You are on page 1of 19

ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

TRANSPORTASI TERHADAP PRODUK DOMESTIK


REGIONAL BRUTO KOTA AMBON
Aram Palilu
Universitas Victory Sorong, Papua Barat.
arampalilu1015@gmail.com

ABSTRAK

Ketersedian infrastruktur transportasi yang tidak memadai dan berkualitas, tentu


mempengaruhi produk domestik regional bruto (PDRB) suatu wilayah menjadi
rendah. Artinya, bila pembangunan infrastruktur transportasi tidak memadai dan
berkualitas maka akan berbanding lurus dengan PDRB Kota Ambon yang rendah
pula. Bila permasalahan ini tidak di cari solusinya, maka tentu akan berdampak
meluas terhadap kegiatan ekonomi baik dalam lingkup mikro maupun makro.
Dengan mengacu pada permasalahan ini, peneliti kemudian tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul penelitian seperti yang ada sekarang ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembangunan infrastruktur
transportasi, yakni infrastruktur jalan, infrastruktur pelabuhan laut dan
infrastruktur bandar udara terhadap PDRB Kota Ambon. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan
adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) infrastruktur
jalan angka signifikannya 0,010 dibawah 0,05; artinya variabel bebas tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB. 2) infrastruktur pelabuhan laut,
angka signifikannya 0,309 diatas 0,05; artinya variabel tersebut belum
berpengaruh secara signifikan terhadap produk domestik regional bruto. 3)
Infrastruktur bandar udara, angka signifikannya 0,093 diatas 0,05; artinya variabel
tersebut belum berpengaruh terhadap PDRB. Sedangkan kontribusi penelitian
tersebut merupakan referensi dalam kebijakan pembangunan, khususnya
pembangunan infrastruktur transportasi dalam upaya meningkatkan PDRB Kota
Ambon.

Kata kunci: Transportasi Jalan, Transportasi Pelabuhan Laut, transportasi


Bandar Udara, dan Produk Domestik Regional Bruto.

1. PENDAHULUAN infrastruktur diyakini sebagai motor


pembangunan suatu kawasan,
Perlu diketahui bahwa, termasuk pembangunan industri.
pembangunan infrastruktur Berbagai upaya telah dilakukan
transportasi merupakan bagian pemerintah untuk menyediakan
integral dari pembangunan nasional. fasilitas dan layanan infrastruktur
Oleh karena itu, pembangunan yang berkualitas, baik dalam bentuk

28
pengaturan dengan kerangka regulasi keseriusan dalam mewujudkannya.
maupun kerangka investasi melalui Untuk menjamin bahwa
rehabilitasi dan peningkatan pembangunan proyek tersebut dapat
kapasitas fasilitas infrastruktur yang berjalan, mulai dari tahapan
rusak, serta pembangunan baru. persiapan hingga operasi secara
Kerangka kebijakan regulasi dan berkelanjutan diperlukan suatu
kerangka investasi diharapkan akan kebijakan yang sinergis, solid,
dapat meningkatkan ketersediaan konsisten, dan tepat waktu dengan
fasilitas dan layanan infrastruktur tetap menjaga kaidah-kaidah good
(Basri, 2002). governance (Susantono, 2013).
Peningkatan pertumbuhan Upaya untuk mencapai sasaran
PDRB yang tinggi, sangat tersebut, maka diperlukan suatu
dipengaruhi oleh tersedianya perencanaan seperti rehabilitasi,
infrastruktur transportasi pada suatu pemeliharaan dan menyelesaikan
wilayah. Namun dari sisi penawaran pembangunan infrastruktur
(side supply), pemerintah terkendala transportasi dengan
dengan minimnya investasi (dana) mempertimbangkan efektivitas biaya
untuk pemeliharaan maupun dan kendala waktu serta faktor
pembangunan baru untuk lainnya seperti, teknologi dan
infrastruktur transportasi. Sedangkan konsumen yang dilayani. Di samping
di sisi lain, permintaan (side itu, harus mempertimbangkan aspek
demand) terhadap infrastruktur peraturan dan perundang-undangan
transportasi sangat tinggi karena yang berlaku, seperti pelaksanaan
jumlah penduduk dalam Kota otonomi daerah dan perimbangan
Ambon bertambah padat. Dengan keuangan antara pusat dan daerah.
demikian moda tranportasi Melalui suatu perencanaan yang
bertambah pula untuk memenuhi matang, maka pembangunan
permintaan pengguna jasa infrastruktur transportasi harus
pengangkutan (bandingkan dengan menjadi prioritas utama, terutama
Basri dan Munandar, 2009). untuk menunjang pembangunan
Berkaitan dengan itu, maka maksud ekonomi yang lebih meningkat dan
daripada penulisan ini agar berkualitas.
permasalahan mengenai Salah satu langkah yang telah
pembangunan infrastruktur yang ditempuh oleh pemerintah untuk
terbatas menjadi salah satu bahan meningkatkan kapasitas infrastruktur
pertimbangan bagi pihak pengambil yang terbatas, terutama di tingkat
kebijakan sebagai upaya untuk daerah-daerah khususnya di kawasan
meningkatkan PDRB, khususnya di Indonesia Bagian Timur, yaitu yang
Kota Ambon. dikenal dengan konsep Master Plan
Walaupun ada upaya untuk Percepatan dan Perluasan Ekonomi
mempercepat pembangunan Indonesia (MP3EI). Menurut
infrastruktur, terutama prasarana atau Susantono (2013), pembangunan
pun sarana transportasi, memerlukan infrastruktur di Indonesia seolah
waktu yang tidak singkat dan dengan mendapat kembali momentum
biaya yang besar. Oleh karena itu, melalui peluncuran MP3EI pada 27
menuntut adanya fokus serta Mei 2011. MP3EI dimaksudkan

29
untuk membuat terobosan adanya peningkatan produktivitas
(breakthrough) dan bukan “business tenaga kerja, akses terhadap
an usual” untuk mendorong lapangan kerja, dan peningkatan
terwujudnya pertumbuhan ekonomi stabilisasi makro ekonomi, yaitu
yang tinggi, berimbang, berkeadilan, keberlanjutan fiskal, berkembangnya
dan berkelanjutan. MP3EI kini pasar kredit, dan pengaruhnya
menjadi panduan bagi proses terhadap pasar tenaga kerja (Agenor,
perencanaan nasional yang 2006).
menggabungkan konsep perencanaan Peran lainnya, adalah
kewilayahan dan sektoral. infrastruktur sebagai prasarana
Maksud dan tujuan pokok jaringan dasar dari keberadaan dari
daripada MP3EI tidak lain adalah suatu kota atau wilayah merupakan
memperkokoh landasan faktor penting didalam
perekonomian di daerah, melalui keberlangsungan dan pertumbuhan
usaha untuk memacu/meningkatkan kota atau wilayah (Grigg, 1998).
Produk Domestik Regional Bruto Apabila dalam penyediaan dan
(PDRB). Dengan kata lain, pemeliharaan infrastruktur
keberhasilan pembangunan di transportasi tidak dilakukan dengan
daerah, salah satu tolok ukurnya baik, maka jaringan kota atau simpul
adalah tingkat capaian PDRB-nya. kegiatan perkotaan didalam suatu
Peningkatan PDRB yang signifikan wilayah menjadi terganggu, yang
tentu akan berdampak langsung pada selanjutnya berdampak kepada
Produk Domestik Bruto (PDB). degradasi sistem ekonomi dan sosial
Sehubungan dengan itu, maka laju masyarakat (Kodoatie, 2003). Hal
PDRB sangat ditentukan juga oleh ini, menunjukkan bahwa keberadaan
pembangunan infrastruktur yang infrastruktur merupakan modal
memadai dan handal di daerah. utama suatu wilayah untuk maju dan
Infrastruktur merupakan roda berkembang dalam usaha memacu
penggerak pembangunan ekonomi, dan merangsang perekonomian, yang
baik secara nasional maupun signifikan, baik lingkup makro
regional/daerah. Dari alokasi maupun mikro. Dengan kata lain,
pembiayaan publik dan swasta, tanpa infrastruktur jalan,
infrastruktur dipandang sebagai infrastruktur pelabuhan laut, dan
lokomotif pembangunan nasional infrastruktur bandar udara yang
dan daerah.Secara ekonomi makro memadai, maka kemajuan
ketersediaan dari jasa pelayanan pembangunan di semua aspek
infrastruktur memengaruhi marginal kehidupan manusia menjadi tidak
productivity of private capital, berkembang (subsistence).
sedangkan dalam konteks ekonomi Sehubungan dengan itu, maka
mikro, ketersediaan jasa pelayanan tidak dapat dipungkiri bahwa
infrastruktur berpengaruh terhadap infrastruktur transportasi merupakan
pengurangan biaya produksi. urat nadi bagi suatu wilayah yang
Disamping itu, infrastruktur juga sangat berperan untuk mendorong
berpengaruh penting bagi percepatan perkembangan suatu
peningkatan kualitas hidup dan wilayah agar dapat menggerakkan
kesejahteraan manusia, seperti perekonomian melalui siklus aliran

30
barang maupun mobilitas manusia sehingga mengakibatkan adanya
dari daerah yang satu ke daerah yang rangkaian kegiatan lanjutan di
lain. Dengan adanya ketersediaan bidang ekonomi secara terus-
infrastruktur transportasi merupakan menerus. Singkatnya, efek berantai
salah satu penyebab didalam adalah efek yang diakibatkan oleh
memberikan daya eksternalitas yang karena adanya penyebab utama,
sangat besar untuk peningkatan untuk selanjutnya menimbulkan efek
kegiatan perkonomian dalam suatu lanjutan bagi peningktan
wilayah tertentu, secara bersimultan. perekonomian atau kehidupan sosial
Dalam artian, bahwa pembangunan di suatu wilayah.
infrastruktur transportasi mutlak Akibat adanya efek berantai
telah tersedia, barulah pembangunan yang ditimbulkan dari ketersedian
infrastruktur lainnya akan bisa infrastruktur transportasi maka
berlangsung dan berkembang dengan berbagai usaha atau industri, baik
baik termasuk pembangunan aspek industri Usaha Kecil dan Menengah
kehidupan lainnya. (UKM) maupun industri yang
Pendapat di atas didukung oleh berskala besar, akan terus bertumbuh
beberapa hasil penelitian, dimana dan meningkat dengan cepat. Dengan
cukup banyak studi yang adanya industri UKM dan industri
mengungkapkan bahwa berskala besar akan ada perluasan
pembangunan infrastruktur sangat usaha sehingga dapat menciptakan
berperan dan mempengaruhi lapangan kerja yang luas bagi para
pertumbuhan ekonomi suatu negara pengangguran sehingga ada
atau wilayah (Aschauer, 1989; dan pendapatan riilnya bagi para pekerja.
Munnel, 1990; dalam Dikun, 2003). Disamping itu, dengan tersedianya
Bahkan studi yang dilaporkan oleh infrastruktur transportasi, maka
World Bank (1994), bahwa pelayanan publik terhadap
elastisitas Produk Domestik Bruto masyarakat oleh pemerintah semakin
(PDB) terhadap infrastruktur meningkat secara efektif, efisien, dan
transportasi di suatu negara adalah ekonomis. Semua ini tentunya akan
memberikan efek multipliernya berimplikasi pada tingkat
sebesar 7 % sampai dengan 44 %, pertumbuhan ekonomi regional Kota
suatu variasi angka yang cukup Ambon yang makin meningkat dari
signifikan. tahun ke tahun.
Sejalan dengan itu, pertumbuhan Infrastruktur transportasi yang
PDRB tidak akan pernah ada di Kota Ambon, walau harus
berkembang dengan cepat dan maju, diakui bahwa pemerintah telah
bila pembangunan infrastruktur mencanangkan percepatan
transportasi, masih sangat terbatas. pembangunan infrastruktur
Tersedianya infrastruktur transportasi agar tingkat
transportasi pada suatu wilayah, akan pertumbuhan PDRB semakin
menyebabkan efek berantai terhadap meningkat.Salah satu langkah yang
pembangunan ekonomi lainnya. Efek ditempuh adalah melibatkan sektor
berantai, yang dimaksudkan adalah swasta untuk ikut serta dalam
efek yang ditimbulkan karena adanya pembangunan infrastruktur rmelalui
kegiatan (pembangunan) sebelumnya penanaman modal (investasi), baik

31
pihak asing maupun Namun, yang terjadi adalah
nasional.Namun, bidang usaha di peningkatan permintaan tidak
sektor infrastruktur transportasi di berbanding lurus dengan
dalam negeri, khususnya di daerah ketersediaan infrastruktur
belum ada minat (keuntungan yang transportasi yang dibangun oleh
menggiurkan) bagi pihak swasta. Hal Pemerintah Pusat dan Kota Ambon.
ini dikarenakan, tingkat Kondisi demikian tentunya
pengembalian modal butuh waktu berdampak pada pembangunan
yang cukup panjang sehingga dan/atau pemeliharaan infrastruktur
pemerintah menjadi pemeran transportasi yang terbatas sehingga
utama/tunggal untuk pembangunan memengaruhi Produk Domestik
atau pemeliharaan infrastruktur Regional Bruto (PDRB) Kota
transportasi. Ambon, yang belum tinggi pula.
Kota Ambon, sebagai pusat Apabila hal tersebut di atas dikaitkan
kegiatan perekonomian (growth dengan laju PDRB Kota Ambon
pole) di Provinsi Maluku, dan sejak Tahun 2005 – 2014,
merupakan kota yang relatif besar berdasarkan PDRB perkapita atas
dan padat permukiman dasar harga konstan tahun 2000,
penduduknya, seharusnya butuh menunjukkan bahwa laju
ketersediaan infrastruktur peningkatannya, hanya berkisar 5,42
transportasi yang sangat memadai persen per tahun Berdasarkan (BPS
dan berkualitas. Berarti, Kota Ambon, 2016).
pembangunan infrastruktur Persoalannya, pembangunan dan
transportasi yang meliputi jalan, pemeliharaan infrastruktur
pelabuhan dan bandar udara harus transportasi, sekarang belum
disinergikan dan proporsional serta memadai sehingga tingkat
ditingkatkan pembangunannya. pertumbuhan PDRB pun belum
Dengan demikian, ketiga jenis meingkat sebagaimana yang
infrastruktur transportasi tersebut diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari
saling mendukung dan terkait akan kapasitas infrastruktur transportasi
dapat menciptakan eksternalitas yang tidak memadai dan berkualitas.
ekonomi dalam rangka Jalan raya dari arah Desa Laha
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (bandar udara) sampai di dalam pusat
yang tinggi, baik secara kualitas Kota Ambon, masih terbatas karena
maupun kuantitas. sebagian besar belum ada pembatas
Berhubung dengan adanya jalan, trotoar, saluran air, dan lebar
keterbatasan Anggaran Pendapatan badan jalan yang tidak sama, padahal
dan Belanja Negara (APBN) maupun jalan tersebut merupakan salah satu
Anggaran Pendapatan dan Belanja koridor ekonomi di Kota Ambon.
Daerah (APBD) Kota Ambon, maka Disepanjang pada koridor tersebut
akan berdampak pada kapasitas adalah masih minimnya fasilitas
infrastruktur transportasi yang penerangan sehingga menjadi salah
terbatas. Sedangkan untuk satu penyebab seringnya terjadi
mengimbangi keterbatasan kecelakaan di jalan (Hasil Observasi,
infrastruktur yang ada diperlukan 2016).
anggaran yang minimal pula.

32
Belum lagi, jika diperhadapkan jauh dari kondisi kapasitas jalan
dengan kapasitas infrastruktur jalan raya. Kapasitas dermaga dan
yang terbatas, mengakibatkan terminalnya relatif terbatas sehingga
seringnya pengangkutan di jalan kendaraan angkut penumpang dan
terkendala juga. Jalan raya dalam barang lambat karena area
Kota Ambon sudah mengalami perputaran kendaraan di dalam
macet yang berkepanjangan pada sempit. Bongkar muat barang
titik-titik tertentu (jalan dari Gong membutuhkan waktu yang cukup
Perdamaian masuk ke kompleks lama. Lapangan penumpukan barang
pasar, dan keluar dan dari arah (container) merupakan terminal
terminal dan pasar sampai ke daerah pelabuhan untuk kendaraan bongkar
Gong Perdamaian pula, dan dari muat. Selain itu, fasilitas bongkar
pasar ke arah Benteng Merah dan muat dan panjang dermaga yang
Galunggung, demikian pun terbatas sehingga kapal sering
sebaliknya, jalan dari perempatan menunggu giliran berlabuh untuk
atau lingkaran ke arah pertigaan Batu melakukan bongkar muat. Begitu
Gantung hingga ke arah jalan utama pula dengan kendaraan bongkar muat
ke Latuhalat dan ke arah tanjakan sering antrian yang cukup lama,
Kudamati. Kemacetan juga terjadi akhirnya pengangkutan barang yang
pada jalur keluar masuk terminal tidak digudangkan dan langsung
kearah Galunggung, Benteng Merah, diangkut ke tempat tujuan menjadi
dan Galala. Jalan-jalan dalam Kota terhambat (Hasil Observasi, 2016).
Ambon tidak ada area khusus Sedangkan untuk infrastruktur
perparkiran, sehingga kenderaan bandar udara, hambatannya adalah
diparkir pada sisi kiri dan kanan. Hal kapasitas bandara udaranya terbatas,
ini menyebabkan jalan-jalan dalam yaitu panjang landasan pacu kurang
kota menjadi sempit. Permasalahan dari 3.000 meter. Kapasitas bandar
lainnya, adalah jalan-jalan ke arah udara Pattimura, panjangnya hanya
pedesaan seperti Kayu Tiga dan 2.500 meter, sehingga untuk
Kayu Putih, Gunung Nona, Kusu- penerbangan pesawat berukuran
kusu, dan lainnya, ruas jalannya besar belum bisa untuk
tidak lebar dan tidak berkualitas. mendarat.Ukuran pesawat yang
Masalah yang lebih memprihatinkan mendarat di bandar udara Pattimura
adalah daya tampung (kapasitas) hanya ukuran yang sedang, dan
terminal sudah tidak memungkinkan pesawat ukuran sedang yang
lagi untuk tempat bongkar muat mendarat hanyalah Buing 7357900
barang dan penumpang. Terminal, Air, dengan kapasitas penumpang
sekarang kapasitasnya dalam maksimal 206 orang. Dengan kata
keadaan tertentu mengalami lumpuh lain, sebagai salah satu bandara
total karena semua kendaraan dari udara bertaraf internasional, idealnya
pinggiran kota masuk ke terminal harus dapat didarati pesawat
primer, ini terjadi karena tak ada berukuran besar, dengan kapasitas
terminal bayangan (sekunder) di penumpang lebih dari 206 orang
dalam kota (Hasil Observasi, 2016). (BPS Kota Ambon, 2016). Persoalan
Infrastruktur pelabuhan laut pun utama lainnya adalah pesawat belum
mengalami hal yang tidak berbeda bisa mendarat pada malam hari

33
karena keterbatasan fasilitas transportasi udara dapat
pendukung pada landasan pacu memengaruhi Produk Dometik
(runway). Oleh karena itu, pesawat Regional Bruto di Kota Ambon ke
yang akan landing (mendarat) dan depan. Karena itu, bila permasalah-
take-off di Bandara Internasional permasalahan tersebut tidak dicari
Pattimura – Ambon, hanya sampai solusi pemecahannya secara serius
pada jam 16.00 WIT (Hasil maka akan berpengaruh negatif
Wawancara dengan salah satu secara langsung pada kegiatan
pimpinan petugas di Bandara perekonomian (termasuk pelayanan
Internasional Pattimura-Ambon, publik), baik dalam lingkup mikro
2016). mapun makro.
Akibat yang akan ditimbulkan Dengan demikian, peneliti
dari permasalahan-permasalahan tertarik untuk meneliti tentang
tersebut, adalah terhambatnya arus apakah pembangunan infrastruktur
mobilitas/distribusi barang dan orang transportasi dapat memengaruhi
ke tempat tujuan menjadi terhambat. produk domestik regional bruto bagi
Semua kendala-kendala (kapasitas Kota Ambon. Asumsi peneliti
infrastruktur jalan, pelabuhan laut sementara bahwa, ketiga jenis
dan bandara udara tersebut, akan infrastruktur transportasi tersebut
menciptakan efek/domino yang merupakan faktor penentu dan paling
berantai. Efek yang paling berpengaruh dalam merangsang serta
berpengaruh adalah terutama biaya memacu pertumbuhan produk
pengangkutan tinggi, berpengaruh domestik regional bruto yang
pada tingkat harga yang tinggi dan signifikan. Sehubungan dengan itu,
akhirnya harga tersebut dibebankan akhirnya peneliti merumuskan judul
pada konsumen. Efek lanjutannya penelitiannya, sebagai berikut:
adalah daya beli masyarakat relatif ”Analisis Pengaruh Pembangunan
rendah. Daya beli dari masyarakat Infrastruktur Transportasi Terhadap
yang rendah maka aktivitas ekonomi Produk Domestik Regional Bruto
akan jadi mandek, dan seterusnya. Kota Ambon Provinsi Maluku”.
Bila demikian, akan berpengaruh
negatif terhadap pertumbuhan PDRB 2. KAJIAN PUSTAKA
bagi Kota Ambon.
Berkaitan dengan itu, maka Pembangunan infrastruktur
untuk kepentingan penelitian maka transportasi yang memadai diyakini
rumusan masalah yang dibangun sebagai faktor penentu dalam
meliputi: apakah pembangunan mendorong PDRB. Sejarah
transportasi jalan, transportasi membuktikan bahwa tidak ada suatu
pelabuhan laut, dan transportasi kawasan atau negara di dunia yang
udara berpengaruh signifikan tertinggal dibidang ekonomi karena
terhadap Produk Domestik Regional pembangunan infrastrukturnya yang
Bruto di Kota Ambon? Sedangkan sangat memadai dan berkualitas .
tujuan daripada penelitian tersebut Justru dengan kondisi infrastruktur
adalah untuk menganalisis yang terbatas dan tidak berkualitas
pembangunan transportasi jalan, menunjukkan sebaliknya (Susantono,
transportasi pelabuhan laut, dan 2013), sehingga, tingkat

34
pertumbuhan ekonomi regional dan (ternasuk etos kerja), norma
atau PDRB sangat dipengaruhi oleh (khususnya yang telah
pembangunan infrastruktur dikembangkan dan dikodifikasikan
transportasi yang memadai dan menjadi peraturan hukum dan
makin meningkat dari tahun ke perundang-undangan), serta kualitas
tahun. pelayanan umum yang disediakan
Teori Dorongan Kuat (The Big- oleh berbagai pihak terkait,
Push Theory), yang menyatakan khususnya pemerintah (Basri &
bahwa untuk dapat menanggulangi Munandar (2009).
hambatan pembangunan ekonomi Transportation infrastructure is
atau mempercepat adanya perubahan often mentioned as a key to
suatu pembangunan kearah kemajuan promoting growth and development.
diperlukan suatu dorongan kuat The argument relies on the simple
melalui prioritas pembangunan logic that one first needs to have
dibidang ekonomi melalui access to markets and ideas before
pembangunan infrastruktur lebih one can benefit from them (Banerjee,
dahulu, perkembangan yang lain dkk, 2012). Transportation
akan menetes mengikutinya (trickle infrastructure is defined as any
down effect), sehingga pada akhirnya facility designed for transporting
pertumbuhan ekonomi akan people and goods including, but not
meningkat secara signifikan. limited to, sidewalks, trails, bike
Sebelum melangka lebih jauh, maka lanes, highways, streets, bridges,
ada baiknya perlu untuk memberikan tunnels, railroads, mass
batasan maupun lingkup daripada transportation, and parking systems
infrastruktur transportasi itu sendiri. (Orr, 2008). Define “transportation
Infrastruktur dapat infrastructure” as the underlying
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: structures that support the delivery
1) infrastruktur keras fisik (physical of inputs to places of production,
hard infrastructure) adalah meliputi goods and services to customers, and
jalan raya, rel kereta api, bandara, customers to marketplaces. The
dermaga dan pelabuhan, bendungan structures are: transit, highways,
dan saluran irigasi, dan sebagainya; airports, railways, waterways
2) infrastruktur keras nonfisik (ports), intermodal links (Clearly
(nonphysical hard infrastructure), dalam Trimbath, 2011).
adalah infrastruktur yang berkaitan Berdasarkan definisi diatas,
dengan fungsi dan utilitas umum, maka yang dimaksud dengan
seperti listrik, jaringan infrastruktur transportasi adalah
telekomunikasi (telepon, internet), fasilitas-fasilitas dasar publik, seperti
pengolahan air dan jaringan pipa jalan, rel kereta api, pelabuhan laut,
penyaluran, pasokan energi mulai dan bandar udara yang disediakan
dari minyak bumi, biodiesel, dan gas oleh pemerintah dan/atau swasta
berikut jaringan pipa distribusinya, dengan maksud memperlancar dan
dan lainnya; dan 3) infrastruktur meningkatkan pelayanan atau pun
lunak (soft infrastructure) atau biasa perekonomian suatu wilayah/negara.
pula disebut kerangka institusional Namun, infrastrutur yang
(kelembagaan) yang meliputi nilai dimaksudkan dalam penelitian ini

35
adalah infrastruktur transportasi, didukung dengan transportasi jalan
yang meliputi: 1) infrastruktur jalan yang berkualitas.
(ways infrastructure), 2) Pelabuhan sangat dibutuhkan
infrastruktur pelabuhan laut (seaport untuk tempat berlabuhnya suatu
infrastructure), dan 3) infrastruktur kapal dalam berbagai ukuran dan
bandar udara (airtport jenisnya, karena itu pelabuhan laut
infrastructure). sangat dipertimbangkan mengenai
Didalam suatu wilayah atau kapasitasnya sebagai tempat moda
negara yang ingin perekonomiannya transportasi untuk melakukan
cepat tumbuh, berkembang dan bongkar muat barang dan turun
maju, biasanya yang paling naiknya penumpang. Secara umum,
didahulukan adalah pembangunan “pelabuhan adalah suatu daerah
infrastruktur, salah satunya adalah perairan yang terlindung terhadap
infrastruktur transportasi, terutama badai, ombak, dan arus, sehingga
jalan, pelabuhan, bandar udara dan kapal dapat mengadakan olah gerak,
kemudian yang lainnya. Disadari bersandar, membuang jangkar
atau tidak, jalan adalah suatu jalur di sedemikian rupa sehingga bongkar
daratan yang sangat vital demi muat atas barang dan perpindahan
keberlangsungan kegiatan penumpang dan barang dapat
perekonomian dan mobilitas dari terlaksana dengan aman” (Jinca,
suatu penduduknya. Tanpa jalan di 2011).
suatu wilayah maka dipastikan suatu Agar kegiatan bongkar muat
wilayah atau negara akan tetap dalam barang/jasa maupun naik turunnya
keadaan subsisten bahkan manusia berlangsung dengan aman
terbelakang di semua aspek dan lancar di pelabuhan maka sarana
kehidupan dan penghidupan, oleh prasrana pelabuhan merupakan kunci
karena hubungan dengan dunia luar keberhasilannya. Ketersediaan antara
tidak memungkinkan (Susantono, prasarana pelabuhan dan
2013). sarana/moda transportasi adalah
Hal lainnya, bahwa transportasi saling bergantungan satu dengan
jalan merupakan syarat mutlak lainnya, dimana fasilitas pelabuhan
didalam pengangkutan barang dan harus tercukupi serta fleksibilitasnya
orang dari suatu tempat ke tempat selalu mengikuti perkembangan dari
tujuan. Transportasi jalan yang tidak pada teknologi perkapalan (Jinca,
handal maka moda transportasi di 2011).
daratan sebagai jasa pengangkutan Bandar udara atau airport berarti
tidak mungkin dapat berlangsung a tract of leveled land where aircraft
dengan baik. Aksesibilitas jalan yang can take off and land, usually
merupakan simpul-simpul/jaringan eguipped with hard-surfaced landing
jalan yang terdiri dari jalan nasional, strips, a control tower, hangars, and
jalan provinsi maupun jalan kota. accommodations for passengers and
Dengan demikian, moda transportasi cargoes (Adisasmita, 2012). Karena
yang ada sangat memudahkan itu, bandar udara dapat juga diartikan
mobilisasi barang/jasa dan orang sebagai tempatnya suatu pesawat
akan berjalan dengan lancar apabila untuk mendarat (landing) dan lepas
landas (take-off) setelah menurunkan

36
barang atau manusia untuk diangkut faktor perubahan harga telah
oleh moda transportasi ke tempat dikeluarkan”.
tujuan akhir maupun menaikan Ada 3 (tiga) pendekatan yang
manusia dan barang untuk dipakai didalam menghitung PDRB,
selanjutnya diterbangkan ke tempat yaitu pendekatan produksi,
tujuan berikutnya secara cepat. Agar pendapatan, dan pengeluaran.
proses perpindahan pengangkutan Namun, pendekatan yang digunakan
dari pesawat ke moda transpotasi dalam mengitung PDRB adalah
lainnya berjalan dengan efisien maka pendekatan produksi. Dengan
perlu didukung oleh sarana dan demikan, PDRB meliputi total nilai
prasarana yang handal. tambah barang dan jasa yang
Transportasi udara mempunyai dihasilkan oleh berbagai unit
peranan yang sangat penting dalam produksi wilayah di suatu daerah
menyediakan jasa pelayanan berdasarkan kurun waktu tertentu,
transportasi untuk pengangkutan misalnya setahun. PDRB dengan
manusia dan barang antara banda pendekatan produksi meliputi: 1)
udara yang satu dengan bandara yang pertanian, peternakan, kehutanan,
lain ataupun perpindaharaan dan perkebunan; 2) pertambangan
pengangkutan dari bandara ke moda dan galian; 3) industri dan
transportasi darat untuk pengolahan; 4) listrik, gas dan air
didistribusikan ke tempat tujuan bersih; 5) bangunan/konstruksi; 6)
melalui transportasi jalan/daratan. perdagangan, hotel dan restoran; 7)
Terkait dengan peran pengangkutan dan komunikasi; 8)
infrastruktur transportasi, salah satu keuangan, persewaan, dan jasa
pengaruhnya adalah pertumbuhan perusahaan; 9) jasa-jasa termasuk
PDRB. Salah cara untuk mengetahui jasa pelayanan pemerintah.
perkembangan ekonomi secara
regional PDRB) berdasarkan harga Penelitian Terdahulu
berlaku (nilai barang dan jasa dalam Secara emperik, membuktikan
setiap tahun) maupun harga konstan bahwa peran infrastruktur
(nilai barang dan jasa atas dasar transportasi sangat mempengaruhi
harga berlaku pada tahun tertentu pertumbuhan PDRB. Diantaranya,
sebagai tahun dasar) dalam rentang pertama: Pengaruh Infrastruktur pada
waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Di
Total PDRB setiap tahunnya Indonesia (R.B.Prasetyo &
diperoleh berdasarkan jumlah nilai Muhammad Firdaus). Dengan
tambah dari keseluruhan unit usaha menggunakan Model Data Panel dan
yang diciptakan dalam suatu daerah Fixed Effects, hasil penelitian
tertentu. Untuk diketahui bahwa menunjukkan bahwa pengaruh
(Widodo, 2006) “PDRB atas dasar infrastruktur mempunyai nilai
harga berlaku dapat digunakan untuk adjusted R-Squared (koefisien
melihat pergeseran struktur ekonomi, determinan) sebesar 0,99 yang
sedangkan penghitungan atas dasar berarti model mampu menjelaskan
harga konstan digunakan untuk variasi pertumbuhan ekonomi
mengetahui pertumbuhan ekonomi sebesar 99,51 persen. Sedangkan
riil dari tahun ke tahun, dimana pada masing-masing variabel bebas

37
yang signifikan berpengaruh Kerangka Penelitian
signifikan. Dimana hasil
elastisitasnya untuk tenaga kerja Kondisi infrastruktur transportasi
sebesar 0,44; modal elastisitanya yang buruk, berdampak pada
0,01; listrik elastisitasnya 0,33; jalan distribusi barang dan mobilitas
elastisitasnya 0,13; air bersih
manusia yang lambat, ongkos
elastisitasnya 0,04; dan variabl
dummy krisis dengan koefisien -0,14. pengangkutan yang tinggi,
Kedua, Pengaruh sektor perkembangan lapangan usaha yang
Transportasi Terhadap Produk subsisten, tingkat pengangguran dan
Domestik Bruto Kabupaten Magetan kemiskinan bertambah, dan
(R. Intan dan E. Saputon). sederetan masalah lainnya.
Berdasarkan analisis Shift share dan Permasalahan ini berimplikasi positif
Regresi Berganda, maka disimpulkan
terhadap terbentuknya Produk
bahwa kontribusi sektor transportasi
memiliki angka persentase Domestik Regional Bruto (PDRB)
145,03persen, 105,48 persen, 111,53 yang rendah. Ketersediaan
persen, 108,28 persen, dan 104, 08 infrastruktur transportasi merupakan
persen. Berarti peran sektor suatu prasyarat vital bagi proses atau
transportasi berpengaruh positif kegiatan pembangunan
secara signifikan terhadap PDRB perekonomian suatu
Kabupaten Magetan di Jawa Timur.
wilayah/kawasan. Dapat dimaknai
Ketiga, Pengaruh Transportasi
Terhadap Pengembangan Ekonomi bahwa, PDRB yang tinggi ditopang
Regional Di Kabupaten Toba oleh pembangunan infrastruktur
Samosir (P. Siregar). Hasil Regresi transportasi handal. Secara teroritik,
Berganda menunjukkan bahwa pendapat ini sejalan dengan teori
panjang jalan dan jumlah kenderaan pertumbuhan ekonomi klasik dan
tidak berpengaruh secara signifikan
neoklasik yang berpandangan bahwa
terhadap PDRB Kabupaten Toba
Samosir. Panjang jalan berpengaruh infrastruktur tidak lain merupakan
terhadap kesempatan kerja. Sektor modal fisik yang berhubungan
industri, pertanian dan jasa berperan lansung maupun tidak lang terhadap
dominan dalam dalam pertumbuhan pertumbuhan ekonomi. Hal ini
PDRB. berarti, dengan dibanunnya
Keempat, Analisis Pengaruh infrastruktur, maka tingkat
Infrastruktur Ekonomi Terhadap produktivitas perusahaan dan sector
Produk Domestik Bruto Di Indonesia pertanian akan meningkat. Salah
(Cahyono, 2012). Jurnal Ekonomi satunya yang paling terlihat adalah
Pembangunan. Vol 10 Nomor 2. pembangunan jalan (Hapsari dalam
Berdasarkan hasil estimasi Atmaja dan Mahalli, 2013).
ditemukan bahwa infrastruktur
publik memiliki pengaruh yang Berdasarkan uraian di atas,
signifikan dan positif terhdap Produk secara singkat dapat dikatakan
Domestik Bruto. bahwa jika pembangunan

38
infrastruktur transportasi yang dengan menggunakan alat analisis
meliputi infrastruktur jalan, regresi berganda. Hasil analisis akan
infrastruktur pelabuhan laut, dan menjadi temuan dalam penelitian,
infrastruktur bandar udara adalah dan selanjutnya menjadi
tinggi, maka pengaruhnya terhadap rekomendasi untuk menentukan arah
PDRB juga akan tinggi. Untuk dan kebijakan pembangunan
mengetahui ada pengaruh yang infrastruktur transportasi Kota
signifikan terhadap pertumbuhan Ambon, kedepan. Dengan demikian,
ekonomi, maka tiga variabel dalam penelitian ini dapatlah
independen, yaitu transportasi jalan, dibangun kerangka pemikiran yang
transportasi pelabuhan laut, dan berbentuk bagan sebagai berikut :
transportasi bandar udara dianalisis

Pembangunan
Infrastruktur
Transportasi

Transportasi Transportasi Transportasi


Jalan Pelabuhan Bandar
Laut Udara

Pertumbuhan
Ekonomi

Analisis
Kuantitatif

Hasil Analisis

Rekomendasi
Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian Pembangunan Infrastruktur Transportasi
Terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Hipotesis dapatlah dirumuskan hipotesis


Berdasarkan kajian teori dan penelitian sebagai berikut:
kerangka penelitian yang dibangun a. Ada pengaruh yang signifikan
dalam penelitian tersebut, maka antara pembangunan

39
infrastruktur transportasi jalan Berdasarkan model dasar di atas,
dengan Produk Domestik dengan memecah infrastruktur
Regional Bruto (PDRB). transportasi menjadi tiga variabel
b. Ada pengaruh yang signifikan independen yang diteliti, yaitu 1)
antara pembangunan infrastruktur transportasi jalan; 2)
infrastruktur transportasi infrastruktur transportasi pelabuhan
pelabuhan laut dengan Produk laut; dan 3) infrastruktur transportasi
Domestik Regional Bruto bandar udara, maka perlu
(PDRB). menotasikan kembali sehingga
c. Ada pengaruh yang signifikan terbentuklah suatu model regresi
antara pembangunan berganda dengan menggunakan
infrastruktur transportasi bandar Logaritma Natural (Ln), yaitu:
udara dengan Produk Domestik LnY = β0 + β1LnIJX1 + β2LnIPLX2 +
Regional Bruto (PDRB). β3LnIPUX3 + Ɛ
Dimana :
3. METODE PENELITIAN
LnY = Produk Domestik Regional
Metode penelitian yang Bruto Kota Ambon
digunakan dalam penelitian ini LnIJX1 = Infrastruktur Jalan
adalah metode kuantitatif, sedangkan LnIPLX2 = Infrastruktur
alat analisis yang digunakan untuk Pelabuhan Laut
menunjukkan adanya pengaruh LnIPUX3 = Infrastruktur
variabel infrastruktur transportasi Bandara Udara
terhadap Produk Domestik Regional β0 = Intercept/Parameter
Bruto, adalah persamaan regresi β1s/d β3 = Koefisien Regresi
berganda, secara matematis adalah Ɛ = Error Term
sebagai berikut (Setiawan & Kusrini, Alat analisis regresi berganda
2010): tersebut di atas bertujuan untuk
mengestimasi dan/atau menganalisis
Y = β0 +β 1X1 + β2 X2+ . . . + βρXρ +Ɛ pengaruh variabel-variabel
Dimana: independen terhadap variabel
Y = variabel respon (tak dependen. Dengan kata lain, alat
bebas/dependen) yang analisis regresi berganda yang telah
bersifat acak (random) ditransformasi ke logaritma natural
X1, X2, . .Xρ = variabel penjelas adalah bertujuan untuk menguji tiga
(bebas/independen) yang hipotesis yang ada dalam penelitian
bersifat tetap (fixed variable) ini. Jenis data yang digunakan dalam
Β0, β1, . . . βρ = parameter penelitian ini adalah data Time
(koefisien) regresi Series. Data yang digunakan disini
Ɛ = Variabel random adalah meliputi data jumlah
error/galat/variabel pengganggu angkutan jalan, data jumlah
(disturbance kunjungan kapal, dan data frekuensi
term) variable yang tidak kunjungan (penerbangan) pesawat.
menjelaskan
(unexplanatory varable). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

40
Berdasarkan hasil regresi melalui sektor pengangkutan
berganda dari pengaruh variabel memberikan andil yang besar
infrastruktur jalan terhadap PDRB didalam mendistribusikan barang dan
Kota Ambon, menunjukkan bahwa orang secara efektif dan efisien. Hal
hasil uji serentak/simultan (uji F) ini berarti, infrastruktur jalan
diperoleh Fhitung sebesar 54.294 merupakan sarana dan prasarana
dengan tingkat signifikansi 0,000. transportasi di daratan yang
Berhubung nilai probabilitasnya sekaligus melayani jasa daripada
adalah 0,000 berada jauh di bawah α infrastruktur pelabuhan laut dan
= 0,05 sehingga model regresi bandara udara. Oleh sebab itu,
tersebut dapat digunakan untuk bongkar muat barang/penumpang
memprediksi adanya peningkatan yang ada disediakan oleh jasa
PDRB. Artinya, variabel jumlah pelabuhan laut dan bandara udara
angkutan jalan, kunjungan kapal, dan untuk didistribusikan ke daerah
frekuensi penerbangan pesawat tujuan sangat ditentukan oleh
secara simultan berpengaruh secara ketersediaan jumlah angkutan yang
signifikan terhadap PDRB Kota beroperasi di Kota Ambon. Kapasitas
Ambon. Sedangkan uji parsial (Uji t) infrastruktur jalan yang memadai dan
adalah untuk menguji pengaruh berkualitasakan memperlancar arus
variabel infrastruktur transportasi migrasi moda transportasi (angkutan
yang terdiri dari infrastruktur jalan, jalan) untuk mengangkut barang dan
infrastruktur pelabuhan laut, dan orang ke tempat tujuan secara cepat,
infrastruktur bandara udara secara aman dan efisien.
parsial berpengaruh terhadap PDRB Syarat untuk menguji pengaruh
Kota Ambon. Syarat untuk variabel pelabuhan laut terhadap
mengambil keputusan menerima atau PDRB Kota Ambon adalah
menolak suatu hipotesis diperlukan dilakukan dengan cara
pengujian hubungan kausal dengan membandingkan nilai probabilitas
metode analisis regresi linear 0,309 >0,05. Berdasarkan hasil
berganda, yaitu dengan cara perbandingan tersebut, dapat
membandingkan nilai probalbilitas disimpulkan bahwa H0 diterima.
dengan taraf signifikan sebesar α = Artinya, variabel infrastruktur
0,05 (5 persen), dimana: 1) Jika pelabuhan laut secara parsial belum
probabilitas > 0,05 maka H0 berpengaruh secara signifikan
diterima; dan 2) Jika probabilitas < terhadap PDRB Kota Ambon.Hal ini
0,05 maka H0 ditolak. kemungkinan dapat terjadi karena:
Merujuk pada hasil tabel 1)data yang digunakan tidak sesuai
coefficients pada kolom significance, dengan konteks persamaan tersebut;
dengan cara membandingkan nilai 2)kontribusi pendapatan dari
probabilitas sebesar 0,010< 0,05 retribusi di pelabuhan laut, ternyata
maka H0 ditolak. Dengan demikian, kecil sehingga pengaruhnya terhadap
dapat dikatakan bahwa variabel pertumbuhan PDRB belum
infrastruktur jalan secara parsial signifikan; 3) pendapatan dari sektor
berpengaruh secara signifikan pajak/bea cukai merupakan
terhadap PDRB Kota Ambon. Hal ini kewenangan dari Pemerintah
dikarenakan, infrastruktur jalan Provinsi dan Pusat.

41
Syarat untuk menguji pengaruh Kota Ambonakan menyebabkan
variabel infrastruktur transportasi peningkatan terhadap PDRB sebesar
bandara udara terhadap PDRB Kota Rp 437.000 juta. Kemudian disusul
Ambon adalah dilakukan dengan oleh infrastruktur pelabuhan laut
cara membandingkan nilai dengan koefisien regresinya sebesar
probabilitas 0,093 > 0,05. 0,146. Hal ini berarti setiap
Berdasarkan perbandingan nilai kunjungan kunjungan kapal di
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelabuhan Kota Ambon, akan
H0 ditolak. Hal ini berarti, variabel menyebabkan peningkatan PDRB
infrastruktur transportasi bandara Kota Ambon sebesar Rp 146.000
udara secara parsial belum juta. Sedangkan yang paling rendah
berpengaruh secara signifikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
terhadap PDRB Kota Ambon. Hal ekonomi adalah infrastruktur bandara
ini,dapat terjadi karena kontribusi udara, karena koefisien regresinya
pendapatan dari retribusi, ternyata hanya sebesar 0,036. Artinya setiap
sangat kecil. Sedangkan pendapatan penambahan 1 penerbangan pesawat
dari sektor pajak dan bea cukai akan meningkatkan PDRB Kota
merupakan kewenangan dari Ambon sebesar Rp 36.000 juta.
Pemerintah Provinsi Maluku, dan
Pemerintah Pusat. Penyebab lainnya 5. SIMPULAN DAN SARAN
adalah fasilitas pendukung terutama
approach lights di sekitar kawasan Simpulan
area landasan pacu (runway) dan
fasilitas glide path masih terbatas Berdasarkan hasil analisis data
sehingga pesawat tidak bisa mengenai analisis pengaruh
mendarat di malam hari. Disamping pembangunan pembangunan
itu, panjang landasan pacu (runway) infrastruktur transportasi terhadap
masih terbatas (hanya 2.500 m) Produk Domestik Regional Bruto
sehingga pesawat yang berkapasitas (PDRB) Kota Ambon diperoleh
daya muat diatas 206 penumpang kesimpulan, sebagai berikut:
tidak bisa mendarat. a. Pengaruh pembangunan
Berdasarkan hasil penelitian dari infrastruktur jalan secara parsial
ketiga variabel independen, berpengaruh secara signifikan
ditemukan bahwa infrastruktur terhadap PDRB Kota Ambon.
transportasi yang paling tinggi Hal ini diperkuat dengan nilai
pengaruhnya terhadap PDRB Kota probabilitas 0,010 < 0,05.
Ambon, adalah infrastruktur jalan. Dengan demikian, dapat
Hal ini disebabkan karena disimpulkan bahwa H0 ditolak.
infrastruktur jalan melalui sektor Hal ini dikarenakan, kapasitas
pengangkutan di jalan raya sangat infrastruktur jalan yang ada
berperan untuk mendistribusikan dalam Kota Ambon
barang/orang secara efektif dan memungkinkan mobilitas
efisien. Argumen ini diperkuat pengangkutan menjadi lancar,
dengan hasil koefisien regresinya sehingga kegiatan ekonomi
adalah 0,437.Artinya, setiap masyarakat makin bertumbuh
penambahan 1 unit angkutan jalan di

42
dan meningkat dari waktu ke
waktu. Berdasarkan hasil kesimpulan di
b. Infrastruktur pelabuhan laut atas, maka peneliti memberikan
secara parsial belum saran-saran sebagai berikut:
berpengaruh secara signifikan a. Pembangunan infrastruktur jalan
terhadap pertumbuhan ekonomi masih sangat berpeluang untuk
Kota Ambon. Hasil tersebut dapat meningkatkan Produk
didukung oleh nilai probabilitas Domestik Regional Bruto
0,309 > 0,05 yang berarti H0 (PDRB) Kota Ambon, maka
diterima. Hal ini terjadi karena Pemerintah (Provinsi dan Kota)
kontribusi retribusi dari perlu merelokasi Pedagang Kaki
infrastruktur pelabuhan laut, Lima (PKL) ke tempat tertentu.
ternyata kecil sehingga belum Demikian pula, terminal maupun
berpengaruh terhadap PDRB area parkir disediakan agar
Kota Ambon. Penyebab lainnya mobilisasi kendaraan dan arus
adalah masih terbatasnya angkutan barang menjadi lebih
prasarana dan sarana seperti cepat serta aman.
depo dan moda bongkar muat, b. Agar kapasitas infrastruktur
akibatnya waktu menunggu pelabuhan laut berpengaruh
untuk berlabuh dan bongkar secara signifikan terhadap
muat kapal menjadi lama. PDRB Kota Ambon, maka
c. Pengaruh infrastruktur bandara pemerintah dengan pihak terkait
udara secara parsial belum supaya kapasitas depo dan
berpengaruh terhadap PDRB fasilitas bongkar muat barang
Kota Ambon,karena nilai diprioritaskan untuk
probabilitas 0,093 > 0,05. pembangunan kedepan sehingga
Berhubung nilai probabilitas bongkar muat dan arus distribusi
jauh lebih besar daripada 𝛼 = barang ke tempat tujuan menjadi
0,05 maka H0 diterima. Hal ini lancar.
terjadi karena 1) pendapatan dari c. Agar infrastruktur bandar udara
retribusi pelayanan bandar berpengaruh secara signifikan
udara, ternyata kontribusinya terhadap PDRB Kota Ambon,
kecil terhadap pembentukan maka Pemerintah dan instansi
PDRB Kota Ambon; 2) fasilitas terkait selaku eksekutor
pendukung (approach light, dilapangan perlu menambah
glide path dan panjang landasan panjang landasan pacu supaya
belum 3.000 meter) infrastruktur pesawat berukuran besar dapat
bandar udara masih terbatas; dan mendarat dan fasilitas approach
3) sehingga pesawat belum bisa lights dan glide path harus
mendarat di malam hari dan ditingkatkan kemampuannya
ukuran pesawat yang besar sehinnga pesawat dapat
belum bisa mendarat sehingga mendarat di malam hari.
berpengaruh terhadap frekuensi
penerbangan pesawat.

Saran-Saran

43
Implikasi Kebijakan salah satu bandara udara bertaraf
internasional, idealnya harus dapat
Berdasarkan pengamatan dan didarati pesawat berukuran besar,
hasil wawancara di lapangan, harus dengan kapasitas penumpang lebih
diakui bahwa: 1) Kapasitas dari 206 orang. Persoalan utama
infrastruktur jalan di Kota Ambon, lainnya adalah pesawat belum bisa
masih terbatas terutama ruas jalan mendarat pada malam hari karena
yang relatif sempit. Penyebab utama keterbatasan fasilitas approach lights
adalah ruas/badan jalan pada sisi kiri dan glide path sebagai pendukung
maupun kanan dijadikan tempat pada landasan pacu (runway). Oleh
berjualan bagi Pedagang Kaki karena itu, pesawat yang akan
Lima/PKL), dan dijadikan area landing (mendarat) dan take-off di
parkir/terminal karena kapasitas Bandara Internasional Pattimura –
terminal sangat terbatas; 2) Kapasitas Ambon, hanya sampai pada jam
infrastruktur pelabuhan laut yang ada 16.00 WIT. Karena itu, dibutuhkan
masih terbatas, terutama lapangan suatu kebijakan untuk menangani
penumpukan/depo dipelabuhan permasalahan ini, yaitu melalui
belum ada. Depo yang ada sekarang perencanaan yang menyeluruh dan
adalah sebenarnya untuk terminal terintegrasi dari pemerintah baik
kendaraan/peralatan bongkar muat di tingkat Nasional, Provinsi Maluku
pelabuhan dan angkutan kendaraan maupun tingkat Kota Ambon,
darat. Lapangan penumpukan sehingga ada peningkatan kapasitas
kontainer menjadi over kapasitas daripada infrastruktur jalan,
sehingga berpengaruh pada pelabuhan laut, dan bandar udara.
bongkar/muat di pelabuhan menjadi
terhambat sehingga berpengaruh Keterbatasan Penelitian
terhadap frekuensi kunjungan kapal.
Bongkar muat barang di pelabuhan Adapun keterbatasan-
sangat ditentukan oleh pengangkutan keterbatasan dalam penelitian,
yang dilakukan oleh transportasi diantaranya adalah:
darat, sebaliknya bongkar muat a. Berdasarkan hasil penelitian
kendaraan transportasi darat sangat menunjukkan bahwa variabel
ditentukan oleh jaringan jalan yang ketersedian infrastruktur
terbatas dalam lapangan transportasi jalan dan bandara
penumpukan; dan 3) Kapasitas udara secara parsial belum
bandar udara Pattimura, panjangnya berpengaruh signifikan terhadap
hanya 2.500 meter, sehingga untuk peningkatan Produk Domestik
penerbangan pesawat berukuran Regional Bruto (PDRB) Kota
besar belum bisa untuk mendarat. Ambon. Kerena itu,
Ukuran pesawat yang mendarat di direkomendasikan kepada
bandar udara Pattimura hanya ukuran peneliti yang tertarik mengenai
yang sedang, dan pesawat ukuran permasalahan ini untuk
sedang yang mendarat hanyalah menambah jangka waktu data
Buing 7357900 Air, dengan time series-nya minimal 15
kapasitas penumpang maksimal 206 Tahun.
orang. Dengan kata lain, sebagai

44
b. Direkomendasikan bagi peneliti Growth In China. NBER
yang tertarik dengan topik Working Paper No. 17897. P 1 –
penelitian ini untuk 50.
menambahkan variabel
penelitian yaitu transportasi Basri, F. 2002. Perekonomian
kereta api, transportasi Indonesia:Tantangan dan
penyeberangan melalui air tawar Harapan Bagi Kebangkitan
(sungai dan danau) dan Indonesia. Penerbit Erlangga.
transportasi minyak dan/atau gas Jakarta.
melalui pipaisasi.
Basri dan Munandar. 2009. Lanskap
Ekonomi Indonesia, Kajian dan
DAFTAR PUSTAKA
Renungan Terhadap Masalah-
Adisasmita, R. 2005. Pembangunan masalah Struktural,
Ekonomi Perkotaan. Penerbit Transformasi Baru, dan Prospek
Graha Ilmu. Yogyakarta. Perekonomian Indonesia.
Penerbit Kencana. Jakarta.
Adisasmita, S. A. 2012.
Penerbangan dan Bandar Cahyono, Eko Fajar. 2012. Analisis
Udara. Penerbit Graha Ilmu. Pengaruh Infrastruktur Ekonomi
Yogyakarta. Terhadap Produk domestic
Bruto Di Indonesia. Jurnal
Agenor, P.R. 2006. A Theory of
Infrastructure-led Development. Ekonomi Pembangunan. Vol 10
Discussion paper series, Nomor 2. Universitas Islam
Number 038, Center for Growth Negeri Malang. Surabaya.
and Business Cycle Research,
Economic, Studies. University of Dikun, S. 2003. Infrastruktur
Manchester. Manchester. Indonesia: Sebelum, Selama,
dan Pasca Krisis. Makalah.
Antle, J. M. 1984. Human Capital, Kementerian Negara
Infrastructure, and the PPN/Bappenas. Jakarta.
Productivity of Indian Rice
Farmes. Journal of Intan, R dan Saputon, R. 2010.
Development Economics 14. p Pengaruh sektor Transportasi
163-181. Terhadap Produk Domestik
Bruto Kabupaten Magetan.
Atmaja, H. K., & Mahalli, K. M. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan
2013. Pengaruh Peningkatan Pembangunan. IPB. Bandung.
Infrastruktur Terhadapa
Jhingan, M. L. 2008. Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Pembanguan dan Perencanaan,
Sibolga. Jurnal Ekonomi. Vol 3 Penerbit PT. Rajagrafindo
No. 4. USU. Persada, Jakarta.

Banerjee, dkk. 2012. On The Road: Jinca, M. Y. 2011. Transportasi Laut


Access To Transportation Indonesia: Analisis Sistem &
Infrastructure And Economic

45
Studi Kasus. Penerbit Brilian Simultan, Model dinamis.
Internasional, Surabaya. Penerbit CV. Andi Offset.
Yogyakarta.
Kodoatie, R.J. 2003. Pengantar
manajemen Infrastruktur. Susantono, B. 2013. Transportasi &
Penerbit Pustaka Pelajar. Investasi: Tantangan dan
Yogyakarta. Perspektif Multidimensi.
Penerbit PT. Kompas Media
Orr, R. 2008. Transportation Nusantara. Jakarta.
Finance In California, Working
Papers. Collaboratory for Trimbath, S. 2011. Trasportation
Research On Global Porjects. Infrastructure: Paving The Way.
California. US Chamber of Commerce
Technical Report. US Chamber.
Prasetyo, Firdaus. 2009. Pengaruh
Infrastruktur Pada Pertumbuhan World Bank, (1994). World
Ekonomi Wilayah Di Indonesia. Development Report:
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Infrastructure for Development.
Pembangunan. IPB. Bandung. Oxford University Press. New
York.
Setiawan, Kusrini. 2010.
Ekonometrika: Analisis Regresi, Buku BPS Kota Ambon Tahun 2016:
Multikloneritas, Produk Domestik Regional
Heteroskedastisitas, Bruto (PDRB).
Otokorelasi, Sistem Persamaan

46

You might also like