Professional Documents
Culture Documents
Sap DM Tipe Fix Leaflet
Sap DM Tipe Fix Leaflet
Oleh :
Diana Pefbrianti, S.Kep NIM 131413143107
Dina Karawati, S.Kep NIM 131413143108
Rafika Fransiska, S.Kep NIM 131413143109
Elfani Febria R, S.Kep NIM 131413143110
Titik Sugiarti, S.Kep NIM 131413143119
Yulistyorini, S.Kep NIM 131413143124
Abas Budianto, S.Kep NIM 131413143132
Oleh :
Diana Pefbrianti, S.Kep NIM 131413143107
Dina Karawati, S.Kep NIM 131413143108
Rafika Fransiska, S.Kep NIM 131413143109
Elfani Febria R, S.Kep NIM 131413143110
Titik Sugiarti, S.Kep NIM 131413143119
Yulistyorini, S.Kep NIM 131413143124
Abas Budianto, S.Kep NIM 131413143132
Flipchart
Notulen Penyaji
Fasilitator
Observer Observer
Materi
1. Definisi
Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah
gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu
keadaan gula darah yang tingginya sudah membahayakan (Setiabudi, 2008)
Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan oleh
kelompok sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap
glukosa. Insulin bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon, juga
mengendalikan jumlah glukosa dalam darah. Apabila tubuh menghasilkan terlampau
sedikit insulin atau jika sel tubuh tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah
diabetes (Setiabudi, 2008)
1) 3 hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti biasa (dengan karbohidrat yang
cukup)
2) Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air
putih tanpa gula tetap diperbolehkan
3) Diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa
4) Diberikan glukosa 1,75 gram/KgBB, dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum
dalam waktu 5 menit
5) Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam
setelah minum larutan glukosa selesai
6) Periksa glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
7) Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu
Faktor genetik dan lingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu
insiden lebih tinggi atau adanya infeksi virus (dari lingkungan) misalnya coxsackievirus
B dan streptococcus sehingga pengaruh lingkungan dipercaya mempunyai peranan
dalam terjadinya DM (Bare & Suzanne, 2002).
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan
cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan
menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan penurunan
secara otomatis
4. Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
berbagai penyakit dan diperlukan kerjasama semua pihak untuk meningkatan
pelayanan kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha,
antaranya:
b. Perencanaan Makanan.
1) Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %
2) Protein sebanyak 10 – 15 %
3) Lemak sebanyak 20 – 25 %
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut
dan kegiatan jasmani. Untuk kepentingan klinik praktis, penentuan jumlah kalori
dipakai rumus Broca yaitu Berat Badan Ideal = (TB-100)-10%, sehingga
didapatkan =
Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari BB Ideal dikali kelebihan kalori
basal yaitu untuk laki-laki 30 kkal/kg BB, dan wanita 25 kkal/kg BB, kemudian
ditambah untuk kebutuhan kalori aktivitas (10-30% untuk pekerja berat).
Koreksi status gizi (gemuk dikurangi, kurus ditambah) dan kalori untuk
menghadapi stress akut sesuai dengan kebutuhan.
c. Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang
lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit
penyerta.
Sebagai contoh olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30
menit, olehraga sedang berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga berat jogging
(Iwan S, 2010).
d. Obat Hipoglikemik :
1) Sulfonilurea
Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara :
a) Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan.
b) Menurunkan ambang sekresi insulin.
c) Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan BB normal dan
masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih. Klorpropamid
kurang dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orangtua karena
resiko hipoglikema yang berkepanjangan, demikian juga gibenklamid.
Glukuidon juga
3) Insulin
Iwan S, 2010, Askep Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin: Diabetes Melitus_
Sudoyo Aru, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, ed 4, jakarta:
Internal Publishing.
LEMBAR EVALUASI
PKRS DM TIPE 1 DI POLI ANAK
RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGA 1 JUNI 2015
f. Menjelaskan materi
secara umum pada
peserta
g. Menyampaikan tujuan
penyuluhan
Penyaji a. Memberikan penjelasan 20
tentang diabetes melitus menit
tipe 1 dengan baik
b. Memberi kesempatan
pada peserta untuk
bertanya
c. Menjawab pertanyaan
peserta dengan tepat dan
mudah di mengerti
Moderator a. Memberi kesimpulan 5 menit
tentang diabetes melitus
tipe 1
b. Mengajukan pertanyaan
pada peserta tentang
materi yang telah
disampaikan
d. Membagikan leaflet
DAFTAR PERTANYAAN PESERTA
PKRS DIABETES MELITUS TIPE 1 DI POLI ANAK
RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 1 JUNI 2015
di
tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menghadiri acara
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tentang diabetes melitus tipe 1 yang
akan dilaksanakan pada :
Hormat Kami,
Ketua Kelompok 1
Diana Pefbrianti
NIM 1314131431007
Pemeriksaan penunjang DIABETES MELITUS TIPE 1
OLEH :
Perencanaan makan KELOMPOK