Professional Documents
Culture Documents
Makalah Tujuan Pendidikan Islam
Makalah Tujuan Pendidikan Islam
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr., Hj. Cucu Zenab Subarkah, M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 4 / Pendidikan Kimia Kelas 3B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Tujuan Pendidikan
Islam” ini, untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan islam. Makalah ini di
harapkan dapat menambah pengetahuan, dan dapat memberikan pemahaman yang
mendalam mengenai tujuan pendidikan islam.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Cucu Zenab Subarkah,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah ilmu pendidikan islam yang telah
memberikan bimbingan dalam mata kuliah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu. kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca, sehingga dapat menjadi acuan bagi kami agar bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasanan dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan para pembaca. Terima kasih.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pendidikan sejatinya tak terlepas dari esensi pendidikan itu sendiri.
Pendidikan islam secara filosofis dapat diartikan sebagai pendidikan yang
mengadopsi model kesemestaan yang bertujuan untuk menciptakan nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, dan kealaman secara terpadu. Hal ini dilakukan dalam
rangka mewujudkan humanisasi dan pembebasan manusia sehingga dapat
memenuhi perannya sebagai khalifah di Bumi sebagai bentuk pengabdian mereka
kepada Allah SWT dan manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tujuan Pendidikan Islam berdasarkan telaah teoritis dan praktis?
2. Bagaimana Tujuan Pendidikan Islam berdasarkan analisis tafsir tarbawi?
3. Bagaimana Rekonsiliasi Tujuan Pendidikan Islam dan Pendidikan Barat?
4. Bagaimana Tujuan Pendidikan Islam mampu merealisasikan Maqashid
Syariah?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Memahami Tujuan Pendidikan Islam berdasarkan telaah teoritis dan praktis
2. Memahami Tujuan Pendidikan Islam berdasarkan analisis tafsir tarbawi
3. Memahami Rekonsiliasi Tujuan Pendidikan Islam dan Pendidikan Barat
4. Mengetahui terealisasinya Maqashid Syariah dengan Tujuan Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
D. Tujuan Sementara
Tujuan sementara pada dasarnya merupakan tujuan yang dikembangkan dalam
rangka menjawab segala tuntutan kehidupan. Karena itu tujuan sementara itu
kondisional, tergantung faktor di mana peserta didik itu tinggal atau hidup. Dengan
berangkat dari pertimbangan kondisi itulah pendidikan Islam bisa menyesuaikan diri
untuk memenuhi prinsip dinamis dalam pendidikan dengan lingkungan yang bercorak
apa pun yang membedakan antara satu wilayah dengan wilayah yang lain, yang
penting orientasi dari pendidikan itu tidak ke luar dai nilai- nilai ideal Islam.
2.1.3 Tujuan Ilmu, Amal dan Akhlak
Pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori: ilmu, amal, dan
akhlak. Tujuan ini selaras dengan tiga potensi utama manusia: head, heart, hand (3 H).
Ketiga potensi ini dirumuskan lebih jauh oleh Bloom dalam bentuk taksonomi afektif,
dan psikomotorik.
Tujuan pendidikan Islam yang berorientasi pada ilmu, amal, dan akhlak,
terinspirasi dari gagasan Rasyid Ridha yang menegaskan bahwa pendidikan (al-
tarbiyyah) dan pengajaran (al-taʼlim) harus memfokuskan diri pada dua rukun utama:
kerja (al-'amal) dan ilmu (al-'ilm). Artinya, pendidikan harus mendatangkan
perubahan pada perilaku. Semua ini tidak akan terealisasi kecuali melalui tiga hal: (a)
praktik, implementasi dan kerja praksis; (b) mengetahui ilmu pengetahuan dan
informasi yang ilmiah; (c) bangunan moralitas yang nyata-nyata bisa membentuk asas
bagi pendidikan pribadi Muslim.
Jika dikontekstualisasikan dengan tujuan pendidikan versi UNESCO, yaitu learn
to know, learn to do, learn to be, dan learn to live together maka ilmu selaras dengan
learn to know, amal selaras dengan learn to do, dan akhlak selaras dengan learn to be.
Selanjutnya, ilmu, amal dan akhlak tersebut difungsikan secara maksimal dan optimal
untuk learn to live together.
Terkait tujuan ilmu, Ibn Jama'ah mendorong peserta didik agar mengembangkan
kemampuan akalnya. Menurut Ibn Jama'ah, akal merupakan anugerah Ilahi yang
sangat istimewa dan berharga. Oleh karena itu, patut disyukuri dengan jalan
memanfaatkannya secara optimal. Ibn Jama'ah menganjurkan agar setiap peserta didik
mengembangkan daya intelektualnya untuk menemukan kebenaran yang ada dalam
kajian apa pun, termasuk dalam kajian keimanan atau ibadah. Dengan menggunakan
akal, setiap peserta didik akan menemukan hikmah dari setiap bidang kajian ilmu
yang dipelajarinya.
Terkait relasi ilmu dan amal, Maryam Jameelah (Margaret Marcus) dalam Islam
in Theory and Practice menegaskan bahwa cara berpikir dan berbuat seseorang, tidak
bisa dipisahkan dari kesadaran "kognitis"-nya. Masalah yang paling serius dalam
semua ajaran agama adalah bagaimana mendekatkan antara teori dan praktik,
bagaimana menyelaraskan antara ajaran dan pelaksanaan. Di samping itu, ada
masalah yang tidak kalah peliknya, bagaimana memahami kerangka teori yang ada
sehingga memudahkan praktik, tanpa meninggalkan esensi ajaran (agama).
Terkait relasi ilmu, amal, dan akhlak, al-Qabisi menilai bahwa tujuan pendidikan
Islam itu bercorak agamis dan normatif, yaitu agar peserta didik menjadi Muslim
yang di samping menguasai berbagai ilmu pengetahuan agama Islam, juga mau dan
dapat mengamalkannya dengan baik dalam bentuk pengamalan agama yang kuat serta
berakhlak mulia."
Perpaduan antara ilmu, amal, dan akhlak ini berpotensi mengantarkan peserta
didik menjadi insan paripurna, seperti yang dicita-citakan oleh Muhammad Iqbal yang
menegaskan bahwa tujuan utama pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian
insan kamil dengan pola takwa. Insan kamil adalah mukmin sejati yang memiliki
kriteria harapan dan kerja, perbaikan dan pembinaan, perdamaian dan keserasian,
tidak menjadi lemah karena halangan dan tidak menjauhi kesukaran. Lebih tegasnya,
membentuk mukmin sejati yang memiliki semangat dan harapan yang tinggi dan
memiliki etos kerja yang kuat,
2.1.4 Tujuan Insan Kamil
Tujuan pendidikan Islam insan kamil adalah untuk membentuk individu yang
sempurna dalam segala aspek kehidupan, baik secara spiritual maupun akhlak. Insan
kamil adalah sosok yang mencapai kesempurnaan dalam beribadah kepada Allah,
memiliki akhlak yang mulia, dan mampu berinteraksi dengan dunia sekitarnya dengan
bijaksana.
Pendidikan Islam insan kamil bertujuan untuk menyelaraskan pembentukan
karakter yang baik dengan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam,
sehingga individu tersebut mampu menjalankan ajaran agama dengan kesadaran dan
keikhlasan yang tinggi. Selain itu, tujuan pendidikan Islam insan kamil juga meliputi:
a) Pengembangan aspek keilmuan: Pendidikan Islam insan kamil bertujuan untuk
membentuk individu yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
komprehensif tentang ajaran Islam. Individu tersebut diharapkan mampu
menguasai seluruh bidang ilmu yang berkaitan dengan agama, seperti tafsir,
hadis, fiqh, dan sejarah Islam.
b) Pemantapan spiritualitas: Tujuan utama pendidikan Islam insan kamil adalah
membentuk individu yang memiliki hubungan yang erat dengan Allah dan
senantiasa meningkatkan kualitas ibadahnya. Individu tersebut diharapkan
memiliki kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan dan
mampu mengamalkan nilai-nilai agama dalam tindakan sehari-hari.
c) Pembentukan akhlak mulia: Pendidikan Islam insan kamil bertujuan untuk
membentuk individu yang memiliki akhlak yang baik, seperti jujur, adil, sabar,
dan toleran. Individu tersebut diharapkan mampu menjalani kehidupan
berdasarkan nilai-nilai Islam yang tinggi, seperti kasih sayang, kejujuran,
tolong-menolong, dan kesederhanaan.
d) Pemahaman tentang hak dan kewajiban sosial: Pendidikan Islam insan kamil
juga bertujuan untuk membentuk individu yang mampu berkontribusi secara
positif dalam masyarakat. Individu tersebut diharapkan memiliki pemahaman
yang baik tentang hak dan kewajiban sosial dalam Islam, serta mampu
menjalankan peran sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Arifin, H.M. Drs.M.Ed. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2017),
hlm. 106.
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 27-28.
Hasan Asari, Hadits-Hadits Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media Perintis,
2008), hlm.41.
Samsul Rizal, Ilmu Pendidikan Islam, (Medan: Merdeka Kreasi, 2021), hlm.211.
Rosidin. (2019). Ilmu Pendidikan Islam Berbasis Maqashid Syariah dengan
Pendekatan Tafsir Tarbawi. Depok: Rajawali Press.
Yudi, Y. G. (2021). Pendidikan Islam sebagai Instrumen Maqashid Al Syariah
(Studi Pemikiran Syekh Sulaiman Ar-Rasuli): Konsep Pendidikan Islam, Konsep
Maqashid Al Syari’ah, Biografi Syekh Sulaiman Ar-
Rasuli. Diniyyah, 8(02).