Professional Documents
Culture Documents
Sap DM
Sap DM
DISUSUN OLEH :
1. ERVINA, S. KEP 113063J119010
2. PUJIANTI ANUGRAHNI, S. KEP 113063J119036
3. RAY FARERIUS, S. KEP 113063J119038
4. RINI PERINDA, S. KEP 113063J119042
5. SEPTA ANASTASIUS, S. KEP 113063J119048
6. SIPRIANUS SALMON SEDA, S. KEP 113063J119050
7. WIDYANTIE, S. KEP 113063J119053
Menyetujui,
______________________ _______________________
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segala
rahmat dan karunia-Nya, maka penyusun dapat menyelesaikan tugas dalam Stase
Pediatrik yang berjudul “Satuan Acara Penyuluhan Diabetes Melitus Tipe1 di Poli
Anak Rumah Sakit Daerah Idaman Kota Banjarbaru” dapat selesai dengan tepat
waktu.
Penyusun menyadari, bahwa laporan yang berjudul “Satuan Acara
Penyuluhan Diabetes Melitus Tipe1 di Poli Anak Rumah Sakit Daerah Idaman
Kota Banjarbaru” ini, sangat jauh dari sempurna. Maka dari itu, penyusun
membutuhkan segala kritik dan saran yang membangun, agar dapat memperbaiki
makalah ini sehingga dapat menghasilkan makalah yang lebih baik dikemudian
hari.
Tim Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak orang tua masih menganggap penyakit diabetes melitus
merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor
keturunan. Padahal setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun
muda termaksud anak. Namun yang perlu kita pahami adalah kita tidak
sendiri. Menurut data WHO Indonesia menempati urutan ke empat terbesar
dalam jumlah penderita diabetes mellitus di dunia. Pada tahun 2017 yang lalu
saja terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes.
Namun pada tahun 2019, diperkirakan jumlah penderita diabetes di
Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang dimana baru 50% yang
sadar mengidap dan di antara mereka baru sekitar 30% yang datang berobat
teratur. Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes yang tidak
menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula
atau kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di
masyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya.
Diabetes melitus tipe 1 merupakan penurunan kadar insulin
(insulinopenia) yang disebabkan oleh destruksi sel-sel beta pankreas sehingga
orang DM tipe1 memerlukan insulin dari luar tubuh untuk bertahan hidup
jika tidak akan mengalami ketoasidosis, koma, dan kematian. Kurang lebih 5-
10% penderita mengalami diabetes tipe 1 yaitu diabetes yang tergantung
insulin dari luar. Pada diabetes jenis ini sel-sel beta penkreas yang dalam
keadaan normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh suatu proses
autoimun sebagai akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk
mengendalikan kadar glukosa darah.
Data menunjukan kisaran 1 dalam 1430 pada anak usia 5 tahun
sampai 1 tahun dalam 360 pada anak usia 16 tahun. Hal ini didasarkan oleh
Laporan Dinas Kesehatan kurangnya kesadaran dan pemahaman orang tua
untuk melaporkan atau memeriksa kesehatan anaknya. Sehingga angka
kejadian diabetes militus pada anak meningkat tiap tahun. Dari hal ini
kelompok kami tertarik untuk melakukan penyuluhan kesehatan pada orang
tua mengenai “Manajemen Diabetes Melitus Tipe 1” guna untuk menambah
pengetahuan orang tua mengenai tanda dan gejala serta pencegahan
terjadinya Diabetes Melitus Tipe 1.
B. Tujuan Umum
Mampu menjelaskan tentang penyakit diabetes melitus Tipe 1
C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan peserta mampu:
1) Menjelaskan definisi diabetes melitus tipe 1
2) Menjelaskan penyebab diabetes melitus tipe 1
3) Menjelaskan tanda dan gejala diabetes melitus tipe 1
4) Menjelaskan tata laksana penyakit diabetes melitus tipe 1
5) Menjelaskan komplikasi diabetes melitus tipe 1
D. Materi
1. Menjelaskan definisi diabetes melitus tipe 1
2. Menjelaskan penyebab diabetes melitus tipe 1
3. Menjelaskan tanda dan gejala diabetes melitus tipe 1
4. Menjelaskan tata laksana penyakit diabetes melitus tipe 1
5. Menjelaskan komplikasi diabetes melitus tipe 1
E. Metode
Ceramah dan tanya jawab
F. Waktu
1 x 30 menit
H. Persiapan
1. Moderator : Pujianti Anugrahni, S. Kep
2. Presentator : Siprianus Salmon Seda, S. Kep
3. Observer : Rini Perinda, S. Kep
4. Fasilitator : Ervina, S. Kep
Widyantie, S. Kep
Ray Farerius, S. Kep
Septa Anastasius, S. Kep
I. Deskripsi Peran
1) Moderator :
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menjelalaskan tujuan dari penyuluhan.
d. Menyampaikan kontrak waktu.
e. Menyebutkan materi yang akan diberikan.
f. Memimpin jalannya penyuluhan.
g. Menuliskan pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
h. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
i. Mengatur waktu penyuluhan.
j. Memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan
2) Presentator
a. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan tentang Diabetes Melitus
Tipe 1.
b. Menjelaskan materi mengenai Diabetes Melitus Tipe 1.
c. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan Diabetes Melitus Tipe 1.
3) Fasilitator
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai.
b. Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan.
c. Memotivasi orang tua dan keluarga untuk mengajukan pertanyaan
saat moderator memberikan kesempatan bertanya.
d. Meminta peserta untuk mengisi absensi diawal penyuluhan.
e. Membagikan leaflet kepada peserta diakhir penyuluhan.
f. Membagikan souvenir kepada peserta penyuluhan yang bertanya dan
dapat menjawab pertanyaan.
4) Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan sebagai bahan evaluasi
b. Mencatat jalannya kegiatan penyuluhan.
c. Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil
penyuluhan.
d. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta.
J. Setting Tempat
Keterangan
: Pasien
: CI Akademik atau CI Lahan
Moderator
: Presetator
: Observer
: Fasilitator
D. Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
berbagai penyakit dan diperlukan kerjasama semua pihak untuk
meningkatan pelayanan kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut
dilakukan berbagai usaha, antaranya:
1. Pengelolaan diabetes melitus: 4 sehat 5 teratur
a. Edukasi
Agar dapat memahami pengendalian kencing manis, terutama cara
menjaga berat badan dan perawatan kaki
b. Aktivitas fisik
Melakukan aktivitas fisik untuk memperoleh hasil gula darah yang
optimal
1) Frekuensi 3-4 kali seminggu, selama 30 menit
2) Intensitas sedang (berkeringat)
3) Tipe aerobik (berlari, jalan cepat, berenang)
c. Pengaturan makan
Mengatur pola makan gizi seimbang dengan menerapkan 3 konsep:
1) Jumlah makanan
2) Jenis makanan
3) Jadwal makanan
d. Obat/insulin
Ikuti petunjuk dokter, cek gula darah bila terjadi hipoglikemia
(gemetar, tangan dingin, pusing)
e. Cek gula darah teratur
2. Perencanaan Makanan.
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan
kecukupan gizi baik yaitu :
a) Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %
b) Protein sebanyak 10 – 15 %
c) Lemak sebanyak 20 – 25 %
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur,
stress akut dan kegiatan jasmani. Untuk kepentingan klinik praktis,
penentuan jumlah kalori dipakai rumus Broca yaitu Berat Badan Ideal =
(TB-100)-10%, sehingga didapatkan =
a) Berat badan kurang = < 90% dari BB Ideal
b) Berat badan normal = 90-110% dari BB Ideal
c) Berat badan lebih = 110-120% dari BB Ideal
d) Gemuk = > 120% dari BB Ideal.
Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari BB Ideal dikali
kelebihan kalori basal yaitu untuk laki-laki 30 kkal/kg BB, dan wanita
25 kkal/kg BB, kemudian ditambah untuk kebutuhan kalori aktivitas (10-
30% untuk pekerja berat). Koreksi status gizi (gemuk dikurangi, kurus
ditambah) dan kalori untuk menghadapi stress akut sesuai dengan
kebutuhan.
Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut
diatas dibagi dalam beberapa porsi yaitu :
a) Makanan pagi sebanyak 20%
b) Makanan siang sebanyak 30%
c) Makanan sore sebanyak 25%
d) 2-3 porsi makanan ringan sebanyak 10-15 % diantaranya. (Iwan s,
2017).
3. Latihan
Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu)
selama kurang lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan
dan kondisi penyakit penyerta.
Sebagai contoh olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa selama
30 menit, olehraga sedang berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga
berat jogging (Iwan S, 2017).
4. Obat Hipoglikemik :
1) Sulfonilurea
Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara :
a) Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan.
b) Menurunkan ambang sekresi insulin.
c) Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan BB
normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit
lebih. Klorpropamid kurang dianjurkan pada keadaan insufisiensi
renal dan orangtua karena resiko hipoglikema yang
berkepanjangan, demikian juga gibenklamid. Glukuidon juga
dipakai untuk pasien dengan gangguan fungsi hati atau ginjal.
2) Biguanid
Preparat yang ada dan aman dipakai yaitu metformin.Sebagai
obat tungga l dianjurkan pada pasien gemuk (imt 30) untuk pasien
yang berat lebih (IMT 27-30) dapat juga dikombinasikan dengan
golongan sulfonylurea (Iwan S, 2017).
3) Insulin
DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat
hipoglikemik oral dosif maksimal. Dosis insulin oral atau
suntikan dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan perlahan –
lahan sesuai dengan hasil glukosa darah pasien. Bila sulfonylurea
atau metformin telah diterima sampai dosis maksimal tetapi tidak
tercapai sasaran glukosa darah maka dianjurkan penggunaan
kombinasi sulfonylurea dan insulin (Bare & Suzanne, 2016).
4) Penyuluhan untuk merancanakan pengelolaan sangat penting untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Edukator bagi pasien
diabetes yaitu pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan
keterampilan yang bertujuan menunjang perubahan perilaku untuk
meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya, yang diperlukan
untuk mencapai keadaan sehat yang optimal. Penyesuaian keadaan
psikologik kualifas hidup yang lebih baik. Edukasi merupakan
bagian integral dari asuhan keperawatan diabetes (Bare & Suzanne,
2016)
E. Komplikasi
Diabetes Mellitus bila tidak ditangani dengan baik akan
menyebabkan komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal,
jantung, pembuluh darah kaki, saraf, dan lain-lain (Iwan S, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Iwan S, 2017, Askep Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin: Diabetes Melitus_
Sudoyo Aru, 2018, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, ed 4, jakarta:
Internal Publishing.
LEMBAR EVALUASI
PKRS DM TIPE 1 DI POLI ANAK
RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA
TANGGA 1 JUNI 2015
o Menjelaskan materi
secara umum pada
peserta
o Menyampaikan tujuan
penyuluhan
Penyaji a. Memberikan penjelasan 20
tentang diabetes melitus menit
tipe 1 dengan baik
b. Memberi kesempatan
pada peserta untuk
bertanya
c. Menjawab pertanyaan
peserta dengan tepat dan
mudah di mengerti
Moderator a. Memberi kesimpulan 5 menit
tentang diabetes melitus
tipe 1
b. Mengajukan pertanyaan
pada peserta tentang
materi yang telah
disampaikan
d. Membagikan leaflet
di
tempat
Dengan hormat,
Dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menghadiri acara
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tentang diabetes melitus tipe 1 yang
akan dilaksanakan pada :
Hormat Kami,
Ketua Kelompok 1
Diana Pefbrianti
NIM 1314131431007
Pemeriksaan penunjang
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma
sewaktu ≥ 200 mg/dl
2. Gejala klasik DM + glukosa puasa ≥ 126
mg/dl
3. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200
mg/dl
Perencanaan makan
PROMOSI KESEHATAN
RUMAH SAKIT
OLEH :
KELOMPOK 1
Makan banyak
(polifagi)
PENGERTIAN
Minum banyak
(polidipsi)
Diabetes tipe 1 adalah suatu penyakit
karena tubuh tidak mampu mengendalikan
Berat badan PENGELOLAAN
jumlah gula (glukosa) dalam aliran darah. menurun KENCING MANIS
Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu 4 SEHAT 5 TERATUR
keadaan gula darah yang tingginya sudah
Cepat merasa a. EDUKASI
membahayakan
lelah & Agar dapat memahami pengendalian
mengantuk kencing manis, terutama cara menjaga
berat badan dan perawatan kaki
b. AKTIVITAS FISIK
PENYEBAB
Melakukan aktivitas fisik untuk
1. Keturunan memperoleh hasil gula darah yang
optimal
1) Frekuensi 3-4 kali seminggu, selama 30
menit