You are on page 1of 6

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR

(Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU


KABUPATEN JEMBER
1
Indra Nofita dan 2Syamsul Hadi
1
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember
2
Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember
email: indranofita@gmail.com dan syamsul.hadi@unmuhjember.ac.id

ABSTRACT
The purpose of this study was to compare the productivity of land based on land strata and
determine the factors that affect the farming production of red chili pepper. This research
method using descriptive method with survey techniques. The research location at Andongsari
Ambulu Jember. Data collecting techniques using direct interviews. Primary and secondary
data were analyzed by quantitative analysis, the average difference test and regression analysis
by F test, LSD test, and t test. The result of this study are : (1) The level of productivity of the
land by broad strata of business showed no difference between small and medium-scale
enterprises, medium and wide-scale efforts are significant,whereas among business scale
narrow and broad, showed no difference in significant productivity, and (2) factors that
significantly affect production of red chili pepper that are seeds, labor and education, while
the number of fertilizers, pesticides, age, and experience are not that significantly affect
production of red chili pepper.
Keywords: productivity, production, red chili
PENDAHULUAN lahan karena alokasi input kurang sesuai
Indonesia merupakan negara agraris, di anjuran. Selain itu, masih banyak faktor
mana sektor pertanian mempunyai sosial ekonomi lainnya seperti manajemen
konstribusi besar terhadap Produk Domestik usaha yang kurang menunjang terhadap
Bruto (PDB). Sektor pertanian terdiri dari peningkatan produktivitas usahatani cabai
subsektor pertanian tanaman pangan dan merah besar di Indonesia termasuk di
hortikultura, perkebunan, peternakan, Kabupaten Jember.
perikanan laut dan darat, serta kehutanan. Berdasarkan fenomena di atas, maka
Salah satu komoditas hortikultura yang tujuan peneliian ini adalah untuk mengetahui
memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia : (1) perbedaan produktivitas lahan pada
adalah cabai merah besar. Tanaman cabai usahatani cabai merah besar berdasarkan
merah besar tumbuh dengan baik di dataran strata luas lahan dan (2) faktor-faktor yang
tinggi maupun dataran rendah, terutama mempengaruhi produktivitas usahatani cabai
pada saat berbunga tidak tahan terhadap merah besar di Desa Andongsari,
hujan, karena bunga-bunganya akan mudah Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.
gugur, serta rentan kerusakan karena
perubahan iklim yang ekstrim. Terdapat METODE PENELITIAN
berbagai spesies cabai merah besar yang Penelitian dilaksanakan di Desa
telah didomestikasi, namun hanya Capsicum Andongsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten
annum L (cabai besar) dan C. frutescens L Jember. Penentuan lokasi dilakukan secara
(cabai rawit) yang memiliki potensi purposive methode atau sengaja, dengan
ekonomi. pertimbangan bahwa sebagian besar lahan
Harga input produksi cabai merah besar pertanian di daerah ini ditanami cabai merah
cukup mahal, berimplikasi terhadap besar.
lemahnya daya beli petani terhadap sejumlah Metode penelitian menggunakan
input produksi sesuai anjuran. Kondisi ini metode deskriptif dan survey. Metode
mengakibatkan penurunan produktivitas deskriptif bertujuan untuk menggambarkan

66 JSEP Vol. 8 No.3 November 2015


peristiwa secara sistematis, aktual dan akurat
dalam berbagai fakta, sifat dan hubungan APP = = =
dari berbagai fenomena yang ada. Metode Keterangan :
survei adalah cara pengumpulan data dari APP = Produktivitas cabai merah besar
sejumlah individu dalam jangka waktu TPP = Q = produksi cabai merah besar
tertentu secara bersamaan serta melakukan
X = luas lahan
wawancara langsung kepada responden. Hipotesis :
Responden penelitian adalah para Ho: Tidak ada perbedaan produktivitas
petani cabai merah besar (pemilik atau antar strata luas usaha usahatani cabai
penyewa) di Desa Andongsari, Kecamatan
merah besar
Ambulu, Kabupaten Jember pada musim Ha: Ada perbedaan tingkat produktivitas
tanam 2014-2015. Penentuan sampel terdiri antar strata luas usaha pada usahatani
dari 3 tahap. Tahap 1, menentukan secara cabai merah besar, atau µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
sengaja 3 dusun yang memiliki lahan cabai
Kriteria pengambilan keputusan :
merah besar, yaitu Dusun Krajan, Dusun
Watukebo, dan Dusun Karangtemplek. =
Tahap 2, menentukan secara sengaja petani
sampel pada masing-masing dusun terpilih
berdasarkan srata luas lahan, yaitu lahan luas
(> 1Ha), lahan sedang (0,5 – 1 Ha) dan lahan
Jika F hitung F tabel, maka dapat
sempit (< 0,5 Ha). Tahap 3, menentukan 60
orang petani sampel berdasar tahap 1 dan 2, dinyatakan bahwa perbedaan antar beberapa
disajikan pada Tabel 1. kelompok skala usaha tersebut secara
Tabel 1. Sampel Petani Berdasarkan statistik tidak signifikan. Akan tetapi,
Strata Luas Lahan apabila terbukti bahwa F hitung F tabel,
Strata Dusun maka dari uji-F tersebut dihasilkan
Luas Krajan Watu Karang- Jumlah kesimpulan yang memutuskan bahwa Ho
Lahan kebo templek ditolak. Dalam pengertian, terdapat
Sempit 15 5 8 28 perbedaan yang signifikan diantara
Sedang 12 4 6 22 kelompok-kelompok yang diperbandingkan
Luas 5 2 3 10 tersebut. Untuk mengetahui kelompok-
Jumlah 32 11 17 60 kelompok manakah yang berbeda secara
signifikan, maka perlu dilakukan pengujian
Jenis data terdiri dari dua macam, yaitu lebih lanjut. Hal ini disebabkan, pengertian
data primer dan data sekunder. Data primer secara statistik menggunakan uji F tidak
diperoleh melalui wawancara kepada petani memberikan seberapa besar derajat beda
sampel cabai merah besar berdasarkan antara rata-rata kelompok yang satu dengan
quisioner yang telah disediakan Data rata-rata kelompok lainnya dan kelompok
sekunder, dikumpulkan melalui instansi manakah yang menunjukkan perbedaan.
yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk itu, digunakan uji-LSD (“Least
Metode analisis data untuk mencapai Significance Difference” atau uji beda nyata
tujuan penelitian ini adalah : terkecil). Pengujian dilakukan dengan
1. Tujuan pertama yaitu untuk mengetahui mempergunakan rumus sebagai berikut:
perbedaan produktivitas antar strata luas =
lahan cabai merah besar, digunakan
metode uji beda rata-rata menggunakan
uji F dan uji LSD (Nazir, 1985). Untuk
mengukur besarnya produkstivitas lahan Kriteria pengambilan keputusan :
usahatani cabai merah besar digunakan
pendekatan Average Physical Product
(APP) dengan formulasi sebagai berikut:

JSEP Vol. 8 No.3 November 2015 67


Dimana : Estimasi terhadap bentuk hubungan di
k = jumlah grup (kelompok) yang atas adalah:
diperbandingkan ln ln a + b1 ln X1 + ... + b8 ln X8j + u
n = n1 + n2 …+ni = total pengamatan
v1 = derajat bebas antara grup = (k-1) Hipotesis :
v = v2 = derajat bebas dalam grup/error Ho : b1, b2, …. b8 = 0
= (n-k) Ha : b1, b2, …. b8 ≠ 0
KTAG = kuadrat tengah antar grup Persamaan fungsi produksi tersebut
KTDG = KTerror = kuadrat tengah dalam grup. kemudian diuji secara statistic sebagai
Untuk megetahui faktor-faktor yang berikut :
berpengaruh terhadap produksi usahatani 1. Uji F, formulasinya :
cabai merah besar, digunakan Fhitung =
pendeketan analisis regresi berganda
dengan asumsi bahwa bentuk hubungan Jika :
antara variabel bebas (X) dengan │Fhit│
variabel terikat (Y) merupakan fungsi
produksi Cobb-Douglas. Hubungan Keterangan :
antara variabel X dan Y tersebut secara n = jumlah observasi
matematik dirumuskan sebagai berikut k = jumlah variabel bebas
(Sutiarso, 2010): 2. Uji t, formulasinya :
= ...
thitung =
Diduga faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi adalah luas Jika :
lahan, bibit, pupuk, pestisida, tenaga
kerja dan kemampuan manajerial yang │thit│
direpresentasikan oleh umur, pendidikan
dan pengalaman. Secara matematik,
persamaan taksiran fungsi produksi HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan model regresi adalah : Perbedaan Produktivitas Antar Strata
Luas Lahan
Ŷ=a
Produktivitas lahan adalah rasio dari
Keterangan : total output dengan luas lahan yang
Ŷ = produksi usahatani cabai merah dipergunakan dalam proses produksi. Tabel 2
besar (kg) menunjukkan bahwa rata-rata produktivitas
X1 = luas lahan (ha) lahan usahatani cabai merah besar pada
X2 = jumlah bibit (tanaman) musim tanam tahun 2014 di Desa
X3 = jumlah pupuk (Rp) Andongsari, Kecamatan Ambulu sebesar
X4 = jumlah pestisida (ml) 11.263kg/ha, artinya setiap hektar lahan dapat
menghasilkan produksi sebesar 11.263 kg.
X5 = jumlah tenaga kerja (hok)
Tabel 2. Rata-Rata Produktivitas Lahan
X6 = umur (tahun)
Usahatani Cabai Merah Besar
X7 = pendidikan (tahun) di Desa Andongsari Kecamatan
X8 = pengalaman (tahun) Ambulu Tahun 2014
a = konstanta Strata Lahan Produktivitas Lahan
b = koefisien regresi variabel bebas (Kg/Ha)
Untuk memudahkan pendugaan Sempit 11.967
persamaan tersebut di atas, maka Sedang 10.691
persamaan tersebut diubah menjadi linier Luas 10.552
berganda dengan cara melogaritmakan. Rata-rata 11.263
Sumber: Data Primer, diolah Tahun 2014

68 JSEP Vol. 8 No.3 November 2015


Produktivitas lahan rata-rata yang usahatani cabai merah besar menunjukkan
dihasilkan oleh golongan petani lahan perbedaan yang tidak signifikan pada taraf
sempit paling tinggi yaitu sebesar 11.967 nyata 5% antara golongan petani sedang
kilogram per hektar jika dibandingkan dengan golongan petani luas. Tidak adanya
dengan golongan petani sedang dan petani perbedaan antar golongan tersebut
luas yaitu sebesar 10.691 kilogram per disebabkan karena jumlah input yang
hektar dan 10.552 kilogram per hektar. digunakan relatif sama dalam berusahatani
Untuk melihat perbedaan produktivitas antar cabai merah besar. Hal ini berdampak pada
strata luas lahan usahatani cabai merah besar produktivitas yang dihasilkan pada luasan
di Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu lahan luas maksimal. Akan tetapi golongan
yang menggunakan analisis uji LSD, tersaji petani sempit dan sedang menunjukkan
dalam Tabel 2. perbedaan yang secara statistik signifikan
Tabel 2. Hasil Analisis Uji Beda pada taraf uji 5%, golongan petani sempit
Produktivitas Usahatani Cabai dan luas menunjukkan perbedaan yang
Merah Besar secara statistik signifikan pada taraf 5%.
Strata Difference Signifikansi
Lahan Faktor-Faktor yang Berpengaruh
1 Sempit Terhadap Produksi Cabai Merah Besar
383,827 0,002* Faktor produksi sering pula disebut
Sedang
2 Sempit dengan korbanan produksi, karena faktor
496,311 0,006* produksi tersebut dikorbankan untuk
Luas
3 Sedang menghasilkan produksi. Macam-macam
513,813 0,787 faktor produksi atau input, berikut jumlah
Luas
Sumber: Data primer diolah (2014): dan kualitasnya perlu diketahui oleh seorang
Ket : * = signifikan pada taraf kepercayaan 95% produsen. Oleh karena itu, untuk
menghasilkan suatu produk, maka
Berdasarkan Uji LSD yang ditunjukkan diperlukan pengetahuan hubungan antara
pada Tabel 2, dapat diketahui perbandingan faktor produksi (input) dan produk (output).
produktivitas lahan antar strata luas lahan
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi
Usaha-tani Cabai Merah Besar di Desa Andongsari, Tahun 2014
Variabel Parameter Koef. Regresi T Sig

Konstanta 0,113 0,132 0,896


Bibit ( ) 0,566 5,638*** 0,000
Pupuk ( ) 0,022 0,290 0,773
Pestisida ( ) 0,051 0,632 0,530
Tenaga Kerja ( ) 0,363 2,538** 0,014
Umur ( ) -0,042 -0,299 0,766
Pendidikan ( ) 0,079 1,883* 0,065
Pengalaman ( ) 0,078 0,865 0,391
Std Error Estimasi 0,101
R Square R2 0,986
2
Adjusted R Square 0,984
R Berganda R 0,993
F-hitung 521,267***
N 60
Keterangan : * = signifikan pada taraf nyata 90%
** = signifikan pada taraf nyata 95%
*** = signifikan pada taraf nyata 95%
Sumber : Data primer diolah (2014).

JSEP Vol. 8 No.3 November 2015 69


Dalam proses produksi pertanian, factor produksi pupuk, pestisida, umur,
maka produk dapat berupa produksi dan pengalaman tidak berpengaruh
pertanian dan faktor produksi dapat berupa nyata.
lahan pertanian, tenaga kerja, manajemen, Faktor produksi bibit
dan lain-lain. berpengaruh nyata pada taraf 1%,
Faktor-faktor yang diduga berpengaruh dengan arah positif terhadap produksi
terhadap produksi cabai merah besar usahatani cabai merah besar. Artinya,
adalah luas lahan, bibit, pupuk, jika jumlah bibit bertambah sebesar 1%,
pestisida, tenaga kerja mulai dari proses maka akan meningkatkan produksi
produksi sampai panen, umur, cabai merah besar sebesar 0,566%.
pendidikan, dan pengalaman. Di dalam Dalam penelitian ini jarak tanam yang
hasil analisis terjadi gangguan digunakan petani cabai merah besar
multikolinearitas artinya terdapat sebesar 50×60 cm, dan rata-rata jumlah
korelasi yang tinggi antara variabel- bibit sebesar 25.714 tanaman/hektar.
variabel bebas dalam suatu model Menurut Balai Pengkajian Teknologi
regresi linear berganda yang Pertanian Sumatra Utara (2012), jarak
menyebabkan salah satu dari variabel tanam yang digunakan dalam
yang mempunyai korelasi yang tinggi penanaman cabai merah sebesar 60×70
tersebut harus dikeluarkan dari model. cm, dan rata-rata jumlah bibit sebesar
Sehingga faktor luas lahan dikeluarkan 20.000 tanaman/hektar. Hal ini sesuai
dari model karena faktor bibit dengan teori yaitu jumlah pohon
berpengaruh lebih besar terhadap sebagai salah satu faktor produksi yang
produksi cabai merah besar mempunyai konstribusi cukup besar
dibandingkan luas lahan. Sehaingga terhadap usahatani. Besar kecilnya
persamaan fungsi produksi usahatani produksi usahatani antara lain
cabai merah besar sebagai berikut : dipengaruhi oleh jumlah pohon yang
Y=1,12 digunakan (Yuniarto, 2008).
Tabel 3 menunjukkan hasil analisis Faktor produksi pupuk dan
regresi. Berdasarkan hasil uji F, seluruh pestisida berpengaruh positif, tetapi
faktor produksi bibit, pupuk, pestisida, tidak nyata terhadap produksi cabai
tenaga kerja, umur, pendidikan dan merah besar. Faktor produksi tenaga
pengalaman secara bersama-sama kerja berpengaruh nyata dengan arah
berpengaruh secara signifikan terhadap positif terhadap produksi pada taraf 5%.
produksi usahatani cabai merah besar. Artinya, jika jumlah tenaga kerja
Dilihat dari nilai koefisien determinasi bertambah sebesar 1%, maka akan
(R2) sebesar 0,986 menunjukkan bahwa meningkatkan produksi cabai merah
faktor produksi bibit, pupuk, pestisida, besar sebesar 0,363%. Penggunaan
tenaga kerja, umur, pendidikan dan variabel tenaga kerja pada kurva fungsi
pengalaman mampu menjelaskan produksi berada pada daerah rasional.
variasi nilai produksi cabai merah besar Artinya, petani masih berpeluang untuk
sebesar 98,6%. Hanya 1,4% yang memperoleh tambahan produksi jika
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak menambah tenaga kerja dalam proses
masuk ke dalam model, di antaranya produksi.
curah hujan dan iklim. Faktor manajemen berupa umur
Berdasarkan hasil uji-t, faktor dan pengalaman berpengaruh tidak
produksi bibit, tenaga kerja dan nyata. Faktor manajemen berupa
pendidikan berpengaruh nyata terhadap pendidikan berpengaruh nyata dengan
produksi cabai merah besar, sedangkan arah positif, pada taraf uji 10%. Artinya,

70 JSEP Vol. 8 No.3 November 2015


jika tingkat pendidikan petani Pengembangan Petani Kecil. UI-
bertambah sebesar 1%, maka produksi Press, Jakarta.
cabai merah besar meningkat sebesar
0,079%. Faktor manajemen berada pada Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani.
daerah rasional, sehingga untuk UI-Press Jakarta.
meningkatkan produksi cabai merah
besar memerlukan pengelolaan yang ------------. 2002. Teori Ekonomi
lebih baik. Produksi dengan Pokok Bahasan
Analisis Fungsi Cobb-Douglas.
KESIMPULAN Cetakan ke 3. Rajawali Pers,
1. Berdasarkan strata luas lahan, Jakarta.
menunjukkan produktivitas lahan
antara skala lahan sempit dan sedang, ------------. 2003. Agribisnis Teori dan
dan antara skala lahan sempit dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo
luas, berbeda nyata. Sedangkan Persada, Jakarta.
produktivitas lahan antara skala
usaha sedang dan luas, tidak berbeda Sutiarso, E. 2010. Analisis Regresi
nyata. Sederhana. Jurusan Sosial Ekonomi
2. Faktor-faktor yang berpengaruh Pertanian, Fakultas Pertanian,
nyata terhadap produksi cabai merah Universitas Muhammadiyah
besar yaitu jumlah bibit, tenaga Jember, Jember.
kerja, dan tingkat pendidikan,
sedangkan pupuk, pestisida, umur
dan pengalaman berpengaruh tidak
nyata terhadap produksi usahatani
cabai merah besar di Desa
Andongsari, Kecamatan Ambulu.

DAFTAR PUSTAKA
Nazir, M. 1985. Metode Penelitian,
Ghalia Indonesia, Jakarta.

Riduwan. 2005. Belajar Mudah


Penelitian Untuk Guru, Karyawan
dan Peneliti Pemula. Alfabeta,
Bandung.

Sekaran, U. 2006. Metode Penelitian


Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.

Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1981.


Metode Penelitian Survei. LP3ES,
Jakarta.

Soekartawi, Soeharjo A, Dillon JL,


Hardaker JB. 1986. Ilmu Usahatani
dan Penelitian untuk

JSEP Vol. 8 No.3 November 2015 71

You might also like