You are on page 1of 122

FUNGSI KOORDINASI BAPPEDA DALAM PENGELOLAAN DATA

BERBASIS ELEKTRONIK MELALUI SISTEM INFORMASI


PEMERINTAHAN DAERAH (SIPD) STUDI DI KANTOR
BAPPEDA KOTA KENDARI

SKRIPSI

Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Ilmu Politik (S.IP) pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Kendari

OLEH

RIZAT ADIYANTO
21908010

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU


SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI 2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing utama dan


pembimbing pendamping untuk dipertahankan dihadapan panitia Seminar
ujian Skripsi Penelitian pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Kendari.

Judul Penelitian : Fungsi Koordinasi Bappeda dalam Pengelolahan


Data Berbasis Elektronik Melalui Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SISTEM INFORMASI
PEMERINTAHAN DAERAH )
Nama : Rizat Adiyanto
NIM : 21908010

Kendari, 2023

Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Muh. Ihsan Mattalitti, S.Sos, MA Yunitawati Lampasa, S.Pd, M.Si


NIDN. 0907077901 NIDN. 0924088101

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Kendari

Dr. LaOde Wahyuddin, S.Ip, M.PA


NIDN. 0924058602

ii
HALAMAN PENGESAHAN

FUNGSI KOORDINASI BAPPEDA DALAM PENGLOLAHAN DATA


BERBASIS ELEKTRONIK MELALUI SISTEM INFOEMASI
PEMERINTAHAN DAERAH (SIPD) STUDI DIKANTOR BAPPEDA
KOTA KENDARI

OLEH
RIZAT ADIYANTO
21908010

Telah dipertahankan di depan panitia penguji Ujian Skripsi pada Program


Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Kendari pada bulan April 2023 untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Politik dengan sebutan S.IP dan hasilnya dinyatakan telah
memenuhi syarat dan dinyatakan lulus.

PANITIA PENGUJI
Ketua : Muh. Ihsan Mattalitti. S.sos, MA (…………………...)
Sekretaris : Yunitawati Lampasa. S.Pd, M.Si (……………………)

Anggota : Dr. Abd Rahman, S.Sos, M.Si (……………………)

: Ulfah Attamimi S.I.P, M.IKom (……………………)

Kendari, April 2023

Dekan Fisip UMK

Muh. Ihsan Mattalitti, S.Sos, MA

iii
ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya hal yang mengindikasikan


pengoperasian Sistem Informasi Pemerintahan Daerah belum sesuai dengan
standar. Kurang lengkapnya data elektronik dan data di lapangan yang
diberikan organisasi perangkat daerah yang terkoordinir. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui fungsi koordinasi Badan Perencana
Pembangunan Daerah kota Kendari dalam pengelolaan data berbasis
elektronik melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah. Penelitian ini
dirancang dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dengan
menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi
dokumenter. Prosedur analisis data penelitian melalui tahapan reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa BAPPEDA kota Kendari telah menjalankan fungsi-fungsi koordinasi
dengan menciptakan kamunikasi, menyatukan aktivitas, menyelaraskan
Tindakan dan menjamin prosedur kerja dengan baik, mulai dari tahap
perencanaan hingga penginputan data melalui SIPD.

Kata kunci : Koordinasi; BAPPEDA; Pengolahan data; SIPD

iv
ABSTRACT

This research is motivated by the existence of things that indicate the


operation of SIPD is not in accordance with the standards. The lack of
complete electronic data and field data provided by the coordinated Regional
Organization. The purpose of this study was to determine the coordinating
function of BAPPEDA Kendari city in managing electronic-based data through
the Regional Government Information System. This research was designed
with a qualitative method. Collecting data using in-depth interviews,
observation, and documentary studies. The procedure for analyzing research
data is through the stages of data reduction, data presentation, and drawing
conclusions. The results of this study indicate that the Kendari City BAPPEDA
has carried out coordination functions by creating communication, unifying
activities, aligning actions and ensuring proper work procedures, from the
planning stage to data input through SIPD.

Keywords: Coordination; BAPPEDA; data processing; SIPD

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur atas segala berkah, rahmat, karunia serta hidayah yang

telah diberikan Allah Subhanahu Wata’ala yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang. Salawat serta sala senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah

Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam dan juga berkat semua doa dan

dukungan kedua orang tua, saudara serta keluarga besar penulis sehingga

penulis dapat meyelesaikan ttugas akhir ini.

Tugas akhir yang berjudul Fungsi Koordinasi BAPPEDA dalam

Pengelolahan Data Berbasis Elektronik Melalui Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah (SIPD) (Studi di Kantor Badan Perencanaan

Pembangunnan Daerah Kota Kendari) ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik pada Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Kendari. Tugas akir ini dapat

diselesaikan bukan hanya atas upaya penulis sendiri, namun juga atas kerja

keras pembimbing, serta bantuan dan motivasi teman-teman yang sangat

berharga dalam proses penulisan tugas akhir ini.

Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan terimakasih dan rasa

hormat kepada mereka yang memberikan perhatian dan bantuan dalam

penyelesaian tugas akhir ini :

1. Bapak Prof Dr. Ir. H. Muh. Nurdin, M.Sc, IPU, ASEAN Eng Selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Kendari.

vi
2. Bapak Muhammad Ihsan Mattalitti, S.Sos, MA Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Dosen Penasihat Akademik dan pembimbing

utama yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, ilmu, motivasi, saran serta arahan yang konstuktif dengan

penuh kesabaran dan ketelitian.

Terimakasih telah memberikan palajaran kepada penulis bahwa

meyelesaikan skripsi tidak hanya tidak hanya sekedar menulis tetapi

merupakan tetapi merupakan sebuah proses belajar untuk

memperdiapkan menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri sesama,

agama, bangsa dan negara. Serta terimakasih telah memberikan

palajaran kepada penulis bahwa ilmu, pegetahuan, dan gelar tidaklah

berarti tanpa diimbangi dengan ilmu agama dan akhlak yang baik.

3. Bapak Dr. Laode Wahyuddin, S.IP, M.PA selaku ketua Program Studi Ilmu

Pemerintahan

4. Ibu Yunitawati Lampasa, S.Pd, M.Si selaku pembimbing ke II yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, meberikan ilmu, motivasi,

saran serta arahan yang konstuktif dengan penuh kesabaran sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Kendari, yang telah membimbing, mengajarkan, dan

mengamalkan ilmu-ilmunya kepada penulis. Semoga menjadi pahala

yang terus mengalir.

vii
6. Seluruh staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universias

Muhammdiyah Kendari yang telah bekerja demi kelancaran penulis

selama kuliah.

7. Seluruh narasumber Dr. Drs. Sapri ,M.Si, Irnayanti Bisma, S.Si, M.Si, Aryanto

Kaharuddin, S.AP, Athikasari S.Si,M.Sc, Imam Gazalba Sulkarnain S.STP,

M.Siri Ali, SE, dan Indrawati Malaka, SP,MM yang telah memberikan

kesempatan untuk bertatap muka secara langsung untuk mendapatkan

informasi dan telah memberikan banyak pekajaran hidup bagi penulis.

8. Kedua orang tua saya ayahanda Rabaani dan ibunda Jumarni, saudaraku

Laode Jafarudin Basri, Nelsi Jusmiarni, dan Waode Ristiya Sitirahma yang

telah memberikan dukungan dan do’a yang menginspirasi penulis untuk

menjalani studi ini sebagai ibadah.

9. Teman-teman seangkatan atas persahabatan dan kebersamaannya,

Alfrid, Yani Puspita Sari, Fadillah, Yesi, Marlina, Murdianto, Lukman Nul

Hakim, Nurlela dan seluruh teman kelas A,B,dan C.

10. Segenap pihak yang belum disebutkan di atas yang juga telah memberikan

bantuan kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung.

Semoga semua bantuan tersebut dicatat sebagai amal soleh dan

mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT, aamiin.

Kendari, April 2023

RIZAT ADIYANTO

viii
BAB I..................................................................................................................................
DAFTAR ISI
1
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1. 2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................................ 7
1.4.2 Manfaat praktis ......................................................................................... 7
BAB II ................................................................................................................................

9
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 9
2.1 Landasan Teori ....................................................................................................... 9
2.1.1 Konsep Koordinasi .......................................................................................... 9
2.1.2 Sistem Informasi Pemerintahan Daerah ..................................................... 13
2.1.3 E-Government ................................................................................................ 21
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 24
2.3 Kerngka pikir ....................................................................................................... 26
BAB III.............................................................................................................................

27
METODE PENELITIAN ................................................................................................... 27
3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................................. 27
3.2 Pendekatan Penelitian ......................................................................................... 27
3.3 Informan Penelitian ........................................................................................ 28
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................... 29
3.4.1 Observasi........................................................................................................ 29
3.4.2 Wawancara .................................................................................................... 29
3.4.3 Dokumentasi .................................................................................................. 30
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................................ 30
3.6 Definisi Operasional ............................................................................................. 31
3.6.1 Fungsi Koordinasi .......................................................................................... 31
3.6.2 Sistem Informasi Pemerintahan Daerah ...................................................... 32
BAB IV .............................................................................................................................

33

ix
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................................... 33
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................................................................... 33
4.1.3 Sruktur Organisasi Bappeda................................................................................................ 36
4.1.4 Tugas dan Fungsi Bappeda................................................................................................... 37
4.2 Implementasi Fungnsi Koordinasi dalam SIPD............................................................... 48
4.3 Sitem Informasi Pemerintahan Daerah.............................................................................. 72
BAB V.............................................................................................................................................................. 86
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................................... 86
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................................... 86
5.2 Saran.................................................................................................................................................. 87
Daftar Pustaka............................................................................................................................................ 89
Dafatar Pustaka

x
Daftar Gambar
Gambar 4.1 Halaman Depan SIPD ………………………………………………………………… 52
Gambar 4.2 Penyelenggaraan BIMTEK Bappeda kota Kendari ………………………. 56
Gambar 4.3 Rapat internal BAPPEDA kota Kendari ………………………………………. 58
Gambar 4.4 Penyelenggaraan BIMTEK Bappeda …………………………………………… 60
Gambar 4.5 Konsultasi dinas Sosial kepada Bappeda Kota Kendari ………………... 61
Gambar 4.6 Rapat Kerja Bappeda Kota Kendari …………………………………………….. 64
Gambar 4.7 Forum OPD ……………………………………………………………………………….. 65
Gambar 4.8 Rapat Internal BAPPEDA Kota Kendari ……………………………………… 68
Gambar 4.9 Jadwal Perencanaan dan Penganggran ……………………………………….. 69
Gambar 4.10 Pengaturan Jadwal Oleh Admin ……………………………………………….. 74
Gambar 4.11 Prosedur Penggunaan SIPD …………………………………………………….. 77
Gambar 4.12 Dashboard Belanja ………………………………………………………………….. 81

xi
Daftar Tabel
Tabel 4. 1 Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Eselon Jabatan………………………… 47
Tabel 4. 2 Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Pendidikan …………………………….. 47

Tabel 4.3 Bidang dan OPD …………………………………………………………………………… 49

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2019 pemerintah mengesahkan Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah (SIPD) sebagai aplikasi yang dapat membantu

pemerintah dalam menyusun dokumen pemerintahan di bidang

pembangunan, keuangan, dan pemerintahan lainnya. Aplikasi ini menjadi

pengganti aplikasi sebelumnya yakni Sistem Informasi Pembangunan Daerah

yang dimana aplikasi tersebut dianggap kurang efektif dalam perancangan

dokumen perencanaan pembangunan hal ini dikarenakan data keuangan

daerah dan data rancangan kerja daerah terpisah dan aplikasi ini tidak sesuai

dengan Perpres No. 39 Tahun 2019 tantang Satu Data Indonesia.

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah merupakan merupakan

implementasi dari Instriksi Presiden No 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan E-government, serta amanat UU 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 391 dimana pemerintah daerah

wajib menyediakan Informasi Pemerintahan Daerah yang Dimana Perpres

No 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia menjadi acuan baik

pemerintah pusat dan daerah dalam rangka tata Kelola data dan

mewujudkan ketersediaan informasi dan data.

Dalam implementasi dari penerapan SIPD, Permendagri No 90 Tahun

2019 menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyediakan dan

1
menyajikan informasi secara berjenjang dan mandiri berupa penggolongan,

pemberian kode, dan daftar penamaan untuk digunakan dalam penyusunan

perencanaan, penganggaran, dan pertanggung jawaban serta pelaporan

kinerja keuangan. Dalam pengelolahan data Dalam Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah dikoordinasikan oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) sesuai dengan pasal 9 Permendagri No.70

Tahun 2019.

Fungsi koordinasi mempunyai peran yang sagat penting dalam

organisasi utamanya organisasi birokrasi pemerintah karena adanya

pembagian kerja dan spesialisasi dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Dengan koordinasi yang baik diharapkan semua unit organisasi

yang bertugas dapat melaksanakan fungsinya dengan lancar dan senantiasa

berorientasi pada tujuan organisasi.

Menurut Tery (Rohman : 2017) koordinasi adalah suatu usaha untuk

meyelaraskan dan mengatur tiap-tiap unit sehingga tersedia jumlah dan

waktu yang tepat, dan memfokuskan pelaksanaan sehingga menghasilkan

suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada tujuan atau target yang

telah ditentukan. Ini hampir mirip dengan pendapat Hasibuan (2007) yang

menjelaskan Koordinasi adalah proses mengimbangi dan mengerakkan

organisasi dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan

tiap-tiap anggota dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan

keselarasan yang telah diharapkan di antara para anggota.

2
Koordinasi merupakan satu dari beberapa fungsi manejemen yang

tidak terpisahkan dari fungsi manejemen lainnya karena fungsi koordinasi

adalah fungsi yang menghubungkan fungsi-fungsi manejemen lainnya.

Banyak refeensi yang mengatakan bahwa fungsi koordinasi adalah fungsi

manajemen yang paling utama, menejeman yang paling utama dalam

menjalankan fungsi koordinasi, Dengan mengoptimalkan fungsi koordinasi,

organisasi akan menjadi semakin baik dan menghindari resiko yang

mengancam organisasi. Zainuddin dalam Ayu, dkk (2021:30).

Pengolahan data secara elektronik merupakan serangkaian kegiatan

yang dimaksudkan untuk penyediaan informasi dengan menggunakan

komputer yang mencakup pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, dan

pengawasan hasil olahan tersebut sebagai alat pendukung pengambilan

keputusan secara efektif. (Siagian, 2011:81).

Dalam pengumpulan data tenaga yang bergerak dalam kegiatan

pengolahan data harus berusaha agar terdapat jaminan bahwa mutu data yang

dikumpulkan tinggi. relevan, dari sumber yang terpercayai, internal maupun

eksternal. Kemudian pengelolahan/pemprosesan data dilakukan proses

mengubah makna dan bentuk data menjadi informasi serta dapat digunakan

untuk mendukung berbagai aktivitas manajemen organisasi termasuk kegiatan

pengambilan keputusan. Pengolahan data berupa informasi harus disimpan

sehingga terjamin keamanannya, hemat biaya dan mudah ditelusuri serta

diambil apabila diperlukan. Selain itu diprlukan pengawasan agar sistem

3
pengolahan data yang sudah ditetapkan diikuti sepenuhnya oleh para

penanggung jawabnya. (siagian, 2011:82).

Penggunaan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah dipertegas

melalui Permendagri Nomor 70 tahun 2019 tentang Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah. Dalam implementasi dari penerapan Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah , Permendagri No 90 Tahun 2019 menjadi pedoman

bagi pemerintah daerah dalam menyediakan dan menyajikan informasi

secara berjenjang dan mandiri berupa penggolongan, pemberian kode, dan

daftar penamaan untuk digunakan dalam penyusunan perencanaan,

penganggaran, dan pertanggung jawaban serta pelaporan kinerja keuangan.

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah merupakan Aplikasi

berbentuk website dirancang untuk penyampaian informasi pemerintahan

daerah ke publik dan dikembangkan untuk menghasilkan pelayanan

informasi pemerintahan daerah yang saling terhubung dan terintegrasi

dengan berbasis elektronik untuk dimanfaatkan dalam penyelenggaraan

pembangunan daerah yang dimana sistem ini di kelolah oleh BAPPEDA.

Berdasrakan Keppres No.27 Tahun 1980 tentang Pembentukan

BAPPEDA. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau BAPPEDA

memilliki tugas untuk memantauan pelaksanaan rencana pembangunan

daerah, kajian dan evaluasi kebijakan yang berkualitas bagi perumusan

kebijakan dan memberi masukan dalam proses perencanaan pembangunan

berikutnya serta bertanggung jawab kepada Gubernur, Bupati, atau walikota

melalui Sekretaris Daerah. Untuk mengoptimalkan kinerjanya Sistem

4
Informasi Pemerintahan Daerah menjadi alat bantu BPEEDA sehingga dapat

memberikan kualitas informasi yang baik agar dapat digunakan dalam

proses prencanaan pembangunan.

Dalam pengimputan data elektronik dilakukan mulai dari

pengumpulan atau rapat dengan Organisasi Perangkat Daerah yang

berkoordinasi dengan BAPPEDA untuk membawa data-data Rencana Kerja

(Renja) dari setiap SKPD yang didalamnya sudah mencantumkan

perencanaan anggaran dalam program kerja OPD. Setelah data-data

terkumpul barulah dilakukan pengimputan ke dalam SIPD. Penggunaan

sistem informasi pemerintahand daerah dapat dioperasikan oleh semua

pegawai dengan syarat NIP sudah terdaftar. Pengimputan dilakukan dengan

memperhatikan prosedur pengimputan seperti yang tercantum dalam

Kemendagri No. 90 tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, Dan

Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan Daerah.

Pada awal tahun 2021 Kementerian Dalam Negeri mewajibkan

seluruh Organisasi Perangkat Daerah menggunakan aplikasi Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah begitupula dengan pemerintah Kota Kendari

yang telah menggunakan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah sebagai

salah satu inovasi berbentuk aplikasi pemerintahan khususnya BAPPEDA

kota Kendari sesuai dengan aturan dari Permendagri No.70 Tahun 2019

pengganti dari Permendagri No.98 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi

Pembangunan Daerah.

5
Penelitian ini akan mengfokuskan pada fungsi bappeda sebagai

koordinator pengelolaan data berbasis elektronik melalui Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah sesuai dengan Permendagri No 70 tahunn 2019 pasal

9. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di kantor

Bappeda kota Kendari telah ditemukan beberapa masalah dalam

pengelolahan data elektronik seperti masih di adanya pegawai yang belum

paham dalam penggunaan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah. Selain itu

masih adanya masalah teknis yaitu masalah jaringan yang ada kalanya tidak

satabil, ketidak tepatan waktu dalam pengimputan data, kurang lengkapnya

data-data di lapangan yang diberikan oleh OPD lain, serta kesalahan dalam

kodefikasi dan dan nomenklatur.

Hasil uraian di atas penulis tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut

tentang fungsi koordinasi BAPPEDA kota Kendari dalam pengelolaan Data

Berbasis Elektronik melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini

adalah bagaimana fungsi koordinasi BAPPEDA kota Kendari dalam

pengelolaan data berbasis elektronik melalui Sistem Informasi Pemerintahan

Daerah.

6
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memahami fungsi

koordinasi BAPPEDA kota Kendari dalam pengelolaan data berbasis

elektronik melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah.

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, manfaat yang didapat terbagi menajdi dua bagian yakni

manfaat secara teoritis dan paktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan


mengenai fungsi koordinasi BAPPEDA dalam mengelolah data elektronik

melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah , serta juga diharapkan

sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis

dipelajari di bangku perkuliahan.

b. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan Fungsi Koordinasi BAPPEDA dalam pengeloalaan

data berbasis elektronik serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

a. Bagi penulis Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung

tentang cara BAPPEDA menggkoordinasikan dan mengelolah data

elektronk melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah

7
b. Bagi peneliti selanjutnya, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam pengembangan teori mengenai fungsi koordinasi

BAPPEDA dalam penglolahan data elektronik dan penggunaan Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah .

c. Bagi BAPPEDA Kota Kendari, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan pertimbangan bagi manajemen dalam pengkoordinasian dan

pengelohan data elektronik faktor penghambat dan pendukung dalam

penggunaan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah .

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Konsep Koordinasi

a. Pengertian Koordinasi

Koordinasi adalah suatu proses untuk menciptakan kesatuan tindakan

yang menguatkan keterpaduan dalam menjalankan suatu kegiatan secara

teratur sehingga mudah mencapai tujuan bersama yang sudah direncanakan,

Bachtiar (2021:24). Semenatar Kencana dalam Putri (2021:10)

mengemukakan bahwa koordinasi adalah penyesuaian diri dari tiap-tiap

bagian, dan usaha menggerakan serta mengoperasikan bagian-bagian pada

waktu yang tepat, sehingga dengan demikian tiap-tiap bagian dapat

menghasilkan sumbangan terbanyak pada keseluruhan hasil.

Selanjutnya menurut Pratama (2019:1349) koordinasi adalah suatu

proses kerja sama antara lembaga, instansi, badan dan bidang tertentu agar

dalam pelaksanaan kegiatan organisasi tertuju kepada tujuan yang ingin

dicapai, Pratama. Ndraha dalam Putri (2021) mendefinisikan Koordinasi

sebagai proses penyepakatan bersama kegiatan-kegiatan atau unsur yang

berbeda-beda sedemikian rupa sehingga semua kegiatan atau unsur itu

terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah diepakati dan keberhasilan

masing-masing tidak saling merusak.

Berdasarkan pengertian yang telah dijelaslah, dapat disimpulkan

bahwa koordinasi merupakan proses pengintegrasian aktivitas serta tujuan

9
dalam suatu organisasi agar tercipta keselarasan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Pengkoordinasian dimaksudkan agar para pemimpin

dapat mengkoordinir SDM dan sumber daya lain yang dimiliki organisasi

tersebut karena kekuatan suatu organisasi tergantung pada kemampuannya

untuk menyusun berbagai sumber dayanya dalam mencapai suatu tujuan.

b. Tipe Koordinasi

Koordinasi adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang pemimpin

untuk mengkomunikasikan berbagai aktivitas yang telah ditetapkan ke

masing-masing unit kerja agar bisa terarah secara efektif, sehingga tujuan

atau target organisasi dapat tercapai sesuai dengan harapan. Menurut

Agustiani (2020:9)Koordinasi dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu:

1) Koordinasi vertikal adalah upaya penyatuan atau pengarahan yang

dilakukan seorang pemimpin terhadap kegiatan berbagai unit

organisasi yang ada di bawah kekuasaannya agar tercapainya tujuan

organisasi. Contoh koordinasi vertikal adalah koordinasi yang

dilakukan oleh kepala divisi terhadap kepala sub divisinya.

2) Koordinasi Horizontal adalah upaya penyatuan atau pengarahan yang

dilakukan seorang pemimpin terhadap kegiatan berbagai unit organisasi

yang berada pada tingkat organisasi (jabatan) yang setingkat atau setara.

Contoh koordinasi horizontal adalah koordinasi yang dilakukan oleh

kepala divisi acara terhadap anggota divisi logistik.

10
c. Fungsi Koordinasi

Koordinasi merupakan satu dari beberapa fungsi manejemen yang

tidak terpisahkan dari fungsi manejemen lainnya karena fungsi koordinasi

adalah fungsi yang menghubungkan fungsi-fungsi manejemen lainnya.

Banyak refeensi yang mengatakan bahwa fungsi koordinasi adalah fungsi

manajemen yang paling utama, menejeman yang paling utama dalam

menjalankan fungsi koordinasi, Dengan mengoptimalkan fungsi koordinasi,

organisasi akan menjadi semakin baik dan menghindari resiko yang

mengancam organisasi. Zainuddin dalam Ayu 2021:30). Fungsi-fungsi

manajemen menurut Fayol dalam Manoppo (2017) yaitu: planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), commanding (pemberian

komando), coordinating (pengkoordinasian), dan controlling (pengawasan).

Menurut Handayaningrat dalam Syafitri (2017) menejelaskan fungsi

koordinasi adalah sebagai berikut:

a) Sebagai salah satu fungsi manajemen, selain adanya fungsi perencanaan,

penyusunan kepegawaian, pembinaan kerja, motivasi dan pengawasan.

b) Untuk menjamin kelancaran mekanisme prosedur kerja dan berbagai

komponen dalam organisasi. Kelancaran mekanisme kerja sangatlah

peting agar tidak timbul perselisihan antara sesama komponen organisasi

dan memaksimalkan Kerjasama antar komponen sehingga tujuan

organisasi dapat tercapai.

c) Sebagai usaha yang mengarahkan dan menyatukan aktivitas yang memiliki

arti adanya keterpaduan (integrasi) yang dilakukan secara serasih dan

11
simultan/singkronisasi dari segala kegiatan yang dijalankan oleh

organisasi, dengan begitu organisasi berjalan sebagai suatu kesatuan guna

melaksanakan seleruh fungsi tugas organisasi yang dibutuhkan untuk

menggapai tujuannya

d) Sebagai faktor dominan dalam kelangsungan hidup organisasi pada

tingkat tertentu dan ditentukan oleh kualitas usaha koordinasi yang

dijalankan. Perlunya peningkatan usaha koordinasi yang tidak hanya

semata masalah teknis tetapi juga tergantung sikap, tindakan, dan

langkah pemegang fungsi organik dari pemimpin.

e) Untuk menciptakan jaringan atau hubungan kerja dan komunikasi.

f) Sebagai usaha untuk menyelaraskan setiap tindakan, langkah dan sikap

yang teratur dari para pejabat pengambil keputusan dan anggota

pelaksana.

g) Untuk penataan spesialisasi dalam berbagai keanekaragaman tugas.

Karena timbulnya spesialisasi yang semakin tajam merupakan

konsekuensi logis dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

d. Indikator Koordinasi

Menurut Putri (2021) Koordinasi dalam proses manajemen dapat diukur

melalui indikator:

a. Komunikasi. Seperti ada tidaknya informasi, ada tidaknya alur

informasi, ada tidaknya teknologi informasi.

12
b. Kesadaran Pentingnya Koordinasi. Seperti tingkat pengetahuan

pelaksana terhadap koordinas dan tingkat ketaatan terhadap hasil

koordinasi.

c. Kompetensi Partisipan. Ada tidaknya pejabat yang berwenang terlibat,

dan ada tidaknya ahli di bidang pembangunan yang terlibat

d. Kesepakatan, Komitmen, dan Insentif Koordinasi: Ada tidaknya

bentuk kesepakatan, ada tidaknya pelaksana kegiatan, ada tidaknya

sanksi bagi pelnggar kesepakatan, ada tidaknya insentif bagi

pelaksana koordinasi.

e. Kontinuitas Perencanaan: Ada tidaknya umpan balik dari obyek dan

subjek pembangunan dan ada tidaknya perubahan terhadap hasil

kesepakatan. Handayaningrat dalam putri (2021).

2.1.2 Sistem Informasi Pemerintahan Daerah

Istilah sistem informasi dalam arti luas sering digunakan merujuk

kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi.

Nasution, dkk (2021) mendifinisikan sistem informasi sebagai Kombinasi

dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu

untuk mendukung operasi dan manajemen. Sedangkan meurut Wurara, dkk

(2020:4) mengungkapkan bahwa Sistem Informasi adalah gabungan dari

teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi untuk

mendukung operasi dan manajemen.

13
Tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Sistem

informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para

pemakainya. Agar data dapat berguna, maka informasi harus didukung oleh

tiga pilar sebagai berikut: pada orang yang tepat atau relevan, tepat waktu,

dan nilainya tetap atau akurat. Output yang tidak didukung oleh tiga pilar ini

tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan

sampah. Nasution, dkk (2021: 111)

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah atau disingkat Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah adalah sistem informasi yang berisi

perencanaan pembangunan daerah, pembinaan dan pengawasan

pemerintahan daerah, serta keuangan daerah. Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah berfungsi sebagai jaringan dalam pengumpulan data

secara real dan on time dengan menggunakan teknologi informasi, sebagai

pendukung dalam perencanaan program dan kegiatan serta evaluasi

pembangunan daerah secara rasional, efektif dan efisien. Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah juga dapat digunakan untuk mendukung integrase

pemanfaatan data terkait dengan perkembangan pembangunan pada tiap-

tiap instansi pemerintah. Nasutioan dan nurwani (2021:2). Selain itu Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah dapat mempermudah dalam pengelolaan

informasi pembangunan daerah, informasi keuangan daerah, dan informasi

pemerintahan daerah lainnya yang saling terhubung untuk dimanfaatkan

dalam penyelenggaraan pembangunan daerah. Putri (2021:1)

14
a. Dasar Kebijakan

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 70 Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi Pemerintahan

Daerah,Sistem Informasi Pemerintahan Daerah yang disingkat Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah adalah sistem pengelola informasi

pembangunan daerah, keuangan daerah, dan informasi Pemerintahan Daerah

lainnya yang saling terhubung untuk dimanfaatkan dalam penyelenggaraan

pembangunan daerah. Ruang lingkup Sistem Informasi Pemerintahan Daerah

meliputi, a) Informasi Pembangunan Daerah; b) Informasi Keuangan Daerah;

dan c) Informasi Pemerintahan Daerah Lainnya. Sistem ini dapat diakses

melalui situs jaringan resmi Kementerian Dalam Negeri. Permendagri Nomor

70 Tahun 2019 yang juga mengatur jenis Sistem Informasi Pemerintahan

Daerah yang dapat dikembangkan Pemerintah Daerah menjadi beberapa

kelompok sebagai berikut :

1. Informasi Pembangunan Daerah Sistem informasi pemerintahan daerah

dapat mengelola data dan informasi yang berhubungan dengan

perencanaan pembangunan daerah dengan melibatkan berbagai elemen

terkait. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah juga dapat dalam

membantu dalam penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD, RENSTRA PD, dan

RENJA PD sehingga analisis dan profil dari pelaksanaan pembangunan

daerah mudah diperoleh, serta mampu menjadi acuan dalam

pembaharuan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah.

Kondisi geografis daerah, demografi, potensi sumber daya,

15
ekonomi atau keuangan daerah, kesejahteraan masyarakat, pelayanan

umum, serta daya saing daerah adalah Informasi yang terdapat dalam

perencanaan pembangunan daerah.

2. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah mampu mengelola data

keuangan daerah melalui berbagai elemen terkait secara lebih efektif

dan efisien dengan tetap memperhatikan asas akuntabilitas dan

transparasi. Proses pengelolaan keuangan daerah yang dimaksud

meliputi: a) Perencanaan Anggaran Daerah; b) Pelaksanaan dan

Penatausahaan Keuangan Daerah; c) Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Daerah; d) Pertanggung Jawaban Pelaksanaan Keuangan

Daerah; e) Pertanggung Jawaban Barang Milik Daerah; f) Informasi

Keuangan Daerah lainnya.

3. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah mampu memberikan

informasi umum lainnya berkaitan dengan penyelenggaraan

pemerintahan. Informasi umum tersebut dapat berupa Laporan Atas

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) selama satu tahun,

PERDA, dan informasi umum lainnya yang dikelola oleh berbagai

elemen terkait.

b. Prosedur Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah

Pengelolahan data elektronik di jelaskan dalam Permendagri No. 70

Tahun 2019 pasal 9 bahwa pengelolaan data berbasis elektronik provinsi dan

kabupaten atau kota sebagaimana dimaksud dilakukan melalui tahapan

perencanaan data; pengumpulan data; pengisian data berbasis elektronik; dan

16
pemeriksaan data berbasis elektronik. Informasi Pembangunan Daerah

sebagaimana dimaksud Dalam Permendagri No. 70 tahun 2019, paling sedikit

memuat:

a. Data perencanaan pembangunan daerah;

b. Analisis dan Profil Pembangunan Daerah; dan

c. Informasi perencanaan pembangunan daerah.

Perencanaan data merupakan tahapan identifikasi kebutuhan data

daerah sesuai dengan kebutuhan perencanaan pembangunan daerah yang

dilakukan pada bulan februari dan peling sidikit memuat data dan informasi

perencanaan pembangunan daerah sebagaimana ditetapkan oleh Menteri,

lalu pengumpulan data dan pengisian data dilakukan dengan memperhatikan

berita acara, Pemeriksaan data dilakukan untuk melihat kesesuaiannya

dengan prinsip satu data indonesia.

Jadwal dalam proses perencanaan dan penganggaran dilakukan melalui

admin perencana dalam menentukan waktu yang akan digunakan dalam

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah, yang dimana perencanaan ddimulai

dari penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Pelaksanaan Musrembang secara berjenjang untuk meminta masukan atas

rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dilanjutkan

pelaksanaan Musrembang RKPD secara berjenjang untuk menerima masukan

atas Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan diakhiri dengan diakhiri

dengan penetapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Proses

perencanaan dijalankan sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan

17
seampai dengan selesai berdasarkan jadwal dalam sistem SIPD yang

kemudian dilanjutkan dengan Evaluasi. (Adietia, 2020,

https://bappeda.babelprov.go.id/content/pengenalan-singkat-sistem-

informasi-pemerintahan-daerah-sipd-perencanaan. 5 Februari 2023)

Dalam pengelolaan data dilakukan mulai dari pengumpulan atau rapat

dengan Organisasi Perangkat Daerah yang berkoordinasi dengan BAPPEDA

untuk membawa data-data Rencana Kerja (Renja) dari setiap SKPD yang

didalamnya sudah mencantumkan perencanaan anggaran dalam program

kerja OPD. Setelah data-data terkumpul barulah dilakukan pengimputan ke

dalam SIPD. Penggunaan sistem informasi pemerintahand daerah dapat

akses oleh semua pegawai dengan syarat NIP sudah terdaftar. Pengimputan

dilakukan dengan memperhatikan prosedur pengimputan seperti yang

tercantum dalam Kemendagri No. 90 tahun 2019 tentang Klasifikasi,

Kodefikasi, Dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan

Daerah.

Adapun Alur proses Pengelolahaan data melalui SIPD dimulai dari :

1) Melakukan Login dengan password admin daerah yang diberikan atas

dasar permintaan daerah secara resmi kepada kemendagri melalui surat

atau official email;

2) Pengaturan daerah, yang dimana admin daerah melakukan pengaturan

referensi Daerah dan Perangkat Daerah sesuai dengan data yang berada

di daerah;

18
3) Pembuatan dan pengaturan penggunaan daerah dalam hal ini melakukan

login Admin pengguna dan pengguna tertentu dibuatkan sendiri oleh

admin daerah sesuai kanal penggguna yang telah ditentukan pada SIPD

yang dilanjutkan oleh masing-masing admin;

4) Pengaturan jadwal proses perencanaan dan penganggaran dilakukan

melalui login admin perencana dan admin penganggaran untuk

menentukan waktu yang akan digunakan secara sistematis;

5) Proses perancangan dijalankan sesuai dengan tahapan yang telah

ditentukan sampai dengan selesai yakni penyusunan rancangan RKPD;

pelaksanaan musrembang secara berjenjang untuk menerima masukan

atas rancangan RKPD; dan Penetapan, penetapan RKPD menjadi Perkada

6) Proses pengagran, proses penganggaran dijalankan sesuai dengan tahapan

yang telah ditentukan sampai dengan selesainya berdasarkan jadwal yakni

perancangan KUA PPA, sidampaikan berdasarkan data dan dokumen RKPD;

Pembahasan di TAPD, pembahsan lebih detil bersama TAPD; Pembahasan

dengan DPR, pembahasan dengan DPR sesuai dengan jadwal yang

disepakati; Dokumen akhir KUA PPA, hasik pembahasan

menajadi dokumen akhir kesepakatan aksekutif dengan DPRD.

d. Fungsi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah dalam Perncanaan

Pembangunan

Sistem informasi pemerintahan daerah dalam perencanaan pembangunan

didefinisikan sebagai sistem informasi yang membantu dalam penyediaan data dan

informasi pembangunan daerah, penyusunan perencanaan, pengendalian, dan

19
evaluasi pembanguna daeah secara elektronik yang pelaksanaannya oleh

pemerintah daerah. Tujuan diciptakannya Sistem Infomasi Pemerintahan Daerah

yaitu untuk :

a) Meningkatkan kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi

pembangunan daerah, melalui dukungan ketersidiaan data dan

informasi pembangunan daerah yang akurat, mutakhir dan dapat

dipertanggungjawabkan.

b) Mengobtimalkan pengumpulan, pengisian, dan evaluasi serta

pemanfaatan data dan informasi pembangunan daerah.

c) Membangun rumah legal database pembangunan untuk seluruh

daerah, sebagai dasar input utuk perencanaan pembangunan. (Ahmad,

2017, https://bappeda.ntbprov.go.id/urgensi-sipd-dalam-

perencanaan-pembangunan-daerah/. 5 Februari 2023)

Sistem Informasi Pemrintahan Daerah dapat meningkatkan efisiensi

dalam proses perencanaan dan penganggaran, serta pengawasan terhadap

pelaksanaan perencanaan pemerintah lebih mudah dilakukan melalui Sistem

Infomasi Pemerintahan Daerah bagi pusat dan daerah. Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah berperan dalam menyediakan informasi kepada

masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah sehingga

menghasilkan layanan informasi pemeritahan daerah yang saling terhubung

atau terintegrasi serta meningkatkan tata Kelola pemerintahan yang

akuntabel.

20
2.1.3 E-Government

a. Pengertian E-Government

Pada umumnya, e-government dapat diartikan sebgai pemanfatan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses penyelenggaraan

pemerintahan yang berbasis elektronik. Menurut Napitupulu, dkk (2020) E-

Government adalah wujud pemanfaatan TIK oleh sektor publik untuk

membangun suatu mekanisme interaksi yang baru antara pemerintah

dengan warga, bisnis, dan Lembaga pemerintah lainnya yang bertujuan

untuk menyediakan akses informasi secara luas, pelayanan publik yang

berkualitas serta berpeluang untuk beradaptasi dalam proses

penyelenggaraan pemerintahan.

World Bank (2015) mendefinisikan E-Government sebagai

penggunaan Teknologi Informasi oleh lembaga pemerintah (seperti WAN,

Internet, dan mobile computing) sehingga memiliki kemampuan untuk

mengubah hubungan dengan publik, bisnis, dan cabang pemerintahan

lainnya. Teknologi ini memiliki berbagai fungsi yang berbeda: penyampaian

layanan publik yang lebih baik, interaksi yang lebih baik dengan bisnis dan

industri, pemberdayaan warga melalui akses ke informasi, serta manajemen

pemerintahan yang lebih efisien.

Menurut Habibullah (2010:2) menjelaskan bahwa E-government

merupakan pemanfaatan dan penggunaan Teknologi Komunikasi dan

Informasi dalam rangka mencapai tujuan antara lain: 1) meningkatkan

efesiensi kepemerintahan; 2) memberikan pelayanan kepada masyarakat

21
secara lebih baik; 3) memberikan akses informasi kepada publik secara luas

dan terbuka; serta 4) menjadikan penyelenggaraan pemerintahan lebih

akuntabel dan transparansi kepada masyarakat.

Berdasarkan keputusan Presiden No. 20 Tahun 2006 mengenai dewan

Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, E-gverment merupakan

penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam runga lingkup

pemerintah untuk menciptakan Keefektivan, efisiendi, akuntabilitas, serta

keterbukaan penyelenggaraan pemerintahan. Peran TIK unutk

mengmbangkan usaha membuat organisasi berupaya mewujudkan teknologi

yang terintegrasi.

Menurut Endah (2018) untuk memahami lebih dalam mengenai e-

government, ada tiga hal mendasar yang perlu diketahui yaitu bagaimana

mengelola infrastruktur, memberikan solusi serta bagaimana pengembangan

portal publik yang telah dibuat. Diperlukan infrasutuktur yang memadai dan

sumber daya yang siap dalam menggunakan aplikasi e-government. Tujuan

dibuatnya portal publik yaitu untuk mengatasi isu-isu dan permasalahan

dalam tata kelola pemerintahan. Dengan diberikannya akses kepada

masyarakat untuk menggunakan portal public maka akan banyak

keuntungan yang diperoleh masyarakat diantaranya masyarakat menjadi

lebih mudah mengakses pelayanan segingga pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Ramdani (2018:32)

22
b. Manfaat E-Government

Berdasarkan World Bank (2015) Manfaat yang dihasilkan E-

Government dapat berupa berkurangnya korupsi, peningkatan transparansi,

peningkatan kenyamanan, pertumbuhan pendapatan, dan pengurangan

biaya. E-government dibangun sebagai upaya untuk merevitalisasi organisasi

dan manajemen pemerintahan. Ini dimaksudkan agar dapat melaksanakan

tugas dan fungsinya secara maksimal, dalam pengelolaan pelayanan publik.

E-gov berguna untuk memudahkan hubungan antara pemerintah dengan

pemerintah, pemerintah dengan masyarakat, dan pemerintah dengan dunia

usaha, baik nasional dan internasional. Habibullah (2010:2)

Tujuan Pemanfaatan teknologi dan informasi dalam lingkup

pemerintahan yakni untuk menyelenggarakan pelayanan publik yang lebih

baik, memperkuat hubungan pemerintah dengan bisnis dan industri,

memberdayakan masyarakat melalui akses terhadap informasi, serta

meningkatkan efisiensi manajemen pemerintahan. Selain itu pemanfaatan

teknologi informasi oleh pemerintah diantaranya dapat mengurangi korupsi,

meningkatkan transparansi, meningkatkan kenyamanan, meningkatkan

pendapatan dan mengurangi biaya. Pratama, dkk (2015 : 2129). E-

government menjadi sarana dalam meningkatkan akuntabilitas dan efisiensi

pemerintahan di berbagai dimensi. Kebijakan tersebut didukung oleh Perpres

No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)

yang berbunyi:

23
a. Dalam rangka membentuk pengelolaan pemerintahan yang efektif,

bersih, terbuka dan terpercaya serta proses pelayanan public yang

berkualitas maka dibutuhkan sistem pemerintahan dengan basis

elektronik

b. Dalam rangka mewujudkan kepaduan dan keefisienan sistem

pemerintahan dengan basis elektronik dibutuhkan pengelolaan dan

manajemen sistem pemerintahan berbasis elektronik skala nasional

c. Sesuai pertimbangan yang dimaksud pada poin a dan b perlu

diterapkan peraturan presiden mengenai sistem pemerintahan

Berbasis Elektronik.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sejak diberlakukannya kebijakan Sistem Informasi Pemerintahan

Daerah pada tahun 2019 telah banyak penelitian yang mengkaji penerapan

kebijakan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah ini. Berbagai kajian

tersebut memfokuskan pada beberapa isu atau tema. Isu tentang

implementasi kebijakan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah ( Balqis, dkk

2021 dan Wurara, 2020) serta efektivitas pelaksanaan kebijakan Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah (Iqbal, 2021 dan Ekaputra, 2021)

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh

Wurara, dkk (2020), Balqis, dkk (2021), dan Karundeng, dkk. (2021) tentang

implementasi aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah menunjukan

masih terjadi kendala pada dimensi komunikasi, sumber daya, dan disposisi.

Selain itu juga terjadi hambatan pada waktu dalam menggunakan aplikasi

24
Sistem Informasi Pemerintahan Daerah dikarenakan banyaknya SKPD yang

tidak dapat memasukan data tepat waktu sesuai waktu yang ditentukan.

Selanjutnya dari hasil kajian Iqbal, dkk (2021) dan Ekaputra (2021)

tentang efektivitas penerapan kebijakan Sistem Informasi Pemerintahan

Daerah menunjukan bahwa penggunaan aplikasi Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah masih kurang efektif ditahun pertama penerapannya.

Yang menjadi hambatan dari efektivitas penggunaan adalah kualitas SDM

yang masih kurang dalam memahami aplikasi, kurangnya sosialisasi dari

pemerintah sendiri, dan perubahan nomenklatur program kegiatan yang

membingungkan Pemerintah Daerah dalam proses penyusunan dokumen

RKPD.

Dari aspek teori yang mendasari penelitian tentang implementasi

kebijakan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah , studi sebelumnnya

menggunakan teori implementasi kenijakan menurut George C. Edwards III

(Wurara, dkk., 2020, Balqis dkk., 2021, dan Karudeng dkk., 2021) . Ada empat

variabel dalam kebijakan publik yakni Komunikasi, Sumber Daya, sikap dan

struktur birokrasi. Ke empat faktor di atas harus dilaksanakan secara simultan

karena antara satu dengan yang lainnya memiliki hubungan yang erat. Dengan

Tujuan meningkatkan pemahaman tentang implementasi kebijakan

Putri (2021) dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

menulis penelitiann dengan judul “Pemanfaatan Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah (Sistem informasi pemerintahan daerah ) Untuk

Pelaksanaan Koordinasi Musrenbang Tingkat Desa Di Badan Perencanaan

Pembangunan

25
Daerah Kabupaten Deli Serdang”. Hasil penelitiannya menjelaskan

pemanfaatan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah dalam pelasanaan

koordinasi musrembang sangat mempermudah para pemangku kebijakan

dalam merumuskan dan Menyusun hasil musrembang. Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah menjadi pemecah masalah dan mempermudah dalam

perencanaan pembangunan tingkat desa.

Agustiani (2020) dari universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

menulis penelitian dengan judul “Fungsi Koordinasi Bappeda Dalam

Perencanaan Pembangunan Pendidikan Di Kabupaten Aceh Tengah”. Hasil

penelitiannya menunjukan fungsi koordinasi Bappeda dalam melaksanakan

pembangunan Pendidikan sudah baik, walau belum maksimal dikarenakan

masih ada kendala dalam membangun dan merencanakan pembangunan

Pendidikan.

2.3 Kerngka pikir

Fungfsi Koordinasi
− Kelancaran mekanisme
Sistem Informasi
prosedur kerja Pemerintahan Daerah
−Menciptakan
jaringan/hubungan kerja dan − Pengimputan Data
komunikasi − Pengelolahan Data
− Menyelaraskan tindakan,
langkah dan sikap anggota Kemendagri No.70 Tahun
−Mengarahkan dan menyatukan 2019
(integrasi) aktivitas

Handayaningrat (2017)

26
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian

Berdasarkan observasi serta masalah yang telah ditemukan peneliti

diantaranya kurangnya pemahaman pegawai dalam penggunaan Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah serta kurangnya data lapangan dari

kelurahan dan OPD maka penelitian ini akan dilaksanakan di kantor Bappeda

Kota Kendari. BAPPEDA mempunyai tugas pokok membantu Wali kota dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan perencanaan

pembangunan daerah. Bidang penelitian dan perencanaan pembangunan

daerah yang dipimpin oleh seorang kepala badan yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Wali kota melalui Sekretaris Daerah.

3.2 Pendekatan Penelitian

Adapun jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah jenis penelitian melalui pendekatan deskriptif dengan analisis data

kualitatif yang dimaksudkan untuk memudahkan penulis dalam meneliti

secara rinci mengenai suatu objek dengan cukup mendalam dan menyeluruh

mengenai fungsi koordinasi BAPPEDA dalam pengelolahan data berbasis

elektronik melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah .

Bagi Nazir( 2011: 54) metode deskriptif merupakan sesuatu prosedur

dalam mempelajari status kelompok manusia, suatu objek, suatu set keadaan,

suatu sistem pemikiran, maupun suatu kelas kejadian pada masa saat ini.

Penelitian kualitatif alias qualitative research adalah jenis riset yang

27
menciptakan penemuan- penemuan yang tidak bisa dicapai dengan memakai

prosedur- prosedur statistik maupun dengan metode kuantitatif yang lain,

Nugrahani (2014: 4).

Menurut Moleong (2016: 6) penelitian kualitatif merupakan studi yang

bermaksud guna menguasai fenomena tentang apa yang dirasakan oleh subjek

penelitian misalnya sikap, anggapan, motivasi, kegiatan, dan lain- lain secara

bolistik, serta dengan metode deskripsi dalam wujud perkata dan bahasa, pada

suatau konteks khusus yang alamiah serta dengan menggunakan bermacam

metode alamiah. Metode penelitian deskriptif kualitatif merupakan riset dalam

wujud kata ataupun bahasa dalam mempelajari sekelompok manusia atau objek

guna menguasai fenomena yang terjadi.

Tujuan dari penelitian kualitatif ini yakni guna memahami keadaan

suatu konteks dengan memfokuskan pada pendeskripsian secara rinci serta

mendalam mengeai potret keadaan dalam suatu konteks yang alami tentang

apa yang sesungguhnya terjadi bagi apa terdapatnya di lapangan penelitian.

Nugrahani( 2014: 4).

3.3 Informan Penelitian

Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknik Purposive

Sampling, yaitu penentuan informan tidak didasarkan atas strata, kedudukan,

pedoman, atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan dan pertimbangan

tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian. Adapun

Informan dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang yaitu:

1. Sekretaris Bappeda : Dr. Drs. Sapri ,M.Si

28
2. Kepala Bidang Pemerintahan dan Litbang: Irnayanti Bisma, S.Si, M.Si

3. Subbagian Perencanaan: Aryanto Kaharuddin, S.AP

4. Subbidang Kesra & Partisipasi masyarakat : Athikasari S.Si, M.Sc

5. Subbidang Pemerintahan & Litbang :Imam Gazalba Sulkarnain S.STP

6. Subbidang Perencanaan Dinas Sosial : M. Siri Ali, SE

7. Subbidang Perencanaan Dinas Capil : Indrawati Malaka, SP, MM

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

3.4.1 Observasi

Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengamatan

langsunng dengan melihat, mengamati sendiri kejadian di lapangan. Obsevasi

dilakukan dengan melihat cara aparatur Bappeda Kota Kendari dalam

mengkoordinir data elektronik menggunakan Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah.

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan keterangan responden melalui percakapan langsung dan

berhadapan. Wawancara atau interview adalah proses untuk memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan responden/orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara (Bungin,

2001).

29
Adapun wawancara yang dimaksud pada penelitian ini adalah

melakukan aktifitas wawancara mendalam kepada informan yang telah

terpilih. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara

yang sebelumnya telah dipersiapkan.

3.4.3 Dokumentasi

Metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri

data historis (Bungin, 2011). Dokumentasi adalah proses dimana peneliti

mendapatkan data langsung di lapangan dimana penulis melakukan

penelitian. Kumpulan data bentuk tulisan ini di sebut dokumen dalam arti

luas termasuk foto, tape, mikrofilm, disc, CD, harddisk, flashdisk, dan

sebagainya. Hasil dari dokumentasi tidak hanya berupa gambar atau foto

melaikankan dokumen-dokumen yang dapat menunjang dan memperkuat

data pada penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk mengalisi data peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif

dengan data kualitatif yang menyajikan data yang dimulai dengan menelaah

data yang telah terkumpul dari berbagai sumber, mempelajari data,

memerikasa, menyusunya dalam satuan-satuan yang kemudian

dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta

menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar

peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moeloeng 2006:27). a.

Reduksi Data

30
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan

data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan

pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan

penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data

yang dapat memberi informasi faktual.

b. Penyajian data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik

berupa tabel, bagan, maupun deskriftif naratif, sehingga data yang tersaji

relative jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan

dalam kerangka menarik kesimpulan dan akhir sebuah tindakan.

c. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari

proses analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan

mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang

ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

3.6 Definisi Operasional

3.6.1 Fungsi Koordinasi

1) Untuk menjamin kelancaran mekanisme prosedur kerja dalam organisasi.

Artinya dengan koordinasi dapat terjamin kelancaran mekanisme kerja

dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dengan menghindari seminal

mungkin perselisihan yang timbul antara sesama komponen organisasi

serta mengusahakan kerja sama antara komponen-komponen tersebut.

31
2) Mengarahkan dan menyatukan aktivitas. Artinyaa adanya keterpaduan

(integrasi) yang dilakukan secara serasih dan simultan/singkronisasi dari

segala kegiatan yang dijalankan oleh organisasi.

3) Menciptakan jaringan atau hubungan kerja dan komunikasi. Artinya

koordinasi dapat mencipkan hubungan kerja antara sesama naggota serta

menjalin komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan atau sesama

anggota.

4) Menyelaraskan setiap tindakan, langkah dan sikap. Artinya bagaimana

cara atau usaha untuk menyelaraskan setiap tindakan, dan sikap yang terpadu

dari para pengambil keputusan dan para pelaksana.

3.6.2 Sistem Informasi Pemerintahan Daerah

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah merupakan sistem informasi

yang berisi perencanaan pembangunan daerah, pembinaan dan pengawasan

pemerintahan daerah, serta keuangan daerah. Informasi yang berhubungan

dengan perencanaan pembangunan daerah dengan melibatkan berbagai

elemen terkait. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah sangat berfungsi

dalam hal :

1) Mempermudah dalam Pengimputan Data , yang dimaksud dengan

pengimputan data dalam penelitian ini adalah data-data yang

dibutuhkan untuk merancang dokumen perencaan pembangunan.

2) Pengelolahan Data Perencanaan, pengelolahan data pada penelitian

ini adalah bagaimana fungsi SIPD dalam Pengelolahan Data

32
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Kendari

adalah lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Kendari yang

melaksanakan urusan perencanaan pembangunan. Badan ini mempunyai

tugas pokok membantu Wali kota dalam penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah.

Pembentukan Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari

didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 1981 dan Perda Nomor

24 Tahun 1981. Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, dikeluarkan

Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 06 Tahun 2001 tentang Pembentukan

dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Tingkat Kota Kendari, yang

mengubah nama Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari menjadi

Bappeda Kota Kendari. Perubahan tugas pokok dan fungsi serta struktur

organisasi Bappeda kembali mengalami perubahan sesuai dengan

ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 60 Tahun 2016

Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari.

Berdasarkan Peraturan Walikota Kendari Nomor 60 Tahun 2016

Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja

33
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari, dengan kedudukan

sebagai berikut :

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur penunjang

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan

yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota

melalui Sekretaris Daerah.

3) Badan bertugas membantu walikota dalam melaksanakan fungsi

penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan

tugas pembantuan di bidang perencanan daerah, penelitian dan

pengembangan.

4.1.2 Program Kerja dan Pelayanan Di Bappeda Kota Kendari

Program Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari yaitu:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur

4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

Dan Keuangan

6) Program Promosi Pembangunan Dan Infomasi Daerah

7) Program Pengembangan Data / Informasi

8) Program Perencanaan Pengembangan Kata-Kata Menengah Dan Besar

34
9) Program Perencanaan Pembangunan

10) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

11) Program Perencanaan Sosial Dan Budaya

12) Program Pengembangan Dan Riset

13) Program Penelitian Dan Pengembangan Daerah

14) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

15) Program Pengendalian Pembangunan Daerah

Pelayanan yang dilakukan di Bappeda Kota Kendari sebagai

perencanaan pembangunan daerah, Bappeda Kota Kendari memliki

penyusunan pelayanan yaitu:

a) Memfasilitasi Rancangan Renstra Perangkat Daerah;

b) Memfasilitasi penyiapan, penghimpun dan pengusulan serta

pengendalian DAK dn TP daerah;

c) Melaksanakan pengendalian, monitoring dan evaluasi dokumen

perencanaan daerah;

d) Mengkoordinasikan pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat

daerah;

e) Mengkoordinasikan pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan

perencanaan pembangunan daerah;

f) Melaksanakan pengelolaan data dan informasi perncanaan pembangunan

daerah; dan

35
g) Mengkoordinasikan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah.

4.1.3 Sruktur Organisasi Bappeda

36
4.1.4 Tugas dan Fungsi Bappeda

Secara garis besar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah memiliki

tugas untuk membantu walikota dalam melaksanakan penyusunan

pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan daerah dan

memiliki fungsi dalam menyelenggarakan :

1) Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah

dilingkup kota kendari

2) Pengkoordinasian dan penyusunan perencanaan pembangunan darah

di lingkup kota kendari

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perencanaan

pembangunan daerah

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota, wakil walikota, dan

sekretaris daerah

Berdasarkan Susunan organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Kendari berikut adalah tugas dari tiap-tiap

bidang di dalam BAPPEDA:

1) Kepala Badan :

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah bertugas memimpi,

mengkoordinasikan dan membina bawahan dalam melaksanakan

penyusunan perencanaan, pembangunan, penelitian dan pengembangan.

2) Sekretaris :

37
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada Badan. Sekretaris mempunyai tugas pokok

menyiapkan bahan koordinasi, kepegawaian, perencanaan, pengelolaan

keuangan, perlengkapan rumah tangga, pengelolaan barang milik/kekayaan

daerah, penyusunan program kerja, evaluasi dan pelaporan. Dalam rangka

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretaris menyelenggarakan

fungsi :

a. Pengoordinasian kegiatan di Badan;

b. Pengoordinasian dan penyusunan rencana program dan anggaran di

Badan;

c. Pengoordinasian pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Daerah RPJPD, RPJMD dan RKPD;

d. Penyusunan kerangka regulasi dalam rencana pembangunan daerah

pada badan;

e. Pembinaan dan pemberian dukungan admnistrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerjasama,

hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi badan;

f. Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan

standar operasional prosedur dilingkup badan;

g. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah dan

layanan pengadaan barang dan jasa dilingkup badan;

38
h. Pengoordinasian, pemantauan, evaluasi, pengendalian dan penilaian atas

capaian pelaksanaan rencana pembangunan daerah serta kinerja

pengadaan barang/jasa milik daerah; dan

i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala badan dengan tugas

dan fungsi.

Sekretariat, terdiri dari :

1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;

2. Subbagian Program;

3. Subbagian Keuangan.

3) Bidang Sosial Budaya dan Pembangunan Manusia

Bidang Sosial Budaya dan Pembangunan Manusia bertugas

melaksanakan koordinasi , verivikasi, pengendalian, dan pengelolaan data

dan evaluasi dalam menyusun perencanaan di bidang sosial budaya dan

pembangunan manusia.

Bidang Sosial Budaya dan Pembangunan Manusia dipimpin oleh seorang

Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Dalam melaksanakan tugas tersebut bidang sosial budaya dan

pembangunan manusia menyelenggarakan fungsi :

a. Pengoordinasian penyusunan rancangan RPJPD, RPJMD dan RKPD

bidang sosial budaya dan pembangunan manusia;

b. Memverifikasi penyusunan renstra dan renja perangkat daerah bidang

sosial budaya dan pembangunan manusia;

39
c. Penyelenggaraan pelaksanaan Musrenbang RPJPD, RPJMD dan RKPD

bidang sosial budaya dan pembangunan manusia;

d. Melakukan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah kota

kendari dengan kementerian, lembaga dan provinsi bidang sosial budaya

dan pembangunan manusia;

e. Pengoordinasian pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD dan APBD bidang sosial budaya dan pembangunan

manusia;

f. Melakukan pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat daerah

kota kendari bidang sosial budaya dan pembangunan manusia;

g. Pengendalian dan monitoring pelaksanaan perencanaan pembangunan

daerah bidang sosial budaya dan pembangunan manusia;

h. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan

daerah bidang sosial budaya dan pembangunan manusia;

i. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah bidang sosial budaya dan pembangunan manusia;

j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala badan dengan tugas

dan fungsinya.

Bidang sosial budaya dan pembangunan manusia terdiri atas 3 sub bagian:

a) Subbidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengembangan Partisipasi

Masyarakat;

b) Subbidang Sosial Budaya;

c) Subbidang Pembangunan Manusia.

40
4) Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam

Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam bertugas melaksanakan

koordinasi, verifikasi, pengendalian, pengelolaan data dan evaluasi dalam

menyusun perencanaan dibidang perekonomian dan sumber daya alam

Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam dipimpin oleh seorang

Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang

Perekonomian dan Sumber Daya Alam menyelenggarakan fungsi :

k. Pengoordinasian penyusunan rancangan RPJPD, RPJMD dan RKPD

bidang perekonomian dan sumber daya alam;

l. Memverifikasi penyusunan renstra dan renja perangkat daerah bidang

perekonomian dan sumber daya alam;

m. Penyelenggaraan pelaksanaan Musrenbang RPJPD, RPJMD dan RKPD

bidang perekonomian dan sumber daya alam;

n. Melakukan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah kota

kendari dengan kementerian, lembaga dan provinsi bidang

perekonomian dan sumber daya alam;

o. Pengoordinasian pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD dan APBD bidang perekonomian dan sumber daya alam;

p. Melakukan pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat daerah

kota kendari bidang perekonomian dan sumber daya alam;

41
q. Pengendalian dan monitoring pelaksanaan perencanaan pembangunan

daerah bidang perekonomian dan sumber daya alam;

r. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan

daerah bidang perekonomian dan sumber daya alam;

s. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah bidang perekonomian dan sumber daya alam;

t. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala badan dengan tugas

dan fungsinya.

Bidang perekonomian dan sumber daya alam terdiri atas 3 sub bagian:

a) Subbidang Pengembangan Ekonomi;

b) Subbidang Agribisnis dan Industri;

c) Subbidang Sumber Daya Alam.

5) Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah

Bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah bertugas melaksanakan

koordinasi, verifikasi, pengendalian, pengelolaan data dan evaluasi dalam

menyusun perencanaan dibidang infrastruktur dan pengembangan wilayah.

Bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah dipimpin oleh seorang

Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang infrastruktur

dan pengembangan wilayah menyelenggarakan fungsi :

42
a. Pengoordinasian penyusunan rancangan RPJPD, RPJMD dan RKPD

bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah;

b. Memverifikasi penyusunan renstra dan renja perangkat daerah bidang

infrastruktur dan pengembangan wilayah;

c. Penyelenggaraan pelaksanaan Musrenbang RPJPD, RPJMD dan RKPD

bidang perekonomian dan sumber daya alam;

d. Melakukan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah kota

kendari dengan kementerian, lembaga dan provinsi bidang infrastruktur

dan pengembangan wilayah;

e. Pengoordinasian pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD dan APBD bidang infrastruktur dan pengembangan

wilayah;

f. Melakukan pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat daerah

kota kendari bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah;

g. Pengendalian dan monitoring pelaksanaan perencanaan pembangunan

daerah bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah;

h. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan

daerah bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah;

i. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan perencanaan

pembangunan daerah bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah;

j. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala badan dengan tugas

dan fungsinya.

Bidang infrastruktur dan pengembangan wilayah terdiri atas 3 sub bagian:

43
a) Subbidang Perencanaan Infrastruktur;

b) Subbidang Penataan Kawasan;

c) Subbidang Pengembangan Wilayah

6) Bidang Pemerintahan, Penelitian dan Pengembangan

Bidang pemerintahan, penelitian dan pengembangan bertugas

melaksanakan koordinasi, verifikasi, pengendalian, pengelolaan data dan

evaluasi dalam menyusun perencanaan dibidang pemerintahan, penelitian

dan pengembangan.

Bidang pemerintahan, penelitian dan pengembangan dipimpin oleh

seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang

pemerintahan, penelitian dan pengembangan menyelenggarakan fungsi :

a. Pengoordinasian penyusunan rancangan RPJPD, RPJMD dan RKPD

bidang pemerintahan, penelitian dan pengembangan;

b. Memverifikasi penyusunan renstra dan renja perangkat daerah bidang

bidang pemerintahan, penelitian dan pengembangan;

c. Penyelenggaraan pelaksanaan Musrenbang RPJPD, RPJMD dan RKPD

bidang pemerintahan, penelitian dan pengembangan;

d. Melakukan sinergitas dan harmonisasi kegiatan perangkat daerah kota

kendari dengan kementerian, lembaga dan provinsi bidang

pemerintahan, penelitian dan pengembangan;

44
e. Pengoordinasian pelaksanaan kesepakatan dengan DPRD terkait RPJPD,

RPJMD, RKPD dan APBD bidang pemerintahan, penelitian dan

pengembangan;

f. Melakukan pembinaan teknis perencanaan kepada perangkat daerah

kota kendari bidang pemerintahan, penelitian dan pengembangan;

g. Pengendalian dan monitoring pelaksanaan perencanaan pembangunan

daerah bidang pemerintahan, penelitian dan pengembangan;

h. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan

daerah bidang pemerintahan, penelitian dan pengembangan;

i. Penyusunan kebijakan teknis penelitian dan pengembangan

pemerintahan daerah;

j. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di pemerintahan daerah;

k. Pelaksanaan pengkajian kebijakan lingkup urusan pemerintahan daerah;

l. Fasilitasi dan pelaksanaan inovasi daerah;

m. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan penelitian dan

pengembangan didaerah bidang pemerintahan, penelitian dan

pengembangan;

n. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan

lingkup pemerintah daerah;

o. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi perencanaan pembangunan

daerah; dan

p. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala badan dengan tugas

dan fungsinya.

45
Bidang pemerintahan, penelitian dan pengembangan terdiri atas 3 sub bagian:

a) Subbidang Pemerintaan;

b) Subbidang Penelitian dan Pengembangan;

c) Subbidang Data dan Informasi

4.1.5 Keadaan Pegawai Bappeda

Pemerintah Daerah adalah implementator kebijakan publik yang

mengemban tugas dan fungsi-fungsi pelayanan, perlindungan dan

pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pemerintahan yang

cerdas, yang mampu menerjemahkan kebijakan publik ke dalam langkah-

langkah operasional yang kreatif dan inovatif dengan orientasi pada

kepentingan masyarakat. Pemerintahan yang cerdas hanya bisa diwujudkan

jika aparaturnya cerdas.

Peningkatan kualitas penyelenggaraan pemerintahan khususnya

sumberdaya aparatur harus menjadi salah satu prioritas penting dan

strategis dalam program saat ini dan di masa yang akan datang. Sumberdaya

aparatur pemerintah menempati posisi strategis yang bukan saja mewarnai

melainkan juga menentukan arah kemana suatu daerah akan dibawa.

Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 4.1, dengan jenjang

eselonering II, Bappeda menjalankan fungsi koordinasi dengan OPD lain. Bidang

perencana di Bappeda bermitra dengan OPD di lingkungan Pemerintah Kota

Kendari dan secara intensif melaksanakan koordinasi sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi masing-masing. Fungsi koordinasi merupakan fungsi

46
paling strategis yang dijalankan oleh Bappeda melalui 4 (empat) bidang,

Keempat bidang tersebut mengkoordinasikan seluruh OPD dalam kegiatan

perencanan pembangunan.

Tabel 4. 3 Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Eselon Jabatan


No Uraian Eselon II Eselon III Eselon IV Staf Jumlah

1 Kepala Bappeda 1 1
2 Sekretariat 1 3 3 13
3 Bidang
Pemerintahan 1 3 3 7
& Litbang
4 Bidang Sosbud & 1 3 3 7
Pembangunan
Manusia
5 Bidang Ekonomi 1 3 3 7
& SDA
6 Bidang
Infrastruktur dan 1 3 7 11
Pengembangan
Wilayah
JUMLAH 1 5 15 25 46
Sumber: Profil BAPPEDA Kota Kendari

Sekretariat memiliki jumlah pejabat pada eselon IV dan jumlah

karyawan yang lebih banyak daripada bidang yang lain, mengingat beban

kerja di sekretariat yang cukup tinggi. Kondisi kepegawaian Bappeda

berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4. 4 Kondisi Kepegawaian Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan


No Uraian S3 S2 S1 D3 SLTA Jumlah
1 Kepala Bappeda 1 1

2 Sekretariat 1 12 0 13
3 Bidang Pemerintahan 3 4 0 7
& Litbang
47
4 Bidang Sosbud & 2 3 0 1 1 7
Pembangunan Manusia
5 Bidang Ekonomi & SDA 2 4 1 0 7
6 Bidang Infrastruktur dan 5 6 0 11
Pengembangan Wilayah
7 Pejabat Fungsional 0 0 0 0
JUMLAH 4 13 26 2 1 46
% 8,7 28 56.5 4,35 2,17 100%
Suber : Profil BAPPEDA Kota Kendari

Kapasitas dan kapabilitas karyawan berkaitan erat dengan tingkat

pendidikannya. Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2.2, tingkat

pendidikan karyawan Bappeda yang paling banyak adalah pendidikan S-1

sebanyak 26 orang (56,5%). Tingkat pendidikan bagian terbesar dari

karyawan Bappeda yang relatif tinggi ini merupakan modal dasar yang

penting dalam peningkatan kinerja Bappeda secara umum.

Jumlah karyawan Bappeda yang menamatkan pendidikan S-2 cukup

besar, tercatat sebanyak 1 3 orang. Secara prosentase, jumlah tersebut

mencapai 28% dari seluruh karyawan Bappeda, sebagai lembaga yang

memposisikan dirinya menjadi perencanaan . Pemerintah Kota Kendari,

tentu ini menjadi modal dasar yang besar dalam menjalankan tugas pokok

dan fungsi Bappeda sebagai lembaga perencana secara optimal.

4.2 Implementasi Fungnsi Koordinasi dalam SIPD

Koordinasi merupakan satu dari beberapa fungsi manejemen yang tidak

terpisahkan dari fungsi manejemen lainnya. Dengan melakukan koordinasi

proses pelaksanaan pengorganisasian, pengawasan dan pemeberian komando

dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu tiap-tiap bidang

48
di BAPPEDA kota Kendari melakukan pembagian tugas untuk saling

berkoordinasi dengan tiap-tiap dinas yang ada di lingkungan pemerintahan

kota Kendari. Berikut tiap-tiap bidang dan Organisasi Perangkat Daerahnya :

Setelah melakukan penelitian melalui wawancara dengan para informan,

melakukan pengamatan lapanan dan mengambil foto dokumentasi secara

langsung berdasarkan empat indicator penting yang menjadi fungsi dari

koordinasi dalam pengelolahan data elektronik yaitu kelanccaran mekanisme

kerja, menciptakan hubungan kerja dan komunikasi, keselarasan Langkah dan

Tindakan, serta mengarahkan dan mengintegrasikan aktivitas maka peneliti

dapat menyampaikan hasil penelitian antara lain sebagai berikut :

Tabel 4.3 Bidang dan OPD


No Bidang OPD dan Bagian
1 Bidang Perekonomian Dan Sda − Dinas pangan
Bappeda Kota Kendari − Dinas perikanan
− Dinas lingkungan hidup dan
kehutanan
− Dinasi PM dan PTSP
− Dinas tenaga kerja dan
prindustrian
− Dinas pertanian
− Dinas perdangan, koperasi dan
UMKM
− Badan pengelolah keuangan
dan aset daerah
− Badan pengelola pajak dan
retribusi daerah
2 Bidang Susbud Dan − Dinas Pendidikan, Kepemudaan
Pembangunan Manusia Dan Olahraga
− Dinas Sosial
− Dinas Kebudayaan Dan
Periwisata
− Dinas Kesehatan
− RSUD Kota Kendari
49
− Dinas Perpustakaan Dan
Kearsipan
− Dinas Pengendalian Penduduk
Dan KB
− Dinas P3K
− Dinas Kebakaran
− BAPPEDA
− Secretariat DPRD
3 Penellitian dan Litbang − Catatan sipil
− Kesbang
− Inspektorat
− SATPOLPP
− BKPSDM
− Bagian Pemerintahan
− Bagian Ortala
− Bagian Humas
− Kecamatan
4 Infrastruktur Dan − Dinas pekerjaan umum dan
Pembangunan Wilayah penataan ruang
− Dinas perumahan, Kawasan
pemukiman dan pertanahan
− Badan penaggulangan bencana
daerah
− Dinas perhubungan
− Dinas kommunikasi dan
informatika
− Bagian umum
− Bagian sumber daya alam
− Bagian umum
− Bagian perekonomian
− Bagian penggandaan barang
dan jasa
Sumber: Sub Bagian Umum BAPPEDA Kota Kendari

4.2.1 Kelancaran Mekaniskme Prosedur Kerja

Koordinasi sangat penting untuk menjamin kelancaran mekanisme

prosedur kerja dalam organisasi. Artinya dengan koordinasi dapat terjamin

kelancaran mekanisme kerja dalam rangka pencapaian tujuan dalam

50
pengelolahan data elektronik dengan menghindari seminimal mungkin

kesalahan dalam pengelolahan data serta kesalapahaman yang timbul antara

sesama komponen Bappeda Kota Kendari, Mengusahakan kerja sama antara

komponen-komponen tersebut dengan Organisasi Perangkat Daerah. Untuk

menjamin kelacaran mekanisme kerja, Bappeda Kota Kendari melakukan

pembagian kerja di tiap-tiap Bidang untuk berkoordinasi dengan Organisasi

Perangkat Daerah yang ada di kota Kendari.

“kalau dari segi mekanisme interen kami pengelolahan perencanaan


secara elektronik itu masing-masing, kan di bappeda ada kepala
badan, ada sekretaris, ada bidang-bidang, ada jabatan fungsional, nah
setiap OPD itu dibagi masing-masing Bidang tujuannya masing-
masing bidang ini punya koordinasi sesuai dengan tupoksinnya”.
(wawancara dengan Bapak Dr. Drs. Sapri ,M.Si selaku Sekretaris
Bappeda Kota Kendari Pada tanggal 12 Desember 2022)

Selain itu beliau menambahkan bahwa melaukan pembagian kerja di

tiap-tiap bidang untuk saling berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat

Daerah di bawahnya, setiap penanggungjawab bidang ditugaskan untuk selalu

mengontrol, membimbing dan mengawasi proses perencanaan. “Mereka harus

menggodok mulai dari awal perencnaanya secara elektronik itu kepada para

perencana memalui SIPD dan renjanya masing-masing OPD itu untuk dipantau

dan melihat, kemudian mereka koordinasikan baik secara perencanaan

kegiatan dan ataupun kegiatan-kegiatan yang bersifat interen, nah itulah yang

mereka koordinaskan”. (wawancara dengan Bapak Dr. Drs. Sapri ,M.Si selaku

Sekretaris Bappeda Kota Kendari Pada tanggal 12 Desember 2022)

“Namanya SIPD yaitu sistim yang dimana sistim elektonik mereka


masukan perencanaan dan sebagainya itu berdasarkan dari tujuan visi
dan misi dari OPD itu sehingga mudah dikontrol mudah dilihat dan

51
mudah melihat outcomenya dan outputnya sehingga secara tidak
langsung akan memeberikan kemudahan dalam proses pelaksanaannya
sehingga tujuan dari organisasi dan visi dan misi kota Kendari bisa
tercapai”. (wawancara dengan Bapak Dr. Drs. Sapri ,M.Si selaku
Sekretaris Bappeda Kota Kendari Pada tanggal 12 Desember 2022)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah berfungsi dalam mengontrol proses

pengimputan data dan informasi dalam hal ini adalah rencana kegiatan dan

sub kegiatan agar tujuan dari kegiatan OPD sesuai dengan visi dan misi yang

telah ditetapkan pemrintah kota Kendari. Hal ini sangat penting untuk melihat

bagaimana outcome-nya dan output-nya sehinga secara tidak langsung

memberikan kemudahan dalam proses pelaksanaan kegiatannya.

Gambar 4.1 Halaman Depan SIPD


“Kalau SIPD itu bukan cuma data tapi dalam artian dia itu tata
usahannya kayak dia membantu kita dalam akuntasinya,
manajemnnya untuk bisa lebih rapi lebih terkontrol dan terkendali.
Bagus ini SIPD”. (wawancara dengan Bapak M. Siri Ali, SE selaku
Subbidang perencana Dinas Sosial tanggal 27 desember 2022)

Dari hasil wawancara tersebut dapat di ketahui bahwa Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah dapat membantu pengelolahan data juga dengan

52
penatausahaannya, akuntasnsinya serta menajemennya. Sehingga proses

pengelolahan data untuk perencanaan bisa lebih terkontrol dan terkendali

Setelah malakukan pembagian kerja dan maka tahap berikutnya adalah

melakukan pengecekan pada rencana-rencana yang telah di susun oleh para

perencana dia tiap-tiap Organisasi Perangkat Daerah untuk kemudian

dilaporkan atau diserahkan kepada kapala dan sekretaris Bappeda. Untuk

kemudian dialakaukan rapat koordinasi dengan tujuan apakah kegiatan yang

direncakan layak atau dapat dilaksanakan atau tidak.

“Masing-masing bidang ini mengkoordinir kemudia setelah cocok


dengan kerja yang sudah dilaksanakan dan di sepakati maka mereka
akan melaporkan kepada sekretaris dan kepala bappeda untuk
mereka berikoordinasikan agar kegiatan ini dapat berjalan atau tidak.
Nah dari kesepakan itu kita akan rapat interen dan setelah rapat
interen kemudian melihat bagaimana hasil dan nilai ukurnya bisa
tercapai barulah kita bawa ke tingkat yang lebih tinggi atau tim
anggaran”. (wawancara dengan Bapak Dr. Drs. Sapri ,M.Si selaku
Sekretaris Bappeda Kota Kendari Pada tanggal 12 Desember 2022)

Untuk memaksimalkan makanisme pengelolahan data elektronik

Bappeda Kota Kendari maka ditetapkan satu seksi yang bertanggung jawab

dalam pengelolaan data dan informasi tepatnya di bidang Pemlit. Data yang

diperoleh berasal dari kolaborasi bersama dengan bidang-bidang lain dan

Organisasi Perangkat Daerah Lainnya yang saling berkoordinasi, yang

kemudian data-data disatukan untuk dijadikan sebagai sumber data dalam

perencanaan Pembangunan di Kota Kendari. Seperti yang telah dijelaskan oleh

Kepala Bidang Pemlit Sebagai berikut:

53
“Untuk mekanisme pengelolahan datanya kita kan punya kepala seksi
data dan koordinasi. Biasanya seperti yang kemarin itu kita buat data
profil itu data-datanya kita kumpulkan dari opd lain juga lalu kita
berkolaborasi dengan bidang-bidang, jadi masing-masing bidang
punya OPD koordinasi masing-masing begitu pula mekanisme
kerjannya. Bidang-bidang berkoordinasi dengan OPD koordninasi
masing-masing jadi kita mengumpulkan data-data dari bidang serta
OPD juga untuk bisa di satukan dalam rangka untuk bisa manjdi
sumber data dalam perencanaan, seperti itu”. (Wawancara dengan Ibu
Irnayanti Bisma, S.Si, M.Si tanggal 19 Desember 2022).

Hampir senada dengan Informan diatas, Ibu Athikasari S.Si, M.Sc Selaku

pegawai di Bidang Sosial dan Budaya mengungkapkan bahwa data data-data

akan di update setiap tahun untuk dijadikan perbandingan dengan data tahun

sebelumnya. Di tiap-tiap bidang terdapat Data Base masing-masing namun

belum terintegrasi semua. Data-data tersebut dibutuhkan dalam pembuatan

Rencana Kerja Pemerintah Daera (RKPD) dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Pemerintah Derah (RPJMD). Berikut pernyataannya :

“Untuk data itu dibagian litbang, tapi untuk data perbidang ada jadi
data-data yang bias akita update tiap tahun itu data-data sektoral yang
misalnya di bidang Pendidikan, Kesehatan, pokoknya data-data yang
dibutuhkan dalam RKPD dan RPJMD, kalau di sosbud ada sendiri data
base untuk sosbut tapi belum terintegrasi semua”.
Sesuai dengan Peraturan dalam Negeri nomor 70 tahun 2019 Bappeda

menjadi koordinator dalam penyelenggara perencanaan pembangunan

melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah. Guna menjalankan tugas

tersebut Bappeda kota kendari sebagai koordinator dalam perencanaan di

kota kendari melakukan pembinaan kepada para perencana di tingkat SKPD

dan di Organisasi Perangkat Daerah mulai dari proses pengimputan hingga

54
dengan proses pengangggaran. Hal ini sesuai dengan perenyataan yang

diberikan oleh Operator SIPD sebegai berikut:

kita selaku koordinator dalam perencanaan kita yang bina dalam


proses perencanaannya sampai pengimputannya di applikasi begitu
juga dengan proses penganggaran (Wawancara dengan bapak Aryanto
Kaharuddin, S.AP tanggal 8 Januari 2022)
Sesuai dengan pernyataan tersebut Bappeda mengadakan Bimbingan

Tekhnis (Bimtek) guna memberikan bimbingan dan ruang bagi para

perencana-perenca untuk berkonsultasi terkait pengelolahan data dan

pengoperasian Sistem Informasi Pemerintahan Daerah. Sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Subbidang Perencanaan Dinas Catatan Sipil sebagai

berikut:

“jadi pernah dilakukan BIMTEK oleh bappeda tentang SIPD di awal-


awal Penggunaan SIPD yang dilakukan oleh Bappeda, nah di situ
diajarkan bagaimana cara pengimputan renstra kemudian lanjut ke
renjanya. SIPD kan Membantu sekali dalam segi, istilahnya di SIPD
itu sudah jelas Nomenklaturnya, apa-apa itemnya sudah jelas semua
jadi kita dalam menentukan juga sudah gampang sekali dalam
menetukan output dan inputnya untuk masing-masing kegiatan”.
(wawancara dengan Ibu Indrawati Malaka, SP, MM selaku Subbidang
Perencanaan Dinas Catatan Sipil kota Kendari)
Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat dari fungsi koordinasi

dalam menjamin kelancaran mekanisme kerja diperoleh melalui wawancara

dengan para informan penelitian dapat disimpulkan bahwa Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari telah memetakan

mekanisme kerja dalam pengelolahan data elektronik dengan membagi tugas

di tiap-tiap bidang untuk berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah

di Kota Kendari. Tiap-tiap bidang mengumpulkan data-data dari Organisasi

55
Perangkat Daerah yang berada di jalur koordinasinya untuk kemudian

membuat data profil sehingga bisa menjadi sumber data dalam perencanaan.

Gambar 4.2 Penyelenggaraan BIMTEK Bappeda kota Kendari Data-


data yang telah di dapatkan berasal dari Organisasi Perangkat

Derah yang kemudian dikumpulkan tiap-tiap bidang dan akan menjadi data

base di tiap-tiap bidang yang dapat berguna dalam merancang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah

Daerah Kota Kendari. untuk menjamin tidak adanya kesalahan dalam

pengelolahan data perencanaan di tiap-tiap Organisasi Perangkat Daerah,

maisng-masing bidang mengawasi atau memantau Organisasi Perangkat

Daerah yang di koordinirnya terutamanya para perencananya mulai dari

awal proses perencanaan sampai akhir proses perencanaan melalui SDIP.

Dengan adanya Sistem Informasi Pemerintahan Daerah dapat membantu

para perencana untuk mengelolah data dan mengerjakan tugasnya dalam

merencanakan kegiatan dan anggaran serta mengontrol proses pengimputan

data dan informasi dalam hal ini adalah rencana kegiatan dan sub kegiatan,

berperan dalam perekaman data-data perencanaan segingga histori agar tujuan

dari kegiatan Organisasi Perangkat Daerah sesuai dengan visi dan misi

56
yang telah ditetapkan pemrintah kota Kendari. Hal ini mengindikasikan

bahwa Sistem Informasi Pemerintahan Daerah sudah efisien dan efektif.

4.2.2 Menciptakan Hubungan Kerja dan Komunikasi

Komunikasi adalah media antar individu untuk saling memberikan

informasi baik bisa disampaikan secara lisan maupun media lainnya.

Komunikasi dalam koordinasi menjadi satu kesatuan kerja dalam

menjalankan program kerja. Dalam hal ini komunikasi yag dimaksud adalah

adanya informasi, adanya alur informasi, adanya sarana informasi yang

handal dalam Pengkoordinasian.

Komunikasi yang dijalin adalah hubungan antara Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dengan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

dan pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah itu sendiri untuk

menjalankan pengelolahan data elektronik dengan memanfaatkan Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) di Kota kendari. Komunikasi dan

koordinasi yang dijalin dalam bentuk kerjasama dengan para Organisasi

Perangkat Derah melalui surat edaran dari Walikota yang ditujukan pada

setiap kecamatan lalu setiap kecamatan memberi surat edaran di setiap

kelurahan untuk melaksanakan Musrenbang di daerah masing-masing .

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan diperoleh hasil wawancara

bahwa dalam menciptakan komunikasi Bappeda Kota Kendari menyurat

kepada pihak keluran, dan kecamatan sekota Kendari untuk melaksanakan

Musrembang yang dimana ini menjadi tahap awal dalam pengumpulan data

57
perencanaan. Sebagai mana yang diungkapkan pegawai Bappeda Kota

Kendari sebagai berikut:

“Jadi di bappeda pertama dalam perencanaan itu dimulai dari


musrembang langsung di kecamatan, namun masih ada musrembang
kelurahan. Jadi biasanya Bappeda bersurat ke kelurahan untuk
melaksanakan musrembang kelurahan.” (wawancara dengan Ibu
Athikasari S.Si, M.Sc., pada tanggal 6 Desember 2022).

Selain komunikasi yang dilakukan dengan OPD lain komunikasi dalam

organisasi juga sangatlah penting, komunikasi interen akan sangat

berpengeruh dalam mekanisme dan Tindakan oenggota organisasi. Maka dari

itu Bappeda kota Kendari malakukan komunikasi secara terus menerus terkait

pembagian tugas dengan jalan melakukan rapat intern Bappeda kota Kendari

dalam pembagian tugas, pembahasan tugas, dan pengerjaan tugas hingga

evaluasi kerja. hal ini diungkapkan oleh salah satu pegawai Bappeda Kota

Kendari sebagai Berikut:

“Dalam hal itu kita sering berkoordinasi antar bidang, sering Ketika
ada tugas dirapatkan dulu bersama-sama, terus membagi tugas, terus
dikerja sama-sama, atau masing-masing sudah ada tugasnya masing-
masing mengerjakan tugasnya kemudian nanti kumpul rapat”.
(wawancara dengan Ibu Athikasari S.Si, M.Sc., pada tanggal 6
Desember 2022)

58
Gambar 4.3 Rapat internal BAPPEDA kota Kendari
Di lain kesempatan dalam sebuah wawancara dengan Sekretarsi

Bappeda Bapak Dr. Drs. Sapri ,M.Si menjelaskan bahwa dalam melakukan

komunikasi perlu diketahui alur komunikasi yang tepat sehingga komunikasi

dapat berjalan dengan baik serta hasil yang keluar bisa sesuai dengan tujuan

koordinasi. Alur komunikasi yang yang dilakukan Bappeda dengan OPD lain

yakni Bappeda memberikan ruang kepada OPD lain untuk membuat

perencanaan kegiatan tahun mendatang yang akan disesuaikan dengan

rencana kerja dan rencana strategi serta visi misi kota Kendari. Seperti yang

talah jelaskan oleh Sekretaris Bappeda kota Kendari sebagai berikut:

“Alur komunikasinya adalah pertama bappeda memberikan ruang


kepada OPD untuk membuat perencanaan atau kegiatan ditahun yang
akan datang setelah mereka membuat perancanaan itu maka
perencanaan itu disesuaikan dengan Renja (rencana kerja) dan
Rensrta (rencana Strategi) dan disesuaikan dengan visi dan misi kota
kendari sehinga OPD yang membuat perencanaan itu sesuai dengan
apa yang sudah dibuat sebelumnya dan akan ada ukuran yang akan
dibuat selanjutnya sehingga nanti output yang mereka hasilkan akan
menndapat hasil yang diharapkan”. ( Wawancara dengan Bapak Dr.
Drs. Sapri ,M.Si Pada tanggal 12 Desember 2022).
Selain alura yang jelas dalam pengelolahan data yang talah dilakukan

oleh Bappeda kota Kendari, komunikasi juga intensi dilakukan antara bidang-

bidang di Bappeda dengan Para perencana di masing-masing OPD yang ada

dibawahnya. Dalam rangka menciptakan Komunikasi yang intens, Bappeda

mengadakan Bimbingan Tekhnis (BIMTEK) guna memberikan ruang

komunikasi dan ruang bagi para perencana-perenca untuk berkonsultasi

terkait pengelolahan data dan pengoperasian Sistem Informasi Pemerintahan

59
Daerah. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kepala bidang Pemlit sebagai

berikut:

“Disini koordinasinya kita yang sangat intens dengan opd-opd karena


kan renstra itu sebagai turunan dari RPD dan dibuat oleh masing
masing OPD itu sebagai dasar OPD. Jadi komunikasinya intens terus
pertama kemarin itu kita buat BIMTEK untuk perencana-perencana
dalam mebuat renstra kemudian hal tehnis yang perlu
dikoordinasikan dengan OPD seingga kami di bappeda itu terbuka
dalam rangka koordinasi, koordinasinya sangat intens terutama bagi
para perencana-perencana OPD mereka hampir setiap saat datang
kasini (kantor) untuk mengkoordinasikan penyyusunan renstra”.
(Wawancara dengan ibu Irnawati Bisma Tanggal 19 Desember 2022).
Pernyataan tersebut diperkuat dengan pengakuan dari Bapak M. Siri Ali,

SE selaku perencana dinas Sosial Kota Kendari. “Mereka melakukan Bimtek,

sosialisasi bahkan sering tiap tahun, kan ini sitim selalu ada perubahan dan

pembaharuan” (wawancara pada tanggal 27 Desember 2022).

Gambar 4.4 Penyelenggaraan BIMTEK Bappeda


Dalam proses komunikasi tentunya ada informasi yang diberikan.

Bappeda kota Kendari dalam melakukan komunikasi dengan Organisasi

Perangkat Daerah yang lain tentunya memberikan arahan terkait dengan

pengelolahan data kepada para perencana di tiap-tiap OPD. Berikut koordinasi

yang di berikan Bappeda Kota Kendari kepada dinas Sosial:

60
“Iya tentu ada koordinasi, hal yang mereka Koordinasikan terkait
aturan-aturan terkait kegiatan itu, terkait kemendagrinya apa,
dasarnya apa baru kita cocokan dengan kemensos, Perwali dan Perda
yang ada serta visi misi walikota, seperti itu”. (wawancara dengan
Bapak M. Siri Ali, SE selaku Subbidang perencana Dinas Sosial tanggal
27 desember 2022)

Gambar 4.5 Konsultasi dinas Sosial kepada Bappeda Kota Kendari


Selain itu adapun arahan dari hasil komunikasi yang dilakukan antara

Bappeda Kota Kendari dan Dinas Catatan Sipil Kota Kendari sebagai Berikut:

Kalau kita disini setelah komunikasi kita ada Menyusun susunan


perencanaannya kita program untuk tahun lima selanjutnya setelah
itu bappeda lihat toh kita mengimput mi. kita buatlah renstra untuk
lima tahun, nah setelah penyusunan renstra disuruhlah membuat
renja renja kita lewat aplikasi juga SIPD. (wawancara dengan Ibu
Indrawati Malaka, SP, MM selaku Subbidang Perencanaan Dinas
Catatan Sipil Kota Kendari pada tanggal 27 Desember 2022)
Salah satu kendala yang dialami oleh Bappeda kota Kendari dalam

menjalin komunikasi dalam pengelolahan data elektronik adalah kuliatas SDM

perencana pada masing-masing Organisasi Perangkat Daerah. Perencana

adakalanya melakukan apa yang tidak sesuai dengan apa yang telah diarahkan

oleh pihak Bappeda terutamanya pada perencana di tingkat kecamatan.

Namun hal ini bukanlah menjadi masalah yang begitu besar karena Bappeda

selalu terbuka bagi OPD lain untuk berkonsultasi. Hal ini seperti yang

dijelaskan oleh Kepala Bidang Pembit sebagai berikut:

61
“Masalah sebenarnya ada dari sisi kualitas SDM perencana masing-
masing OPD tapi itu bukan menjadi sebuah permasalahan yang besar
karena setiap ada masalah yah sering dikonsultasikan ke kami, ada
yang sudah disampaikan seperti ini seperti itu malah melakukan yang
lain, terutama dari kecamatan”. (Wawancara dengan Ibu Irnayanti
Bisma, S.Si, M.Si tanggal 19 Desember 2022).
Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat dari fungsi koordinasi

dalam menciptakan komunikasi diperoleh melalui wawancara dengan para

informan penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam menciptakan jaringan

dan komunikasi dalam pengelolahan data elektronik yaitu komunikasi dan

hubungan yang telah dilakukan Bappeda dengan pegawai dan OPD lain sudah

cukup baik dimulai dari menyurat kepada kalurahan dan kecamatan untuk

melakukan Musrembang. Selain itu juga Bappeda Kota Kendari berkomunikasi

dengan OPD lain dan memberikan ruang dan kesempatan untuk perencanaan

mereka sendiri untuk tahun kedepannya, yang dimana tetap di perhatikan

kesesuaiannya dengan rencana kerja dan strategi kerja pemerintah kote serta

visi-misi walikota.

Komunikasi yang intens sangat diperlukan demi terciptanya koordinasi

yang baik sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan target. Bappeda Kota

Kendari telah melakukan komunikasi yang sangat intens dengan Organisasi

Perangkat Daerah yang lain dalam hal pengelolahan data elektronik melalui

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah. Hal ini bisa dilihat dengan

diadakannya Bimbingan Teknis dan komunikasi yang terbuka antara Bidang-

bidang yang berada lama Bappeda dengan perencana di Organisasi Perangkat

Daerah lain di dalam ruang lingkup pemerintahan Kota Kendari.

62
Dalam proses komunikasi tidak ditemukan masalah atau kendala

namun terdapat masalah dimana penerima pasan atau informasi dalam hal

ini adalah perencana di tiap-tiap Organisasi Pengkat Daerah dan kecamatan

yang dimana mereka terkadang tidak melakukan sesuai dengan arahan yang

diberikan pihak Bappeda Kota Kendari. hal ini keterbatasan SDM dari pihak

penerima informasi untuk mengimplementasikan informasi dan arahan yang

telah diberikan dari Bappeda Kota Kendari.

4.2.3 Keselaransan Langkah, Tindakan, Sikap Anggota

Menyelaraskan setiap Tindakan dan langkah. Artinya bagaimana cara

atau usaha untuk menyelaraskan setiap tindakan, dan langkah yang terpadu dari

para pengambil keputusan dan para pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan

Kota Kendari. Untuk menilai bagaimana Langkah perlu dilihat bagaimana

Tindakan yang dilakukan Bersama atau kegiatan yang akan dilakukan seluruh

pegawai Bappeda kota Kendari.

“Dalam hal itu kita sering berkoordinasi antar bidang, sering Ketika
ada tugas dirapatkan dulu bersama-sama, terus membagi tugas, terus
dikerja sama-sama, atau masing-masing sudah ada tugasnya masing-
masing mengerjakan tugasnya kemudian nanti kumpul rapat”.
(Wawancara dengan Ibu Athikasari S.Si, M.Sc., pada tanggal 6
Desember 2022)
Dari hasil wawancara dengan Ibu AthikaSari tersebut dapat kita ketahui

bahwa untuk menyelaraskan Tindakan dan Langkah aparat dan pegawai yang

ada di Bappeda Kota Kendari sering dilakukan koordinasi antar bidang, rapat

internal dengan pembahasan pembagia tugas. Menjalankan tugas yang sudah

ditetapkan dalam rapat masing-masing bidang serta bekerja sama dalam

63
mengerjakan tugas-tugas dan tanggungjawab bersama. Melakukan rapat

evaluasi terkait kinerja atau pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Gambar 4.6 Rapat Kerja Bappeda Kota Kendari


Tindakan yang harus dilakukan yah berkolaborasi bersama guna
meningkataka kualitas masing-masing kita pegawai kemudian
kinerjanya yang harus di tingkatkan karena kan data itu
membutuhkan Kerjasama yang baik antara pihak kami dan OPD
kemudian dengan Bappeda dengan OPD-OPD terkait, nah kan semua
koordinasi-koordinasi itu dikita kan dibappeda sebagai koordinator
pemegang untuk perencanaan pembangunan secara makro, seperti
itu. (Wawancara dengan Ibu Irnayanti Bisma, S.Si, M.Si tanggal 19
Desember 2022).
Dari hasil wawancara diatas dapat kita ketahui bahwa dalam
menyelaraskan Langkah, Bappeda Kota Kendari melakukan Kolaborasi dan
Kerjasama dengan masing-masing pegawai, hal ini juga diperlukan untuk
meningkatkan kulaitas kerja pegawai. Selain kolaborasi Bersama semua
pagawai Bappeda Kota Kendari juga melakukan kerja sama Bersama dengan
Organisasi Perangkat Daerah karena Bappeda merupakan badan yang
bertugas dalam pengkoordinasian dengan Organisasi Perangkat Daerah
lainnya dalam rangka perencanaan pembangunan bersakala besar atau
daerah.

64
Gambar 4.7 Forum OPD
Dalam hal pengumpulan data elektronik, dalam hal ini data sectoral

berupa data statistic yang kemudian dimasukan oleh tiap-tiap pengelolah data

ditiap-tiap bidang ke dalam satu sistem (SIPD). Data-data telah terhubung di

dalam system dan dapat diakses dengan sangat mudah lewat computer,

dengan begitu dapat diakses oleh tiap bidang untuk merancang rencana kerja

tiap-tiap bidang yang ada di Bappeda Kota Kenadri. Berikut hasil wawancara

yang mengungkapkan hal tersebut:

“jadi masing-masing bidang mengumpulkan data sektorat dan setelah


itu harus ada satu sistim untuk bisa dikumpulkan di situ datanya, bisa
juga masing-masing pengelolah data bidang bisa langsungkan
masukan kedalam sistem itu tapi Ketika kita butuh data baik dari
bidang manapun kita bisa langsung membuka di computer dan sudah
terlink”. (Wawancara dengan Ibu Athikasari S.Si, M.Sc., pada tanggal 6
Desember 2022)
Terkait keselarasan Tindakan dan Langkah yang dilakukan oleh

Bappeda Kota Kendari sudah cukup baik, tiap-tiap bidang telah mendapatkan

tugas masing-masing, namun tidak berorientasi bahwa tiap-tiap Bidang hanya

fokus pada satu tugas saja namun tiap-tiap bidang saling terlibat dalam

pengelolahan data. Hal ini sesuai dengan pendapat dari salah satu pegawai

Bappeda Kota Kendari sebagai berikut:

65
iya sudah baik, disini Ketika ada tugas, kita tidak berorientasi bidang
ini dengan tugas ini, disini semua terlibat dan semua membentu
dikerja sama-sama semua tapi tetap ada yang pimpin di tiap-tiap
bindang. (Wawancara dengan Ibu Athikasari S.Si, M.Sc., pada tanggal 6
Desember 2022)
Senada dengan pernyataan tersebut, Kepala bidang Pemblit Bappeda

Kota Kendari berpendapat hal yang sama, berikut pernyataanya :

saya rasa cukup karenakan teman-teman juga kepala seksi, kepala


seksi pemerinthan pemerintahan, kepala seksi Kerjasama,serta
kepala seksi data dan informasi itu sebenarnya sudah dibagi opdnya
masing-masing. (Wawancara dengan Ibu Irnayanti Bisma, S.Si, M.Si
tanggal 19 Desember 2022).
Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat dari fungsi koordinasi

dalam menyelaraskan setiap Tindakan dan Langkah diperoleh melalui

wawancara dengan para informan penelitian dapat disimpulkan bahwa Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari dalam menyelaraskan

Tindakan dan Langkah aparat dan pegawai yang ada di Bappeda Kota Kendari

sering dilakukan koordinasi antar bidang, rapat internal dengan pembahasan

pembagia tugas serta melakukan rapat evaluasi terkait kinerja atau pekerjaan

yang telah dilaksanakan. Selain antar bidang juga dilakukan Kolaborasi dan

Kerjasama dengan masing-masing pegawai guna meningkatkan kulaitas kerja

pegawai. Selain kolaborasi Bersama semua pagawai Bappeda Kota Kendari

juga melakukan kerja sama Bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah

lainnya dalam rangka perencanaan pembangunan bersakala besar atau

daerah.

Dalam hal pengelolahan data elektronik dilakukan pengumpulan data

elektronik, dalam hal ini data sectoral berupa data statistic yang kemudian

66
dimasukan Sistem Informasi Pemeritnahan Daerah (SIPD). Sitem Informasi

Pemerintahan Derah sangat membantu dalam penyelasaran Tindakan dan

Langkah pegawai karena data-data di dalamnya telah terintegrasi dan

terhubung dengan data-data yang ada dibidang maupun yang ada di

Organisasi perangkat Derah laninnya.

Terkait keselarasan Tindakan dan Langkah yang dilakukan oleh

Bappeda Kota Kendari sudah cukup baik, tiap-tiap bidang telah mendapatkan

tugas masing-masing, namun tidak berorientasi bahwa Bidang hanya memili

satu tugas namun tiap-tiap bidang saling terlibat dalam pengelolahan data.

Komunikasi menjadi kunci dalam menyelaraskan tindakan dan Langkah

Bappeda Kota Kendari dalam pengaelolahan data Eelektronik.

4.2.4 Mengarahkan dan Menyatukan (Integrasi) Aktivitas

Mengarahkan dan menyatukan aktivitas yang memiliki arti adanya

keterpaduan (integrasi) yang dilakukan secara serasih dan

simultan/singkronisasi dari segala kegiatan yang dijalankan oleh organisasi,

dengan begitu organisasi berjalan sebagai suatu kesatuan guna melaksanakan

seleruh fungsi tugas organisasi yang dibutuhkan untuk menggapai tujuannya.

“kami di Bappeda melakuakn yang Namanya rapat intern bersama


dengan kepala -kepala bidang dan seksi-seksi, hal ini dilakukan untuk
apa, tidak lain untuk terus saling menyatukan aktivitas kami. Nah di
dalam rapat kami saling melaporkan hasil kerja kami bersama dengan
OPD lain apakah sudah sesuai dengan tujuan dan prosedur kerja kami.
Pak kepala yang akan mengevaluasi kinerja kami. Dari situ kami bisa
lihat apakah tinndakan kami sudah terarah atau belum. Intinya ini
dalakukan untuk menghindarkan kami dari kesalapahaman dan
salaha arah. (Wawancara dengan Ibu Athikasari S.Si, M.Sc., pada
tanggal 6 Desember 2022)

67
Senada dengan pernyataan tersebut Kepala Bidang Pemlit Bappeda Kota

Kendari berpendapat hampir sama sebagai berikut :

“Untuk menyatukan aktivitas kami di Bappeda melakukan rapat


internal terkait rencana kerja kami dalam perencanaan
pembangunan. Nah dalam rapat tersebut ketua rapat atau pak
kepala mentapkan rencana kerja kami agar dapat selaras dan
terarah”. (Wawancara dengan Ibu Irnayanti Bisma, S.Si, M.Si tanggal
19 Desember 2022).

Berdasarkan dari dua hasil wawancara tersebut Bappeda Kota Kendari

melakukan pengarahan dan pengintegrasian aktivitas dimulai dari rapat internal

bappeda itu sendiri guna merencakan Tindakan, aktivitas, dan hasil hingga yang

akan didapat selama proses perencanaan hingga evaluasi.

Gambar 4.8 Rapat Internal BAPPEDA Kota Kendari

Agar aktivitas pengelolahan perencanaan dapat selaras dan sesuai dengan

dimensi waktu pelaksanaan maka Bappeda Kota Kendari menetetapkan jadwal

perencanaan pembangunan daerah. Jadwal tersebut dimulai dari musrembang,

penyususnan RKPD, penyusunan rancangan KUA PPAS, hingga

penandatanganan kesepakatan KUA PPAS antara walikota dan DPR. Bappeda

menyelaraskan aktivitas perencanaan pembangunan dengan melakukan

68
musrembang dan forum OPD sehingga perencanan pembangunan dapat

dilakukan bersamaan dengan OPD yang terkoordinir dan menghasilkan dokumen

perencanaan pembangunan yang berkaitan. Haal ini sesuai dengan pernyataan

sekretaris Bappeda Kota Kendari sebagai berikut:

“Menyelarasakan aktivitas yah. jadi kami di Bappeda kota Kendari


membuat jadwal khusus untuk menyelenggarakan perencanaan
pembangunan mulai dari musrembang kelurahan, kecamatan, forum
perangkat daerah musrembang kota, penyusunan RKPD, penyusunan
rancangan KUA PPAS, sampai dengan ditandatanganinya kesepakatan
KUA PPAS antara walikota dan DPR.” (wawancara dengan Bapak Dr.
Drs. Sapri ,M.Si selaku Sekretaris Bappeda Kota Kendari Pada tanggal
12 Desember 2022)

Gambar 4.9 Jadwal Perencanaan dan Penganggran

Adanya Sistem Informasi Pemerintahan Daerah menjadi salah satu

faktor yang menyatukan kegiatan pegawai dalam pengelolahaan data

elektronik guna perancangan dokumen perencanaan.

“Namanya SIPD yaitu sistim yang dimana sistim elektonik mereka


masukan perencanaan dan sebagainya itu berdasarkan dari tujuan visi
dan misi dari OPD itu sehingga mudah dikontrol mudah dilihat dan
mudah melihat outcomenya dan outputnya. sehingga tujuan dari
organisasi dan fisi dan misi kota Kendari bisa tercapai. ”. (wawancara
dengan Bapak Dr. Drs. Sapri ,M.Si selaku Sekretaris Bappeda Kota
Kendari Pada tanggal 12 Desember 2022)

69
Dengan terintegrasinya perencanaan, penganggran, dan penatausahaan

dalam Sistem Infromasi Pemerintahan Daerah, dapat mempermudah Bappeda

dalam penyusunan dokumen perencanaan dan pengangaran. Selain itu juga

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah telah menyediakan fitur dan menu

untuk membuat program atau memprogram kegiatan dan sub kegiatan yang

akan dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh salah satu operator SIPD sebagai berikut:

“Mengggunakan aplikasi SIPD dalam penyusunan dokumen


perencanaan dan penganggaran dan itu sudah terintegrasi mulai
program kegiatan, sub kegiatan, ada diperencanaan itu terintegrasi
sampai ke penganggaran begitu pula sampai ke pelaporan atau
penatausahaan”. (Wawancara dengan bapak Aryanto Kaharuddin,
S.AP tanggal 8 Januari 2022)
Bappeda menyelaraskan aktivitas pengelolahan data dokumen perencanaan

pembangunan dengan melakukan musrembang dan forum OPD sehingga

perencanan pembangunan dapat dilakukan bersamaan dengan OPD yang

terkoordinir dan menghasilkan dokumen perencanaan pembangunan yang baik.

dan dengan adanya SIPD dapat membantu Bappeda dalam meyelaraskan

perencanaan, penganggaran, dan pertanggungjawaban.

“Jadi kita bappeda memiliki jadwal perencanaan pembangunan dan


penganggaran yang biasa kami mulai dari bulan januari sampai
dengan bulan juli itu untuk perencanaan dan juli hingga agustus itu
penganggaran, diawal tahun diadakannya musrembang kelurahan
hingga kecamatan dan sealama itu kami melakukan atau menyususn
rancangan awal RKPD yang temtunya kami menggunakan SIPD untuk
mengimput dan mengelolah data-data dari OPD dan kecamatan begitu
pula dengan OPD lain hingga menghasilkan RKPD atau Rencana Kerja
Pemerintah Daerah”. (wawancara dengan Bapak Dr. Drs. Sapri ,M.Si
selaku Sekretaris Bappeda Kota Kendari Pada tanggal 12 Desember
2022)

70
Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa sistem

informasi pemerintahan daerah digunakan selama masa perencanaan

pembangunan untuk tahun kedepannnya atau tahun anggggaran berikutnya.

Artinya proses pengimputan atau pengelolahan data melalui SIPD tidak

dilakukan sepanjangan tahun karena harus mengikut jadwal yang telah

ditentukan. Namun dengan adanya jadwal tersebut aktivitas perencanaan

antara Bappeda dan SKPD dalam perencanan dapat terinteggrasi dan

berjalannya dengan bersamaan.

Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat dari fungsi koordinasi

dalam mengarahkan dan menyatukan aktivitas diperoleh melalui

wawancara dengan para informan penelitian dapat disimpulkan bahwa

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari dalam

mengintegrasikan aktivitas melakukan dimulai dari rapat internal bappeda itu

sendiri guna merencakan Tindakan, aktivitas, dan hasil hingga yang akan didapat

selama proses perencanaan hingga evaluasi.

Selain rapat internal dan forum Perangkat Daerah, agar aktivitas pengelolahan

data dapat selaras dan sesuai dengan dimensi waktu pelaksanaan maka Bappeda Kota

Kendari menetetapkan jadwal perencanaan pembangunan daerah. Dengan adanya

jawal ini maka proses perencanaan dapat terlaksana sesuai dengan tahap-tahap

perencanaan pembangunan yang dimulai dari musrembang, hingga penandatanganan

kesepakatan KUA PPAS antara walikota dan DPR.

71
4.3 Sitem Informasi Pemerintahan Daerah

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah atau disingkat Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah adalah sistem informasi yang berisi perencanaan

pembangunan daerah, pembinaan dan pengawasan pemerintahan daerah,

serta keuangan daerah. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah berfungsi

sebagai jaringan dalam pengumpulan data secara real dan on time dengan

menggunakan teknologi informasi, sebagai pendukung dalam perencanaan

program dan kegiatan serta evaluasi pembangunan daerah secara rasional,

efektif dan efisien.

Sistem Informasi Pemrintahan Daerah dapat meningkatkan efisiensi

dalam proses pengelolahan dan pengimputan data, serta pengawasan

terhadap pelaksanaan perencanaan pemerintah lebih mudah dilakukan

melalui Sistem Infomasi Pemerintahan Daerah bagi pusat dan daerah. Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah berperan dalam menyediakan informasi

kepada masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah sehingga

menghasilkan layanan informasi pemeritahan daerah yang saling terhubung

atau terintegrasi serta meningkatkan tata Kelola pemerintahan yang

akuntabel.

4.3.1 pengimputan Data

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari melakukan

pengimputan data agar dapat mengetahui apakah prosedur pengimputan yang

dilakukan berjalan dengan lancar dan untuk memperoleh informasi yang

72
dibutuhkan dalam rangka rangka merancnag dokumen perencanaan

pembangunan daerah . Tujuan dilakukannya pengimputan data untuk

mengembil infomasi asli dan menghasilkan informasi lain dalam bentuk yang

bergun (hasil) supaya memudahkan pegawai dalam mengupdate data yang

akurat, tepat waktu, dan relevan dapat diperoleh dari Sistem Informasi

Pemerintahna Daerah (SIPD).

Proses pengimputan data yang dilakukan Bappeda kota Kendari di

mulai dari proses perencanaan yang dimana dalam mengakses SIPD terdiri

dari beberpa Admin. Adapun Admin dalam SIPD adalah Admin Sekda, admin

Kadis, admin Kebid, admin perencana dan admin bendahara. Semua admin di

atur oleh Sekretaris Daerah (Admin Super) dan berhak Dalam mengatur

jadwal perencanaan penggaran, mengetur user dan admin untuk semua

perangkat daerah.

Untuk tingkat dinas sendiri penggunaan SIPD dilimpahkan kepada

Perencana yang dimana ia berfungsi untuk mengtur jadwa perencanaan

didalam SIPD, mengimput data untuk dokumen jangka menengah daerah

(Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Selain Perencana juga

ada admin penganggaran yang mengatur urusan penganggaran di Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah. Pernyataan ini sesuai dengan yang

ungkapkan oleh Operetor Sistem Informsi Pemrintahan Daerah di Bappeda

kota Kendari sebagai Berikut :

“Proses pengimputan SIPD mulai dari proses perencanaan, jadi kita


di SIPD itu terbagi dari beberapa ADMIN. Ada admin sekda, (Admin

73
Super) itu fungsinya utnuk mengatur jadwal perencanaan
penganggaran, mengatur user dan admin untuk semua perangkat
daerah. Nah ada admin perencana dalam hal ini saya sendiri, kita
mengatru jadawal perenacanan di SIPD, mengimput Dokumen
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), begitu juga admin penganggaran
nah untuk admin dimasing-masing perangkat daerah tugasnya”.
(Wawancara dengan bapak Aryanto Kaharuddin, S.AP tanggal 8
Januari 2022)

Gambar 4.10 Pengaturan Jadwal Oleh Admin


Adanya Admin khusus mengindikasikan bahwa aplikasi ini tidak dapat

digunakan oleh semua pegawai yang berada di Organisasi Perangkat Darah. Di

Bappeda Kota Kendari yang dapat mengakses SIPD adalah Kepala Badan,

Sekrretaris, Kepala Bidang, Satu orang bertanggungjawab untuk mewakili

bidang, Subbidang perencana, dan Bendahara. Data-data dan informasi tidak

dapat diakses oleh semua orang, hal ini bertujuan untuk menjaga data dan

informasi yang bersifat semi rahasia.

“Tidak semua bisa mengakses hanya kan misalnya ada yang Namanya
akun kayak saya pegang akun sebagai Mitra OPD dan yang terbuka
diakun saya itu hanya OPD-OPD Mitra koordinasi pemlit begitu juga
dengan bidang masing-masing, jadi punya akun masing-masing seperti
itu jadi tidak semua bisa mengakses istilahnya dia datanya

74
semi rahasia”. (Wawancara dengan Ibu Irnayanti Bisma, S.Si, M.Si
tanggal 19 Desember 2022).
Pembatasan Pengakses juga karenakan adanya jejak digital, yang

dimana pengakses terakhir atau yang mengubah data-data di dalamnya akan

ketahuan dalam sistem tersebut. Organisasi Pemerintah Daerah lain juga

dapat mengakses sistem yang mempunyai akun yang memang sesuai dengan

Tupoksi yang dia pegang seperti itu.

Dari pendapat responden yang merupakan Operator Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah Bappeda Kota Kendari mengatakan bahwa data-data

menjadi bahan utama dan sangat penting dalam perncangan dan punyusunan

dakomen perencanaan pembangunan. “Data-data ini juga sangat penting

dalam Menyusun dokumen perencanaan karena dalam Menyusun dokumen

perencanaan data itu adalah sumber utama, jadi data-data dan informasi

adalah sumber utama bagi kita dalam menyususn dokumen perencanaan

pembangunan sehingga data dan informasi ini sangat penting”. (Wawancara

dengan bapak Aryanto Kaharuddin, S.AP tanggal 8 Januari 2022)

“Data-data tersebut sumbernya mulau dari statistik atau perangkat


daerah lainnya, jadi dibappeda disatukan semua dan
diolah/dirumuskan untuk menghasilkan suatu kebijakan”.
(Wawancara dengan bapak Aryanto Kaharuddin, S.AP tanggal 8
Januari 2022)
Pernyataan tersebut hampir senada dengan yang dikatkan oleh salah

satu pegawai sekaligus operator di bidang pemlit. Data-data yang dibutuhkan

unutk membuat kebijakan berasal dari Organisasi Perangkat Darah lainnya

yang dibawa oleh perencana dari tiap-tiap Organisasi Perangkat Daerah yang

75
kemudian kan di unput ke dalam sistem Informasi Pemerintahan Daerah.

Berikut pernyataanya sebagai berikut :

“Kita kumpulkan para perencana di setiap OPD toh bawa datanya


kemudian di imput di dalam SIPD. Bisa juga tiap-tiap OPD
mengimput sendiri jadi setiap-setiap OPD”. (Wawancara dengan
Bapak Imam Gazalba Sulkarnain S.STP)
Untuk melanjutkan proses perencanaan Bappeda Meminta data data

dalam via elektroik yang kemudian akan di input ke dalam SIPD berdasarkan

dokumen yang ada, dokumen yang dimaksud adalah Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah, (RPJPD), dan Rencana Pemerintah Daerah (RPD).

Pengisian data yang dilakukan oleh Bappeda Kota Kendari menggunakan SIPD

yang prosedurnya meliputi :

a. Melakukan login dan memilih tahun anggaran

b. Masuk ke menu pengaturan dan memilih data bidang urusan, admin

TAPD melakukan pengaturan pemetaan Bidang Urusan dan SKPD

c. Memilih data SKPD dan pemetaan bidang urusan dengan SKPD

d. Menambahkan program yang belum ada di database sesuai kebutuhan

daerah lalu menambahkan sub data kegiatan

e. Bapedda menyusun tahapan jadwal perencanaan tahunan RKPD

misalkan Rancangan Awal, Rancangan, Rancangan Akhir atau sesuai

kebutuhan jadwal di daerah.

f. Memilih tahapan yang sesuai dengan Permendagri yang mengatur

tentang perencanaan, sub tahapan serta jadwal pelaksanaan.

76
g. User TAPD Bappeda membuat user Mitra Bappeda yang berfungsi

untuk memanage program kegiatan SKPD tertentu yang menjadi

kewenangannya sesuai dengan akses yang diberikan

Gambar 4.11 Prosedur Penggunaan SIPD

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari bertugas

dalam membina para perencana di tiap-tiap Organisasi Perangkat Daerah

dalam menggunakan dan mengoperasikan Sistem Informasi Pemerintahan

Daerah, namun terdapat masalah jika terjadi perpidahan pegawai atau

perpindahan jabatan (Mutasi) yang dimana masalahnya terfous pada

kemampuan pajabat baru atau admin baru dalam mengoprasikan Sistem

informasi Pemerintahan Daerah.

“Masalah kendalanya kalau misalkan di masing-masing OPD itu berganti,


masing-masing admin OPD itu kita sudah lakukan pembinaan melalui
bimbingan tehnik, kita sudah latih bagaimana dia Menyusun dokumne
perencanaan sempai mengopreasikan aplikasi SIPD, tiba-tiba ada
pergantian atau MUTASI, nah orang baru yang menduduki Admin
tersebut pasti akan kebingungan karena proses perencanaan
penganggran itu prosesnya berjalan terus tidak bisa di hetikan, Maka dari
itu, itulah hambatan dan masalah kita apabila ada mutasi Admin

77
kita di SIPD itu berganti”. (Wawancara dengan bapak Aryanto
Kaharuddin, S.AP tanggal 8 Januari 2022)

Proses perencanaan akan terus berlanjut dan tidak bisa dihebtikan

jika dihentikan di tengah proses maka akan vakum nantinya di tahun

berikutnya dalam proses perncanaan. Masalah untamanya adalah

kemampuan SDM dalam menguasai aplikasi tersebut, maka dari itu Bappeda

Kota Kendari terus melakukan pembinaan bagi para pajabat baru dan terus

mengevaluasi proses perencanaanya. Namun dalam membina tidaklah

mudah karena bappeda kota Kendari harus membina pejabat mulai dari awal

apalagi jika yang dibina adalah admin baru. Untuk dapat menguasai dan

menggunakan aplikasi tersebut butuh waktu, bahkan ada beberapa admin

yang mesih belum menguasai aplikasi tersebut. untuk admin penganggaran

dan penatausahaan butuh waktu bertahun-tahun.

Berdasarkan hasil penelitian dengan proses pengimputan data melalui

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah yang diperoleh melalui wawancara

dengan para informan penelitian dapat disimpulkan bahwa Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Kendari telah melakukan pengimputan data melalui

SIPD dengan data-data yang berasal dari Organisasi Perangkat Daerah

dibawahnya untuk dijadikan sebagai bahan utama dalam perancangan dan

pembuatan dokumen perencanaan pembangunan dan rencana kerja daerah.

Pengimputan dilakukan oleh admin-admin yang diberikan kewenangan dalam

pengelolahan data dalam Sistem Informasi Pemerintahan Daerah. Hal ini

mengindikasikan tidak semua pegawai dapat

78
mengakses aplikasi tersebut, ini berguna untuk menjaga data dan infomasi

yang bersifat semi rahasia sehingga tidak dapat disalah gunakan oleh pihat

tertentu.

Masalah dalam pengelolahan data terdapat pada kemampuan Sumber

Daya Manusianya dalam mengoperasikan aplikasi tersebut. Terjadinya

Mutasi menjadi hambatan dalam proses perencanaan karena proses

perencanaan dan penganggaran harus tetap berlangsung dan tidak bisa

divakumkan. Ini menjadi tantangan bagi bappeda kota Kendari karena harus

terus melakukan pembinaan kepada pegawai atau pejabat baru agar

setidaknya bisa mengoperasikan aplikasi tersebut.

4.3.2 Pengelolahan Data Elektornik

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah dapat mempermudah dalam

pengelolaan data elektronik hal ini dikarenakan informasi pembangunan

daerah, informasi keuangan daerah, dan informasi pemerintahan daerah

lainnya sudah terintegrasi dan siap untuk dimanfaatkan dalam

penyelenggaraan pembangunan daerah.

Informasi Pembangunan Daerah Sistem informasi pemerintahan

daerah dapat mengelola data dan informasi yang berhubungan dengan

perencanaan pembangunan daerah dengan melibatkan berbagai elemen

terkait. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah juga dapat dalam membantu

dalam penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD, RENSTRA PD, dan RENJA PD

sehingga analisis dan profil dari pelaksanaan pembangunan daerah mudah

79
diperoleh, serta mampu menjadi acuan dalam pembaharuan data dan

informasi perencanaan pembangunan daerah.

“Namanya SIPD yaitu sistim yang dimana sistim elektonik mereka


masukan perencanaan dan sebagainya itu berdasarkan dari tujuan visi
dan misi dari OPD itu sehingga mudah dikontrol mudah dilihat dan
mudah melihat outcomenya dan outputnya sehingga secara tidak
langsung akan memeberikan kemudahan dalam proses pelaksanaannya
sehingga tujuan dari organisasi dan visi dan misi kota Kendari bisa
tercapai”. (wawancara dengan Bapak Dr. Drs. Sapri ,M.Si selaku
Sekretaris Bappeda Kota Kendari Pada tanggal 12 Desember 2022)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa Sistem

Informasi Pemerintahan Daerah berfungsi dalam mengontrol proses

pengimputan data dan informasi dalam hal ini adalah rencana kegiatan dan

sub kegiatan agar tujuan dari kegiatan OPD sesuai dengan visi dan misi yang

telah ditetapkan pemrintah kota Kendari. Hal ini sangat penting untuk melihat

bagaimana outcome-nya dan output-nya sehinga secara tidak langsung

memberikan kemudahan dalam proses pelaksanaan kegiatannya.

Dengan terintegrasinya perencanaan, penganggran, dan penatausahaan

dalam Sistem Infromasi Pemerintahan Daerah, dapat mempermudah Bappeda

dalam penyusunan dokumen perencanaan dan pengangaran. Selain itu juga

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah telah menyediakan fitur dan menu

untuk membuat program atau memprogram kegiatan dan sub kegiatan yang

akan dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh salah satu operator SIPD sebagai berikut:

“Mengggunakan aplikasi SIPD dalam penyusunan dokumen


perencanaan dan penganggaran dan itu sudah terintegrasi mulai
program kegiatan, sub kegiatan, ada diperencanaan itu terintegrasi

80
sampai ke penganggaran begitu pula sampai ke pelaporan atau
penatausahaan”. (Wawancara dengan bapak Aryanto Kaharuddin,
S.AP tanggal 8 Januari 2022)

Gambar 4.12 Dashboard Belanja


Sistem Informasi Pemerintahan Darah ditunjang oleh Peraturan Dalam

Negeri No 70 Tahun 2019 dan menjadikan aplikasi ini wajib digunakan oleh

semua pemerintah daerah. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah berfungsi

sebagai jaringan dalam pengumpulan data secara real dan on time dengan

menggunakan teknologi informasi, sebagai pendukung dalam perencanaan

program dan kegiatan serta evaluasi pembangunan daerah secara rasional,

efektif dan efisien.

“Jadi posisi SIPD sekarang ini pemerintahan daerah sangat strategis


karena di tunjang dengan permendagri no 70 tahun 2019 tersebut
sehingga daerah itu wajib menggunakan aplikasi SIPD tersebut serta
aplikasi ini memang sangat efektif, efisien dan membantu juga kita
selaku perencana untuk merekam data-data perencanaan sampai
dengan penganggaran, jadi semua sudah terekam dalam aplikasi itu
sehingga historis dalam pemnyusuana dokumen perencanaan
terekam dalam SIPD”. (Wawancara dengan bapak Aryanto
Kaharuddin, S.AP tanggal 8 Januari 2022)

81
Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah sudah efisien dan efektif serta dianggap sangat

berperan dalam perekaman data-data perencanaan segingga histori sudah

termuat dalam Sistem Informasi Pemerintahan Daerah. Hal ini tentu

membantu pekerjaan para perencana dalam merancang perencanaan sampai

dengan penganggaran.

“Dalam melakukan perencanaan melalui SIPD ini tentunya kami di


Bappeda mengacu pada Permendagri No. 70 tahun 2019. Nah di situ
sudah dijelaskan bagaimana tahap-tahap dalam pengelolahan data
untuk dimasukan dalam SIPD. Dimulai dari perencanaannya,
pengupulan data, pengisian data, hingga pemmeriksaan”.
(Wawancara dengan Bapak Imam Gazalba Sulkarnain S.STP)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa Bappeda

kota Kendari melakukan Proses pengelolahan data perencanaan mengacu

pada reggulasi yang telah ada yakni Peraturan Dalam Negeri No.70 Tahun

2019. Adapun hasil pengamatan peneliti terkait tahapan pengelolahaan data

dan informasi perencanaan pembangunan daerah berbasis elektronik yang

telah dilakukan oleh Bappeda berdasarkan Permendagri No.70 tahun 2019

dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

1. Perencanaan data

Pada tahap ini Bappeda mengidentifikasi kebutuhan data daerah sesuai

dengan kebutuhan perencanaan pembangunan daerah yang paling sedikit

memuat data dan informasi perencanaan pembangunan daerah

sebagaimana ditetapkan oleh Menteri.

82
Perencanaan data ini dilaksanakan pada Bulan Februari untuk

pengumpulan data di tahun berjalan yang hasilnya dimuat dalam berita

acara, yang paling sedikit memuat:

a. Data dan informasi yang dibutuhkan sebagai dasar

b. Perencanaan pembangunan daerah;

c. Perencanaan waktu pengumpulan data;

d. Perencanaan waktu pengisian data berbasis elektronik; dan

e. Perencanaan waktu pemeriksaan data berbasis elektronik.

2. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan memperhatikan berita acara pada tahapan

perencanaan data.

3. Pengisian data berbasis elektronik

Pengisian data dilakukan dengan memperhatikan perencanaan waktu pengisian

data dalam berita acara pada tahapan perencanaan data.

4. Pemeriksaan data berbasis elektronik

Pemeriksaan data digunakan untuk melihat kesesuaiannya dengan prinsip satu

data Indonesia.

Hasil pengelolaan data berbasis elektronik tersebut di atas, telah digunakan

sebagai dasar dalam menyusun:

1. Dokumen perencanaan pembangunan daerah yang meliputi:

a. Rencana pembangunan jangka panjang daerah

b. Rencana pembangunan jangka menengah daerah

c. Rencana pembangunan tahunan daerah.

83
2. Dokumen perangkat daerah berbasis elektronik yang meliputi:

a. Rencana strategis perangkat daerah

b. Rencana kerja perangkat daerah.

Berdasarkan hasil penelitian peran Sistem Informasi Pemrintahan

Daerah dan pengelolahan data elektronik yang diperoleh melalui wawancara

dengan para informan penelitian dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah berfungsi dalam mengontrol proses pengimputan data

dan informasi dengan tujuan agar kegiatan OPD sesuai dengan visi dan misi

yang telah ditetapkan pemrintah kota Kendari.

Dengan telah terintegrasinya perencanaan, penganggran, dan

penatausahaan dalam Sistem Infromasi Pemerintahan Daerah, dapat

mempermudah Bappeda dalam penyusunan dokumen perencanaan dan

pengangaran. Sistem Informasi Pemerintahan Daerah telah membantu dalam

membuat program atau memprogram kegiatan dan sub kegiatan yang akan

dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah. Sistem Informasi Pemerintahan

Daerah sudah efisien dan efektif serta dianggap sangat berperan dalam

perekaman data-data perencanaan segingga histori sudah termuat dalam

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah. Dengan adanya hal ini tentu

membantu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari dalam

merancang perencanaan Dokumen Perencanaan sampai dengan

penganggaran.

84
Dalam melakukan pengelolahan data perencanaan berbasis elektronik

Bappeda kota Kendari mengacu pada Permendagri No.70 tahun 2019 tentang

Sistem informasi pemerintahan Daerah yang dimana Bappeda kota Kendari

telah melaksanakan semua tahap pengelolahaan dengan baik dan susuai

dengan regulasi tersebut.

85
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penyajian data dan pembahasan terkait koordinasi

Bappeda Kota Kendari pengelolahaan data melalui SIPD, maka penulis

menyimpulkan bahwa koordinasi yang dilakukan Bappeda Kota Kendari

sudah sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari semua fungsi-fungsi koordinasi

yang dilakukan telah mencapat target atau sudah sesuai. Bappeda telah

melakukan koordinasi dengan setiap Organisasi Perangkat Daerah dan SKPD

tiap tahun hal ini membuat Bappeda Kota Kendari telah menjalankan proses

perencanaan pembangunan dengan baik.

Dari segi komunikasi kelancaran mekanisme prosedur kerja Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari telah memetakan

mekanisme kerja dalam pengelolahan data elektronik dengan membagi tugas

di tiap-tiap bidang untuk berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah

di Kota Kendari. Sementara itu dalam menciptakan jaringan dan komunikasi

dalam pengelolahan data elektronik yaitu komunikasi dan hubungan kerja

yang telah dilakukan Bappeda dengan pegawai dan OPD lain sudah cukup

baik dan intens. Namun terdapat masalah pada SDM dalam menagkap

informasi yang diberikan, yang dimana mereka terkadang tidak melakukan

sesuai dengan arahan yang diberikan pihak Bappeda Kota Kendari.

86
Melihat dari fungsi koordinasi dalam menyelaraskan setiap Tindakan

dan Langkah dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan oleh Bappeda Kota

Kendari sudah cukup baik, Bappeda Kota Kendari melakukan koordinasi

antar bidang, rapat internal dengan pembahasan pembagia tugas serta rapat

evaluasi terkait kinerja atau pekerjaan yang telah dilaksanakan. Sementara itu

dalam mengarahkan dan menyatukan aktivitas dapat disimpulkan bahwa Bappeda

Kota Kendari sudah cukup baik. Bapprda melakukan rapat internal dan forum

Perangkat Daerah, agar aktivitas pengelolahan data dapat selaras dan sesuai dengan

dimensi waktu pelaksanaan maka Bappeda Kota Kendari menetetapkan jadwal

perencanaan pembangunan daerah.

Bappeda Kota Kendari melakukan pengimputan data melalui SIPD

dengan data-data yang berasal dari Organisasi Perangkat Daerah untuk

dijadikan sebagai bahan utama dalam perancangan. Pengelolaan data

elektronik yang dilakukan oleh Bappeda Kota Kendari sudah cukup baik.

Dengan penggunaan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah dapat

mengontrol proses pengimputan data dan informasi dengan tujuan agar

kegiatan OPD sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan pemrintah

kota Kendari.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini, penulis memberikan saran-saran yang

dibutuhkan berdasarkan yang penulis alami selama penelitian mengenai

koordinasi untuk melaksanaan pengelolahan data elektronik dalm Sistem

87
Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) di Badan Perencanaan Pembangunan

Kota Kendari sebagai berikut :

1. Diharapkan Bappeda Kota Kendari untuk melakukan Bimtek lebih

sering lagi dikarenakan SIPD terus malakukan pembaharuan atau

update untuk memperbaiki fiturnya yang kurang. Tentunya para

perencana membutuhkan bimbingan.

2. Diharapkan usulan yang diterima oleh BAPPEDA dari OPD terkait

pengadaan kegiatan Bimtek yang lebih sering untuk para perencana

agar direalisasikan

3. Diharapkan Bappeda kota Kendari untuk terus melaukan pengarahan

dan bimbingan dengan baik terkait pengoperasian Sistem Informasi

Pemerintahan Daerah kapada para perencana di SKPD dan OPD terkait,

hal ini dilakukan karena kemampuan SDM tiap-tiap SKPD berbeda-beda

dalam menangkap informasi serta arahan yang diberikan.

88
Daftar Pustaka
Buku
Bungin, Burhan, 2001. Metode Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif
Dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press,
Moleong, L. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Napitupulu. (2020). E-Government: Implementasi, strategi dan Inovasi. Yayasan
kita menulis. Jakarta: Digibook.
Nazir, M. (2011). Metode penelitian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nugrahani, F. (2014). Metode penelitian Kualitatif dalam Penelitian
Pendidikan Bahasa. Surakarta: Digibook.
Sjafrizal, 2016. Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi,
Rajawali Pers: Jakarta

Jurnal

Ayu, G. (2021). Fungsi Koordinasi Terhadap Pelaksanaan Pemerintah Di


Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidenreng Rappang. Praja,
Volume 8, 28-38.
Bachtiar. (2021). Fungsi Koordinasi Bappeda Dalam Menunjang Pelaksanaan
Otonomi Daerah Di Kabupaten Halmahera Selatan. Jurnal Ilmiah
Administrasita’, Volume 12, 22-32.
Balqis, N. (2021). Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah (Sipd) Pada Dinas Transmigrasi Dan Tenaga Kerja Kabupaten
Aceh Barat. Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Volume 11(No.1), 146-
161.
Ekaputra, N. D. (2021). Efektivitas Penerapan Aplikasi Sistem Informasi
Pemerintahan Daerah (SIPD)Dalam Penyusunan Dokumen RKPD Di
Kabupaten Nganjuk. Otonomi, Volume 21(No. 1), 62-78.
Habibullah, A. (2010). Kajian Pemanfaatan dan Pengembangan E-Government.
Academia, Volume 23, 187-195.
Iqbal, M. M. (2021). Efektivitas Sistem Informasi Pembangunan Daerah
(SIPD) dalam Perencanaan Pembangunan Daerah. Jurnal Inovasi Ilmu
Sosial dan Politik (JISoP), Volume 3(No. 2), 173-183.

89
Manoppo, I. R. (2017). FUNGSI KOORDINASI PEMERINTAH DESA DALAM
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (Studi Di Desa Buise Kecamatan Siau
Timur Kabupaten Sitaro). Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan, 1-10.
Nurwani, M. I. (2021). Analisis Penerapan Sistem Informasi Pemerintah
Daerah (Sipd) Pada Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah
(Bpkad) Kota Medan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Volume 9, 110-
116.
Nasution, M. I., & Si, N. M. (2021). Analisis penerapan sistem informasi
pemerintah daerah (SIPD) pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD) Kota Medan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 9(2),
109-116.
Pratama, R. H. (2015). Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Informasi Dan
Komunikasi (Tik), Elektronik Rukun Tetangga/Rukun Warga
(E-Rt/Rw) (Studi E-Government Di Kelurahan Ketintang Kecamatan
Gayungan Pemerintah Kota Surabaya). Jurnal Administrasi Publik
(JAP), Volume 3, 2128-2134.
Putri, A. A. (2014). Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi
Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Nominal, Volume 3, 61-72.
Putri, R. K. (2021). Pemanfaatan Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
(SIPD) Untuk Pelaksanaan Koordinasi Musrenbang Tingkat Desa Di
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Deli serdang.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ilmu Sosial dan Politik [JIMSIPOL], Volume 1,
1-12.
Ramdani, E. M. (2018). Analisis Efektivitas Pelaksanaan. Jurnal Sawala,
Volume 6, 31-48.
Rohman, S. (2017). Koordinasi Camat dengan Kepala Desa dalam
Pembangunan Infrastruktur di Desa Wanasari Kecamatan Muara
Wahau Kabupaten Kutai Timur. eJurnal Pemerintahan Integratif,
Volume 5(No.3), 437-447.
Siagian. (2011). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syafitri, M. (2017). Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Oleh Kepolisian Dengan
Dinas Perhubungan Dalam Penertiban Lalu Lintas Kota Pekanbaru
Tahun 2015-2016. JOM FISIP, Volume 4, 1-10.
Wurara, C.N.C. (2020). Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah
Kota Manado. Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan. Volume 2 No. 5, Hal 1-12

90
Skripisi
Agustiani, Y. (2020). Fungsi Koordinasi Bappeda Dalam Perencanaan
Pembangunan Pendidikan Di Kabupaten Aceh Tengah. Skripsi.
Jamilah, P. (2020) Fungsi Koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Dalam Menyusun Rencana Pembangunan Di
Kabupaten Kampar. Skripsi
website
Ahmad, (2017), SIPD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah, BAPPEDA
Prov. NTB. https://bappeda.ntbprov.go.id/urgensi-sipd-dalam-
perencanaan-pembangunan-daerah/. 5 Februari 2023)

Adietia, (2020), Pengenalan singkat sistem informasi pemerintahan dartah


(SIPD) perenca. Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
https://bappeda.babelprov.go.id/content/pengenalan-singkat-sistem-
informasi-pemerintahan-daerah-sipd-perencanaan. 5 Februari 2023)
Peraturan
UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Perpres No 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia
Permendagri Nomor 70 tahun 2019 tentang Sistem Informasi Pemerintahan
Daerah
Keppres No.27 Tahun 1980 tentang Pembentukan BAPPEDA.
Keputusan Presiden No. 20 Tahun 2006 mengenai dewan Teknologi
Informasi dan Komunikasi Nasional
Perpres No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

91
LAMPIRAN

92
93
Organisasi Peerangkat Daerah Bidang Pemlit

94
95
96
97
Halaman utama SIPD

Halaman Depan SIPD

Halam Dasboard

98
Data Bidang Urusan

Pemetaan Bidang Urusan dengan SKPD

Data Program

99
Sub Kegiatan

Jadwal Tahapan

Input Mitra Bappeda

100
Wawancara bersama Ibu Athikasari S.Si, M.Sc Selaku Pegawai Senior
BAPPEDA Kota Kendari

Wawancara bersama Bapak Aryanto Kaharuddin, S.AP Selaku Operator


SIPD BAPPEDA

Wawancara bersama Ibu Irnayanti Bisma, S.Si, M.Si selaku Kepala Bidang
Pemlit

101
Wawancara bersama Bapak Imam Gazalba Sulkarnain S.STP selaku
Operator SIPD di bidang Pemlit

Wawancara bersama bapak M. Siri Ali, SE selaku operator SIPD di Dinas


Sosisal

Wawancara bersama Ibu Indrawati Malaka, SP, MM Selaku Subbidang


perencana sekaligus operator SIPD di Dinas Capil

102
Wawancara Bersama Bapak Dr. Drs. Sapri ,M.Si selaku Sekretaris Bappda Kota
Kendari

Rapat internal BAPPEDA kota Kendari

103
Forum OPD

Rapat Kerja Bappeda Kota Kendari

104
Konsultasi dinas Sosial kepada Bappeda Kota Kendari

Penyelenggaraan Bimbingan Teknis (BIMTEK) oleh Bappeda kota Kendari

105
PEDOMAN WAWANCARA

Penelitian dengan judul “Fungsi Koordinasi BAPPEDA dalam Pengelolahan


Data Eelektornik Melalui Sistem Informasi Pemerintahan Daerah”.

A. Komunikasi
Menurut Bapak/Ibu Bagaimana upaya Bappeda dalam menciptakan
hubunngan kerja dan komunikasi untuk mengelolah data informasi
perencaan pembangunan daerah.

1. Sebelum melaksanakan proses menyusun perencanaan pembangunan,


apakah ada tidaknya informasi antara Bappeda dengan OPD?

2. Apakah ada alur informasi yang sudah ditetapkan dalam menyusun


perencanaan pembangunan?

3. Dimana saja alur tersebut dapat diperoleh oleh Bappeda dan OPD?

4. Apakah komunikasi sudah terjalin dengan baik antara Bappeda


dengan OPD dalam menyusun perencanaan pembangunan?

5. Dalam menyusun perencanaan pembangunan, apakah ada terjadi


masalah komunikasi yang tidak sesuai antara Bappeda dengan OPD?

6. Dalam melaksanakan hal tersebut apakah ada kendala-kendala yang


ditemukan dalam penyampaian informasi tersebut?

B. Kelancaran Mekanisme kerja

Menurut Bapak/Ibu Bagaimana upaya bappeda dalam menjamin


kelancaran mekanisme prosedur kerja dalam mengelolah data
informasi perencanaan pembangunan.

1. Bagaimana mekanisme kerja Bappeda dalam Pengelolahan data


Informasi Perencanaan pembangunan

106
2. Apa strategi Bapak/ibu selaku Kepala Bappeda untuk mendorong
pegawai dalam meningkatkan kualitas kinerja organisasi dalam
pengelolahan data elektronik.

3. Bagaimana upaya bapak/ibu dalam menjaga kelancaran kinerja


organisasi

4. Apakah kualitas dan kuantitas pegawai sudah memiliki kemampuan


dan pengetahuan yang sesuai dengan bidang pekerjaanya, yang dapat
menunjang kinerja organisasi

C. Kesatuan Tindakan
Menurut Bapak/Ibu Bagaimana upaya Bappeda mengarahkan dan

menyatukan aktivitas untuk mengelolah data dan informasi

perencanaan pembangunan darah

1. Apa tahapan yang dilakukan Bappeda sebelum melakukan sebuah

Tindakan dalam pengkoordinsian dengan tiap bidang dan OPD lain ?

2. Apa tindakan yang harus dilakukan secara bersama-sama oleh

Bappeda dengan OPD terkait perenacaan program pembangunan ?

3. Apa tindakan yang harus dilakukan secara bersama-sama oleh

anggota-anggota bidang terkait pengelolahan data perencanaan ?

4. Dalam pengelolahan bagaimana cara menciptakan keserasian antara

pegawai Bappeda agar adanya keserasian dalam mencapai hasil?

5. Apakah kesatuan tindakan sudah terjalin dengan baik antara Bappeda

dengan OPD dalam pengelolahan data dan informasi elektronik?

107
D. Keselarasan Tindakan
Menurut Bapak/Ibu Bagaimana upaya bappeda dalam meyelaraskan
setiap Langkah, Tindakan, dan sikap pegawai dalam pengelolahan
data informasi.

1. Langkah dan Tindakan apa saja yang diselaraskan dalam proses


pengelolahan data informasi ?

2. Apakah ada kendala dalam penyelarasan Tindakan, Langkah dan sikap


pegawai ?

3. Apakah Langkah, Tindakan dan sikap pegawai sudah sesuai dengan


apa yang dibutuhkan oleh Bappeda ?

4. Dengan cara apa saja agar Tindakan serta Langkah pegawai dapat
selaras ?

E. Penggunaan SIPD

a. Pengimputan data

1. Menurut Bapak/Ibu bagaimana peran penggunaan SIPD untuk

melaksanakan penglolahan data elektronik.

2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana sistem informasi pemerintahan

daerah (SIPD dapat digunakan utnuk membantu BAPPEDA dalam

memilah data atau infomasi perencanaan pembanguan.

3. Bagaimana tata cara pengolahan data hingga mengahasilkan dokumen

akhir.

108
b. Pengimputan data

1. Menurut bapak/ibu, apakah sistem informasi pemerintahna daerah

sudah dapat digunakan oleh seluruh pegawai di kantor BAPPEDA

2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana sistem informasi

pemerintahan daerah (SIPD) dapat digunakan untuk

mempermudah proses penglolahan data elektronik.

3. Apakah hasil data yang diberikan OPD sudah sesuai dengan

yang dibutuhkan

4. Bagaimana prosedur pengimputan data dlam SIPD

Pertanyaan untuk OPD Lain

1. Hal-hal apa saja yang dikoordinasikan Bappeda dalam pengelolahan

data elektronik?

2. Bagaimana koordinnasi yang dilakukan bappeda dengan OPD

bapak/ibu dalam Menyusun rencana pembangunan ?

3. Bagaimana pendapat Bapak mengenai koordinasi yang efektif antar

bidang di Bappeda dengan dinas Bapak/ibu

4. Menurut Bapak/Ibu Apakah koordinasi di Bappeda Kota Kendari yang

sudah diterapkan dapat dikatakan baik ?

5. Bagaimana dengan komunikasi yang dilakukan Bappeda, apakah

dapat terjalin dengan baik dan efektif

6. Apakah koordinasi yang dilakukan Bappeda telah membantu dalam

ahal pperencanaan dokumen rencana kerja

109
7. Bagaimana menurut bapak/ibu dengan SIPD apakh sudah dapat

membantu dalam pengelolahan data ?

8. Apakah ada masalah dalam pengopersian dan pengimputan data

9. Apakah ada saran atau masukan untuk Bappeda kota Kendari dalam

berkoordinasi dengan OPD lain.

110

You might also like