Professional Documents
Culture Documents
Diet
Diet
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal
dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak
dapat juga disebut sebagai anak-anak. Usia remaja biasanya dimulai saat laki-laki atau
perempuan berusia 10-12 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat, pertambahan berat dan
tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual
seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol dan lebih
suka menghabiskan waktu diluar waktu berkumpul bersama keluarga. Perubahan-perubahan
fisik ini akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan
kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik masalah kekurangan gizi
atau kelebihan gizi.
Masalah gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif pada tingkat kesehatan
masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR
(Bayi Berat Lahir Rendah), penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah
membuktikan banyak sekali remaja yang mengalami masalah gizi, masalah tersebut antara
lain Anemia (berkisar 40%) dan IMT kurang dari batas normal atau kurus (berkisar 30%).
Banyak faktor yang bisa menyebabkan hal ini terjadi, tetapi dengan mengetahui faktor-faktor
penyebab yang mempengaruhi hal ini dapat membantu upaya penanggulangannya.
Berdasarkan pemaparan di atas, kami bertujuan untuk membahas lebih lanjut tentang
“Peran Zat Gizi Pada Usia Remaja”.
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar ilmu dasar keperawatan lima
2. Untuk mengetahui dan menambah wawasan mengenai peran zat gizi untuk usia remaja
1.4 Manfaat
Mengetahui bagaimana peran zat gizi untuk usia remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan
yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang
diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa
disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan
zat pengatur.
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu
jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan
makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat
tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga
dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-
kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam,
daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan.
Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk
melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
Jika hasilnya :
H. Perhitungan energy
Dasar perhitungan kebutuhan energi
a. Kandungan energy dalam makanan
Muatan energy di dalam makanan bergantung terutama pada kandungan protein,
lemak, karbohidrat dan alkoholnya. Komponen organic lain seperti (asam organic)
menyumbang hanya sejumlah kecil energy dibandingkan sebagian besar makanan. Air
tidak mengundang energy, melainkan bertindak hanya sebagai zat pelarut. Karena itu,
keterkandungan air di dalam makanan akan memengaruhi kadar atau kepadatan
kandungan energy makanan tesebut.
Jumlah energy dalam makanan atau zat gizi, dapat ditentukan dengan jalan
membakar makanan tersebut di dalam bom calorimeter. Panas yang kemudian
dihasilkan diukur. Tiap jenis makanan akan mengeluarkan sejumlah energy tertentu
jika dibakar atau dimetabolisasi oleh tubuh. Jumlah kalori yang kemudian dihasilkan
bergantung pada komposisi makanan tersebut (protein, karbohidrat, dan lemak).
Besarnya panas yang dihasilkan oleh tiap gram sampel protein, karbohidrat, dan
lemak murni berturut-turut adalah 5.65; 4.10; dan 9.45 kkal (sementara alcohol 7.10
kkal).
Makanan yang telah dikonsumsi tidak seluruhnya dapat dicerna dan diserap
dengan sempurna. Karena itu penting sekali diketahui besaran ketercernaan makanan
tersebut. Pada keadaan normal, keterserapan protein, lemak, dan karbohidrat berturut-
turut sebesar 92%, 95%, dan 96%.
b. Kandungan energy total di dalam tubuh
Kandungan energy di dalam tubuh bergantung pada ukuran dan komposisi
tubuh, dan dapat dihitung berdasarkan ke dua hal tersebut. Contohnya, komposisi
tubuh kimia laki-laki yang mempunyai berat badan normal 65 kg adalah kira-kira 11
kg protein, 9 kg lemak, 1 kg karbohidrat, 40 kg air, dan 4 kg mineral. Air dan
mineral tidak mengandung energy.
Kandungan energy tubuh total dapat dihitung menjadi 150.000 kkal. Lebih
kurang setengah dari jumlah ini berada dalam struktur protein penting dalam tubuh,
sementara sisanya (sebagian besar lemak) merupakan cadangan yang jika diperlukan
dapat dimobilisasi. Pada penderita obese, cadangan ini sangat besar. Begitu pula
sebaliknya, pada orang kurus jumlah tersebut kecil.
c. Kebutuhan ebergi
Kebutuhan energy orang yang sehat dapat diartikan sebagai tingkat asupan
energy yang dapat dimobilisasi dari makanan yang akan menyeimbangkan keluaran
energy, ditambah dengan kebutuhan tambahan untuk pertumbuhan, kehamilan dan
penyusuan yaitu energy makanan yang diperlukan untuk memelihara keadaan yang
telah baik.
Keterangan:
BMR = Basal Metabolic Rate (kkal)
BB = Berat Badan (dalam kilogram).
berat yang digunakan bergantung pada
tujuan perhitungan energy ini, dapat berat normal,
berat ideal, atau berat sekarang.
TB = Tinggi badan (dalam meter)
U = Usia
Adapun hasil perhitunga BMR dengan persamaan Harris-Bennedict,
berdasarkan penelitian Daly, dkk. (1985) berlebih 10-15%, sementara hasil riset Long
dkk. (1979, 1980) menunjukan bahwa kelebihan tersebut hanya sebesar 3%. Dengan
demikian, hasil perhitungan dengan persamaan ini harus dipotong sebanyak kelebihan
tersebut (sebagian besar literature menuliskan angka 10%).
Dengan demikian jika seorang wanita baru sekali datang haid, dan kemudian
hamil, maka selama kehamilannya dia bukan saja harus menambah berat badan
sebanyak 10-12 kg, tetapi juga harus ditambah dengan penambahan berat badan pada
usia ginekologik pertama; yaitu 3.8 kilogram (angka 3.8 diperoleh dari perkalian
9.5/12 x 4.8 kg; 9.5 adalah masa hamil jila dihitung dengan kalender bulanan, dan
angka 12 adalah jumlah bulan dalam setahun).
Bergantung pada berat badan dan tinggi badan sebelum hamil, aturan pertambahan
berat badan total selama hamil ialah:
1. 12.5-18 kg jika BMI < 19.8,
2. 11.5-16 jika BMI = 19.8-26.0,
3. 7-11.5 manakala BMI > 26-29.