,36 12,80 11,50 11,37 11,83 89,87
14 0,659 36,11 10,92 9,02 9,19 9,57 74,82
15 0,562 30,80 9,31 7,70 7,21 7,74 62,76
16 0,479 26,25 7,94 6,56 6,15 6,07 52,98
17 0,408 22,36 6,77 5,60 5,25 5,18 45,15
18 0,348 19,07 5,77 4,77 4,47 4,42 38,50
19 0,297 16,28 4,92 4,06 3,81 3,77 32,83
20 0,253 13,86 4,20 3,47 3,25 3,21 27,98
21 0,216 11,84 3,57 2,96 2,77 2,73 23,87
60
22 0,184 10,08 3,05 2,52 2,36 2,33 20,35
23 0,157 8,60 2,60 2,15 2,01 1,99 17,36
24 0,134 7,34 2,22 1,83 1,72 1,70 14,81
61
19 19,63 22,86 25,45 28,24 30,68 32,83
20 16,73 19,48 21,69 24,07 26,15 27,98
21 14,27 16,62 18,5 20,54 22,31 23,87
22 12,17 14,17 15,77 17,51 19,02 20,35
23 10,38 12,09 13,45 14,93 16,22 17,36
24 8,85 10,31 11,48 12,74 13,84 14,81
Maks 383,93 447,18 497,68 552,39 599,99 642,17
700.00
600.00
500.00
Q 2 Thn m³/dt
400.00 Q 5 Thn m³/dt
Debit (m3/dt)
Q 10 Thn m³/dt
300.00 Q 25 Thn m³/dt
200.00 Q 50 Thn m³/dt
Q 100Thn m³/dt
100.00
0.00
1 4 7 10 13 16 19 22 25
Durasi (jam)
Data:
L = 26,66 km
A = 156,37 km²
Lc = Jarak antara titik berat DAS dengan Outlet = 14 km
Kemiringan DAS (i) = 0,0375
62
Koefisien pengaliran = 0,70
Aliran Dasar = 22,24 m³/dt
Analisa:
Ct = 1,2 untuk Pegunungan, (Limantara, l.M., 2010)
Ct = 1,10 (0,75 sampai 3,00) Soemarto.C.D., 1987)
Cp = 0,9 sampai 1,40 = 0,90 (Soemarto, C.D.,
1987) )
1) Standar Durasi Hujan Netto ( tR )
tR = 1 jam
2) Time Lag ( tp )
tp = Ct ( L. Lc )^0,3 = 7,092 jam
3) Lamanya Durasi Hujan Efektif ( te )
te = tr = tp/5,5 = 1,28 jam
4) Time Peak ( Tp )
t e>t R = 1,28 > 1
tp’ = tp + 0,25.tR¿- t R ) = 7,162 jam
Tp= tp’ + 0,5 t R = 7, 662 jam
5). Puncak Hidrograf Satuan ( qp )
63
λ = Qp.Tp/(W) = 5,473x7,662x3600/(156370)= 0,9654
6.00
HSS Snyder
5.00
4.00
Debit (m3/dt)
Durasi (jam)
64
No X t = X* Tp (1-X)² (1-X)²/X a(1-X)²/X Y Q = f(t)
0 0,0000 0,000 0,00 0,00 0,00 0,000 0,00
1 0,1305 1,000 0,76 5,79 8,23 0,000 0,00
2 0,2610 2,000 0,55 2,09 2,97 0,001 0,01
3 0,3915 3,000 0,37 0,95 1,34 0,045 0,25
4 0,5220 4,000 0,23 0,44 0,62 0,239 1,31
5 0,6525 4,999 0,12 0,19 0,26 0,546 2,99
6 0,7830 5,999 0,05 0,06 0,09 0,821 4,50
7 0,9135 6,999 0,01 0,01 0,01 0,974 5,33
8 1,0440 7,999 0,00 0,00 0,00 0,994 5,44
9 1,1745 8,999 0,03 0,03 0,04 0,919 5,03
10 1,3050 9,999 0,09 0,07 0,10 0,792 4,34
11 1,4355 10,999 0,19 0,13 0,19 0,649 3,55
12 1,5660 11,999 0,32 0,20 0,29 0,512 2,80
13 1,6965 12,999 0,49 0,29 0,41 0,393 2,15
14 1,8270 13,998 0,68 0,37 0,53 0,294 1,61
15 1,9575 14,998 0,92 0,47 0,67 0,216 1,18
16 2,0880 15,998 1,18 0,57 0,81 0,157 0,86
17 2,2185 16,998 1,48 0,67 0,95 0,112 0,61
18 2,3490 17,998 1,82 0,77 1,10 0,079 0,43
19 2,4795 18,998 2,19 0,88 1,25 0,056 0,31
20 2,6100 19,998 2,59 0,99 1,41 0,039 0,21
21 2,7405 20,998 3,03 1,11 1,57 0,027 0,15
22 2,8710 21,998 3,50 1,22 1,73 0,019 0,10
23 3,0015 22,997 4,01 1,33 1,90 0,013 0,07
24 3,1320 23,997 4,55 1,45 2,06 0,009 0,05
25 3,2625 24,997 5,12 1,57 2,23 0,006 0,03
26 3,3930 25,997 5,73 1,69 2,40 0,004 0,02
27 3,5235 26,997 6,37 1,81 2,57 0,003 0,01
28 3,6540 27,997 7,04 1,93 2,74 0,002 0,01
29 3,7845 28,997 7,75 2,05 2,91 0,001 0,01
30 3,9150 29,997 8,50 2,17 3,08 0,001 0,00
Debit
(m³/dt)
65
Tabel 2.14: Hitungan Debit Banjir Rencana Periode Ulang 2 Tahun
dengan Metode Snyder
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
32,76 8,45 5,96 4,76 4,00 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,33 0,00 0,00 0,33
3 0,25 8,19 0,08 0,00 0,00 8,27
4 1,31 42,92 2,11 0,06 0,00 0,00 45,09
5 2,99 97,95 11,07 1,49 0,05 0,00 110,56
6 4,50 147,42 25,27 7,81 1,19 0,04 181,72
7 5,33 174,61 38,03 17,82 6,24 1,00 237,69
8 5,44 178,21 45,04 26,82 14,23 5,24 269,55
9 5,03 164,78 45,97 31,77 21,42 11,96 275,90
10 4,34 142,18 42,50 32,42 25,37 18,00 260,48
11 3,55 116,30 36,67 29,98 25,89 21,32 230,16
12 2,80 91,73 30,00 25,87 23,94 21,76 193,29
13 2,15 70,43 23,66 21,16 20,66 20,12 156,03
14 1,61 52,74 18,17 16,69 16,90 17,36 121,86
15 1,18 38,66 13,60 12,81 13,33 14,20 92,60
16 0,86 28,17 9,97 9,60 10,23 11,20 69,17
17 0,61 19,98 7,27 7,03 7,66 8,60 50,55
18 0,43 14,09 5,15 5,13 5,62 6,44 36,42
19 0,31 10,16 3,63 3,64 4,09 4,72 26,24
20 0,21 6,88 2,62 2,56 2,90 3,44 18,41
21 0,15 4,91 1,77 1,85 2,05 2,44 13,02
22 0,10 3,28 1,27 1,25 1,48 1,72 8,99
23 0,07 2,29 0,85 0,89 1,00 1,24 6,27
24 0,05 1,64 0,59 0,60 0,71 0,84 4,38
25 0,03 0,98 0,42 0,42 0,48 0,60 2,90
26 0,02 0,66 0,25 0,30 0,33 0,40 1,94
27 0,01 0,33 0,17 0,18 0,24 0,28 1,19
28 0,01 0,33 0,08 0,12 0,14 0,20 0,87
29 0,01 0,33 0,08 0,06 0,10 0,12 0,69
66
30 0,00 0,00 0,08 0,06 0,05 0,08 0,27
Tabel 2.15: Hitungan Debit Banjir Rencana Periode Ulang 5 Tahun
dengan Metode Snyder
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
38,16 9,84 6,94 5,54 4,66 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,38 0,00 0,00 0,38
3 0,25 9,54 0,10 0,00 0,00 9,64
4 1,31 49,99 2,46 0,07 0,00 0,00 52,52
5 2,99 114,10 12,89 1,74 0,06 0,00 128,78
6 4,50 171,72 29,42 9,09 1,39 0,05 211,66
7 5,33 203,39 44,28 20,75 7,26 1,17 276,85
8 5,44 207,59 52,45 31,23 16,56 6,10 313,94
9 5,03 191,94 53,53 36,99 24,93 13,93 321,33
10 4,34 165,61 49,50 37,75 29,53 20,97 303,36
11 3,55 135,47 42,71 34,91 30,14 24,84 268,06
12 2,80 106,85 34,93 30,12 27,87 25,35 225,12
13 2,15 82,04 27,55 24,64 24,04 23,44 181,72
14 1,61 61,44 21,16 19,43 19,67 20,22 141,92
15 1,18 45,03 15,84 14,92 15,51 16,54 107,85
16 0,86 32,82 11,61 11,17 11,91 13,05 80,56
17 0,61 23,28 8,46 8,19 8,92 10,02 58,87
18 0,43 16,41 6,00 5,97 6,54 7,50 42,42
19 0,31 11,83 4,23 4,23 4,76 5,50 30,56
20 0,21 8,01 3,05 2,98 3,38 4,01 21,44
21 0,15 5,72 2,07 2,15 2,38 2,84 15,17
22 0,10 3,82 1,48 1,46 1,72 2,00 10,47
23 0,07 2,67 0,98 1,04 1,16 1,44 7,30
24 0,05 1,91 0,69 0,69 0,83 0,98 5,10
25 0,03 1,14 0,49 0,49 0,55 0,70 3,38
26 0,02 0,76 0,30 0,35 0,39 0,47 2,26
27 0,01 0,38 0,20 0,21 0,28 0,33 1,39
28 0,01 0,38 0,10 0,14 0,17 0,23 1,02
29 0,01 0,38 0,10 0,07 0,11 0,14 0,80
67
30 0,00 0,00 0,10 0,07 0,06 0,09 0,32
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
42,47 10,95 7,72 6,17 5,19 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,42 0,00 0,00 0,42
3 0,25 10,62 0,11 0,00 0,00 10,73
4 1,31 55,64 2,74 0,08 0,00 0,00 58,45
126,9
5 2,99 9 14,34 1,93 0,06 0,00 143,32
191,1
6 4,50 2 32,74 10,11 1,54 0,10 235,61
226,3
7 5,33 7 49,28 23,08 8,08 2,59 309,39
231,0
8 5,44 4 58,36 34,74 18,45 13,55 356,13
213,6
9 5,03 2 59,57 41,15 27,77 30,92 373,02
184,3
10 4,34 2 55,08 42,00 32,89 46,53 360,81
150,7
11 3,55 7 47,52 38,83 33,56 55,11 325,80
118,9
12 2,80 2 38,87 33,50 31,04 56,25 278,58
13 2,15 91,31 30,66 27,41 26,78 52,01 228,16
14 1,61 68,38 23,54 21,62 21,90 44,88 180,31
15 1,18 50,11 17,63 16,60 17,28 36,71 138,33
16 0,86 36,52 12,92 12,43 13,27 28,95 104,09
17 0,61 25,91 9,42 9,11 9,93 22,23 76,60
18 0,43 18,26 6,68 6,64 7,28 16,65 55,51
19 0,31 13,17 4,71 4,71 5,31 12,20 40,09
20 0,21 8,92 3,39 3,32 3,76 8,89 28,29
21 0,15 6,37 2,30 2,39 2,65 6,31 20,02
22 0,10 4,25 1,64 1,62 1,91 4,45 13,87
68
23 0,07 2,97 1,10 1,16 1,30 3,21 9,73
24 0,05 2,12 0,77 0,77 0,93 2,17 6,76
25 0,03 1,27 0,55 0,54 0,62 1,55 4,53
26 0,02 0,85 0,33 0,39 0,43 1,03 3,03
27 0,01 0,42 0,22 0,23 0,31 0,72 1,91
28 0,01 0,42 0,11 0,15 0,19 0,52 1,39
29 0,01 0,42 0,11 0,08 0,12 0,31 1,05
30 0,00 0,00 0,11 0,08 0,06 0,21 0,46
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
47,14 12,15 8,57 6,85 5,76 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,47 0,00 0,00 0,47
3 0,25 11,79 0,12 0,00 0,00 11,91
4 1,31 61,75 3,04 0,09 0,00 0,00 64,88
140,9
5 2,99 5 15,92 2,14 0,07 0,00 159,08
212,1
6 4,50 3 36,33 11,23 1,71 0,06 261,46
251,2
7 5,33 6 54,68 25,62 8,97 1,44 341,97
256,4
8 5,44 4 64,76 38,57 20,48 7,55 387,79
237,1
9 5,03 1 66,10 45,68 30,83 17,22 396,94
204,5
10 4,34 9 61,11 46,62 36,51 25,92 374,75
167,3
11 3,55 5 52,73 43,11 37,26 30,70 331,15
131,9
12 2,80 9 43,13 37,19 34,46 31,33 278,11
101,3
13 2,15 5 34,02 30,42 29,73 28,97 224,50
14 1,61 75,90 26,12 24,00 24,32 25,00 175,33
69
15 1,18 55,63 19,56 18,43 19,18 20,45 133,24
16 0,86 40,54 14,34 13,80 14,73 16,13 99,53
17 0,61 28,76 10,45 10,11 11,03 12,38 72,73
18 0,43 20,27 7,41 7,37 8,08 9,27 52,41
19 0,31 14,61 5,22 5,23 5,89 6,80 37,75
20 0,21 9,90 3,77 3,69 4,18 4,95 26,48
21 0,15 7,07 2,55 2,66 2,95 3,51 18,74
22 0,10 4,71 1,82 1,80 2,12 2,48 12,94
23 0,07 3,30 1,22 1,29 1,44 1,79 9,02
24 0,05 2,36 0,85 0,86 1,03 1,21 6,30
25 0,03 1,41 0,61 0,60 0,69 0,86 4,17
26 0,02 0,94 0,36 0,43 0,48 0,58 2,79
27 0,01 0,47 0,24 0,26 0,34 0,40 1,72
28 0,01 0,47 0,12 0,17 0,21 0,29 1,26
29 0,01 0,47 0,12 0,09 0,14 0,17 0,99
30 0,00 0,00 0,12 0,09 0,07 0,12 0,39
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
51,2 13,2 9,31 7,44 6,26 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,51 0,00 0,00 0,51
3 0,25 12,80 0,13 0,00 0,00 12,93
4 1,31 67,07 3,30 0,09 0,00 0,00 70,47
153,0
5 2,99 9 17,29 2,33 0,07 0,00 172,78
230,4
6 4,50 0 39,47 12,20 1,86 0,06 283,99
272,9
7 5,33 0 59,40 27,84 9,75 1,57 371,44
278,5
8 5,44 3 70,36 41,90 22,25 8,20 421,23
257,5
9 5,03 4 71,81 49,62 33,48 18,72 431,16
70
222,2
10 4,34 1 66,40 50,65 39,66 28,17 407,08
181,7
11 3,55 6 57,29 46,83 40,47 33,37 359,72
143,3
12 2,80 6 46,86 40,41 37,42 34,05 302,10
110,0
13 2,15 8 36,96 33,05 32,29 31,49 243,87
14 1,61 82,43 28,38 26,07 26,41 27,17 190,46
15 1,18 60,42 21,25 20,02 20,83 22,22 144,74
16 0,86 44,03 15,58 14,99 16,00 17,53 108,12
17 0,61 31,23 11,35 10,99 11,98 13,46 79,01
18 0,43 22,02 8,05 8,01 8,78 10,08 56,93
19 0,31 15,87 5,68 5,68 6,40 7,39 41,01
20 0,21 10,75 4,09 4,00 4,54 5,38 28,77
21 0,15 7,68 2,77 2,89 3,20 3,82 20,36
22 0,10 5,12 1,98 1,96 2,31 2,69 14,05
23 0,07 3,58 1,32 1,40 1,56 1,94 9,80
24 0,05 2,56 0,92 0,93 1,12 1,31 6,85
25 0,03 1,54 0,66 0,65 0,74 0,94 4,53
26 0,02 1,02 0,40 0,47 0,52 0,63 3,03
27 0,01 0,51 0,26 0,28 0,37 0,44 1,87
28 0,01 0,51 0,13 0,19 0,22 0,31 1,37
29 0,01 0,51 0,13 0,09 0,15 0,19 1,07
30 0,00 0,00 0,13 0,09 0,07 0,13 0,42
T QT R1 R2 R3 R4 R5 Base
54,80 14,13 9,96 7,96 6,70 Flow Q
m³/dt/
jam mm mm mm mm mm mm m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,01 0,55 0,00 0,00 0,55
3 0,25 13,70 0,14 0,00 0,00 13,84
71
4 1,31 71,79 3,53 0,10 0,00 0,00 75,42
163,8
5 2,99 5 18,51 2,49 0,08 0,00 184,93
246,6
6 4,50 0 42,25 13,05 1,99 0,07 303,95
292,0
7 5,33 8 63,59 29,78 10,43 1,68 397,55
298,1
8 5,44 1 75,31 44,82 23,80 8,78 450,82
275,6
9 5,03 4 76,87 53,09 35,82 20,03 461,45
237,8
10 4,34 3 71,07 54,18 42,43 30,15 435,67
194,5
11 3,55 4 61,32 50,10 43,30 35,71 384,98
153,4
12 2,80 4 50,16 43,23 40,04 36,45 323,31
117,8
13 2,15 2 39,56 35,36 34,55 33,70 260,99
14 1,61 88,23 30,38 27,89 28,26 29,08 203,83
15 1,18 64,66 22,75 21,41 22,29 23,79 154,90
16 0,86 47,13 16,67 16,04 17,11 18,76 115,71
17 0,61 33,43 12,15 11,75 12,82 14,41 84,55
18 0,43 23,56 8,62 8,57 9,39 10,79 60,93
19 0,31 16,99 6,08 6,08 6,85 7,91 43,89
20 0,21 11,51 4,38 4,28 4,86 5,76 30,79
21 0,15 8,22 2,97 3,09 3,42 4,09 21,78
22 0,10 5,48 2,12 2,09 2,47 2,88 15,04
23 0,07 3,84 1,41 1,49 1,67 2,08 10,49
24 0,05 2,74 0,99 1,00 1,19 1,41 7,33
25 0,03 1,64 0,71 0,70 0,80 1,01 4,85
26 0,02 1,10 0,42 0,50 0,56 0,67 3,25
27 0,01 0,55 0,28 0,30 0,40 0,47 2,00
28 0,01 0,55 0,14 0,20 0,24 0,34 1,46
29 0,01 0,55 0,14 0,10 0,16 0,20 1,15
30 0,00 0,00 0,14 0,10 0,08 0,13 0,45
Tabel 2.20: Rekapitulasi Debit Banjir Rencana Batang Naras Dengan
Metode Snyder
T Q2 Q Q Q 25 Q 50 Q 100
72
5Tahu 10Tahu
Tahun n n Tahun Tahun Tahun
Jam m³/dt m³/dt m³/dt m³/dt m³/dt m³/dt
0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 0,33 0,38 0,42 0,47 0,51 0,55
3 8,27 9,64 10,73 11,91 12,93 13,84
4 45,09 52,52 58,45 64,88 70,47 75,42
110,5 159,0
5 6 128,78 143,32 8 172,78 184,93
181,7 261,4
6 2 211,66 235,61 6 283,99 303,95
237,6 341,9
7 9 276,85 309,39 7 371,44 397,55
269,5 387,7
8 5 313,94 356,13 9 421,33 450,82
275,9 396,9
9 0 321,33 373,02 4 431,16 461,45
260,4 374,7
10 8 303,36 360,81 5 407,08 435,67
230,1 331,1
11 6 268,06 325,80 5 359,72 384,98
193,2 278,1
12 9 225,12 278,58 1 302,10 323,31
156,0 224,5
13 3 181,72 228,16 0 243,87 260,99
121,8 175,3
14 6 141,92 180,31 3 190,46 203,83
133,2
15 92,60 107,85 138,13 4 144,74 154,90
16 69,17 80,56 104,09 99,53 108,12 115,71
17 50,55 58,87 76,60 72,73 79,01 84,55
18 36,42 42,42 55,51 52,41 56,93 60,93
19 26,24 30,56 40,09 37,75 41,01 43,89
20 18,41 21,44 28,29 26,48 28,77 30,79
21 13,02 15,17 20,02 18,74 20,36 21,78
22 8,99 10,47 13,87 12,94 14,05 15,04
23 6,27 7,30 9,73 9,02 9,80 10,49
24 4,38 5,10 6,76 6,30 6,85 7,33
25 2,90 3,38 4,53 4,12 4,53 4,85
26 1,94 2,26 3,03 2,79 3,03 3,25
73
27 1,19 1,39 1,91 1,72 1,87 2,00
28 0,87 1,02 1,39 1,26 1,37 1,46
29 0,69 0,80 1,05 0,99 1,07 1,15
30 0,27 0,32 0,46 0,39 0,42 0,45
Mak 275,9 396,9
s 0 321,33 373,02 4 431,16 461,45
500.00
450.00
400.00
350.00
Q 2 Tahun m³/dt
300.00
Q 5Tahun m³/dt
Debit (m3/dt)
Durasi (jam)
74
1.1. Koefisien Aliran (α)
0 ,7
1+0,012 A
α = 0 ,7 ..........................................
1+ 0,075 A
(5.1)
75
rt = 0,707 . R24√ tr+1
76
Rt = R + σ . μ ...........................(5.7)
Dimana :
Rt = Hujan dengan masa ulang T
R = Hujan maksimum rata – rata
σ = Standar deviasi
μ = Standar variabel untuk masa ulang T
Rt −R
σ = ...............................(5.8)
μ
77
22 tahun. Hitung besarnya standar deviasi dari data
tersebut :
Penyelesaian :
Rt −R 139−96
Makaσ ₁ = = = 21,287
μ₁ 2 , 02
Rt −R 125−96
σ₂ = = = 20,863
μ₂ 1 ,39
Jadi standar deviasi untuk data di atas :
21,287+20,863
σ =
2
78
Untuk perhitungan debit maksimum Q dari hujan harian
maksimum (R24), pada suatu daerah aliran dengan Metode
Haspers dapat dilakukan dengan prosedur perhitungan
sebagai berikut :
a. Hitung α dengan persamaan (5.1)
b. Hitung tr dengan persamaan (5.6, dimana tr = Tc
c. Hitung β dengan persamaan (5.2)
d. Hitung RT dengan persamaan (5.7)
RT adalah besarnya hujan harian maksimum dengan
masa ulang T yang dipakai untuk menghitung besarnya
debit maksimum (Q) yang juga mempunyai masa ulang
T.
e. Hitung rt dengan persamaan (5.3), (5.4), dan (5.5) yang
dipilih berdasarkan harga tr dari butir b di atas.
f. Hitung q terhadap hubungannya dengan tr
g. Kemudian harga Q = α . β . q . A
Contoh Perhitungan :
Pada suatu daerah aliran, curah hujan absolut maksimum
adalah 139 mm dan hujan maksimum rata – ratanya 96 mm
selama pengamatan 19 tahun.
Luas daerah alirah 100 km2 dan panjang sungai 10 km
dengan kemiringan rata – rata 0,001. Dengan Metode
Haspers hitung debit maksimum yang mempunyai masa
ulanhg 500 tahun.
Penyelesaian :
79
19+1
Untuk n – 19 tahun, maka T = = 20 tahun untuk R T
1
139 mm
dari Tabel 6 harga μ = 1,89
139−96
σ = = 22,75
1 ,89
Untuk T = 500 tahun, maka dari Tabel 6 harga μ = 5,13
Sehingga R500 = 96 + (22,75) . (5,13) = 212,7 mm
0 ,7
1+ 0,012(100)
α = = 0,45
1+0,075 ¿ ¿
tr = Tc = 0,1 (10)0,8 x (0,001)-0,3 = 5 jam
1
= 1 +
β
)( )
3
(
´
5+3 , 7 x 10´−04 ˟5 ( 100 ) 4
x =1 ,33
2
5 +15 12
Maka β = 0,75
5 x 212 ,7
tr = 5 jam, maka rt = = 177,25 mm
5+1
177 ,25
tr = dalam jam, maka q = = 9,85 m3/dt/km2
3 ,6 x 5
Jadi Q500 = 0,45 x 0,75 x 9,85 x
Analisis debit banjir rencana dengan metode sintetis empiris
Hasper dalam penggunaanya, metoda ini tidak mensyaratkan batasan
luas DAS, menurut Haspers besarnya debit dihitung dengan bentuk
persamaan sebagai berikut :
QT =α . β . I . A
Dimana:
80
α = Koefisien pengaliran atau run off coefisien ( tabel Mononobe)
β= Koefisien reduksi atau reduction coefisien
I = Intensitas hujan yang diperhitungkan (m3/detik/km2)
A = Luas daerah pengaliran Km2
QT = Debit banjir rencana dengan periode ulang tertentu (m3/detik)
2) Waktu konsentrasi
3)Koefisien reduksi ( β ) ⁰ ⁷⁵ ⁰ ⁷⁵
3,702 13,705 1,5 0,033 0,122 5,122 28,705 11,733 0,978 1,174 0,851
4) Menghitung r
81
Oleh karena tc = 3,702,maka r dihitung berdasarkan rumus : 2 jam < r
< 19 jam
tc∗R 24
r=
tc+1
n
(Tahun
) Rn Tc TcxRn tc +1 r = (tc * R24)/(tc+1)
1 2 3 4 5 6=4/5
2 79,9 3,702 295,79 4,702 62,907
5 93,02 3,702 344,36 4,702 73,237
10 103,56 3,702 383,38 4,702 81,535
25 114,96 3,702 425,58 4,702 90,511
50 124,85 3,702 462,19 4,702 98,297
100 133,64 3,702 494,74 4,702 105,218
5). Menghitung I
r
I=
3 ,6 x tc
n r Tc 3,6xTc I
2 62,907 3,702 13,3272 4,72
5 73,237 3,702 13,3272 5,50
10 81,535 3,702 13,3272 6,12
25 90,511 3,702 13,3272 6,79
50 98,297 3,702 13,3272 7,38
100 105,218 3,702 13,3272 7,89
Q = α x β x In x A
82
Tabel 2.21 : Debit Maksimum Metode Haspers
No Periode
Ulang
(Thn) α β I A (Km²) Q (m³/dt)
1 2 3 4 5 6 7
1 2 0,395 0,851 4,72 156,37 248,11
2 5 0,395 0,851 5,50 156,37 288,85
3 10 0,395 0,851 6,12 156,37 321,58
4 25 0,395 0,851 6,79 156,37 356,98
5 50 0,395 0,851 7,38 156,37 387,69
6 100 0,395 0,851 7,89 156,37 414,98
IT = 24 t
A = Luas daerah pengaliran ( km2 )
83
RT = Curah hujan harian maksimum periode ulang tertentu ( mm )
tc = waktu konsentrasi = waktu rambat air di sungai utama. (jam)
L
tc=
V
V = kecepatan aliran di sungai (km/jam)
( )
0.6
ΔH
V =72
L .
Data sungai Batang Naras:
Luas Cathmen Area (A) = 156,37 Km2
Panjang Sungai (L) = 26,66 Km
( ) ( )
0.6 0,6
ΔH 1000
V =72 =72 =10 ,05 km/ jam
L 26660 .
4). Waktu konsentrasi
84
L 26 ,66
tc= = =2 , 65 jam
V 10 , 055
Tabel 2.22: Intensitas Hujan (In) dan Debit (Q) Metode Mononobe
(24/
n Rn Rn/24 24/Tc Tc)^⅔ In Qn (M³/dt)
1 2 3 4 5 6 7
2 79,9 3,329 9,039 4,342 14,46 439,55
5 93,07 3,878 9,039 4,342 16,84 512,00
10 103,56 4,315 9,039 4,342 18,74 569,71
25 114,96 4,790 9,039 4,342 20,80 632,42
Rumus :
Q = α . β . q . A .......................................(3.1)
Q = Debit maksimum yang terjadi (m3/dt)
α = Koefisien aliran
85
R
β = Angka reduksi = pada daerah dan waktu yang
Rmak
sama
q = Hujan maksimum setempat di daerah alirann (m3/dt/Km2)
A = Luas daerah aliran (Km2)
86
bentuk ellips dengan sumbu panjang tidak lebih 1,5 kali
sumbu pendek.
Untuk hujan-hujan dengan lama kurang 24 jam besarnya
angka reduksi (β) masih harus dikalikan dengan presentase
dari Melchior seperti pada Tabel 2 yang berlaku untuk kota
Jakarta.
87
Dari persamaan (3.2) diperoleh β = 0,805, jadi besarnya hujan
rata-rata 0,52 x 0,805 = 0,419. Sehingga besarnya hujan rata-
rata di daerah aliran adalah 0,419 x 200 = 83,8 mm.
1000 L
Menurut Melchior Tc = ...................................(3.4)
60V
Dimana :
L = Panjang sungai (km)
V = Kecepatan rata-rata aliran (m/dt)
Tc = Menit
88
kecepatan yang didapat dari grafik ini harus dikonversikan
dengan
¿ ¿ atau 1,14 (α)0,2 = V
Sedang i dalam persamaan (3.5) adalah kemiringan rat-rata
dasar sungai dengan menganggap 0,1 dari panjang sungai
dibagian hulu tidak diperhitungkan.
∆H
i = ................................(3.6) dimana ∆H selisih
0,9L
tinggi antara titik di
0,9 L sampai titik
pengamatan
Untuk mendapatkan q ternyata tidak mudah karena telah
dinyatakan bahwa q tergantung dari Tc, sedang Tc tergantung
dari V, padahal V fungsi dari q, maka untuk hal yang
demikian mendapatkan q dicari dengan cara coba-coba.
Untuk ini Milchiar juga memberikan grafik hubungan antrara
q, F, dan Tc. Sebagai taksiran pertama harga q dapat
digunakan Tabel 3, agar supaya tidak menyimpang terlalu
jauh.
89
nF q nF q nF q
0,144 29,60 144 4,75 720 2,30
0,720 22,45 216 4,00 1080 1,85
1,440 19,90 288 3,60 1440 1,53
7,200 14,15 360 3,30 2160 1,20
14,000 11,85 432 3,05 2080 1,00
29,000 9,00 504 2,85 1320 0,70
72,000 6,25 576 2,65 5760 0,51
108,000 5,25 618 2,55 7200 0,48
90
didapat masih perlu dipertinggi lagi dengan suatu prosentase
seperti pada Tabel 4.
91
Contoh Perhitungan :
Penyelesaian :
450
i= = 0,01786 ~ 178,6 x 10-4
0 , 9(1000 x 28)
1000 x 28
Tc = = 507,2 menit = 8,45 jam
60 x 0 , 92
nF = 120 km2
92
berarti tidak sama dengan yang diambil (5 m3/dt/km2)
1000 x 28
Tc = = 512,52 menit = 8,55 jam
60 x 0 , 91
nF = 120 km2
1000 x 28
Tc = = 517,33 menit = 8,62 jam
60 x 0 , 90
nF = 120 km2
93
Untuk T = 517,33 menit, maka dari Tabel 4 peninggian
harga q adalah 8% sehingga q sekarang = 1,08 x 4,5 = 4,86
m3/dt/km2
Catatan :
Dalam perhitungan di atas bila tidak tersedia grafik Melchior
seperti gambar 3 dan gambar 4, maka perhitungan dapat
dikerjakan sebagai berikut :
a. Luas daerah aliran A dan luas ellips yang mengelilingi
daerah aliran nF dicari (diketahui).
∆H
b. i=
0.96
c. dari nF taksiran harga q seperti Tabel 3
d. hitung β dari persamaan 3.3
e. hitung V dari persamaan 3.5
f. hitung Tc dari persamaan 3.4 kemudian nyatakan
dalam jam
g. untuk hujan dengan tn < 24 jam hitung angka
indeksnya
h. dengan diketahui Tc, nF dan β maka
10 β . R ₂₄ 3
q= (m /dt/km2)
36 . Tc
94
R24 adalah besarnya curah hujan maksimum setempat
dalam 24 jam yang didapat dari data hujan di Jakarta
(200 mm).
i. Selanjutnya hitung prosentase q Tabel 4
j. Maka Q = α . q . A (m3/dt) ini untuk daerah Jakarta
k. Untuk daerah luar Jakarta Q = α . q . A R/200
Metode Melchior dikembangkan untuk menganalisis debit banjir pada
DAS berbentuk ellips yang mempunyai luas > 100 Km 2. Perhitungan
Metode Melchior ini telah lama digunakan di Indonesia. Menurut
metoda ini, formulasi debit banjir adalah sebagai berikut:
Rumus :
Q = α . β . q . A .......................................(3.1)
Q = Debit maksimum yang terjadi (m3/dt)
α = Koefisien aliran
R
β = Angka reduksi = pada daerah dan waktu yang
Rmak
sama
q = Hujan maksimum setempat di daerah alirann (m3/dt/Km2)
A = Luas daerah aliran (Km2)
95
Angka reduksi adalah perbandingan antara hujan rata-rata daerah
aliran dengan hujan maksimum yang terjadi di daerah aliran tersebut
(Point Rainfall). Ir.A.P. Melchior menentukan hubungan antara hujan
rata-rata sehari (24 jam) dengan hujan maksimum setempat sehari,
mendapatkan angka reduksi dalam persamaan sebagai berikut :
1970
F = – 3960 + 1720 β ..................................................
β−0 , 12
(3.2)
Dimana D adalah luasan yanng dibatasi oleh isyohet yang
mempunyai harga sama dengan hujan rata-rata daerah aliran. F
mempunyai hubungan dengan A yang merupakan luasan bentuk ellips
dengan sumbu panjang tidak lebih 1,5 kali sumbu pendek.
Untuk hujan-hujan dengan lama kurang 24 jam besarnya angka
reduksi (β) masih harus dikalikan dengan presentase dari Melchior
seperti pada Tabel 2 yang berlaku untuk kota Jakarta.
96
Tabel 2. Presentase Angka Reduksi untuk Hujan Kurang
dari 24 jam di Jakarta
97
Besarnya hujan maksimum setempat (point rainfall) per etmal (q)
yang dinyatakan dalam m3/dt/km2 tergantung dari waktu konsentrasi
aliran Tc.
1000 L
Menurut Melchior Tc = ...................................(3.4)
60V
Dimana :
L = Panjang sungai (km)
V = Kecepatan rata-rata aliran (m/dt)
Tc = Menit
98
dengan cara coba-coba. Untuk ini Milchiar juga memberikan grafik
hubungan antrara q, F, dan Tc. Sebagai taksiran pertama harga q dapat
digunakan Tabel 3, agar supaya tidak menyimpang terlalu jauh.
Tabel 3. Taksiran harga q terhadap nF
nF q nF q nF q
0,144 29,60 144 4,75 720 2,30
0,720 22,45 216 4,00 1080 1,85
1,440 19,90 288 3,60 1440 1,53
7,200 14,15 360 3,30 2160 1,20
14,000 11,85 432 3,05 2080 1,00
29,000 9,00 504 2,85 1320 0,70
72,000 6,25 576 2,65 5760 0,51
108,000 5,25 618 2,55 7200 0,48
99
dengan suatu prosentase seperti pada Tabel 4. Grafik Melchior
(gambar 3 dan gambar 4) pembuatannya didasarkan atas hujan 200
mm. Maka untuk hujan R, dasarnya debit q yang dihitung dengan
R
cara ini harus dikalikan dengan
200
Tabel 4. Prosentase Peninggian q
100
Pada umumnya α = 0,42 - 0,52 ambil α = 0,52
2) Menentukan β dan I
a. . Luas ellips ( F ) = ¼ π . a .b
= ¼ . π . 24 . 16
= 302 km²
b) I = 0,0375
c) Menghitung β 1
Dengan nilai F = 302 km² , β 1 dihitung dengan rumus:
1970
F= - 3960 + (1720 x β 1 ), dengan cara coba-coba
β1 −0 ,12
didapat
β 1 = 0,8041
.A5-
β1 F .1970/(β1-0,12) .1720*β1 F 0,12 .1/β1
0,7 302 3396,55 1204 640,55 0,58 1,429
0,8 302 2897,06 1376 313,06 0,68 1,250
0,81 302 2855,07 1393,2 288,27 0,69 1,235
0,805 302 2875,91 1384,6 300,51 0,685 1,242
0,804 302 2880,12 1382,88 303,00 0,684 1,244
0,8041 302 2879,70 1383,052 302,75 0,6841 1,244
101
Q = β1 x I 1 x A
Q = 0,804 x 3,54 x 156,37 = 445,05 m³/dt
5) Hitung V
V = 1,31 x (Qx I²)º·²
V == 1,31 x (445,05 x 0,0417²)º·² = 1,245 m/dt
6) Hitung t c
10 x L 10 x 26 , 66
tc =
36 x V
= 36 x 1,245
= 5,95 jam = 357 menit
7) Hitung Nilai β 2
Berdasarkan nilai F = 302 km² dan t c = 5,95 jam
Dari Lampiran 10a, Tabel persentase β 2 menurut Melchior diperoleh
β 2 = 0,61
8) Hitung β
Β = 0,8 x 0,61 = 0,49
9) Menghitung I sebenarnya ( I 2)
10 x β x R 24 10 x 0 , 49 x 200
I= = = 4,58
36 x tc 36 x 5 , 95
10) Bandingkan I coba-coba = 3,54 dan I terhitung = 4,58 m²/dt/km²
Jadi I 1 tidak sama dengan I 2
11) Coba lagi hingga I 1 sama dengan I 2 hasil akhir I = 4,88
m³/dt/km²
Icoba tc β₂ Iterhitung
β₁ (I₁) Q (m³/dt) V (m/dt) (jam) (Tabel) β (I₂)
1 2 3 4 5 6 7 8
0,49
0,8041 3,542 445,36 1,193 6,21 0,610 1 4,390
0,48
0,8041 3,965 498,55 1,220 6,07 0,602 4 4,428
102
0,48
0,8041 4,441 558,40 1,248 5,93 0,598 1 4,506
0,48
0,8041 4,439 558,15 1,248 5,93 0,597 0 4,493
0,47
0,8041 4,459 560,66 1,249 5,93 0,596 9 4,488
0,47
0,8041 4,474 562,55 1,250 5,92 0,595 9 4,488
0,47
0,8041 4,481 563,43 1,250 5,92 0,595 8 4,486
0,47
0,8041 4,484 563,81 1,251 5,92 0,595 8 4,487
0,47
0,8041 4,488 564,31 1,251 5,92 0,595 8 4,488
I
RT (mm A QT
No Periode α (mm) ) RT/200 (Km²) (m³/dt)
Ulang
(Thn)
1 2 3 4 5 6 7 8
4,75 156,3
1 2 0,52 79,9 7 0,3995 7 154,53
4,75 0,4653 156,3
2 5 0,52 93,07 7 5 7 180,00
103,5 4,75 156,3
3 10 0,52 6 7 0,5178 7 200,29
114,9 4,75 156,3
4 25 0,52 6 7 0,5748 7 222,33
5 50 0,52 124,8 4,75 0,6242 156,3 241,46
103
5 7 5 7
133,6 4,75 156,3
6 100 0,52 4 7 0,6682 7 258,46
2.6.6. Metode Weduwen
Dasar metode ini sama dengan Melchior yaitu rational dan
digambarkan dalam bentuk yang dikenal sebagai rumus Pascher.
Q=α.b.q.A
α = 0,2 + 0 ....................................(4.1)
❑
(Tc + 1)1/4
Untuk tr = 14 jam (sebagai waktu hujan terpanjang), maka
harga α = 0,60 mengingat hal ini maka sebagai batas diambil
untuk :
104
Persamaan (4.1) menyatakan adanya hubungan erat antara q
dengan tr (waktu hujan) dan tr dengan Tc. Persamaan yang
memenuhi harga β, q dan α adalah
4 ,1
α=1- ..................................(4.2)
β . q+7
Dimana :
q = 3 m3/dt/km2 untuk hujan lebat, tr besar dan β kecil
q = 34 m3/dt/km2 untuk hujan lebat, tr kecil dan β besar
105
Probability m' m Hujan
1 2 3 4
5 x Dalam 1 tahun 0,58 0,238 57
4 x Dalam 1 tahun 0,64 0,262 63
3 x Dalam 1 tahun 0,71 0,291 70
2 x Dalam 1 tahun 0,82 0,336 81
1 x Dalam 1 tahun 1,00 4,100 98
1 x Dalam 2 tahun 1,20 0,492 118
2 x Dalam 3 tahun 1,32 0,541 130
3 x Dalam 4 tahun 1,41 0,579 139
4 x Dalam 5 tahun 1,47 0,602 145
5 x Dalam 10 tahun 1,72 0,705 169
6 x Dalam 15 tahun 1,87 0,766 184
7 x Dalam 20 tahun 1,98 0,811 195
8 x Dalam 25 tahun 2,06 0,845 203
9 x Dalam 30 tahun 2,13 0,875 210
10 x Dalam 40 tahun 2,23 0,915 219
11 x Dalam 50 tahun 2,31 0,945 227
12 x Dalam 60 tahun 2,38 0,975 234
13 x Dalam 70 tahun 2,44 1,000 240
14 x Dalam 80 tahun 2,49 1,020 245
15 x Dalam 90 tahun 2,53 1,030 249
16 x Dalam 100 tahun 2,57 1,050 253
17 x Dalam 125 tahun 2,64 1,080 260
106
lamanya hujan kurang dari 12 jam maka besarnya hujan
maksimum setempat (q) dinyatakan dalam persamaan
67 ,65
q= m3/dt/km2 .......................................(4.4)
tn+1 , 45
67 ,75
q = 0,766 x atau dalam
tn+1 , 45
bentuk umumnya
67 ,75
qx = m . q70 = m x ....................................
tn+1 , 45
(4.5)
107
a. Hujan jatuh bersamaan di seluruh daerah aliran.
b. Arah turunya hujan searah dengan jalannya sungai
dengan kecepatan kira – kira sama dengan kecepatan
aliran.
3 /8
0,476 . A
Tc = tr = ......................................(4.6)
( α . β . q 2 ) .i 1/ 4
108
didapat harga q dan dari persamaan (4.2) didapat harga α.
Dari ketiga unsur ini disubstitusikan ke dalam persamaan
(4.6) akan di peroleh harga tr. Harga tr yang didapatkan harus
sama dengan tr yang ditaksir,bila tidak sama perhitungan
diulang lagi dengan taksiran tr menggunakan tr yang didapat
dari perhitungan sebelumnya, sampai diperoleh tr,
perhitungan sama dengan tr yang ditaksir.
109
a. Bila R adalah hujan maskimum “pertama” selama n taun
pengamatan, maka R70 dapat dihitung sebagai berikut :
5
.m
R70 = 6 ..........................................(4.7)
mn
b. Bila R adalah hujan maksimum “kedua” selama n tahun
pengamatan, maka R70 dapat dihitung sebagai berikut :
R
R70 = ............................................(4.8)
mn
5
. R ₁₀
R70 = 6
m₁₀
110
5
. R ₁₀
6 sehingga sekarang
m₁₀
5
. R ₁₀
6
Q50 = m50 . α . β . q . A
m₁₀
240
Contoh Perhitungan :
Penyelesaian :
1. Cara Analitis
Diambil tr = 4,5 jam (<12 jam) maka :
4 , 5+1 x 24
120+
β= 4 , 5+9 = 0,901
120+24
67 ,65
q= = 11,37
4 ,5+1 , 45
111
4 ,1
α=1- = 0,762
0,401 x 11, 37+7
3/ 8
tr = 0,476 x 24 = 4,56 jam
¿¿
Berarti tr yang didapat tidak sama dengan yang
diambil, maka diambil tr = 4,56 jam
4 , 56+1 x 24
120+
β= 4 , 56+ 9 = 0,902
120+24
67 , 65
q= = 11,256
4 ,56+1 , 45
1−4 , 1
α = 1− = 0,761
0,902 x 11,256 +7
3/ 8
tr = 0,476 x 24 = 4,565 jam
¿¿
Berarti tr yang didapat bisa dianggap sama dengan
yang diambil, jadi untuk persamaan diatas telah
diketahui : α = 0,761 , β = 0,902 dan q = 11,256
m3/dt/km2.
205
Maka R70 = = 224 mm
0.915
224
Q70 = 0,761 x 0,902 x 11,256 x 24 x =
240
173,07 m3/dt
112
Jadi Q100 = 1,050 x 172,07 = 181,72 m3/dt
2. Cara Grafis
205
R70 = = 224 m
0,915
113
Qmak = debit maksimum (m3/dt)
α = koefisien aliran permukaan
β = koefisien reduksi
I = intensitas hujan (m3/dt/km2)
A = luas daerah aliran sungai (Km2)
Koefisien aliran permukaan (α ) ditentukan dengan rumus:
4 ,1
α =1–
I +7
koefisien reduksi ( β ) ditentukan dengan rumus:
β=
120+ ( tt++19 ) xA
120+ A
Lamanya hujan (t) dalam jam ditentukan dengan rumus:
³
0,476 x A /⁸
t= ¿
( αxβxI ) /⁸ xS ¼ ¿
S = kemiringan DAS
Jika luas DAS kurang dari atau sama dengan 100 km2 dan lama hujan
kurang atau sama dengan 12 jam, maka nilai I dihitung dengan
rumus;
67 , 65
I=
t+1 , 45
Langkah langkah perhitungan debit maksimum Jakarta:
Data:
A = 156,37 km2
S = 0,0375
1). Perhitungan t coba-coba, sehingga tcoba sama dengan t hitung
114
tcoba t+1 t+9 (t+1)/(t+9) 120+A {(t+1)/(t+9)}xA β I α A^3/8 (α.β.I)^1/8 S^¼ thitung
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5,914 6,914 14,914 0,464 276,37 72,492 0,697 9,19 0,747 6,650 1,216 0,440 5,916
5,915 6,915 14,915 0,464 276,37 72,497 0,697 9,19 0,747 6,650 1,216 0,440 5,916
5,916 6,916 14,916 0,464 276,37 72,503 0,697 9,18 0,747 6,650 1,216 0,440 5,916
Qjakart Qmak
Qn a Rn Rn/240 s
1 2 3 4 5=2x4
248,6
Q2 746,90 79,9 0,333 6
289,6
Q5 746,90 93,07 0,388 4
103,5 322,2
Q10 746,90 6 0,432 9
114,9 357,7
Q25 746,90 6 0,479 6
124,8 388,5
Q50 746,90 5 0,520 4
133,6 415,9
Q100 746,90 4 0,557 0
115
C = Koefisien pengaliran
I = Intensitas hujan yaitu jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi
hujan atau volume hujan tiap satuan waktu (mm/jam)
A= Luas daerah aliran (km2)
Dalam metode Rational ini waktu hujan (tr) dianggap sama dengan
waktu konsentrasi aliran (Tc) untuk hujan dengan tr dianggap 24 jam
(hujan harian) maka metode Rational ini telah dikembangkan di
Jepang yang dikenal dengan perumusan “Rational Jepang” dalam
perumusan ini biasanya intensitas I dipakai perumusan dari
Dr.Mononobe seperti persamaan berikut :
ΔH=Beda tinggi antara titik terjauh (di hulu) dengan titik pengamatan
(km)
116
∆H
Sedang besarnyaTc tergantung dari kemiringan sungai ( ) dan
L
daerah aliran.
117
Tabel 1. Koefisien aliran dilihat dari keadaan alirannya
118
Jadi Q = 0,278 C. I . A
= 0,278 . 0,8 . 11 . 100
= 244 m3/dt
Rumus ini adalah rumus yang tertua dan yang terkenal, rumus
ini banyak digunakan untuk sungai-sungai biasa dengan DAS yang
luas dan juga untuk perencanaan drainase yang mempunyai DAS
yang kecil (Sosrodarsono.S & Takeda.K., 2003). Goldman (1986
dalam Suripin (2004), Metode Rasional dapat digunakan untuk
daerarah pengliran < 300 ha. Menurut Ponce (1989) dalam Bambang.
T (2008),Metode Rasional dapat digunakan untuk daerarah pengliran
< 2,5 km2. Departemen PU, SK SNIM-18-1989-F (1989)
menyatakan bahwa metode Rasional dapat digunakan untuk daerah
pengaliran < 5000 ha. Bentuk umum rumus Rasional adalah sebagai
berikut:
Q = 0,278 C.I.A
Dimana :
QT = debit rencana dengan periode ulang T tahun (m3/dt)
C = koefisien aliran permukaan (tanpa dimensi)
IT= Intensitas hujan dengan periode ulang T tahun (mm/jam)
A = luas daerah pengaliran (Km2)
Besarnya nilai tc dihitung dengan rumus Kirpich:
0 , 87 xL² 0,385
tc = ( )^
1000 xS
dimana:
119
tc = waktu konsentrasi (jam)
L = panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau
(km)
S = kemiringan rata-rata daerah lintasan air
Langkah-langkah perhitungan:
Data:
A = 156,37 km2
S = 0,0375
L = 26,66 km
1). Perhitungan waktu konsentrasi (tc)
0,87.L²/
L S L² 1000.S 0,87.L² 1000.S tc
1 2 3 4 5 6=5/4 (6)0,385
710,755
26,66 0,0375 6 37,5 618,357 16,490 2,94
120
3). Perhitungan debit banjir (Q)
Luas
No Periode Intensitas DAS C Debit (Q)
Ulang mm/jam Km² m³/dt
1 2 3 4 5 6
1 2 Tahun 13,507 156,37 0,70 411,00
2 25Tahun 15,733 156,37 0,70 478,75
3 10 Tahun 17,506 156,37 0,70 532,71
4 25Tahun 19,433 156,37 0,70 591,35
5 50 Tahun 21,105 156,37 0,70 642,22
6 100 Tahun 22,591 156,37 0,70 687,44
121
2.6.8 Pemilihan Debit Banjir di sungai berdasarkan data Hujan
h = 1,50 m
122
b = 60 m
Q=AxV
A = (b + m x h) x h
= (60 + 0,5 x 1,50) x 1,5
= 103,45 m2
P=b+2xh
= 60+ 2 x 1,5
= 64,81 m
91 , 5
R = = 63,354 = 1,44 m
= 1,60 m
V = K x R2/3 x I1/2
= 35 x 1,602/3 x 0,009321/2
= 35x 1,275x 0,0965
= 4,62 m/dt
Q=AxV
= 103,45 x 4,62
= 477,47 m3/dt
123
banjir rencana seratus tahun diambil nilai Q100 dari metode
Nakayasu yaitu sebesar 642,17 m3/dt.
Catatan:
Metode Weduwen digunakan untuk Luas DAS dibawah 100 Km²
Metode Rasional digunakan untuk Luas DAS dibawah 50 Km²
(5000 Ha).
124