You are on page 1of 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIABETES MELITUS TIPE 1


DI POLI ANAK
RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA

Oleh :
Diana Pefbrianti, S.Kep NIM 131413143107
Dina Karawati, S.Kep NIM 131413143108
Rafika Fransiska, S.Kep NIM 131413143109
Elfani Febria R, S.Kep NIM 131413143110
Titik Sugiarti, S.Kep NIM 131413143119
Yulistyorini, S.Kep NIM 131413143124
Abas Budianto, S.Kep NIM 131413143132

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIABETES MELITUS TIPE 1
DI POLI ANAK
RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA

Oleh :
Diana Pefbrianti, S.Kep NIM 131413143107
Dina Karawati, S.Kep NIM 131413143108
Rafika Fransiska, S.Kep NIM 131413143109
Elfani Febria R, S.Kep NIM 131413143110
Titik Sugiarti, S.Kep NIM 131413143119
Yulistyorini, S.Kep NIM 131413143124
Abas Budianto, S.Kep NIM 131413143132

SAP INI TELAH DISETUJUI


Tanggal, 1 Juni 2015

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Ilya Krisnana, S.Kep., Ns., M.Kep Wiwik Andayani, S.Kep.,Ns


NIP 198109282012122002 NIP 196504101993122001
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Mata Kuliah : Keperawatan Anak


Topik atau materi : Diabetes Melitus Tipe 1
Sub topik : Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 1
Sasaran : Pasien dan keluarga di Poli anak
Waktu : 07.00 – 07.30 WIB (1x30 menit)
Tempat : Poli anak

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Mampu menjelaskan tentang penyakit diabetes melitus Tipe 1
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan peserta mampu:
1) Menjelaskan definisi diabetes melitus tipe 1
2) Menjelaskan penyebab diabetes melitus tipe 1
3) Menjelaskan tanda dan gejala diabetes melitus tipe 1
4) Menjelaskan tata laksana penyakit diabetes melitus tipe 1
5) Menjelaskan komplikasi diabetes melitus tipe 1
3. Materi
1. Menjelaskan definisi diabetes melitus tipe 1
2. Menjelaskan penyebab diabetes melitus tipe 1
3. Menjelaskan tanda dan gejala diabetes melitus tipe 1
4. Menjelaskan tata laksana penyakit diabetes melitus tipe 1
5. Menjelaskan komplikasi diabetes melitus tipe 1
5. Metode
Ceramah
6. Waktu
1 x 30 menit
7. Bahan/alat yang diperlukan:
1. Flipchart
2. Leaflet
8. Persiapan
1. Menetapkan panitia HE
CE Ruang : Wiwik Andayani, S.Kep., Ns
CE Akademik : Ilya Krisnana, S.Kep., Ns., M.Kep
Penyaji : Diana Pefbrianti
Notulen : Abas Budianto
Moderator : Elfani Febria R
Observer : Dina Karawati, Rafika Fransiska
Fasilitator : Titik Sugiarti, Yulistyorini
2. Mencari materi tentang diabetes melitus tipe 1
3. Konsultasi dengan pembimbing akademik dan pembimbing klinik
4. Menetapkan waktu HE
5. Melaksanakan HE
6. Melakukan evaluasi HE
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tindakan Tindakan
Waktu
Proses Kegiatan
Kegiatan pembelajaran
peserta
5 menit Pendahulua a. Memberi salam Memperhatikan
n memperkenalkan diri dan menjawab
dengan baik salam

b. Menjelaskan materi Memperhatikan


secara umum pada serta mernspon
peserta terhadap
pembelajar

c. Menyampaikan tujuan Memperhatikan


penyuluhan
20 menit Penyajian 1. Memberikan penjelasan Memperhatikan
tentang
a. Definisi diabetes
melitus tipe 1
b. Penyebab diabetes
melitus tipe 1
c. Tanda dan gejala
diabetes melitus tipe
1
d. Tata laksana
penyakit diabetes
melitus tipe 1
e. komplikasi diabetes
melitus tipe 1
2. Memberi kesempatan Memberi
pada peserta untuk pertanyaan
bertanya
3. Menjawab pertanyaan Memperhatikan
peserta dengan tepat dan
mudah di mengerti

5 menit Penutup a. Memberi kesimpulan Memperhatikan


tentang diabetes melitus
tipe 1

b. Mengajukan pertanyaan Merenspon


pada peserta tentang pertanyaan
materi yang telah yang di berikan
disampaikan penyuluh

c. Menutup pertemuan dan Memprhatikan


memberi salam penutup dan menjawab
salam
d. Membagikan leaflet

10. Setting Tempat PKRS

Flipchart

Notulen Penyaji

Fasilitator

Peserta Peserta Peserta

Peserta Peserta Peserta

Observer Observer
Materi
1. Definisi
Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah
gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu
keadaan gula darah yang tingginya sudah membahayakan (Setiabudi, 2008)

Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan oleh
kelompok sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap
glukosa. Insulin bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon, juga
mengendalikan jumlah glukosa dalam darah. Apabila tubuh menghasilkan terlampau
sedikit insulin atau jika sel tubuh tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah
diabetes (Setiabudi, 2008)

Kriteria diagnosis DM (Sudoyo A, 2009)

1) Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl


2) Gejala klasik DM + glukosa puasa ≥ 126 mg/dl
3) Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 mg/dl

Cara pelaksanaan TTGO:

1) 3 hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti biasa (dengan karbohidrat yang
cukup)
2) Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air
putih tanpa gula tetap diperbolehkan
3) Diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa
4) Diberikan glukosa 1,75 gram/KgBB, dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum
dalam waktu 5 menit
5) Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam
setelah minum larutan glukosa selesai
6) Periksa glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
7) Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok

Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu

1) < 140 mg/dl : normal


2) 140-<200 mg/dl : toleransi glukosa terganggu
3) ≥ 200 mg/dl : diabetes
2. Etiologi (Penyebab)
Diabetes melitus tipe 1 sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun. Biasanya juga
disebut juvenille diabetes, yang ditandai dengan adanya hiperglikemia (Bare & Suzanne,
2002).

Faktor genetik dan lingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu
insiden lebih tinggi atau adanya infeksi virus (dari lingkungan) misalnya coxsackievirus
B dan streptococcus sehingga pengaruh lingkungan dipercaya mempunyai peranan
dalam terjadinya DM (Bare & Suzanne, 2002).

Virus atau mikroorganisme akan menyerang pulau – pulau langerhans


pankreas, yang membuat kehilangan produksi insulin. Dapat pula akibat respon
autoimmune, dimana antibody sendiri akan menyerang sel bata pankreas. Faktor
herediter, juga dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini (Bare &
Suzanne, 2002)

3. Manifestasi Klinis (Tanda dan gejala)


a. Poliuria
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membrane dalam sel
menyebabkan hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau hiperosmolariti
menyebabkan cairan intrasel berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan intravaskuler,
aliran darah ke ginjal meningkat sebagai akibat dari hiperosmolariti dan akibatnya
akan terjadi diuresis osmotic (po liuria).
b. Polidipsia

Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel kedalam vaskuler


menyebabkan penurunan volume intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel.
Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi
menyebabkan seseorang haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia)
Poliphagia

Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya


kadar insulin maka produksi energi menurun, penurunan energi akan
menstimulasi rasa lapar. Maka reaksi yang terjadi adalah seseorang akan lebih
banyak makan (poliphagia)

c. Penurunan berat badan

Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan
cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan
menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan penurunan
secara otomatis

d. Malaise atau kelemahan ( Bare & Suzanne, 2002)

4. Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
berbagai penyakit dan diperlukan kerjasama semua pihak untuk meningkatan
pelayanan kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha,
antaranya:

a. Pengelolaan diabetes melitus: 4 sehat 5 teratur


1. Edukasi
Agar dapat memahami pengendalian kencing manis, terutama cara menjaga
berat badan dan perawatan kaki
2. Aktivitas fisik
Melakukan aktivitas fisik untuk memperoleh hasil gula darah yang optimal
 Frekuensi 3-4 kali seminggu, selama 30 menit
 Intensitas sedang (berkeringat)
 Tipe aerobik (berlari, jalan cepat, berenang)
3. Pengaturan makan
Mengatur pola makan gizi seimbang dengan menerapkan konsep 3 J
 Jumlah makanan
 Jenis makanan
 Jadwal makanan
4. Obat/insulin
Ikuti petunjuk dokter, cek gula darah bila terjadi hipoglikemia (gemetar,
tangan dingin, pusing)
5. Cek gula darah teratur

b. Perencanaan Makanan.

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang


dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan kecukupan gizi
baik yaitu :

1) Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %

2) Protein sebanyak 10 – 15 %

3) Lemak sebanyak 20 – 25 %

Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut
dan kegiatan jasmani. Untuk kepentingan klinik praktis, penentuan jumlah kalori
dipakai rumus Broca yaitu Berat Badan Ideal = (TB-100)-10%, sehingga
didapatkan =

1) Berat badan kurang = < 90% dari BB Ideal

2) Berat badan normal = 90-110% dari BB Ideal

3) Berat badan lebih = 110-120% dari BB Ideal

4) Gemuk = > 120% dari BB Ideal.

Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari BB Ideal dikali kelebihan kalori
basal yaitu untuk laki-laki 30 kkal/kg BB, dan wanita 25 kkal/kg BB, kemudian
ditambah untuk kebutuhan kalori aktivitas (10-30% untuk pekerja berat).
Koreksi status gizi (gemuk dikurangi, kurus ditambah) dan kalori untuk
menghadapi stress akut sesuai dengan kebutuhan.

Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut diatas dibagi


dalam beberapa porsi yaitu :

1) Makanan pagi sebanyak 20%

2) Makanan siang sebanyak 30%

3) Makanan sore sebanyak 25%

4) 2-3 porsi makanan ringan sebanyak 10-15 % diantaranya. (Iwan s, 2010)

c. Latihan Jasmani

Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang
lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit
penyerta.

Sebagai contoh olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30
menit, olehraga sedang berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga berat jogging
(Iwan S, 2010).

d. Obat Hipoglikemik :
1) Sulfonilurea
Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara :
a) Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan.
b) Menurunkan ambang sekresi insulin.
c) Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan BB normal dan
masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih. Klorpropamid
kurang dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orangtua karena
resiko hipoglikema yang berkepanjangan, demikian juga gibenklamid.
Glukuidon juga

dipakai untuk pasien dengan gangguan fungsi hati atau ginjal.


2) Biguanid
Preparat yang ada dan aman dipakai yaitu metformin.Sebagai obat
tungga l dianjurkan pada pasien gemuk (imt 30) untuk pasien yang berat lebih
(IMT 27-30) dapat juga dikombinasikan dengan golongan sulfonylurea (Iwan S,
2010).

3) Insulin

DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral


dosif maksimal. Dosis insulin oral atau suntikan dimulai dengan dosis
rendah dan dinaikkan perlahan – lahan sesuai dengan hasil glukosa darah
pasien. Bila sulfonylurea atau metformin telah diterima sampai dosis
maksimal tetapi tidak tercapai sasaran glukosa darah maka dianjurkan
penggunaan kombinasi sulfonylurea dan insulin (Bare & Suzanne, 2002).

e. Penyuluhan untuk merancanakan pengelolaan sangat penting untuk mendapatkan


hasil yang maksimal. Edukator bagi pasien diabetes yaitu pendidikan dan
pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan menunjang
perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya,
yang diperlukan untuk mencapai keadaan sehat yang optimal. Penyesuaian
keadaan psikologik kualifas hidup yang lebih baik. Edukasi merupakan bagian
integral dari asuhan keperawatan diabetes (Bare & Suzanne, 2002)
5. Komplikasi

Diabetes Mellitus bila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan


komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah
kaki, saraf, dan lain-lain (Iwan S, 2010
DAFTAR PUSTAKA

Iwan S, 2010, Askep Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin: Diabetes Melitus_

Setiabudi, 2008, Referensi Kesehatan-Diabetes Melitus, Available from:


http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/diabetes-melitus/ diakses 21
Mei 2015

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal


Bedah 2, Edisi 8. Jakarta : EGC

Sudoyo Aru, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, ed 4, jakarta:
Internal Publishing.
LEMBAR EVALUASI
PKRS DM TIPE 1 DI POLI ANAK
RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGA 1 JUNI 2015

Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil


1. Kontak waktu dan 1. Peserta antusias 1. Acara dimulai tepat
tempat diberikan 2 terhadap materi waktu ( )
hari sebelum acara penyuluhan ( ) 2. Audience mengikuti
dilakukan ( ) 2. Peserta kegiatan sesuai
2. Pembuatan SAP, mendengarkan dan dengan aturan yang
leaflet dan PPT memperhatikan telah dijelaskan (
dilakukan 2 hari penyuluhan ( ) )
sebelumnya ( ) 3. Pelaksanaan 3. Peserta mampu
3. Peserta ditempat kegiatan sesuai menjawab dengan
yang telah ditentukan dengan POA ( ) benar pertanyaan
( ) 4. Pengorganisasian dari penyuluh ( )
4. Pengorganisasian berjalan sesuai
penyelenggaraan dengan job
penyuluhan sebelum description ( )
dan saat penyuluhan
dilaksanakan ( )
LEMBAR OBSERVASI
PKRS DIABETES MELITUS TIPE 1 DI POLI ANAK
RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 1 JUNI 2015

Proses Tindakan Waktu Dilakukan


Kegiatan penyuluhan Ya Tidak
Moderator e. Memberi salam 5 menit
memperkenalkan diri
dengan baik

f. Menjelaskan materi
secara umum pada
peserta

g. Menyampaikan tujuan
penyuluhan
Penyaji a. Memberikan penjelasan 20
tentang diabetes melitus menit
tipe 1 dengan baik

b. Memberi kesempatan
pada peserta untuk
bertanya

c. Menjawab pertanyaan
peserta dengan tepat dan
mudah di mengerti
Moderator a. Memberi kesimpulan 5 menit
tentang diabetes melitus
tipe 1

b. Mengajukan pertanyaan
pada peserta tentang
materi yang telah
disampaikan

c. Menutup pertemuan dan


memberi salam penutup

d. Membagikan leaflet
DAFTAR PERTANYAAN PESERTA
PKRS DIABETES MELITUS TIPE 1 DI POLI ANAK
RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 1 JUNI 2015

No NAMA PERTANYAAN JAWABAN


Kepada Yth................................................

di

tempat

Dengan hormat,
Dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menghadiri acara
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tentang diabetes melitus tipe 1 yang
akan dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Senin, 1 Juni 2015


Pukul : 07.00-07.30 WIB
Tempat : Poli Anak Lantai 2 RS Dr. Soetomo Surabaya

Atas kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,
Ketua Kelompok 1

Diana Pefbrianti
NIM 1314131431007
Pemeriksaan penunjang DIABETES MELITUS TIPE 1

1. Gejala klasik DM + glukosa plasma


sewaktu ≥ 200 mg/dl
2. Gejala klasik DM + glukosa puasa ≥ 126
mg/dl
3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200
mg/dl

OLEH :
Perencanaan makan KELOMPOK

Ervina F.S, S.Kep


Pujianti Anugrahni, S.Kep
Ray Farerius, S.Kep
Rini Perinda, S.Kep
Septa Anastasius D.P,S.Kep
Siprianus Salmon. S, S.Kep
Widyantie, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2020
PENGERTIAN PENGELOLAAN
Berat badan
menurun KENCING MANIS
Diabetes tipe 1 adalah suatu penyakit 4 SEHAT 5 TERATUR
karena tubuh tidak mampu mengendalikan
jumlah gula (glukosa) dalam aliran darah. 1. EDUKASI
Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu Cepat merasa Agar dapat memahami pengendalian
keadaan gula darah yang tingginya sudah lelah & kencing manis, terutama cara menjaga
membahayakan. mengantuk berat badan dan perawatan kaki

PENYEBAB 2. AKTIVITAS FISIK


Melakukan aktivitas fisik untuk
1. Keturunan Mudah timbul bisul / memperoleh hasil gula darah yang optimal
2. Lingkungan (virus) menyerang luka dengan  Frekuensi 3-4 kali seminggu, selama 30
pankreas sehingga menghambat kesembuhan yang menit
produksi insulin lama
3. Respon kekebalan tubuh  Intensitas sedang (berkeringat)
 Tipe aerobik (berlari, jalan cepat,
berenang)
TANDA DAN GEJALA
3. PENGATURAN MAKAN
Kesemutan
Mengatur pola makan gizi seimbang
Buang air kecil banyak dengan menerapkan konsep 3 J
(poliuri)  Jumlah makanan
 Jenis makanan
 Jadwal makanan
Makan banyak
(polifagi) 4. OBAT/INSULIN
Ikuti petunjuk dokter, cek gula darah bila
Minum banyak terjadi hipoglikemia (gemetar, tangan
(polidipsi) dingin, pusing)

5. CEK GULA DARAH TERATUR

You might also like