You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KUALITAS DAYA

JOB 4: PENGUKURAN BEBAN NON LINIER TIGA FASA MENGGUNAKAN ALAT


UKUR POWER QUALITY ANALYZER

Oleh :

Kelompok 4
Galang Nazhrullah 20642005
Bintang Nurjati 20642008
Satrya Dwi Cahya 20642010
M.Sultani Ali Hafiz Warkani 20642014
Yordan Adi Saputra 20642019
Samuel H Situmeang 20642024

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


POLITEKINIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO

SAMARINDA
2023
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Sementer : VII
LABORATORIUM KUALITAS DAYA Waktu : 4 Jam

PERCOBAAN 8
KUALITAS DAYA PADA BEBAN NON LINEAR TIGA FASE

4.1 Tujuan Praktikum


1. Praktikan dapat memahami prinsip dasar pengukuran daya beban non
linier tiga fasa dengan converter ac-dc.
2. Praktikan dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil praktikum.
4.2 Dasar Teori Penunjang
Ada beberapa jenis converter 3 fasa yang biasa digunakan di industry
diantaranya adalah :

A. Konverter Setengah Gelombang


Rangkaian penyearah daya tiga fase adalah rangkaian daya yang yang sumber
masukannya adalah listrik tiga fase. Dalam rangkaian ini tiga dioda, yaitu D1, D2, dan
D3, digunakan dalam setiap fase keluaran dari trafo tiga fase. Cara kerjanya mirip
dengan penyearah satu fase setengah gelombang, tetapi perbedaannya terletak pada
tingkat tegangan masukan dan kualitas bentuk gelombang keluarannya, yang lebih baik
dari pada penyearah satu fase, baik yang setengah gelombang maupun gelombang
penuh [1]. Rangkaian penyearah tiga fasa setengah gelombang dapat dilihat pada
Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Rangkaian Konverter Setengan Gelombang


Dalam penyearah tiga fasa, sumber listrik memiliki opsi untuk menggunakan
konfigurasi hubungan bintang atau segitiga. Secara umum, dalam sistem listrik tiga fasa,
hubungan bintang lebih umum digunakan, di mana titik tengah lilitan dihubungkan
dengan titik netral yang ditanahkan. Sumber listrik AC tiga fasa terdiri dari tiga fasa: R,
S, dan T, dengan masing-masing fasa memiliki perbedaan fase sebesar 2𝝅/3 (atau 120°).
[2]. Bentuk gelombang input dan output rangkaian penyearah daya tiga fasa setengah
gelombang dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Output Konverter Setengah Gelombang

Deret Fourier dari arus phasa ac (arus dc dalam pu) adalah :

Sedangkan untuk fungsi genap bn=0

Arus phase sesaat :

B. Two-Phase Two-Way Conversion


𝑤 = 𝜋 → 𝑝 = 2, contoh : two phase two-way conversion

Arus phasa adalah suatu bentuk gelombang square

C. Basic Six Pulse Conviguration

Six-Pulse Conversion dihasilkan dari three phase two-way configuration


- Harmonik ke 3 tidak ada.
- Harmonik ke 6k±1 muncul, dimana 6k+1 membentuk urutan positif
dan 6k-1 membentuk urutan negative.
- Magnitude rms dasar :

- Magnitude harmonic ke n :
𝐼𝑛 𝐼1
= 𝑛
Bentuk gelombang arus input yang mengalir adalah seperti tampak pada Gambar :

Gambar 4.3. Gelombang Arus Input

Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan antara PF dan DPF akibat


kandungan harmonisa dengan factor distorsi sebesar Is1/Is
Displacement angle : DF = cos φ Input
Power Faktor : PF = Is1/Is
cos φ

D. Displacement Power Factor (DPF)


Rasio ini membandingkan antara daya aktif dengan daya nyata pada frekuensi
fundamental. Rasio ini ekuivalen dengan nilai cos φ pada frekuensi fundamental
tersebut.

1
DPFi=
√ 1+ THD i
2

1
DPFv=
√ 1+ THD V
2
4.3 Rangkaian Percobaan
a. Metode I (Power Quality Analyzer)

Gambar 4.4. Rangkaian Pengukuran Beban Non Linier 3 Phasa (dengan konverter)
menggunakan Power Quality Analyzer

4.4 Peralatan dan Bahan


1. Modul Konverter AC-DC 3 fasa (1 buah)
2. Lampu Pijar 100W (1 buah)
3. Beban Induktansi (1 buah)
4. Motor DC (1 buah)
5. Power Quality Analyzer (1 buah)
6. Variac (VR) 3 fasa (1 buah)

4.5 Langkah Kerja


1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Buat rangkaian seperti pada Gambar rangkaian (Gambar 4.4, kemudian ukur
beberapa variabel yang terdapat di tabel pengukuran).
3. Rekam data dari alat Power Quality Analyzer menggunakan SDcard.
4. Buka file data di laptop menggunakan software PQONE.
5. Tentukan prosentasi hasil pengukuran.

6. Buat analisa hasil percobaan

7. Berikan Kesimpulan dari hasil percobaan


4.6 Tabel Hasil Pengukuran

No. Beban V (Volt) I (A) PF THDv THDi

1 Lampu 96,38 0,363 0,948 1,75% 28,81%

2 Lampu + L 96,73 0,342 0,947 1,88% 29,08%

96,35 0,346 0,913


3 Motor DC 96,88 0,353 0,917 1,90% 32,75%
95,50 0,354 0,921

No. Beban Kf Ih1 Ih3 Ih5 Ih7 Ih9 Ih11 Ih13 DPFi DPFv

10,98
1 Lampu 11,10 0,341 0,002 0,076 0,039 0,002 0,030 0,022 0,034 0,496
11,23
12,41
2 Lampu + L 12,68 0,324 0,002 0,065 0,044 0,001 0,028 0,024 0,034 0,469
12,70
12,31
3 Motor DC 12,15 0,314 0,008 0,078 0,040 0,002 0,026 0,022 0,030 0,465
11,50

Perhitungan

 Lampu
1
DPFi=
√ 1+ THD i
2

1
DPFv=
√ 1+ THD V
2

1
DPFi= =0,034
√ 1+ 28 ,812
1
DPFv= =0,496
√ 1+ 1 ,752

 Lampu + L
1
DPFi=
√ 1+ THD i
2
1
DPFv=
√ 1+ THD V
2

1
DPFi= =0,034
√ 1+ 29 ,08 2
1
DPFv= =0,469
√ 1+ 1 ,88 2

 Motor DC

1
DPFi=
√ 1+ THD i
2

1
DPFv=
√ 1+ THD V
2

1
DPFi= =0,030
√ 1+ 32, 752
1
DPFv= =0,465
√ 1+ 1 ,90 2
4.7 Analisa

4.7. 1. Data Tegangan dan Arus


Hasil data tegangan dan arus pada percobaan pengukuran beban non linear tiga
fase menggunakan alat Power Quality Analyzer dengan beban lampu, lampu di seri
dengan induktor, dan motor DC. Pada Percobaan ini hasil pengukuran yang terlihat pada
grafik alat ukur nilai yang di tampilkan satu fase pada pengukuran line to netral. Untuk
mendapatkan nilai sesuai pada tabel maka nilai tegangan 𝑉𝐿𝑁 × √3 untuk mendapatkan
nilai tegangan tiga fase VLL. Pengukuran ditampilkan dalam bentuk gambar grafik dengan
interval 40ms/div. Berikut penjelasan warna grafik berdasarkan parameter yang
ditampilkan pada gambar.
V : ----R ----S ------T
I : ----R ----S ------T
Gambar 4.5. Grafik Tegangan dan Arus Pada Beban Lampu.
Pada Gambar 4.5 menunjukan grafik tegangan dan arus pada beban lampu.
Terlihat grafik tegangan dan arus pada setiap fase berbeda-beda. Arus pada fase T lebih
mendominasi di bandingkan dengan fase lainnya menyebabkan ketidak seimbangan arus
yang cukup besar.

Gambar 4.6 Grafik Tegangan dan Arus Pada Beban Lampu + L


Gambar 4.6 menunjukan grafik tegangan dan arus pada beban lampu yang
diserikan dengan induktor. Terlihat ada kesamaan pada percobaan beban lampu dengan
percobaan beban lampu yang serikan induktor yang di mana arus pada fase T lebih
mendominasi di bandingkan dengan fase lainnya menyebabkan ketidakseimbangan arus
yang cukup besar.
Gambar 4.6 Grafik Tegangan dan Arus Pada Beban Lampu + L
Gambar 4.7 menunjukan grafik tegangan dan arus pada beban motor DC. Terlihat
bahwa nilai tegangan setiap fase pada beban motor DC di setiap fase yang terukur dalam
mutu listrik yang baik. Arus pada fase T mengalami kenaikkan dua kali lipat dari fase S
dan fase R, menyebabkan tegangan pada fase T turun

4.7.2 Perhitungan DPF


Displacement Power Factor (DPF) adalah salah satu parameter yang digunakan
untuk mengukur faktor daya (power factor) dalam sistem listrik. DPF mengukur perbedaan
fase antara tegangan dan arus dalam sistem listrik. Faktor daya adalah parameter yang
mengindikasikan sejauh mana daya listrik yang disalurkan ke beban digunakan secara
efisien. Faktor daya yang baik adalah ketika arus dan tegangan berada dalam fase yang
sama atau hampir sama, sehingga daya listrik digunakan dengan efisien.
DPF biasanya dinyatakan sebagai angka antara 0 hingga 1, di mana 1 menunjukkan
faktor daya sempurna (arus dan tegangan berada dalam fase yang sama), sementara nilai
yang lebih rendah menunjukkan ketidaksesuaian fase antara tegangan dan arus.
Dari data perhitungan diperoleh bahwa nilai DPF arus memiliki ketidak sesuaian
yang besar karena memiliki nilai yang sangat jauh dari 1 yaitu 0,030 sampai 0,034,
sementara itu DPF tegangan lebih mendekati yaitu bernilai 0,465 sampai 0,496.

4.7.3 Data Harmonik

Hasil data tegangan dan arus pada percobaan pengukuran beban non linear tiga
fase menggunakan alat Power Quality Analyzer dengan beban lampu, lampu di seri
dengan induktor, motor DC. yang akan dibahas meliputi nilai Ithd-f dan Uthd-f yang
ditampilkan dalam bentuk gambar grafik dengan interval 40ms/div. Standar harmonik
tegangan input dibawah 69 KV maka tegangan nilai presentase Uthd-f 5% dan Ithd-f 5%
berdasarkan standar IEEE 519 – 1992.

4.8 Kesimpulan
Setelah melakukan rangkaian percobaan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode pengukuran menggunakan Power Quality Analyzer efektif dalam
mengukur kualitas daya listrik pada beban non-linier.
2. Pengukuran THD (Total Harmonic Distortion) dapat dilakukan
menggunakan Power Quality Analyzer untuk mengevaluasi tingkat distorsi
harmonik yang dihasilkan oleh beban non-linier.
3. Nilai THD pada beban non-linier cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan beban linier.
Dengan demikian, pengukuran beban non-linier 3 fase (dengan konverter)
menggunakan Power Quality Analyzer dapat memberikan informasi yang berguna
dalam evaluasi kualitas daya listrik untuk mengurangi dampak negatif dari beban non-
linier.
DAFTAR PUSTAKA

[1] M. H. Rashid, Elektronika Daya Jilid 1, Jakarta: PT Prehalindo, 1999.


[2] M. Ali, Aplikasi Elektronika Daya Pada Sistem Tenaga Listrik, Yogyakarta:
UNY Press, 2018.

You might also like