You are on page 1of 4

1.

Berdasarkan pembelajaran mengenai filosofi Pendidikan yang sudah bapak pelajari apa perubahan yang dilakukan bapak
diruang kelas agar selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara ?
Jawaban saya adalah :
Sebagai seorang pendidik, saya sangat menghormati pemikiran Ki Hajar Dewantara yang dikenal sebagai
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Untuk mencerminkan filosofi pendidikan beliau dalam ruang
kelas, saya telah melakukan beberapa perubahan penting:

Pendidikan Holistik: Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan holistik yang melibatkan
seluruh aspek perkembangan peserta didik, baik fisik, mental, maupun spiritual. Oleh karena itu, saya
berusaha menciptakan lingkungan kelas yang mendukung perkembangan komprehensif peserta didik. Ini
termasuk mengintegrasikan pelajaran berbasis nilai-nilai moral dan etika, serta memfasilitasi kegiatan
ekstrakurikuler yang mendukung pengembangan kreativitas dan karakter peserta didik.

Pendidikan Inklusif: Ki Hajar Dewantara juga memperjuangkan pendidikan yang inklusif, di mana semua
anak memiliki akses yang sama ke pendidikan berkualitas. Saya telah memastikan bahwa ruang kelas
saya menyediakan aksesibilitas yang memadai untuk peserta didik dengan berbagai kebutuhan khusus.
Selain itu, saya bekerja sama dengan tenaga pendidik dan ahli lainnya untuk mengidentifikasi dan
mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi peserta didik inklusif.

Pendidikan Karakter: Ki Hajar Dewantara sangat peduli terhadap pembentukan karakter peserta didik.
Saya telah mengintegrasikan pembelajaran nilai-nilai moral, etika, dan kebijakan dalam kurikulum saya.
Selain itu, saya juga memberikan perhatian khusus pada pengembangan kepribadian, kemandirian, dan
kecakapan sosial peserta didik melalui diskusi kelompok, kegiatan kolaboratif, dan refleksi diri.

Penggunaan Metode Pendidikan Aktif: Ki Hajar Dewantara mempromosikan metode pendidikan aktif
yang mendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Saya telah
mengadopsi strategi pengajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif, seperti diskusi kelompok,
proyek-proyek berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis proyek.

Penghargaan terhadap Budaya Lokal: Sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pentingnya
budaya lokal dalam pendidikan, saya telah mengintegrasikan unsur-unsur budaya lokal dalam materi
pembelajaran dan aktivitas kelas. Hal ini membantu peserta didik memahami dan menghargai warisan
budaya mereka sendiri serta budaya orang lain.

Melakukan perubahan ini dalam ruang kelas adalah upaya saya untuk menghormati dan menerapkan
pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam praktik pendidikan sehari-hari. Saya percaya bahwa dengan
melibatkan pemikiran beliau, saya dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik dan
lebih sejalan dengan visi pendidikan yang inklusif, holistik, dan bernilai karakter.
2. apa saja pembelajaran yang bapak dapatkan dari modul Filosofi pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara yang
mendorong bapak melakukan perubahan tersebut
Jawabannya adalah :
mengenai pembelajaran yang dapat diperoleh dari modul Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara yang
mendorong perubahan dalam pendekatan pendidikan:

Pentingnya Pendidikan Inklusif: Dari modul tersebut, saya belajar betapa pentingnya pendidikan inklusif, yaitu
pendidikan yang mencakup semua anak tanpa memandang latar belakang mereka. Ki Hajar Dewantara menekankan
pentingnya memberikan kesempatan pendidikan kepada semua anak, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus.
Ini mendorong saya untuk mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif dalam ruang kelas, memastikan bahwa setiap
peserta didik memiliki kesempatan yang setara untuk belajar.

Peran Pendidik sebagai Pembentuk Karakter: Ki Hajar Dewantara juga menyoroti peran penting pendidik dalam
membentuk karakter peserta didik. Beliau mengajarkan bahwa pendidik harus menjadi contoh yang baik dan
mengajar nilai-nilai moral dan etika. Saya memahami bahwa pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan
akademik, tetapi juga tentang pembentukan karakter yang kuat. Ini mendorong saya untuk lebih fokus pada
pembelajaran nilai-nilai moral dan karakter dalam pengajaran saya.

Penghargaan terhadap Kebudayaan Lokal: Ki Hajar Dewantara sangat menghargai budaya lokal dan menganggapnya
sebagai bagian penting dari identitas nasional. Dari modul tersebut, saya belajar pentingnya memasukkan unsur-
unsur budaya lokal dalam kurikulum dan aktivitas kelas. Ini membantu peserta didik memahami dan menghargai
warisan budaya mereka sendiri serta budaya orang lain, yang merupakan aspek penting dalam pendidikan
multikultural.

Pendidikan Holistik: Ki Hajar Dewantara mempromosikan pendidikan holistik yang mencakup semua aspek
perkembangan peserta didik, termasuk fisik, mental, dan spiritual. Saya menyadari bahwa pendidikan tidak hanya
tentang pemberian informasi, tetapi juga tentang pengembangan individu secara menyeluruh. Ini mendorong saya
untuk mengintegrasikan berbagai aspek dalam pengajaran saya, termasuk aspek kesejahteraan mental dan
emosional peserta didik.

Pendidikan Aktif: Ki Hajar Dewantara mengajarkan bahwa pendidikan harus bersifat aktif, di mana peserta didik
aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Saya mencoba menerapkan metode pembelajaran yang mendorong
partisipasi aktif peserta didik, seperti diskusi, proyek kolaboratif, dan eksperimen. Ini membantu peserta didik lebih
terlibat dalam pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

Pembelajaran ini dari modul Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara mendorong saya untuk melakukan
perubahan dalam pendekatan pendidikan saya agar lebih sesuai dengan visi dan prinsip-prinsip beliau. Saya percaya
bahwa dengan menerapkan pemahaman ini, saya dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih
bermakna dan relevan bagi peserta didik.
3. bagaimana respon peserta didik bapak atas perubahan yang dilakukan dan bagaimana bapak melihat respon
tersebut ?
Jawaban saya adalah :
bagaimana peserta didik merespons perubahan yang telah saya lakukan dalam ruang kelas dan bagaimana saya
melihat respon tersebut:

Respon Peserta Didik:


Peserta didik saya tampaknya merespons perubahan ini dengan sangat positif. Beberapa dari mereka secara aktif
terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang lebih inklusif, seperti membantu teman sekelas yang memiliki kebutuhan
khusus. Mereka juga terlihat lebih antusias dalam mengikuti diskusi tentang nilai-nilai moral dan etika, serta lebih
terbuka untuk berbagi pandangan mereka. Selain itu, mereka menunjukkan minat yang lebih besar dalam budaya
lokal dan seringkali memberikan kontribusi dalam pengenalan budaya lokal mereka sendiri.

Bagaimana Saya Melihat Respon Ini:


Saya sangat senang melihat respon positif dari peserta didik terhadap perubahan yang telah saya lakukan dalam
ruang kelas. Respon mereka mencerminkan bahwa pendekatan yang lebih inklusif, fokus pada pembentukan
karakter, dan penghargaan terhadap budaya lokal telah membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang
lebih positif dan berdaya dorong. Saya melihat tanda-tanda peningkatan dalam hubungan antarpeserta didik, lebih
banyak kolaborasi dalam proyek-proyek kelompok, serta perkembangan keterampilan berpikir kritis dan sosial
mereka.

Selain itu, saya juga melihat bahwa peserta didik semakin tertarik dan bersemangat untuk belajar. Mereka terlibat
dalam diskusi dan berani mengemukakan pendapat mereka. Ini menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih aktif
dalam pembelajaran telah memberikan mereka rasa kepemilikan terhadap proses pembelajaran mereka sendiri.

Saya yakin bahwa perubahan ini tidak hanya mendukung pemahaman dan penerapan filosofi Ki Hajar Dewantara,
tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih inklusif, berorientasi pada karakter, dan memotivasi peserta didik
untuk menjadi pembelajar yang aktif dan bertanggung jawab. Melihat respons positif dari peserta didik adalah
motivasi tambahan bagi saya untuk terus mengembangkan pendekatan pendidikan ini.
4. apa hal yang sudah baik dari perubahan tersebut dan apa saja yang perlu diperbaiki ke depannya ?
Jawaban saya adalah :
hal yang sudah baik dari perubahan yang telah dilakukan dalam ruang kelas dan apa yang perlu diperbaiki ke
depannya:

Hal yang Sudah Baik:

Respon Positif Peserta Didik: Salah satu hal yang sudah baik adalah respon positif yang diberikan peserta didik
terhadap perubahan. Mereka tampak lebih antusias, terlibat secara aktif dalam pembelajaran, dan lebih terbuka
untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang mendukung nilai-nilai moral, etika, dan budaya lokal.

Kolaborasi antara Peserta Didik: Saya melihat peningkatan dalam kerja sama antarpeserta didik, terutama dalam
proyek-proyek kelompok. Mereka bekerja sama dengan lebih baik, membantu satu sama lain, dan membagi ide-ide
dengan lebih efektif.
Pemahaman Nilai-Nilai Budaya Lokal: Peserta didik semakin tertarik untuk memahami dan menghargai budaya lokal
mereka. Mereka berkontribusi dalam mengenalkan aspek-aspek budaya lokal kepada teman-teman sekelas,
menciptakan suasana inklusif yang mempromosikan keragaman budaya.

Keterlibatan dalam Pembelajaran Aktif: Perubahan menuju pembelajaran aktif telah membuat peserta didik lebih
terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka aktif dalam diskusi, bertanya pertanyaan, dan mengambil inisiatif
dalam proyek-proyek kelas.

Hal yang Perlu Diperbaiki Ke Depannya:

Evaluasi Lebih Mendalam: Meskipun ada perkembangan positif, saya perlu melakukan evaluasi lebih mendalam
untuk memahami dampak perubahan ini secara lebih rinci. Ini mencakup mengumpulkan data kuantitatif dan
kualitatif tentang perkembangan akademik, karakter, dan keterampilan sosial peserta didik.

Dukungan Lebih Lanjut: Perubahan ini memerlukan dukungan yang berkelanjutan. Saya perlu bekerja sama dengan
kolega dan pihak sekolah untuk memastikan bahwa perubahan ini terintegrasi secara konsisten dalam seluruh
kurikulum dan praktik pembelajaran.

Pengembangan Materi Pembelajaran: Saya juga perlu terus mengembangkan materi pembelajaran yang lebih
mendalam tentang nilai-nilai budaya lokal dan etika, sehingga peserta didik dapat lebih mendalami pemahaman
mereka tentang aspek-aspek ini.

Ketepatan Dalam Pendekatan Inklusif: Meskipun telah ada perbaikan dalam pendekatan inklusif, saya perlu terus
meningkatkan pemahaman dan praktik agar dapat lebih akurat menangani kebutuhan peserta didik dengan
kebutuhan khusus.

Perubahan ini adalah langkah awal yang baik menuju menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik.
Namun, upaya kontinu dan evaluasi adalah kunci untuk memastikan bahwa perubahan ini benar-benar memberikan
manfaat maksimal bagi peserta didik.
5. perubahan konkret yang telah dilakukan dalam kelas, apakah sudah dituangkan dalam jurnal refleksi mingguan (aksi
nyata modul 1.1)
Jawaban saya adalah :
perubahan konkret yang telah dilakukan dalam kelas dan apakah sudah dituangkan dalam jurnal refleksi mingguan
sesuai dengan modul 1.1:

Perubahan Konkret:

Pendekatan Inklusif: Saya telah mengadopsi pendekatan inklusif dalam kelas dengan memberikan dukungan lebih
kepada peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus. Kami telah menyediakan bantuan tambahan dalam bentuk
waktu ekstra, alat bantu belajar, dan pendekatan pembelajaran yang disesuaikan. Selain itu, saya juga melibatkan
orangtua mereka untuk berdiskusi tentang perkembangan anak-anak mereka dan menciptakan rencana pendukung
yang sesuai.

Pembelajaran Karakter: Untuk memfokuskan pada pembentukan karakter, saya telah mengintegrasikan
pembelajaran nilai-nilai moral dan etika ke dalam kurikulum. Kami melibatkan peserta didik dalam diskusi yang
mendalam tentang etika dalam kehidupan sehari-hari, mengorganisir proyek-proyek sosial, dan mengajak mereka
untuk merenungkan tindakan mereka dalam jurnal refleksi harian.

Penggunaan Materi Lokal: Kami telah menggabungkan unsur-unsur budaya lokal ke dalam materi pembelajaran. Ini
termasuk mengadakan presentasi tentang budaya lokal oleh peserta didik, mengundang tamu dari komunitas lokal,
dan mendorong peserta didik untuk mengembangkan proyek-proyek yang berhubungan dengan budaya dan tradisi
setempat.

Jurnal Refleksi Mingguan (Aksi Nyata Modul 1.1):

Saya secara rutin mencatat perkembangan dan pengalaman dalam jurnal refleksi mingguan sejak awal penerapan
perubahan ini dalam ruang kelas. Dalam jurnal tersebut, saya mencatat berbagai hal, termasuk:

Observasi tentang bagaimana peserta didik menanggapi pendekatan inklusif yang baru, termasuk apakah ada
perubahan dalam tingkat keterlibatan dan pemahaman mereka.

Refleksi tentang diskusi-diskusi moral dan etika yang telah kami lakukan, serta perubahan perilaku peserta didik
dalam situasi sehari-hari.
Evaluasi terhadap bagaimana materi budaya lokal telah diterima oleh peserta didik dan dampaknya pada
pemahaman mereka tentang budaya mereka sendiri.

Catatan tentang reaksi orangtua terhadap pendekatan inklusif dan perubahan dalam pendekatan pembelajaran.

Jurnal refleksi mingguan ini membantu saya untuk melacak perkembangan peserta didik, mengidentifikasi area yang
perlu diperbaiki, dan memastikan bahwa perubahan yang telah dilakukan terus menghasilkan hasil yang positif.
Selain itu, jurnal ini juga bermanfaat sebagai sumber bahan evaluasi yang berguna dalam mengkaji dampak
perubahan tersebut.

You might also like