Sinopsis

Seekor Harimau hendak memakan seekor kambing yang sedang terkilir kakinya. Meski tidak
bisa melarikan diri. Tetapi kambing mampu membuat siasat agar tidak menjadi santapan
harimau.
Bagaimana caranya?
Tokoh dan Karakter
Kambing
1. Gemuk
2. Wajahnya lucu
3. Banyak akal
4. Selalu tenang dalam menghadapi masalah
5. Warna bulunya merah kecoklatan dan di bagian punggungnya berwarna hitam
6. Berjenis kelamin jantan
Harimau
1. Wajahnya menyeramkan. Gigi taringnya panjang.
2. Tubuhnya besar dan kuat.
3. Sering berbuat gegabah
4. Penakut dan gampang percaya.
5. Berjenis kelamin jantan
Monyet
1. Wajahnya lucu
2. Berjenis kelamin jantan
3. Bulunya berwarna coklat
4. Sahabat yang baik
5. Berjenis kelamin jantan
6. Memiliki ekor panjang
Judul
Ngapusi Macan (Menipu Harimau)
Penulis
Zuly Kristanto

Halaman Teks Sumber Teks Sasaran Ilustrasi

1 “Mak brug,” swarane Wedhus “Mak brug,” suara Kambig Kambing jatuh
tiba ing rerungkutan. jatuh di semak-semak. terpeleset.

“Aduh sikilku,” ujare wedhus
lirih sinambi mringis kelaran.
2 Rerungkutan sing obah-obah
nuwuhake kawigatene Macan.
3 “Kae rerungkudane kok obah-
obah dhewe. Ana apa ya?”
4 Macan banjur mlaku alon-alon
kanthi sesingidan.
5 “Wah, ana Wedhus. Awake lemu
banget. Sajake enak digawe
sarapan,” ujare Macan.
6 Wedhus sing ngrasa kaancam
keslametane merga ane Macan
bingung.
“Aku kudu piye? Arep mlayu
tapi sikilku isih lara,” ujare
Wedhus.
7 Wedhus tolah-toleh lan nemu
wohjambe.
“Wah, ana jambe. Nganggo iki
aku mesthi bisa slamet,” batine
Wedhus.
8 Macan wis nemu papan singidan
sing apik.
Sedhela maneh dheweke siyap
ndekep Wedhus.
9 Wedhus ngatur siasat. Dheweke
banjur ngremus jambe. Nganti
cangkeme dadi abang.
“Wah, daging macan jebule enak
banget. Tapi, rasane kok isih
kurang, ya! Coba ana macan siji
wae. mesthi wetengku bakal
wareg.”
10 Macan kaget lan wedi krungu
“Aduh kakiku,” kata
Kambing lirih sambil
meringis kesakitan.
Semak-semak yang bergerak
menarik perhatian hariamu
“Semaknya kok gerak sendiri.
Ada apa, ya?”
Harimau berjalan perlahan
dan mengendap-endap.
“Wah, ada Kambing.
Badannya gemuk.
Kelihatannya enak buat
sarapan,” kata Harimau.
Kambing yang merasa
terancam karena keberadaan
Harimau bingung.
“Aku harus bagaimana? Ingin
lari, tapi kakiku sakit,” kata
Kambing.
Kambing menoleh mengamati Kambing mengamati
sekitar dan menemukan buah sekitar. Kambing
pinang.
“Wah, ada buah pinang.
Dengan ini aku pasti akan
selamat,” batin Kambing.
Harimau sudah menemukan
tempat yang tepat.
Sebentar lagi dia akan
menerkam Kambing.
Kambing segera mengatur
siasat. Ia memakan buah
pinang hingga mulutnya jadi
merah.
“Wah, ternyata daging
Harimau lezat sekali. Tetapi
kalau satu masih kurang, ya!
Coba ada harimau satu lagi.
pasti perutku akan kenyang.
Harimau kaget dan takut
Kambing memegangi
kakinya yang terkilir.
Semak-semak
bergerak sendiri
Harimau memandang
semak-semak yang
bergerak sendiri
dengan tatapan penuh
selidik.
Harimau berjalan ke
arah semak-semak.
Harimau gembira
setelah melihat ada
kambing di balik
semak-semak.
Kambing terlihat
bingung dan berpikir
keras agar bisa
menyelamatkan diri.
melihat ada buah
pinang.
Kambing lalu
mengambilnya.
Harimau sudah siap
untuk menerkam
kambing.
Kambing segera
melahap buah pinang
hingga mulutnya
menjadi merah. Ia
meneteskan air
liurnya yang seperti
darah.
Harimau ketakutan
 omongane wedhus.
Nalika weruh cangkeme Wedhus
rupane abang kaya getih. Macan
tansaya wedi. Dikirane Wedhus
mangan Macan tenanan.
11 Saking wedine Macan langsung
mlayu kanggo golek slamet.
Ing tengah dalan Macan ketemu
karo Kethek.
12 “Kowe mentas weruh apa? Kok
sajak keweden banget?”
“Aku mentas ketemu Wedhus
sing mangan macan.”
13 Kethek ngguyu kemekelen.
Krungu wangsulane Macan.
“Kowe kuwi wis diapusi
Wedhus. Ngono wae kok
ngandel!”
14 “Mosok?”
“Yen ora percaya ayo dakterke.” “Jika tidak percaya. Ayo
15 “Gah, kowe ngono bisa menek.
Yen mengko Wedhuse ngincer
aku piye?”
16 “Ngene wae. buntutmu ditali
karo buntutku. Dadine aku ora
bisa ninggalake kowe,”supaya
kowe percaya aku ora ninggalake meninggalkanmu.”
kowe.
“Oke.”
17 Sawise buntute Kethek lan
Macan ditali kekarone tumuju
menyang papane Wedhus maneh.
mendengar kata-kata melihat mulut
kambing. kambing.
Saat tahu mulut Kambing
berwarna merah seperti darah.
Macan semakin ketakutan.
Dikiranya Kambing makan
Harimau sungguhan.
Saking takutnya, Harimau Harimau lalu lari
lalu lari menyelamatkan diri. sekencang-
kencangnya.
Di tengah jalan Harimau
bertemu dengan Monyet. Harimau berpapasan
dengan monyet.
“Kamu baru lihat apa? Kok Monyet heran dengan
kelihatannya ketakutan wajah Harimau yang
sekali?” lelah dan ketakutan.
“Aku baru melihat Kambing Harimau menjelaskan
yang memakan harimau.” tentang yang
membuatnya
ketakutan.
Monyet tertawa terbahak- Monyet tertawa
bahak mendengar jawaban melihat jawaban
Harimau. Harimau.
“Kamu itu ditipu Kambing.
Gitu saja percaya!”
“Masak?” Harimau memasang
wajah tidak percaya
dengan kata-kata
kuantarkan.” monyet.
“Nggak mau. Kamu enak bisa Harimau masih
memanjat. Bagaimana kalau bimbang dengan
kambingnya mengincarku?” ajakan Monyet.
“Begini saja, ekormu ditali Monyet berjanji
dengan ekorku. Jadinya aku bahwa dirinya tidak
tidak bisa lari akan meninggalkan
harimau.
“Baik.”
Setelah ekor Monyet dan Monyet mengikatkan
Harimau diikat. Keduanya ekornya pada ekor
mendatangi Kambing. harimau.

Untunge Wedhus ngerti tekane
Macan lan Kethek. Dheweke
banjur gawe siasat maneh.
18 “Nah, ta, ngono Thek. Kowe
ngerti wae aku isih keluwen.
Macane gedhe. Dagine mesthi
akeh.”
19 Sing diomongke Wedhus iki
gawe Macan mlayu keweden
sinambi nyeret kethek.
Merga kurang ngati-ati. Macan
lan kethek tiba lan kecemplung
kali.
Wedhus sing weruh sesawangan
kaya ngono ngguyu cekikikan.
Untungnya Kambing tahu
kedatangan keduanya.
Kemudian kambing mengatur
siasat lagi
“Nah, gitu dong, Nyet. Kamu
tahu kalau aku masih lapar.
Harimaunya besar, pasti
dagingnya enak.”
Perkataan Kambing ini
membuat Harimau lari
ketakutan.
Karena kurang berhati-hati.
Kambing dan Monyet jatuh
ke sungai.
Kambing yang melihat
pemandangan seperti itu
tertawa cekikikan.
Keduanya berjalan
menuju
persembunyian
kambing.
Kambing mengetahui
kedua binatang itu.
Kambing kembali
menyusun siasat lagi.
Harimau lari lagi
karena takut.
Sebab, tidak berhati-
hati.
Kambing dan monyet
jatuh ke sungai.
Kambing tertawa
cekikikan melihat
yang terjadi pada
harimau dan monyet.