You are on page 1of 52

ALAMAT : Jl. Poros Wahau Kombeng RT.14 Kec.

Muara Wahau 75655


Telp (0549) 2031404, Email : pusk.muarawahau2@gmail.com
INDIKAT
OR
MUTU
PUSKES
MAS
MUARA
WAHAU
IndikatorMutuadalah:Alatukuruntuk mempresentasikan bahwa se
Mutu Pelayanan Kesehatan adalah: Pelayanan kesehatan yang se

2
3
1 Kepatuhan Kebersihan
Tangan (KKT)

2 Kepatuhan Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD)

Indikator 3 Kepatuhan Identifikasi Pasien


Nasional
Mutu 4 Keberhasilan Pengobatan Pasien
(INM) TB Semua Kasus Sensitif Obat (SO)

5 Ibu Hamil yang mendapatkan


pelayanan ANC Sesuai
Standar

6 Kepuasan Pasien
PROFIL INDIKATOR
KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN
1 Judul Indikator : Kepatuhan Kebersihan Tangan
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan seluruh
pemberi pelayanan dalam melakukan
kebersihan tangan sesuai dengan ketentuan WHO
3 Dimensi Mutu : Keselamatan
4 Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan agar
dapat menjamin keselamatan petugas dan pasien/pengguna
layanan dengan cara mengurangi
risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
5 Definisi Operasional : 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan
tampak kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs)
dengan kandungan alkohol 60-80% bila tangan tidak
tampak kotor.
2. Kebersihan tangan yang dilakukan dengan benar
adalah kebersihan tangan sesuai indikasi dan langkah
kebersihan tangan sesuai rekomendasi WHO.
3. Indikasi adalah alasan mengapa kebersihan tangan
dilakukan pada saat tertentu sebagai upaya untuk
menghentikan penularan mikroba selama perawatan.
4. Lima indikasi (five moment) kebersihan tangan terdiri
dari:
a. Sebelum kontak dengan pasien yaitu sebelum
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu setelah
menyentuh tubuh/permukaan tubuh pasien.
c. Sebelum melakukan prosedur aseptik yaitu
kebersihan tangan yang dilakukan sebelum
melakukan tindakan steril atau aseptik, seperti:
pemasangan intra vena kateter (infus),
perawatan luka, pemasangan kateter urin,
suctioning, pemberian suntikan dan lain-lain.
d. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien seperti muntah, darah, nanah, urin,
feses, produksi drain, setelah melepas sarung
tangan steril dan setelah melepas APD.
e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
yaitu melakukan kebersihan tangan setelah
tangan petugas menyentuh permukaan, sarana
prasarana, dan alat kesehatan yang ada di
lingkungan pasien, seperti: menyentuh tempat
tidur pasien, linen yang terpasang di tempat
tidur, alat- alat di sekitar pasien atau peralatan
lain yang digunakan pasien.
5. Peluang adalah periode di antara indikasi di mana
tangan terpapar kuman setelah menyentuh permukaan
(lingkungan atau pasien) atau tangan menyentuh zat
yang terdapat pada permukaan.
6. Tindakan kebersihan tangan yang dilakukan adalah
kebersihan tangan yang dilakukan sesuai peluang yang
diindikasikan.
7. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
kesehatan.
8. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan adalah
penilaian kepatuhan pemberi pelayanan yang
melakukan kebersihan tangan dengan benar.
9. Observer adalah orang yang melakukan observasi
atau penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang
telah ditentukan.
10. Periode observasi adalah kurun waktu yang digunakan
untuk mendapatkan minimal 200 peluang kebersihan
tangan di setiap unit atau Puskesmas sesuai dengan
waktu yang ditentukan untuk melakukan observasi
dalam satu bulan.
11. Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
observasi maksimal 20 menit (rerata 10 menit).
12. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi adalah
jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam satu
periode observasi.
13. Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi pada
waktu observasi tidak boleh lebih dari 3 orang agar
dapat mencatat semua indikasi kegiatan yang
dilakukan.

6 Jenis Indikator : Proses


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator (Pembilang) : Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
9 Denominator (Penyebut) : Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode observasi
10 Target Pencapaian : ≥ 85%
11 Kriteria: : Kriteria inklusi : seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi
pelayanan terindikasi harus melakukan kebersihan tangan.

Kriteria ekslusi : tidak ada

12 Formula : Jumlah tindakan kebersihan tangan yang


dilakukan
x 100%
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode
observasi
13 Metode Pengumpulan : Observasi
Data
14 Sumber Data : Hasil observasi
15 Instrumen Pengambilan : Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Data
16 Besar Sampel : Minimal 200 Peluang
17 Cara Pengambilan : Non probability Sampling – Consecutive sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : □ Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung jawab mutu
PROFIL INDIKATOR
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
1 Judul Indikator : Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan mengenai
penanggulangan penyakit yang dapat menimbulkan
wabah atau kedaruratan kesehatan masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
dan Kesehatan Kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
5. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.
6. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).
7. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan pemberi
pelayanan dalam menggunakan APD
sesuai dengan prosedur.

3 Dimensi Mutu : Keselamatan


4 Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
menggunakan APD.
2. Menjamin keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi risiko infeksi
5 Definisi Operasional : 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang
dirancang sebagai penghalang terhadap penetrasi zat,
partikel padat, cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari cedera atau transmisi infeksi atau
penyakit.
2. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatuhan petugas
dalam menggunakan APD dengan tepat sesuai dengan
indikasi ketika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena
atau terpercik darah atau cairan tubuh atau cairan
infeksius lainnya berdasarkan jenis risiko transmisi
(kontak, droplet dan airborne).
3. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adalah penilaian
terhadap petugas dalam menggunakan APD sesuai
indikasi dengan tepat saat memberikan pelayanan
kesehatan pada periode observasi.
4. Petugas adalah seluruh tenaga yang terindikasi
menggunakan APD, contoh dokter, dokter gigi,
bidan, perawat, petugas laboratorium.
5. Observer adalah orang yang melakukan observasi
atau penilaian kepatuhan dengan metode dan tool yang
telah ditentukan.
6. Periode observasi adalah waktu yang ditentukan
sebagai periode yang ditetapkan dalam proses
observasi penilaian kepatuhan.
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator (Pembilang) : Jumlah petugas yang patuh menggunakann APD
sesuai indikasi dalam periode pengamatan
9 Denominator (Penyebut) : Jumlah seluruh petugas yang terindikasi menggunakan
APD dalam periode observasi
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria: : Kriteria inklusi : semua petugas yang terindikasi harus
menggunakan APD

Kriteria ekslusi : tidak ada


12 Formula : Jumlah petugas yang patuh menggunakan APD
sesuai indikasi dalam periode
x 100%
Jumlah seluruh petugas yang terindikasi
menggunakan APD dalam periode observasi
13 Metode Pengumpulan : Observasi
Data
14 Sumber Data : Hasil Observasi
15 Instrumen Pengambilan : Formulir Observasi Kepatuhan Penggunaan APD
Data
16 Besar Sampel : 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
17 Cara Pengambilan : Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : □ Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung jawab mutu
PROFIL INDIKATOR
KEPATUHAN IDENTIFIKASI PASIEN
1 Judul Indikator : Kepatuhan identifikasi pasien
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien.
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses pelayanan
dan mencegah insiden keselamatan pasien.
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pasien maka
diperlukan indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses identifikasi. Dengan adanya
indikator tersebut diharapkan pemberi pelayanan akan
menjadikan identifikasi sebagai
proses rutin dalam proses pelayanan

3 Dimensi Mutu : Keselamatan


4 Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk
melakukan identifikasi pasien dalam melakukan
tindakan pelayanan.
5 Definisi Operasional : 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
kesehatan.
2. Identifikasi pasien secara benar adalah proses
identifikasi yang dilakukan pemberi pelayanan dengan
menggunakan minimal dua penanda identitas seperti:
nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK
sesuai dengan yang ditetapkan di Puskesmas.
3. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan
atau verbal (lisan).
4. Pemberi pelayanan melakukan identifikasi pasien
secara benar pada setiap keadaan terkait tindakan
intervensi pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan: pemberian obat,
pemberian cairan intravena.
b. Prosedur tindakan: pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat kontrasepsi, persalinan,
dan tindakan
kegawatdaruratan.
c. Prosedur diagnostik: pengambilan sampel.
5. Identifikasi pasien dianggap benar jika pemberi
pelayanan melakukan identifikasi seluruh tindakan
intervensi yang dilakukan dengan benar.

6 Jenis Indikator : Proses


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator (Pembilang) : Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi
pasien secara benar dalam periode observasi.
9 Denominator (Penyebut) : Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
periode observasi.
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria: : Kriteria Inklusi:
Semua pemberi pelayanan yang memberikan pelayanan
kesehatan.

Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
12 Formula : Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
identifikasi pasien secara benar dalam periode
observasi
x 100%
Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
periode observasi
13 Metode Pengumpulan : Observasi
Data
14 Sumber Data : Hasil Observasi
15 Instrumen Pengambilan : Formulir Observasi Kepatuhan Identifikasi Pasien
Data
16 Besar Sampel : 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
17 Cara Pengambilan : Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : □ Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung Jawab Mutu
PROFIL INDIKATOR
KEBERHASILAN PENGOBATAN PASIEN TB SEMUA KASUS SENSITIF OBAT (SO)
1 Judul Indikator : Keberhasilan Pengobatan Pasien TB Semua Kasus
Sensitif Obat (SO)
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Penanggulangan Tuberkulosis.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua
kasus minimal 90% dengan memperhatikan upaya
penurunan angka putus berobat, gagal, meninggal dan
pasien tidak dilakukan evaluasi.

3 Dimensi Mutu : Efisien, Efektif, Tepat Waktu


4 Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan pengobatan pasien
TB semua kasus sensitif obat dan mengurangi angka
penularan penyakit TB
5 Definisi Operasional : 1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang
paru dan organ lainnya.
2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB yang
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau Tes
Cepat Molekuler (TCM) menunjukkan hasil masih
sensitif terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) lini 1
(pertama).
3. OAT lini 1 adalah obat anti tuberculosis yang terdiri
dari Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z),
Etambutol (E) dan Streptomisin (S).
4. Keberhasilan pengobatan pasien TB adalah angka yang
menunjukkan persentase semua pasien TB yang
sembuh dan pengobatan lengkap di antara semua
pasien TB yang diobati dan dilaporkan sesuai dengan
periodisasi waktu pengobatan TB. Angka ini
merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan
semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua
kasus yang menggambarkan kualitas pengobatan TB.
5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil
pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada
akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu
pemeriksaan sebelumnya.
6. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang telah
menyelesaikan pengobatan secara lengkap di mana
pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir
pengobatan hasilnya negatif dan di akhir
pengobatan tidak ada bukti hasil pemeriksaan
bakteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan
bakteriologis di akhir pengobatan).
7. Upaya peningkatan mutu keberhasilan pengobatan
pasien TB dilihat menurut alur pengobatan mulai dari
pasien dinyatakan positif sebagai pasien TB
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau TCM
sampai dengan pasien dinyatakan sembuh dan
pengobatan lengkap.
8. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:
a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar
dengan hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE) TB kepada pasien TB dan keluarga,
pembuatan kesepakatan pasien dalam
menjalankan pengobatan TB termasuk
penunjukan Pengawas Minum Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang
tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan
termasuk penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record)
secara lengkap dan benar di setiap tahapan
pengobatan.

6 Jenis Indikator : Hasil


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator (Pembilang) : Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan pengobatan
lengkap pada tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas

9 Denominator (Penyebut) : Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada tahun


berjalan di wilayah kerja Puskesmas
10 Target Pencapaian : 90%
11 Kriteria: : Kriteria Inklusi:
Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh dan menjalani
pengobatan secara lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan.

Kriteria Eksklusi:
1. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi dengan
TB.09 dan hasil pengobatan pasien TB pindahan
dengan TB.10
2. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan ke 5 atau
bulan ke 6
3. Pasien TB meninggal sebelum berakhir masa
pengobatan
12 Formula : Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
pengobatan lengkap pada tahun berjalan di
wilayah kerja Puskesmas
x 100%
Jumlah semua kasus TB SO yang diobati
pada tahun berjalan di wilayah kerja
13 Metode Pengumpulan : Retrospektif
Data
14 Sumber Data : Formulir TB/Sistem Informasi TB (SITB)
15 Instrumen Pengambilan : Data sekunder
Data
16 Besar Sampel : Total sampel
17 Cara Pengambilan : Total sampel
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : □ Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Triwulanan, Semesteran, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung jawab Program TB
PROFIL INDIKATOR
IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR
1 Judul Indikator : Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC Sesuai
Standar
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pelayanan
Kesehatan Ibu.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka Kematian Ibu
(AKI) 305/100.000 kelahiran hidup (KH) sedangkan
target pada RPJMN 2020-2024 adalah 183/100.000
KH dan pada akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000
KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar, maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal
diketahui dan dilakukan tata laksana, sehingga faktor
risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.
7. ANC sangat penting dilakukan untuk kelangsungan
hidup baik bagi ibu maupun bayi serta bayi dapat lahir
sehat, berkualitas dan tercegah dari risiko stunting.

3 Dimensi Mutu : Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada


Pasien/Pengguna Layanan
4 Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di
Indonesia
2. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang
sesuai standar
5 Definisi Operasional : 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar adalah ibu hamil yang telah bersalin serta yang
mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai dengan
standar kuantitas dan standar kualitas selama periode
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan.
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama
periode kehamilan (K4) terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada
trimester ke-1 (satu)/ 0-12 minggu
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke-2
(dua)/ > 12-24 minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3
(tiga)/ 24 minggu-sampai dengan kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang
memenuhi 10T meliputi:
a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah kehamilan 24
minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikan
tetanus toksoid (TT) bila diperlukan.
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
4) termasuk pemeriksaan HIV
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar
pemeriksaan ANC sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang
telah mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar pada
masa kehamilan pada tahun berjalan.

6 Jenis Indikator : Hasil


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator (Pembilang) : Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ANC
lengkap sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas
pada tahun berjalan
9 Denominator (Penyebut) : Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja
puskesmas pada tahun berjalan
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria: : Kriteria Inklusi:
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan
riwayat kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
6. Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan K4
(premature)
12 Formula : Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai standar di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan
x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan
13 Metode Pengumpulan : Observasional retrospektif
Data
14 Sumber Data : 1. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu
2. e-Kohort
15 Instrumen Pengambilan : Data Sekunder
Data
16 Besar Sampel : Total sampel

17 Cara Pengambilan : Total sampel


Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : □ Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung Jawab Program KIA
PROFIL INDIKATOR
KEPUASAAN PASIEN
1 Judul Indikator : Kepuasan Pasien
2 Dasar Pemikiran : 1. Undang-Undang mengenai pelayanan publik
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi mengenai Pedoman
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Puskesmas.

3 Dimensi Mutu : Berorientasi kepada pasien


4 Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai dasar upaya
peningkatan mutu dan terselenggaranya pelayanan di semua
unit yang mampu memberikan
kepuasan pasien.
5 Definisi Operasional : 1. Kepuasan pasien adalah hasil pendapat dan penilaian
pasien terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Responden adalah pasien yang pada saat survei
sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang
pernah menerima pelayanan.
3. Besaran sampel ditentukan dengan menggunakan
sampel dari Krejcie dan Morgan
4. Survei Kepuasan Pasien adalah kegiatan pengukuran
secara komprehensif tentang tingkat kepuasan pasien
terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan kepada pasien
5. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang
terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai
variabel penyusunan survei kepuasan untuk
mengetahui kinerja unit pelayanan.
6. Unsur survei kepuasan pasien dalam peraturan ini
meliputi:
a. Persyaratan.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
c. Waktu Penyelesaian.
d. Biaya/Tarif.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
g. Perilaku Pelaksana.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan
Masukan.
i. Sarana dan prasarana
7. Indeks Kepuasan adalah hasil pengukuran dari
kegiatan Survei Kepuasan berupa angka
6 Jenis Indikator : Outcome
7 Satuan Pengukuran : Indeks
8 Numerator (Pembilang) : Tidak ada
9 Denominator (Penyebut) : Tidak ada
10 Target Pencapaian : ≥ 76.61
11 Kriteria: : Kriteria Inklusi: Seluruh pasien

Kriteria Eksklusi:
Pasien yang tidak kompeten dalam mengisi kuesioner
dan/atau tidak ada keluarga yang mendampingi
12 Formula : Total nilai persepsi seluruh responden
x 25
Total unsur yang terisi dari seluruh responden

13 Metode Pengumpulan : Survei


Data
14 Sumber Data : Hasil survei
15 Instrumen Pengambilan : Kuisioner
Data
16 Besar Sampel : Sesuai tabel Sampel Krejcie dan Morgan

17 Cara Pengambilan : Stratified Random Sampling


Sampel
18 Periode Pengumpulan : Semesteran
Data
19 Penyajian Data : □ Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Semesteran, Tahunan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung Jawab Mutu
Indikator Mutu
Prioritas Puskesmas
Muara Wahau II

Kepatuhan Kunjungan Pasien Hipertensi


PROFIL INDIKATOR
KEPATUHAN KUNJUNGAN PASIEN HIPERTENSI SESUAI JADWAL KONTROL
1 Judul Indikator : Kepatuhan Kunjungan Pasien Hipertensi Sesuai Jadwal
Kontrol
2 Dasar Pemikiran : 1. Hipertensi telah menjadi masalah utama, karena
hipertensi merupakan salah satu pintu masuk atau
faktor risiko penyakit seperti jantung, gagal ginjal,
diabetes, dan stroke.
2. Riskesdas tahun 2018 menyatakan prevalensi
hipertensi pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar
34,1%, estimasi jumlah kasus hipertensi
di Indonesia sebesar 63.309.620 orang.
3 Dimensi Mutu : Keselamatan
4 Tujuan 1. Mendorong TPMD memberikan pelayanan
sesuai dengan standar.
2. Meningkatkan jumlah pasien hipertensi
terkendali, sehingga dapat mencegah
komplikasi, dan menurunkan risiko kematian.
5 Definisi Operasional : 1. Hipertensi adalah tekanan darah yang melebihi batas
normal.
2. Tepat sesuai dengan jadwal kunjungan/kontrol pasien
adalah waktu kunjungan pasien kembali ke dokter,
baik langsung maupun melalui telemedicine, sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan pada kunjungan
sebelumnya, dan dipastikan pasien tidak putus obat.
3. Dikategorikan patuh adalah apabila dalam 1
periode analisis data (3 bulan), pasien berkunjung
selalu tepat sesuai jadwal kontrol.

6 Jenis Indikator : Proses


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator (Pembilang) : Jumlah Pasien Patuh Terhadap Jadwal Kontrol
9 Denominator (Penyebut) : Jumlah Total Pasien Hipertensi
10 Target Pencapaian : 90%
11 Kriteria: : Inklusi:
Seluruh pasien hipertensi

Eksklusi:
Pasien hipertensi yang berkunjung pertama kali
12 Formula : Jumlah Pasien Patuh Terhadap
jadwal Kontrol
100%
Jumlah Total Pasien Hipertensi
13 Metode Pengumpulan : Retrospektif
Data
14 Sumber Data : RM / Register Kunjungan Poli
15 Instrumen Pengambilan : Daftar tilik
Data
16 Besar Sampel : 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30
pasien)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30 pasien)

17 Cara Pengambilan : Non Probability Sampling_Consecutive Sampling


Sampel
18 Periode Pengumpulan : Triwulanan
Data
19 Penyajian Data : Tabel
□ Run chart
20 Periode Analisis dan : Triwulanan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Dokter
Indikator Mutu Unit Pelayanan PuskesmasMuara W

1. Unit Farmasi

2. Unit Gawat Darurat

3. Unit Poli Umum

4. Unit Poli Gigi

5. Unit Laboratorium

6. Unit Pendaftaran

7. Unit Rekam Medis

8. Unit KIA & KB

9. Unit MTBS

10. Unit Imunisasi

11. Unit Gizi

12. Unit Promkes

13. Unit Admen


Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
1 Farmasi Waktu Tunggu Pelayanan Obat Pasien Rawat
Jalan 100 %
1. Obat Jadi/Paten (≤ 15 Menit)
2. Obat Racikan (≤ 30 menit)

PROFIL INDIKATOR
FARMASI
1 Judul Indikator : Waktu Tunggu Pelayanan Obat Pasien Rawat Jalan
1. Obat Jadi/Paten (≤ 5 Menit)
2. Obat Racikan (≤ 15 menit)
2 Dasar Pemikiran : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
3 Dimensi Mutu : Aman dan keselamatan pasien
4 Tujuan Mengukur Waktu Pelayanan Kefarmasian.
5 Definisi Operasional : 1. Waktu tunggu Pelayanan obat jadi/racikan adalah
waktu tunggu mulai pasien menyerahkan resep
sampai dengan menerima obat jadi / racikan.
2. Resep Paten = Resep yang terdiri dari obat yang tanpa
racikan
3. Resep Racikan = Resep yang terdiri dari obat yang
dikemas ulang / produksi kembali menjadi puyer atau
kapsul
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah resep dengan waktu tunggu pelayanan obat
pasien yang disurvei dan tercapai dalam satu bulan
9 Denominator : Jumlah pasien yang disurvei dalam dalam bulan
tersebut
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria Inklusi Dan : Resep Paten / Racikan
Eksklusi
12 Formula : Jumlah resep dengan waktu tunggu
pelayanan obat pasien yang
disurvei dan tercapai dalam satu bulan
x100%
Jumlah pasien yang disurvei dalam bulan tersebut
13 Metode Pengumpulan : Concurrent (survei harian), observasi
Data
14 Sumber Data : Buku pengerjaan waktu tunggu rawat jalan
15 Instrumen Pengambilan : Seluruh pasien rawat jalan dalam bulan tersebut
Data
16 Besar Sampel : Total sampel
17 Cara Pengambilan : 1 bulan
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Triwulan
Data
19 Penyajian Data : Dalam bentuk diagram atau grafik
20 Periode Analisis dan : Jam
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ UKP
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
2 Unit gawat Waktu Tanggap pelayanan gawat darurat ≤ 100 %
darurat 5 menit

PROFIL INDIKATOR
UNIT GAWAT DARURAT
1 Judul Indikator : Pemberian Pelayanan kegawatdaruratan yang
bersertifikat
2 Dasar Pemikiran : Modul pelatihan Basic Trauma Cardiovascular Life
Support Edisi 2 tahun 2018
3 Dimensi Mutu : Keselamatan pasien, berorientasi pada pasien dan tepat
waktu
4 Tujuan : Tersedianya pelayanan gawat darurat oleh tenaga yang
kompeten dalam bidang kegawatdaruratan.
5 Definisi Operasional : Masih ada tenaga pemberi pelayanan gawat darurat
yang belum memiliki sertifikat ATLS/BTCLS yang masih
berlaku
6 Jenis Indikator : Input proses dan output
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah tenaga pemberi layanan yang memiliki sertifikat
pelatihan yang masih berlaku dalam satu tahun
9 Denominator : Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat
daruratan dalam waktu satu tahun
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria Inklusi : Semua tenaga pemberi pelayanan diruang
Eksklusi tindakan dan gawat darurat memiliki sertifikat pelatihan
ATLS/BTCLS yang masih berlaku

Kriteria Eksklusi : Tenaga pemberi pelayanan yang tidak


meiliki sertifikat pelatihan
12 Formula : Jumlah tenaga yang memiliki sertifikat
pelatihan ATLS/BTCLS
x 100%
Jumlah tenaga yang tidak memiliki sertifikat
ATLS/BTCLS
13 Metode Pengumpulan : Retrospective
Data
14 Sumber Data : Data Kepegawaian
15 Instrumen Pengambilan : Laporan kredensial
Data
16 Besar Sampel : 20
17 Cara Pengambilan : Total sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : 1 bulan sekali
Data
19 Penyajian Data : Tabel
20 Periode Analisis dan : 1 bulan sekali
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ. Ruang Tindakan dan Gawat Darurat
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
3 Poli Umum Pengisian Rekam Medis Sesuai Standar 100%

PROFIL INDIKATOR
UNIT POLI UMUM
1 Judul Indikator : Pengisian Rekam Medis Sesuai Standar
2 Dasar Pemikiran : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis
3 Dimensi Mutu : Efektifitas, Aman
4 Tujuan : Agar pengisian rekam medis lebih lengkap
5 Definisi Operasional : Terisinya Data Subyektif :
1. Intensitas
2. Skala
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya
4. Lamanya Keluhan
Terisinya Data Obyektif :
1. BB
2. Tensi
3. Respirasi
4. Nadi
5. Suhu
Terisinya Data Asesment :
1. Nomenklatur
2. Coding
Terisinya Data Plan :
1. Terapi / Rujuk
2. KIE
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah Rekam Medis yang terisi lengkap
9 Denominator : Jumlah Rekam medis yang diisi petugas
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria Inklusi: Rekam Medis yang diisi petugas poli
Eksklusi umum
Kriteria Eksklusi: Rekam medis yang diisi oleh petugas poli
umum yang tidak tetap
12 Formula : Jumlah Rekam Medis yang terisi lengkap
x100%
Jumlah Rekam medis yang diisi petugas
13 Metode Pengumpulan : Data Restrostektif dengan telaah rekam medis
Data
14 Sumber Data : Sekunder
15 Instrumen Pengambilan : SOP Pengisian Rekam Medis
Data
16 Besar Sampel : Raosoft
17 Cara Pengambilan : Seluruh pasien yang akan melakukan pemeriksaan di
Sampel poli umum
18 Periode Pengumpulan : 1 Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data : Dokumentasi
20 Periode Analisis dan : Register Poli Umum
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Dokter umum
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
4 Poli Gigi Pelaksanaan Inform Consent Sebelum 100%
Tindakan Pencabutan Gigi

PROFIL INDIKATOR
UNIT POLI GIGI
1 Judul Indikator : Pelaksanaan Inform Consent Sebelum Tindakan
Pencabutan Gigi
2 Dasar Pemikiran : Persetujuan Tindakan kedokteran telah di atur dalam pasal 45
undang - undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran sebagaimana di nyatakan setiap Tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi yang akan di lakukan oleh
dokter atau dokter gigi terhadap pasien
harus mendapat persetujuan
3 Dimensi Mutu : Kualitas dan Keselamatan
4 Tujuan : Untuk mengukur pelaksanaan inform consent sebelum
tindakan pencabutan gigi
5 Definisi Operasional : Sebagai bukti persetujuan pasien terhadap tindakan
pencabutan gigi yang akan di lakukan kepadanya,
setelah di jelaskan kepada pasien tersebut mengenai
resiko/efek samping dan resiko jika tidak di lakukan
Tindakan, untuk menghindari tuntutan di kemudian hari
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah Inform Consent pada hari itu
9 Denominator : Jumlah Tindakan pencabutan gigi pada hari itu
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria Inklusi :Seluruh pasien yang terindikasi akan di
Eksklusi lakukan tindakan pencabutan di Poli Gigi
Kriteria Eksklusi : pasien yang tidak terindikasi tindakan
pencabuatan
12 Formula : Jumlah Inform Consent pada hari itu
x100%
Jumlah Tindakan Pencabutan Gigi pada hari itu
13 Metode Pengumpulan : Melalui Pemeriksaan
Data
14 Sumber Data : Rekam Medis pasien yang memperoleh tindakan
pencabutan gigi
15 Instrumen Pengambilan : Register Kunjungan Pasien
Data
16 Besar Sampel : Seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan
pencabutan gigi
17 Cara Pengambilan : Setiap Hari
Sampel
18 Periode Pengumpulan : 1 Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data : Wawancara dan Observasi
20 Periode Analisis dan : Form Inform Consent
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ. UKP
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
5 Laboratorium Ketepatan Waktu Tunggu Penyerahan Hasil 100%
Pelayanan Laboratorium ≤ 5 menit

PROFIL INDIKATOR
LABORATORIUM
1 Judul Indikator : Ketepatan Waktu Tunggu Penyerahan Hasil Pelayanan
Laboratorium ≤ 5 menit
2 Dasar Pemikiran : Kepmenkes No. 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal
3 Dimensi Mutu : Efektif dan Efisien
4 Tujuan : Tergambarnya Kecepatan Pelayanan Laboratorium
5 Definisi Operasional : Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium adalah
tenggang waktu mulai pasien diambil sampel sampai
dengan hasil siap diserahkan
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah pasien dengan waktu tunggu sesuai waktu yang
telah ditetapkan
9 Denominator : Jumlah seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan
laboratorium dalam 1 bulan
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria inklusi : Pasien yang melakukan pemeriksaan
Eksklusi laboratorium
12 Formula : Jumlah pasien dengan waktu
tunggu sesuai waktu yang telah
ditetapkan
x 100%
Jumlah seluruh pasien yang melakukan
pemeriksaan laboratorium
dalam 1 bulan
13 Metode Pengumpulan : Melalui Pemeriksaan
Data
14 Sumber Data : Register Laboratoium
15 Instrumen Pengambilan : Pasien yang melakukan pemeriksaan pada laboratorium
Data
16 Besar Sampel : Seluruh pasien yang melakukan pemeriksaan
laboratorium
17 Cara Pengambilan : Setiap Hari
Sampel
18 Periode Pengumpulan : 1 Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data : Tabel, Grafik
20 Periode Analisis dan : Bulanan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Koordinator Laboratorium
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
6 Pendaftaran Waktu Tunggu Rawat Jalan 100%

PROFIL INDIKATOR
PENDAFTARAN
1 Judul Indikator : Waktu Tunggu Rawat Jalan
2 Dasar Pemikiran : Peningkatan kualitas pelayanan dan kepuasan
pelanggan
3 Dimensi Mutu : Efisien, efektif dan kesinambungan pelayanan
4 Tujuan Tersegalaranya pelayanan rawat jalan pada hari kerja
yang mudah dan cepat di akses oleh pasien
5 Definisi Operasional : Waktu tunggu rawat jalan adalah waktu yang dibutuhkan
mulai saat pasien kontak dengan petugas pendaftaran sampai
mendapat pelayanan dokter.
1. Yang dimaksud kontak dengan petugas pendaftaran
adalah waktu petugas mencatat indentitas pasien
2. Yang dimaksud dilayani oleh dokter adalah waktu
pasien kontak awal dengan dokter.

6 Jenis Indikator : Ketepatan waktu pelayann


7 Satuan Pengukuran : Presentase
8 Numerator : Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang
disurvei
9 Denominator : Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvei
10 Target Pencapaian : Kurang dari 60 menit
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : pasien rawat jalan yang disurvei
Eksklusi
Ekslusi : pasien yang tidak datang pada waktu yang
ditentukan, atau pada saat dipanggil
12 Formula : Jumlah pasien rawat jalan dengan waktu
tunggu ≤ 60 menit
x 100%
Jumlah pasien rawat jalan yang diobservasi
13 Metode Pengumpulan : Retrospektif
Data
14 Sumber Data : Sumber data sekunder antara lain dari:
1. Catatan Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
2. Rekam Medik Pasien Rawat Jalan
15 Instrumen Pengambilan : Formulir Waktu Tunggu Rawat jalan
Data
16 Besar Sampel : 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
17 Cara Pengambilan Sampel : Probability Sampling

Simple Random
Sampling/Stratified Random sampling (berdasar
poliklinik rawat jalan)
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : 1. Tabel
2. Run Chat
20 Periode Analisis dan : Formulir rekapitulasi bulalan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Petugas Pendaftaran
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
7 Rekam Medis Kelengkapan Pengisian berkas rekam 100%
medis rawat jalan

PROFIL INDIKATOR
REKAM MEDIS
1 Judul Indikator : Kelengkapan Pengisian berkas rekam medis rawat jalan
2 Dasar Pemikiran : Berkas rawat Jalan
3 Dimensi Mutu : Administrasi, medis, hukum, keuangan, penelitian,
pendidikan dan dokumentasi.
4 Tujuan Tergambarnya pengisian berkas rekam medis
rawat jalan
5 Definisi Operasional : Pengisian berkas rekam medis rawat jalan adalah Pengisian
berkas rekam medis rawat jalan dengan criteria terisi lengkap
100% atas criteria utama identitas pasien, kelengkapan
laporan, autentikasi dan
pendokumentasian yang baik.
6 Jenis Indikator : Output
7 Satuan Pengukuran : Presentase
8 Numerator : Jumlah berkas rekam medis rawat jalan yang terisi
lengkap.
9 Denominator : Jumlah seluruh berkas rekam medis rawat jalan dalam
periode waktu satu bulan
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi:
Eksklusi 1. Identitas pasien
2. Kelengkapan laporan
3. Autentikasi

Eksklusi: Semua profesi yang berkewajiban mengisi berkas


rekam medis rawat jalan
12 Formula : Jumlah seluruh berkas rekam medis
rawat jalan dalam periode waktu satu
bulan
x 100%
Jumlah seluruh berkas rekam medis
Rawat jalan dalam periode waktu satu
bulan
13 Metode Pengumpulan : Total Sampling pasien rawat jalan
Data
14 Sumber Data : Unit Rekam Medis
15 Instrumen Pengambilan : Berkas rekam medis yang di gunakan oleh seluruh poli
Data
16 Besar Sampel : Seluruh Rekam Medis Rawat Jalan
17 Cara Pengambilan : Total sampel
Sampel
18 Periode Pengumpulan : 1 Bulan
Data
19 Penyajian Data : Dalam Bentuk diagram dan Grafik
20 Periode Analisis dan : Formulir
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Pertugas Rekam Medis
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
11 MTBS Kelengkapan Pengisian Formulir MTBS 100 %

PROFIL INDIKATOR
MTBS
1 Judul Indikator : Kelengkapan Pengisian Formulir MTBS
2 Dasar Pemikiran : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014
Tentang Upaya Kesehatan Anak
3 Dimensi Mutu : Efektifitas dan Integrasi
4 Tujuan Meningkatkan Keberhasilan dalam kelengkapan pengisian
format MTBS
5 Definisi Operasional : Kelengkapan Pepengisian Formulir MTBS Adalah Setiap Format
terisi dengan Lengkap.
6 Jenis Indikator : Out put
7 Satuan Pengukuran : Format MTBS
8 Numerator : Jumlah Format MTBS terisi dengan Lengkap
9 Denominator : Jumlah seluruh format MTBS yang terisi lengkap
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria inklusi: seluruh format MTBS yang terisi lenkap.
Eksklusi
Kriteria eksklusi: semua format yang tidak terisi lengkap
12 Formula : Jumlah Format MTBS terisi dengan
Lengkap
x100%
Jumlah seluruh format MTBS yang terisi
lengkap
13 Metode Pengumpulan : `Retrospektif
Data
14 Sumber Data : Format MTBS
15 Instrumen Pengambilan : Register MTBS
Data
16 Besar Sampel : 229 Sampel
17 Cara Pengambilan : Total Sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : 1 Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data : Tabel, Grafik
20 Periode Analisis dan : 6 bulan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ. Program Anak
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
8 KIA & KB Ibu bersalin di Fasilitas Kesehatan 100%

PROFIL INDIKATOR
KIA & KB
1 Judul Indikator : Ibu bersalin di Fasilitas Kesehatan
2 Dasar Pemikiran : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019
Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun
2021Tentang Pelayanan kesehatan masa sebelum
hamil, masa hamil, persalinan, dan masa sesudah
melahirkan, penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi,
serta pelayanan
kesehatan seksual
3 Dimensi Mutu : Berorientasi pasien, keselamatan pasien
4 Tujuan Menurunkan angka kematian ibu
Memperoleh pelayanan persalinan sesuai standar
5 Definisi Operasional : Ibu bersalin di fasilitas kesehatan adalah setiap ibu
bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai
dengan standar persalinan.
6 Jenis Indikator : Input, Doses, Output
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan
sesuai standar di fasilitas kesehatan di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun.
9 Denominator : Jumlah sasaran ibu bersalin di wilayah kerja
puskesmas dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria inklusi: seluruh ibu bersalin di Fasilitas Kesehatan di
Eksklusi wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.

Kriteria eksklusi: Ibu yang tidak bersalin di Fasilitas


Kesehatan

12 Formula : Jumlah ibu bersalin yang telah


mendapatkan pelayanan persalinan sesuai
standar di fasilitas pelayanan kesehatan di
wilayah kerja puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
x 100 %
Jumlah sasaran ibu bersalin di wilayah
kerja puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
13 Metode Pengumpulan : Retrospektif
Data
14 Sumber Data : Laporan Bulanan Persalinan
15 Instrumen Pengambilan : Kohort Ibu
Data
16 Besar Sampel : 175
17 Cara Pengambilan : Total Sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : 1 Bulan Sekali
Data
19 Penyajian Data : Tabel, Grafik
20 Periode Analisis dan : 1 Bulan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ. Program Ibu
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
9 Unit Imunisasi Imunisasi Dasar Lengkap IDL 90%

PROFIL INDIKATOR
IMUNISASI
1 Judul Indikator : Imunisasi Dasar Lengkap IDL
2 Dasar Pemikiran : Imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti
paling coast effective dalam rangka pencegahan terhadap beberapa
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) yaitu
tuberculosis,difteri,pertusis,polio,campak-rubella
3 Dimensi Mutu : Keselamatan,akses dan keterjangkauan
4 Tujuan Menurunkan angka kesakitan, kematian serta kecacatan
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
5 Definisi Operasional : Bayi 0-11 bulan dengan imunisasi dasar lengkap yang meliputi
imunisasi HB0,BCG,DPT-HB,POLIO, IPV, CAMPAK-
RUBELLA
6 Jenis Indikator : Input
7 Satuan Pengukuran : Persentase (%)
8 Numerator : Bayi yang sudah diimunisasi
9 Denominator : Seluruh bayi yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap
diwilayahkerja Puskesmas Muara Wahau II
10 Target Pencapaian : 90 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi: bayi dibawah 1 tahun
Eksklusi
12 Formula : Bayi yang sudah di imunisai
x 100%
Seluruh bayi yang telah mendapatkan imunisasi Dasar
lengkap diwilayahkerja Puskesmas Muara Wahau II
13 Metode Pengumpulan : Grafik PWS IDL
Data
14 Sumber Data : Buku KIA, Laporan imunisasi
15 Instrumen Pengambilan : Seluruh Bayi dan Baduta di wilayah kerja Puskesmas
Data Muara Wahau II
16 Besar Sampel : Total sampel
17 Cara Pengambilan : Setiap Bulan
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Mulai bulan Juli-Desember tahun berjalan
Data
19 Penyajian Data : Bentuk Grafik
20 Periode Analisis dan : Kohort Imunisasi
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Koordinator Imunisasi
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
10 Gizi Angka Kepatuhan Pemberian ASI Eksklusif Bayi 80%
Baru Lahir sampai Usia 6 Bulan

PROFIL INDIKATOR
GIZI
1 Judul Indikator : Angka Kepatuhan Pemberian ASI Eksklusif Bayi Baru
Lahir sampai Usia 6 Bulan
2 Dasar Pemikiran : 1. PP. No 33 Tahun 2012 Tentang pemberian air
susu ibu eksklusif.
2. Data inputan EPPGBM
3. Literatur Pedoman Pemberian ASI Eklusif
4. Rendahnya Cakupan Asi Eklusif wilayah
kerja Puskesmas Muara Wahau II
3 Dimensi Mutu : Cakupan pemberian Asi Eksklusif
4 Tujuan Agar ibu mengerti dan menjalankan pemberian ASI
eksklusif kepada bayinya
5 Definisi Operasional : Tingakt ketaatan ibu untuk memberikan ASI pada
bayinya baru lahir sampai usia enam bulan.
6 Jenis Indikator : Tingkat kepatuhan ibu balita dalam memberikan
ASI eksklusif
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah bayi baru lahir yang hanya mendapatkan ASI
selama enam bulan di posyandu.
9 Denominator : Jumlah bayi yang lahir dalam 1 bulan
10 Target Pencapaian : 80%
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria Inklusi: Bayi baru dilahirkan di rumah sakit.
Eksklusi
Kriteria Eklusi: Semua bayi dengan proses kelahiran normal,
bayi normal, bayi dilahirkan dengan tindakan
12 Formula : Jumlah bayi baru lahir yang hanya
mendapatkan ASI selama enam bulan di
posyandu
100%
Jumlah bayi yang lahir dalam 1 bulan
13 Metode Pengumpulan : Deskriftif, Resrospektif
Data
14 Sumber Data : Data sekunder laporan Posyandu
15 Instrumen Pengambilan : Pormulir laporan posyandu bulanan
Data
16 Besar Sampel : Seluruh bayi yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Muara Wahau II
17 Cara Pengambilan : Probabiliti Sempling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : 6 Bulan
Data
19 Penyajian Data : Run Cart dan Grafik
20 Periode Analisis dan : Setiap tuga bulan.
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ Gizi
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
12 PROMKES Persentase Rumah Tangga ber PHBS 100 %
PROFIL INDIKATOR
PROMKES
1 Judul Indikator : Persentase Rumah tangga ber PHBS
2 Dasar Pemikiran : Berdasarkan prioritas masalah yang ditetapkan
3 Dimensi Mutu : Masyarakat ber-PHBS
4 Tujuan Anggota keluarga dapat terbiasa untuk menerapkan
pola hidup sehat sehingga meminimalkan masalah
kesehatan dan tidak mudah terkena penyakit
5 Definisi Operasional : Pembinaan PHBS di tatanan Rumah Tangga adalah
pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan Rumah Tangga
dengan melihat 10 indikator, meliputi : Linakes, memberi
ASI Eksklusif, menimbang bayi dan balita setiap bulan,
menggunakan, air bersih, mencuci tangan dengan sabun & air
bersih, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik
makan sayur dan buah, melakukan aktivitas fisik, tidak
merokok di dalam rumah pada setiap rumah tangga yang ada
di wilayah kerja Puskesmas. Pembuktian dengan : adanya
data hasil kajian PHBS RT, adanya hasil analisis, rencana
dan jadwal tindak
lanjut dari hasil kajian.
6 Jenis Indikator : Input : Ketersediaan tenaga Promkes, Ketersediaan Kader
Proses : Pelaksanaan Kegiatan Pendataan PHBS Rumah
Tangga
Output : Cakupan PHBS Rumah Tangga

7 Satuan Pengukuran : Persentase (%)


8 Numerator : Jumlah rumah tangga ber-PHBS di wilayah kerja
Puskesmas
9 Denominator : Seluruh rumah tangga yang ada di wilayah Puskesmas
berdasarkan sampel
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Semua Rumah Tangga di wilayah kerja Puskesmas
Eksklusi
12 Formula : Jumlah rumah tangga ber-PHBS di
wilayah kerja Puskesmas
x100
Seluruh rumah tangga yang ada di wilayah
Puskesmas
13 Metode Pengumpulan : Wawancara
Data
14 Sumber Data : Data Primer (Hasil wawancara)
15 Instrumen Pengambilan : Rumah Tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Data Muara Wahau II
16 Besar Sampel : Seluruh rumah tangga yang ber PHBS
17 Cara Pengambilan : 1 tahun sekali
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Kurun waktu yang ditetapkan untuk melaporkan data
Data November-Desember
19 Penyajian Data : Cara menampilkan data Dalam bentuk grafik (Statistik)
20 Periode Analisis dan : Wawancara
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Pelaksana Program Promkes
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
13 ADMEN Tenaga kesehatan memiliki SIP 100 %

PROFIL INDIKATOR
ADMEN
1 Judul Indikator : Tenaga kesehatan memiliki SIP
2 Dasar Pemikiran : UU no.36 tahun 2014 ttg tenaga kesehatan Permenkes
no.90 tahun 2017 ttg tenaga kesehatan Permenkes no.43
tahun2019 ttg puskesmas

Tenaga kesehatan wajib memiliki SIP dalam melakukan


pelayanan kepada pasien secara legalitas.
3 Dimensi Mutu : Keamanan dan kompetensi teknis
4 Tujuan Memberikan legalitas praktik bagi tenaga kesehatan
tertentu ( dokter,perawat,bidan,apoteker, ass.apoteker,
analis)
5 Definisi Operasional : Surat ijin praktek merupakan persyaratan wajib yang harus
dimiliki tenaga kesehatan yang telah ditetapkan sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang
berlaku bagi setiap profesi.
6 Jenis Indikator : Input
7 Satuan Pengukuran : Waktu dalam bulan
8 Numerator : Jumlah tenaga kesehatan yang memiliki surat legalitas,
perijinan bekerja di puskesmas sesuai profesi
9 Denominator : Jumlah tenaga kesehatan menurut golongan profesi
10 Target Pencapaian : 100 %
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi : Jumlah tenaga kesehatan yang memiliki surat
Eksklusi legalitas di puskesmas buntok

Eksklusi : Jumlah tenaga kesehatan yang tidak


memberikan pelayanan berdasarkan golongan profesi
12 Formula : Jumlah Tenaga Kesehatan yang memiliki legalitas
perizinan bekerja di Puskesmas sesuai profesi

x 100 %
Jumlah tenaga kesehatan menurut profesi

13 Metode Pengumpulan : Dilakukan observasi dengan cara Survei


Data
14 Sumber Data : Data kepegawaian
15 Instrumen Pengambilan : Sertifikat
Data
16 Besar Sampel : 56 sampel
17 Cara Pengambilan : Total sampling
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan
Data
19 Penyajian Data : Tabel
20 Periode Analisis dan : Bulanan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Koordinator ADMEN /TU
Indikator
Profil Indikator Mutu
KeselamatanPasien
Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
13 Keselamatan Kepatuhan Pemberi Layanan dalam 100 %
Pasien Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar

PROFIL INDIKATOR
KEPATUHAN PEMBERI LAYANAN DALAM MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN
BENAR
1 Judul Indikator : Kepatuhan Pemberi Layanan dalam Mengidentifikasi
Pasien dengan Benar
2 Dasar Pemikiran : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien selama proses pelayanan
dan mencegah insiden keselamatan pasien
3 Dimensi Mutu : Aman, Berorientasi Pasien
4 Tujuan Meningkatkan Kepatuhan Pemberi Layanan dalam
melaksanakan Identifikasi Pasien dalam melaksanakan
tindakan pelayanan
5 Definisi Operasional : 1. Identifikasi pasien secara benar adalah proses
identifikasi yang dilakukan pemberi layanan dengan
menggunakan minimal 2 penanda identitas seperti :
nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medik, NIK,
sesuai dengan yang ditetapkan di Puskesmas.
2. Identifikasi dilakukan dengan cara visual (melihat) dan
atau verbal (lisan).
3. Identifikasi dilakukan secara benar setiap Tindakan
intervensi pasien seperti :
a. Pemberian pengobatan : pemberian obat,
pemberian cairan intravena
b. Prosedur Tindakan : pencabutan gigi, imunisasi,
pemasangan alat
kontrasepsi, persalinan dan Tindakan
kegawatdaruratan
c. Prosedur diagnostic : pengambilan
sampel

6 Jenis Indikator : Input, proses, output


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
identifikasi secara benar dalam periode observasi
9 Denominator : Jumlah pemberi pelayanan di observasi dalam
periode observas
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria Inklusi Dan : - Kriteria inklusi : semua pasien yang
Eksklusi mendapatkan pelayanan di puskesmas
- Kriteria ekslusi : tidak ada
12 Formula : Jumlah Pemberi Pelayanan yang Melakukan identifikasi
secara benar dalam periode observasi
x 100
Jumlah pemberi pelayanan di observasi dalam
periode observasi
13 Metode Pengumpulan : Observasi
Data
14 Sumber Data : Data Primer
15 Instrumen Pengambilan : Formulir observasi kepatuhan identifikasi pasien
Data
16 Besar Sampel : Bulanan
17 Cara Pengambilan : 1 Bulan sekali
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan, Tri Bulanan, Tahunan
Data
19 Penyajian Data : Dalam bentuk diagram atau grafik lalu di analisis
20 Periode Analisis dan : Formulir observasi kepatuhan identifikasi pasien
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ Keselamatan Pasien Dan PJ UKP
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
14 Keselamatan Meningkatkan Komunikasi yang Efektif 100 %
Pasien

PROFIL INDIKATOR
MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
1 Judul Indikator : Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif Dengan Metode
SBAR
2 Dasar Pemikiran : 1. Permenkes No.11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien.
2. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas
Pelayanan Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 tahun 2019
tentang Puskesmas
3 Dimensi Mutu : Aman, berorientasi pasien
4 Tujuan 1. Meminimalisir kesalahan dalam
melakukan tindakan serta menjamin
keselamatan pasien.
2. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas
dalam melakukan komunikasi efektif dengan
pasien dan antar sesame petugas pemberi
layanan
3. Menjamin Keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara
mengurangi resiko infeksi.
5 Definisi Operasional : 1. Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas, dan yang dipahami oleh resipien/penerima, akan
mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien.
2. Komunikasi dapat dilakukan secara elektronik, lisan
atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah
mengalami kesalahan adalah perintah yang diberikan
secara lisan dan diberikan melalui telepon, bila
diperbolehkan peraturan perundangan.
3. Fasilitas pelayanan kesehatan secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
untuk perintah lisan dan melalui telepon termasuk:
menuliskan (atau memasukkan ke komputer) perintah
secara lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima
informasi; penerima membacakan kembali (read back)
perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi
bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibacakan ulang
dengan akurat.untuk obat-obat yang termasuk obat
NORUM/LASA dilakukan eja ulang.
a) Komunikasi SBAR (Situation – Background –
Assessment – Recommendation) adalah
kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk
petugas kesehatan dalam menyampaikan
kondisi pasien.
1) S : Situation, Situasi
- Sebutkan nama anda dan dari unit apa
- Sebutkan nama pasien, umur, diagnosis medis,
dan tanggal masuk
- Jelaskan secara singkat masalah kesehatan
pasien dan keluhan utama termasuk pain score
2) B : Background, Latar Belakang
- Sebutkan riwayat alergi, obat- obatan, dan
cairan infus yang digunakan
- Jelaskan pemeriksaan yang mendukung dan
hasil laboratorium
- Jelaskan informasi klinis yang mendukung
- Tanda vital pasien
3) A : Assessment, Penilaian
- Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien
terkini seperti status mental, status emosional,
kondisi kulit, dan saturasi
oksigen.
- Nyatakan kemungkinan masalah, seperti
gangguan pernafasan, gangguan neurologi,
gangguan perfusi, dan lain-lain.
4) R : Recommendation, Rekomendasi Mengusulkan
dokter untuk melihat pasien
6 Jenis Indikator : Proses
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah pelaporan yang menggunakan Metode SBAR
saat melakukan instruksi verbal/per telepon dalam periode
bulan tertentu.
9 Denominator : Jumlah pelaporan melalui instruksi verbal/per telepon
dengan menggunakan medote SBAR dalam periode
bulan yang sama
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria Inklusi : Rekam medis yang yang berisi Form
Eksklusi SBAR
Kriteria Ekslusi : Tidak ada
12 Formula : Jumlah pelaporan yang menggunakan
Metode SBAR saat melakukan instruksi
verbal/per telepon dalam periode waktu
tertentu
x 100
Jumlah pelaporan melalui
instruksi verbal/per telepon
dengan menggunakan medote
SBAR dalam periode waktu
yang sama
13 Metode Pengumpulan : Concurrent (survei harian)
Data
14 Sumber Data : Data Primer yaitu Dokumen rekam medis
15 Instrumen Pengambilan :
Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Data
Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
16 Besar Sampel : Bulanan
17 Cara Pengambilan : 1 Bulan sekali
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan, Tri Bulanan, Tahunan
Data
19 Penyajian Data : Dalam bentuk diagram atau grafik lalu di analisis
20 Periode Analisis dan : Formulir observasi
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ Keselamatan Pasien Dan PJ UKP
Indikator
Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
15 Keselamatan Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan yang 100 %
Pasien Harus di waspadai

PROFIL INDIKATOR
MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBATAN YANG HARUS DI WASPADAI
1 Judul Indikator : Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif Dengan Metode
SBAR
2 Dasar Pemikiran : 1. Permenkes No.11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien.
2. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas
Pelayanan Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 tahun 2019
tentang Puskesmas
3 Dimensi Mutu : Aman, berorientasi pasien
4 Tujuan 1. Meminimalisir kesalahan dalam melakukan
tindakan serta menjamin keselamatan pasien.
2. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas dalam
melakukan komunikasi efektif dengan pasien
dan antar sesame petugas pemberi layanan
3. Menjamin Keselamatan petugas dan pengguna
layanan dengan cara mengurangi
resiko infeksi.

5 Definisi Operasional : 1. Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap,


jelas, dan yang dipahami oleh resipien/penerima, akan
mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien.
2. Komunikasi dapat dilakukan secara elektronik, lisan
atau tertulis. Komunikasi yang paling mudah
mengalami kesalahan adalah perintah yang diberikan
secara lisan dan diberikan melalui telepon, bila
diperbolehkan peraturan perundangan.
3. Fasilitas pelayanan kesehatan secara kolaboratif
mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
untuk perintah lisan dan melalui telepon termasuk:
menuliskan (atau memasukkan ke komputer) perintah
secara lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima
informasi; penerima membacakan kembali (read back)
perintah atau hasil pemeriksaan; dan mengkonfirmasi
bahwa
apa yang sudah dituliskan dan dibacakan ulang
dengan akurat.untuk obat-obat yang termasuk obat
NORUM/LASA dilakukan eja ulang.
b) Komunikasi SBAR (Situation – Background –
Assessment – Recommendation) adalah
kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk
petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi
pasien.
5) S : Situation, Situasi
- Sebutkan nama anda dan dari unit apa
- Sebutkan nama pasien, umur, diagnosis medis,
dan tanggal masuk
- Jelaskan secara singkat masalah kesehatan
pasien dan keluhan utama termasuk pain score
6) B : Background, Latar Belakang
- Sebutkan riwayat alergi, obat- obatan, dan
cairan infus yang digunakan
- Jelaskan pemeriksaan yang mendukung dan
hasil laboratorium
- Jelaskan informasi klinis yang mendukung
- Tanda vital pasien
7) A : Assessment, Penilaian
- Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien
terkini seperti status mental, status emosional,
kondisi kulit, dan saturasi oksigen.
- Nyatakan kemungkinan masalah, seperti
gangguan pernafasan, gangguan neurologi,
gangguan perfusi, dan lain-lain.
8) R : Recommendation, Rekomendasi Mengusulkan
dokter untuk melihat pasien

6 Jenis Indikator : Proses


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah pelaporan yang menggunakan Metode SBAR saat
melakukan instruksi verbal/per telepon dalam
periode bulan tertentu.
9 Denominator : Jumlah pelaporan melalui instruksi verbal/per telepon
dengan menggunakan medote SBAR dalam periode bulan
yang sama
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria Inklusi : Rekam medis yang yang berisi Form
Eksklusi SBAR
Kriteria Ekslusi : Tidak ada
12 Formula : Jumlah pelaporan yang menggunakan
Metode SBAR saat melakukan instruksi
verbal/per telepon
dalam periode waktu tertentu
x 100 %
Jumlah pelaporan melalui instruksi
verbal/per telepon dengan
menggunakan medote SBAR dalam
periode waktu yang sama
Metode Pengumpulan : Concurrent (survei harian)
Data
14 Sumber Data : Data Primer yaitu Dokumen rekam medis
15 Instrumen Pengambilan : Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
Data Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
16 Besar Sampel : Bulanan
17 Cara Pengambilan : 1 Bulan sekali
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan, Tri Bulanan, Tahunan
Data
19 Penyajian Data : Dalam bentuk diagram atau grafik lalu di analisis
20 Periode Analisis dan : Formulir observasi
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ Keselamatan Pasien Dan PJ UKP
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
16 Keselamatan Memastikan Prosedur Pembedahan yang 90 %
Pasien Benar

PROFIL INDIKATOR
MEMASTIKAN PROSEDUR PEMBEDAHAN YANG BENAR
1 Judul Indikator : Kepatuhan petugas terhadap prosedur dalam
memberikan obat kepada pasien dalam Keamanan Obat-
obatan yang harus diwaspadai
2 Dasar Pemikiran : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Keselamatan Pasien, Daftar obat-obatan yang
sangat perlu diwaspadai tersedia di WHO. Yang sering
disebut-sebut dalam isu keamanan obat adalah pemberian
elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya,
kalium/potasium klorida [sama dengan 2 mEq/ml atau yang
lebih pekat)], kalium/potasium fosfat [(sama dengan atau
lebih besar dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida [lebih
pekat dari 0.9%], dan magnesium sulfat[sama dengan 50%
atau lebih pekat]. Kesalahan ini bisa terjadi bila staf tidak
mendapatkan orientasi dengan baik di unit asuhan pasien,
bila perawat kontrak tidak diorientasikan sebagaimana
mestinya terhadap unit asuhan pasien, atau pada
keadaan gawat darurat/emergensi
3 Dimensi Mutu : Aman, berorientasi pasien
4 Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam
memberikan obat kepada pasien khususnya Obat- obatan
yang harus diwaspadai
5 Definisi Operasional : Obat-obatan adalah bagian dari rencana pengobatan pasien,
maka penerapan manajemen yang benar penting/krusial
untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang
perlu diwaspadai (high- alert medications) adalah obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi
kesalahan/error dan/atau kejadian sentinel (sentinel event),
obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome) demikian pula obat-obat yang
tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/
LASA).

6 Jenis Indikator : Proses


7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah permintaan obat-obat injeksi yang diencerkan
dalam satu bulan (hitung permintaan / resep).
9 Denominator : Seluruh jumlah permintaan obat-obat injeksi yang
diencerkan yang disorder dalam satu bulan (hitung
permintaan/resep).
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria Inklusi :
Eksklusi Semua obat yang tergolong pada obat-obat yang perlu di
waspadai (KCL 7,64% dan Natrium bicarbonate 8,4%.)
Kriteria Ekslusi :
Obat waspada tinggi yang tidak tergolong kategori elektrolit
pekat.

12 Formula : Jumlah permintaan obat-obat injeksi yang


diencerkan dalam satu bulan (hitung
permintaan / resep)
x 100%
Seluruh jumlah permintaan obat-obat
injeksi yang diencerkan yang disorder
dalam satu bulan
(hitung permintaan/resep)
13 Metode Pengumpulan : Concurrent (Survei harian) Data Primer
Data
14 Sumber Data : Laporan Resep Unit Farmasi
15 Instrumen Pengambilan : Seluruh jumlah permintaan obat-obat
Data
16 Besar Sampel : Bulanan
17 Cara Pengambilan : 1 Bulan sekali
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan, Tri Bulanan, Tahunan
Data
19 Penyajian Data : Dalam bentuk diagram atau grafik lalu di analisis
20 Periode Analisis dan : Form laporan penggunaan obat
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : Penanggung jawab farmasi (Apoteker/Ass.apoteker)
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
17 Keselamatan Mengurangi Resiko Infeksi Akibat Perawatan ≥85 %
Pasien Kesehatan

PROFIL INDIKATOR
MENGURANGI RESIKO INFEKSI AKIBAT PERAWATAN KESEHATAN
1 Judul Indikator : Kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan
kebersihan tangan (hand hygiene)
2 Dasar Pemikiran : Kebersihan tangan dilakukan dengan 5 indikasi (five
moments) dan 6 langkah menurut WHO
3 Dimensi Mutu : Aman, berorientasi pasien
4 Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan
sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan
kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan pasien
dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
5 Definisi Operasional : Kepatuhan seluruh pemberi pelayanan dalam melakukan
kebersihan tangan sesuai dengan ketentuan WHO. Pemberi
pelayanan adalah tenaga kesehatan dan tenaga medis.
Indikasi :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sesudah kontak dengan pasien
3. Sebelum melakukan prosedur aseptic
4. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien
Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci
menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas kotor
atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol
(alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor
Sesi adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan observasi maksimal 20 menit.
6 Jenis Indikator : Input, proses, output
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah tindakan kebersihan tangan yang dilakukan
9 Denominator : Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode pengamatan/
observasi
10 Target Pencapaian : ≥ 85%
11 Kriteria Inklusi Dan : Kriteria inklusi :
Eksklusi Seluruh peluang yang dimiliki oleh pemberi pelayanan
terindikasi harus melakukan kebersihan tangan.
Kriteria ekslusi : tidak ada
12 Formula : Jumlah tindakan kebersihan tangan yang
dilakukan
x 100
Jumlah total peluang kebersihan tangan yang
seharusnya dilakukan dalam periode pengamatan /
observasi
13 Metode Pengumpulan : Concurrent (survei harian), observasi
Data
14 Sumber Data : Hasil observasi
15 Instrumen Pengambilan : Seluruh petugas pelayanan kesehatan di puskesmas
Data yang terindikasi untuk dilakukan kebersihan tangan.
Minimal 200 peluang
16 Besar Sampel : Harian
17 Cara Pengambilan : 1 Bulan sekali
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan, triwulan , tahunan
Data
19 Penyajian Data : Dalam bentuk diagram atau grafik lalu di analisis
20 Periode Analisis dan : Formulir kepatuhan kebersihan tangan
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ PPI / IPCN
Indikator

Jenis
No Indikator Target
Pelayanan
18 Keselamatan Mengurangi Resiko Pasien Akibat Terjatuh 100 %
Pasien

PROFIL INDIKATOR
MENGURANGI RESIKO PASIEN AKIBAT TERJATUH
1 Judul Indikator : Kepatuhan Pelaporan Insiden Pasien Jatuh
2 Dasar Pemikiran : 1. Permenkes No.11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
2. Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna
penyebab cedera pasien rawat inap. Dalam konteks
populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang
diberikan, dan fasilitasnya, fasilitas pelayanan
kesehatan perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan
mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera
bila sampai jatuh.
3. Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh, obat dan telaah
terhadap obat dan konsumsi alkohol,
penelitian terhadap gaya/cara jalan dan
keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang
digunakan oleh pasien
3 Dimensi Mutu : Aman, berorientasi pasien
4 Tujuan Program ini memonitor baik konsekuensi yang dimaksudkan
atau yang tidak sengaja terhadap langkah- langkah yang
dilakukan untuk mengurangi jatuh. Misalnya penggunaan
yang tidak benar dari alat penghalang atau pembatasan
asupan cairan bisa menyebabkan cedera, sirkulasi yang
terganggu, atau
integrasi kulit yang menurun. Program tersebut harus
diterapkan di fasilitas pelayanan kesehatan.
5 Definisi Operasional : Fasilitas pelayanan kesehatan mengembangkan suatu
pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari cedera
karena jatuh.
6 Jenis Indikator : Input, proses, output
7 Satuan Pengukuran : Persentase
8 Numerator : Jumlah Pasien yang datang kepuskesmas dan di
identifikasi memiliki risiko jatuh
9 Denominator : Jumlah pasien yang dating berkunjung ke
puskesmas
10 Target Pencapaian : 100%
11 Kriteria Inklusi Dan : Inklusi
Eksklusi Semua pasien yang berisiko jatuh
Esklusi : tidak ada
12 Formula : Jumlah Pasien yang datang kepuskesmas dan di
identifikasi memiliki risiko jatuh
x 100
Jumlah pasien yang datang berkunjung ke
puskesmas
13 Metode Pengumpulan : Survei harian
Data
14 Sumber Data : Data primer melalui observasi
15 Instrumen Pengambilan : Sampel dihitung sesuai kaidah statistik
Data
16 Besar Sampel : Bulanan
17 Cara Pengambilan : 1 Bulan sekali
Sampel
18 Periode Pengumpulan : Bulanan, tri bulanan, tahunan
Data
19 Penyajian Data : Dalam bentuk diagram atau grafik lalu di analisis
20 Periode Analisis dan : Formulir Pengkajian Risiko Jatuh
Pelaporan Data
21 Penanggung Jawab : PJ Keselamatan pasien, Penanggung jawab loket
Indikator pendaftaran

You might also like