You are on page 1of 14

BAHAN AJAR GIZI DAN DIET

KEBUTUHAN GIZI DEWASA DAN LANSIA

JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. Keadaan Gizi Lansia

a. definisi lansia
 Manusia lanjut usia à mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Durmin (1992)
membagi lansia menjadi young elderly (65 – 74 tahun) dan older elderly (75 tahun)
 Munro dkk.,(1987) mengelompokkan older elderly ke dalam 2 bagian, yaitu usia 75 – 84
tahun dan 85 tahun
 Di Indonesia, M. Alwi Dahlan menyatakan bahwa orang dikatakan lansia jika telah
berumur di atas 60 tahun

b. kekurangan dan kelebihan gizi pada lansia

Terjadi kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab-sebab yang bersifat primer
maupaun sekunder. Sebab-sebab primer meliputi ketidaktahuan isolasi sosial, hidup seorang diri,
baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik, gangguan indrera, gangguan mental,
kemiskinan dan iatrogenik. Sebab-sebab sekunder meliputi gangguan nafsu makan/selera,
gangguan mengunyah, malabsorpsi, obat-obatan, peningkatan kebutuhan zat gizi serta
alkoholisme. Ketidaktahuan dapat dibawa sejak kecil atau disebabkan olah pendidikan yang
sangat terbatas. Isolasi sosial terjadi pada lansia yang hidup sendirian, yang kehilangan gairah
hidup dan tidak ada keinginan untuk masak.

Gangguan fisik terjai pada lansia yang mengalami hemiparese/hemiplegia, artritis dan
ganggun mata. Gangguan mental terjadi pada lansia yang dement dan mengalami depresi.
Kondisi iatrogenik dapat terjadi pada lansia yang mendapat diet lambung untuk jangka waktu
lama, hingga terjadi kekurangan vitamin C. selanjutnya gangguan selera, megunyah dan
malabsorbsi terjadi sebagi akibat penurunan fungsi alat pencernaan dan pancaindera, sebagai
akibat penyakit berat tertentu, pasca operasi, ikemik dinding perut dan sensitifitas yang
meningkat terhadap bahan makanan tertentu seperti lombok, santan, lemak dan tepung ber
’gluten’(misalnya ketan). Kebutuhan yang meningkat terjadi pada lansia yang mengalami
keseimbangan nitrogen negatif dan katabolisme protien yang terjadi pada mereka yang harus
berbaring di tempat tidur untuk jangka waktu lma dan yang mengalami panas yang tinggi.

Kondisi kekurangan gizi pada lansia dapat terbentuk KKP(kurang kalori protein) kronik,
baik ringan sedang maupun berat. Keadaan ini dapat dilihat dengan mudah melalui
penampilanumum, yakni adanya kekurusan dan rendahnya BB seorang lansia dibanding dengan
baku yang ada. Kekurangan zat gizi laing yang banyak muncul adalah defisiensi besi dalam
bentuk anemia gizi, defisiensi B1 dan B12.
Kelebihan gizi pada lansia biasanya berhubungan dengan afluency denga ngaya hidup
pada usia sekitar 50 tahun. Dengan kondisi ekonomi yang membaik dan tersedianya berbagai
makanan siap sji yang enak dan kaya energi. Utamany sumber lemak, terjadi asupan makan dan
zat-zat gizi melebihi kebutuhan tubuh. Keadaan kelbihan gizi yang dimulai pada awal usia 50
tahun-an ini akan membawa lansia pada keadaan obesitas dan dapat pula disertai dengan
munculnya berbagai penyakit metabolisme seperti diabetes mellitus dan dislipidemia. Penyakit-
penyakit tersebut akan memerlukan pengelolaan dietetik khusus yang mungkin harus dijalani
sepanjang usia yang masih tersisa.

B. Pemantauan Status Gizi Pada Lansia

Status gizi pada lansia dapat dinilai dengan cara – cara yang baku bagi berbagai tahapan
umur yakni penilaian secara langsung dan tak langsung. Penilaian secara langsungdilakukan
melaui pemeriksaan klinik, antropometrik, biokimia dan biofisik.

Di dalam melakukan pemeriksaan klinik perlu dibedakan tiga kelompok gejala yaitu:

 tanda-tanda yang dianggap mempunyai nilai dalam pemeriksaan gizi


 gejala-gejala yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut
 gejala-gejala yang tidak berhubungan dengan gizi

Tanda-tanda yang masuk ke tiga kategori dapat ditemukan di berbagai organ seperti
rambut, lidah, konjungtiva, bibir, kulit, hati, limpa dan sebagainya. Pemeriksaan antropometrik
adalah pengukuran variasi berbagai dimensi fisik dan komposisi tubuh secara umum pada
berbagai tahapan umur dan derajat kesehatan. Pemgukuran yang dilakukan meliputi berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit. Semua hasil pengukuran
tersebut harus dikontrol terhadap umur dan jenis kelami. Dalam melakukan interpretasi,
digunakan berbagai bahan baku (standard) internasional maupun nasional seperti baku WHO,
NCHC, Havard, dan sebagainya.

Perlu ditekankan disini bahwa pemeriksaan tinggi badan pada lansia dapat memberikan
nilai kesalahan yang cukup bermakna oleh karena telah terjadinya osteoporosis pada lansia yang
akan berakibat pada kompresi tulang-tulang columna vertebral. Untuk itu para ahli sepakat
bahwa sebagai gantinya tinggi badan dapat dipakai panjang rentang tangan (armspan) dalam
penentuan indeks massa tubuh (BMI) (Rabe, Thamrin, Gross, Salomons, Schultink,1995).
Ternyata korelasi koefisien antara BMI dengan BMA (body mass-armspan) cukup tinggi yaitu
0,83 dan 0,81 untuk wanita dan untuk pria dengan nilai p-0,001.

Pemeriksaan biokimia dapat dilakukan terhadap berbagai jaringan tubuh, namun yang
paling lazim, mudah dan praktis adalah darah dan urine. Zat-zat gii tertentu dapat dievaluasi
statusnya melalui pemeriksaan biokimiawi seoerti vitamin A, besi, iodium protein dan
sebagainya.Pemeriksaan biofisik dilakuakan misalnya terhadap tulang untuk menilai derajat
osteoporosis, jantung untuk kecurigaan beri-beri dan smear terhadap mukosa organ tertentu.

Penimbangan Berat Badan

a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai


peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari
0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat
badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.
b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa :

Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)

Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang dari 160 cm,
digunakan rumus :

Berat badan ideal = TB dalam cm – 100

Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang

C. Pedoman Umum Gizi Seimbang Untuk Lansia

Khusus untuk Indonesia, Departemen Kesehatan telah menerbitkan Pedman Umum Gizi
Seimbang (PUGS) (DepKes, 1995) yang berisi 13 pesan dasar gizi seimbang bagi lansia dengan
dasar PUGS dan dengan memeprtimbangkan pengurangan berbagai resiko pentyakit degenerasi
yang dihadapi para lansia.

1. Makanlah aneka ragam makanan

2. Makanlah sumber karbohidrat kompleks (serealia dan umbi)

3. Batasi minyak dan lemak secar berlebihan

4. Makanlah sumber zat besi secara bergantian antara sumber hewani dan nabati.

5. Minumlah air yang bersih, aman, dan cukup jumlahnya dan telah didihkan.

6. Kurangi konsumsi makanan jajanan dan minuman yang tinggi gula murni dan lemak.

7. Perbanyak frekuensi makanhewani laut dalam menu harian.

8. Gunakanlah garam berodium, namaun batasilah penggunaan garam secar berlebihan, kurangi
konsumsi makanan dengan pengawaet

D. Kebutuhan Gizi Pada Lansia


1. Kalori

Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia, karena metabolisme seluruh
sel dan kegiatan otot berkurang

2. Protein

Gersovitz (1982) menganjurkan asupan protein sebesar 1,0 g/kg berat badan/hari untuk
mempertahankan keseimbangan protein, Kebutuhan akan protein meningkat sebagai tanggapan
atas stress fisiologis seperti infeksi, luka baker, patah tulang dan pembedahan

3. Karbohidrat

Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sekitar 55 – 60% dari kalori total

4. Lemak

Asupan lemak dibatasi, batas maksimal 20 – 25% dari energi total. Kelebihan dan
kekurangan lemak diwujudkan dalam bentuk kadar kolesterol darah

5. Serat

Salah satu gangguan yang seringkali dikeluhkan oleh lansia adalah sembelit

Gangguan ini akan timbul manakala frekuensi pergerakan usus berkurang, yang akhirnya
memperpanjang masa transit tinja,hal ini terjadi karena kelemahan tonus otot dinding saluran
cerna akibat penuaan (kegiatan fisik berkurang) serta reduksi asupan cairan dan serat

6. Vitamin

Meskipun tampak sehat, kekurangan sebagian vitamin dan mineral tetap berlangsung pada
lansia, dianjurkan untuk meningkatkan asupan vitamin B6, B12, vitamin D dan asam folat

E. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Lansia

1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.

2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin,
asam, dan pahit.

3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.

4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.


5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.

6. Penyerapan makanan di usus menurun.

F. Sajian Lengkap Gizi Bagi Lansia

Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para usia lanjut. Orang yang berusia 70 tahun,
kebutuhan gizinya sama dengan saat berumur 50-an. Sayangnya, nafsu makan mereka cenderung
terus menurun. Karena itu, harus terus diupayakan konsumsi makanan penuh gizi. Bertambahnya
usia menyebabkan indra rasa menurun. Sebagai kompensasi, banyak orang lanjut usia (lansia)
memilih makanan yang rasanya sangat manis atau asin. Padahal, penambahan gula hanya
memberikan kalori kosong (tidak ada nilai gizinya), sedangkan garam dapat meningkatkan
tekanan darah.

Indra pencium dan penglihatan juga terganggu, sehingga mengakibatkan pemilihan makanan
yang berbau tajam atau minat terhadap makanan menurun. Perubahan emosi karena depresi dan
kesepian juga membuat nafsu makan menurun. Masalah gigi sering dialami lansia, seperti gigi
tanggal, gigi berlubang, dan gigi palsu yang tidak nyaman. Kesemuanya ini berisiko
menimbulkan kurang gizi.

Contoh Menu Lansia Dalam 1 Hari


Waktu Makan Pria (2200 kal) Wanita (1850 kal)
Nutrisi dan
1 ½ gls nasi/ pengganti 1 gls nasi/ pengganti Mineral
Yang Dapat
1 butir telur (Telur Mata 1 btr telur
Sapi)
Pagi 100 gr sayuran
100 gr sayuran (Cah
Kangkung) 1 gls susu skim

1 gls susu skim

Pukul 10.00 Snack/buah (Nagasari) Snack/buah

1 ½ gls nasi 1 gls nasi

50 gr daging/ikan/unggas 50 gr daging/ikan/unggas
(Pepes Ikan)

Siang 25 gr tempe/kacang-
kacangan (Tempe bb Tomat) 25 gr tempe/kacang-kacangan

150 gr sayuran (Sayur Asem) 150 gr sayuran

1 ptg buah (Semangka) 1 ptg buah

Snack/ buah
Pukul 17.00 Snack/ buah
(Bubur Kacang Hijau)

1 ½ gls nasi
1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas
50 gr daging/ikan/unggas
(Basho Daging)
Malam 50 gr tahu
50 gr tahu (Hot Tahu)
150 gr sayuran
150 gr sayuran (Sup Sayur)
1 ptg buah
1 ptg buah (Pisang)

Meningkatkan Sistem Imun Orang Tua


Nutrisi dan mineral-mineral yang dapat meningkatkan sistem imun orang tua antara lain
(Dickinson A, 2002) :

1. Beta-glucan.

Adalah sejenis gula kompleks (polisakarida) yang diperoleh dari dinding sel ragi roti, gandum,
jamur (maitake). Hasil beberapa studi menunjukkan bahwa beta glucan dapat mengaktifkan sel
darah putih (makrofag dan neutrofil).

2. Hormon DHEA.

Studi menggambarkan hubungan signifikan antara DHEA dengan aktivasi fungsi imun pada
kelompok orang tua yang diberikan DHEA level tinggi dan rendah. Juga wanita menopause
mengalami peningkatan fungsi imun dalam waktu 3 minggu setelah diberikan DHEA.

3. Protein: arginin dan glutamin.

Lebih efektif dalam memelihara fungsi imun tubuh dan penurunan infeksi pasca-pembedahan.
Arginin mempengaruhi fungsi sel T, penyembuhan luka, pertumbuhan tumor, dans ekresi
hormon prolaktin, insulin, growth hormon. Glutamin, asam amino semi esensial berfungsi
sebagai bahan bakar dalam merangsang limfosit dan makrofag, meningkatkan fungsi sel T dan
neutrofil.

4. Lemak

Defisiensi asam linoleat (asam lemak omega 6) menekan respons antibodi, dan kelebihan intake
asam linoleat menghilangkan fungsi sel T. Konsumsi tinggi asam lemak omega 3 dapat
menurunkan sel helper, produksi cytokine.

5. Yoghurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus dan probiotik lain.

Meningkatkan aktivitas sel darah putih sehingga menurunkan penyakit kanker, infeksi usus dan
lambung, dan beberapa reaksi alergi.

6. Mikronutrien (vitamin dan mineral).

Vitamin yang berperan penting dalam memelihara system imun tubuh orang tua adalah vitamin
A, C, D, E, B6, dan B12. Mineral yang mempengaruhi kekebalan tubuh adalah Zn, Fe, Cu, asam
folat, dan Se.
7. Zinc.

Menurunkan gejala dan lama penyakit influenza. Secara tidak langsung mempengaruhi fungsi
imun melalui peran sebagai faktor dalam pembentukan DNA, RNA, dan protein sehingga
meningkatkan pembelahan sellular. Defisiensi Zn secara langsung menurunkan produksi limfosit
T, respons limfosit T untuk stimulasi atau rangsangan, dan produksi IL-2.

8. Lycopene.

Meningkatkan konsentrasi sel Natural Killer (NK)

9. Asam Folat

Meningkatkan sistem imun pada kelompok lansia. Studi di Canada pada sekelompok hewan
tikus melalui pemberian asam folate dapat meningkatkan distribusi sel T dan respons mitogen
(pembelahan sel untuk meningkatkan respons imun). Studi terbaru menunjukkan intake asam
folat yang tinggi mungkin meningkatkan memori populasi lansia (Daniels S, 2002).

10. Vitamin E

Melindungi sel dari degenerasi yang terjadi pada proses penuaan. Studi yang dilakukan oleh
Simin Meydani, PhD. di Boston menyimpulkan bahwa vitamin E dapat membantu peningkatan
respons imun pada penduduk lanjut usia. Vitamin E adalah antioksidan yang melindungi sel dan
jaringan dari kerusakan secara bertahap akibat oksidasi yang berlebihan. Akibat penuaan pada
respons imun adalah oksidatif secara alamiah sehingga harus dimodulasi oleh vitamin E (Murray
F, 1991).

11. Vitamin C.

Meningkatkan level interferon dan aktivitas sel imun pada orang tua, meningkatkan aktivitas
limfosit dan makrofag, serta memperbaiki migrasi dan mobilitas leukosit dari serangan infeksi
virus, contohnya virus influenzae.

12. Vitamin A.

Berperan penting dalam imunitas nonspesifik melalui proses pematangan sel-sel T dan
merangsang fungsi sel T untuk melawan antigen asing, menolong mukosa membran termasuk
paruparu dari invasi mikroorganisme, menghasilkan mukus sebagai antibodi tertentu seperti:
leukosit, air, epitel, dan garam organik, serta menurunkan mortalitas campak dan diare. Beta
karoten (prekursor vitamin A) meningkatkan jumlah monosit, dan mungkin berkontribusi
terhadap sitotoksik sel T, sel B, monosit, dan makrofag. Gabungan/kombinasi vitamin A, C, dan
E secara signifikan memperbaiki jumlah dan aktivitas sel imun pada orang tua. Hal itu didukung
oleh studi yang dilakukan di Perancis terhadap penghuni panti wreda tahun 1997. Mereka yang
diberikan suplementasi multivitamin (A, C, dan E) memiliki infeksi pernapasan dan urogenital
lebih rendah daripada kelompok yang hanya diberikan plasebo.

13. Vitamin D.

Menghambat respons limfosit Th-1.

14. Kelompok Vitamin B.

Terlibat dengan enzim yang membuat konstituen sistem imun. Pada penderita anemia defisiensi
vitamin B12 mengalami penurunan sel darah putih dikaitkan dengan fungsi imun. Setelah
diberikan suplementasi vitamin B12, terdapat peningkatan jumlah sel darah putih. Defisiensi
vitamin B12 pada orang tua disebabkan oleh menurunnya produksi sel parietal yang penting bagi
absorpsi vitamin B12. Pemberian vitamin B6 (koenzim) pada orang tua dapat memperbaiki
respons limfosit yang menyerang sistem imun, berperan penting dalam produksi protein dan
asam nukleat. Defisiensi vitamin B6 menimbulkan atrofi pada jaringan limfoid sehingga merusak
fungsi limfoid dan merusak sintesis asam nukleat, serta menurunnya pembentukan antibodi dan
imunitas sellular.

Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk Lansia dalam sehari :

Menu untuk Lansia dalam sehari :

WAKTU MENU PORSI

Pagi Roti-telur-susu 1 tangkep 1 gelas

Selingan Papais 2 bungkus

Siang Nasi 1 piring

Semur 1 potong

Pepes tahu 1 bungkus


Sayur bayam 1 mangkok

Pisang 1 buah

Selingan Kolak pisang 1 mangkok

Malam Mie baso 1 mangkok

Pepaya 1 buah

G. Menu Sehat Bagi Lansia

Perencanaan Makanan untuk Lansia

1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari :
zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur
merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.

Contoh menu :

Pagi : Bubur ayam

Jam 10.00 : Roti

Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya

Jam 16.00 : Nagasari

Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang

1. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja
ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.

2. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti
santan, mentega dll.

3. Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut : Memakan makanan yang mudah dicerna, menghindari makanan yang terlalu
manis, gurih, dan goring-gorengan, bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu
kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang, makan dalam porsi kecil tetapi sering,
makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.
4. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula
untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.

5. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak,
bayam, dan sayuran hijau.

6. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang
kurangi makanan yang digoreng.

Berikut ini adalah beberapa tips perencanaan makanan untuk usia lanjut :

1. Kebutuhan kalori usia lanjut relatif lebih rendah dibandingkan ketika masih muda karena
tingkat aktivitas tubuh yang berkurang. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk usia lanjut
di Indonesia adalah 1850 kalori untuk wanita dan 2000 kalori untuk pria.

2. Kurangi konsumsi makanan tinggi kalori untuk menjaga agar berat badan tetap ideal.

3. Konsumsi karbohidrat sehari sekitar 60% dari total kalori. Makanan sumber karbohidrat
adalah nasi, roti,mie, jagung, tepung terigu, kentang pasta, ubi, singkong, dll.

4. Batasi konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula pasir, sirup, dll.

5. Dianjurkan untuk mengkonsumsi sumber protein berkualitas baik seperti susu, telur, ayam
tanpa kulit, tempe, dan tahu. Protein yang dikonsumsi sebaiknya berjumlah 15-20% dari total
kalori atau sekitar 40-74 gram sehari.

6. Kebutuhan lemak dalam sehari tidak lebih dari 25% dari total kalori atau sekitar 50 gram
sehari. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi seperti otak,
kuning telur, jerohan, daging berlemak, susu penuh (full cream), keju dan mentega.

7. Dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak nabati
atau lemak tidak jenuh, seperti tempe, tahu, minyak jagung, alpukat, dll.

8. Minum air putih 1500-2000 cc (6-8 gelas) sehari

9. Kurangi konsumsi garam, vetsin, dan makanan yang menggunakan pengawet

10. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat. Kebutuhan serat sehari untuk usia
lanjut adalah 25-30 gram. Serat banyak diperoleh dari sayuran dan buah-buahan, serta biji-bijian
seperti kacang.

11. Konsumsi cukup makanan yang mengandung kalsium, seperti susu, tempe, yogurt, dll.
Kalsium penting untuk kesehatan tulang.

12. Usahakan waktu makan teratur. Jadwal makan dapat dibuat lebih sering namun porsi kecil.
13. Pilihlah makanan yang mudah dikunyah dan mudah dicerna serta hindari makanan yang
terlalu gurih dan manis.

14. Batasi minum kopi atau the dan hindari rokok dan alkohol.

H. Langkah –langkah Hidup Sehat Untuk Lansia

Selain dari makanan untuk menjaga kesehatan, lansia juga perlu beberapa kegiatan yang harus
dilakukan seperti :

1. Olah raga yang teratur dan sesuai

Olah raga usia lanjut tidak perlu berlebihan, patokan olah raga lansia yaitu beban ringan atau
sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding.
Beberapa contoh olah raga yang sesuai dengan batasan tadi adalah jalan kaki, dengan segala
bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukut, senam
dengan faktor kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan.

2. Istirahat, tidur yang cukup

Tidur ini bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan immunitas atau kekebalan tubuh,
mempercepat proses penyembuhan penyakit, juga pada saat tidur tubuh memperbaiki jaringan
tubuh yang mengalami kerusakan. Oleh karena itu orang pada umumnya akan merasa segar
setelah istirahat.

3. Menjaga kebersihan

Lansia harus menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan, kebersihan ruangan dan juga
pakaian dimana dia tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh adalah mandi dua kali sehari,
mencuci tangan sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu, sikat gigi setelah selesai
makan, membersihkan kuku dan lubang-lubang (hidung, telinga, pusar, anus dan organ intim),
memakai alas kaki jika keluar rumah dan menggunakan pakaian yang bersih.

Sedangkan kebersihan lingkungan yakni di halaman rumah, jauh dari sampah dan genangan air.
Di dalam ruangan atau rumah bersih dari debu dan kotoran setiap hari, tutupi selalu makanan di
meja makan. Pakaian, sprei, gorden, karpet, seisi rumah termasuk kamar mandi dan WC harus
dibersihkan secara periodik. Tentu saja hal ini memerlukan bantuan dari keluarga atau orang
yang tinggal bersama Lansia.

4. Memeriksakan kesehatan secara teratur

Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci keberhasilan dari
upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang sakit, lansia dianjurakan untuk
memeriksakan kesehatannya secara berkala, agar bila ada penyakit dapat diketahui lebih dini
sehingga pengobatannya lebih mudah dan cepat dan jika ada faktor beresiko yang menyebabkan
penyakit dapat dicegah.

5. Mental dan batin tenang dan seimbang

Yakni dengan lebih dekat kepada Tuhan, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, hal ini
akan membuat lebih tenang. Lalu hindari stress, hidup yang penuh dengan tekanan yang akan
merusak kesehatan. Stress juga dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung dan sebagainya.
Senyum dan ketawa akan membuat penampilan lebih menarik dan disukai semua orang. Tertawa
membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk
menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi yang tinggi dan untuk
melemaskan otak dari kelelahan.

6. Rekreasi

Rekreasi untu menghilangkan kelelahan setelah beraktifitas selama seminggu, bisa di pantai, di
taman, atau bersantai bersama keluarga, anak dan cucu, atau teman dan tetangga.

You might also like