Professional Documents
Culture Documents
Makalah6 Sim Sistemmanajemenbasisdata Adellarizqyandreyany 43219010142
Makalah6 Sim Sistemmanajemenbasisdata Adellarizqyandreyany 43219010142
DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa, yang telah
memberikan kekuatan dan petunjuk sehingga penulis dapat menyusun artikel ini dengan sebaik-
baiknya, yang berjudul “Sistem Manajemen Basis Data” disusun dalam rangka memenuhi salah
satu mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang diampu oleh Bapak Yananto Mihadi Putra,
SE., M.Si.
Artikel ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana suatu perusahaan
mampu memanfaatkan dan menerapkan sistem manajemen basis data supaya dalam menjalankan
kegiatan perusahaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien dengan sistem manajemen basis
data ini yang mempermudah atau meringankan jalannya kegiatan perusahaan. Meski telah
disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa artikel ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian.
Besar harapan penulis, semoga artikel ini dapat menjadi sarana membantu pembaca
dalam mencari sumber referensi mengenai Sistem Manajemen Basis Data.
Dalam era global saat ini sistem informasi manajemen merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari suatu organisasi dimana sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran
dengan menggunakan masukan dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan
dalam suatu kegiatan manajemen. Sistem manajemen berbasis data adalah suatu sistem atau
perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan menjalankan operasi
terhadap data yang diminta banyak pengguna.
Saat ini peranan data sangatlah menonjol. Pemrosesan basis data menjadi perangkat
andalan yang sangat diperlukan oleh berbagai perusahaan. Basis data tidak hanya dapat
mempercepat perolehan informasi, tetapi juga meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Sistem manajemen berbasis data mengorganisasikan volume data dalam jumlah besar yang
digunakan oleh perusahaan dalam transaksi-transaksinya sehari-hari. Data harus diorganisasikan
sehingga pada manajer dapat menemukan data tertentu dengan mudah dan cepat untuk
mengambil keputusan.
Sedangkan data adalah bahan baku informasi yang dikumpulkan dalam suatu basis data
agar pengumpulan dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien diperlukan manajemen data.
Manajemen data merupakan bagian dari manajemen sumber daya informasi. Pengelolaan
manajemen basis data membutuhkan suatu perangkat untuk dapat mengelolanya sehingga
manajemen basis data dapat terus dikelola dan ditingkatkan kinerjanya. Basis data (Database)
adalah kumpulan dari berbagai data yang saling berhubungan satu dengan yang lainya, database
tersimpan di perangkat keras, serta dimanipulasi dengan perangkat lunak. Pendefinisian basis
data meliputi spesifikasi dari tipe data atau informasi yang akan disimpan. Database meupakan
salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam
menyediakan informasi bagi para pengguna atau user.
Penyusunan basis data meliputi memasukan data kedalam media penyimpanan data dan
diatur dengan menggunakan perangkat sistem manajemen basis data (Database System DBMS).
Manipulasi basis data meliputi proses pembuatan pernyataan (query) untuk mendapatkan
informasi tertentu, melakukan pembaruan atau pergantian (update) data, serta pembuatan report
data.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem manajemen basis data mengorganisasikan volume data dalam jumlah besar yang
digunakan oleh perusahaan dalam transaksi-transaksinya sehari-hari. Data harus diorganisasikan
sehingga para manajer dapat menemukan data tertentu dengan mudah dan cepat untuk
mengambil keputusan. Perusahaan memecah keseluruhan koleksi data menjadi sekumpulan tabel
data yang saling berhubungan, kumpulan-kumpulan kecil data yang saling terhubung ini akan
mengurangi pengulangan data sehingga pada akhirnya konsistensi dan akurasi data makan
meningkat.
Dewasa ini sebagian besar perusahaan menggunakan basis data yang mengikuti suatu
struktur relasional. Dua alasan penting di balik penggunaan struktur ini adalah bahwa struktur
basis data relasional mudah untuk digunakan dan hubungan di antara tabel di dalam struktur
bersifat implisit. Kemudahan penggunaan telah memberanikan banyak manajer untuk menjadi
pengguna langsung dan sumber basis data.
Meningkatnya arti penting basis data sebagai sumber daya yang mendukung pengambilan
keputusan telah mengharuskan para manajer mempelajari lebih jauh perancangan penggunaan
basis data. Dalam makalah ini penulis akan mencoba memaparkan mengenai bagaimana sistem
manajemen basis data.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
b. Untuk mengetahui apa itu Manajemen Sumber Daya Data dan organisasi data
f. Untuk mengetahui bagainama personel basis data dan bagaimana menempatkan sistem
manajemen basis data dalam perspektif
LITERATUR TEORI
* Keamanan : DBMS menyediakan sistem pengamanan data sehingga tidak mudah diakses oleh
orang yang tidak memiliki hak akses.
* Independensi : DBMS menjamin independensi antara data dan program, data tidak bergantung
pada program yang meng-akses-nya, karena struktur data-nya dirancang berdasarkan kebutuhan
informasi, bukan berdasarkan struktur program. Sebaliknya program juga tidak bergantung pada
data, sehingga walaupun struktur data diubah, program tidak perlu berubah.
* Konkruensi / data sharing : data dapat diakses secara bersamaan oleh beberapa pengguna
karena manajemen data dilaksanakan oleh DBMS.
* Integritas : DBMS mengelola file-file data serta relasi-nya dengan tujuan agar data selalu
dalam keadaan valid dan konsisten
* Pemulihan : DBMS menyediakan fasilitas untuk memulihkan kembali file-file data ke keadaan
semula sebelum terjadi-nya kesalahan (error) atau gangguan baik kesalahan perangkat keras
maupun kegagalan perangkat lunak.
* Kamus / katalog sistem : DBMS menyediakan fasilitas kamus data atau katalog sistem yang
menjelaskan deskripsi dari field-field data yang terkandung dalam basisdata.
* Memerlukan suatu skill tertentu untuk bisa melakukan administrasi dan manajemen database
agar dapat diperoleh struktur dan relasi data yang optimal
* Memerlukan kapasitas penyimpanan baik eksternal (disk) maupun internal (memory) agar
DBMS dapat bekerja cepat dan efisien.
Secara konseptual, ada dua metode untuk merancang antarmuka antara program instruksi dan
data:
- File-berorientasi pengolahan: A data spesifik yang telah dibuat untuk setiap aplikasi
- Pengolahan data berorientasi: Buat satu repositori data untuk mendukung berbagai aplikasi.
Awal mula proses perancangan tersebut, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan file
datar (flat data). Namun pendekatan ini memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan file
berorientasi berlebihan termasuk pengolahan data dan program dan beragam format untuk
menyimpan data yang berlebihan.
Konsep manajemen Basis Data merupakan pengembangan dari konsep Flat File dalam suatu
aktifitas perancangan program/aplikasi. Konsep Flat file mulai ditinggalkan karena konsep flat
file tesebut menimbulkan beberapa kendala pada saat program antarmuka pemrosesan
berbantukan komputer ini digunakan.
Untuk lebih jelasnya, file-file itu berisi gambar-gambar yang secara konseptual dilambangkan
dengan huruf-huruf. Setiap huruf menunjukkan satu atribut data (field), satu record, atau isi
seluruh file. Perhatikan juga bahwa data elemen B terdapat dalam semua file pemakai. Ini
disebut dengan pemborosan data (data redundancy), yang menjadi penyebab utama dari
masalah-masalah manajemen data penting dalam tiga bidang:
penyimpanan data (data storage),
pembaruan data (data updating), dan
kekinian informasi (currency of information).
Di dalam setiap bidang ini, dan dalam masalah keempat, ketergantungan tugas-data (task-data
dependency), yang tidak langsung berkaitan dengan pem-borosan data, dijelaskan di bawah ini.
Gambar 9-1. Manajemen Data Flat File
Program 1 A, B, C
Transaksi Pemakai 1
Penyimpanan Data
Dalam lingkungan file datar, hal ini tidak mungkin terjadi. Untuk memenuhi kebutuhan
data khusus dari pengguna, organisasi harus mengeluarkan biaya untuk prosedur pengumpulan
majemuk dan untuk prosedur penyimpanan majemuk. Beberapa data yg umum digunakan bias
diduplikasi lusinan kali, ratusan kali, atau bahkan ribuan kali, sehingga biaya penyimpanan
datanya menjadi sangat tinggi.
Pembaruan Data
Organisasi memiliki banyak sekali data yg disimpan dalam file induk dan file referensi yg
memerlukan pembauran berkala agar mencerminkan perubahan operasional dan ekonomi. Jadi
para pengguna sistem informasi memiliki file yg terpisah, setiap perubahan harus dilakukan
secara terpisah untuk setiap pengguna. Ini tentunya akan menambah biaya manajemen data
secara signifikan.
Kekinian Informasi
Kebalikan dari masalah pembauran data majemuk adalah masalah gagalnya memperbarui
semua file penggunaan yg di pengaruhi oleh perubahan data tertentu. Jika pesan pembauran ini
tidak disebarkan dengan benar, sebagian pengguna mungkin tidak mencatat perubahan tersebut,
dan kemudian akan melakukan pekerjaan dan mengambil keputusan berdasarkan data yg sudah
usang.
Ketergantungan Tugas Data
Masalah lainnya dengan pendekatan file datar adalah ketidakmampuan pengguna untuk
mendapatkan informasi tambahan ketika kebutuhannya berubah. Masalah ini disebut
ketergantungan tugas-data.
Pendekatan Basis Data
Figur 9-2 (a) menyajikan ulasan sederhana tentang pendekatan basis data dengan
pengguna dan keperluanm data yg sama seperti dalam Figur 9-1. Perubahan paling jelas dari
model file datar adalah pengelompokkan data menjjadi sebuah basis data umum yg dapat
digunakan secara bersama oleh semua pengguna sistem informasi.
Penyelesaian Masalah File Datar
Penggunaan data secara bersama-sama (tidak adanya kepemilikan data) merupakan
konsep utama dari pendekatan basis data. Masalah –masalah ini akan di atasi.
Tidak ada redundasi data. Setiap elemen data disimpan hanya sekali sehingga
menghilangkan redundansi data dan mengurangi biaya penyimpanan data.
Satu kali pembauran data. Karena setiap elemen data hanya terdapat pada satu tempat,
dibutuhkan hanya satu kali pembauran data. Ini tentu mengurangi waktu dan biaya
untuk menjaga kekinian data.
Nilai kekinian data. Perubahan terhadap basis data yg dilakukan oleh seorang pengguna
akan berlaku bagi semua pengguna.
Interdependensi tugas-data. Pengguna memilik akses sepenuhnya ke data yg ada di
perusahaan. Kebutuhan informasi seorang pengguna bisa meluas diluar wilayah
langsung pekerjaannya, namun kebutuhan ini dapat dengan segera dipenuhi dengan
pendekata file datar. Para pengguna hanya dibatasi oleh keterbatasan data yg di
sediakan oleh organisasi dan legitimasi yg diperlukan untuk mengakses data tersebut
Pengendalian Akses Basis Data
Pendekatan basis data menempatkan semua informasi dalam satu keranjang. Oleh sebab
itu, keranjang ini perlu di jaga dengan baik. Contoh dalam Figur 9-2 (a) tidak memiliki ketentuan
untuk mengendalikan akses ke basis data. Asumsikan Data X itu merupakan informasi yang
sensitif dan rahasia dan hanya Pemakai 3 yang diberi otorisasi untuk mengaksesnya. Bagaimana
organisasi dapat mencegah pemakai lain untuk mendapatkan akses yang tidak sah terhadap
informasi tersebut?
Gambar 9-2(b) Konsep Database
Program 1
Transaksi Pemakai 1
Aplikasi
Transaksi Program DBMS
Pengguna
Bahasa Difinisi
Data (DDL) Sistem
Transaksi
Program operassi
Pengguna H0st
Pengguna
Bahasa
Manipulasi
Data (DML)
Transaksi Program
Pengguna
Bahasa Query
Database
Program
Transaksi
Pengguna
Setiap model DBMS mencapai tujuan ini dengan cara yg berbeda, tetapi ada
beberapa ciri yg umum, di antaranya:
1. Pengembangan program. DBMS berisi perangkat lunak pengembangan aplikasi.
2. Backup dan pemulihan. Selama pemrosesan, DBMS secara periodik membuat file-file
backup untuk database fisik.
3. Penggunaan database untuk pelaporan. Fitur ini mencatat data statistik tentang data-
data yang sedang digunakan, dan siapa yang menggunakannya.
4. Akses database. Fitur yang paling penting dari DBMS adalah mengizinkan pe-makai
yang memiliki otorisasi untuk mengakses database. Gambar 9-3 menun-jukkan tiga
modul perangkat lunak, antara lain:bahasa definisi data (DDL-data definition
language), bahasa manipulasi data (DML-data manipulation language) dan bahasa
query (QL-query language).
Bahasa Definisi Data
Bahasa Definisi Data (DDL-Data Definition Language) adalah sebuah bahasa program
yang digunakan untuk mendefinisikan database fisik ke DBMS. Terdapat tiga tingkat, disebut
sudut pandang (view), dalam definisi ini: sudut pandang internal, sudut pandang konseptual
(skema), dan sudut pandang pemakai (subskema).
Tampilan Internal. Tampilan internal (internal view)menyajikan
pengaturan record secara fisik dalam basis data. lni merupakan penyajian
tingkat paling rendah, di mana satu langkah dipindahkan dari database fisik.
Sudut pandang internal ini menjelaskan struktur record, hubungan di antara
mereka, dan pengaturan fisik serta urutan record dalam satu file.
Tampilan Konseptual (Skema). Tampilan konseptual atau skema
menyajikan basis data secara logika dan secara abstrak, bukan bagaimana
database itu secara fisik disimpan. Sudut pandang ini memungkinkan prog-
ram-program pemakai untuk memanggil data tanpa mengetahui atau tanpa
perlu menspesifikasi bagaimana data-data itu diatur atau kapan mereka di-
simpan dalam database fisik.
Tampilan Pengguna (Subskema). Tampilan Pengguna(user
view)mendefinisikan bagaimana seorang pemakai tertentu melihat database.
lni adalah bagian dari database di mana seorang pemakai individual memiliki
oto-risasi untuk mengaksesnya.
Operasi DBMS. Untuk mengilustrasikan peran dari tampilan ini, lihat urutan peristiwa
yang biasanya terjadi dalam mengakses melalui DBMS. Penjelasan berikut ini sifatnya hipotesis
teknis tertentu dihilangkan.
1. Program pengguna mengirimkan permintaan (memanggil) data yang terdapat
dalam DBMS. Panggilan ini tertulis dalam bahasa manipulasi data khusus
(akan dibahas nanti) yang melekat dalam program pengguna tersebut.
2. DBMS menganalisis permintaan itu dengan mencocokkan elemn – elemen
data yang dipanggil dengan tampilan pengguna dan tampilan konseptual. Jika
permintaan data itu cocok, akan diotorisasi dan langkah pemrosesan maju ke
Langkah 3. Jika tidak cocok dengan tampilan ini, akses data itu ditolak.
3. DBMS menetukan parameter – parameter struktur data dari tampilan internal
dan mengirimkannya ke system operasiyang melakukan pengambilan data
actual. Parameter struktur data tersebut mendeskripsikan organisasi dan
metode akses (Access method) yaitu program utilitas system operassi, untuk
mengambil data yang diminta.
4. Dengan menggunakan mettode akses yang tepat, system operasi berinteraksi
dengan peralatan penyimpanan disket untuk mengambil data dari basis data
fisik.
5. Sistem operasi kemudian menyimpan data itu dalam memori utama di atas
penyangga (buffer area) yang dikelola oleh DBMS.
6. DBMS mentransferr data tersebut ke lokasi kerja pengguna yang terdapat
dalam memori utama. Pada saat ini, program pengguna bebass mengakses
dan memanipulasi data.
7. Ketika pemrosesan selesai. Langkah 4, 5 dan 6, dibalik untuk menyimpan
kembali data yang sudah diproses ke basis data.
Bahasa Manipulasi Data
Bahasa manipulasii data (data manipulation language-DML) adalah bahasa pemrograman
kepemilikan (proprietary) yang digunakan oleh DBMS tertentu untuk mengambil, memproses,
dan menyimpan data. Keseluruhan program data dapat ditulisdalam DML atau dengan cara lain,
perrintah perintah dari DML terpilih dapat disisipkan ke dalam program – program yang tertulis
dengan ahasa universal, seperti PL/1 COBOL, dan FORTRAN. Penyisipan perrintah – perintah
DML memungkinkan program – program standar yang pada awalnya ditulis untuk lingkunga file
datar, diubah dengan mudah ke lingkungan basis data. Penggunaan progam – program bahasa
standar juga membuat organisasi tidak bergantung pada pemasok tertentu. Jika organisasi itu
memutuskan untuk mengganti pemasoknya ke pemasok lain yang DML-nya berbeda, organisasi
itu tidak perlu menulis ulang semua program pengguna. Dengan mengganti perintah – perintah
DML yang lama dengan perinta baru, program – program pengguna dapat dimodofikasi agar
berfungsi di lingkungan yang baru.
Bahasa Permintaan Data
Kemampuan query DBMS memungkinkan pengguna akhir dan pemrogram professional
untuk mengakses data dalam basis data secara langsung tanpa memerrlukan program
konvesional. Bahasa permintaan terstruktur (structured query language-SQL, diucapkan sequel)
dari IBM telah menjadi bahasa query standar untuk DBMS mainframe dan mikrokomuter. SQL
merupakan bahsa generasi ke empat dan bahasa non procedural dengan banyak perintah yang
memungkinkan pengguna untuk memasukkan , mengambil dan memodifikasi data dengan
mudah. Peirntah SELECT merupakan alat yang sangat berguna untuk mengambil data.
Contoh dalam figure 9-5 menggambarkan penggunaan perintah SELECT untuk menghasilkan
laporan pengguna dari basis data yang disebut perseidaan.
SQL merupakan alat pemrosesan data yang efisien. Walaupun bukan bahasa Inggris yang
alami, SQL hanya memerlukan sedikit latihan mengenai konsep computer dan lebih sedikit
pemrograman daripada bahasa – bahasa lainnya. Bahkan, banyak system query basis data tidak
memerlukan pengettahuan SQL sama sekali. Para pengguna memilih data secara visual dengan
“menunjuk dan mengklik” atribut yang diinginkan. Kemudian, alat penghubung visual pengguna
menghasilkan perintah – perintah SQL yang diperlukan secara otomatis. Fitur ini menempatkan
pelaporan khusus (ad hoc) dan kapabilitas perosesan data berada di tangan pengguna/manajer.
Dengan mengurangi ketergantungan terhadap pemrograman professional, para manajer dapat
mengatasi masalah yang tiba – tiba muncul.
Manajemen
Kegiatan
Operasi
Kamus Data
Fungsi penting lainnya dari DBA adalah penciptaan dan pemeliharaan kamus data (data
dictionary). Kamus data menjelaskan setiap elemen data yang terdapat dala basis data. Fungsi ini
memungkinkan semua pengguna (dan pemrogram) untuk berrbagi tampilan yg sama terhadap
sumber daya data sehinggga sangat membantu dalam menganalisis kebutuhan pengguna.
Basis Data Fisik
Elemen keempat dari pendekatan basis data yang ditampilaan dalam figur 9-3 adalah
basis data fisik . Pendekatan ini merupakan tingkat terendah daari basis data. Basis data fisik
tersusun dar titik – titik magnetis pada disket magnetis. Tingkat basis data lainnya (tampilan
pengguna, tampilan konseptual, dan tampilan internal) merupakan representasi abstrak dari
tingka fisik.
Ditingkat fisik, basis data merrupakan kumpulan record dan file. Basis data relasional
didasarkan pada struktur file berurutan berindeks. Struktur ini ditampilkan dalam figur 9-7,
menggunakan sebuah indeks ang berhubungan dengan organisasi file berurutan . Struktur ini
memfasilitasi akses langsung ke record individual dan pemrosesan batch untuk seluruh file.
Indeks ganda dapat digunakan untuk menciptakan referensi silang, yang disebut daftar terbalik ,
yang semakin meningkatkan fleksibilitas akses data. Dua indeks ditunjukkan dalam figure 9-7.
Satu indeks berisi nomor pegawai (kunci primer) untuk record yang ditempatkan secara unik
dalam file. Indeks kedua berisi alamat record yang diatur menurut penghasilan hingga sekarang.
Dengan menggunakan field yang tidak unik sebagai sekunder semua record karyawan dapat
dilihat dengan urutan menaik atau menurun, sesuai dengan jumlah penghasilannya. Selain itu,
record individual dengan saldo pendapatan yang dpilih dapat ditampilkan. Indeks dapat
diciptakan untuk setiap atribut dalam file sehingga memungkinkan data dapat dilihat dari banyak
perspektif.
Artibut
Nama Tabel = Pelanggan
No. Pelanggan
Nama Alamat Saldo Saat Ini
(Kunci)
Tuples
1876 G. Adams 21 First St. 2400,00
. . . .
. . . .
(c)
X1Gabungan
Y1 Y1 Z1 X1 Y1 Z1
X2 Y2 Y2 Z2 X2 Y2 Z2
X3 Y1 Y3 Z3 X3 Y1 Z1
Representasi grafis yang digunakan untuk mencerrminkan model ini disebut diagram
relasi entitas (entity relationship ER). Dalam ketentuan umumnya, setiap entitas dalam model
data diberikan nama dalam bentuk kata benda tunggal. Seperti pelanggan, bukan pelanggan –
pelanggan. Istilah pemunculan (occurance) digunakan untuk mendeskripsikan jumlah contoh
atau record yang berkaitan dengan enttas tertentu. Misalnya, jika organisasi memiliki karyawan,
entitas karyawan disebut terdiri atas 100 pemunculan. Atribut (attribute) adalah elemen data yang
mendefinisikan entitas. Misalnya, entitas karyawan bias didefinisikan dengan serangkaian atribut
berrikut ini : Nama, Alamat, Keterampilan, Lama Bekerja, dan Upah per Jam. Setiap
pemunculan dalam entitas karyawab terdiri atas jenis atribut yang sama, namun nilai setiap
atribut akan berbeda antarpemunculan. Karena atribut merupakan karakteristik yang logis dan
relevan dari suatu entitas, entitas tersebut bersifat unik untuk satu entitas tertentu. Dengan kata
lain, atribut yang sama tidak boleh digunakan untuk mendefinisikan dua entitas yang berbeda.
Asosiaasi dan Kardinalitas
Garis berlabel yang menghubungkan dua entitas dalam model data mendeskripsikan sifat
asosiasi (association) di antara mereka. Asosiasi ini ditunjukkan dengan kata kerja seperti kirim,
minta, atau terima. Kardinalitas (cardinality) adalah derajat asosiasi di antara duua entitas.
Sederhananya, kardinalitas mendeskripsikan jumlah pemunculan yang mungkin terrjadi dalam
satu tabel yang berkaitan dengan pemunculan tunggal dalam tabel terkait. Empat bentuk dasar
kardinalitas yang meungkin terjadi adalah : nol atau satu (0,1), satu dan hanya satu (1,1), nol
atau banyak (0,M), dan satu atau banyak (1,M). Semua ini digabungkan untuk menunjukkan
asosiasi logis antarentitas. Figur 9-11 menampilkan beberapa contoh asosiasi entitas.
Satu ke Nol atau Satu (1:0,1). Asumsikan bahwa suatu perusahaan memiliki 1000 karyawan
namun hanya 100 dari mereka yang merupakan staf pembelian. Asumsikan juga bahwa setiap
tenaga penjual diberi tanggung jawab sebuah mobil
Perusahaan. Contoh 1 menunjukkan bahwa untuk setiap pemunculan (record) dalam entitas
karyawan ada kemungkinan nol atau satu pemunculan dalam entitas mobil perusahaan.
Pendifinisian kardinalitas dari asosiasi entitas akan membantu untuk melihat satu pemunculan
(record) dari satu entitas dan untuk melihat entitas lainnya. Berapa jumlah maksimal dan
minimal dari record yang dapat berasosiasi dengan satu record yang telah anda pilih? Dengan
memacu pada entitas karyawan dan melihat entitas mobil perusahaan ada dua kemungkinan
asosiasi. Jika record karyawan yang dipilih adalah tenaga penjual, maka ia diberi tanggung jawab
atas satu mobil perusahaan. Oleh sebab itu, record karyawan hanya berasosiasi dengan satu
record dalam entitas mobil perusahaan. Akan tetapi, jika record karyawan yang dipilih bukan
seorang tenaga penjual, maka ia diberi tanggung jawab nol mobil perusahaan. Record dalam hal
ini berasosiasi dalam dengan record nol mobil perusahaan. Jadi, kardinalitas minimal adalah nol
dan maksimalnya adalah satu. Satu lingkaran dan garis tipis yang memotong garis yang
menghubungkan dua entitas mencerminkan tingkat kardinalitasnya. Perhatikan bahwa dari
perspektif entitas karyawan, kardinalitas ditunjukkan pada ujung garis asosiasi mobil perusahaan.
Sekarang pilih record mobil perusahaan dan lihat kembali entitas karyawan. Karena setiap mobil
perusahaan diserahkan ke hanya satu karyawan, nilai minimal dan maksimal dari record yang
terkait adalah satu. Dua garis pendek yang berpotongan pada ujung garis asosiasi karyawan
menunjukkan kardinalitas ini.
Satu ke satu (1:1). Contoh 2 mengilustrasikan situasi dimana setiap record dalam satu entitas
selalu berasosiasi dengan satu (dan hanya satu) record dalam entitas yang berasosiasi. Dalam hal
ini setiap komputer laptop perusahaan diserahkan hanya kepada satu manajer dan setiap manajer
hanya diserahi satu komputer. Dua garis pendek yang memotong garis yang menghubungkan
pada kedua ujungnya mencerminkan kardinalitas ini.
Satu ke nol atau banyak (1:0,M). Hubungan antara entitas pelanggan dan pesanan penjualan
ditunjukkan dalam contoh 3. Perhatikan bahwa jumlah minimal record pesanan penjualan per
record pelanggan adalah nol dan jumlah maksimalnya adalah banyak. Ini karena dalam periode
tertentu (tahun atau bulan) yang berkaitan dengan entitas pesanan penjualan, pelanggan tertentu
mungkin tidak membeli apa pun (nol record pesanan penjualan) atau membeli beberapa kali
(banyak record). Akan tetapi, dari perspektif entitas pesanan penjuala, setiap record berasosiasi
dengan satu dan hanya satu pelanggan. Simbol kaki burung gagak (yang digunakan sebagai nama
notasi ini) mencerminkan banyak kardinalitas.
Satu ke banyak (1:M). Contoh 4 menunjukkan situasi, dimana setiap item persediaan dipasok
oleh satu (dan hanya satu) pemasok, dan setiap pemasok satu atau berbagai item persediaan ke
perusahaan. Asosiasi ini yang secara teknis merupakan satu dan hanya satuke satu atau banyak,
disederhanakan menjadi satu ke banyak.
Banyak ke banyak (M:M). Untuk mengilustrasikan asosiasi banyak ke banyak, lihat kembali
hubungan antara pemasok dan persediaan dalam contoh 5. Akan tetapi, sekarang perusahaan
memiliki kebijakan untuk membeli jenis persediaan yang sama dari beberapa pemasok. Pihak
manajemen bisa melakukan hal ini untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan harga yang
terbaik atau untuk mencegah ketergantungan pada satu pemasok. Dengan kebijakan ini, setiap
record pemasok berasosiasi dengan satu atau banyak record pemasok. Asosiasi ini (satu atau
banyak ke satu atau banyak) disederhanakan menjadi banyak ke banyak.
Contoh 4 dan 5 menunjukkan bagaimana kardinalitas menyajikan peraturan bisnis dalam
organisasi. Desainer basis data harus memperoleh pemahaman menyeluruh
mengenai cara perusahaan, klien, dan pengguna tertentu melakukan bisinis agar
dapat mendesain model data dengan bai. Jika model data salah, maka tabel
basis data yang dihasilkan juga akan salah. Contoh 4 dan 5 sama-sama valid
namun pilihannya berbeda, dan memerlukan desain basis data yang berbeda
pula.
Tabel Basis Data Fisik
Tabel basis data fisik dibentuk dari model data, dimana setiap entitas dalam model
ditransformasikan ke tabel fisik yang terpisah. Di bagian atas setiap tabel terdapat atribut yang
membentuk kolom. Bagian yang berpotongan dengan kolom untuk membentuk baris dari tabel
disebut tuple. Sebuah tuple, yang didefinisikan oleh good ketika pertama kali
memperkenalkannya, berhubungan dengan record dalam sistem file datar. Berdasarkan konvensi
ini, kita akan menggunakan istilah record atau pemunculan dan bukan tuple.
Tabel yang didesain dengan baik memiliki empat karakteristik berikut ini:
1. Nilai dari minimal satu atribut dalam setiap pemunculan (baris) harus
bersifat unik. Atribut ini adalah kunci utama. Atribut lainnya dalam baris ini
tidak perlu bersifat unik.
2. Tabel harus sesuai dengan peraturan normalisasi. Ini berarti bahwa tabel
harus bebas dari kelompok yang berulang, ketergantungan parsial dan
ketergantungan transitif. Normalisasi akan dibahas lebih terperinci nanti
dalam bab ini.
3. Semua nilai atribut dalam kolom manapun harus memiliki kelas yang sama.
4. Setiap kolom dalam suatu tabel harus diberi nama yang unik. Akan tetapi,
tabel yang berbeda dapat berisi kolom dengan nama yang sama.
- - - - - - - -
- - - -
Kunci
- - - - Penerimaan Kas
Item Garis
No. Harga No
No Item Kuantitas Total No. Peng. Jumlah Tanggal
5678
Faktur T.Stem 432 Main ST.
Perunit643,67 (kunci) Diterima Diterima
Pelanggan
1. Mengidentifikasi entitas
2. Membuat model data yang menunjukkan asosiasi entitas
3. Menambah kunci primer dan atribut ke model
4. Menormalisasi model data dan menambah kunci luar
5. Membuat basis data fisik
6. Menyiapkan tampilan pengguna.
Mengidentifikasi Entitas
Desain basis data dimulai dengan mengidentifikasi entitas organisasi dan membuat model
data yang menunjukkan hubungannya. Hal ini mencakup analisis peraturan bisnis dan kebutuhan
informasi dari semua pengguna. Fitur-fitur kunci yang berisi petunjuk entitas dalam sistem yang
baru diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Agen pembelian meninjau kembali laporan status persediaan untuk melihat item-item
yang perlu dipesan kembali.
2. Agen memilih pemasok dan menyiapkan pesanan pembeliia online.
3. Agen mencetak salinan pesanan pembelian dan mengirimnya ke pemasok
4. Pemasok mengirim persediaan keperusahaan. Pada saat persediaan tiba, stap bagiaan
penerimaan memeriksa persediaan dan menyiapkan laporan penerimaan online. Sistem
computer secara otomatis memperbarui record persediaan.
Entitas yang field harus memenuhi 2 kondisi berikut ini:
Kondisi 1: enttas tersebut harus terdiri atas dua atau lebih pemunculan
Kondisi 2: entitas tersebut harus mengkontribusikan menimal 1 atribut yang tidak disediakan
oleh entitas lain.
Setiap kandidat harus diuji dengan masing-masing kondisi tersebut untuk menghilangkan entitas
yang salah.
Agen Pembelian kita perlu menentukan data apa mengenai agen tersebut yang unik perihal
perannya dalam kebutuhan penempatan pesanan. Perhatikan bahwa kita tidak mengacu pada data
mengenai pesanan, namun data mengenai agen. Karena kita tidak memiliki infirmasi pada
deskrpsi singkat sistem ini, kita akan mengasumsikan bahwa tidak ada data khusus yang
dimasukkan. Oleh sebab iti, kandidat agen pembelian bukan merupakan entitas yang akan
dimodel.
Staf Penerimaan. Argumen yang sebelumya dapat diterapakan bagi entitas staf penerimaan.
Dapat diasumsukan bahwa tidak ada data khusus mengenai staf ini yang perlu ditangkap
sehingga memerlukan table khusus.
Persediaan. Entitas oersediaan memenuhi kedua kondisi tersebut. Kita bisa secara logis
mengasumsikan bahwa atribut yang mendefinisikan entita persediaan tidak tersedia pada table-
tabel yang lain. Entitas persediaab adalah entitas sejati yang perlu domodel.
Laporan Status Persediaan. Laporan status persediaan adalah tampilan pengguna yang
diperoleh dari entitas persediaan dan pemasok. Meskipun berisi pemunculan ganda ini bukanlah
entitas karena tidak memenuhi kondidi 2. Akan tetpai, tampilan ini akan dianalisi dengan hati-
hati untuk memastikan bahwa semua atribut yang dibutuhkan untuk hal ini termasuk dalam
entitas yang sudah ada.
Laporan Penerimaan. Status laporan penerimaan mirip dengan pesanan pembelian. Ini
dibutuhkan untuk menangkap data transaksi khusu yang memerlukan entitas tambahan dan harus
dimodel.
Asosiasi banyak kebanyak ( M:M dan 0,M:M ) dalam model data perlu diatasi sebelum basis
data fisik dibuat. Kita akan mengatasi masalah ini pada proses normalisasi.
Resolusi jalan buntu. Pemecahan masalah jalan buntu biasanya akan mengorbankan satu atau
dua transaksi. Transaksi-transaksi tersebut harus dihentikan untuk menyelesaikan pemrosesa
transaksi lainnya dalam jalan buntu tersebut. Transaksi yang diselamatkan terlebih dahulu harus
diulang kembali. Dalam transaksi yang diselamatkan terlebih dahulu, peranti lunak resolusi jalan
buntu berusaha untuk meminimalkan total biaya untuk memecahkan jalan buntu tersebut.
Walaupun untuk mengotomatisasikannya tidak mudah, beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan ini adalah :
1. Sumber daya yang baru-baru ini di investasikan dalam transaksi tersebut.
Hal ini dapat diukur dalam jumlah pembaruan transaksi yang telah
dilakukan dan yang harus diulang jika transaksi tersebut dihapuskan.
2. Tahap penyelesaian transaksi. Secara umum, peranti lunak untuk resolusi
jalan buntu akan mencegah penghapusan transaksi yang mendekati selesai.
3. Jumlah jalan buntu yang berkaitan dengan transaksi. Karena menghapus
transaksi akan memecahkan semua keterlibatan jalan buntu peranti lunak itu
harus berusaha untuk menghilangkan transaksi yang menjadi bagian lebih
dari satu jalan buntu.
Pengendali Bersamaan
Pengendali bersamaan adalah hadirnya data yang lengkap dan akurat di semua situs. Para
perancang sistem harus menggunakan metode-metode untuk memastikan bahwa transaksi yang
diproses disetiap situs secara akurat dicerminkan dalam basis data disitus-situs lainnya. Metode
yang bisa digunakan untuk pengendali bersamaan adalah membuat urutan transaksi dengan time-
stamping (pemberiancap waktu). Bagian kedua dari proses pengendali adalah member stempel
waktu untuk setiap transaksi. Sebuah jam digunaka untuk menjaga semua situs, sebagian dengan
wilayah waktu yang berbeda, dengan waktu logika yang sama.
Manajemen sumber daya data, yaitu sebuah aktivitas manajerial yang mengaplikasikan
teknologi sistem informasi seperti manajemen database, gudang data, dan alat manajemen data
lainnya dalam tugas untuk mengelola sumber daya data organisasi agar dapat memenuhi
kebutuhan informasi pihak-pihak yang berkepentingan dengan bisnis mereka. Struktur basis data
adalah cara data diorganisasi agar pemrosesan data menjadi lebih efisien. Struktur ini kemudian
diimplementasikan melalui suatu sistem manajemen basis data.
Sistem manajemen basis data (DBMS) adalah suatu peranti lunak yang menyimpan
struktur basis data, data itu sendiri , hubungan di antara data di dalam basis data, nama-nama
formulir, jenis-jenis data, angka di belakang desimal, jumlah karakter, nilai-nilai default, dan
seluruh uraian field lainnya.
Keuntungan DBMS :
b. Kecepatan.
e. Mengurangi kejemuan
f. Update to date
a. Biaya Kebutuhan untuk medapatkan perangkat lunak dan perangkat keras yang tepat cukup
mahal
c. Sangat kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Arijanto, A., Hikmah, D., & Nashar, Muhammad. (2015). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Universitas Mercu Buana. Yogyakarta: Sibuku Media
McLeod, R., & Schell, G. P. (2007). Management Information Systems. USA: Pearson/Prentice
Hall.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2016). Management Information System. Pearson Education
India.
Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2018). Management Information Systems: Managing The
Digital Firm. Pearson.
‘O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2006). Management Information Systems (Vol. 6). McGraw-
Hill Irwin.
O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2005). Introduction to Information Systems (Vol. 13). New
York City, USA: McGraw-Hill/Irwin.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education, Accounting
Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The Quality of
MSME ’ s Financial Reports. (3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of Micro,
Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks). The 1st Annual Conference
Economics, Business, and Social Sciences, (2). https://doi.org/10.4108/eai.26-3-
2019.2290775
Putra, Y. M. (2018). Sistem Manajemen Basis Data. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-
826. https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129
Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing (Empirical
Testing of Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi). EPRA
International Journal of Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.