You are on page 1of 8

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap pertama yang kelompok lakukan di dalam
proses perawatan. Pengkajian ini melalui pengkajian data demografik,
riwayat penyakit, dan pengumpulan informasi atau data – data ini diperoleh
dari wawancara dengan keluarga pasien, melakukan observasi, catatan
keperawatan, dan pemeriksaan fisik. Menurut NANDA (2018-2020)
pengkajian tanda gejala yang dapat muncul pada pasien berhubungan dengan
imaturasi pada sistem-sistem yang ada di tubuh.
Pada kasus Ny. S. pengkajian yang dilakukan oleh kelompok,
meliputi pengkajian data pre operasi, intar operasi dan post operasi
demografik yang meliputi data dari pasien Ny S. Riwayat kesehatan keluarga,
riwayat dan pemeriksaan fisik di kaji untuk mendapatkan masalah yang
sedang dialami oleh klien untuk menentukan masalah keperawatan guna
memberikan intervensi yang sesuai dengan masalah keperawatan yang
dialami oleh klien.

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA NIC-NOC 2015-2017 terdapat beberapa masalah
keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan tirodectomy.
Masalah yang ditemukan pada pre operasi adalah ansietas berhubungan
dengan kurang informasi (prosedur operasi). Masalah yang ditemukan pada
intra operatif adalah risiko syok hipovolemik dengan faktor risiko
terputusnya kontituinitas jaringan pembuluh darah akibat insisi. Masalah
yang ditemukan post operasi adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungn dengan hipersekresi di jalan napas.
Diagnosa pada preoperasi yang diangkat dalam asuhan keperawatan
pada Ny. S adalah ansietas berhubungan dengan kurang informasi (prosedur
operasi). Saat pengkajian didapatkan hasil klien mengatakan merasa takut
menghadapi operasi Pasien tampak gelisah, TTV :BP : 140/90 mmHg,P : 98
x/menit, R : 23 x/menit, SpO2 : 98 % tanpa O2.

50
51

Diagnosa pada intra operatif yang diangkat pada kasus Ny. S Resiko
syok hipovolemik dengan faktor risiko terputusnya kontituinitas jaringan
pembuluh darah akibat insisi.
Diagnosa pada post operasi yang diangkat pada kasus Ny. S adalah
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungn dengan hipersekresi di
jalan napas saat pengkajian didapatkan hasil kesadaran klien somnolen, bunyi
napas pasien ngorok (gargling), TTV : BP: 168/80 mmHg, P : 67x/menit, R :
25 x/menit, SpO2 : 99 %.

C. Intervensi
Menurut UU perawat No. 38 Th. 2014, perencanaan merupakan
semua rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
keperawatan yang diberikan kepada pasien. Perencanaan menurut Nanda
NIC-NOC 2015-2018 dilakukan perdiagnosa.
1. Masalah keperawatan pada preoperasi yang diangkat dalam asuhan
keperawatan pada Ny. S adalah ansietas berhubungan dengan kurang
informasi (prosedur operasi). Perencanaan yang dilakukan untuk
diagnosa pertama ini memiliki tujuan Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama kurng lebih 15 menit diharapkan ansietas pada
pasien dapat teratasi.Dengan kritetia hasil:).

a. Pasien dapat mengungkapkan perasaan takutnya.


b. Tampak rileks
c. Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping yang efektif.
d. Tanda-tanda vital (Respiasi dan Nadi) dalam batas normal.
Respirasi: 60-100x/menit, Nadi: 16-24x/menit.

Intervensi yang di rencanakan untuk mengatasi masalah keperawatan


tersebut adalah :

a. Kaji tingkat kecemasan dan penyebab kecemasan pada pasien.


rasional Membantu dalam identifikasi tingka kecemasan dan
penyebab cemas pada pasien..
52

b. Kaji tanda-tanda vital rasional Peningkaan tanda-tanda vital seperti


Respirasi dan nadi menunjukkan kecemasan pada pasien.
c. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut serta
kesalahan konsep tentang diagnosis.
d. Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan rasional Mengurangi
ansietas pada pasien
e. Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari
memperdebatkan tentang persepsi pasien terhadap situasi.Dapat
menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan
/ pilihan berdasarkan realita.

2. Masalah keperawatan pada Intraoperasi yang diangkat dalam asuhan


keperawatan pada Ny. S adalah Resiko syok hipovolemik dengan faktor
risiko terputusnya kontituinitas jaringan pembuluh darah akibat insisi,
Perencanaan yang dilakukan untuk diagnosa pertama ini memiliki tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama kurang lebih 2 jam
diharapkanrisiko syok hipovolemik tidak terjadi. Dengan kritetia hasil:

a. Tidak terjadi perdarahan di area insisi

b. Tanda-tanda vital dalam batas normal.

Intervensi yang di rencanakan untuk mengatasi masalah keperawatan


tersebut adalah :

a. Observasi tanda-tanda vital rasional adanya perubahan tanda-tanda


vital seperti respirasi menunjukkan kurang ventilasi yang masuk.
b. Observasi perdarahan rasional Mengetahui tingkat perdarahan yang
dialami pasien
c. Hentikan Perdarahan selama proses pembedahan rasional Mencegah
terjadinya syok hipovolemik.
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan intra vena
rasional Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan
cairan tubuh secara hebat.
53

e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian tranfusi darah rasional


Mengatasi syok hipovolemik.

3. Masalah keperawatan pada postoperasi yang diangkat dalam asuhan


keperawatan pada Ny. S adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan di jalan napas ditandai dengan bunyi napas pasien
ngorok (gargling), TTV : BP: 95/65 mmHg, P : 70 x/menit, R : 20
x/menit, SpO2 : 98 %.. Perencanaan yang dilakukan untuk diagnosa
pertama ini memiliki tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 30 menit diharapkan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
dapat teratasi dengan kriteria hasil :

a. Tidak ada suara nafas tambahan


b. Frekuensi nafas dalam batas normal ( 16 – 20 x/menit)
c. Tidak ada otot bantu pernafasan
d. Saturasi O2 : 99-100%
Intervensi yang di rencanakan untuk mengatasi masalah keperawatan
tersebut adalah :
a. Observasi Tanda-Tanda Vital dengan rasional mengetahui keadaan
umum
b. Kaji kepatenan jalan nafas dengan rasional mengetahui suaara nafas
tambahan menunjukan aktivitas secret/cairan yang dapat
meningkatkan kerja pernafasan
c. Buka Jalan nafas dengan Head-tilt Chin-Lift dengan rasional
Membantu membuka jalan nafas
d. Lakukan Suction dengan rasional membersihkan jalan nafas yang
tersumbat
e. Lakukan pemasangan ETT dengan rasional membuka jalan nafas
f. Lakukan pemasangan OPA dengan rasional membuka jalan nafas
g. Kolaborasi Pemberian oksigen dengan ventilator dengan rasional
membantu memenuhi kebutuhan oksigen
54

D. Implementasi
Implementasi merupakan suatu perwujudan dari perencanaan yang
sudah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya (Nanda NIC-NOC 2015-
2017). Berdasarkan hal tersebut penulis dalam mengelola pasien dalam
implementasi dengan masing – masing diagnosa.
1. Masalah keperawatan pertama pada preoperasi yang diangkat dalam
asuhan keperawatan pada Ny. S adalah ansietas berhubungan dengan
kurang informasi (prosedur operasi).

Jam : 09.00
a. Mengkaji tingkat kecemasan dan penyebab kecemasan pada
pasien.didapakan hasil pasien mengatakan takut menjalani
operasinya.
b. Mengkaji tanda-tanda vital, didapakan hasl:
R: 23 x/menit
P: 98 x/menit
c. Mendorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
d. Menjelaskan semua prosedur yang akan dilakukan.
e. Memberikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis.
Hindari memperdebatkan tentang persepsi pasien terhadap situasi.

2. Masalah keperawatan kedua pada preoperasi yang diangkat dalam asuhan


keperawatan pada Ny.S adalah Resiko syok hipovolemik dengan faktor
risiko terputusnya kontituinitas jaringan pembuluh darah akibat insis
Jam : 09.30
a. Mengobservasi tanda-tanda vital Hasil : Tekanan darah: 130/65
mmHg, Nadi 93x/menit Respirasi : 21x/menit, SPO2 : 99%, akral
teraba hangat.
b. Mengobservasi perdarahan selama tindakan pembedahan.
Didapatkan hasil perdarahan: ± 200 cc.
c. Menghentikan perdarahan selama proses pembedahan.
d. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan intra vena:
NaCl: 1000 cc, RL: 500 cc.
55

3. Masalah keperawatan pada post operasi yang diangkat dalam asuhan


keperawatan pada Ny. S adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan peningkaan sekresi di jalan napas ditandai dengan
bunyi napas pasien ngorok (gargling)
Jam :11.15

a. Mengkaji kesadaran pasien, didapakan hasil kesadaran pasien


somnolen
b. Mengobservasi tanda tanda vital P : 80 x/menit, R : 21x/menit, BP :
170/80mmHg.
c. Mengkaji kepatenan jalan nafas
d. Hasil: Terdapat suara nafas tambahan/ gargling.
e. Memberikan posisi head tilt chin lift.
f. Melakukan tindakan suction

E. Evaluasi
Menurut Mareelli, 2007 evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir
dari tahap – tahap proses keperawatan untuk mengetahui apakan masalah –
masalah keperawatan yang muncul pada kasus asuhan keperawatan pada
pasien teratasi atau tidak.
1. Masalah keperawatan Pada intraoperasi yang diangkat dalam asuhan
keperawatan pada Ny. S adalah ansietas berhubungan dengan kurang
informasi (prosedur operasi).
10.45
Data Subjektif : Pasien mengatakan takut menjalani operasi
Data Objektif :
- Pasien tampak gelisah
- TTV
- TD : 140/90mmHg
- P : 95x/menit
- R : 20x/menit
- T : 36,3c
56

A : Masalah belum teratasi


P: lanjutkan intervensi
a. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
b. Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan.
c. Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. Hindari
memperdebatkan tentang persepsi pasien terhadap situasi.

2. Masalah keperawatan pada intra operasi yang diangkat dalam asuhan


keperawatan pada Ny. S adalah Resiko syok hipovolemik dengan faktor
risiko terputusnya kontituinitas jaringan pembuluh darah akibat insisi.

Jam : 10.45

Data Subjekif : -
Data Objekif :
- Perdarahan sedikit ± 200 cc
- TTV :
TD: 130/65 mmHg
P: 78x/menit
R: 21x/menit
- Akral teraba hangat.
- Kulit tidak pucat.

A: Resiko syok hipovolemik tidak terjadi.


P: Hentikan intervensi

3. Masalah keperawatan pada post operasi yang diangkat dalam asuhan


keperawatan pada Ny. S adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan sekresi yang tertahan.
57

Jam :11.45
Data Subjektif : Pasien mengatakan tidak merasa sesak saat
bernapas

Data Objektif :
- Kesadaran compos mentis
- Ada reflek menelan
- Tidak ada suara napas tambahan/ gargling
- Frekuensi nafas 21x/menit
- Spo2:99%

A : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi

P : Hentikan intervensi

You might also like