You are on page 1of 13

MAKALAH

JIHAD DALAM BERDAKWAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sirah Nabawiyah

Dosen Pengampu : Farid Adnir, M.A.

Disusun Oleh :

Nama NIM
Annisa Rahmadani : 0403211034
Babang Prima Nugraha : 0403212049

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR (S1)

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul "Jihad Dalam Berdakwah" yang
mana hal ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sirah Nabawiyah. Sholawat
serta salam kita hadiahkan kepada nabi Muhammad Saw. karena beliau telah membimbing
ummat manusia menjadi pribadi yang beradab dan berilmu. Dalam proses penyusunan
makalah ini, penulis menyadari bahwa hasil ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa perantara
dari dosen pengampu.

Maka ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah
Sirah Nabawiyah, Ustadz Farid Adnir. Karena dengan perantara bimbingan dan pengajaran
beliau, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Jika terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan maupun
pembahasan dalam makalah ini, maka kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
oleh penulis agar dapat lebih baik lagi kedepannya, dan semoga dengan segala kelebihan
ataupun kekurangan yang ada pada makalah ini, mudah-mudahan dapat membawa berkah dan
manfaat di dunia maupun di akhirat kelak. Aamiin Ya Robbal ‘Aalamiin.

Medan, 11 Mei 2023

Penulis

(...............................)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan................................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Tiga Tahun Berdakwah Secara Sembunyi-Sembunyi ........................................ 3

B. Kaum Muslimin Yang Pertama Kali Memeluk Islam ........................................ 4

C. Perintah Sholat .................................................................................................... 7

BAB 3 PENUTUP ........................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9

B. Saran ................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jihad adalah bentuk isim mashdar dari kata jaahada-yujaahidu-jihaadan-mujahadah


Kata ini merupakan devinisi dari kata jahada-yajhadu-jahdan. Secara etimologi, jihad berarti
mencurahkan usaha, kemampuan, dan tenaga. Dengan kata lain, ia berarti bersungguh-
sungguh. Salah satu bentuk implementasi jihad dapat kita lihat dari kegiatan berdakwah.1
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.
Merupakan kenyataan bahwa Islam adalah agama yang paling banyak mempengaruhi hati dan
pikiran berbagai ras, bangsa dan suku dengan kawasan yang luas, yang di dalamnya terdapat
kemajemukan rasial dan budaya. 2

Dakwah Islam tidak dapat memutuskan hubungan dengan Nabi Muhammad SAW
sebagai rujukan untuk melakukan dakwah. Sejarah hidup dan perjuangan Nabi Muhammad
SAW merupakan contoh terbaik bagi kehidupan bermasyarakat. Nabi Muhammad SAW
dalam menyampaikan dakwah Islam menggunakan berbagai macam metode antara lain:
metode sembunyi-sembunyi, dakwah secara terang-terangan, politik pemerintah, surat-
menyurat, peperangan, pendidikan dan pengajaran agama. 3 Pada periode awal dalam
perjuangan menyiarkan Islam di Makkah, situasi yang dialami Nabi Muhammad Saw. dan
umat Islam begitu berat. Nabi Muhammad Saw. dan kaum muslimin lainnya saat itu
mendapati kenyataan bahwa mereka menanggung berbagai tekanan, penyiksaan,
pemboikotan, bahkan ancaman pembunuhan dari orang kafir Quraisy. Dalam pembahasan
makalah ini, penulis memaparkan mengenai jihad dalam berdakwah yang terdiri dari :
dakwah secara sembunyi-sembunyi, kaum muslimin yang pertama memasuki islam dan
perintah sholat.

1
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 2007) h. 660
2
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 21
3
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: al-Ikhlas, 1983), h. 151-158.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini yaitu :

1. Bagaimanakah strategi dakwah nabi Muhammad Saw. ketika berdakwah secara


sembunyi-sembunyi ?
2. Siapa sajakah kaum muslimin yang pertama kali masuk Islam ?
3. Kapankah Nabi Muhammad Saw. menerima perintah untuk melaksanakan sholat ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam pembahasan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui strategi dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. ketika
berdakwah secara sembunyi-sembunyi.
2. Untuk mengetahui siapa saja kaum muslimin yang pertama kali masuk Islam.
3. Untuk mengetahui kapan Nabi Muhammad Saw. menerima perintah untuk
melaksanakan sholat.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Tiga Tahun Berdakwah Secara Sembunyi-Sembunyi

Nabi Muhammad Saw. melakukan dakwah di Mekah dengan tujuan agar masyarakat
bangsa Arab meninggalkan kejahiliyahan yang telah dilakukan baik pada bidang agama,
moral maupun hukum sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran dari kerasullan nabi
Muhammad Saw. dan ajaran Islam yang telah disampaikan, kemudian untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun strategi yang dilaksanakan dan dilakukan oleh Nabi
Muhammad Saw. dalam menyampaikan dakwah agar tercapainya dakwah tersebut adalah
sebagai berikut : Dakwah secara sembunyi-sembunyi pada waktu nabi Muhammad Saw.
dalam menerima wahyu pertama, surat Al-Alaq ayat 1-5, Nabi tidak langsung mensyiarkan
Islam. Namun, setelah turun wahyu yang memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk
melakukan syiar Islam yaitu surat al-Mudatsir 1-7 maka mulailah Nabi Muhammad Saw.
melakukan dakwah yaitu secara sembunyi-sembunyi.

Fase ini merupakan fase dakwah dengan cara Nabi Muhammad Saw. mengajak
keluarga dan para sahabat dekatnya, seperti Siti Khadijah yang berstatus sebagai istri nabi
Muhammad Saw yang masuk Islam dihadapan suaminya. Sehingga ia merupakan orang
pertama yang masuk Islam. kemudian dilanjutkan oleh sahabatnya yaitu Ali bin Abi Thalib
yang merupakan sepupu dari nabi Muhammad Saw. yang tinggal serumah dengan beliau.
Setelah itu, barulah Zaid bin Haritshah seorang budak yang dimerdekakan oleh Khadijah
(anak angkat Nabi Muhammad Saw), Rasulullah juga bercerita kepada teman dekatnya Abu
Bakar (sahabat yang selalu setia mendampingi beliau baik suka maupun duka), ia pun
beriman tanpa keraguan.4

4
Kori Lilie Muslim, Sejarah dan Strategi Nabi Muhammad Saw. Di Mekkah, Khazanah, Jurnal
Sejarah dan Kebudayaan Islam, Vol. 9, No. 18, Juli-Desember 2019, h. 108

3
Kemudian Abu Bakar juga berdakwah kepada teman-teman dekatnya sehingga
bertambah yang masuk Islam, di antaranya adalah: Usman bin Affan bin Awwam, kemudia
Sa’ad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Abdurahman bin Auf, Abu Ubaidah bin
Jarrah dan Al Arqam bin Abil Arqam. Termasuk yang masuk Islam pada saat itu adalah
Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah pada waktu kecil). Merekalah orang-orang yang pertama
masuk Islam pada fase sembunyi-sembunyi ini yang dikenal dengan sebutan assabiquna
awwalun yaitu pemeluk Islam generasi awal. Fase dakwah yang dilakukan oleh nabi
Muhammad Saw. secara sembunyi-sembunyi ini berlansung selama lebih kurang tiga tahun.

Adapun strategi yang dilakukan oleh Muhammad dalam berdakwah selama fase
sembunyi-sembunyi ini, dilakukan mulai di rumahnya Al-Arqam bin Abil Arqam. Mengapa
di rumah Al-Arqam bin Abil Arqam dilakukannya ? Pertama, karena tempat tinggal Al-
Arqam bin Abil Arqam berada di dekat bukit Shafa tempat yang selalu ramai sehingga
aktifitas yang berjalan atau berlangsung di daerah tersebut tidak menimbulkan kecurigaan
bagi siapapun. Tentu hal ini juga menyebabkan tidak ada yang curiga terhadap orang yang
datang ke rumah Al-Arqam bin Abil Arqam dan mengadakan pertemuan di sana. Kedua, Al-
Arqam bin Abil Arqam adalah musuh Nabi Muhammad Saw. dari Bani Mahzu yang sangat
menentang dakwah yang dilakukan Nabi, sehingga mereka melakukan dakwah tepat di
jantung musuh, tentu hal ini tidak akan terduga oleh siapapun bahwa Nabi Muhammad
melakukan dakwah Islam pada tempat tersebut. Sehingga akhirnya tercapai tujuan Rasulullah
untuk menyampaikan dan memberikan pelajaran kepada para sahabat, mengajarkan Al-Quran
dan menyampaikan keimanan dan tauhid, serta beriman dengan Hari Akhir. 5

B. Kaum Muslimin Yang Pertama Kali Memeluk Islam

Sangat wajar jika pertama-tama Rasulullah menyodorkan Islam kepada orang


terdekat beliau di lingkungan keluarga dan teman. Beliau menyerukan Islam kepada orang-
orang yang dikenal dan mengenal beliau, yang diperkirakan akan menyambut positif. Beliau
mengenal obyek dakwah pertama itu sebagai orang-orang yang menyukai kebenaran dan
kebaikan sementara mereka mengenal beliau sebagai sosok yang jujur dan saleh.

5
Ibid, h. 109

4
Ajakan ini dipenuhi oleh mereka yang tidak meragukan kemuliaan Rasulullah.
Mereka sangat yakin pada keagungan dan kebenaran informasi beliau. Mereka ini dalam
sejarah Islam dikenal sebagai as-sabiqünal awwaluun (orang-orang yang pertama kali
memeluk Islam). Mereka adalah:

1. Khadijah binti Khuwailid, istri Nabi


2. Zaid bin Haritsah bin Syarahil al-Kalbi, mantan budak Nabi
3. Ali bin Abi Thalib, kemenakan Nabi yang waktu itu masih anak-anak dan diasuh oleh
beliau
4. Abu Bakar ash-Shiddiq, kawan karib Nabi.

Mereka semua menyatakan keislamannya di awal dakwah Nabi. Selanjutnya, Abu


Bakar ash-Shiddiq turun tangan dalam dakwah Islam. Abu Bakar dikenal lemah lembut,
simpatik, luwes dalam pergaulan, berakhlak mulia, serta cukup dikenal oleh masyarakat. Para
pemuka kaumnya sering mendatanginya. 6 Mereka menyukainya karena pengetahuannya,
kemampuannya berdagang dan pergaulannya yang baik. Abu Bakar mulai mengajak orang-
orang dari kabilahnya. Dipilihnya orang orang yang percaya kepadanya, yang kenal betul
dengan dirinya, dan termasuk kawan bergaulnya, Berkat dakwah Abu Bakar, masuk Islamlah
orang-orang berikut :

1. Utsman bin Affan al-Umawi; Zubair bin Awwam al-Asadi.


2. Abdurrahman bin Auf az-Zuhri.
3. Sa'ad bin Abi Waqqash az-Zuhri.
4. Thalhah bin Ubaidillah at-Taimi.

Mereka inilah yang pertama kali menyatakan keislamannya. Bahkan, mereka


merupakan kelompok pertama perintis Islam. Pada tahap berikutnya, masuk Islamlah orang-
orang lain, seperti :

1. Abu Ubaidah Amir bin Jarrah dari Bani Harits bin Fihr, lelaki yang belakangan dijuluki
"kepercayaan umat ini".
2. Abu Salamah bin Abdullah al-Makhzumi beserta istrinya, Ummu Salamah.

6
Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, penerjemah: Faris Khairul Anam, Ar-Rahiq Al-Maktum (Sirah
Nabawiyah: Sejarah Lengkap Kehidupan Nabi Muhammad Saw), (Jakarta: Qisthi Press, 2014), h. 87

5
3. Arqam bin Abil Arqam al-Makhzumi.
4. Utsman bin Mazh'un al-Jumahi dan dua saudaranya, Qudamah dan Abdullah
5. Ubaidah bin Harits bin Muththalib bin Abdu Manaf.
6. Sa'id bin Zaid al-Adawi dan istrinya, Fathimah binti Khaththab al-Adawiyah, saudara
perempuan Umar bin Khaththab.
7. Khabbab bin Arat at-Tamimi.
8. Ja'far bin Abi Thalib beserta istrinya, Asma binti Umais.
9. Khalid bin Sa'id bin Ash al-Umawi dan istrinya, Aminah binti Khalaf.
10. Amr bin Sa'id bin Ash, saudara Khalid.
11. Amr bin Sa'id bin Ash, saudara Khalid.
12. Hathib bin Harits al-Jumahi beserta istrinya, Fathimah binti Mujalli.
13. Khaththab bin Harits, saudara Hathib, beserta istrinya, Fakihah binti Yasar.
14. Ma'mar bin Harits, saudara Hathib.
15. Muththalib bin Azhar az-Zuhri beserta istrinya, Ramlah binti Abi Auf.
16. Nu'aim bin Abdullah an-Nuhâm al-Adawi.7

Mereka semua adalah keturunan Quraisy dari berbagai suku dan kabilah. Adapun
dari luar suku Quraisy, para pemeluk Islam pertama di antaranya :

1. Abdullah bin Mas'ud al-Hadzali.


2. Mas'ud bin Rabi'ah al-Qari.
3. Abdullah bin Jahsy al-Asadi dan saudaranya Abu Ahmad im Jahsy
4. Bilal bin Rabah al-Habsy
5. Shihab bin Sinan ar-Rumi
6. Ammar bin Yasir al-Ansi dan ayahnya, Yasir, serta ibunya, Sumayyah
7. Amir bin Fuhairah.8

Sedangkan pemeluk Islam pertama dari kalangan perempuan selain yang telah
disebutkan di atas, di antaranya :

1. Ummu Aiman yang punya gelar "anugerah bangsa Habasyah".


2. Ummul Fadhl Lubabah Kubra binti Harits al-Hilaliyah, istri Abbas bin Abdul Muththalib.
7
Ibid, h. 88
8
Ibid, h. 89

6
3. Asma' binti Abi Bakar ash-Shiddiq.

Mereka semua disebut as-sabiqin al-awwalin. Dari hasil penelitian, orang yang
termasuk kategori "pemeluk Islam pertama" itu mencapai 130 orang lelaki dan perempuan.
Namun, belum diketahui pasti apakah mereka seluruhnya, ataukah cuma sebagian, masuk
Islam sebelum dakwah Nabi secara terang-terangan.

C. Perintah Sholat

Wahyu pertama tentang hukum di antaranya adalah perintah shalat. Ibnu Hajar
berkata, "Dapat dipastikan bahwa Rasulullah sebelum Isra telah melakukan shalat, begitu juga
para sahabat. Namun, apakah memang ada shalat yang telah diwajibkan sebelum
diwajibkannya shalat lima waktu ? Ada yang mengatakan shalat pernah diwajibkan sebelum
terbit dan terbenamnya matahari." Harits bin Abi Usamah meriwayatkan melalui Ibnu
Luhai'ah yang sanadnya bersambung hingga Zaid bin Haritsah, menuturkan, pada awal
menerima wahyu Rasulullah didatangi oleh Malaikat Jibril yang mengajarkan cara berwudhu.
Selesai berwudhu, Rasulullah mengambil segayung air untuk membersihkan kemaluannya.
Ibnu Majah pun meriwayatkan demikian, begitu pula Barra bin Azib dan Ibnu Abbas. Di
dalam hadis riwayat Ibnu Abbas ada tambahan, "Itu adalah salah satu kewajiban yang
disyariatkan pertama kali."

Ibnu Hisyam menuturkan bahwa jika tiba waktu shalat, Rasulullah dan para sahabat
pergi ke tempat-tempat terpencil. Mereka shalat dengan sembunyi-sembunyi agar tidak
ketahuan oleh kaumnya. Suatu saat, Abu Thalib memergoki Rasulullah shalat bersama Ali.
Dia lalu menanyakan soal itu. Setelah mengetahui dengan jelas duduk perkaranya, dia
membiarkan agar mereka berdua terus melaksanakannya. Itulah ibadah yang diperintahkan
kepada orang-orang mukmin saat itu Sedangkan ibadah, perintah, dan larangan selain yang
berkaitan dengan shalat belum dikenal kala itu Wahyu yang turun kebanyakan membahas
seluk-beluk tauhid.9

9
Salim bin Ied al-Hilali, Penerjemah : Abu Ihsan Al-Atsari, Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka
Imam Asy-Syafi’i, 2010), h. 441

7
Memotivasi mereka untuk membersihkan jiwa dan berbudi pekerti mulia Melukiskan
surga dan neraka hingga seakan mereka melihat dengan mata kepala Menasihati mereka
dengan petuah yang menyentuh hati dan mengisi kekosongan jiwa. Menggiring mereka ke
suasana yang amat berbeda dengan yang mereka jumpai di tengah masyarakat saat itu.
Keadaan seperti ini berjalan hingga tiga tahun. Dakwah masih sebatas dan orang perorang.
Rasulullah belum berani menyampaikannya secara terang- terangan. Begitu pun, gelagat ini
tercium juga oleh orang-orang kafir Quraisy Islam mulai menjadi buah bibir di Mekah. Sekali
waktu, sebagian dari mereka mulai menampakkan ketidaksukaan dan permusuhan terhadap
orang-orang mukmin. Namun, mereka belum memperhatikan dengan serius, sebab Rasulullah
memang belum menyerang agama maupun sesembahan mereka. 10

10
Ibid, h. 442

8
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan materi sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi
dakwah yang dilakukan oleh nabi Muhammad Saw. ketika berdakwah di Mekkah secara
sembunyi-sembunyi yakni beliau melakukan pembelajaran mengenai Islam di rumah Al
Arqam bin Arqam karena rumah Al Arqam bin Arqam berada di sekitar bukit Safa yang
merupakan tempat yang selalu ramai, sehingga tidak akan ada yang curiga jika orang keluar
masuk ke rumah Al Arqam bin Arqam tersebut. Dalam berdakwah secara sembunyi-
sembunyi, melalui hasil penelitian terdapat 130 orang lelaki dan perempuan. Namun, belum
diketahui pasti apakah mereka seluruhnya, ataukah cuma sebagian, masuk Islam sebelum
dakwah Nabi secara terang-terangan. Dan mereka ini disebut as-sabiqin al-awwalin.

B. Saran

Terlepas dari semua ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami dengan senang
hati menerima segala banyak saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A. (2004). Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.

Muslim, K. L. (Juli-Desember 2019). Sejarah dan Strategi Nabi Muhammad Saw. Di


Mekkah. Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, Vol. 9, No. 18 , 104-112.

Salim bin Ied al-Hilali, P. :.-A. (2010). Sirah Nabawiyah. Jakarta : Pustaka Imam Asy-Syafi'i.

Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, p. :. (2014). Ar-Rahiq Al-Maktum (Sirah Nabawiyah:


Sejarah Lengkap Kehidupan Nabi Muhammad Saw). Jakarta: Qishti Press.

Shihab, Q. (2007). Wawasan Al-Qur'an . Bandung: MIzan.

Syukir, A. (1983). Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: al-Ikhlas .

10

You might also like